Part 2
Winda terbangun jam 5 pagi, ia terbangun karena mimpi buruk tentang abbie. Ia pun membuka ponselnya dan ada notif dari abbie, matanya pun langsung terbuka.
"sorry, hp ku mati. Sama lagi urus tiket ke bali, hehe " chatnya dengan emo bibir. Winda pun langsung membalasnya mengirim vagina yang basah, foto yang sama dengan yang ia kirim ke roberth.
"gpp, bisa keluar sendiri kok" balas winda sambil memberi emo meledek, ia pun mencoba kembali tidur tetapi matanya tak bisa terpejam. dan memilih merendam cucian kotornya.
"celana dalam gue kok bisa basah yah, apa doni onani di CD gue? "
"hiii, incest kali tuh anak, masa nafsu sama kakaknya" winda menggelengkan kepalanya mencoba tak berpikir macam-macam dan melanjutkan cuci pakaiannya.
Dari kejauan doni membawa bungkusan berisi bubur kacang ijo, "tumben dateng lagi" ucap winda yang pas saja baru selesai rapih-rapih.
"si mama suruh beli bubur kacang ijo, sekalian berangkat deh." Ucapnya langsung memberi bungkusannya, pas sekali perut winda sedang lapar, ia pun langsung menuangkannya ke mangkok. Winda sempat terdiam saat sesuatu yang putih seperti santan mengambang di bubur kacangnya.
Doni tersenyum saat melihat spermanya tertelan bersama bubur kacang ijo, winda tak mencurigainya karena beranggapan itu santan. "kenyanggg,... gak berangkat??" tanya winda masih melihat doni di depannya.
"ini baru mau, takutnya masih kurang , ya udah berangkat dulu" ucapnya tersenyum lebar saat melihat winda menjilati bibirnya yang masih tersisa bubur kacang ijo. pikiran kembali macam-macam.
***
Winda meletakkan ponselnya jauh dari dirinya, karena kesal kembali abbie tak mengabarinya pagi ini. bunyi notif ponsel pun berbunyi ternyata dari abbie.
"sorry sayangggg baru bangun hhehee, mimpi indah sih tadii" chat abbie sambil mengirimi penisnya yang sudah berdiri tegak.
"ihh nyebelin, mimpi apaah?" balas winda dengan emo sedih.
"mimpi entotin kamu sampai lemesss hahaa" balas abbie dengan emo tertawa.
"auh ah,, " winda pun langsung menelponya, pertanyaan tak berhenti saat abbie mengangkat telepon winda. Winda tau abbie dan dirinya berbeda pulau, walau ia bukan siapa-siapa secara langsung tetapi hatinya sudah ke abbie.
"aku berangkat 2 hari lagi," ucapnya pelan.
"iah, hati-hati ajaaaahh" ucap panjangg winda. Abbie pun meminta video call lagi sebelum ia pergi ke bali, winda menyetujuinya dan ia menahan untuk manstrubasinya untuk abbie. Cukup kabar dari abbie yang membuat winda tenang saat ini.
Ia pun kembali mengecek jadwal tiket persiapan 1 minggu lagi, dan juga uang jajan saat berada disana. Winda pergi tentu persetujuan dari papa mamanya, dan menitipkan toko ke mamanya selama 5 hari. Mamanya sendiri membiarkan winda pergi sendiri karena tau winda butuh refresing sesekali.
***
Malam pun tiba dimana, besok abbie akan berangkat dan tentunya dengan Robert. Winda memilih pakaian daster dengam belahan rendah yang di ambilnya dari toko dan tak memakai pakaian dalam, rambutnya di biarkan terurai. Winda langsung memposisikan laptop dan kameranya menuju kasurnya dan menunggu abbie online.
"eheem-eheem," dehem abbie saat melihat winda duduk bersila.
"ehm udah online hehe, " senyum winda sambil menyibakan rambutnya.
"dasternya bagus, gak keliatan tapi susunya" godanya melihat berlahan rendah daster yang winda pakai terlalu rendah,
"ini?" winda menurunkan tali dasternya sampai buah dada sebelah kanan terlihat,
"gitu donk" suara yang tak asing ternyata obet ikut join video call.
"aagghh " jerit winda langsung menaikan kembali tali dasternya.
"yaahh, kenapa di tutup lagi" protesnya.
"hehe, gpp win, besok aku sama roberth juga gak bakal online satu mingguan kan pergi bareng" ucap abbie,
"nah sesekali aku liat kamu main sama abbie, " lanjutnya memotong pembicaraan abbie.
"mana bisa njingg yang ada lo liat kontol gue" sahut abbie,
"najisss najiss , lo kira gue homo, gue masih nafsu liat memek winda hahaa" sahut robertt membuat winda tersenyum-senyum malu melihat perdebatan mereka seperti memperebutkan winda,
"dah ih, mau 3some aku?? " mereka berdua pun langsung menoleh kelayar, melihat winda menurunkan dasternya memperlihatkan setengah buah dadanya.
"kenapa bengong, kecil ya bet?" winda melihat obet terpaku melihat buah dadanya yang standar yang di hiasi putting kecil, karena ini perdana baginya melihat buah dada winda.
"ha?? Ngak kok pas yak an abiie?" abbie hanya mengangguk pelan, senyum winda memainkan putingnya sambil menggeliatkan tubuhnya, seolah ia sangat bergairah di lihat dua orang sekaligus. Winda membawa laptopnya dan menaruhnya di meja, ia pun duduk sambil mengarahkan kameranya kearah dadanya dan selangkangannya. Winda kembali memainkan buah dadanya sambil mengangka dasternya perlahan memperlihatkan pahanya.
"come onnnn, angkat teruss winn" ucap abbie mendekatkan wajahnya kelayar, winda pun mengangkat dasternya perlahan sampai ke pinggangnya. Kakinya pun langsung di regangkan dan langsung memulai mengelus belahan vaginanya perlahan. Abbie dan roberth pun mengeluarkan penisnya dan mulai mengocoknya.
Winda semakin horny melihat dua batang penis yang membuatnya membuka lebar vaginanya dan memainkan klitorisnya perlahan. Dua jadinya perlahan di masukan kedalam vaginnya sambil meremas buahdadanya sendiri.
"eghh ah" pekiknya saat tanganya mengocok cepat vaginanya sendri,
"hihihi mauu?" winda menunjukan dua jarinya yang basah dengan spermanya sendiri. mereka berdua terus memperhatikan dengan penis yang di kocok perlahan.
"ouhh yaaa" celetuk abbie saaat winda melumat dua jarinya sendiri seolah sedang menghisap penis, lidahnya bermain di sela-sela jarinya sendiri. ia pun kembali memasukan jarinya lagi dan di gerakan keluar masuk perlahan.
"gue gak tahan, pengen ngentot kamu winnnn" pekik abbie sambil memegang kepala penisnya dan akhirnya ia klimaks, dan di susul oleh roberth , mereka berdua memperlihatkan penisnya yang penuh sperma ke winda.
"ihh aku juga mau pipis" ucapnya campur desah, membuat winda menggesek klitorisnya, dan tak lama ia membuka lebar kakinya dan juga bibir vaginyaa..
"eeennggghhhh" desahnyaa sambil menggigit jarinya, cairan putih mulai keluar dari vagina winda,
"jadi bayangin beneran nihhh" abbie tertawa kecil saat winda tersenyum malu-malu saat abbie bilang seperti itu.
"iah tuh,si winda nungging terus gue hajar dari belakang, " ucap obet menimpali ucapan abbie.
"gak takutt, weeee. aku emut punya kalian gantian hihi." sahut winda yang sedang membersihkan vaginanya dengan tissue.
***
Hujan turun deras, terlihat winda berlari menuju toko nya karena habis beli makanan, jaket serta kaosnya dan juga celananya pun basah kuyup. "ha kok kebuka?" perasan curiga ketika melihat pintu tokonya terbuka sedikit.
"isshh, parah lo don, gue kirain siapa" winda menghela nafas karena ia pikir ada maling masuk kedalam, ternyata doni yang sedang makan.
"darimana emang kak win? " tanyanya sambil melahap mie ayam. Baunya tercium sangat enak, tapi ia winda sudah membeli makanan.
"beli makanan, gue ganti baju dulu pada lepek " winda langsung melewaati doni, dan masuk ke kamarnya. Ia pun langsung melepas jaketnya, dan pakaiannya .
"uhmm, jadi pengen" entah kenapa libidonya meninggi saat melihat tubuhnya yang basah, putingnya terasa keras, saat ia membuka pakaiannya dan langsung memakai kaosnya yang basah tanpa bra, winda langsung berbaring langsung memainkan vaginanya, sambil meremas buah dadanya dari luar kaosnya yang basah.
Winda melakukan dengan cepat karena ada doni disini. Dari sela pintu yang tak tertutup rapat ternyata doni mengikuti winda saat ke kamarnya. Ia cukup jelas melihat winda bermain dengan vaginnya sendiri. matanya terpejam tanpa menyadari ada doni yang melihatnya.
Doni melihatnya sambil menelan ludah, karena terlihat vagina winda yang sudah basah di tambah meremas buah dadanya. "shiitt, jadi nafsu gue liatnya" gumam doni meremas penisnya dari luar celananya. Dan diam-diam mengluarkan penisnya.
Di kocoknya terus sebelum winda menyadarinya mengintip. "eeaggghhhhh" lenguh panjangg di ikuti tubuhnya mengejang lebar, doni terkejut saat winda segera memakain pakaiannya dan ia pun menutupinya dengan tangan dan berjalan pelan. Karena ia takut winda menyadari dirinya mengintip.
Winda melangkah keluar kamarnya dengan santai agar doni tak curiga, ia melihat doni meringis seperti kesakitan, karena ia terburu-buru menyeletingkan celananya sampai penisnya terjepit.
"napa lo?" tanya winda melihat mie ayam doni masih belum habis.
"tau nih sakit perutt" jawabnya sambil meringis sambil memegang penisnya dari luar celana.
"ckckc, ya udah pulang sana, disini mah gak ada obatt" ucapnya membuka makanannya, perlahan winda dan doni melanjutkan makannya. Obrolan seperti biasanya, dan sesekali doni mencuri pandang dengannya.
"gue balik ah, mules banget" doni merasakan penisnya tak mau tertidur saat melihat winda.
"ya udah sana, masih ujan juga" winda sambil merapihkan piring kotor di meja.
"iah yah, disini deh bentar siapa tau di kelonin dingin-dingin gini" canda doni sambil tertawa mencoba memancingnya.
"udah gedeeee, kalau lo masih kecil gue kelonin di kamar, lumayan angettt haha" winda tersenyum menanggapi candaan doni, membuat doni mulai berpikir macam-macam terhadap winda secara tak langsung.
"yang ada ntar gue kelonin nihhh haaha" doni melihat kearah winda yang masih membersihkan meja.
"enak aja, gue maunya di kelonin cowok gue nanti, sekalian angetin. Hahahaah" tawa winda langsung membawa piring kotor ke dapurnya. Pikiran doni pun menjadi-jadi seolah winda menanggapinya serius. Ia pun mengikutinya ke dapur.
"aaaahhhhh donnnn" jeritt winda keras saat doni memeluknya dari belakang dan langsung meremas kedua buahdadanya.
"doniiiiiiiiii" bentak winda, berusaha melepaskan tangannya, tetapi tenaganya begitu kuat, winda terus memberontak di campur rangsangan di buahdadanya, bibirnya kini mulai berani menciumi tengkuknya.
"don ahh" tak langsung winda mendesah, winda diam sejenak mengumpulkan tenagannya walau ia mulai terangsang. Melihat winda tak memberontak doni langsung memasukan tangannya ke kaosnya dan kembali meremas buah dadanya.
"braakkkkk" winda dengan sekuat tenaga mendorongnya dirinya sendiri terjatuh dan menindih doni.
"kenapa kak? Lo nikmatin juga kan?" tatapan doni sangat berbeda seolah ia sudah di kendalikan nafsunya. Winda merapihkan pakaiannya dan menampar keras pipi doni.
"gue kakak lo!, lo kenapa kayak gini ha?? " bentak winda dengan sekuat tenaga, membuat doni terdiam dan langsung tertunduk seolah menyesali perbuatannya.
"lo stress haa?? Nafsu sama kakak sendiri?? gue bilangin kelakuan lo ke mama papa" bentaknya lagi langsung mencari ponselnya. Doni sadar perbuatannya dan mengejar winda agar tak melaporkannya.
"kak win, gue minta maaf. Gue nyesel, gue gak bakal ngulang lagi" doni menarik tangan winda dengan raut wajah ketakutan,
"kak win, plissh.." ucapnya memohon sambil berlutut saat winda mencoba menelpon. Winda langsung menarik tangan doni agar duduk di meja makan.
"jujur kenapa lo berani lakuin ke gue? Kakak lo sendiri?" tannya dengan wajah yang kesal.
"nanti bilang, lapor ke mama papa, gak mau ah" doni kembali mendukan kepalanya.
"justru kebalik, lo gak mau bilang gue telepon nih" ancam winda benar-benar serius sambil mengetik nomor telepon.
"iah iah, body kakak sama wajah kakak bikin mikir macem-macem" ucapnya dengan cepat.
"ha maksudnya?"
"maksudnya bikin nafsu gitu, gue nyesel gak bakal ngulang lagi" lanjutnya dengan memasang bête. Winda terkejut dengan ucapan doni, tak menyangka adiknya sendiri mempunyai nafsu terhadapnya.
"sebagai gantinya lo bantuin mama kalau gue pergi liburan, okee? Gimana?" tanya winda dengan wajah yang jutek.
"iaahh" jawab singkat doni, dan melangkah pergi keluar toko, winda masih kepikiran dengan ucapan doni saat bercermin. Di tatap wajahnya mencari apa benar mukanya bikin nafsu orang.
"aahh, ada aja masalah bikin kesel hmmm" winda menggelengkan kepalanya seolah ingin melupakan kejadian hari ini. dan penasaran kembali menatap wajahnya di cermin..
To Be Continue....