Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT TRAMPOLINE - Re Upload

Ayooo sisi iblis nya muncul kan...!!!
Biar makin seru dan menegangkan..!!
 
hmm...mantep tenan.
ngenteni apdetan mlungker nang kasur..
 
Kayaknya TSnya lagi nyusulin si Ine nih, jadi gak sempet update!!!
 
Keren hu, lanjutkeun
 
Nunggu sambil gelar tiker
 
Dilanjutpun...

Cerita Sebelumnya...

Untuk sesaat, badanku seperti lumpuh dan hampir tidak bisa digerakkan. Jurus hantaman badan itu, benar-benar luar biasa, hantamannya meledak di dadaku se-demikian-rupa, mengacaukan jalannya nafasku. Aliran tenaga dalamnya menghentak-hentak di setiap pembuluh darahku. Kurasakan tenggorokanku asin, aku yakin barusan aku muntah darah! Rompi ini, mungkin alasan satu-satunya aku masih bisa bernafas.

Tapi kurang lebih ini sudah selesai, atau ini malah benar-benar sudah selesai!

Kalah…

Game over…

Mampus…

Bunda…

Anakmu pamit mendahuluimu… desisku lemah… menyerah…



Final Cunt Down
- Pt.2 -


Lalu, entah kenapa, sekilas bayangan yang aku sendiri tidak jelas mengenalinya, melintas didepan mataku. Bersama frame-frame kelabu, menampilkan kilatan wajah-wajah orang-orang yang kusayangi. Bunda, ayah, adik-adik-ku, eyang-eyang-ku, Rara, Vika, Ine, Ani…

Semuanya…

Dan tiba-tiba aku menjadi sangat marah…

Brengsek!!! Masa aku beneran harus ko-it disini?

Tidak elite!

Sama sekali tidak elite…

Mati demi mencuri sebuah Laptop…

Dan Laptop sialan itu masih nongkrong di sana, diatas meja kerja yang barusaja kutabrak. Seakan tersenyum meledekku…

Brengsek!

Lagipula...

Aku benci kalah!!

Aku sangat benci kekalahan!!!

Lalu sekonyong-konyong koder, sebersit ide muncul dikepalaku…

Ide Gila!

Tapi whatever!

Akan ku-gunakan cara apapun, selama kesempatan untuk bertahan hidup itu masih ada…

Ya, aku akan mengadu nyawa!

Mau tidak mau…

Keuletan, itu bakatku yang kedua!

“Stop! Stop! Tunggu… tunggu… Time Out… Time Out!” teriakku tersenggal-senggal, memohon, sambil membuat kode tangan untuk minta brake!

Dengan berpegangan pada meja kerja itu, aku mencoba berdiri sekuat tenaga. Ini ironis, Lapotop itu, misiku, hanya berjarak sejengkal dariku, namun rasanya seperti tak tergapai.

Aku menarik badanku. Nafasku tersenggal, dan benar saja, darah sudah membanjiri mulut dan hidungku, membasahi topeng ketatku, membuatku semakin sulit bernafas. Mataku berkunang-kunang dan telingaku berdengung. Bisa dipastikan organ dalamku terluka sangat serius. Dengan susah payah, terpaksa aku melepas topeng ninjaku. Memaparkan ketelanjangan wajahku, Whatever!

Aku dah mo mati ini…

“hehehe… sudah ga punya tipuan lagi lu monyet?”

“Sialan lu koh, gue cuman minta time out…” jawabku gak kalah ketus

“Time out buat apa? Lu pasti akan mati!”

“Halah koh… Lagian katanya koko mau bunuh guwee pelan-pelan! Seriusan dong koh!” jawabku dengan logat jawa yang ku medhok-medhok-kan.

“hahaha… sepelan apa lu mau?”

“Pokoknya pelan-pelan saja! Gimana kalau bunuh-nya lima-puluh tahun lagi? Sekarang atau lima-puluh tahun lagi takkan ada bedanya kan koh? Gimana? Deal?” Mohonku…

“Ah, sayang sekali, Ai orang sibuk, akan Ai bunuh lu sekarang” ujarnya sambil terkekeh-kekeh. Dibully lagi… dibully lagi…

“Sabarlah sebentar koh, aku sedang meyiapkan diri ini…” kataku lagi mengulur waktu. Aku kembali mengoceh sambil mencoba mengatur nafas.

Yes baby, untuk mengulur waktu supaya bisa istirahat sejenak, bahkan menjilat sepatunya-pun akan kulakukan. Dan sekarang, nafasku sudah lumayan teratur, tapi sedikit lagi…

“Menyiapkan diri buat mati? Hahaha… Ai kira sebaiknya permintaan terakhir orang mau mati harus di kabulin ya?” dia masih ber-ha-ha-he-he terus mem-bully

“Ah kokoh, perhatian banget siiihhh…” jawabku selebor

“Haiya… Waktu abis, Ai orang sibuk, lu mati sekarang”

“Lima menit! Lima menit… please… kasih aku waktu lima menit buat berdo’a! please…” aku masih menawar waktu… sedikit lagi…

“Satu minit!”

“Ah, pelit sekali, berdo’a juga kadang musti ngantri koh, Tuhan juga sibuk, client-nya banyak...empat menit deh”

“O, tidak bisa, satu minit max!”

“Dua setengah, dua setengah menit deh ya koh, tengah-tengah! Ntar koko ikut tak do’ain yang baik-baik deh, biar Selalu sehat, Mendapatkan berkah dan keberuntungan, mendapatkan promosi, usaha bertambah jaya, berbahagia, semakin kaya, selalu makmur dan sukses serta cepat dapat jodoh yang baik… kulihat, keliatannya koko masih jomblo kan? Hayo ngaku deh…” aku masih ulet menawar, menyebutkan semua ucapan dan kata-kata manis yang biasa-nya ditulis dikartu-kartu Imlek, sudah ku bilang kan salah satu bakatku adalah keuletan?

Aku masih nyerocos, mencoba mengulur waktu untuk dapat mencuri kesempatan mengatur nafas. Melontarkan joke-joke garing sampai memuji-muji kesempurnaan jurusnya. Bahkan aku tidak segan segan mengatakan betapa ganteng dan kerennya dia. Vincent hanya terkekeh-kekeh ringan mendengar semua celotehanku.

“Ooookee… monyet yang ternyata cerewet, satu minit sudah habis, lu mati sekarang!” putus dia terhadap celotehanku, setelah mungkin lebih dari sepuluh menit dia terkikik-kikik karenanya. Rupanya pujian memang dapat membuat orang mabuk kepayang sampai lupa waktu sholat… hihihi… eh?

“Whatever!” Sudah cukup, ini sudah cukup! Well, cukup gak cukup! Hidup matiku sekarang mungkin tergantung oleh kemampuanku menilai kondisi tubuhku sendiri… ya, dengan sedikit keberuntungan, tentunya…

BRAK!!

Dengan gerakan cepat, aku menghantamkan tanganku ke laptop yang ada di meja!

Pas persis di lokasi yang aku perkirakan dimana hard-disk dari laptop itu berada.

Laptop sialan itu hancur berkeping-keping!

Vincent terperanjat, sejenak tidak percaya dengan apa yang aku lakukan, wajahnya semerta-merta kelihatan sangat marah…

“Ups… sorry, salah pencet, datanya mungkin kehapus… Hehehe….” Aku terkekeh-kekeh gantian meledeknya

“LUUUUU!!! MONYETT!!! Data itu belon Ai ap-lod ke server! Lu kira berapa lama Ai kumpulin data itu?!!!” Vincent benar-benar kelihatan sangat marah…

Aku mengangkat bahu sambil cengengesan.

Siapa kini bully siapa hah?!!

Fuck You!!!

Mas Karyo lu lawan!!!

“MAMPUS LU!!!” Vincent melompat, sambil berteriak

Sialnya, sekali lagi, jurus monster sialan itu aku kenali…

“LIONG FANLIU YUAN!!!“

NAGA MEROBEK AWAN !!!

Badannya melenting kearahku dengan kecepatan yang luar biasa, mengulurkan kedua cakar mautnya lurus kedepan. Aku yakin dengan kecepatan itu, serangan kali ini 100% tidak akan dapat kuhindari!!

Dan aku memang tidak berencana untuk menghindar

Aku memejamkan mata… menahan nafas…

Menanti cakar itu mendarat di dadaku…

“Bunda…” desis-ku pelan memanggil ibuku…

CRAK !!!

JREBBB!!!

Kedua cakar itu telak menancap di dadaku…

Melesakkan sepuluh jari tajam, langsung kearah jantung dan paru-paru-ku…

Tidak hanya tusukan tajam itu yang merusak, tubuhku pun terdorong dengan hebat bersama dengan meja kerja yang ada di dibelakangku karena kekuatan gelombang serangan-nya. Suara decitan kaki meja terdengar seperti lolongan hewan sekarat saat gesekannya mencoba menahan hempasan itu dengan sia-sia. Dorongan itu baru terhenti setelah kami menabrak teralis jendela kamar…

Tubuhku terasa hancur, dadaku seakan meledak, aku menyemburkan banyak sekali darah dari mulut dan hidungku…

Tapi…

Tapi…

Tapi, Kungfu Shaolin bukanlan satu-satunya ilmu bela diri yang mempunyai tehnik mengeraskan tubuh.

Dalam bela-diri-ku juga ada, dengan kombinasi pernafasan, tenaga dalam, kuda-kuda, pemusatan tenaga dan konsentrasi massa otot yang sesuai…

Tubuhku pun bisa menjadi sangat keras…

Walau hanya dititik tertentu…

Untuk waktu tertentu…

Dan…

Kali ini aku memusatkan tehnik itu di dadaku, lokasi yang aku hampir yakin tempat serangan Vincent akan mendarat.

Dan…

Binggo!! Tebakanku banar!!!

Luck number one

Dan…

Karena emosinya, serangan Vincent meninggalkan satu lobang besar…

Lobang besar di area pertahanannya…

Sesuai perkiraanku!

Luck number two

Dan…

Kali ini giliranku!

“Bunda beri aku kekuatan!!!” desisku lagi…

BLEDEK SEKILAN !!!(5)

DUAAAAKKKKKKK !!!

Semua sisa tenagaku ku ledakkan dalam satu serangan!

Kalau jurus ini tidak mempan, aku mati!

Yep, aku memang berniat untuk mengadu nyawa…

Vincent terpental

Lebih jauh dari pentalanku saat terkena jurus hantaman badan-nya

Melayang

Lalu jatuh

Terbanting terlentang

Kejang-kejang dengan lelehan darah hampir dari setiap lobang di tubuhnya

Lalu terdiam

Ah, kukira aku berhasil?

Ah, tapi kasihan Vincent…

Mungkin sampai akhir hidupnya, dia tidak pernah tau apa yang menimpanya…

Aku memandangnya sekilas dengan amat sedih

Ya, tiba-tiba aku memang merasa sangat sedih

“Maafkan aku koh…” Desisku lirih, bahkan air mata sudah hampir menggenangi pelupuk mataku. Manusia jenis kami ini, jaman sekarang sudah sangat langka. Manusia-manusia yang mendedikasikan Tubuh, Waktu dan Tenaga untuk mendorong serta mendobrak batasan-batasan. Mewujudkan kemustahilan. Aku teringat betapa segalanya harus kami korbankan untuk mencapai level seperti yang kami capai saat ini. Betapa perih dan pedih nya latihan demi latihan yang kami jalani tanpa mengenal waktu

Dan aku telah merusak salah-satu dari golongan kami…

Aku…

Ah…

Tetapi aku juga tidak kalah parah….

Lokasi dimana kedua cakar itu tadi menancap, menyisakan lobang besar yang menganga. Darah terus menerus mengalir dari sana. Sekuat apapun perkerasan tubuhku, tak bisa dipungkiri kalau ketajaman jurus Cakar Naga dari Shaolin memang salah satu yang terhebat di kolong langit. Aku terbatuk dan lagi-lagi memuntahkan banyak sekali darah.

Lalu aku terjatuh, hampir pingsan

Ah, mungkin aku juga akan segera menyusulnya ke neraka… semoga aja kalau nanti kita ketemu di sana, dia gak dendam, repot juga kalau musti lari-larian ngehindarin dia di neraka. Kasihan malaikat yang mau nyiksa kita, jadi capek ikut ngejar-ngejar… hehehe…

Ah…

(5) Hei… Hei… Hei…. Jangan murung gitu dunk, aku tahu kalian mengkhawatirkanku. Makasih ya kak…

Tapi gini, sebelum masuk ke scene dengan adegan mati, boleh dong kalau ku jelasin dikit dulu tentang jurus ‘BLEDEK SEKILANKU’…

For your Information, ini adalah jurusku yang paling Original, ini Genuine!! Brand New!! Unseen!!

Ya, walau udah agak lama ku-latih sih, tapi kan belom pernah kepakai…

Anyway, let me explain yousob! Denger baik-baik! Jurus ‘Bledek Sekilan’ a.k.a ‘Geledek Sejengkal’-ku, adalah jurus sederhana remeh-temeh ciptaanku sendiri, kombinasi dari sesuatu yang sangat dasar. Pukulan lurus, atau yang dalam Karate disebut Chudan Tsuki– Pukulan lurus ke ulu hati, dengan hentakan kaki ala Silat Tejokusuman aliran Ponosoemarto dan ledakan tenaga dalam dari tehnik pernafasan.

Rencana-nya sih mau tak pake sebagai jurus pamungkas buat kelahi ama si-iblis, tapi well, kalian tau sendiri kan ceritanya. Si-Ibis itu ternyata teralu pengecut untuk bertarung menghadapi lelaki gagah, maskulin, cerdas, cekatan, baik hati, tidak sombong, suka menabung dan bertampang kiyut, imut nan tampan sepertiku… Aaaahaiii…

Eh, tapi jangan salah! Walau menurut entitas unggul sepertiku ini remeh-temeh, namun Efeknya dimata mahluk seperti kalian pastinya sungguh dramatis, ku kasih bocoran, pukulan ini mampu menghantarkan ledakan jauh dibelakang kerasnya baju pelindung model apapun. Bahkan bila kamu memakai baju besipun, ledakan tenaganya akan mampu mencapai ulu-hatimu. Tenaga ledakannya akan mengaduk organ dalam-mu, mengacaukan keseimbangan cairan tubuhmu dan mengacak-acak alirah darahmu.

Jelas sudah!Jurus ini adalah Hukuman Mati bagi mahluk jelata fana macam kalian, manusia!

Hah!! Hah!! Hah????

Am I awesome or what??

Hmmm, dengan kenyataan ini, mungkin aku harus menambahkan kata ‘innovator’ dalam daftar bakatku… Ok, check!‘Innovator’… Aku suka kata itu… Macho keren badai… kompor mleduk!

Membiarkan diriku beristirahat sejenak, aku berada dalam posisi merangkak-setengah sujud dengan memakai kedua tanganku sebagai tumpuan. Sekilas, diantara remangnya ruangan dan berkunang-kunangnya pandanganku, aku melihat adanya kelebatan kaki. Berhenti di depan tubuh Vincent. Lalu berjongkok memeriksa kondisinya. Ia menempelkan jarinya ke leher, mungkin memeriksa nadinya.

Kedua pengawal itu kah?

Ah, mati beneran aku…

Orang itu bangkit berdiri, melihatku sejenak, mengukur situasi

Lalu…

CREP - CREP -CREP !!

Tiga buah letusan tertahan dari senjata berperedam terdengar, dan tiga kali suara benturan logam dengan daging mengikuti hampir bersamaan!

“Hanya untuk memastikan…” Cewek… suara cewek…

Dengan terpana, kulihat sekarang ada tiga buah lobang peluru menganga di dada Vincent!

“Siapa? Siapa kau?” Tanyaku setengah mendesis, mataku masih sangat berkunang-kunang

“Aku teman!” jawabnya pendek

“Ayo, sebelum kedua orang yang kau buat pingsan di ruang depan sadar, kita harus pergi!” lalu ia memegang telinganya sendiri

“Siapkan penjemputan dan medis, ada yang terluka” perintahnya pendek namun tegas

“kau masih bisa jalan?”

“Arrrgh!” Aku mengeluh pendek, menarik tubuhku sendiri berdiri, lalu merogoh ujung atas sepatu boot-ku. Dari kompartemen terlindungi di sana, aku mengeluarkan sebuah injektor kecil sekali pakai dan segera menusukkannya ke pahaku sendiri.

Aku mengerang merasakan sensasi reaksi instan dari cairan apapun yang ada di dalam suntikan itu.

Suntikan ajaib, kata dokterku, pria tua yang sangat aku hormati. Racikan dari entah apa aku tidak tau, kemungkinan adalah pereda rasa sakit dosis tinggi dan adrenalin. Yang pasti, dokter itu juga-lah sumber dari semua perlengkapan yang aku kenakan sekarang. Aku mempercayainya 100%. Sumber dia? Yah, aku gak pernah pengen nanya. Tentunya dia bukan orang sembarangan, karena dia selalu tahu hampir semuanya.

Dan aku telah belajar untuk tidak pernah ingin tahu dalam dalam hal-hal yang menakutkan.

Walau aku selalu membawa suntikan itu setiap kali melakukan hal-hal seperti ini karena itu adalah ‘bekal standar’ku, ini kali pertamanya kupakai.

Aku mengambil nafas panjang…

Semerta-merta tenagaku seperti pulih!

“Sorry, aku pergi sendiri!” jawabku pendek

Untuk sementara, aku bisa bergerak karena pengaruh ‘dopping’ itu, tapi entah berapa lama aku tidak tau. Yang pasti aku harus bersegera menemui dokterku.

“Bukan ide bagus, Iksan pasti akan melakukan sesuatu, aku bisa back-up kalau kamu mau ikut aku” cegahnya

Aku terdiam…

Menatapnya…

Ini kali pertama aku menatap wajahnya…

Cantik…

Cewe ini cantik banget…

Imut, namun tegas dan berwibawa…

Rambutnya di gulung ala Chun-li dari Game Street Fighter…

Ditambah lagi dengan busana lapangan-nya yang serba ketat…

Dadanya menonjol dengan menawan…

Pinggulnya gilik..

Perutnya rata…

Betisnya padet…

Pahanya bullet…

Dan selangkangannya…

Owwggg… Maaaiii… Goddd…

Ketat banget…

Is that a Camel Toe?

OK!!!

Aku sudah memutuskan!!!

Cewek sexy seperti dia pasti bisa dipercaya!!!

Cantik…

Imut…

Sexy...

Padet lagi…

“OK, aku ikut kamu!” kataku dengan intonasi tegas. Maklum biar keliatan keren, padahal aku bego aja!

Whatever man, kalau memang harus mati, minimal mati di tangan cewe cantik lumayan lah…

Hihihihi…

Lagian, hidupku juga udah terlanjur hancur ini…

“Baidewai, namamu siapa sih cantik?” tanyaku ganjeng, mungkin pengaruh obat itu tadi kali ya?

Dia hanya tersenyum, manis banget…

Lalu balik badan dan mulai berlari…

“Cantik… tunggu… “ Aku mengikutinya… terpincang-pincang…

Apa aku sudah pernah bilang, kalau dia manis?

Hehehe…

Dan aku melihat sepasang sayap putih nan anggun tiba-tiba keluar dari punggungnya…

Lalu dia terbang…

Shit! Apa-apaan ini?

Ilusi-kah ini?

Atau Halusinasi?

“Hoiiii… Malaikat cantik… jangan terbang… tunggu aku…” teriakku galau..

“Sial! Hei! Jangan pingsan disini! Shit!” itu kata-kata terakhir yang kuingat keluar dari mulutnya…

Lalu gelap…

Sial…

Obatnya… Tidak manjur???

Atau lukaku terlalu parah?

Shit!

End of Final Count Down!

To be Conticrot...


INDEX
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd