Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Trix!

Bimabet
@van der sex: :hore:
makasiiih dah mampir... silahlan :baca: dulu kk...ditunggu komentarnya yah....

@guerilla radio: hehehe... kapan yah... besok mudah2an... hari ini ts demam gara2 kebanyakan begadang... nie mau bobok dulu
 
Baru baca update terakhir :baca:
Ane mau nanya nih shifu eliza, di SF IGO ada foto/video Miss Flo gak? Ane mau liat :ngiler:
 
eh... beneran di panggil shifu wkwkwkw...
flo mah karakter fiktif..... meski nulisnya mau gak mau kecampur dengan karakter orang asli... tetep aja fiktif.... hehehe... aku sengaja g nulis detil penampakan mukanya... biarkan imajinasi yg bekerja...

harap
 
hehehe... ah kk ada aja... :o
gara2 banyak yg nulis tentang puting flo... aku jd nemu bahan nie..

makasih kk thelastking :hore:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
hehehe... ah kk ada aja... :o
gara2 banyak yg nulis tentang puting flo... aku jd nemu bahan nie..

makasih kk thelastking :hore:

Bahan apa? Bahan bwt nutupin puting Elizaa biar ga saya intip? Ahihihihihihi...

Ditunggu lanjutanny :semangat:
 
Hmmm ga nyangka tante vamola diplesetin jadi cabe-cabean =))
Kira2 flo itu siape yach :ngupil:

anggap saja TS sendiri itu Flo nya:malu:
biar lebih tajam imajinasi di kepala...:genit:
macam tante Vamola dulu, kirain siapa.... Gak tau nya..:hammer:
:jimat:
 
@Dark Eternal Night & @ vandersexxx: bentar lagi gan... bentar lagi :mancing: kecuali ada meteor jatuh atau sambungan internetnya putus, bakalan di update bentar lagi hehehe....

@cablak: dinikmati saja ceritanya sambil berimajinasi... hehehe... flo itu mah fiktif kk... hasil imajinasi aku ajah :hore: atau kaya katanya @mtroyes, dibayangin aja flo itu eliza hehehe tapi ntar penasaran sama putingnya elizaa ky @thelastking :o :o
 
:hore: makasiih semuanya :hore:makasih buat cendol yg dikirim oleh kk baik yg anonim....terus... buat sinheart123 yg udah nekan tombol thx... makasiiiih...

karena ini antara pov trix vs pov flo gak runut kronologisnya (alur semi maju-mundur)
ada baiknya dibaca dari biar bisa ngikutin proses gmn trix nulis cerita...

Part 9:
Penulis Jaim

Part 11: Terlambat Menyadari:kk:


fasten your seatbelt, and here we go...
 
Terakhir diubah:
Part 15
Bercermin
by: R.M Distrodiningrat



Hujan yang turun hingga subuh hari menyisakan gerimis tipis yang menitik dari balik kaca jendela. Matahari baru saja terbit, dan kabut mulai turun dari lereng gunung Merapi, memenuhi jalanan kota yang penuh gedung tua. Mobil Chevrolet Impala hitam itu menyusuri jalan yang masih basah di sebuah perkampungan padat di dekat sebuah kampus swasta ternama di kota Jogja, merapat ke arah bangunan abu-abu dengan pintu gerbang hitam di dekat tugu batu. Di sinilah aku tinggal, bersebelahan dengan makhluk ajaib yang biasa kupanggil Star.

Semalam dia menelponku sambil menangis. Tidak biasanya anak itu seperti ini, padahal pernah juga aku pulang sampai pagi, tapi toh selama ini tidak pernah ada masalah.

Sebenarnya aku tidak enak hati pada Flo, jelas sekali ekspresinya berubah ketika aku menerima telepon dari Star. Mendadak semua jadi penuh komplikasi seperti acara sinetron di televisi. Dan aku tidak suka komplikasi. Untungnya, sebelum sempat ada adegan klise diproduksi, Iko datang sambil kehujanan dari kejauhan. Ketika melihat mereka bertengkar hebat, aku langsung tahu, cerita tentang puting Flo tak akan berakhir hanya sampai di situ.


= = = = = = = = = = = = = =​


Masuk di pelataran, kulihat kamar Star tak terkunci. Ceroboh sekali anak ini, bagaimana kalau ada pencuri? Batinku sambil melongokkan kepala melalui celah pintu. Benaran, anak ini kalau tidur memang tidak pernah hati-hati. Pintu dibiarkan terbuka, tapi pakaiannya sudah kemana-mana. Lihat saja, baju tidurnya tersingkap sampai atas paha, menampakkan sepasang paha mulus dan celana dalam bergambar Elmo yang menutup gundukan imut di bawah pusarnya. Tali dasternya sudah turun sampai lengan, sehingga pundak dan sebagian dadanya yang putih mengintip malu-malu dari balik lingerie berbahan satin itu. Hati-hati, aku menutup tubuh Star dengan selimut. Jangan sampai dia masuk angin.

Pandanganku lalu tertuju ke layar komputernya yang dibiarkan tak dimatikan, anak ini pasti menulis semalaman, batinku. Penasaran, aku menggerakkan tetikusnya, membuka salah satu file word yang dinamai PRJT TRIX ver.1.0.

Sebuah cerita yang baru saja selesai ditulis, kelihatan sekali dari banyaknya typo di mana-mana. Rupanya Star menulis cerita baru setelah cerita sebelumnya kukritik habis-habisan. Perlahan aku membaca, merunuti kata demi kata.

Aku pikir yang ditulis bakal cerita berat seperti My Final Heaven, atau cerita konyol macam Tertohok Masa Lalu, tapi ternyata aku salah. Yang ditulis bukan dua-duanya. Cerita itu sepertinya masih belum selesai sepertiganya, jadi aku belum bisa mengomentari plot apalagi twist-nya, tapi di sini aku bisa melihat Star lebih lepas dalam menulis karyanya yang satu ini.

Ada perasaan yang sama seperti ketika aku membaca cerita pertama Star yang dulu diberinya dalam flash disk Hello Kitty. Ada rasa haru yang sama ketika membaca kalimat dengan kalimat yang ditulis penuh dengan semangat dan rasa percaya.

Aku tak bisa berhenti membaca. Terkadang tersenyum. Terkadang tertawa membayangkan adegan demi adegan yang ditulis penuh kepolosan. Di situlah istimewanya ceritanya Star, keajaiban kecilnya membuat kita tersenyum. Sedang sisi pahitnya terpaksa membuat kita bercermin. Memunculkan sisi lain yang selama ini mati-matian engkau sembunyikan di sudut alam bawah sadar.

"Jo, elu itu sebenernya orang kaya apa sih? Elu itu ngehe, nyebelin, tapi gue yakin elu much more than that." Aku teringat kembali kata-kata Flo semalam.

"Apa yang bisa elu harapkan dari orang yang nggak diakuin anak di umur ke 18, kuliah pakai duit sendiri yang gue dapet dari bikin desain kaos, jadi tukang sablon, ngedrop baju dari distro ke distro, sampai akhirnya bisa bikin distro sendiri. Bokap nyokap? Gue adalah aib yang lebih baik dibuang daripada disusui. Dan elu mengharap gue masih bisa sayang sama orang?"

Di hadapan cerita seorang Trickst∆r, pertanyaan itu aku ajukan sekali lagi. Retoris. Kali ini untuk diriku sendiri.
 
Terakhir diubah:
Part 16
Pasar Bisa Diciptakan
by: Trickst∆r




Apa sih ciri-ciri cerita bagus? Jo, Si Kanjeng Distro pernah tanya gitu ke aku. Aku udah mikirnya jawaban yang aneh-aneh aja, dari diksi, plot, dramaturgi, tempo, sex scene keren, sebelum akhirnya menjawab dengan satu kata, “Edible”, dan langsung disambut dengan alis Jo yang berkerut-kerut kaya kelapa parut.

“I beg your pardon?”

“Cerita bagus itu mudah dicerna. Ibarat makanan, percuma pakai bahan makanan yang bergizi kalau bahkan nggak menarik untuk dimakan, atau malah malnutrisi tapi platting-nya yang terlalu pretensius. It’s all about presentation.”

Muncul kesima di mata Jo, seolah nggak percaya jawaban itu bisa keluar dari mulut orang yang sehari-harinya sering ngemut lolipop.

“Cerita kamu...”

“Jelek. Udah bilang aja jelek terus nggak papa! Tapi biar tahu aja, Meiji, Piscok, RedHot, Oom Yaz, semua bilang bagus, kok! Standarnya Kanjeng Distro aja yang ketinggian.”

Jo ketawa kecil. “Aku nggak bilang jelek, kok. Tapi...”

“Nggak ada hal bagus yang datang setelah kata ‘tapi’.”

“... where is The Fuckin’ Twist

Aku melipat tangan di depan dada. “Gini... Trickst∆r, The Mirage of Deceit... orang-orang tahunya twist cerita aku bahkan punya twist... Kalau twist itu sudah jadi keharusan, namanya bukan twist lagi, kan?” Jo menyimak baik-baik. ”Orang jujur itu lebih berbahaya dari pembohong. Karena pembohong bisa dipelajari letak kebohongannya. Dan nggak ada yang tahu bila orang jujur tiba-tiba berbohong... atau... kapan... pembohong itu... jujur!”

“Jack Sparrow, nice quote... but i don’t get your point.”

“Maksud aku... kalau semua orang emang udah pada tahu pola twist aku... buat apa disembunyiin lagi? Reveal aja sekalian dari awal. Toh, pembaca juga bakal ngira itu bohongan.”

“Ya, tapi nggak cerita cinta segitiga yang plain gini juga kali. Ini mah udah ketebak endingnya.”

“You underestimate my power, Master Obi Wan.”

“Then prove it, Young Padawan

Jo aku bisikin sesuatu, kalian nggak perlu tahu. Seketika itu juga matanya melotot. “Kalau sensei pikir cuma itu kartu aku, sensei salah, karena itu cuma persiapan untuk play yang lebih besar.” Terus aku bisikin lagi dia sesuatu yang bikin dia jerit-jerit kegirangan.

“Rilis! Buruan rilis! Bangke, kalau gini Kanjeng Distro juga jadi pengen ikutan comeback


= = = = = = = = = = = = = = = = = =​


Baru kali ini aku melihat Jo berapi-api seperti ini. Aku suka sekali ketika matanya yang kelabu itu menyala-nyala, tidak mengawang seperti biasa. Jo nggak tahu, kalau nggak ada dia cerita ini nggak bakalan jadi. Meski nyebelin. Meski kritiknya selalu nyakitin. Aku tahu Jo adalah orang yang paling peduli.

Seminggu sudah berlalu dari kejadian malam itu. Waktu aku nungguin Jo ampe pagi. Waktu aku bangun, tahu-tahu aja aku udah diselimutin, terus cerita aku udah dicoret-coret sama dia, sambil di bawahnya ada tulisan gini:

PS: Makasih spaghettinya. Pedes. Banget. Persis kaya komentarku.

Kalau nggak enak kenapa dimakan? Waktu itu aku nanya gitu ke Jo. Terus dijawabnya enteng aja. “Pedes. Dingin. Nggak enak, tapi sayang aja kalau nggak dimakan. Kasihan yang bikin, udah capek-capek nungguin. Sori, nggak ngasih kabar.”

Mau tak mau, aku terpaksa terharu. Sama seperti saat ini dia mengacak-acak poniku sambil tertawa. Ada rasa bangga di matanya.

“Jadi... mau diberi judul apa hidangan lezat ini, Young Padawan

Aku tersenyum, teringat suatu nama yang sudah beberapa hari ini berputar-putar di kepala.

“Delicatessen


 
Terakhir diubah:
:hore: bentar lagi liat puting Elizaa, eh update maksudnya :malu:


Eh, udah :kaget:
Ternyata ane pertamax :haha:

Bentar ane baca dulu shifu :baca:
 
Part 17
Delicatessen
by: R.M Distrodiningrat



Cerbung baru itu akhirnya dirilis dengan judul Delicatessen, tidak dengan ID kloningan, melainkan di bawah bendera Trickst∆r yang sudah 2 tahun hiatus. Seperti yang kuduga, hal ini segera memicu kehebohan dengan turun gunungnya suhu yang satu itu.

Star tidak menyianyiakan fasilitas 7 hari sticky yang disediakan moderator forum. Hampir tiap hari dia mengupdate ceritanya, dan tak pernah alpa menjawab setiap komentar pembaca. Mati-matian Star menolak sebutan ‘suhu’, dan minta pembaca agar memberikan kritik saran secara terbuka tanpa memandang suhu atau pemula, karena dia juga masih perlu belajar.

Sudah pasti aku yang jadi tong sampahnya ketika uring-uringan karena sebal selalu dipanggil ‘suhu’. Apalagi setelah membaca komentar begini, “pantas saja keren, penulisnya kan suhu.”

Star pantas kesal. Predikat ‘Suhu’ tidak lantas menjamin karya seorang penulis itu bagus. Penulis yang menulis cerita (yang dianggap) bagus itulah yang (biasanya) disebut suhu. Dan menurutku, Star masih jauh dari itu. Jangan lantas salah memutarbalikkan hubungan kausalistik antara predikat suhu dan kualitas cerita! Komentar seperti itu hanya akan menihilkan segala daya upaya penulis dalam melahirkan sebuah cerita.

Tidak ada yang bisa menjadi penulis dalam waktu sehari. Cerita pertama Star tata kalimatnya kacau, diksinya monoton, sex scene-nya abal-abal. Tidak ada naskah Star yang diterbitkan tanpa diplonco melalui debat panjang dan kritik pedas dariku. Tapi Star tak pernah berhenti. Setiap kali naskahnya kuhancurkan, setiap itu juga ia bereinkarnasi.

Tidak ada yang tahu, bagaimana anak itu begadang semalaman hanya untuk menyelesaikan My Final Heaven, cerbung epic setebal 54 bab itu. Satu tahun 6 bulan adalah waktu yang dibutuhkan seorang Trickst∆r untuk mengandung dan melahirkan masterpiece-nya. Effort yang luar biasa, dan tidak serta merta karena predikat ‘suhu’ semata.

Diam-diam aku kagum. Pada devosi-nya, pada kecintaannya dalam menulis cerita. Pada sepasang mata matanya yang cemerlang dan berbinar-binar ketika mendapat ide yang luar biasa, atau bibir mungilnya yang tersenyum merekah tatkala membalas satu persatu komentar pembaca. Melihat itu semua, siapa yang sanggup untuk tidak terkesima?


= = = = = = = = = = = = = = = = = =​


Tentu saja, orang yang paling girang dengan terbitnya cerbung baru ini adalah Flo. Hampir tiap malam dia meneleponku, hanya untuk membahas chapter demi chapter tulisan yang katanya membuatnya labil karena menangis dan tertawa di saat yang sama. Untuk itu kami memerlukan berjam-jam pembicaraan yang hanya selesai ketika adzan Subuh berkumandang.

Aku pikir semuanya akan berakhir buruk setelah kejadian di dalam mobil di depan kost-nya Iko tempo hari. Apalagi Flo bilang dia putus sama cowoknya (katanya, tidak tahu benar atau tidak). “Udahlah, ngapain juga dipikirin udah kejadian juga,” imbuhnya kemudian.

Go with the flow. Begitulah prinsip hidup Flo. Kalau dia galau ya sudah galau, tapi cuma untuk hari itu. Tidak ada dendam yang dipendam terlalu dalam. Tidak juga mimpi yang terlalu tinggi untuk masa depan yang penuh ketidakpastian. Flo cuma hidup untuk hari ini. Tidak untuk masa lalu. Tidak juga untuk masa depan. Karena kesedihan terlalu menyakitkan untuk dipendam, dan cinta? Cinta di mata seorang Flo hanyalah berupa topping strawberry di atas es krim vanilla, yang hanya nikmat untuk hari ini, tapi tidak untuk esok hari. Semua lumat dalam sekejap di atas bibir tebal dan sensual itu. Cepat dan bergelora.

Flo adalah perpaduan sempurna antar birahi, badut, dan sedikit melankoli. Spontan, pragmatis, dan hanya tertaut di detik ini. Just enjoy the flow, katanya. Siapa yang sanggup untuk melewatkan itu semua?

Flo mengagumi Trix tanpa tahu kenyataan sesungguhnya. Aku tahu, Flo kemungkinan besar akan mati berdiri apabila dia tahu kalau aku ternyata adalah Gusti Kanjeng Distro yang tinggal di samping kamar Trickst∆r. Dan demi mencegah jatuhnya korban jiwa, aku wajib menjaga rahasia.


= = = = = = = = = = = = = = = = = =​


Everything life together in harmony. Star kembali bersemangat menjalani hari dengan cerbung barunya. Aku diam-diam TTM-an sama (mantan) ceweknya teman. Untuk itu, aku pantas bahagia. Namun semuanya berubah ketika negara api menyerang...

Awalnya aku hanya mengira dia sakit atau apa, karena sudah beberapa hari ini aku tak melihat Star. Ceritanya dibiarkan tidak di-update, padahal biasanya setiap detik dia selalu stand by di depan komputer atau ponsel, berharap-harap ada komentar. Mulai merasa khawatir, aku mengetuk kamarnya, tapi Star hanya bilang dia sedang tidak ingin diganggu untuk sementara. Ya sudah.

Malam harinya, aku baru saja hendak berbincang dengan Flo di ponsel. Tahu-tahu saja Star mengetuk pintu kamarku. Ada apa? Aku pun bertanya. Star menggeleng pelan, lalu duduk di sampingku. Aku tahu ada ada yang salah ketika kulihat matanya berkaca-kaca.

Kenapa? Aku bertanya lagi. Star cuma menggeleng. Star, kamu nggak apa-apa, kan? Berulang kali aku mendesaknya untuk bicara, khawatir telah terjadi sesuatu pada bintang kecil itu.

“Jo.... aku... salah... ya... nulis lagi...” ucapnya terbata.

“Enggak... emang kenapa? Ada yang kritik pedes pasti....”

“Enggak.... aku...” bibir Star gemetar, dan air mata sudah menumpuk di pelupuknya. Aku mengusap rambutnya pelan, dan Star hanya menunduk sambil menggigit bibir “Aku... kan... cuma...” terbata-bata, Star berkata, sebelum tangisnya perlahan pecah di pelukanku. Star tidak berkata apa-apa, cuma menangis sesengukan di dadaku. Bingung sekali, aku hanya bisa mengusap-usap kepalanya yang berguncang-guncang hebat. “Aku... kan... cuma kepingin nulis... aku... aku.... huk... huk....” tangisnya kembali pecah. Makin pilu. Makin menyakitkan. Apa yang aku bisa lakukan selain menampung semua? Sampai akhirnya Star tertidur di kamarku setelah menangis semalaman.

Penasaran, aku kemudian bertanya pada teman-teman terdekatnya. Dari Meiji, aku dikirimi sebuah link. Tidak tahu apa, tapi kelihatan sekali Meiji emosi jiwa. “Lihat aja sendiri, Suhu Distro,” katanya.

Aku mengikuti tautan yang diberikan Meiji, yang mengantarku ke salah satu komentar di thread Delicatessen dari sebuah ID yang aku jamin 100% kloningan.

“BRAVO! Hebat sekali play yang digunakan suhu kita yang satu ini. Menghilang pada saat mencapai puncak ketenarannya, sehingga tidak perlu takut kalah bersaing dengan penulis-penulis baru. Mungkin saat orang-orang sedang menanyakan keberadaannya, hidung suhu ini kembang kempis kesenengan karena merasa menjadi legenda. Akhirnya saat tulisannya dicari-cari barulah dia merilis karyanya, yang sayangnya biasa-biasa saja. BRAVO! Tepuk tangan buat PLAY YANG SUPER CEMERLANG, TAPI SAYANGNYA PENGECUT!”

Sambil menahan geram, aku langsung menulis di bawahnya.

“I don’t know who you are, but i will look for you, i will find you, and i will kill you...”



Bersambung...




PS: Sampai saat ini cerita ini masif fiktif
Adapun bagi yang merasa pernah menulis komen mirip-mirip seperti di atas,
penulis sama sekali tidak bermaksud untuk mengungkit luka masa lalu...
Hanya agar kita sama-sama bercermin, seperti tema cerita ini,
bahwasanya tulisan sederhana di atas bisa melukai hati seorang penulis
yang barangkali sampai detik ini belum terobati...


Salam, Liz



 
Terakhir diubah:
Bimabet
:baca:ehhgg :hammer:puting...


wehh...:matabelo: itu pasti threadnya lagi rusuh, diLounj juga mesti rame... terlepas memang ada kejadian serupa ini yang sering terjadi...
kembali lagi ke dalam cerita ini... Gak kebayang hebohnya bagaimana komen-komen setelah itu.. sebab, sang Maestro Kanjeng Distro yang melegenda sampai ikut emosi dengan turun serta dan tentu akan di ikuti para pengagum setia thread cerita...
:jempol:markontob, mpok! jadi turut berdebar-debar...
karena itu ID klonengan:groa: yang merusuh, jadi gak tahu kalau kawan terdekatlah yang bakal berseteru...
sungguh seruuuuu:jempol:
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd