Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT W

Bimabet
Ijin comment ya hu.. Masih bnyak typo.. Salah penyebutan nama suhu..

Dari abbie jadi andri waktu ngobrolin ke bali ama winda..
Trus.. Dari winda jadi silvie waktu angkat tlpon dari obet..

Tapi kyak'nya menarik ini cerita..

haha iah suhu,, sorry tuh nama masih kecantol di cerita sebelumnya...


be carrefull gan cerita ini berpotensi banyak penggemar nya... :jempol: :jempol:

thx suhu,, semoga haha..
 
Naaaahh awal yg menarik nih

Lanjutannya jgn lama2 hu

Eh kok abby nembak winda: pacaran
Obet abis telfon ceweknya, winda jg
Segitiga nih kaya sempak tapi cabangnya banyak ;)
 
Naaaahh awal yg menarik nih

Lanjutannya jgn lama2 hu

Eh kok abby nembak winda: pacaran
Obet abis telfon ceweknya, winda jg
Segitiga nih kaya sempak tapi cabangnya banyak ;)

di tunggu kelanjutnnya ya hu
 
Part 2


Winda terbangun jam 5 pagi, ia terbangun karena mimpi buruk tentang abbie. Ia pun membuka ponselnya dan ada notif dari abbie, matanya pun langsung terbuka.

"sorry, hp ku mati. Sama lagi urus tiket ke bali, hehe " chatnya dengan emo bibir. Winda pun langsung membalasnya mengirim vagina yang basah, foto yang sama dengan yang ia kirim ke roberth.

"gpp, bisa keluar sendiri kok" balas winda sambil memberi emo meledek, ia pun mencoba kembali tidur tetapi matanya tak bisa terpejam. dan memilih merendam cucian kotornya.

"celana dalam gue kok bisa basah yah, apa doni onani di CD gue? "
"hiii, incest kali tuh anak, masa nafsu sama kakaknya" winda menggelengkan kepalanya mencoba tak berpikir macam-macam dan melanjutkan cuci pakaiannya.

Dari kejauan doni membawa bungkusan berisi bubur kacang ijo, "tumben dateng lagi" ucap winda yang pas saja baru selesai rapih-rapih.
"si mama suruh beli bubur kacang ijo, sekalian berangkat deh." Ucapnya langsung memberi bungkusannya, pas sekali perut winda sedang lapar, ia pun langsung menuangkannya ke mangkok. Winda sempat terdiam saat sesuatu yang putih seperti santan mengambang di bubur kacangnya.

Doni tersenyum saat melihat spermanya tertelan bersama bubur kacang ijo, winda tak mencurigainya karena beranggapan itu santan. "kenyanggg,... gak berangkat??" tanya winda masih melihat doni di depannya.

"ini baru mau, takutnya masih kurang , ya udah berangkat dulu" ucapnya tersenyum lebar saat melihat winda menjilati bibirnya yang masih tersisa bubur kacang ijo. pikiran kembali macam-macam.


***​


Winda meletakkan ponselnya jauh dari dirinya, karena kesal kembali abbie tak mengabarinya pagi ini. bunyi notif ponsel pun berbunyi ternyata dari abbie.

"sorry sayangggg baru bangun hhehee, mimpi indah sih tadii" chat abbie sambil mengirimi penisnya yang sudah berdiri tegak.
"ihh nyebelin, mimpi apaah?" balas winda dengan emo sedih.

"mimpi entotin kamu sampai lemesss hahaa" balas abbie dengan emo tertawa.
"auh ah,, " winda pun langsung menelponya, pertanyaan tak berhenti saat abbie mengangkat telepon winda. Winda tau abbie dan dirinya berbeda pulau, walau ia bukan siapa-siapa secara langsung tetapi hatinya sudah ke abbie.

"aku berangkat 2 hari lagi," ucapnya pelan.
"iah, hati-hati ajaaaahh" ucap panjangg winda. Abbie pun meminta video call lagi sebelum ia pergi ke bali, winda menyetujuinya dan ia menahan untuk manstrubasinya untuk abbie. Cukup kabar dari abbie yang membuat winda tenang saat ini.

Ia pun kembali mengecek jadwal tiket persiapan 1 minggu lagi, dan juga uang jajan saat berada disana. Winda pergi tentu persetujuan dari papa mamanya, dan menitipkan toko ke mamanya selama 5 hari. Mamanya sendiri membiarkan winda pergi sendiri karena tau winda butuh refresing sesekali.


***​

Malam pun tiba dimana, besok abbie akan berangkat dan tentunya dengan Robert. Winda memilih pakaian daster dengam belahan rendah yang di ambilnya dari toko dan tak memakai pakaian dalam, rambutnya di biarkan terurai. Winda langsung memposisikan laptop dan kameranya menuju kasurnya dan menunggu abbie online.

"eheem-eheem," dehem abbie saat melihat winda duduk bersila.
"ehm udah online hehe, " senyum winda sambil menyibakan rambutnya.
"dasternya bagus, gak keliatan tapi susunya" godanya melihat berlahan rendah daster yang winda pakai terlalu rendah,

"ini?" winda menurunkan tali dasternya sampai buah dada sebelah kanan terlihat,
"gitu donk" suara yang tak asing ternyata obet ikut join video call.

"aagghh " jerit winda langsung menaikan kembali tali dasternya.
"yaahh, kenapa di tutup lagi" protesnya.

"hehe, gpp win, besok aku sama roberth juga gak bakal online satu mingguan kan pergi bareng" ucap abbie,
"nah sesekali aku liat kamu main sama abbie, " lanjutnya memotong pembicaraan abbie.

"mana bisa njingg yang ada lo liat kontol gue" sahut abbie,
"najisss najiss , lo kira gue homo, gue masih nafsu liat memek winda hahaa" sahut robertt membuat winda tersenyum-senyum malu melihat perdebatan mereka seperti memperebutkan winda,

"dah ih, mau 3some aku?? " mereka berdua pun langsung menoleh kelayar, melihat winda menurunkan dasternya memperlihatkan setengah buah dadanya.

"kenapa bengong, kecil ya bet?" winda melihat obet terpaku melihat buah dadanya yang standar yang di hiasi putting kecil, karena ini perdana baginya melihat buah dada winda.

"ha?? Ngak kok pas yak an abiie?" abbie hanya mengangguk pelan, senyum winda memainkan putingnya sambil menggeliatkan tubuhnya, seolah ia sangat bergairah di lihat dua orang sekaligus. Winda membawa laptopnya dan menaruhnya di meja, ia pun duduk sambil mengarahkan kameranya kearah dadanya dan selangkangannya. Winda kembali memainkan buah dadanya sambil mengangka dasternya perlahan memperlihatkan pahanya.

"come onnnn, angkat teruss winn" ucap abbie mendekatkan wajahnya kelayar, winda pun mengangkat dasternya perlahan sampai ke pinggangnya. Kakinya pun langsung di regangkan dan langsung memulai mengelus belahan vaginanya perlahan. Abbie dan roberth pun mengeluarkan penisnya dan mulai mengocoknya.

Winda semakin horny melihat dua batang penis yang membuatnya membuka lebar vaginanya dan memainkan klitorisnya perlahan. Dua jadinya perlahan di masukan kedalam vaginnya sambil meremas buahdadanya sendiri.

"eghh ah" pekiknya saat tanganya mengocok cepat vaginanya sendri,
"hihihi mauu?" winda menunjukan dua jarinya yang basah dengan spermanya sendiri. mereka berdua terus memperhatikan dengan penis yang di kocok perlahan.

"ouhh yaaa" celetuk abbie saaat winda melumat dua jarinya sendiri seolah sedang menghisap penis, lidahnya bermain di sela-sela jarinya sendiri. ia pun kembali memasukan jarinya lagi dan di gerakan keluar masuk perlahan.

"gue gak tahan, pengen ngentot kamu winnnn" pekik abbie sambil memegang kepala penisnya dan akhirnya ia klimaks, dan di susul oleh roberth , mereka berdua memperlihatkan penisnya yang penuh sperma ke winda.

"ihh aku juga mau pipis" ucapnya campur desah, membuat winda menggesek klitorisnya, dan tak lama ia membuka lebar kakinya dan juga bibir vaginyaa..
"eeennggghhhh" desahnyaa sambil menggigit jarinya, cairan putih mulai keluar dari vagina winda,

"jadi bayangin beneran nihhh" abbie tertawa kecil saat winda tersenyum malu-malu saat abbie bilang seperti itu.
"iah tuh,si winda nungging terus gue hajar dari belakang, " ucap obet menimpali ucapan abbie.
"gak takutt, weeee. aku emut punya kalian gantian hihi." sahut winda yang sedang membersihkan vaginanya dengan tissue.


***​

Hujan turun deras, terlihat winda berlari menuju toko nya karena habis beli makanan, jaket serta kaosnya dan juga celananya pun basah kuyup. "ha kok kebuka?" perasan curiga ketika melihat pintu tokonya terbuka sedikit.

"isshh, parah lo don, gue kirain siapa" winda menghela nafas karena ia pikir ada maling masuk kedalam, ternyata doni yang sedang makan.
"darimana emang kak win? " tanyanya sambil melahap mie ayam. Baunya tercium sangat enak, tapi ia winda sudah membeli makanan.

"beli makanan, gue ganti baju dulu pada lepek " winda langsung melewaati doni, dan masuk ke kamarnya. Ia pun langsung melepas jaketnya, dan pakaiannya .

"uhmm, jadi pengen" entah kenapa libidonya meninggi saat melihat tubuhnya yang basah, putingnya terasa keras, saat ia membuka pakaiannya dan langsung memakai kaosnya yang basah tanpa bra, winda langsung berbaring langsung memainkan vaginanya, sambil meremas buah dadanya dari luar kaosnya yang basah.

Winda melakukan dengan cepat karena ada doni disini. Dari sela pintu yang tak tertutup rapat ternyata doni mengikuti winda saat ke kamarnya. Ia cukup jelas melihat winda bermain dengan vaginnya sendiri. matanya terpejam tanpa menyadari ada doni yang melihatnya.

Doni melihatnya sambil menelan ludah, karena terlihat vagina winda yang sudah basah di tambah meremas buah dadanya. "shiitt, jadi nafsu gue liatnya" gumam doni meremas penisnya dari luar celananya. Dan diam-diam mengluarkan penisnya.

Di kocoknya terus sebelum winda menyadarinya mengintip. "eeaggghhhhh" lenguh panjangg di ikuti tubuhnya mengejang lebar, doni terkejut saat winda segera memakain pakaiannya dan ia pun menutupinya dengan tangan dan berjalan pelan. Karena ia takut winda menyadari dirinya mengintip.

Winda melangkah keluar kamarnya dengan santai agar doni tak curiga, ia melihat doni meringis seperti kesakitan, karena ia terburu-buru menyeletingkan celananya sampai penisnya terjepit.

"napa lo?" tanya winda melihat mie ayam doni masih belum habis.
"tau nih sakit perutt" jawabnya sambil meringis sambil memegang penisnya dari luar celana.

"ckckc, ya udah pulang sana, disini mah gak ada obatt" ucapnya membuka makanannya, perlahan winda dan doni melanjutkan makannya. Obrolan seperti biasanya, dan sesekali doni mencuri pandang dengannya.

"gue balik ah, mules banget" doni merasakan penisnya tak mau tertidur saat melihat winda.
"ya udah sana, masih ujan juga" winda sambil merapihkan piring kotor di meja.

"iah yah, disini deh bentar siapa tau di kelonin dingin-dingin gini" canda doni sambil tertawa mencoba memancingnya.
"udah gedeeee, kalau lo masih kecil gue kelonin di kamar, lumayan angettt haha" winda tersenyum menanggapi candaan doni, membuat doni mulai berpikir macam-macam terhadap winda secara tak langsung.

"yang ada ntar gue kelonin nihhh haaha" doni melihat kearah winda yang masih membersihkan meja.
"enak aja, gue maunya di kelonin cowok gue nanti, sekalian angetin. Hahahaah" tawa winda langsung membawa piring kotor ke dapurnya. Pikiran doni pun menjadi-jadi seolah winda menanggapinya serius. Ia pun mengikutinya ke dapur.

"aaaahhhhh donnnn" jeritt winda keras saat doni memeluknya dari belakang dan langsung meremas kedua buahdadanya.
"doniiiiiiiiii" bentak winda, berusaha melepaskan tangannya, tetapi tenaganya begitu kuat, winda terus memberontak di campur rangsangan di buahdadanya, bibirnya kini mulai berani menciumi tengkuknya.

"don ahh" tak langsung winda mendesah, winda diam sejenak mengumpulkan tenagannya walau ia mulai terangsang. Melihat winda tak memberontak doni langsung memasukan tangannya ke kaosnya dan kembali meremas buah dadanya.

"braakkkkk" winda dengan sekuat tenaga mendorongnya dirinya sendiri terjatuh dan menindih doni.
"kenapa kak? Lo nikmatin juga kan?" tatapan doni sangat berbeda seolah ia sudah di kendalikan nafsunya. Winda merapihkan pakaiannya dan menampar keras pipi doni.

"gue kakak lo!, lo kenapa kayak gini ha?? " bentak winda dengan sekuat tenaga, membuat doni terdiam dan langsung tertunduk seolah menyesali perbuatannya.

"lo stress haa?? Nafsu sama kakak sendiri?? gue bilangin kelakuan lo ke mama papa" bentaknya lagi langsung mencari ponselnya. Doni sadar perbuatannya dan mengejar winda agar tak melaporkannya.

"kak win, gue minta maaf. Gue nyesel, gue gak bakal ngulang lagi" doni menarik tangan winda dengan raut wajah ketakutan,
"kak win, plissh.." ucapnya memohon sambil berlutut saat winda mencoba menelpon. Winda langsung menarik tangan doni agar duduk di meja makan.

"jujur kenapa lo berani lakuin ke gue? Kakak lo sendiri?" tannya dengan wajah yang kesal.
"nanti bilang, lapor ke mama papa, gak mau ah" doni kembali mendukan kepalanya.

"justru kebalik, lo gak mau bilang gue telepon nih" ancam winda benar-benar serius sambil mengetik nomor telepon.
"iah iah, body kakak sama wajah kakak bikin mikir macem-macem" ucapnya dengan cepat.

"ha maksudnya?"
"maksudnya bikin nafsu gitu, gue nyesel gak bakal ngulang lagi" lanjutnya dengan memasang bête. Winda terkejut dengan ucapan doni, tak menyangka adiknya sendiri mempunyai nafsu terhadapnya.

"sebagai gantinya lo bantuin mama kalau gue pergi liburan, okee? Gimana?" tanya winda dengan wajah yang jutek.
"iaahh" jawab singkat doni, dan melangkah pergi keluar toko, winda masih kepikiran dengan ucapan doni saat bercermin. Di tatap wajahnya mencari apa benar mukanya bikin nafsu orang.
"aahh, ada aja masalah bikin kesel hmmm" winda menggelengkan kepalanya seolah ingin melupakan kejadian hari ini. dan penasaran kembali menatap wajahnya di cermin..

To Be Continue....
 
Terakhir diubah:
Wahahaha mantep tuh si winda
Bakal ada 3s dan inces jg kayaknya
Ada typo silvi tuh hu
Siapa silvi hu?

Semangat lanjutkan
 
part 3​



Pagi pagi buta winda sudah bersiap, karena perjalanan dari rumah ke bandara memakan waktu 2 jam. Setelah pamit memakai taksi menuju bandara, sedikit kekwahtiran dari kedua orang tuanya. Walau usianya masih menuju 18 tahun, tapi sikapnya sudah sangat dewasa dan mandiri itu membuat mereka agak tenang, pasti winda bisa jaga diri.

Kembali tak ada kabar lagi dari abbie maupun roberth untuk memberi salam hati-hati di jalan atau sejenisnya. Winda memilih mematikan ponselnya. Pesawat pun berangkat menuju ke Jakarta untuk transit. Dan menunggu kembali 30 menit sebelum berangkat kembali ke bali.
Winda menargetkan ia sampai jam 2 siang.

Pukul 15.30 waktu bali. Winda sampai dengan selamat, wajahnya begitu gembira saat menginjakan kaki pertama kali di pulau bali. Sudah lama winda tak merasakan jalan-jalan seperti ini, ia pun segera menuju keluar bandara.

tak terasa hampir 1 jam menunggu pihak travel pun tak kunjuung datang, di tambah sudah jam 4 sore waktu bali. Ini sudah melebihi perjanjian untuk jemput.

“haloo, selamat sore mba, saya mau tanya travel xxxx untuk jadwal tanggal 19 -24 kok belum datang ya??” tanya winda ke pihak travel dengan perasaan yang was was.

“untuk nama siapa ya mbak?”
“winda”

“oh mohon maaf untuk itu, mbak sendiri membatalkan tournya. Kami sudah mengembalikan uang 100% utuh ke rekening mbak” ucapnya membuat winda langsung terdiam.

“tapi mbak? Untuk alasan apa ya?” tanya penasaran.
“alasanya karena keperluan pribadi mbak, “

“tapi mbak, saya gak batalin lohh, mbak tolong cek lagi deh pasti salah “winda mulai terlihat panic karena tour ke balinya harus gagal karena masalah ini.

“untuk itu saya tidak bisa membantu mbak, mohon maaf” winda pun langsung mematikan ponselnya, kali ini ia kehilang arah harus kemana. Dengan langkah pelan sambil menarik kopernya, winda memilih duduk di sekitar area parkir bandara.

“ya tuhann,, siapa yang batalinn travelnya?? Apa anna? Tapi gue dah bilang ke mama jangan bilang-bilang dia” ucapnya dalam hati, rasanya ia ingin menitikan air matanya karena rencananya gagal total.


***​

“woiii henn, pelan-pelan lah jalannya, engap gue” abbie dan roberth menelusuri bandara.
“jangan panggil gue gitu bet, abbie aja” ucap abbie terus mencari winda yang kemungkinan belum pergi.

“gila lo udah 1 jam kita cari, lagian abbie panggilan nick name lo, nama asli lo hendra” protes roberth sambil terus mengikutinya menuju halaman parkir.

“gue yakin, tuh anak pasti udah sampe. Lagian mau kemana dia, lagian travel dia kan udah di batalin”, mata abbie terus mencarinya sekitar parkiran. Langkahnya pun terhenti melihat seseorang duduk sambil menyandarkan kepalanya di koper.

“gue yakin dia bet” ucap abbie dengan nafas yang terputus-putus menunjuk seorang cewek.
“yakin lo itu winda?” tannya dengan nafas yang terputus-putus.

“iah, dari bodynya mirip dia, gak tinggi banget kok. Lo tunggu mobil sana, biar dia gak curiga, cepett” abbie menendang pelan pantat roberth.
“kalau bukan dia, lo langsung ke mobil. dan besok balik ke medan” ucap roberth langsung menuju mobil.

Abbie berjalan perlahan sambil memperhatikan wajah lesu cewek itu, dan benar saja. Abbie langsung bisa mengenali winda. Ia pun mengambil nafas dalam-dalam dan memainkan perannya.

“lagi nunggu siapa de?” abbie berdiri di sampingnya, dan yakin ini adalah winda. Winda tak meresenpon hanya menggeleng-geleng kepalanya.
“minum dulu de” abbie langsung memberinya minuman yang sengaja ia beli,

“gak usah mas, makasih” jawabnya dengan tatapan kosong menatap halaman parkir bandara. Abbie merasa tak enak, tapi gak mungkin ia kasih tau kalau ini rencaannya. Abbie pun duduk agak jauh sampai winda sadar akan keberadaanya.


***​

Hampir 30 menit winda posisi yang sama, ia pun menoleh kearah abbie yang terus memperhatikannya. Winda langsung terkejut saat menatap abbie, “ mirip kak abbie, tapi mana mungkin” matanya seolah menerawang, tak percaya di depan matanya itu abbie.

Abbie langsung memepetkan duduknya,” kenapa? Gak kenal?” tanyanya sambil menatap wajah winda yang terkejut.
“gak usah kaget gitu ah”, abbie mendekatkan wajahnya ke winda, winda sontak terkejut. Jantungnya terasa berdebar cepat dan nafasnya seolah tertahan melihat abbie secara langsung.

“lebih jelek yah?? Dari yang asli?” lanjutnya, winda terdiam karena terkejut.
“nggg, nggk kok. Hehe. Kaget aja, hmm” jawabnya terbata-bata, winda pun mencoba mengatur nafasnya karena begitu gugup.

“haha grogi gitu sih??, santai aja kali.. “ senyum abbie sambil memegang pundak winda, entah kenapa sentuhanya membuat winda merasa tenang dan membalas senyuman abbie.

“gitu donk, gak usah grogi. Lagian udah kenal lama juga” ucapnya membuat winda yakin ini abbie yang iah kenal, dari gaya bicaranya ia semakin yakin.
“tapi kok bisa??” tanya winda yang udah mulai tenang dan merasa senang melihat abbie, seolah winda mendapat sercercah harapan untuk liburan kali ini, di tambaabbie terlihat lebih tampan daripda di videocall.

“aku yang tanya kenapa kamu bisa disini?? Nunggu travel?” abbie terus melihat wajah winda dan sesekali melihat dadanya yang tak terlihat menonjol.
“ituuu” winda pun menceritakan apa yang terjadi, abbie reflex langsung memeluk winda dan mengelus punggunya mencoba menenangkannya.

“terus rencana kamu gimana?” winda kembali menggeleng-gelengkan kepala.
“kalau gitu kamu nginap di hotel, soalnya aku kesini ada urusan kantor jelas abbie menjelaskannya,

“ouh.. tapi gak enak ah, ”
“gpp kok, lagian aku sama obet beda kamar, jadi aku sama obet bisa 1 kamar dan kamu sendiri” ucap abbie sambil memegang tangan winda.

“haa ada kak obet juga??“ nafasnya kembali tertahan karena bisa kebetulan bisa bertemu dengannya,

“okeh yuk, kebetulan aku tadi kesini jemput tamu lain, eh gak sengaja liat mirip kamu.” jelasnya kenapa ia bisa menemuinya, winda pun percaya karena ia terus memandang wajah tampan abbie. Mereka pun langsung masuk ke dalam mobil.

“bet, siapa ini tebak” roberth pun langsung membalikan badannya.
“haloo winnn, haha gue udah liat dari spion, gilaa kok bisa ketemu disini” ucap dengan senyum merekah.
“haii” senyum silvie sambil melambaikan tangannya.

“ dah cao ke hotel dulu, nanti gue ceritain” abbie langsung kasih kode ke obet.
“okeh.. yuk“ dalam perjalanan abbie menjelaskan kenapa winda bisa seperti ini, roberth pun pura-pura tak tahu apa-apa. Mobil pun mengarah kesalah satu hotel berbintang yang sudah di siapkan abbie. Mereka langsung menuju kamar yang paling atas.


***​

“ini gak salah?? Hmm mewah banget” udara sejuk langsung menghembus dari dalam kamar, winda langsung terkagum-kagum dengan dekorasi kamarnya,

“wahhh liat tuhh, pantai bisa keliatan dari sini” winda langsung berlari kecil menuju jendela yang kearah pantai, abbie dan obet hanya tersenyum melihat winda yang seperti pertama kali melihat seperti ini.

“kamu belum pernah kesini?” tanya abbie ikut menikmati pemandangan dari jendela hotel.
“iah, baru pertama kali jalan-jalan kesini. “ wajahny tersenyum kagum melihat pantai dari kamar hotel.
“pantes, oh ia tinggal bentar yah, ada telepin” abbie langsung keluar seterah obet memberikan kode.

“apaan?”
“lo yakin rencana ini?? “

“yakinlah, dah seneng-senenglah, lo gak mau icip-icip ha?” abbie tersenyum sambil memainkan alisnya.
“ya beda hen, eh abbie. Ini real, mana mau doii. Lagian lo sama amel udah deket banget, nanti takutnya si winda sakit hati gimana” Roberth belum sepenuhnya setuju dengan abbie untuk hal ini.

“nah kan udah gue bilang, si amel tuh ada niat jelek makanya ngebet sama gue. Itu feeling gue “
“tapi gue lebih sreg sama winda bet, gue mau bikin winda jadi penghalang si amel. Haha” tawa abbie dengan penuh keyakinan.

“ha? Maksud lo? lo mau hamilin winda??” obet menerka-nerka yang sekrng ada di pikirannya.
“gilaa, gilaaa dia masih 18 tahun, lo dah 26. Termasuk juga gue, lo banyak bohongin dia hen. Kasian si winda” robeth menentang rencana gila abbie kali ini.

“tenang, gue mau jujur sekarang sama winda malam ini, gue yakin dia mau dengerin hehe”
“aihh, lo tau sendiri usia segitu masih labil, terus dia tau lo kaya, dia bakal manfaatin lo” ia kembali menggelengkan kepalanya.

“serahin ke gue. Okeh, dah tenang. Gue punya feeling yang tajem soal cewek slowwww “ abbie menepuk bahunya seolah harus setuju dengan rencana abbie hari ini.
“seterah lo dah, mendingan lo sekarang bilang dia, jadinya gak terlalu parah nanti, gue tunggu di bawah laperrr.” obet melangkah pergi. Abbie tersenyum senang melihat obet setuju dengan rencananya.


To Be Continue...
 
“bet, siapa ini tebak” roberth pun langsung membalikan badannya.
“haloo winnn, haha gue udah liat dari spion, gilaa kok bisa ketemu disini” ucap dengan senyum merekah.
“haii” senyum silvie sambil melambaikan tangannya.

Kok silvie suhu :bingung:
 
part 4


Abbie kembali kedalam, winda sedang membuka kopernya seperti mencari sesuatu. “kamu taruh aja pakaiannya disini selama liburan di bali win” ucap abbie langsung duduk dekat jendela.

“hmm, gak enak hehe. “ winda menutup kembali kopernya.
“gpp kok, “ abbie langsung berdiri di belakang winda, tinggi winda pas sedadanya.

“ehm?” winda terkejut abbie ada di hadapnnya, ia pun mendongakkan kepalanya keatas menatap wajah abbie.
“kenapa?? aku tau pendek gak usah di liatin gitu” ucapnya langsung berbalik lagi dan mencari pakaiannya.

“gak juga kok, hmm” abbie langsung memeluknya dari belakang, sontak winda terdiam kaku,
“kamu lebih cantik, aku kayak jatuh cinta sekali lagi sama kamu. “ pelukan abbie semakin erat, ia pun langsung mengecup pelan rambut winda. Tangannya pun menggenggam erat telapak tangan winda.

“ih, hmm ih mulai goda-goda“ winda secara tak langsung tersipu malu sambil menggerakan bahunya.
“aku serius sayangg.. aku pengen hubungan kita gak sebatas dunia maya. Aku ingin hubungan kita benar-benar terjadi” ucapnya kembali mencium rambut winda, winda semakin salah tingkah dengan sikap abbie. di lain sisi ia merasa nyaman karena pelukannya seolah tulus kepadanya.

“kamu jangan marah yah, aku mau bilang sesuatu” winda mengganguk pelan.
“aku yang booking hotel buat kamu, karena aku sengaja tungguin kamu kesini. Ini satu-satunya kesempatan bisa ketemu kamu langsung. Dan rencananya biar kamu nginap disini dan di jemput travel” ucapnya memeluk eratt winda.

“uhm.. tapi kenapa harus gini, pasti duit kamu abis buat sewa hotel mewah kayak gini.? “ winda kembali menonggakkan kepalanya.
"gpp kok, duit segitu gak arti di banding ketemu langsung sama kamu, makanya aku belain tinggal lebih lama"
"maaf yah" abbie kembali memeluk erat winda.

"aku gak nyangka ternyata travel kamu batalin seenaknya,"
"jadi jangan di pikirin oke, kamu disini harus liburan." ucapnya lagi sambil mengelus rambut winda,

"uhm, makasih." tawa kecil winda. walau terbesit pikiran ini rencana abbie. tapi winda tak percaya abbie tega melukannya.
"kamu mau jadi cewek aku?" abbie langsung membalik tubuh winda sampai mereka berhadapan sambil menatap satu sama lain.

“hmmm, ih tapi nanti LDR, kamu bisa cari lagi tanpa sepengetahuan akuu” ucapnya winda dengan wajah cemberut.
“aku janjiii, “ abbie meyakinkan winda dengan menatapnya serius . Winda terus menatap matanya abbie.

“uhhmm” kecupan hangat di bibir winda, terlihat winda memejamkan matanya menikmati kecupan dan lumatan bibir abbie di bibirnya, abbie terus melumat bibirnya, winda pun reflex membalas lumatan abbie, lidah mereka tak langsung saling beradu sama lain.
"uhhm" nafas winda mulai mengebu, abbie tak menghentikan lumatannya di tambah tangan mereka berdua saling berpegang erat.

“love youuuuu” bisik abbie sambil tersenyum puas.
“ihh, hmm love you” balas winda yang tersipu malu. karena ini ciuman pertamanya secara real.

“ya udah, mandi sana. Aku tunggu di lobby yah, kita pergi cari makan” anggukan winda, sebelum pergi abbie kembali melumat biibir winda. Dan langsung menuju lobby bertemu obet.


***​

Roberth sedang menerima telepon dari seseorang sambil berjalan mondar mandir di lobby, abbie yang penasaran. Mengikuti langkah roberth tanpa sepengetahuannya, yang ternyata dari amel.

“njing kaget guaaa” obet sontak terkejut saat abbie ada di belakangnya.
“dari amel ya?? Ngapain tuh anak??”

“iee, dia bilang mau ke bali lagi, temenin loo.gue bilang aja lo gak bisa di ganggu selama 5 hari”
“good, pinter banget kalau cari alasaannn haahaa” tawa abbie sambil menepuk bahunya.

“terus gimana si winda??” tanyanya sambil duduk.
“udah jujur, gue sama dia udah jadian haha, dan udah kecup bibirnyaaa” ucap sambil memainkan alisnya.

“pinter banget anjrit ngerayunya , abis itu entot dahh haha” tawa kecil obet melihat tinggkah abbie yang seolah menantikan memont yang pas.
“tenang, kita main bareng, kalau si winda minta ini itu, gue bayarin apa pun. Dan gue cap dia matre dan gue tinggalin tuh “ ucap abbie santai.

“pasti matre lah, liat aja nanti.”
“yups, kita hajar selama dia disini jangan keluar kamar hotel haha, “,

30 menit menunggu winda pun turun dengan pakaian biasa, celana pendek dan kaos yang cukup besar menutupi pahanya, dan samar-samar tangtop hitamnya terlihat dari bajunya.

“ehm, hollaa” lambaian winda di sambut keduanya.
“oke kita cari makan bet,” abbie langsung berdiri dan memegang tangannya berjalan keluar hotel. Winda agak canggung berpegangan tangan di tambah di lihat oleh obet.

“gimana makan tuh restoran, kayaknya enak”abbie mulai memancing untuk ke hal yang mewah-mewah.

“gak ah, aku mau cobain ayam betutu, cari di warung ajah sekitar sini pasti ada” obet dan abbie bertatapan sejenak mendengar ucapan winda, obet berjalan di belakang mereka melirik bongkahan pantat winda yang terlihat bulat dan kencang. senyum abbie menoleh kearah obet sambil memegang pantat winda tanpa protes darinya.

Cukup lama berjalan dari hotel, mereka pun akhirnya ketemu warung yang menjual ayam betutu. Yang ternyata ada di belakang hotel. Abbie mencoba memancing kembali kearah yang mahal-mahal, winda malah protes untuk lebih irit selama ia di bali.

“enakk juga ayam bertutu” ucap winda sambil mengelus perutnya,
“ehmm, kamu kan gak ikut tour, gimana aku ajak kamu jalan-jalan selama disini” tawar abbie.
“iah win, kan abbie udah bilang semua kan?” tanya obet,

“ya udah, hmm. Maaf ya repotin hehe” winda menggengam tangannya sendiri karena tak enak, dan ia tahu diri abbie lebih kaya darinya. Tak ada di pikirannya memanfaatkan abbie. Mereka bertiga pun menelusuri pinggiran pantai sambil mengobrol santai. Tak terlalu gelap karena banyak bule yang berbincang se panjang pantai.

“terus kalian tidur dimana? Bertiga aja, aku tidur di bawah aja pake ekstra bet lagian kamar hotelnya kan luas hehe, biar gak buang-buang duit hehe” senyum winda. obet kembali terkejut dengan ucapan winda.

“ya udah, kenapa gak satu kasur, kita kan pacar haha, si obet ma tidur di sofa jadi” ledek abbie sambil memainkan alisnya.
“ihh, enak aja. no no no. biar kalian aduh pedang hahaha” tawanya winda terbahak-bahak, tawa lepasnya karena begitu senang, liburannya di temani oleh dua orang yang ia kenal walau hari ini baru bertemu secara langsung.

Obrolan mereka selancar obrolan di dalam di video call maupun telepon, winda sangat cepat beradapatsi. Tak ada kecurigaan sama sekali tentang abbie dan roberth. Cukup lama duduk bersantai mereka bertiga memutuskann kembali ke hotel, roberth berpisah karena ia sudah janjian dengan temannya. Pegangan tangan mereka tak lepas sedikitpun dari pantai sampai pintu kamar hotel.


***​

Winda langsung menuju balkon hotel, menikmati pemandangan malam hari dari hotel, udara malam hari membuatnya tenang,
“aahh” jerit winda kaget saat abbie memeluk dari belakang seperti tadi, pelukan erat dan sangat nyaman saat ini.
“kamu suka banget liatin pantai?” di elusnya rambut winda,

“iah, tenang aja denger suara debur ombak hehe,” senyum winda meyandarkan kepalanya sambil melihat pemandangan.
“pakai bra gak??” bisikan menggoda di telinga winda.

“ih,mulai deh. Pake donkk”
“kan sama pacar, gpp tau..” tangan abbie memeluk erat pinggangnya.

“iah, lagian kamu udah tau aku hehe, uhhmmm” winda pun memegang tangan abbie.
“ia yang gampang horny haaahah” ledeknya.

“ihhhhh..” winda langsung mencubit pinggang, “aw awh awh sakiit” jeritt abbie saat winda mencubitnya.
“ih gpp, si obet juga gak yang liat kok” abbie langsung menonggakan kepala winda dan langsung mencium bibirnya,tak ada penolakan dari winda, dan memejamkan mata menikmati ciuman dari abbie.

“ih udah ahh, nanti kak obet liat.. “
“kenapa horny?” goda abbie yang masih memeluknya.
“iah, huuu. Dah ah. “ abbie pun mengajak winda masuk kedalam sambil menyusun kegiatan untuk besok, menemani winda corat coret susunan kegiatan buat hari besok. Sambil menunggu kesempatan karena obet membiarkan abbie dan winda berduaan,


To Be Continue...​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd