Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [TRUE STORY] BOBO SAMA CEWEK TERCANTIK BUAT DAPAT RUMAH

Bimabet
18

Petualangan seks Budi dengan Sheila cukup berwarna. Mereka nggenjot di kantor kalau sedang sepi, di mobil kantor waktu mereka disuruh observasi lapangan, di toilet McD, di mobil travel kantor yang luas malam-malam waktu lembur, hotel (sudah jelas kalau ini, selama berhubungan mereka biasa sewa hotel buat semalam tapi cuma dipakai setengah hari terus pulang ke kontrakan masing-masing), dan tempat-tempat lainnya.

Hubungan mereka pun lumayan lama dan kali ini Budi pakai hati. Sikap Sheila yang walaupun sudah kena efek cincin dan jadi beringas, tidak menghilangkan sifat aslinya yang periang, supel, humoris, pintar, dan lain sebagainya. Budi menganggap mereka pacaran walaupun mereka tidak pernah kencan seperti makan atau nonton. Ngewe doang kerjaan mereka. Which is fine.

Di penghujung kontrak Budi, dia semakin sibuk sehingga acara pergenjotan sedikit direm. Datanglah hari di mana dia harus mempresentasikan sistem buatannya kepada pemilik perusahaan. Budi percaya diri dengan sistem perusahaan buatannya. Dia yakin sempurna. Waktu presentasi, Budi ditemani Jojo. Sheila juga ada sebagai staf admin lapangan. Total ada delapan orang di ruang rapat yang mendengarkan paparan Budi soal sistemnya.

Budi membuat satu program utama di mana divisi sales bisa mengisi jadwal harian, mingguan, bulanan mereka dari website yang ditaruh di domain umum sehingga bisa diakses dari mana saja. Selain itu sales juga bisa membuat penawaran harga secara real time yang hasilnya bisa dibuat jadi file word atau pdf dan siap dicetak kapan saja. Waktu membuat penawaran harga, sales juga bisa melihat kalender kerja kantor supaya penawaran tour yang mereka buat tidak tabrakan tanggalnya dengan sales lain yang sudah lebih dulu booking tanggal untuk armada operasional kantor, seperti bus, mobil elf, dan mobil kecil.

Setelah sales selesai mengisi itu, portal dalam sistem akan terbuka untuk divisi marketing yang akan menyiapkan armada operasional, personil guide, sopir, katering, booking tempat wisata, tiket, dan segala macam. Divisi terkait langsung dapat notifikasi setiap buka domain itu dan menyiapkan hal-hal yang diperlukan.

Selesai semua itu baru terbuka portal ke bagian keuangan yang akan menyiapkan tagihan untuk pelanggan, menghitung biaya operasional, profit, dan lain sebagainya, baru portal bagian HRD terbuka untuk persetujuan pembayaran gaji, komisi, uang lembur, dan seterusnya.

Selesai presentasi, Budi dihadiahi tepuk tangan dari semua orang. Pemilik perusahaan memeluknya bangga. Budi ikut senang. Setelah beres-beres, Budi ada jadwal ngeseks sama Sheila lagi, tapi harus tertunda karena Sheila ada pekerjaan tambahan. Di ruang rapat tinggallah dia dan Jojo, si manajer.

“Kapan kontraknya habis?” tanya Jojo.

“Hari Jumat ini,” jawab Budi.

“Berarti gaji terakhir sudah dapat, ya?”

“Sudah.”

“Dapat bonus lagi setelah bikin sistem itu enggak?”

“Enggak kayaknya.”

Jojo menyuruh Budi duduk di meja. “Sini. Kamu pernah dengar yang namanya cashflow quadrant?”

“Enggak.”

Jojo menjelaskan bahwa profesi manusia itu dibagi empat: employee (karyawan), self-employed (wirausaha), businessman (pebisnis), dan investor.

“Tahu bedanya apa?”

Budi tidak tahu.

“Karyawan sama wirausaha itu penghasilannya mentok. Tahu kenapa? Karena waktu mereka juga mentok. Kamu digaji berapa per bulan di sini?”

“13 juta, Pak,” jawab Budi.

“Kalau mau naik dua kali lipat, caranya gimana?”

“Wah, enggak bisa, Pak. Lembur juga, kan, memang enggak dibayar. Dan memang enggak pernah disuruh lembur, sih.”

“Nah. Itu satu. Kedua, katakanlah kamu dibayar buat kerja dari jam sembilan sampai enam dan digaji 13 juta. Berarti 9 jam kamu selama sebulan itu dihargai 13 juta. Logikanya kalau kamu mau digaji dua kali lipat, kamu mesti nambah kerja selama 9 jam lagi. Betul? Berarti kamu kerja 18 jam. Kamu kuat kerja selama itu?”

Budi terdiam.

“Katakanlah kamu kuat. Punya gaji 26 juta. Tapi hari ada 24 jam. Dari 18 jam sisa 6 jam lagi. Anggap per jam kamu digaji 50 ribu. 6 jam per hari, dikali 27 hari kerja, jadi 8 jutaan. Total gaji kamu 30 jutaan. Sampai sini nangkep?”

Lumayan, pikir Budi. “Iya.”

“Tapi mana ada orang yang mampu kerja full 24 jam. Matilah. Ini yang saya bilang kalau jadi karyawan uangnya mentok segitu-gitu aja. Tiap tahun naik gaji 3-7%. 7 pun jarang yang kasih. Sementara yang kita berikan buat kantor, valuasinya bisa jadi lebih dari gaji yang kita dapat sekarang. Setiap kita berhasil dalam pekerjaan, yang kaya yang punya kantor. Setuju?”

Budi terdiam. Kata-kata itu membekas parah di benak Budi.

“Jadi lebih baik jadi wirausaha, ya, Pak?” kata Budi.

“Betul. Tapi tetap. Yang namanya wirausaha itu juga terbatas waktu. Wirausaha itu pedagang, loh. Contoh dokter. Dia buka praktik di rumah. Anggap satu hari praktik 5 jam, rata-rata income dia dari situ 5 juta per hari. Tapi kalau besoknya dia enggak praktik, ya, enggak dapat uang. Yang paling baik itu jadi investor. Tapi memang tahapannya harus dari wirausaha dulu, terus naik ke pebisnis. Pebisnis itu kayak si bos. Dia ke kantor seminggu sekali, tapi uang masuk terus ke rekening. Karena dia punya sistem. Sistemnya siapa yang buat? Kamu.”

Budi tertohok di situ. Betul juga, Nying. Gue yang kerja, si bos yang nikmatin hasilnya. Dari hitungan Budi, dengan sistem barunya itu, perusahaan dia bisa naikin profit sekitar 40-50% karena pekerjaan karyawannya lebih efisien. Yang Budi dapat apa? Gaji bulanan. Profit kantor yang besar itu sebagian besar masuk ke kantong si yang punya perusahaan.

Damn!

“Habis dari sini kamu mau kerja di mana?” tanya Jojo.

“Belum tahu, Pak.”

“Kamu mau kerja bareng saya?”

Rupanya Jojo punya niat buat perusahaan sendiri. Melihat kemampuan Budi yang baik dalam bidang IT, Jojo yang juga basic IT ingin membuat perusahaan pengembang sistem independen untuk kantor-kantor. Pekerjaannya persis seperti yang Budi lakukan, tapi semua profit masuk ke kantong mereka sepenuhnya. Budi langsung bersemangat. Dia berpikir inilah waktunya untuk lompat level dari karyawan ke wirausaha. Budi juga percaya sama Jojo. Jojo pintar. Banyak sekali masukan Jojo pada sistem yang dibuat Budy sehingga hasilnya mantap surantap seperti yang sudah jadi.

Budi pulang dengan kepala penuh semangat. Dia sampai lupa agenda nggenjotnya dengan Sheila. Tidak masalah, Budi masih kerja sampai hari Jumat.

Hari terakhir Budi diwarnai makan-makan sederhana di kantor. Bos kantor memesan HokBen buat semua karyawan sebagai syukuran atas hadirnya Budi. Budi senang tapi sedih. Jerih payah dia bikin sistem sebegitu rumit dihadiahi nasi kotak HokBen yang harganya 30an ribu. Makin menggebulah dia untuk buka usaha dengan Jojo.

Malamnya dia dan Sheila buka kamar hotel lagi dan nggenjot sekitar tiga kali sebelum mereka pulang di tengah malam. Besoknya Jojo mengirimkan pesan dan mengajak Budi untuk datang ke bar yang ada di Kuta. Datanglah Budi ke sana. Waktu itu sekitar jam setengah enam sore. Di bar itu sudah ada Jojo dan ada juga Sheila.

Rupanya Jojo juga ingin mengajak Sheila hengkang dari perusahaan tour and travel itu dan buka perusahaan baru dengannya dan Budi. Budi senang bukan main. Sheila teman ngewenya bakal ngikut juga. Terlebih ketika Jojo bilang dia akan buka usahanya di ibukota. Budi bisa langsung pulang kampung.

Jojo bilang kalau dia sudah ada rencana mau jual apa dan ke mana. Bahkan dia sedang janjian dengan temannya di bar itu buat ngobrol soal bisnis. Teman Jojo datang sekitar pukul tujuh. Ada dua orang, laki-laki dan perempuan yang sepertinya suami istri. Jojo lalu meminta meja terpisah supaya dia dan suami istri itu bisa mengobrol lebih serius. Tinggallah Budi dan Sheila. Sheila yang masih kena efek cincin, langsung agresif.

Dia memegang penis Budi dari bawah meja. Budi kaget. Dia langsung mengajak pergi. Sheila menolak. Di toilet saja katanya. Atau mobil.

Budi memilih mobil.

Mobil Sheila terparkir di pinggir jalan agak jauh dari bar. Budi dan Sheila masuk dan langsung hajar berciuman. Budi horny bukan main. Tidak pakai lama, celana Sheila sudah melorot. Celana Budi pun sudah terlepas.

Sodok.

Sheila mendesah nikmat. Budi memandangi wajah Sheila yang keenakan di depannya. Gue nikahin aja apa, ya, cewek ini? Pikir Budi.

Tiba-tiba kaca jendela mobil pecah. Budi kaget dan si otong yang tadi tegang berdiri langsung ciut. Sheila melompat. Budi menoleh ke belakang dan melihat Jojo memegang batu bata besar. Dia baru saja menghancurkan kaca jendela.

Wajah Jojo penuh amarah. Merah padam. Matanya membelalak mengerikan. Giginya rapat dan rahangnya dikeraskan. Dia membuka pintu dengan melepaskan kunci dari dalam, lalu menarik kaki Budi keluar dari mobil. Pantat Budi yang tidak terlindungi celana luka tergores pecahan kaca jendela. Budi jatuh ke trotoar, pipinya membentur tanah dengan keras. Jojo menendang pinggang, kaki, punggung, kepala Budi. Tidak sempat Budi membela diri karena Jojo begitu membabi buta.

Sheila keluar dari mobil setelah memakai celana dalam. Dia memegangi Jojo.

“Udah! Udah, Ayang!” kata Sheila.

Guoblooooook! Jojo pacarnya Sheila?

Jojo mencoba melepaskan diri dari Sheila tapi dia menahan diri supaya tidak memukul pacarnya itu. Sheila melemparkan celana Budi lalu menyuruhnya pergi. Budi pakai celana dengan asal lalu lari tunggang langgang. Di belakangnya terdengar suara Jojo memaki-maki dengan berbagai kata-kata kotor bin kasar.

**

Sampai kontrakan barulah terasa luka-luka di badan Budi. Dari bagian bawah pantat sampai ke pinggang ada banyak luka goresan gara-gara pecahan kaca jendela mobil. Lukanya kecil-kecil tapi perih. Beberapa ada yang berdarah. Pipi kanannya memar dan bengkak. Lututnya lecet. Bagian sebelah kanan dadanya sakit ngilu. Yang paling parah adalah rasa malu. Budi hanya berharap kejadian tadi tidak sampai ke tempat kerjanya.

Eh, lupa, dia sudah tidak kerja di sana lagi.

Akhirnya Budi mempercepat kepulangannya dari Bali. Tapi dia tidak ke ibukota, tapi ke kota tempat dia kuliah. Dia mau menemui Pak Kus untuk melepaskan Sheila dari pengaruh cincin.

Sedari pagi ketika Budi berangkat ke bandara, waktu menunggu pesawat, sampai menunggu angkutan menuju tempat kos waktu dia kuliah, Budi dapat ratusan missed call dari Sheila. Pesan yang masuk lebih banyak lagi. Dia baca beberapa. Isinya minta maaf dan keinginan buat nggenjot lagi. Tapi Budi sudah tidak mau berhubungan lagi dengan dia. Trauma.

Sesampainya di tempat kos, Budi langsung ke rumah Pak Kus. Ketika datang, dia disambut anak perempuan Pak Kus yang pernah dia lihat. Dia membawa kabar buruk.

“Bapak sudah meninggal, Mas. Tanggal 24 September kemarin. Kena serangan jantung.”

Bujubuneng. Ini yang dimaksud Pak Kus dia tidak bisa membantu Budi lagi setelah 24 September.

Budi bingung. Dia teringat Pak Is yang disebutkan Pak Kus. Buru-buru Budi menelepon Pak Is.

“Oh. Budi, ya. Pak Kus pernah bilang. Kita ketemu di kampus kamu jam tiga.”

Maka datanglah Budi ke kampus lamanya. Berhubung waktu itu hari Sabtu, kampusnya sepi. Dia langsung mengenali Pak Is karena dia satu-satunya orang yang ada di sana. Pak Is sedang merokok di bangku bawah pohon.

Waktu Budi datang, Pak Is mengisap rokoknya kuat-kuat lalu meniup Budi dengan asapnya. Budi terbatuk. Pak Is menampar pipi Budi dengan keras. Untung bukan di tempat pipinya yang memar.

“Kenapa, Pak?” tanya Budi geram.

“Saya bukan tampar kamu. Saya tampar (nama cincin Budi).”

“Hah?”

“Makin menjadi. Senang dia. Makin banyak cewek yang kamu dekatin, dia makin senang.”

Budi bingung. Mata Pak Is tidak melihat ke arahnya waktu bicara, tapi ke arah pundaknya.

“Kamu ikut saya. Kita ke kota tempat kamu KKN. Kita kembalikan cincin itu hari ini. Kalau enggak, dua hari lagi kamu muntah darah.”

Takut, Budi menurut.

Dia menumpang mobil Pak Is sampai ke tempat dia KKN. Mereka sampai di sana malam hari dan Pak Is langsung membawa Budi ke tepi pantai tempat Budi diberi cincin itu. Pak Is mengambil cincin Budi lalu mencelupkannya ke air. Cincinnya lumer jadi abu. Setelah itu Pak Is membawa Budi pulang. Karena Budi sudah tidak punya kamar kos, dia menyewa hotel murah di dekat kampus. Sebelum berpisah, Pak Is mewanti-wantinya.

“Bapak pernah pakai begituan. Pak Kus juga. Banyak yang punya. Tapi yang kamu punya itu kuatnya minta tumbal. Bukan kamu yang kena. Orang lain. Kamu enggak cocok pakai begituan, normal-normal saja. Kamu itu lemah. Enggak usah main begituan lagi. Ngerti?”

Lalu Pak Is pergi.

Tinggallah Budi sendirian dalam kebingungan. Dia sedikit sedih cincinnya hilang dan kemampuannya peletnya tidak bisa dipakai lagi. Takut karena kata Pak Is ada orang lain yang jadi tumbal si cincin. Berbagai pikiran membuat Budi sakit kepala.

Untuk mengalihkan pikirannya, Budi fokus kepada tujuan masa depannya. Dia tidak mau jadi karyawan, dia mau jadi seorang investor.
 
Setelah membaca 29 halaman. dengan berat hati saya menyatakan SAYA SUKA CERITA INI,dan saya menunggu kelanjutannya.sekian dan terima kasih
 
Bimabet
Maraton setelah tidak lama tidak berkunjung
Semangat terus huu updatenya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd