Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Toni

Lanjut....







Toni terpaku di depan pintu tatkala d depannya terlihat sesosok wanita yang sedang duduk mengangkang d atas toilet. Kedatangan toni tiba-tiba ini Sontak membuat si wanita terkejut dan berteriak.

"kyaaaaa"

Hal ini sontak membuat toni dengan replek mendekap si wanita sambil menutup mulutnya dengan tangannya.

"jangan berteriak..."

"hmmffff...hmmmfff"

'kenapa ada orang lain d rumahku?' gumam toni

Melihat toni mendekap dan menutup mulutnya si wanita mulai meronta-ronta.

"berhenti bergerak.. Saya bukan orang jahat"

Mendengar ucapan toni tak lekas membuat si wanita menjadi tenang malahan si wanita makin agresif mencoba melepaskan diri dari dekapan toni.

"Kalo ibu masih tidak mendengarkan saya, jangan salahkan saya bertindak kejam."

Setelah mendengar ucapan toni si wanita yang awalnya meronta-ronta mulai tenang.

"saya akan melepaskan ibu tapi saya harap ibu tidak berteriak, ok?"

Si ibu hanya menganggukan kepalanya.

melihat persetujuan si wanita toni mulai melepaskan dekapannya dan melangkah mundur.

Setelah d lepaskan si wanita itu tidak berteriak tapi dia masih menunjukan sikap waspada dan siap berteriak apabila toni melakukan gerakan yang mencurigakan. Dengan napas yang tersengal-sengal dan tubuh yang bergetar si wanita memandang toni menunggu apa yang ingin d katakan toni selanjutnya.

"ibu tenag ok... Tenang... Ini cuman salah paham.. "

Ucap toni menenangkan si wanita.

"kamu siapa?"

"kenapa kamu masuk k rumah ini?"

Tanya si wanita itu dengan waspada.

"seharusnya saya yang tanya ibu siapa? Ini rumah saya kenapa ibu ada di rumah saya?"

"hah? Rumah kamu?"

"ya.. Saya pemilik rumah ini."

"pemilik rumah ini? Kamu jangan membodohi saya ya. Kamu kira saya tidak tahu siapa pemilik rumah ini? Pemilik rumah ini...."

"pemilik rumah ini pak wijaya kan? Saya tahu. Dan saya cucu pak wijaya."

Ucap toni memotong ucapan si wanita.

"hah? Cucunya pak wijaya?"

"sejak kapan...."

"sebaiknya kita bicarakan d tempat lain jangan disini. Saya tunggu d ruang tamu"

Ucap toni sembari memotong lagi ucapan si wanita.
.
.
.
.
.
.
(diruang tamu)
"jadi ibulah orang yang ditugaskan untuk mengurus rumah ini."

"iya den"

Setelah toni mengintrogasi si wanita akhirnya toni mengetahui bahwa si wanita ini adalah orang yang disebutkan oleh pak lurah kemarin yang bertugas membersihkan rumah.

Si wanita ini bernama asih sudah berkeluarga. Suaminya bekerja sebagai tulang angkot. Memiliki 3 orang anak. Anak pertama dan kedua masih duduk d SMP dan SMA. Sedangkan anak bungsunya masih berusia 1.5 tahun.

"memangnya ibu gak tahu kalo rumah ini sudah ada yang tempati?"

"maaf den saya tidak tahu."

"pak lurah gak ada ngomong sama ibu?"

"tidak den kemarin saya pergi melayat d kampung sebelah jadinya saya tidak ketemu sama pak lurah."

Mendengar penjelasan si ibu itu akhirnya toni mulai mengerti selak beluk permasalahannya.

'kalo dipikir-pikir lagi aku memang gak ketemu sama ibu ini kemarin'

"Sekali lagi ibu minta maaf den ibu benar-benar gak tau"

"gak apa kok bu lagian baru kemarin saya pindah k rumah ini jadi wajar aja ibu gak tahu."ucap toni

Toni dan bu asih lalu berbincang-bincang sebentar lalu kemudian bu asih pergi untuk mengerjakan pekerjaannya.
.
.
.
.

Tak terasa Sudah 2 minggu toni tinggal d rumah kakeknya. Toni mulai betah dengan tempat tinggalnya yang sekarang. Toni juga sudah mulai akrab dengan orang-orang sekitarnya.

Setelah kejadian terakhir bu asih mulai bekerja seperti biasanya. Karena Tugas bu asih hanya membersihkan rumah, seringkali bu asih minta izin balik kalo pekerjaannya sudah selesai. Di tanya kenapa sering balik bu asih hanya menjawab anak bungsunya tidak bisa di tinggal lama2.

Mengenai sistem kerja bu asih, toni tidak mau repot-repot mengurusinya. Asal kerjanya beres itu sudah cukup bagi toni.

Saat ini toni sedang diurut sama bu asih dengan posisi baring telungkup.

"ternyata bu asih pandai mijit juga."

Ucap toni sambil memejamkan matanya.

"biasa aja kok den. Ibu gak pandai mijit kok den"

"beneran lo bu, pijatan ibu enak. Gak tau saya kalo ibu pandai mijit, belajar dari mana bu?"

"gak belajar kesiapa-siapa kok den. Ini gara-gara ibu sering di pinta suami ibu mijitin badannya. Awalnya sih ndk tau cara mijit tapi karena keseringan lama-lama tau sedikit. Emangnya enak ya den pijitan ibu?"

"enak bu pijitannya. Kalo saya pinta pijitin lagi boleh ya bu?"

"boleh den. Kalo aden mau d pijitin tinggal bilang ke ibu."

"beneran ni bu...siip bu.."

"den?"

"ya?"

"ibu boleh ngomong sesuatu gak den?"

"boleh dong bu, masa' gak boleh. Memangnya ibu mau ngomong apa? Keliatannya serius bener."

"gini den kan ibu udah kerja di sini udah beberapa tahun. Menurut kesepakatannya masa kerja ibu akan berakhir kalo rumah ini sudah d tempati. Karena sekarang aden sudah menempati rumah ini masa kerja ibu juga berakhir"

"eh.. Masa' sih bu, saya baru tau. Saya kira ibu bakal terus bekerja sama saya."

Ucap toni sambil memalingkan kepalanya ke arah bu asih

"memangnya kakek aden gak ada bilang?"

"kalo masalah ini kakek gak ada bilang"

"ibu kira aden udah tau. Ternyata aden belum tau to."

"saya belum tau bu. Terus?"

"terus.. Eee... Karena sekarang udah akhir bulan boleh gak ibu minta ..."

"minta apa bu? Ngomong aja bu gak apa-apa kok."

"anu den... Eeeee... Gimana ya ngomongnya ibu malu den"

"lo kok malu bu ngomong aja "

" anu den... Kalo bisa boleh dak ibu minta gaji... Gaji bulan ini lebihkan sikit."

"ooohhh, saya pikir mau ngomong apa ternyata masalah gaji. Gampang itu bu, ibu mintanya berapa?

"beneran ni den?"

"beneran bu kapan saya bohongi ibu. Ibu mintanya berapa bilang aja k saya"

"untuk lebihnya terserah aden aja ibu ngikut aja."

"lo kok terserah saya bu. Ibu perlunya berapa?"

"ibu terserah aden aja mau beri berapa"

"ya udah kalo terserah saya sih saya kasih segini"

Ucap toni sambil mengambil uang dari dompetnya.

"astaga den kok banyak bener. Ini kebanyakan den. Ibu gak mau den"

Bu asih terkejut saat melihat jumlah uang yang diberikan toni kepadanya.

"katanya terserah saya, kalo terserah saya ya segini."

"tapi ini kebanyakan den. Ibu gak berani. Ini sama saja dengan gaji ibu sebulan."

"ambil aja bu. Anggap aja ini bonus ibu bekerja sama saya."

"beneran ni den, aden gak becandakan?"

"saya gak becanda bu"

"makasih den ibu benar-benar berterimasih sama aden udah baik sama ibu."

"sama-sama bu."




Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd