PART 8 – HARI BURUK
baru kali ini aku seberani ini, keluar hanya menggunakan bawahan hotpant jeans dan atasan hanya tangtop dengan outer jaket untuk menutupi lenganku, memang biasanya pakaian ini hanya ku kenakan di dalam rumah saja, karena jika ini ku kenakan di luar akan banyak mata yang tergoda untuk melihatku, benar saja, selama dijalan aku menjadi pusat perhatian, karena disaat aku duduk hotpantsku agak tertarik sehingga menyuguhkan pemandangan paha mulusku, banyak mata lelaki yang menatapku nakal, setiap berhenti di perempatan banyak tatapan liar menuju ke aku, tak terkecuali bapak ojek online yang sedang memboncengiku, aku paham sedari awal bapak ini mengubah posisi spionnya kearah pahaku, selama perjalanan, mata bapak ini selalu melihat ke spion,
ditambah lagi, bapak driver ini selalu mengajakku berbicara, karena bisingnya lalu Lalang kendaraan menyebabkan aku harus sedikit mencodongkan badanku kedepan agar aku dapat mendengar apa yang dikatakan oleh bapak tersebut, tak jarang dadaku menyentuh punggung bapak ini disaat aku mencodongkan badanku, sepertinya bapak ini juga memanfaatkan kesempatan ini, dan selalu bertanya tentang apapun padahal hanya modusnya agar dadaku dapat menempel di punggungnya, kenakalan bapak ini ga berhenti disitu saja, bapak ini sengaja mencari jalan yang tidak rata dan banyak polisi tidurnya beralasan ini jalan tercepat sampai tujuan, dan disaat melewati jalan jalan itu secara sengaja bapak ini mencondongkan badannya ke belakang menghimpit dadaku yang sedang bergetar naik tutun karna efek jalanan yang tidak rata. aku benar benar sangat risi pada saat itu, kalau aku yang pesan ojek online ini pasti akan ku kasih bintang terkecil dan ulasan buruk.
ditengah perjalanan, bapak ini meminta ijin untuk mampir mengisi bahan bakar, aku hanya mengiyakan saja dan berharap ini segera selesai, disaat sampai di pengisian bahan bakar, bapak ini berbalik badan menyuruhku untuk turun sebentar dan menyuruhku menunggu ditempat yang teduh, memang baik maksud bapak ini, tetapi ntah disengaja atau tidak, lengan bapak ini sempat menyenggol dadaku, setelah selesai mengisi bahan bakar bapak ini mendatangiku,
“mari mbak cantik kita lanjut perjalanan lagi” matanya memandangiku dari atas sampai bawah sambil terseyum mesum kepadaku
aku menurutinya, berharap cepat sampai ketujuan, sampai akhirnya aku mengenali kemana tujuannya, ini mengarah ke kosan aldo, “aahhh, ini akan jadi hari yang buruk sepertinya” umpatku dalam hati, ditambah lagi ancaman yang diberikan aldo tadi,
dari kejauhan terlihat aldo keluar dan berdiri didepan gerbang kosan sambil memegang handphonenya, sepertinya aldo memantau perjalanan kami, sehingga dia tau kalo kami sudah hampir sampai. sesampainya didepan gerbang bapak ini berhenti tepat disamping aldo.
“akhirnya sampai, gimana pak perjalanannya? macet yaa kok agak lama” kata aldo membuka obrolan ke bapak drivernya
“oh iyaa mas, rame banget jalanan hari ini, macet dimana mana, ini aja tadi cari jalan tikus biar ga makin lama, jadi maaf agak lama tadi” jawab bapaknya berbohong ke aldo, padahal tadi lama karena memang bapak ini memutarkan jalan ke jalan yang sepi sepi, dan sengaja mencari jalan yang tidak rata,
“iyaa pak gapapa, yang penting sampai kan, oiya pak aduh minta maaf nih, ternyata uang cash saya di dompet kosong, lupa uangnya semalem dipinjem sama temen dan kebetulan ATM saya keblokir, kalau saya pinjem motornya sebentar untuk ngurus kartu saya gimana pak?” seketika muka aldo berubah serius
“waduh mas, gabisa mas, saya perlu ngejar target, dari pagi sampai siang ini aja baru pertama narik, nanti kalo motornya dipake saya ga bisa narik buat kejar target mas” muka bapaknya berubah dari humble menjadi sedikit kesal, terlihat dari perubahan raut wajahnya.
“hmm gini aja pak, gimana kalo saya sedikit beri penawaran, saya pinjam motor bapak untuk ke bank, sembari menunggu saya, bapak boleh istirahat dikamar saya, nanti ditemani teman saya ini, bapak saya ijinin ngapain aja, asal jangan sampe ada yang dimasukin, kecuali masukin ke mulut” sambil aldo merangkulku “yakin bapak ga nahan salama perjalanan tadi?” tambah aldo sambil mengusap usap punggungku
DEEEGGGGGGGG…. mataku melotot sambil melihat muka aldo, tidak ada ekspresi bercanda di mukanya, apa maksdunya ini semua, seketika lututku lemas mendengar percakapan ini, aku hanya bisa tertunduk lesu.
“haaahh, mas serius?” kata bapak ini agak kaget mendengar tawaran tersebut, tapi seketika pandangannya berubah menjadi liar menatapku
“iyaa pak, itung itung sebagai permintaan maafku ke bapak, kalo oke silahkan ke kamar, saya pinjam motornya bapak, tenang nanti bensin saya isikan” balas aldo
“kalo tawarannya kaya gini sih saya gabisa nolak mas, gapapa deh hari ini ga tembus poin, poin bisa di cari besok lagi, kalo kesempatan kaya gin ikan belum tentu dapet” kata bapaknya sambil menatap tajam diriku seperti matanya dapat menerawang apa yang ada di balik pakaianku.
“nurut yaa, tau kan akibatnya kalo ga nurut” aldo berbisik disebelah telingaku
“yaudah lin, ajak bapaknya ke kamarku, biarin bapaknya istirahat, kalau ada butuh diturutin yaa” sambil senyum jahat kepadaku
aku masih ga percaya dengan kejadian barusan, dan aku ga tau apa yang sebentar lagi terjadi kepadaku, aku pasrah, cepat cepat menuju ke kamar aldo diikuti oleh bapak driver itu berharap tidak ada yang tau. tangan bapak ini kini secara terang terangan berani meremas pantatku, aku tepis tangannya takut ada yang melihatnya. sesampainya dikamar, aku langsung masuk kamar aldo, baru juga aku menutup pintu, aku dikagetkan oleh bapak driver yang secara tiba tiba memelukku dari belakang, reflek aku meronta ronta, tetapi bukannya melepaskan malah makin mengeratkan pelukannya, tangannya dengan liar meremas remas dadaku yang memang terlihat sangat menggoda jika menggunakan tangtop,
tangannya meremas remas payudaraku yang masih terbungkus tangtop, sembari mulutnya liar menciumi leher dan pundakku, “aaahhh” teriakku, sambil masih tetap berusaha melepaskan pelukannya,
“aku udah nahan dari berangkat tadi mbak, bodimu manteb banget, mulus, bikin sange, wangi banget, dadamu kenyal banget” kata bapak itu sambil masih terus meremas dan mencium leherku
sepertinya bapak ini tidak nyaman dengan jaketnya, dia melepaskan pelukannya, kemudian melepaskan jaketnya, melihat celah itu aku langsung menjauh dari bapak itu, tapi bapak itu lebih sigap, aku langsung dipepet ke tembok, kini posisi kita saling berhadapan, tangan bapak ini gentian meremas pantatku, karena pantatku di eratkan kebadannya, sehingga penis bapak ini menggencet kemaluanku, terasa penisnya sudah sangat keras dibalik celananya,
“wahh seksi banget kamu mbaa, udah cantik, semok, pantatnya gede, kalo istriku dirumah kaya gini ga akan ngerantau aku” kata bapaknya sambil mulutnya memburu mulutku, aku berusaha memalingkan muka menghindari mulut bapaknya, aroma roko dari mulut bapak ini sangat tercium karena memang kini kita hampir tidak ada jarak,
“kuat juga tenagamu mbaa, tapi gabisa ngalahin tenagaku” sambil kini tangannya memegang pipiku, sehingga aku tidak bisa menoleh kemana mana lagi, diciumi bibirku, bibir bapak ini memaksa masuk ke bibirku, tapi aku masih menutup rapat bibirku, “emmmmmmhhh”.
ditengah perlawananku aku merasakan ada tangan masuk ke dalem tangtopku dan langsung memilin putingku “Aaaaaahhh” seketika mulutku terbuka, dan tanpa menyia nyiakan waktu mulut bapak ini berhasil masuk ke mulutku, kini dengan liar bapak ini melumat bibirku “Emmmmhhh EmmMMmm” hanya suara ini yang bisa keluar dari mulutku,
sambil tangan bapak ini meremas remas payudaraku sambari memilin putingku, paham dengan tenagaku yang mulai melemas, bapak ini menidurkan aku di Kasur, dan berusaha menindihiku, dengan sedikit sisa tenaga aku berusaha menendang nendang bapak ini, tapi dengan mudahnya bapak ini menguasai kakiku, dan sekarang posisi bapaknya sudah di atasku, Kembali kini bapak ini ganas melumat bibirku, sambil tangannya masuk ke tangtopku meremas payudaraku, karena perlawananku, menyebabkan tangtopku kini menyibak hingga ke bawah dada, sehingga dengan mudahnya bapak ini mmasuk meremas payudaraku, dan sesekali memilin putingku “EEMmmhhhhh emmhhh” tak kerasa air mata menetes melewati sebelah mataku,
selesai menjamah bibirku, kini bapak ini turun menciumi leherku “EMmmhhhhh wangi banget ini gadis” kata bapak ini dengan fokus menjamah tubuhku, aku mulai lemas dan hanya menggelinjat menerima perlakuan bapak ini, puas dengan leherku, kini tangtopku di naikkan sampai keatas dada, begitu juga dengan BHnya, akhirnya terpampang jelas payudaraku didepan bapaknya, sempat dipandang beberapa saat, dan akhirnya “cuupppp” diemutnya putingku, seperti anak bayi yang sangat haus bapak ini dengan sangat bernafsu mengenyot puting kanan payudaraku dan tangan kirinya aktif memilin putingku satunya, “AAKkkhhhh emmmmmhhhHH ” disini aku sudah mulai lepas kontrol, reflek tanganku meremas rambut bapak ini, habis sudah tenagaku melawan bapak ini,
secara bergantian payudaraku diremas, dipilin dan di emut oleh bapak ini, rangsangan rangsangan ini sangat gila, sampai aku hampir lepas kontrol, setelah bapak ini puas bermain dengan putingku, bapak ini menjauh dari atasku, aku yang sudah sayu lemas, tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, samar samar aku melihat ternyata bapak ini melepaskan gesper sabuknya, kini bapak ini berdiri diatasku, digapainya kepalaku, rambutku sedikit ditarik, aku dibimbing didudukkan dan posisi bapak ini masih berdiri, sekarang posisi mukaku tepat didepan penis dia
aku yang lemas, menjadi terbelalak kaget melihat penis gede yang mengacung didepanku, ntah dari kapan bapak ini mengeluarkan penisnya, aku kaget, bapak ini dengan kasar menekan kepalaku kearah penisnya, “EEMmmmhhhhh emmmmmhhh” diarahkan penisku ke mulutnya,
“buka mulutmu cantiikkk, pengen ngerasain bibir seksimu, pasti jago ngulum kan” sambil tangannya mengarahkan penisnya ke mulutku, aku masih tidak mau membuka mulutku, sampai akhirnya hidungku ditutup, mau tidak mau aku harus membuka mulut untuk dapat mengambil napas, dan jleeeebbb penis bapak ini yang ukurannya sangat besar masuk ke mulutku, kini mulutku serasa penuh, jujur penis bapak ini jauh lebih besar daripada penis aldo, bapak ini menjambak rambutku, memanduku untuk memaju mundurkan kepalakuu
“Aaaahhhhkkk gilaaakkk enak banget bibirnyaa.. Emmmhhhhhh sedot mba cantiikk sedoott” bapak ini meracu sambil menggelinjat penisnya sedang dikulum bibirku, aku sudah benar benar hilang pikiran, dengar racauan bapak itu menjadi kan ku secara tidak sadar menggerakkan sendiri kepalaku dan menyedot penis bapak ini, aku sudah benar benar hilang kontrol, penis bapak yang besar ini memenuhi mulutku, semakin lama semakin cepat tempoku mengikuti arahan tangan bapak ini.
aku mendengar aldo membuka pintu samar samar mendengar aldo berbicara “wahh lagi asik ternyata” tapi fokusku tidak kesana, aku sudah full fokus ke penis bapak ini, sampai akhirnya bapak ini mencabut penisnya dari mulutku, kedua tangannya dengan sigap memegang kepalaku dan “croottt…crooott…crooottt” spermanya tumpah begitu derasnya di mukaku
“AAkkkhhhhh ini bener bener manteb banget, baru kali ini sepuas ini, apalagi sama cewek cantik semok gini ” sambil mengusap usap rambutku
bapaknya kemudian masuk ke toilet membersihkan sisa spermanya dan memakai celananya Kembali, kemudian keluar ngobrol dengan anton, tidak tau apa yang mereka obrolkan aku lemas tergeletak dikasur
selesai sudah penyiksaan dari bapak ini, tapi aku yakin ini bukan akhir dari hari burukku.