Suhu, Dobel Apdet boleh?
Dilanjutpun...
Cerita Sebelumnya...
“Hmmm, menurut kakak kamu tambah sexy deh, tambah dewasa, tambah keliahatan manis banget…”
“Idiiih…rayuannya…tetep…maut! Hihihi…”
“Haiyah!”
“Tapi Ani belom selesai kak, masih mau cari buku pajak…”
“Lho…lho…lho…lho…lho…ya ndak usah kawatir to ya dik! Mas akan selalu siap mengantar dik Ani kemanapun, sampai ke ujung dunia dan sampai ke penghujung waktu…halah!”
Ani ngikik, dan kamipun melanjutkan petualangan kami
Petualangan? Di Gramed? Please deh ah!
Xixixi…
So Sweet
“Oowwwaahhnsssuuuuu…” Iblis-ku menguap dengan cablak sambil masih berbaring mengangkang di kursi tunggu berjejer tiga yang dengan seenaknya dia kuasai sendiri, padahal di situ banyak yang menunggu sambil berdiri karena tidak mendapat tempat duduk. Gak sopan sekali! Bener-bener perlu di berikan penataran P4 di Ponpes maupun Seminari terdekat ini anak!
Tapi aku males berkomentar, cuman ikut memandang dunia melalui kedua mata yang memang kami gunakan bareng-bareng
Semenjak komunikasi di antara kami berjalan sedikit lancar, aku memang kurang-lebih membiarkannya menggunakan tubuh ini semaunya. Aku jarang protes. Aku juga sering kehilangan orientasi terhadap waktu. Tidur malam, misalnya, rasanya tidurku normal, tapi saat si-iblis memeriksa waktu di jam digital kami keesokan hari, yang juga dapat kulihat dengan mataku, tanggal yang juga tertera di-jam itu sudah meloncat sehari dari terakhir aku sadar. Berarti sudah dua hari aku hilang dari dunia ini. Lama dan Sebentar seakan kacau di alam apapun yang kutempati sekarang.
Dan subuh tadi iblis-ku tiba tiba masuk ke Dojo dan melakukan secara marathon hampir semua gerakan beladiri yang kami kuasai. Entah apa motifnya. Setelah hampir dua jam tubuh kami tidak berhenti bergerak, yang tentunya menakjubkan karena sebelumnya seingatku aku tidak pernah mempunyai stamina sepanjang itu, akhirnya energinya habis juga. Mandi, makan trus berangkat ke bandara. Menjemput Vika
Ya ya ya! To day is the day! Hari ini Vika datang!
Setelah semua tetek-bengek dan carut marut kehidupan yang aku alami, akhirnya satu satunya wanita setelah Rara yang padanya ku-ungkapkan rasa sayangku, akan datang setelah beberapa waktu menghilang. Jujur, hatiku rasanya tidak karuan, di tambah kenyataan bahwa aku saat ini sedang tidak menguasai tubuhku sendiri. Entah apa jadinya kalau Iblis-ku mempunyai rencana lain terhadapnya.
Ini aneh, beberapa kali Iblis-ku seperti bisa membaca pikiranku, namun aku sama sekali tidak bisa membaca pikirannya. Hanya rangsangan indera secara fisik yang bisa aku tangkap. Pengelihatannya, pendengarannya, bicaranya, perasa, pengecap, penciuman, rangsangan indera fisik apapun! Tapi aku tidak bisa mengetahui apa yang sedang dia pikirkan!
Dan pemikiranku tentang apa yang mungkin dia rencanakan terhadap Vika, benar banar menakutkanku
Tiba-tiba Iblis-ku beringsut dari kursi tunggu yang dari tadi dia kuasai dengan seenaknya lalu duduk dengan tegak dalam pose yang elegan. Kaca mata The Police cokelat yang dari tadi kami kenakan dia lepas dan di simpan dengan sopan di saku kemeja. Wajahnya serius, setelah menarik beberapa nafas panjang dia menoleh ke kiri dengan elegan.
Trik-1: Pandangan pertama adalah segalanya. Terlihat juga olehku, sesosok cewek cantik berkulit putih dengan gaya rambut roll bawah, mode masa kini, melintas dalam gandengan seorang om-om setengah baya gendut bermuka mesum yang lebih pantes menjadi anggota DPR, daripada berperan menjadi apapun yang pantas untuk berkesempatan menggandeng cewek itu
(1)
Iblis-ku berhasil menarik perhatian si-cewek. Pandangan kami bertemu dan Iblis-ku mulai memasang senyum andalan kami. Sopan, elegan dan sekilas, dalam porsi yang pas. Paduan lirikan mata, anggukan kepala dan senyuman itu seakan menyatakan:
Hi selamat pagi Nona, kamu kelihatan sangat cantik pagi ini, kuharap kamu tidak keberatan apabila aku mengagumimu…
Dan si cewek menoleh membalas senyuman kami. Namun Iblis-ku dengan cepat mengalihkan pandangan dan tersenyum makin lebar, geleng-geleng kepala sedikit lalu berguman dengan gerakan bibir yang dia usahakan amat sangat mudah di baca dan bilang “CUTE Banget!”, tak lupa si Iblis-ku memastikan si cewek masih melihat itu semua dengan melakukan gerakan menghentakkan ritmik ujung kaki dengan sedikit atraktif yang menarik perhatian, terkesan gemas namun malu-malu.
Lirikan dari sudut mata yang terlatih membuatnya tahu bahwa si cewek masih melihat dan menangkap trik itu.
Trik-2: Bikin dia juga merasa gemas dan penasaran!
Dan si Gadis berlalu. Gadis? Entahlah, tapi kelihatannya sih lebih mirip gundik. Haiyah! Mereka masuk ke Dunkin Donut yang terletak di pojok areal Arrival. Dengan cepat Iblis-ku mengambil kartu nama kami dan menuliskan sesuatu di baliknya lalu bangkit berdiri
(2). Saat si Om ke depan counter dan meninggalkan gadis itu duduk dan mengatur barang-barang mereka disalah satu meja, dengan cepat Iblis-ku berlalu dan menjatuhkan kartu nama kami ke sudut mejanya.
Si gadis yang mengetahuinya dengan cepat menyambar kertas itu. Di balik kartu-nama itu tertulis:
Maaf, tapi aku penasaran sama suara bidadari, so could you please call me?
Si gadis tersenyum geli lalu dengan cepat menyimpan kartu itu sebelum si Om melihatnya.
Trik complete, selanjutnya tinggal menunggu hasil pancingan…
(1) Tidak bermaksud merendahkan sesuatu yang sudah bermatabat amat sangat rendahan, tapi begitulah kenyataannya mereka di mataku detik ini. Suer kewer-kewer, aku bahkan tidak tega menyebut mereka ‘Anjing’.
Terakhir kali aku liat anjing temanku menagis tersedu-sedu menyayat hati dan menggetarkan sukma (haiyah) saat ia mendengar seseorang memaki anggota DPR dengan sebutan ‘Anjing’. Si Anjing bilang kalau dia merasa amat-sangat terhina dan terlecehkan harga dirinya karena disamain dengan para anggota DPR itu…
Si anjing menambahkan, kalau dia adalah anggota DPR dan diberikan kesempatan korupsi atau melancong bego-bego’an dengan uang rakyat ke luar negeri, minimal si Anjing berjanji untuk TIDAK Membawa Rombongan Anak dan Istri. Demi meringankan beban Negara, dia hanya akan mengajak seorang Kimcil saja!
Aitakatta! Aitakatta! Aitakatta! YES! YES! YES!
Denganmu...
(2) Ah, Kamu tidak hidup di zaman aku hidup sih, saat itu, kartu nama sedang trend, dan sebagai buaya trendy yang PekaJaman, tentunya aku gak ketinggalan untuk memproduksi kartu-nama ku sendiri yang unyu-gaol. Ah, zaman zahanam yang memalukan sekaligus ngangenin…
--
“Dasar cewek jelek!” umpat Iblis-ku sambil mentap tajam dengan mimik sok jengkel sembari menghampaskan pantat kami di Driving Seat CRV kami. Sebelumnya tadi dia menaikkan barang-barang Vika dan membantunya menutup pintu setelah Vika duduk di front seat
“Maksudlo?!?” Vika melotot
“Kamu itu!”
Vika mendelik belagak marah
“Kamu tau gak sih Vik, apa yang udah kamu lakuin sama aku?” Iblis-ku masih mengambil intonasi sok merajuk
“Maksudnya!?!” Vika jutek
“Kamu tuh ya Vika! Udah bikin orang hampir bunuh diri karena depresi kamu tinggalin, trus tiba-tiba nelepon kaya kasih harapan baru, eh, sekarang datang-datang malah kelihatan cantik banget gini…gimana aku gak kamu bikin tergila-gila coba…?!?”
Emang, kemeja putih slim fit dengan aksen garis bergradasi dalam warna yang sama itu sangat serasi Vika kenakan dengan daleman tank top maroon dan rok pendek jeans belel. Di padu dengan sepatu yang serasi. Vika memang mahir untuk mix and match. Di tambah aksesories yang dia kenakan baik berupa gelang maupun kalung selalu in balance dan pas. Gak kelihatan sepi juga gak terlalu ramai.
Rambut sebahunya ia biarkan tergerai, Cuma kaca mata hitam yang menjaganya untuk tidak turun ke wajah manis yang kala itu dia balut dengan make-up tipis semakin menambah kesan fresh. Bibir lucu yang bertengger di wajah bulat ala Herfiza Novianti itu juga tak lupa di sapunya dengan pemoles bibir warna natural, memberikan kesan dewasa, namun tidak menor. Plus, efek basah dari lip-gloss nya… Sempurna!
Aku juga melihat, gelang Amulet dari ku masih melingkar dengan manja di pergelangan tangan lentiknya…
Sekilas Vika tersenyum, tapi langsung sok manyun lagi. Memasang muka sok jutek lagi
“Tadi kamu bilang aku jelek!”
Iblis-ku tersenyum “Emang jelek beneran sih…hihihi…tapi jelek-jelek gini, bikin abang kangen mampooosss…?” lanjutku sambil cengengesan
“Kangen? Huh! Masalah loe!” Vika masih sok pura-pura merajuk sambil menahan senyum
Iblis-ku menatap Vika sekilas lalu menggeleng-gelengkan kepala dan menelan ludah dengan canggung plus tiba-tiba matanya mendadak berkaca-kaca, lalu menunduk dengan canggung
“Vik, jujur, aku bersyukur banget bisa di kasih kesempatan untuk melihatmu lagi dalam kehidupan ku ini Vik… aku…” Katanya sambil menatap wajah Vika lagi dengan lekat dan mencoba menarik nafas panjang
Vika membelai pipi kami “Sttt… Apaan sih? Kan aku udah ada di sini…” katanya sambil tersenyum sok menghibur
“Iya…” Desah Iblis-ku lirih dalam intonasi pasrah.
Vika tersenyum dan menggeleng lalu mendekatkan wajahnya. Bibir kami bertemu dan kami-pun berciuman hangat dan mesra. Tenggelam di samudera cinta yang memang belum berhenti gejolak ombak dan badainya
(3)
OK! Ini udah terlalu bebancian! Oi! Aku gak akan sedramatis ini juga kaleeee!! Tapi jujur, ku akui, akting Iblis Buaya bangsat ini memang kelas AKAP - Antar Kota Antar Propinsi!
(3) Ckckckck! Bisa aja nih bangsat! Sumpah !
Bisa-bisanya bilang hal-hal gituan ke Vika, padahal beberapa menit lalu barusan genit-genitan ama gundik orang! Hadeh! #parangManaParang
--
“Iiiiiihhh…So Sweeetttt!!!” Pekik Vika sambil sepontan meloncat-loncat lucu ketika membuka pintu kamar kost lalu masuk kedalam kamar yang memang kami siapkan untuknya
Yap! Si iblis, mempunyai ide untuk menghiasnya full dengan pernak-pernik Hello-kitty kesukaan Vika plus kombinasi beberapa pernik dari band NO-DOUBT, band favorit dia juga. Kombinasi yang sedikit nyleneh. Mulai dari sprei beserta sodara-sodaranya si bantal-guling, beberapa tempelan dinding, gantungan gantungan unik, lampu hias, jam meja sampai mug dan wadah pensil yang dengan manis menghiasi meja kamar semua berorientasi ke sana.
Plus sebuah tulisan tangan yang sengaja di buat sedikit acak-acakan tertempel secara sembarangan di dinding menggunakan selotip.
Wellcome back to Semarang (tulisan ‘semarang’ di coret-coret secara sembarangan) trus di-ganti ‘
My Heart’
Vika berjalan lambat mendekati tulisan itu, lalu mengelusnya…
“Kamu tuh emang berjiwa TKW banget deh babe, bawaannya pasti kardusan…” keluh iblis-ku saat memasuki kamarnya dengan menenteng sebuah kopor besar, sebuah travel bag tanggung dan memondong dua kardus mie merk lokal yang luar biasa berat di dada, gak tau deh apa isinya.
Eh?
Kulihat Vika memandang kami dengan berkaca-kaca
Kami juga memandangnya. Vika masih mengelus tulisan itu dengan mata yang mulai memerah
“Ah, tulisan itu…Sorry tulisanku jelek, coret-coretan lagi, aku gak nemu tipe-ex ato…akgp…” kalimat itu tak sampai Iblis-ku selesaikan, Vika berlari dan memeluk tubuh kami lalu mulai menangis…
--
“I
think I really love you” ucapnya pendek sambil berbaring di pangkuanku, sejenak istirahat setelah tadi kita memutuskan untuk langsung membongkar dan menata barang-barang Vika di kamar barunya. Iblis-ku membelai rambutnya dengan lembut
“
Think?”
“Setengah tahun lebih kamu ninggalin aku tanpa kabar…”
“Hanya selama itu kah? Perasaan…aku tersiksa jauh-jauh lebih lama dari itu, saat aku tidak punya kemampuan untuk dapat menghubungimu…”
“Betulkah? Maaf…”
“Hei…kok Vika yang minta maaf, ini salahku lagee…” Kata iblis-ku sok kalem sambil mentowel pipi Vika
“Iya, emang salah kamu babe…” candanya
“Haiyah! Hehehe…tapi apapun itu, terluka model apapun juga, kenyataan bahwa sekarang aku bisa memeluk Vika lagi, rasanya semuanya terbayar lunas… walau…”
“Walau? Eh? Halah… Sok sweet ah kamu babe…”
“Oya? Menurut kamu begitu? Aku cuman sok sweet aja?”
“Matamu…”
“Picek?” candaku pendek menirukan umpatan
Vika tersenyum “Lain…”
“Mataku lain? Maksudnya?”
Vika tersenyum, lalu beringsut duduk di hadapanku, memandang kedua mataku dalam-dalam
“Say you love me…” pinta Vika
“I Love you…” Desis Iblis-ku pendek dan sepontan, masih sambil menatap matanya sayu
Vika kembali menatap mata kami. Lama dan Dalam. Seakan mencoba mencari sesuatu di sana…
“I Love you too…” bisik Vika lirih sambil menatapku kelihatannya masih mencoba mencari sesuatu di sana
Kami berpandangan
Ah…
Bener deh, aku sendiri yang ikutan ngalamin apa yang di alamin sama Iblis-ku juga gak ngerti maksud Vika dengan ‘Mataku Lain’ apaan. Menurut-ku paling ya cuman trik cewe yang sok cari sensasi, sok misterius, sok ngarang biar di perhatiin. Emang ini mata berubah jadi Sharingan apa? Perasaan aku bukan klan Uchiha…hehehe…
Aneh-aneh aja ni anak…
Sembarangan!
--
“Babe…bangun babe…babe…mandi sono dulu ah, cari ma’em yuk…laper nih…babe…baaabbbeeeee… banguuunn…”
“Eeee… Iya iya iya…jam berapaan sih? Berisik aja?”
“Banguuuunnn…! Udah jam tujuh ini lho…Ayo bangun dulu” Ajaknya dengan semi merengek sok manja sambil menarik-narik kupingku. Memang tadi kita ngobrol-ngobrol sambil mencoba bobo siang. Niatnya sih istirahat bentar…eh, malah ketiduran ampe jam 7 malem gini…
Kami masih menggeliat malas. Badan ku terasa berat, ku rasa Iblis-ku juga merasakannya
“Aduuhh…turun ah Vik, berat tau…!” Hardik iblis-ku saat melihat Vika yang masih menarik-narik kupingku ternyata dengan santainya duduk di atas perutku dengan hanya mengenakan Hot-Pants Bonek, Bokong Nekat, yang super pendek bermotif bunga-bunga dan tank-top biru yang ketat.
Kulihat putingnya menonjol dengan malu-malu di tengah kedua payudaranya. Hmm…pasti tanpa BH. Dan bau harum ini… Shampoo! Pasti Vika habis mandi keramas. Bau cawe paling eksotis di dunia, adalah bau cewe habis mandi keramas. Setuju?
“Banguuuuunnnn…” Ujar vika semi mendesah sambil mendekatkan bibirnya sangat dekat dengan bibirku. Memamerkan aroma mint pasta gigi yang segar. Aku membuka mata malasku untuk memandangnya…
Bidadari ku… Cantik…
Sejenak mata kami bertemu. Dalam posisi kepala Vika yang menunduk di-atas kepalaku, rambut semi basahnya tergerai berjatuhan di samping kedua kepala kami, menguatkan tusukan harumnya Shampoo yang efeknya terhadap otak, hati dan birahi sedikit sulit dilukiskan dengan kata-kata.
Dan aku terpana, dan aku jatuh cinta…
Sedangkan Iblis-ku hanya mendengus kecut…
Vika menggoda dengan menaik-naikkan alis hitam super duper indahnya
Aku tersenyum…”WOW! Kamu tuh…beneran…cantik…” Kata Iblis-ku
“Oya? Trus, yayang mau ngapain aku?” godanya sambil mengecup hidungku dan memindahkan pantatnya ke atas daerah penisku yang kini sudah menegak
“Ngga ngapa-ngapain…”
“Ngga ngapa-ngapain?”
“Cuman mau ngasih saran aja…”
“Ngasih saran aja atau ngasih saran sambil…” Vika kembali menggoda, kali ini dia menggoyangkan pinggulnya yang membuat gesekan selangkangan kami semakin…
“Ooouughhh… Cuumm…cumman ngasih saran aja…”
“Bener cuman mau ngasih saran aja…??” Vika kembali menggoda
Aku garuk-garuk kepala
Eh?
Udah lama aku gak garuk-garuk kepala, ini adalah kebiasaanku. Dan si Iblis kelihatannya tidak punya kebiasaan ini. Dan kenapa aku bisa tiba-tiba garuk garuk kepala? Apakah aku sudah kembali menguasai tubuhku? Aku berusaha mengerakkan tangan lagi. Tidak bisa!
Sialan!
“Jangan berfikir yang aneh-aneh, aku masih pegang kendali!” hardik Iblis-ku dengan desisan lirih
Eh?
Dia membaca pikiranku lagi?
“Apa babe?” Vika menyahut
“Ah gak papa, maksudnya…cuman mau ngasih saran, kalau pengen WOT, kamu diet dulu babe…berat nih, belom orgasme bisa mati sesak nih aku…hehehe…”
“Weeks!” Vika meleletkan lidah
“Vik!”
“Hemm”
“Aku…”
“Apa..?”
“Cuman mau bilang…eeee…”
“Apa sih babe…??” tanyanya manja sambil menatapku dan memain-mainkan jarinya di dahiku
“Eeee…Apapun yang kamu lihat di mataku tadi siang atau saat ini, atau entah kapanpun nanti…aku harap…tidak mengurangi kepercayaanmu akan…sayangku…sama kamu… karena… aku beneran sayang sama kamu…dan aku bersumpah akan menjaga rasa ini… Selamanya… Walau mungkin nanti kita…” ujar Iblis-ku, kalem dan pasrah
Eh?
Jujur, aku juga kaget. Bukan karena rangkaian kata-kata gombalnya, tapi karena aku merasakan getaran juga dari jiwanya. Jangan-jangan sosok Vika ini emang beneran di sayangi sama kita berdua. Aku dan Iblis-ku. Huft, aku sedikit lega sekarang. Berarti Iblis-ku tidak akan menyakiti Vika… betul-kan? Please? Betul-kan?
Vika kembali memandang mataku
“Matamu…kosong…seperti…ada lobang hitam yang dalem…”
“Betulkah?”
Vika tersenyum
“Aku takut…” lanjutnya
“Takut apa?”
“Sttt…” Vika menutup mulutku dengan jarinya “Aku cuman takut… aja…”
“Sayangnya salah satu dari kami tidak berfikir begitu…” Iblis-ku mendesis
“Kami?”
“Maksudnya aku…biasa logat indonesia timur! Hehehe…” Iblis-ku ngeles
Vika tersenyum kecut, aneh…
“Beb… Kalau…” katanya setengah berguman, kalimatnya berhenti disana
“Kalau?” desak iblis-ku lirih
“Kalau nanti suatu saat aku melakukan sesuatu yang menyakitimu… apa kamu bisa memaafkanku?” Lanjut Vika lirih
Iblis-ku hanya tersenyum, aku bingung…
“Jadi mau gak?” tanya Vika lagi, dengan tiba-tiba, sok ceria lagi
“Mau apaan?” tanya Iblis-ku songong. Ternyata penyakit kami sama, siondrom bego di depan orang yang kami sayangi! Benarkah?
“Sex” bisik Vika lirih dan seduktif di telingaku
“HAH? Apaan?” Iblis-ku menggoda
“Iiiiihhh…ya udah!” Vika merajuk
“Eh, jangan gitu donk Daeng, mau-mau-mau! Gila apa, ga mau enak!”
“Daeng daeng! Daeng tuh sebutan buat laki-laki tau! Lagian udah expired tawarannya! Basi! Kadaluarsa!”
“Halahhhh…maklumlah, sebelumnya seringnya sama daeng-daeng…hehehe… ayolah babe…please… jadi yah! Xexexe…” rayu Iblis-ku dengan logat merajuk. OK! Rayu kami berdua… gak enak juga sih nyalah-nyalahin dia terus…
“Ogah!” kata Vika ketus, namun masih nungging menelungkup di atas badanku
“Ayolah…” Iblis-ku merayu lagi. Merayu? Eh, kok gak pakai jurus? Brengsek, beneran sayang dia sama Vika…Sial, masa aku cemburu pada diriku sendiri? Sakit beneran gue!!
“Weekss!” Vika meleletkan lidah lagi
“Tak grepe lho!” Ancam Iblis-ku
“Grepe aja kalau berani!!” tantang Vika
“Bener?”
“Coba aja kalau berani”
“Gak marah?”
“Berani gak?”
“Nantang loe?”
“Berani gak?”
“Awas lho ya!?”
“Berani gak?”
“Bener nih nantangin?”
“Bener! Ayo berani nggak ngegrepe aku?”
“Sial, gak berani gue…hehehe… atut di mayahin mimi…hihihi…”
Vika tersenyum lagi, tertawa kecil lalu membelai wajah kami dan mencium bibir kami dengan hangatnya cinta. Bener, kalau aku diijinkan lebay sekali aja, aku pengen bilang: bilur-bilur kasih sayang beneran merembet keseluruh nadiku dari sentuhan itu.
Menghangatkan hatiku.
Memupus semua ragu dan gundah hati. Bahkan sejenak menyatukan jiwa-ku yang terbelah. Aku dan si Iblis, sepontan melebur dalam sayang kami kepada Vika. Iya, sayang kami terhadap sang bidadari hati. Bidadari itu…
Bernama Vika…
Dan seperti biasa, ciuman itu juga memprovokasi sang birahi untuk segera mengambil alih tongkat kepemimpinan yang sebelumnya terselip dengan jinak di antara dua paha kalem milik Mas Karyo kelas Liga Premier ini… I’m the Red Devil !! Hooligan yeawhh!!
“Aghhh…” dalam bekapan kecupan bibir kami, Vika melenguh saat tangan kami mulai merembet di tubuhnya
Sentuhan itu kami mulai dari betis Vika yang saat ini sedang dalam posisi nungging menelungkup ke tubuh kami yang terlentang. Kulit yang sebelumnya terlihat begitu lembut itu sekarang seakan terasa berbintik, menunjukkan reaksi merinding. Begitu juga denganku. Sentuhan kedua cinta ini betul-betul memaksimalkan stimulasi apapun yang di terima oleh tubuh kami. Ya, kami mencintainya!
“Ooooohhhh…aku merinding nih babe…” desah Vika yang kini ciumannya sudah merembet kearah wajah, leher dan bahuku
“Sama! Nih liat tanganku…” Ujar Iblis-ku sambil menunjukkan tangan kami yang memang merinding. Kamu tahu? Merinding itu tidak bisa di palsukan…ini alami, genuine, asli!
“hihihi…ya udah kalau gitu satu-satu deh yang nyentuh-nyentuh, beb dulu yang Vika grepe…hihihi…”
“Atur aja mbokne! Pokoke kontole bapake manut…” canda Iblis-ku vulgar dalam aksen Tegal yang professional…
“Hih! Jorok! Vulgar ah!”
“Lah yo pokoke kontole bapake di lebokne bae neng turuke mbokne!”
“Ayaaaang aaaaah! Omongannya njijiki ! gak sopan tauk!”
“Hahaha…Anjir, bener loe babe, jijik beneran aku jadinya sama diriku sendiri… hahahaha… Ooooggh…”
Ogh?
Yo mesthi!
Lha wong Vika sudah mulai lagi njilatin putingku…
--
To be Conticrotz...
INDEX