Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Untuk yang Pernah Ada dan Akan Selalu Ada

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Episode Sebelumnya :

https://www.semprot.com/threads/untuk-yang-pernah-ada-dan-akan-selalu-ada.1405470/

---Lanjutan---​

Saat tiba di rumah, sudah menunggu Bokap gw!!!

Dunia akan runtuh?

Pecah Perang Dunia Ketiga?

Krakatau akan meletus kembali?

Itulah perasaan dan seluruh pertanyaan yang muncul di dalam hati gw di saat bertemu Bokap pada Hari Sabtu itu. Seingat gw, jika weekend begini Bokap gw biasa mukul - mukul bola di Rawamangun bersama teman gaweannya.

Oh iya, nama Bokap gw Haryo Sasongko salah satu Petinggi Perusahaan yang jualan minyak dan berkantor di dekat Masjid Terbesar di Jakarta.

Seperti gw jelaskan di awal, sebagai anak bontot, gw nggak pernah kekurangan kasih sayang termasuk materi. Segala permainan elektronik saat itu yang sedang ngetrend, mulai dari game watch dan atau atari, jam tangan casio, sepatu kickers sudah gw miliki dan pergunakan.

Nyokap gw, Santi Purnamasari, seorang Ibu Rumah Tangga idaman banget. Iya, karena sayang dan perhatian kepada ketiga anaknya, masih cantik di usianya, jago masak serta buat kue dan humble bergaul, baik di lingkungan perumahan atau di tempat Bokap gw gawe.

Jadi, seharusnya apa yang membuat gw suka membolos tersebut???

Kembali di saat gw dan Nyokap gw tiba di rumah, seperti lazimnya jika kita baru usai dari bepergian, oleh Nyokap, gw langsung diminta untuk bersih bersih di toilet dahulu (catatan Penulis, jadi sedari dulu aku sudah terapkan prokes, tidak di saat Masa Pandemi seperti ini saja). Seusai bersih2, gw langsung dipanggil oleh Bokap gw ke ruang keluarga,

"Dod, duduk sini" ujar Bokap gw...

Dag.. Dig... Dug... Bunyi jantung gw yang seperti suara bedug di kala Malam Takbiran. Iya, bertalu talu. Tangan mulai berkeringat... Seharusnya, gw tidak perlu merasa seperti ini, karena gw tau persis, Bokap gw itu amat sangat jarang marah kepada gw, tapi, memang jika Bokap gw sudah marah, sebagai anak bontot maka gw merasa baper (istilah sekarang) banget.

"Iya, Pah" jawab gw...

"Mamah sudah cerita semua kepada Papah, apa yang disampaikan oleh Bu Fiona, Wali Kelas kamu" Bokap mulai sidang gw...

"Sekarang coba jelaskan kepada Papah, pelajaran apa yang kamu takutkan di Hari Sabtu hingga kamu bolos 10 hari di Semester 1 ini?" tanya Bokap gw kembali...

"Ehmmm..." dengan berguman dan menunduk gw jawab pertanyaan dari Bokap gw

"Atau jika kamu tidak mau jelaskan kepada Papah dan Mamah alasan kamu membolos hanya di Hari Sabtu, maka mulai usai liburan Semester ini dan kamu masuk sekolah kembali, khusus di Hari Sabtu, kamu akan diantar jemput oleh si Mamat plus uang jajan kamu dipotong" ujar Bokap gw...

Duh, harga diri gw bisa hancur banget jika diantar skul pake sopir!!! Si Mamat ini yang antar gw dan Nyokap tadi ambil raport ke sekolah gw. Doi sopir keluarga yang sudah seperti asisten Bokap gw di rumah. Si Mamat ini juga yang terkadang sopiri Bokap gw kerja jika Bokap gw lagi suntuk dan pegel kendarai mobil macet macetan.

Di saat lulus SD, gw memang sudah ingin bebas dan tidak ingin sekolah di dekat - dekat rumah, serta ingin menggunakan kendaraan umum atau bus. Terkadang, walau bus dari rumah gw masih kosong, tapi, gw ogah masuk ke dalam & suka gelantungan di pinggir pintu layaknya seorang kondektur bus, hehehe... 😀

Setelah lama terdiam dan dengan muka pucat akhirnya gw jawab pertanyaan Bokap gw,

"Doddy malas dan nggak paham dengan Pelajaran Tata Buku, Pah..."

"Ada istilah Tebet eeeeh... Debet, Kredit, Jurnal, Saldo dan sebagainya yang membuat Doddy pusing, Pah..."

"Gurunya galak pula dan di saat menerangkan Doddy tidak begitu paham, Pah..."

Rentetan alasan gw terangkan di depan Bokap & Nyokap gw.

Tetiba, bunyi klakson mobil dengan nyaring & berulang kali terdengar di ruang keluarga di mana gw saat itu di sidang.

Duh, hati gw makin ciut, karena kakak tertua gw, Rahmi Oktaviani pulang bimbel. Kakak gw ini, memang agak bawel sedari gw kecil serta yang paling ketat awasi gw dan kakak gw yang tengah, Mirna Rahmawati, di saat kedua ortu gw nggak ada di rumah.

Sedikit gambaran sosok kakak tertua gw ini, Rahmi Oktaviani, dengan body & berat tubuh yang ideal serta memiliki rambut lurus tergerai layaknya iklan bintang shampoo, maka gw berani bilang jika kakak gw ini hampir mirip dengan penyanyi asal Bandung yang umurnya tidak berusia panjang dan wafat secara tragis karena kecelakaan lalu lintas, 😢

Kakak tertua gw ini memang pintar pake banget, sekolahnya baik saat SMP maupun saat di SMA sekarang ini, favorite semua. SMA nya di dekat pinggir rel di Jakarta Selatan, tapi, bukan SMA yang gw diterima di awal kisah gw ini. Memang, sama - sama di pinggir rel, tapi, SMA Kakak tertua gw ini suka kebanjiran di kala musim penghujan, 😔

Kak Rahmi memiliki cita cita menjadi Dokter dan sudah sesuai karena kala itu doi di SMA mengambil jurusan IPA. Memasuki kelas III, kakak gw tersebut bimbel lengkap, Seminggu 3x, Selasa, Kamis dan Sabtu. Jika gw tidak salah ingat, doi pulang kala itu, sesudah bimbel di Daerah Cikini untuk Mata Pelajaran Bahasa Inggris.

Usai ucapkan salam, Kak Rahmi langsung ikut nimbrung ke ruang keluarga.

Tapi, seperti biasa, oleh Nyokap gw langsung diingatkan untuk bersih bersih dahulu di toilet, 👍

Hanya sesaat di toilet, Kak Rahmi langsung kembali ke ruang keluarga, lalu bertanya ke gw,

"Rangking berapa de?" tanya kakak gw, iya kakak tertua gw ini jika panggil gw tidak dengan nama, tapi, dengan sebutan "Ade".
Kecuali, jika panggil kakak gw yang tengah, cukup dengan "Mir...Mir..." saja. Iya, karena Kak Rahmi dengan Kak Mirna hanya selisih dua tahun. Jadi, sudah sama sama SMA, Kak Rahmi kelas III sementara Kak Mirna baru kelas I.

Belum sempat gw jawab pertanyaan dari Kak Rahmi, tiba tiba Nyokap langsung tarik tangan Kak Rahmi lalu diajak ke lantai atas rumah gw. Dengan wajah ditekuk, akhirnya kak Rahmi mengikuti langkah Nyokap gw. Mungkin jika bisa gw gambarkan, dalam hatinya pasti Kak Rahmi bertanya tanya, "ada apakah ini???"

Kini di ruang keluarga hanya tinggal gw berdua dengan Bokap gw.

"Oh jadi karena Pelajaran Tata Buku kamu membolos?" tegas Bokap gw.

Dengan lemas, gw anggukan kepala, lalu menjawab perlahan,

"Iya, Pah"

"Kamu anak bungsu Papah dan kamu tau pasti, Papah itu sayang banget kepada kamu, tapi, baru kali ini kamu kecewakan Papah, Mamah serta kedua kakak kamu" ujar Bokap gw kembali.

"Papah ingin kamu jelaskan semua apa yang kamu lakukan di saat kamu membolos 10 hari di Semester 1 ini?" tanya Bokap gw.

"Terinci dan mendetail ya!!! ujar Bokap gw.

Duh, gw jadi merasa seperti anak durhaka, karena apa?

Karena yang tidak gw sukai adalah Pelajaran Tata Buku dan membolos di Pelajaran tersebut, padahal Bokap gw bekerja di Bagian Audit Perusahaan Jualan Minyak.

Iya, Bokap gw memiliki Gelar AK (Akuntan).

Ironi, pake banget.

Akhirnya, sesudah mendengar penegasan Bokap gw yang meminta penjelasan perihal ke mana gw membolos serta apa yang gw lakukan, mulailah gw bercerita...

Dimulai dari kebiasaan gw menaiki Bus PPD ini dari rumah,



yang seharusnya ke sekolah, tapi, gw bablas ke Terminal Blok M lalu main dingdong atau video game di,



Secara terinci dan mendetail gw jelaskan ke Bokap gw, termasuk awal mula gw bisa tau ada permainan dingdong atau video game di lokasi tersebut. Iya, walau gw sering ke Toko Buku Gramedia di Blok M bersama Bokap atau kak Rahmi, tapi, saat gw SD belum tau dan belum ada keinginan untuk bermain dingdong atau video game. Nah di kala menunggu Bus PPD arah ke SMP gw itulah gw kenalan dengan kakak kelas gw. Saat itu yang bersangkutan, duduk di kelas II SMP. Julukan kerennya di SMP gw adalah BenkBenk

Nama lengkapnya Bambang Hartono.

Dari dia yang banyak bercerita perihal Terminal Blok M dari sisi yang berbeda, membuat gw jadi ingin ikuti jejaknya. Gw baru tau jika di Aldiron Plaza ternyata ada permainan dingdong atau video game.

Didorong pula oleh rasa tidak suka pada Pelajaran Tata Buku termasuk Gurunya, maka di suatu Hari Sabtu gw beranikan diri untuk membolos dan ke Aldiron Plaza.

Sesudah mendengar penjelasan dari gw yang terinci dan mendetail, lalu Bokap gw...



---B e r s a m b u n g---​


Link update :

https://www.semprot.com/threads/untuk-yang-pernah-ada-dan-akan-selalu-ada.1405470/post-1905220528
 
Terakhir diubah:
---Lanjutan---​

Saat tiba di rumah, sudah menunggu Bokap gw!!!

Dunia akan runtuh?

Pecah Perang Dunia Ketiga?

Krakatau akan meletus kembali?

Itulah perasaan dan seluruh pertanyaan yang muncul di dalam hati gw di saat bertemu Bokap pada Hari Sabtu itu. Seingat gw, jika weekend begini Bokap gw biasa mukul - mukul bola di Rawamangun bersama teman gaweannya.

Oh iya, nama Bokap gw Haryo Sasongko salah satu Petinggi Perusahaan yang jualan minyak dan berkantor di dekat Masjid Terbesar di Jakarta.

Seperti gw jelaskan di awal, sebagai anak bontot, gw nggak pernah kekurangan kasih sayang termasuk materi. Segala permainan elektronik saat itu yang sedang ngetrend, mulai dari game watch dan atau atari, jam tangan casio, sepatu kickers sudah gw miliki dan pergunakan.

Nyokap gw, Santi Purnamasari, seorang Ibu Rumah Tangga idaman banget. Iya, karena sayang dan perhatian kepada ketiga anaknya, masih cantik di usianya, jago masak serta buat kue dan humble bergaul, baik di lingkungan perumahan atau di tempat Bokap gw gawe.

Jadi, seharusnya apa yang membuat gw suka membolos tersebut???

Kembali di saat gw dan Nyokap gw tiba di rumah, seperti lazimnya jika kita baru usai dari bepergian, oleh Nyokap, gw langsung diminta untuk bersih bersih di toilet dahulu (catatan Penulis, jadi sedari dulu aku sudah terapkan prokes, tidak di saat Masa Pandemi seperti ini saja). Seusai bersih2, gw langsung dipanggil oleh Bokap gw ke ruang keluarga,

"Dod, duduk sini" ujar Bokap gw...

Dag.. Dig... Dug... Bunyi jantung gw yang seperti suara bedug di kala Malam Takbiran. Iya, bertalu talu. Tangan mulai berkeringat... Seharusnya, gw tidak perlu merasa seperti ini, karena gw tau persis, Bokap gw itu amat sangat jarang marah kepada gw, tapi, memang jika Bokap gw sudah marah, sebagai anak bontot maka gw merasa baper (istilah sekarang) banget.

"Iya, Pah" jawab gw...

"Mamah sudah cerita semua kepada Papah, apa yang disampaikan oleh Bu Fiona, Wali Kelas kamu" Bokap mulai sidang gw...

"Sekarang coba jelaskan kepada Papah, pelajaran apa yang kamu takutkan di Hari Sabtu hingga kamu bolos 10 hari di Semester 1 ini?" tanya Bokap gw kembali...

"Ehmmm..." dengan berguman dan menunduk gw jawab pertanyaan dari Bokap gw

"Atau jika kamu tidak mau jelaskan kepada Papah dan Mamah alasan kamu membolos hanya di Hari Sabtu, maka mulai usai liburan Semester ini dan kamu masuk sekolah kembali, khusus di Hari Sabtu, kamu akan diantar jemput oleh si Mamat plus uang jajan kamu dipotong" ujar Bokap gw...

Duh, harga diri gw bisa hancur banget jika diantar skul pake sopir!!! Si Mamat ini yang antar gw dan Nyokap tadi ambil raport ke sekolah gw. Doi sopir keluarga yang sudah seperti asisten Bokap gw di rumah. Si Mamat ini juga yang terkadang sopiri Bokap gw kerja jika Bokap gw lagi suntuk dan pegel kendarai mobil macet macetan.

Di saat lulus SD, gw memang sudah ingin bebas dan tidak ingin sekolah di dekat - dekat rumah, serta ingin menggunakan kendaraan umum atau bus. Terkadang, walau bus dari rumah gw masih kosong, tapi, gw ogah masuk ke dalam & suka gelantungan di pinggir pintu layaknya seorang kondektur bus, hehehe... 😀

Setelah lama terdiam dan dengan muka pucat akhirnya gw jawab pertanyaan Bokap gw,

"Doddy malas dan nggak paham dengan Pelajaran Tata Buku, Pah..."

"Ada istilah Tebet eeeeh... Debet, Kredit, Jurnal, Saldo dan sebagainya yang membuat Doddy pusing, Pah..."

"Gurunya galak pula dan di saat menerangkan Doddy tidak begitu paham, Pah..."

Rentetan alasan gw terangkan di depan Bokap & Nyokap gw.

Tetiba, bunyi klakson mobil dengan nyaring & berulang kali terdengar di ruang keluarga di mana gw saat itu di sidang.

Duh, hati gw makin ciut, karena kakak tertua gw, Rahmi Oktaviani pulang bimbel. Kakak gw ini, memang agak bawel sedari gw kecil serta yang paling ketat awasi gw dan kakak gw yang tengah, Mirna Rahmawati, di saat kedua ortu gw nggak ada di rumah.

Sedikit gambaran sosok kakak tertua gw ini, Rahmi Oktaviani, dengan body & berat tubuh yang ideal serta memiliki rambut lurus tergerai layaknya iklan bintang shampoo, maka gw berani bilang jika kakak gw ini hampir mirip dengan penyanyi asal Bandung yang umurnya tidak berusia panjang dan wafat secara tragis karena kecelakaan lalu lintas, 😢

Kakak tertua gw ini memang pintar pake banget, sekolahnya baik saat SMP maupun saat di SMA sekarang ini, favorite semua. SMA nya di dekat pinggir rel di Jakarta Selatan, tapi, bukan SMA yang gw diterima di awal kisah gw ini. Memang, sama - sama di pinggir rel, tapi, SMA Kakak tertua gw ini suka kebanjiran di kala musim penghujan, 😔

Kak Rahmi memiliki cita cita menjadi Dokter dan sudah sesuai karena kala itu doi di SMA mengambil jurusan IPA. Memasuki kelas III, kakak gw tersebut bimbel lengkap, Seminggu 3x, Selasa, Kamis dan Sabtu. Jika gw tidak salah ingat, doi pulang kala itu, sesudah bimbel di Daerah Cikini untuk Mata Pelajaran Bahasa Inggris.

Usai ucapkan salam, Kak Rahmi langsung ikut nimbrung ke ruang keluarga.

Tapi, seperti biasa, oleh Nyokap gw langsung diingatkan untuk bersih bersih dahulu di toilet, 👍

Hanya sesaat di toilet, Kak Rahmi langsung kembali ke ruang keluarga, lalu bertanya ke gw,

"Rangking berapa de?" tanya kakak gw, iya kakak tertua gw ini jika panggil gw tidak dengan nama, tapi, dengan sebutan "Ade".
Kecuali, jika panggil kakak gw yang tengah, cukup dengan "Mir...Mir..." saja. Iya, karena Kak Rahmi dengan Kak Mirna hanya selisih dua tahun. Jadi, sudah sama sama SMA, Kak Rahmi kelas III sementara Kak Mirna baru kelas I.

Belum sempat gw jawab pertanyaan dari Kak Rahmi, tiba tiba Nyokap langsung tarik tangan Kak Rahmi lalu diajak ke lantai atas rumah gw. Dengan wajah ditekuk, akhirnya kak Rahmi mengikuti langkah Nyokap gw. Mungkin jika bisa gw gambarkan, dalam hatinya pasti Kak Rahmi bertanya tanya, "ada apakah ini???"

Kini di ruang keluarga hanya tinggal gw berdua dengan Bokap gw.

"Oh jadi karena Pelajaran Tata Buku kamu membolos?" tegas Bokap gw.

Dengan lemas, gw anggukan kepala, lalu menjawab perlahan,

"Iya, Pah"

"Kamu anak bungsu Papah dan kamu tau pasti, Papah itu sayang banget kepada kamu, tapi, baru kali ini kamu kecewakan Papah, Mamah serta kedua kakak kamu" ujar Bokap gw kembali.

"Papah ingin kamu jelaskan semua apa yang kamu lakukan di saat kamu membolos 10 hari di Semester 1 ini?" tanya Bokap gw.

"Terinci dan mendetail ya!!! ujar Bokap gw.

Duh, gw jadi merasa seperti anak durhaka, karena apa?

Karena yang tidak gw sukai adalah Pelajaran Tata Buku dan membolos di Pelajaran tersebut, padahal Bokap gw bekerja di Bagian Audit Perusahaan Jualan Minyak.

Iya, Bokap gw memiliki Gelar AK (Akuntan).

Ironi, pake banget.

Akhirnya, sesudah mendengar penegasan Bokap gw yang meminta penjelasan perihal ke mana gw membolos serta apa yang gw lakukan, mulailah gw bercerita...

Dimulai dari kebiasaan gw menaiki Bus PPD ini dari rumah,



yang seharusnya ke sekolah, tapi, gw bablas ke Terminal Blok M lalu main dingdong atau video game di,



Secara terinci dan mendetail gw jelaskan ke Bokap gw, termasuk awal mula gw bisa tau ada permainan dingdong atau video game di lokasi tersebut. Iya, walau gw sering ke Toko Buku Gramedia di Blok M bersama Bokap atau kak Rahmi, tapi, saat gw SD belum tau dan belum ada keinginan untuk bermain dingdong atau video game. Nah di kala menunggu Bus PPD arah ke SMP gw itulah gw kenalan dengan kakak kelas gw. Saat itu yang bersangkutan, duduk di kelas II SMP. Julukan kerennya di SMP gw adalah BenkBenk

Nama lengkapnya Bambang Hartono.

Dari dia yang banyak bercerita perihal Terminal Blok M dari sisi yang berbeda, membuat gw jadi ingin ikuti jejaknya. Gw baru tau jika di Aldiron Plaza ternyata ada permainan dingdong atau video game.

Didorong pula oleh rasa tidak suka pada Pelajaran Tata Buku termasuk Gurunya, maka di suatu Hari Sabtu gw beranikan diri untuk membolos dan ke Aldiron Plaza.

Sesudah mendengar penjelasan dari gw yang terinci dan mendetail, lalu Bokap gw...



---B e r s a m b u n g---​
Makasih updetannya mas bro @Naya
 
Ayoo mas bro, semangat lanjut

lancrooott suhu

Pastinya saya akan :semangat: untuk lanjut, Para Suhu

Tapi, :ampun: updatenya diusahakan setiap weekend ya, 👌

Menyimak cerita "slice of life" dulu

wah ada lagi nih cerita masa muda.. mantappss

Tepat 👍 sekali hu, tapi, mohon :ampun: jika alur ceritanya lambat dan mendetail, karena karakter dari si Doddy Sasongko ini dikisahkan dari awal, moga2 sabar membacanya
 
Wuauaauuw....persis jaman sekolahku dulu bolose, main dingdong.....berasa nostalgia....tapi sedih euy inget jaman gw dulu..... Huft hu......

Kak Rahmi aku padamu pokoke....
Makasih abdetnya Suhu Naya.....
Setia dan sabar menati lanjutannya......
 
---Lanjutan---​

Saat tiba di rumah, sudah menunggu Bokap gw!!!

Dunia akan runtuh?

Pecah Perang Dunia Ketiga?

Krakatau akan meletus kembali?

Itulah perasaan dan seluruh pertanyaan yang muncul di dalam hati gw di saat bertemu Bokap pada Hari Sabtu itu. Seingat gw, jika weekend begini Bokap gw biasa mukul - mukul bola di Rawamangun bersama teman gaweannya.

Oh iya, nama Bokap gw Haryo Sasongko salah satu Petinggi Perusahaan yang jualan minyak dan berkantor di dekat Masjid Terbesar di Jakarta.

Seperti gw jelaskan di awal, sebagai anak bontot, gw nggak pernah kekurangan kasih sayang termasuk materi. Segala permainan elektronik saat itu yang sedang ngetrend, mulai dari game watch dan atau atari, jam tangan casio, sepatu kickers sudah gw miliki dan pergunakan.

Nyokap gw, Santi Purnamasari, seorang Ibu Rumah Tangga idaman banget. Iya, karena sayang dan perhatian kepada ketiga anaknya, masih cantik di usianya, jago masak serta buat kue dan humble bergaul, baik di lingkungan perumahan atau di tempat Bokap gw gawe.

Jadi, seharusnya apa yang membuat gw suka membolos tersebut???

Kembali di saat gw dan Nyokap gw tiba di rumah, seperti lazimnya jika kita baru usai dari bepergian, oleh Nyokap, gw langsung diminta untuk bersih bersih di toilet dahulu (catatan Penulis, jadi sedari dulu aku sudah terapkan prokes, tidak di saat Masa Pandemi seperti ini saja). Seusai bersih2, gw langsung dipanggil oleh Bokap gw ke ruang keluarga,

"Dod, duduk sini" ujar Bokap gw...

Dag.. Dig... Dug... Bunyi jantung gw yang seperti suara bedug di kala Malam Takbiran. Iya, bertalu talu. Tangan mulai berkeringat... Seharusnya, gw tidak perlu merasa seperti ini, karena gw tau persis, Bokap gw itu amat sangat jarang marah kepada gw, tapi, memang jika Bokap gw sudah marah, sebagai anak bontot maka gw merasa baper (istilah sekarang) banget.

"Iya, Pah" jawab gw...

"Mamah sudah cerita semua kepada Papah, apa yang disampaikan oleh Bu Fiona, Wali Kelas kamu" Bokap mulai sidang gw...

"Sekarang coba jelaskan kepada Papah, pelajaran apa yang kamu takutkan di Hari Sabtu hingga kamu bolos 10 hari di Semester 1 ini?" tanya Bokap gw kembali...

"Ehmmm..." dengan berguman dan menunduk gw jawab pertanyaan dari Bokap gw

"Atau jika kamu tidak mau jelaskan kepada Papah dan Mamah alasan kamu membolos hanya di Hari Sabtu, maka mulai usai liburan Semester ini dan kamu masuk sekolah kembali, khusus di Hari Sabtu, kamu akan diantar jemput oleh si Mamat plus uang jajan kamu dipotong" ujar Bokap gw...

Duh, harga diri gw bisa hancur banget jika diantar skul pake sopir!!! Si Mamat ini yang antar gw dan Nyokap tadi ambil raport ke sekolah gw. Doi sopir keluarga yang sudah seperti asisten Bokap gw di rumah. Si Mamat ini juga yang terkadang sopiri Bokap gw kerja jika Bokap gw lagi suntuk dan pegel kendarai mobil macet macetan.

Di saat lulus SD, gw memang sudah ingin bebas dan tidak ingin sekolah di dekat - dekat rumah, serta ingin menggunakan kendaraan umum atau bus. Terkadang, walau bus dari rumah gw masih kosong, tapi, gw ogah masuk ke dalam & suka gelantungan di pinggir pintu layaknya seorang kondektur bus, hehehe... 😀

Setelah lama terdiam dan dengan muka pucat akhirnya gw jawab pertanyaan Bokap gw,

"Doddy malas dan nggak paham dengan Pelajaran Tata Buku, Pah..."

"Ada istilah Tebet eeeeh... Debet, Kredit, Jurnal, Saldo dan sebagainya yang membuat Doddy pusing, Pah..."

"Gurunya galak pula dan di saat menerangkan Doddy tidak begitu paham, Pah..."

Rentetan alasan gw terangkan di depan Bokap & Nyokap gw.

Tetiba, bunyi klakson mobil dengan nyaring & berulang kali terdengar di ruang keluarga di mana gw saat itu di sidang.

Duh, hati gw makin ciut, karena kakak tertua gw, Rahmi Oktaviani pulang bimbel. Kakak gw ini, memang agak bawel sedari gw kecil serta yang paling ketat awasi gw dan kakak gw yang tengah, Mirna Rahmawati, di saat kedua ortu gw nggak ada di rumah.

Sedikit gambaran sosok kakak tertua gw ini, Rahmi Oktaviani, dengan body & berat tubuh yang ideal serta memiliki rambut lurus tergerai layaknya iklan bintang shampoo, maka gw berani bilang jika kakak gw ini hampir mirip dengan penyanyi asal Bandung yang umurnya tidak berusia panjang dan wafat secara tragis karena kecelakaan lalu lintas, 😢

Kakak tertua gw ini memang pintar pake banget, sekolahnya baik saat SMP maupun saat di SMA sekarang ini, favorite semua. SMA nya di dekat pinggir rel di Jakarta Selatan, tapi, bukan SMA yang gw diterima di awal kisah gw ini. Memang, sama - sama di pinggir rel, tapi, SMA Kakak tertua gw ini suka kebanjiran di kala musim penghujan, 😔

Kak Rahmi memiliki cita cita menjadi Dokter dan sudah sesuai karena kala itu doi di SMA mengambil jurusan IPA. Memasuki kelas III, kakak gw tersebut bimbel lengkap, Seminggu 3x, Selasa, Kamis dan Sabtu. Jika gw tidak salah ingat, doi pulang kala itu, sesudah bimbel di Daerah Cikini untuk Mata Pelajaran Bahasa Inggris.

Usai ucapkan salam, Kak Rahmi langsung ikut nimbrung ke ruang keluarga.

Tapi, seperti biasa, oleh Nyokap gw langsung diingatkan untuk bersih bersih dahulu di toilet, 👍

Hanya sesaat di toilet, Kak Rahmi langsung kembali ke ruang keluarga, lalu bertanya ke gw,

"Rangking berapa de?" tanya kakak gw, iya kakak tertua gw ini jika panggil gw tidak dengan nama, tapi, dengan sebutan "Ade".
Kecuali, jika panggil kakak gw yang tengah, cukup dengan "Mir...Mir..." saja. Iya, karena Kak Rahmi dengan Kak Mirna hanya selisih dua tahun. Jadi, sudah sama sama SMA, Kak Rahmi kelas III sementara Kak Mirna baru kelas I.

Belum sempat gw jawab pertanyaan dari Kak Rahmi, tiba tiba Nyokap langsung tarik tangan Kak Rahmi lalu diajak ke lantai atas rumah gw. Dengan wajah ditekuk, akhirnya kak Rahmi mengikuti langkah Nyokap gw. Mungkin jika bisa gw gambarkan, dalam hatinya pasti Kak Rahmi bertanya tanya, "ada apakah ini???"

Kini di ruang keluarga hanya tinggal gw berdua dengan Bokap gw.

"Oh jadi karena Pelajaran Tata Buku kamu membolos?" tegas Bokap gw.

Dengan lemas, gw anggukan kepala, lalu menjawab perlahan,

"Iya, Pah"

"Kamu anak bungsu Papah dan kamu tau pasti, Papah itu sayang banget kepada kamu, tapi, baru kali ini kamu kecewakan Papah, Mamah serta kedua kakak kamu" ujar Bokap gw kembali.

"Papah ingin kamu jelaskan semua apa yang kamu lakukan di saat kamu membolos 10 hari di Semester 1 ini?" tanya Bokap gw.

"Terinci dan mendetail ya!!! ujar Bokap gw.

Duh, gw jadi merasa seperti anak durhaka, karena apa?

Karena yang tidak gw sukai adalah Pelajaran Tata Buku dan membolos di Pelajaran tersebut, padahal Bokap gw bekerja di Bagian Audit Perusahaan Jualan Minyak.

Iya, Bokap gw memiliki Gelar AK (Akuntan).

Ironi, pake banget.

Akhirnya, sesudah mendengar penegasan Bokap gw yang meminta penjelasan perihal ke mana gw membolos serta apa yang gw lakukan, mulailah gw bercerita...

Dimulai dari kebiasaan gw menaiki Bus PPD ini dari rumah,



yang seharusnya ke sekolah, tapi, gw bablas ke Terminal Blok M lalu main dingdong atau video game di,



Secara terinci dan mendetail gw jelaskan ke Bokap gw, termasuk awal mula gw bisa tau ada permainan dingdong atau video game di lokasi tersebut. Iya, walau gw sering ke Toko Buku Gramedia di Blok M bersama Bokap atau kak Rahmi, tapi, saat gw SD belum tau dan belum ada keinginan untuk bermain dingdong atau video game. Nah di kala menunggu Bus PPD arah ke SMP gw itulah gw kenalan dengan kakak kelas gw. Saat itu yang bersangkutan, duduk di kelas II SMP. Julukan kerennya di SMP gw adalah BenkBenk

Nama lengkapnya Bambang Hartono.

Dari dia yang banyak bercerita perihal Terminal Blok M dari sisi yang berbeda, membuat gw jadi ingin ikuti jejaknya. Gw baru tau jika di Aldiron Plaza ternyata ada permainan dingdong atau video game.

Didorong pula oleh rasa tidak suka pada Pelajaran Tata Buku termasuk Gurunya, maka di suatu Hari Sabtu gw beranikan diri untuk membolos dan ke Aldiron Plaza.

Sesudah mendengar penjelasan dari gw yang terinci dan mendetail, lalu Bokap gw...



---B e r s a m b u n g---​
Ijin nyimak suhu cerita barunya, mantap kayanya incest.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd