Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [TRUE STORY] BOBO SAMA CEWEK TERCANTIK BUAT DAPAT RUMAH

Ceritanya menarik Hu, bener-bener menikmati tiap alurnya, ditunggu updatenya hu
 
Selamat puasa suhu sekalian

Sori lama banget apdetnya soalnya sempet ga bisa akses ke sini dan sibuk luar biasa

Mudah mudahan masih pada tertarik



Enjoy~



11

Setelah ditinggal Eva, Dodi jadi tidak keruan. Dia jadi malas. Bangun selalu siang, tidak mau bekerja dan sering jalan-jalan sendirian terus pulang malam-malam. Koh Ang membiarkan Dodi seperti itu untuk beberapa minggu karena dia tahu sakitnya patah hati. Tapi Koh Ang mulai khawatir ketika Dodi mulai menghabiskan tabungan yang awalnya untuk menikah. Tabungan Dodi dipakai untuk sewa PSK.

Telusur punya telusur, Dodi diajak Anwar main perempuan untuk melupakan kesedihan. Koh Ang mulai merasa kalau dia harus intervensi.

Dodi sudah jauh dari sehat secara psikis. Semua PSK di terminal tempat Nina dan Anwar sudah hampir habis dia coba. Uang tabungannya sudah setengah ludes. Untungnya dia tidak suka minum alkohol. Kata Dodi kalau minum alkohol, jadi enggak kerasa rasanya ngewe. Walaupun sebetulnya dia tidak terlalu suka ngewe. Cuma untuk melupakan Eva saja.

Suatu malam ketika Dodi pulang ke kedai, Koh Ang sudah menunggu Dodi.

“Duduk,” kata Koh Ang.

Diceramahilah Dodi sama Koh Ang soal kehidupan. Lupa detailnya gimana. Intinya Koh Ang melarang Dodi menghabiskan uang untuk perempuan. Dasar anak muda labil dan bebal, Dodi melawan balik.

“Koh sendiri suka judi! Enggak usah ngurusin saya!”

Wah, bertengkar hebat Dodi dengan Koh Ang. Bentak-bentak, banting-banting meja, sampai Dodi disiram air sama Koh Ang. Ngambek, Dodi kabur ke terminal. Berhubung warung Nina tutup dan Anwar lagi enggak ada, dia lari ke tempat tongkrongan para PSK. Di sana dia ketemu dengan dua PSK yang sempat Dodi pakai. Awalnya Dodi berencana untuk menyewa mereka berdua tapi melihat mereka lagi diskusi serius, Dodi penasaran sama pembicaraan mereka. Ditanyalah mereka sedang ngomongin apa.

“Kita ditawarin kerjaan jadi tukang pijat,” kata PSK A. “Tapi bukan di sini, tapi di Ibukota. Gajinya gede tapi….”

Rupanya mereka didatangi sama laki-laki yang disewa sama tempat pijat plus-plus.

“Bagus, dong kalau gajinya gede,” kata Dodi.

“Sebetulnya kita juga tergiur tapi ada beberapa teman yang bilang kalau kerja di sana itu ngeri,” kata PSK B.

“Ngeri gimana?”

“Ya, kita enggak boleh pulang. Enggak boleh pegang HP. Terus dipantau sama bodyguard. Kerjanya enggak tahu waktu. Mau capek juga tetap harus layani orang.”

Dodi terdiam.

“Kita butuh uangnya, sih. Kita juga sadar kalau cewek kayak kita enggak punya kemampuan lain selain jual badan buat cari uang. Tapi kalau kita kerja di tempat kayak gitu, kita kayak dipenjara dan jadi budak. Setidaknya kalau mangkal di terminal, kita enggak punya bos atau harus setor. Semuanya buat kita. Tapi kalau di tempat begituan itu gimana, ya?” curhat PSK A.

“Tapi kita butuh uangnya. Keluarga saya mesti dikasih nafkah,” kata PSK B.

PSK A ini anak tunggal dan bapaknya sudah meninggal. Ibunya perokok dan mantan pencandu narkoba yang sudah insaf tapi otaknya ada kerusakan jadi sudah pikun parah walaupun usia masih muda. PSK B ini single mother yang anaknya dilahirkan tanpa tahu laki-laki mana yang jadi bapaknya. Berhubung bingung, PSK B bilang ke anaknya kalau bapaknya meninggal. Mereka berdua tulang punggung keluarga yang butuh uang.

Dodi jadi malas ngewe. Dia pulang ke kedai Koh Ang tapi tidak masuk ke dalam karena masih jaim habis berantem. Akhirnya dia jalan-jalan keliling kota sampai subuh sambil mikir. Banyak yang dia renungkan dan puncaknya waktu dia sampai di sebuah pasar. Dodi melihat banyak orang – pedagang, calon pembeli, tukang parkir, - yang bersiap-siap untuk berkegiatan. Entah kenapa pemandangan itu membuat Dodi terharu.

Dodi berjalan balik ke kedai Koh Ang. Dodi membuka pintu kedai lalu masuk. Di dalam ada Koh Ang yang rupanya belum tidur juga. Dia sedang duduk di salah satu meja kedai sambil melamun. Tanpa basa basi, Dodi duduk di lantai lalu meminta maaf sama Koh Ang.

Dodi sudah berdosa sama Koh Ang. Koh Ang adalah orang yang sangat peduli sama Dodi, yang memberi Dodi rumah, memberi Dodi pekerjaan, dan merawatnya. Dodi tidak sepatutnya melawan Koh Ang.

Tanpa disangka, Koh Ang menangis. Dia juga merasa bersalah. Lalu Koh Ang berjanji pada Dodi bahwa dia kan berhenti berjudi. Dodi juga berjanji tidak akan menghamburkan uang lagi. Malah, di pagi itu, Dodi dan Koh Ang membicarakan bisnis.

Dodi bilang ke Koh Ang kalau dia sanggup melebarkan sayap kedai Koh Ang dengan membuka cabang. Koh Ang setuju dan awalnya mau memberi modal. Dodi menolak. Dia memutuskan untuk menggunakan sisa uang tabungannya untuk membuka cabang baru. Supaya uangnya tidak disalahgunakan buat yang aneh-aneh, katanya.

Long story short, di sinilah langkah pertama Dodi merintis bisnis kulinernya.

**

Seiring berkembangnya bisnis Dodi, dia pun menambah teman. Ada yang awalnya dari pelanggan terus jadi teman, sesama pedagang lain, dan sebagainya. Di masa ini Dodi dipertemukan dengan seorang perempuan bernama Una. Una ini anak orang berada dan sering makan di kedai pinggiran punya Dodi setiap hari Rabu dan Sabtu. Dodi sering ngobrol sama Una ini dan mereka jadi teman baik.

Dari Una ini Dodi banyak belajar soal keuangan. Dari Una ini juga Dodi punya inspirasi bagaimana mengelola kedai pertamanya supaya urutan kerja dan profitnya makin mengalir. Una secara tidak langsung meng-upgrade sistem Koh Ang yang diterapkan di kedai Dodi.

Mereka semakin dekat dan makin dekat. Una senang ngobrol sama Dodi dan jadi sering datang ke kedai sendirian tanpa teman hanya untuk ngobrol sama Dodi. Dodi juga nyaman sekali dengan Una. Una ini orangnya imut-imut. Saya pribadi belum lihat foto orangnya tapi kata Dodi begini: “Dibilang cantik, ya, cantik. Dibilang biasa, ya, biasa.” Jadi silakan diimajinasikan sendiri bentuknya.

Seperti biasa kalau ada cowok sama cewek berteman cukup dekat, pasti, PASTI salah satu jadi suka. Di sini yang suka pertama kali adalah Una. Una ini orang lumayan straight forward jadi ketika dia suka sama orang langsung dia tunjukkan. Kayak datang ke kedai lebih sering, sering sentuh Dodi, sering genit, dan yah, pokoknya gitulah. Dodi sendiri sebetulnya tertarik sama Una tapi dia tidak berniat sampai pacaran. Tapi salah satu karyawan dia mendorong terus Dodi untuk pacaran sama Una. Dodi sempat malas berhubungan dengan perempuan karena ada sedikit trauma sama kejadian Eva. Lama kelamaan, Dodi berpikir, ya, sudah, deh, coba saja pacaran.

Dodi menembak Una, singkatnya. Diterima sama Una dan mereka pacaran.

Tidak disangka-sangka, Dodi makin dan semakin nyaman sama Una. Dia menikmati punya orang yang bisa dicurhatin, diceritain soal keseharian, berbagi cerita dan segala macam. Dalam hubungan pacaran mereka, Una lebih mendominasi. Dodi sudah punya uang, tapi mereka masih menganggap bahwa uang Una lebih banyak. Jadi kalau kencan, seringnya Una yang bayar makan lebih banyak. Kalau nonton biasanya Una yang bayar tiket, Dodi yang bayar minum. Una punya mobil dan Dodi yang menyetir. Dodi tidak minder dan malah menikmati perannya. Una juga senang punya pacar Dodi.

Suatu kali waktu mereka nonton bioskop, film yang mereka tonton tidak seru sama sekali. Boring maximal. Nah, karena boring, Una mulai iseng tangannya. Mereka pegangan tangan lalu kepala Una bersandar di pundak Dodi. Makin boring filmnya, makin dekat mereka. Lalu mereka berciuman untuk pertama kalinya di dalam bioskop yang gelap.

Sejak hari itu, skinship atau persentuhan fisik mereka makin intens. Mereka lebih sering gandengan tangan, peluk-pelukan, dan suatu hari ketika Dodi main ke rumah Una, hubungan skinship mereka mulai meningkat. Rumah Una ada dua tingkat dan keluarga inti Una selalu tidak ada di rumah kalau hari biasa. Una punya adik yang kuliah, dan dua orang tua yang bekerja. Jadi ketika Dodi dan Una main di rumah, biasanya mereka sendirian. Atau kalaupun ada orang tua, mereka tidak pernah naik ke lantai dua jadi kalau Dodi dan Una ngapa-ngapain tidak pernah ketahuan. Nah, kebetulan rumah Una kosong, nih, waktu itu jadi bebas buat ngapa-ngapain

Pembukaan kemesraan dimulai oleh Dodi yang tiba-tiba nyosor bibir Una karena dia tiba-tiba horny. Maklum kalau ada dua orang di rumah kosong, biasanya setannya banyak, tuh, jadi sange, deh, Dodi.

Waktu dicium Una kaget. Walaupun sering, Una merasakan kalau ciuman Dodi waktu itu berbeda. Lebih sangar. Mulailah mereka berciuman. Bibir saling menempel, lalu lidah mulai bermain. Tangan Dodi menggerayang dari pundak, punggung dan pinggang. Perlahan turun ke pantat Una yang dibalut celana pendek. Jari Dodi menyelip di celana Una dan mengelus kulit pantat Una. Tanpa disangka, Una menurunkan tangannya dan menyentuh penis Dodi dari luar celana.

Ah, ini, mah, green light. Dodi mendorong Una sampai rebahan di sofa. Tangan Dodi menarik kaus Una sampai branya keliatan dan langsung jari-jarinya bermain. Desahan Una menambah kesangean Dodi. Dodi memeluk Una lebih erat.

Dodi membuka kait bra Una dan lepas dengan sekali gerakan. Una terkekeh.

“Kenapa?”

“Pro banget.”

“Berpengalaman,” kata Dodi.

“Sudah pernah?”

“Sudah.”

Una diam. “Aku belum.”

“Sama sekali?”

“Cuma sampai telanjang doang.”

“Sekarang mau gimana?”

“Kalau sampai ML, sih, … nanti kali, ya?”

“Terserah.”

Una tersenyum lalu mereka berciuman lagi. Satu per satu kain di tubuh Una dicopot. Dodi, untuk pertama kali setelah sekian lama, melihat lagi tubuh perempuan tanpa busana. Penisnya tegang hebat tapi rasanya berbeda. Dia sudah sering main dengan PSK tapi dengan Una rasanya seperti lebih dekat, lebih intim, dan lebih nyaman. Ketika Dodi membuka baju dan memeluk Una sambil berciuman, dia merasa nyaman. Tangan Una memainkan penis Dodi dan nikmatnya membuat mata Dodi merem melek. Desahan Una ketika setiap inci tubuhnya dipegang pun membuat Dodi semakin erat memeluk perempuan itu.

“Anjir,” kata Una. “Enak banget.”

Enak gimana? Belum diapa-apain.

“Masukin?”

Una mengangguk. “Tapi pelan.”

Oke.

Dodi mulai mengarahkan penisnya ke vagina Una. Semakin dekat dan ketika ditusuk, vaginanya melawan. Una merintih. “Sakit.”

“Kalau mau stop bilang.”

Dodi maju lagi. Belum masuk. Una makin merintih. Melihat Una kesakitan malah membuat Dodi makin horny. Percobaan ketiga, keempat, dan kelima. Masuk, deh.

Ketika masuk, Dodi diam. Dia melihat Una yang merintih dan wajahnya mengerut kesakitan. “Sakit banget. Tapi enak.”

“Saya enggak pake kondom.”

“Jangan keluar di dalem.”

Maka dimulailah pergerakan maju mundur dengan lembut.

Anjir, sempit, hangat, nikmat. Enggak sampai sepuluh maju mundur, Dodi mencabut penisnya dan meledak di paha Una.

Una diam lama sekali sambil menutup mata. Dia ngos-ngosan dan tangannya memegang selangkangan.

Di sini saya salah karena enggak nanya apa berdarah atau enggak ke si Dodi. Tapi si Una ini perawan. Jadi jangan tanya lagi di komen, ya.

Habis entup Una, Dodi memeluk Una di sofa sampai ketiduran.

Ini yang dia tidak dapatkan dari PSK. Hubungan badan dengan perasaan 1000 kali lebih nikmat ketimbang seks dengan PSK.

Dodi dan Una pacaran lumayan lama dan lumayan mesra. Seringnya mereka kencan nonton atau di rumah kalau sedang tidak ada di kedai Dodi.

Suatu hari ketika Una lagi main ke kedai Dodi, kedai itu kedatangan tamu yang mengejutkan. Seorang perempuan dengan baju seragam bank swasta dan wajahnya dikenali oleh Dodi. Perempuan itu adalah Ani si simpanan Bapaknya.

--
 
ehh update lagi kirain ga ada update nya
lanjutin hu karya mu cerita nya menarik
 
Bru selesai baca marathon... Cerita nya bagus hu.. Ane izin daftar jdi pengunjung dimari ya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd