Part 7
obet bangun lebih awal seperti tak biasanya, melihat winda baru saja selesai mandi. ia pun merasa tak enak hati karena malam itu obet setengah mabuk.
“win, sorry ya malam. gak enak sama ” ucapnya saat berpapasan dengannya.
“uhm, ituu,, “ senyumnya di ikuti tawa pelannya
"gpp uhm anggap aja rezeki nomplok hehe" winda terlihat tersipu malu
“ehehe, bisa nih lagii” godaan obet sambil meremas pantatnya.
“liat nanti ahh” rengeknya sambil membuang muka, tawa obet menganggap lampu hijau untuk 3some bersama abbie nanti malam.
Tujuan hari ini pertama adalah gwk ( garuda wisnu kencana), sudah terlihat patung yang sangat besar sebelum ia masuk ke area lokasi. Winda sendiri yang mengantri membeli tiket masuk, abbie dan obet berdiri di dekat pintu masuk.
“oi bie, lo marah gak kalau gue main sama winda??” tanyanya sambil menunggu winda datang.
“boleh, nanti gue rayu deh. Asal jangan jadiin dia milik lo, itu sih cari perkara sama gue” ucap abbie sambil menunjukan kepalan ke wajah obet.
“tai, gak lah. Tenang cuman sebatas permainan hahaha” tawanya. Dan tak berniat memberitahukan kalau ia sudah menikmati tubuhnya winda diam-diam. Winda berjalan menuju mereka, dan segera masuk ke dalam.
Beberapa orang memperhatikan winda, karena di apit 2 orang yang tampan sambil berjalan melihat-lihat. Mereka pun berjalan menaiki tangga menuju patungnya. Sangat besar, kesan pertama winda melihat patung sebesar ini, dan tak lupa untuk berfoto, mereka berdua tak berani macam-macam karena banyak orang di sekitarnya.
“tuh patung garudanya” tunjuk obet yang tak jauh dari lokasi patung wisnu,
“yuk kesana” winda menarik masing-masing tangan abbie dan obet, dan kembali berfoto kembali. Tak terlalu ramai dan sesekali abbie berfoto nakal dengan winda.
Selesai mereka kembali turun membeli minum, “ wahh ada penampilan tarian leak tuh, nonton dlu abbie” ucap obet, winda yang penasaran menyetujuinya, 10 menit lagi akan di mulai. Ternyata banyak turis yang menonton. Mereka bertiga memilih paling tengah karena bisa melihat dengan keseluruhan.
Acara berlangsung, tarian demi tarian di mainkan, dan kali ini tarian dengan wajah seram yang biasa di sebut leak. “ mau foto gak?” ajak obet untuk berfoto dengan beberapa penari tadi.
“ayooo, “ ajak winda karena begitu semangat berfoto dengan salah satu leak.
“gak ah, merinding njir” ucap abbie yang tau mau mendekat,
“ayo, nanti aku kasih jatah” goda winda agar bisa berfoto dengan abbie bersama leak. Akhirnya abbie pun mau berfoto dengan persaan ketakutan, setelah foto usai ia langsung berjalan cepat keluar.
“payah huuuu” ledek obet tertawa pelan.
“oah tuhhh huuuu” mereka bertiga duduk beristirahat sebentar, karena masih siang dan belum terlalu sore.
“gimana langsung ke tanah lot?, liat sunsite” ajak obet, saat sudah mobil semua.
“yuk, “ abbie langsung duduk di belakang bersama winda.
“ihhh ih ngapain” protes winda..
“minta jatah, kamu udah bilang mau kasih jatahh” senyum mesum abbie langsung menutup pintu.
“iiiihhhhhhh, aku cuman ajak biarrrrr” ucapan winda terpotong saat abbie langsung mencium bibirnya dengan agresif.
“haha gilaa, anggap aja gue gak liat ya,” obet menggelengkan kepala.
“ihh hmm. Masa di mobil” protesnya lagi,
“kan janji harus di tepatin ya bet? Emut aja deh, lom pernah emut kan?” rayu abbie saat obet meliriknya dari spion tengah.
“iah tuh,.. lagian emut aja kali” obet mendukung abbie, ini pertama bagi winda suruh mengemut penis asli walau dia sudah merasakan penis masuk ke vaginanya,
“iahh deh” abbie langsung mengeluarkan penisnya yang setengah menegang, winda perlahan mengocoknya sambil menatap kearah depan.
“lo mau bet?” tanya abbie yang sedang keenakan di kocok.
“ihh apaan sih” protes winda sambil mengocok cepat penis abbie sampai ia meringis.
“hehe, becanda kali aja mauuu bisa bertiga” goda abbie
“ihhh, seraahhhh” winda yang malu-malu mau langsung mengulum penisnya.
“awh jangan kena gigi “ ucapnya tersenyum melihat tingkah winda, winda langsung berusaha semaksimal mungkin mengulum penisnya. Mata obet terus melirik kearah belakang melihat winda mengulum penis abbie dengan lambat tapi pasti.
“nyilu yaaa abbie” canda obet sambil terus menyetir dan melirik dari spion tengah. Abbie terliha mengerang sambil memegang kepala winda
“aah” nafas winda terputus karena abbie menekan penisnya sampai ke tenggerokannya. Tak lama winda kembali mengulum penisnya.
“auhh, crrooottt,crroott” tanpa pemberitahuan abbie langsung klimaks, spermanya langsung menyembur membasahi rongga mulut winda.
“hahaa, sorry” ucapnya pelan melihat winda membuka mulut seolah berusaha tak menelan spermanya, obet memberhentikan mobil di pinggir jalan untuk winda membersihkan mulutnya dengan air botol. Rasa aneh menjalar di lidahnya, karena ini juga pertama kali ia rasakan.
“au ah, bilang kek mau keluar” gerutu winda di dalam mobil,
“iah tuh, buang peju nya sembarangan terus win, “ tawanya melihat winda kesal tapi tak galak.
“iah deh, besok-besok keluarin di memek hahaha” tawa abbie yang melihat gemas saat winda kesal, “ auh ahh” di pukulnya bahu winda, dan memilih milih duduk di bangku depan. Tawa abbie dan obet melihat tingkah winda. Ia memilih tidur sampai di tempat tujuan.
***
Mobil sudah memasuki kawasan tanah lot, masih terlihat sangat sepi karena masih jam 3 sore, mereka datang terlalu cepat. Di tambah area parkir juga masih kosong.
“udah sampe?” tannya winda dengan mata yang setengah terbuka.
“udah, bangun donk, atau mau di tidurin disini” ledek abbie langsung turun dan membuka pintu mobil depan.
“ih nyebelin,” winda memanyunkan bibirnya, dan di kecup bibir winda perlahan,
“maaf hehe, yuk turun” tangan abbie memegang tangan winda saat turun dari mobil.
“dimana pantainya?” tanya winda sambil mendongak ke abbie, “ masih jauh jalan ke dalem lagi, lagian masih sepi.kemana nyantai dulu aja” ucap abbie menggandeng tangan winda.
“ihhh lucu, “ winda langsung berlari kecil saat melihat kerajinan yang berjajar dari parkiran. Seolah terpukau karena ia jarang melihat seperti ini, berpindah ke kios satu ke kios lainnya. Abbie dengan sabar mengikutinya dari belakang begitu pun obet, mereka memilih duduk sambil melihat winda dengan gesit berpindah kios walaupun barang di jual hampir sama.
“beli apa jadinya?” tanya abbie saat winda mendekati nya.
“hehe, ngakk. “ jawab winda sambil menyengir lebar,
“dah bikin tattoo aja mendingan sambil nunggu sore” ajak obet, memilih salah satu kios. Abbie pun menyetujuinya dan kali ini winda yang mengikut mereka.
“permanent?” bisik winda.
“ngaklah, paling 2 minggu ilang “ jawab abbie.
“bikin yukk, samaaan ihihih” bisik winda, sambil memegang jari abbie. Abbie hanya tersenyum dan membiarkan winda memilih bentuknya. Tato obet sudah jadi, tetapi winda masih membolak balikan buku yang berisi bentuk tattoo.
“ini aja,” winda memilih bentuk lumba-lumba membetuk lambang love.
“di kaki ya” lanjutnya, abbie pun mengikuti kemauannya. Mengambar di kakinya.
“imut lumba-lumbanya bieee,” ledek obet.
“eek, nanti juga pindah lumba-lumbanya seloww” tawanya sambil melirik winda yang sedang melihat lukisan. obet tau maksudnya perkataan abbie dan untung saja pemilik kios mempersilahkan mereka menunggu sampai sore, karena abbie memesan beberapa lukisan yang menurutnya menarik.
Winda kembali tertidur di pangkuan abbie, “gila kebo si winda , tidur terus” obet menggelengkan kepala. Tapi angin memang sejuk menghembus ke kios.
"kecapean kali tadi malam" abbie menaikan alisnya sambil mengelus rambutnya, melihat wajah
1 jam berlalu, mereka bertiga segera menuju ke lokasi, “wooghhhh” gumamnya saat melihat pantai, mereka pun menuruni tangga dan sampai di tempat tujuan, berbeda dari tempat lainya ada beberapa pura berada di atas tebing. Dan kembali berfoto.
Suasana yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba, winda segera menuju ke tempat yang leluasa di susul abbie dan obet. Tetapi winda harus menelan kekecewaan karena awan tidak mendukung, matahari yang terbenam tak terlihat dengan jelas, wajah winda berubah menjadi murung.
“dahh ah jangan cemberut, emang kebetulan aja cuacanya jelek” abbie merangkul winda sambil mengusap kepalanya mesra, winda pun menoleh kearah wajah abbie dan kembali berjalan pelan. Obet dan abbie memutuskan untuk pulang ke hotel karena mood winda yang jelek. Tapi abbie sudah menemukan sesuatu yang akan membuat mood winda naik lagi.
***
Sesampainya winda memilih berdiri di balkon sambil melihat kembali pemandangan malam, abbie menghampirnya sambil mengusap , winda meliriknya kembali dan menyandarkan kepalanya ke bahu kanan abbie,
“dah, besok ketempat yang bagus lagi, kita ke kintamani, terus ke monkey forest, pasti kamu seneng, ketemu temen kamu” ucapnya sambil mengelus pipinya.
“siapa?”
“monyeettt lahhh haha” candanya.
"ihhhh, saudara kamu tuh sama kak obet hahaha" abbie berhasil membuat mood winda kembali membik. demi candaan ternyata ampuh membuat mood winda kembali. abbie melihat obet membawa minuman serta makanan yang ia pesan.
“laper apa haus?” canda obet ketika sudah lihat mood winda membaik.
“huuu, laperlahhh. Dari tadi sore gak makan” jawabnya langsung melahap habis makanannya dan minumannya tanpa tersisa, selesainya obet memilih mandi, di susul abbie. Dan winda.
Bau harum dari tubuh winda yang memakai daster panjang di lapisi tangtop putihnya, melihat abbie dan obet berbincang di balkon. Winda pun nimbrung sambil membawa minuman yang di beli obet.
“thanks” ucap abbie mengelus rambutnya, winda pun menyempil di tengah-tengah,
“3 hari lagi balik yah, gak kerasa ya” ucap obet sambil minum. dan melihat winda meminum yang sengaja ia siapkan buat winda.
“hehe, kerasa tau, capeekkk” winda betah melihat pemandangan malam seperti ini di tambah di temani abbie. Mereka bertiga masuk kedalam untuk menentukan untuk besok, winda memilih tiduran di kasur atas sambil melihat hasil foto yang tadi. Senyumnya sendiri melihat ekpresi abbie dan obet.
Ada aliran aneh menjalar tubuh winda, gerakan kakinya tak mau diam dan semakin menjadi-jadi, “fuhhh” nafas panjang winda terus melihat fotonya.
Tanpa sadar lampu kamar di redupkan, winda masih asik melihat hasil foto dan diam-diam abbie dan obet tidur di sisi kiri dan kanan yang ikut melihat hasilnya.
“ih jelek banget ahh huuu” gumam winda melihat hasil yang di jepret obet selalu blur.
“udah bagus tau.. “ wajahnya semakin dekat, begitu pun abbie
“tuhh ih liat masa wajahku blurr gitu, jangan grogi kaliii haha” candanya mengeser kembali foto berikutnya, abbie mendekati wajahnya sambil menaruh tangan kirinya di perut winda.
“fuhh” di tiupnya telinga winda,
“ihh geli ah, “ tiupan halus kini dari dua sini membuat winda merinding. Winda menahan rasa geli yang menjalar ke seluruh tubuhnya di tambah
“ihh” winda menggeliatkan kepalanya. Tetapi tiupan halus di lehernya membuat mendesah pelan. Dan kini ciuman di lehernya dari 2 sisi.
“ih ahh ngapain uh” rengek winda mencoba bangun tetapi tubuhnya tertahan oleh mereka berdua.
“bet , abbiee ngghh ah” tanganya berusaha melepaskan tangan abbie dan obet di dadanya sambil di remas pelan.
“gak pakai bh,” bisik abbie, entah kenapa winda sangat terangsang kali ini melebihi sebelumnya, “aahhh” desahnya lagi kini winda sudah terlihat pasrah dan menikmati remasan dan ciuman yang mendarat di lehernya. Kepalanya menggeliat kekiri dan kekanan menikmati cumbuan di lehernya.
Bibirnya kini mencari sasaran abbie dan obet, di ikuti usapan di kedua pahanya. “ahh” air liur winda keluar saat ciuman abbie dan obet bergantian, wajahnya kini sayu seolah ingin merasakan lebih. Tangan winda pun meraba-raba keselangkangan mereka berdua.
Abbie menurunkan tali daster winda dan terlihat tangtop ketat putihnya dan puting yang berbayang menonjol dari luar tangtopnya. Nalar winda kini terisi oleh nafsunya sangat memuncak, membiarkan abbie dan obet melakukan sekukanya.
“ahhmmm” mulut mereka berdua langsung mencaplok kedua buah dadanya bergantian, dan di hisapnya sampai terlihat basah oleh liur abbie dan obet.
“uhhhhhhhh” lenguh panjang winnda saat mereka berdua menyedot kecang putingnya dari luar tangtopnya. Abbie dan obet langsung membuka celananya dan mengeluarkan penisnya yang setengah berdiri.
Tanpa di minta tangan winda pun langsung megocok kedua penis sambil dadanya kembali di lumat. “hornyy?” bisik abbie mengigit lehernya, angguka pelannya sambil terus mengocok penis mereka berdua.
Kini winda berposisi duduk, abbie dan obet berdiri di hadapanya dan mengacungkan penisnya yang sudah berdiri tegak kearah wajahnya untuk di hisap, mata winda tertuju ke penis obet yang lebih besar tetapi lebih pendek di banding abbie.
Abbie dan obet menampar pelan wajah serta bibirnya bergantian, membuat winda membuka mulutny. “aaahmm” suara saat penis abbie dan obet masuk bergantian.
“aahh” di tariknya kepala penisnya abbie dengan bibirnya, begitu juga obet, mereka berdua meringis nikmat dari kuluman winda. Penis abbie dan obet langsung di tempelkan di mulutnya, lidahnya langsung berputar melumat kepala penisnya.
***
kini abbie langsung berlutut di antara kepala winda yang berbaring, ia langsungg mengganjal kepalanya agar bisa melumat penis di hadapannya.Obet menuju keselangkangannya langsung membuka lebar-lebar dan langsung melumatnya vagina winda.
“slrruuppss” tubuh winda agak tersentak saat jilatan di vaginanya, suaranya tertahan oleh penis abbie. Tanganya winda pun tertahan oleh abbie yang menggerakan penisnya keluar masuk mulutnya. Tubuhnya kembali mengejang sesaat ketika obet mengocok vaginanya sambil menjilati klitorisnya.
Abbie menoleh kearah obet, memberi kode agar ia yang lebih dahulu menikmati tubuh winda, obet langsung mengambil sesuatu dari lemari kecil di pinggir tempat tidur, sedangkan abbie menyingkap tangtop winda, dan mengesekan ke belahan dadanya, dan kembali memasukan penisnya ke mulut winda.
Abbie langsung posisi duduk dan meminta winda kembali melumat penisnya sambil posisi menungging, “sruupssss” jilatan di vagina winda oleh obet yang sudah memakai kondom, winda kembali mengocok dan melumat kembali penis abbie. obet masih terus menjilati vaginanya.
“uggghhhh” erangnya dengan mulut tersumpal penis abbie, obet perlahan memasukan penisnya sambil memegang pinggulnya. Di tekannya lagi di ikut erang tertahannya. "aaahhhhhhh hmmm"
“aahh” winda langsung mendongakan kepala saat obet mulai menggerakan pinggulnya lumayan cepat, abbie kembali memegang kepalanya dan mengarahkan kembali ke penisnya.
“plaakk” tamparan di pantat padat winda membuat obet menggerakanya dengan cepat,
“uhhhhhhh” lenguh panjang winda sambil memejamkan matanya, lidah abbie menelusuri lehernya sambil kembali mengecup lehernya dan juga bibirnya. Tak lama erangan panjang winda di ikut tubuhnya bergetar hebat, obet tak memperdulikan dan terus memompa penisnya dngan cepat.
“ouhhhhhhh” lenguh obet menekan habis penisnya, wajah winda meringis merasakan sesuatu seperti menyembur di dalam vaginanya.
“ah jangaann di dalem” ucapnya telat merasakannya.
“ups telat, becanda win hehe” obet langsung mencabut penisnya dan juga menunjukan kalau ia memakai kondom, nafas lega winda. tak berlangsung lama abbie langsung memasukan penisnya dan langsung memompa dengan cepat, tubuhnya langsung berguncang hebat dengan posisi yang sama.
“ahh aahh” eragannya menikmati hentakan demi hentakan dari abbie. Winda kembali klimaks di ikuti pilinan di kedua putingnya oleh obet.
Abbie memposisikan winda berdiri di pinggir tempat tidur sambil kembali membungkan tubuhnya , dan abbie kembali memasukan penisnya dan menghentakann.
“uhhmm” lenguh winda pelan menikmati penis abbie yang keluar masuk perlahan sambil tanganny memegang pinggiran tempat tidur. obet pun tak menyia-nyiakan kesempatannya. ia duduk di depan winda dan meminta untuk melumat penisnya.
Lenguh mereka bertiga mengisi ruangan kamar hotel, tak cukup satu dua kali untuk winda klimaks karena hari ini libidonya sangat memuncak,
Diam-diam abbie menyemburkan spermanya di dalam vagina winda saat obet dan winda sedang asik berciuman menyamping, di hentakannya sampai seluruh spermanya tak tertumpah.
“ah gila lemeess” gumam abbie berbaring di belakang winda tanpa melepas penisnya,dan obet masih asik melumat buah dada winda sampai bercak merah di sekitar putingnya.
senyum abbie dan obet saat melihat winda terpejam dan kelelahan, entah berapa lama ia main. yang jelas penis mereka terasa linu.
To Be Continue....