Part 22
Bibit Insurgensi (part2)
by: Floral_Fleur
Setelah shock gue (dianggap) mereda. Kami duduk di ruang tamu bangunan berbentuk Joglo itu, mengelilingi bungkus martabak manis yang kini tinggal bersisa satu potong. Otak gue yang cetek, masih berusaha mencerna kenyataan pahit yang ada di depan gue. Trix, Pangeran dari Negeri Impian gue, sosok gaib yang bikin gue labil selama 3 tahun terakhir ini, ternyata adalah cewek manis dengan poni dan kacamata.
Gue nggak berhak marah. Gue harus mengatakan itu berkali-kali sama diri gue sendiri. Trix memang nggak pernah bilang dirinya cewek, tapi dia juga nggak pernah nolak kalau gue bilang cowok. Bahkan beberapa kali anak itu sempet
flirting sama gue. Jelas, Trix dengan sadar dan sengaja udah bermain sandiwara.
Gue tahu, di dunia maya engkau bisa jadi siapa saja, tapi kali ini gue ngerasa orang di depan gue ini udah memainkan sandiwaranya dengan sempurna tanpa harus ngerasa bersalah dengan hati pembaca yang dibuatnya kecewa. Buktinya dia cuma ketawa-ketiwi begitu tahu kalau selama ini gue bayanginnnya dia sebagai cowok ganteng, keren, mapan. Sementara Jo cuma senyum-senyum aja, kayanya puas banget ngelihat muka gue yang macam
WOTA yang baru sadar kalau ternyata
oshimen-nya bertitit.
Huuu-uh. Dua orang ini kayanya emang ditakdirkan nyusahin hidup gue!!!
Pertama Trix. Penulis misterius yang cerita-ceritanya udah bikin gue jatuh cinta sama 'Pangeran Negeri Impian' selama 3 tahun terakhir ini. Setelah baca ceritanya, entah kenapa gue ngerasa akhirnya gue nemuin
soulmate yang gue cari selama ini. Tiap hari gue ngimpiin dia, sampai akhirnya gue punya keberanian buat nyariin dia ke Jogja... sampai keluar uang banyak... dan ternyata selama ini gue udah jatuh cinta sama... cewek... huhuhu.... (amit-amit jabang bayi, jangan ampe gue belok kaya temen gue A-J...)
Kedua Jo. Cowok ganteng yang ternyata Kanjeng Dildo yang udah nyusahin gue semenjak pertama kali ketemu. Pura-pura jadi Trix. Nggak langsung ngaku kalau dia Kanjeng Distro dari awal. PHP-in gue di depan kostnya Iko. Dan dosanya yang paling besar adalah: bikin gue jatuh cinta.
Jo emang pernah bilang kalau dia enggak mau terikat, tapi semua orang di tempat itu bisa tahu kalau itu semua
bullshit. Lihat aja, air muka Jo yang menghangat ketika berbicara dengan Trix. Atau gimana Trix, cewek pemalu yang lebih sering diam itu tiba-tiba aktif berbicara saat Jo ada di dekatnya, bahkan nggak ragu-ragu mendaratkan cubitan atau pukulan pelan ke atas tubuh cowok blasteran itu...
Huaaaaah kenapa ceweknya Jo harus Trix sih! Batin gue keki, ngebayangin mereka pernah ngapain aja selama ini. Ya iyalah, kamar mereka berdua kan deketan gitu! Huaaah.... Pantes aja seks scene-nya Trix keren-keren! Saking keselnya, rasanya gue sampai kepengen ngebalikin meja!
(╯°□°)╯︵ ┻━┻ gue nggak terima!
┻━┻ ︵ ヽ(°□°ヽ) gue nggak terima!!!
┻━┻ ︵ \\('0')// ︵ ┻━┻
GUE NGGAK TERIMA!!!
ಠ_ಠ Ehm... Flo...
ಠ_ಠ ...tolong...
ಠ__ಠ ...balikin lagi....
ಠ___ಠ ..mejanya....
(╮°-°)╮┳━┳
(╯°□°)╯︵ ┻━┻ BIARIN!
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Ehm. Tapi mau kesel juga gimana... ngelihat mukanya Trix yang ternyata cewek manis yang lebih mirip boneka itu bikin gue jadi serba nggak tega... Huhuhu...
Benernya, kalau gue mau usaha dikit buat dapetin Jo, bisa aja sih (kayaknya). Soalnya, habis itu di kamarnya, Trix bilang kalau sebenarnya dia nggak pacaran sama Jo, dan nggak bakalan bisa (nah lho). Kenapa? Karena beda agama? Gue bertanya dengan biadabnya. Trix cuma menggeleng terus senyum getir. Flo nggak bakalan ngerti, persoalannya lebih rumit daripada itu, jawabnya.
Gue jadi keinget postingan yang dibuat Trix di SF Hati ke Hati 2 minggu lalu. Gue juga keinget curhatan-curhatan Trix waktu dulu kita masih sering
chatting, tentang sosok yang selama ini membuatnya gulana setengah hidup. Gue ketawa dalam hati, enggak nyangka aja, bahwa selama ini persona yang menggerakkan Trix buat menulis cerita-cerita tentang cinta yang nggak kesampaian itu ternyata Jo. Si Kanjeng Greget.
Wajar sih, cewek mana yang enggak geregetan punya cowok kaya Jo. Pacaran sama Kanjeng Dildo itu ibaratnya ngikhlasin cowoknya ML sama cewek lain! karena gue tahu Jo itu tipe-tipe orang kaya gue yang nggak bisa terikat sama satu pasangan... Hmmm...
Karena masih sebel, dengan biadabnya gue sengaja ganti baju di depannya Trix.
(devil mode: on). Demonstratif
, gue buka
cardigans gue dalam gerakan perlahan. Sehingga kamisol pendek tanpa bra di baliknya bisa leluasa menampakkan bekas-bekas cupangan yang dibuat sama 'cowoknya' semalem... nggak langsung pakai baju, gue malah sengaja telanjang dulu cuma pakai g-string di depan matanya, seolah pengen bilang kalau body gue tuh jauh lebih oke dari dia.
Jelas aja, Trix langsung manyun ngelihatin kulit gue yang penuh bekas cupangan, gigigtan, jeratan kabel, dan bekas telapak tangan. "Jo pasti yang bikinnya," kata Trix sambil menggembungkan pipi. "Bilang aja, nggak papa. Udah biasa mah."
"Udah biasa dicupang?"
(akuma mode: on)
"Iiiiiiih! Flooo!apaan sih?!" Anak itu langsung nyubitin gue dengan muka memerah.
Kalimat berikutnya dari Trix bikin gue melongo nggak percaya. Bahwa ternyata Trix masih virgin. Gue ulangi sekali lagi:
V-I-R-G-I-N. (dicetak besar biar epic)
Oral? Trix menggeleng.
Petting? Trix menggeleng lagi. Anal? Gue ditaboknya.
Serius nih! Kanjeng Dildo kan Penjahat Kelamin banget tuh bentuknya?! kata gue nggak percaya.
Trix cuma menggeleng dengan muka tersipu. "Jo bukan orang seperti itu," katanya.
Awwwww... gula darah gue langsung naik. Cuih!
Trix mengaku belum pernah pacaran, belum pernah ciuman, apalagi ML. Dalam beberapa hal, Trix adalah antitesis segala eksistensi makhluk bernama Miss Flo (yang masih ragu-ragu kalau neraka itu benaran ada). Cuma gue belum nalar aja, gimana caranya dia bisa nulis adegan-adegan panas yang bertanggung jawab atas basah kuyupnya sprei gue selama ini tanpa harus
copy-paste dari cerita lain.
Fantasi katanya. Terinspirasi dari foto-foto mesum gue di
tumblr katanya.
Entah gue harus ketawa. Nangis. Atau bunuh diri nelen Dildo.
Bersambung...