Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Trix!

nanti kan :hore:malem minggu.. tengah malam dech, ane mau ngapelin Trix..
kan asyik kipas-kipas:) sambil bakar sate..
:banzai::banzai:
 
apakah akan update malam ini? :pandajahat:

sabar yah :kacamata:
 
koneksi lemot... BB code udah ditulis... tinggal klik post... apa yg terjadi berikutnya... ts cuma bisa pasrah....
 
edited versi 2017
 
Terakhir diubah:
Part 20
Kembali ke Jogja
by: Floral_Fleur





Gue pantang jatuh cinta. Sebagai hamba pilihan Dewa mesum yang mengabdikan diri pada birahi, seorang Miss Flo seharusnya pantang main hati. Seharusnya. Tapi cowok kampret yang ada di depan gue ini kayanya emang ditakdirkan buat nyusahin gue semenjak pertama kali ketemu.

Gue tahu, ekspektasi nggak harus selalu berbanding lurus dengan realita. Cowok sekeren Jo pasti udah ada yang punya. Buktinya, pagi-pagi buta dia udah ditelpon sama ceweknya dari Jogja.

"Cie-cie-cie yang udah dikangenin sama ceweknya..." goda gue waktu telepon ditutup.

"Cewek apaan... Adik gue, kok..." jawab Jo sambil memalingkan wajahnya yang perlahan berubah warna.

"Adik apa 'adik' hehehe..."

Jo menjawab dengan senyum kecil. "Adik..." tandasnya pendek, lalu kembali memandangi jendela kamar gue yang dibasahi hujan. Pandangannya yang lembut dan lebih banyak mengawang seperti mencoba menyembunyikan rahasia, dan gue tahu sampai kapanpun gue nggak bakal ngerti apa itu.

Meski agak cemburu, dalam hati gue seneng juga lihat Jo yang bisa ketawa lagi. Jujur, gue ikut sedih waktu ngelihat ekspresinya dia di Koi Cafe kemaren. Jo yang biasanya cool, kalem, bisa-bisanya jadi penuh amarah kaya gitu. Mukanya kucel, lesu, seolah-olah dia sendiri yang dihina.

Entah apa latar belakang di antara mereka berdua, tapi yang pasti gue bener-bener tahu bahwa ketika Trix terluka, Jo merasa dua kali lebih terluka. Ketika Trix sedih, Jo dua kali lebih sedih darinya.

Dan ketika melihat Jo bisa tertawa lagi, gue pantas merasa dua kali lebih bahagia....


= = = = = = = = = = = = = = = =

When life gives you lemon, make a lemonade. Gue selalu yakin bahwa ada silver lining di balik segala musibah. Siapapun Si Biang Kerok yang sudah ngerusuh di lapaknya Trix, dia udah ikut berjasa bikin gue dan Jo tambah deket, bahkan sempet ML semalem suntuk hehehe... (eh? Emang semalem dihitung ML? Kan gue cuma digejolin dildo doang?)

Siapa yang nyangka Si Kanjeng Distro yang gue cari-cari selama ini ternyata cowok bule kampret super ngeselin yang gue temuin di Jogja tempo hari. Dan siapa yang nyangka pula, kalau.... (omg, gue harus pegangan kenceng-kenceng, cuma biar gue nggak jingkrak-jingkrak saking senengnya) Jo mau ngajakin gue ketemuan sama Triiiiiix.... horeeeeeeeee.....

"Jangan terlalu antusias dulu... nanti ujung-ujungnya kecewa..." kata Jo kalem, kayanya prihatin ngeliat gue yang udah mulai memberikan tanda-tanda bakal joget-joget wotagei sambil bawa glowstick...

"Yah... jangan merusak kebahagiaan gue dong, Jo..." gue langsung lemes ngedengernya.

"Mending daripada elu berharap terlalu banyak..."

"E-eh? Kok? E-e-emang... penampakannya Trix kaya gimana, sih?"

"Lihat aja nanti di Jogja..." jawabnya enteng.

"Ih, elu mah gitu jadi orang... nggak asik banget, ah..."

Jo mengangkat bahu ringan, terus ngecek e-ticket kita yang baru dikirim di ponselnya. Pagi ini kita berdua mau berangkat ke Jogja, gue juga udah pesen tiket pakai Traveloka, beruntung masih dapet seat di menit-menit terakhir. Berangkat sabtu pagi naik Uber dari apartemen gue, kira-kira siang nanti kita udah sampai Cengkareng. Sepanjang perjalanan, gue nggak bisa berhenti excited karena bakalan ketemu sama Pangeran Negeri Impian yang gue cari-cari selama ini, tapi ngelihat reaksinya Jo yang nahan ketawa, gue rada-rada bad feeling nih...

"Joo.... Jo... kasih gue bocoran dong... gue bisa mati penasaran niiiih...." kata gue sambil ngegoyang-goyang bahunya.

"Lagian apa bedanya, ntar malem kita juga udah sampe di Jogja."

"I-iya sih... tapi kan seenggaknya gue udah siap mental kalau seandainya Trix itu Oom-oom aneh penggemar film India."

Tawanya seketika nyembur heboh sampai abang Uber-nya noleh ke belakang. Mungkin sekarang Jo lagi ngebayangin reaksi gue kalau ketemu Trix yang ternyata mas-mas otaku gemuk penggemar JKT48 yang punya body pillow bergambar waifu-nya. Yang pasti, gue udah siap patah hati, termasuk digoblog-goblokin Jo nantinya. Apapun itu... gue udah siap..

Mudah-mudahan...
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Dapuuk.... ini toh womingpai itu.

:kacamata: =))
 
Part 21
Deceitfull Facade
by: R.M Distrodiningrat



Selamat datang di dunia maya
Cukup sudah semua kupinta
Biarkan hariku terlahir sepi
Sendiri, akan kurangkai mimpiku


Sampai nanti di dunia nyata
Lelah ku merangkai cerita
Biarkan diriku slalu bermimpi
Sendiri, akan kurangkai lirihku


Lepaskan imajinasi dunia
Biarkan kuraih kembali semua....


Engkau percaya dengan apa yang ingin kau percaya. Dan di dunia maya engkau bisa menjadi siapa saja. Trix pernah menuliskan kalimat itu dalam ceritanya yang berjudul 'Lust Horizon'.

Jagad maya adalah rimba anonimitas di mana engkau bisa menjadi siapapun yang kau inginkan. Engkau bisa menciptakan begitu banyak alter ego hanya untuk untuk berinteraksi dengan manusia-manusia yang bersembunyi di balik fasad yang sama.

Menulis di media online itu berbeda dengan menulis di buku. Di media online, kamu bisa bebas berinteraksi dengan pembaca. Dan cara kita berinteraksi dengan pembaca juga turut menentukan pembentukan karakter yang kita tulis, begitulah Star berteori.

Terkenal dengan karyanya yang bercerita tentang dominasi pria tampan dan berkuasa terhadap kaum hawa, Trix berhasil menghidupkan persona seorang "TrickstΔr, Mirage of Deceit" sebagai seorang pria tampan dan rapuh melalui interaksinya dengan pembaca, menggunakan foto laki-laki tampan pada profile picture-nya, bahkan merancang kisah hidup fiktif bagi persona ciptaannya.

Star berkilah bahwa ia tidak pernah mengatakan bawa dirinya cowok, pembaca sendiri yang seenaknya menyimpulkan... hehehe..., ucapnya enteng ketika kutegur. Aku hanya berharap Star tidak kelewat batas, karena kali ini ada seorang pembacanya yang bernama Miss Flo, yang benar-benar jatuh cinta pada sang persona fiktif, tanpa tahu kenyataan sebenarnya.

Sepanjang perjalanan Flo tersenyum-senyum sendiri, sambil berkali-kali melatihkan kata-kata yang akan diucapkannya pada sang pangeran negeri impian ketika bertemu nanti.

"Jo... ganteng mana, Trix apa elu?" tanya Flo dengan mata berbinar.

"Ganteng gue, lah!"

"Ah, yang bener...?" wajahnya tersipu. "Duh... bisa galau gue kalau direbutin sama dua orang cowok ganteng... kyaaaaaa..." Flo kembali terjebak dalam delusi, dan aku jadi semakin tak enak hati.

"U-udah... Jangan terlalu antusias dulu... nanti ujung-ujungnya kecewa..." sahutku pelan.

"Yah... jangan merusak kebahagiaan gue dong, Jo..." wajah Flo langsung lemas seketika.

"Mending daripada elu berharap terlalu banyak..."

"E-eh? Kok? E-e-emang... penampakannya Trix kaya gimana, sih?"

"Lihat aja nanti di Jogja..."


= = = = = = = = = = = = = = = = = = =​


Hari sudah beranjak petang waktu kita sampai di Jogja. Taksi bandara bergerak pelan melewati perkampungan padat yang dipenuhi dengan kost-kostan. Tugu peringatan kemerdekaan, papan pengumuman jam belajar, warung burjo yang dipenuhi mahasiswa di tanggal tua. Pemandangan khas kota pelajar yang membentang sejauh mata memandang.

Adzan Maghrib terdengar pelan. Taksi yang kami tumpangi memasuki gerbang kost dan pendopo berbentuk Joglo di bilangan Karanggayam. Star sudah menunggu di situ, berbinar-binar begitu melihatku turun dari taksi.

"Flo? Miss Flo bukan?" alisnya yang lucu langsung naik begitu lihat Flo yang muncul dari balik punggungku.

"Bini lu? Bangke lu Jo, elu udah cerita apa aja emang?" bisik Flo panik, melihat penampakan cewe manis berponi yang tiba-tiba menghambur memelukku.

"Aku Starla... panggil aja Star...," katanya renyah. "Masa Jo belum ngasih tahu siapa aku?"

Flo cuma melongo waktu Star mengungkap jati dirinya.

"T-Trix?"

Star mengangguk tanpa merasa bersalah.

"Well... here i am... flesh and bones..." kata Star sambil menundukkan wajahnya yang agak tersipu. "Kamu... nggak kecewa, kan...?"

"Ng-nggak... a-aku... w-well... a-aku... nggak nyangka aja..." Kehilangan kata-kata, Flo hanya mampu menyambut uluran tangan Star dengan kaku.

"Yuk... nanti malam kamu tidur di kamar aku aja, ya..." kata Star, membawakan koper Flo.

Flo cepat tersenyum. Namun ketika punggung Star berbalik, sekilas aku mendapati tatapannya yang berubah tajam dan menusuk.


= = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Flo sepertinya terpukul begitu melihat TrickstΔr, Pangeran Negeri Impiannya ternyata cewek manis berkaca-mata yang lebih cocok jadi pemeran utama komik Candy-candy daripada seorang Maestro cerita erotis berjuluk Mirage of Deceit. Sepanjang malam itu, Flo lebih banyak diam, aku tanya apa, dia cuma menjawab apa adanya. Wajar saja barangkali, buat seorang fans fanatik (kalau tidak mau dikatakan saiko) yang rela jauh-jauh ke Jogja hanya untuk ngepoin penulis pujaannya, kali ini Flo terpaksa menghadapi ekspektasi yang berbanding terbalik dengan realita:

Pangeran Negeri Impiannya tidak pernah ada.


[PLAYLIST]

Homogenic | Transmutasi​
 
Terakhir diubah:
Part 22
Bibit Insurgensi (part2)
by: Floral_Fleur





Setelah shock gue (dianggap) mereda. Kami duduk di ruang tamu bangunan berbentuk Joglo itu, mengelilingi bungkus martabak manis yang kini tinggal bersisa satu potong. Otak gue yang cetek, masih berusaha mencerna kenyataan pahit yang ada di depan gue. Trix, Pangeran dari Negeri Impian gue, sosok gaib yang bikin gue labil selama 3 tahun terakhir ini, ternyata adalah cewek manis dengan poni dan kacamata.

Gue nggak berhak marah. Gue harus mengatakan itu berkali-kali sama diri gue sendiri. Trix memang nggak pernah bilang dirinya cewek, tapi dia juga nggak pernah nolak kalau gue bilang cowok. Bahkan beberapa kali anak itu sempet flirting sama gue. Jelas, Trix dengan sadar dan sengaja udah bermain sandiwara.

Gue tahu, di dunia maya engkau bisa jadi siapa saja, tapi kali ini gue ngerasa orang di depan gue ini udah memainkan sandiwaranya dengan sempurna tanpa harus ngerasa bersalah dengan hati pembaca yang dibuatnya kecewa. Buktinya dia cuma ketawa-ketiwi begitu tahu kalau selama ini gue bayanginnnya dia sebagai cowok ganteng, keren, mapan. Sementara Jo cuma senyum-senyum aja, kayanya puas banget ngelihat muka gue yang macam WOTA yang baru sadar kalau ternyata oshimen-nya bertitit.

Huuu-uh. Dua orang ini kayanya emang ditakdirkan nyusahin hidup gue!!!

Pertama Trix. Penulis misterius yang cerita-ceritanya udah bikin gue jatuh cinta sama 'Pangeran Negeri Impian' selama 3 tahun terakhir ini. Setelah baca ceritanya, entah kenapa gue ngerasa akhirnya gue nemuin soulmate yang gue cari selama ini. Tiap hari gue ngimpiin dia, sampai akhirnya gue punya keberanian buat nyariin dia ke Jogja... sampai keluar uang banyak... dan ternyata selama ini gue udah jatuh cinta sama... cewek... huhuhu.... (amit-amit jabang bayi, jangan ampe gue belok kaya temen gue A-J...)

Kedua Jo. Cowok ganteng yang ternyata Kanjeng Dildo yang udah nyusahin gue semenjak pertama kali ketemu. Pura-pura jadi Trix. Nggak langsung ngaku kalau dia Kanjeng Distro dari awal. PHP-in gue di depan kostnya Iko. Dan dosanya yang paling besar adalah: bikin gue jatuh cinta.

Jo emang pernah bilang kalau dia enggak mau terikat, tapi semua orang di tempat itu bisa tahu kalau itu semua bullshit. Lihat aja, air muka Jo yang menghangat ketika berbicara dengan Trix. Atau gimana Trix, cewek pemalu yang lebih sering diam itu tiba-tiba aktif berbicara saat Jo ada di dekatnya, bahkan nggak ragu-ragu mendaratkan cubitan atau pukulan pelan ke atas tubuh cowok blasteran itu...

Huaaaaah kenapa ceweknya Jo harus Trix sih! Batin gue keki, ngebayangin mereka pernah ngapain aja selama ini. Ya iyalah, kamar mereka berdua kan deketan gitu! Huaaah.... Pantes aja seks scene-nya Trix keren-keren! Saking keselnya, rasanya gue sampai kepengen ngebalikin meja!

(╯°□°)╯︵ ┻━┻ gue nggak terima!

┻━┻ ︵ ヽ(°□°ヽ) gue nggak terima!!!

┻━┻ ︵ \\('0')// ︵ ┻━┻

GUE NGGAK TERIMA!!!

ಠ_ಠ Ehm... Flo...

ಠ_ಠ ...tolong...

ಠ__ಠ ...balikin lagi....

ಠ___ಠ ..mejanya....

(╮°-°)╮┳━┳

(╯°□°)╯︵ ┻━┻ BIARIN!


= = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Ehm. Tapi mau kesel juga gimana... ngelihat mukanya Trix yang ternyata cewek manis yang lebih mirip boneka itu bikin gue jadi serba nggak tega... Huhuhu...

Benernya, kalau gue mau usaha dikit buat dapetin Jo, bisa aja sih (kayaknya). Soalnya, habis itu di kamarnya, Trix bilang kalau sebenarnya dia nggak pacaran sama Jo, dan nggak bakalan bisa (nah lho). Kenapa? Karena beda agama? Gue bertanya dengan biadabnya. Trix cuma menggeleng terus senyum getir. Flo nggak bakalan ngerti, persoalannya lebih rumit daripada itu, jawabnya.

Gue jadi keinget postingan yang dibuat Trix di SF Hati ke Hati 2 minggu lalu. Gue juga keinget curhatan-curhatan Trix waktu dulu kita masih sering chatting, tentang sosok yang selama ini membuatnya gulana setengah hidup. Gue ketawa dalam hati, enggak nyangka aja, bahwa selama ini persona yang menggerakkan Trix buat menulis cerita-cerita tentang cinta yang nggak kesampaian itu ternyata Jo. Si Kanjeng Greget.

Wajar sih, cewek mana yang enggak geregetan punya cowok kaya Jo. Pacaran sama Kanjeng Dildo itu ibaratnya ngikhlasin cowoknya ML sama cewek lain! karena gue tahu Jo itu tipe-tipe orang kaya gue yang nggak bisa terikat sama satu pasangan... Hmmm...

Karena masih sebel, dengan biadabnya gue sengaja ganti baju di depannya Trix. (devil mode: on). Demonstratif, gue buka cardigans gue dalam gerakan perlahan. Sehingga kamisol pendek tanpa bra di baliknya bisa leluasa menampakkan bekas-bekas cupangan yang dibuat sama 'cowoknya' semalem... nggak langsung pakai baju, gue malah sengaja telanjang dulu cuma pakai g-string di depan matanya, seolah pengen bilang kalau body gue tuh jauh lebih oke dari dia.

Jelas aja, Trix langsung manyun ngelihatin kulit gue yang penuh bekas cupangan, gigigtan, jeratan kabel, dan bekas telapak tangan. "Jo pasti yang bikinnya," kata Trix sambil menggembungkan pipi. "Bilang aja, nggak papa. Udah biasa mah."

"Udah biasa dicupang?" (akuma mode: on)

"Iiiiiiih! Flooo!apaan sih?!" Anak itu langsung nyubitin gue dengan muka memerah.

Kalimat berikutnya dari Trix bikin gue melongo nggak percaya. Bahwa ternyata Trix masih virgin. Gue ulangi sekali lagi: V-I-R-G-I-N. (dicetak besar biar epic)

Oral? Trix menggeleng. Petting? Trix menggeleng lagi. Anal? Gue ditaboknya.

Serius nih! Kanjeng Dildo kan Penjahat Kelamin banget tuh bentuknya?! kata gue nggak percaya.

Trix cuma menggeleng dengan muka tersipu. "Jo bukan orang seperti itu," katanya. Awwwww... gula darah gue langsung naik. Cuih!

Trix mengaku belum pernah pacaran, belum pernah ciuman, apalagi ML. Dalam beberapa hal, Trix adalah antitesis segala eksistensi makhluk bernama Miss Flo (yang masih ragu-ragu kalau neraka itu benaran ada). Cuma gue belum nalar aja, gimana caranya dia bisa nulis adegan-adegan panas yang bertanggung jawab atas basah kuyupnya sprei gue selama ini tanpa harus copy-paste dari cerita lain.

Fantasi katanya. Terinspirasi dari foto-foto mesum gue di tumblr katanya.

Entah gue harus ketawa. Nangis. Atau bunuh diri nelen Dildo.


Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Puitis bgt miss 2 bait terakhir...kutunggu lanjutannya di ujung stasiun tugu...hehe
 
hua emng bener bisa keliatan di post pake browser ap sama hp apa (saya ndeso bgt ts)
 
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
Kepada api, yang menjadikannya abu...

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat diucapkan awan
Kepada hujan, yang menjadikannya tiada...
^
^
Kayak pernah baca tapi lupa dimana

Masa sih gak jago bikin adegan mellow? Gak jago aja cukup bikin :hua: gimana kalo jago?
 
Bimabet
Stlh dbaca dgn seksama n dlm tempo yg lmayan lama, update-an kali ini penuh dgn makna ttg khidupan.
Life is never perfect (bner ga nulisny? Hahaha)

:jempol: yg byk bwt Elizaa. Ntar ane bwtin seblak jempol bwt nemenin cendol segerny :panlok1:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd