Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT W

Part 5

Tak terasa sudah jam 10 malam, winda dan abbie sudah menyusun kegiatan besok. “aahhh pegel” winda langsung duduk berselonjor dan bersandari di bahu kanan abbie.

“sewa mobil lumayan juga ya, patungan okeh” ucap winda sambil memegang tangan kanan abbie yang melingkar di perutnya.

“siap boss,” di elusnya rambut winda, tangan abbie pun berpindah kepaha winda sambil menonton acara tv. Tangannya mulai mengelus pelan, dan tak ada penolakan dari winda yang membiarkan tanganya mengelus pahanya perlahan.

“ihh geli aah” protes winda saat tangan abbie meraba-raba perutnya. Tetapi abbie terus merabanya dan sesekali membuka kancing ccelananya perlahan tanpa sepengetahuan winda. Abbie menarik tubuh winda agar lebih dekat.

“kenapa?” tanyanya winda saat posisinya duduk bersampingnya walau kakinya masih berselonjor.

“cantiikk” ucap abbie memegang dagunya dan langsung melumat bibirnya. Winda pun membalas lumatannya sambil kembali memejam kan matanya. Tangan abbie pun mulai meraba perutnya lagi.

“uhhmm” desah saat masing-masing menghisap lidah, tangan abbie perlahan masuk ke celana dalam winda, terasa bulu vaginanya yang tak terlalu lebar, winda pun menyadari jari-jari abbie mengelus belahan vaginanya. Abbie menahan tangan winda yang hendak melepaskan tanganya dari dalam celana dalamnya.

“ehhm” abbie terus melumatnya seolah tak membiarkan winda melepaskan ciumannya. Kaki winda pun menjepit tangan abbie yang terus mengelus vaginanya perlahan,

“ahh, kenapa??” tanya polos abbie setelah melepas ciumannya, dan tangannya masih mengelus vaginannya.

“udah hmm, ehh” desah winda tertahan sambil memegang tanpa tenaga tangan abbie yang terus mengelus vaginanya. Terlihat winda sudah horny oleh elusannya, tak ada penolakan. Abbie langsung berdiri dan berjongkok di depan winda. Langsung di tariknya celana sekaligus celana dalamnya.

“ihh hmm, ngapain?” reflex winda pun langsung menutupi vaginannya dengan kedua tangan dan merapatkan kedua pahanya.

“lihat aja, sama kayak di video call apa beda” goda abbie sambil membuka perlahan.

“ihh hmmm” tolak winda tetapi membiarkan abbie membuka pahanya, tangan winda pun di angkat perlahan, kini terlihat vagina winda secara langsung yang sudah basah.

“terawatt banget,” di endusnya sambil di buka belahan vagina winda yang masih terlihat kemerahan daripada yang ia liat di video call.

“srruuuppsss” abbie langsung melahapnya, seolah ingin menelan bulat-bulat vaginanya. Di hisapnya perlahan.

“aaagghhh” lenguh winda menjambakk rambut abbie dengan kerass saat ia menghisap klitorisnyaa. Lidahnya kini berusaha masuk ke dalam vaginannya. Dan kembali menghisap klitorisnyaa. Kedua kaki winda pun di buka lebar, abbie langsung memasukan 2 jarinya perlahan dan di kocoknya perlahan.

Winda menggigit jarinya sambil memegang kepala abbie yang sedang menjilat-jilat klitorisnya, kocokan bercampur jilatannya membuat winda menahan desahnnya. Dan terkadang mendesah panjangg. Winda terus meremas rambut abbie menahan kenikmatan di vaginanya.

“kreeeekkkk..” suara pintu kamar hotel terbuka,

“uhm ada orang” ucap winda yang hampir klimaks mendengar suara pintu dan langkah kaki masuk ke dalam. Abbie pun menghentikan jilatannya, winda berdiri dan melangkah kearah ekstra bed dan langsung menutupi tubuhnya dengan selimut.

“wah lo ada disini abbie, udah selesai?” tanya roberth memelankan suaranya,

“lo gagalin njir, kenapa cepet banget baliknya” bisik abbie.

“gila 2 jam gak cukup? Harusnya udah selesai”

“belommmmmmmmmmm, baru aja mulai. Nihh” abbie menunjukan celana dan cd winda yang di bawa sofa.

“ouhh haha, sorry soalnya lama-lama winda curiga nanti. “ lanjutnya

“dah, mau gimana lagi” abbie pun langsung melangkah ke tempat tidur, melihat winda yang terpejam antara pura-pura tidur atau sudah tertidur. Lampu kamar pun di matikan, abbie tak bisa memejamkan mata karena masih ingin menjamah winda.

Sudah 1 jam berlalu, obet sudah tertidur pulas walau pun di minta abbie berpura-pura tidur, abbie bangun perlahan dan berpindah ke kasur winda perlahan.

“win, udah bobo?” di belainya rambut winda pelan, dan perlahan mengangkat selimutnya. Tak ada jawaban dari winda yang sudah tertidur pulas karena lelah perjalanan kesini.

“pasti capek yah, met bobo” abbie langsung mengecup bibirnya dan memilih tidur.

***



Winda yang terbangun dan meregangkan tubuhnya, di liriknya jam menunjukan jam 06.00. walau tidur selarut apapun winda selalu terbangun pagi karena sudah menjadi kebiasaannya. Ketawanya kecil saat melihat abbie dan obet berpeluk saat tidur. Dan diam-diam ia foto sebagai kenang-kenangan.

“ahh, ih lupa gak pakai celana lagi” winda langsung mencari di sofa, dan untung saja terselip di bawah sofa.

air shower membasahi tubuhnya, sambil memikirkan kejadian tadi malam. masih tak percaya untuk hal ini. putingnya tak terasa mengencang seketika terus memikirkan dan mencoba merasakan jilatan abbie. Tangannya meremas buah dadanya sambil mengelus vaginanya sendiri di bawah siraman shower.

“gak boleh hmm,.. “ winda menggeleng-gelengkan kepala , mencoba menahan nafsunya yang gampang timbul dan gampang turun. Abbie dan obet masih posisi yang sama, winda memilih membuat sarapan.

“wahh lengkap nih hotel ada dapur sama kulkas” winda sedang membuka kulkas menemukan sosis dan nugget. Dan langsung membuatnya untuk sarapan pagi.

Bau harum menyerbak ke tempat tidur, abbie yang mencium langsung terbangun. “wah.. udah ada sarapaann” ucapnya berjalan mendekati winda sambil mengusap matanya.

“ihh sikat gigi dulu baru sarapan” winda menarik piring saat abbie mau mencomot sosis.

“iahh, “. Tak lama abbie duduk di sebelah sudah menunggunya.

“nih” winda langsung memberi beberapa potong ke piring abbie.

“kok dikit sih sosisnya?” protes abbie saat winda memberi sepotong.

“mauu? Nih ambil sendiri” winda langsung memasukan sosis ke mulutnya.

“wahhh, siapa takut,” abbie langsung mendekati wajahnya dan berusaha mencaplok ujung sosis itu, tetapi winda menghidari seolah jangan sampai abbie mencaploknya.

“ahmmm” mulut abbie langsung mencaplok sosis sekaligus bibirnya, ia langsung menyedot habis sosis di dalam mulut winda,

“eehheemmm” dehem obet yang baru bangun melihat abbie dan winda berciuman, abbie langsung duduk kembali sambil mengunyah sosisnya.

“uhhm, nih kak obet sarapannya” winda langsung menyisihkan untuk roberth, dan meneruskan makannya.

Mereka bertiga pun keluar kamar hotel menuju parkiran, karena mobil yang ia sewa sudah datang. Winda memakai kaos yang agak ketat menunjukan tonjolan buah dadanya dan lagi-lagi di padu dengan tangtop. Dan juga celana pendek.

“kita langsung bedugul aja, lo kan hafal jalannya yang kemarin” ucap abbie yang di kursi depan bersamanya.

“oke dah, gue mah ikut aja, winda yang nyusun kan?”

“iah donnkk.” Jawab winda di kuris belakang,

“tapi ke mungkinan 1 hari satu tempat loh, soalnya kita manual gak pakai travel” ucap obet di perjalanan

“uhmm gitu yah, gpp deh. Nanti aku susun lagi hehe, lagian lebih murah sih dari pda ikut tour” perjalan cukup makan waktu, winda pun sempat tertidur. Obrolan mereka berbisik membahas ukuran buah dada winda yang tertidur.

Udara sejuk mulai masuk ke dalam mobil, winda pun mulai terbangun.” Udah sampe?”

“yups, “ mereka bertiga pun langsung turun, winda menghirup panjang nafasnnyaa…

“sejukkkkkkkk” di regangkan kedua tangannya. Mereka bertiga pun masuk, tak lupa untuk berfoto bersama, abbie dan roberth. Walau terkadang roberth mengambil kesempatan mencium pipinya atau memeluk pinggangnya.

Abbie mulai berani berfoto mesra dengan winda sambil berciuman mesra dan memegang buah dadanya, walau ada protes dari winda sesaat. Mereka bertiga memutuskan duduk sebentar sambil melihat pura yang di kelilingi kabut halus.

“jail nih kak obet,” protes winda soal saat berfoto tadi.

“abbie juga tuh, “

“yee gue mah kan cewek gue, hahaha”

“aw aw aw” di cubitnya pinggang abbie saat ia memasang wajah genit melihatnya. Tak terasa waktu mulai berlalu. Dan memutuskan balik ke beach walk untuk makan siang, dan sekaligus berkeliling dekat pantai.

Waktu sudah menunjjukan jam 3 sore saat mereka sampai di beach walk. Sedangkan abbie langsung ke hotel karena tak jauh dari tempat itu.

“kamu mau belanja apaa?” tawaran abbie saat winda berhenti ke toko baju.

“ngak hehe liat aja, nanti makan jangan dsini ahh mahall, makan di warung di belakang hotel aja lagi” winda kembali mendongakkan kepala ke abbie.

“okeh deh, yuk makan laperrrrr” di genggamnya erat tangan winda.


To Be Continue....
 
masih belum ngerti nih suhu format baru forum tercinta ini wwkw.. jadi acak-acakan
 
Part 6



Matahari mulai terbenam, roberth dan abbie mengajak winda jalan keluar lagi. tetapi hari ini badannya terasa pegal memilih istirahat. Malam ini winda memakai pakaian tidur dan sengaja tak memakai bra seperti kesaharian karena kemungkinan abbie dan roberth pulang malam dan langsung tidur.

“kreek” suara pintu kamar terbuka, abbie melangkah masuk, winda sedang asik browsing kembali untuk tujuan besok.

“lohh kok udah pulang?? Obet kemana?”

“main sama bulee hahaha” jawab abbie langsung duduk di sampingnya. Dan langsung di peluknya eratt.

“ih masaa haha, besok ke gwk sama tanah lot aja” winda langsung menunjukan kembali susunan kegiatannya.

“okeh, setuuuujuu” di tariknya tubuh winda ke pangkuannya. Abbie langsung mendorong winda rebahan di sofa, di tatapnya wajah winda sesaat dan langsung melumat bibir winda. Tangannya pun kembali mengelus selangkangan winda perlahan.

“ahhhh ehhm “ suara desahnya saat tangan abbie meraba buahdadanya,di remasnya perlahan, tak merasakan ada bra yang menghalangi, tangan abbie langsung masuk kedalam baju tidurnya dan langsung meremasnya lagi.

“udah siap yah gak pakai bra?” bisik abbie yang langsung menciumi leher winda perlahan.

“ihh ngak kok, hmm ngghh sshh” jawabnya sambil mendesah merasakan putingnya di pilin pelan.

“uhh, “ abbie langsung menggendong winda ke tempat tidur dan memposisikannya duduk di pinggiran tempat tidur, abbie duduk di belakangnya sambil meremas kedua buah dadanya lembut. Di bukanya satu persatu kancing baju tidur winda. Dan termpampang buah dada yang pas baginya tak terlalu kecil dan besar.

“assssshhh ssshhh” desah panjang winda saat kedua putingnya di pilin dan abbie menciumi tengkuk lehernyaa.

Abbie langsung merebahkan tubuhnya, di lumatnya langsung buah dada winda. “ahhmm” mulutnya bermain di kedua buah dadanya bergantian. Winda terlihat sangat pasrah, abbie tak menyia-nyiakan kesempatannya. Ia langsung menurunkan celana tidur winda sampai terlihat seluruh tubuh polosnya.

“slrruuuppssssh” abbie membungkukan tubuhnya untuk menghisap vaginanya, lidahnya mulai bermain lebih liar dari kemarin.

“aaahhhh sssh, abbieee ihhh” jerit winda sambil mendongakkan kepalaanya saat lidah abbie bermain di klitorisnya. Lidahnya begitu tak terkendali bermain di setiap sisi vagina winda.

“ouhhhhhhhhh, “ lenguh panjangnya saat 2 jarinya mengocok vaginanya. Tangan winda meremas seprei menahan nikmat yang di berikan abbie.

Abbie menghentikan kocokannya, ia segera membuka semua pakaainya. Winda masih terlentang seolah pasrah yang akan di lakukan abbie terhadapnya.

“eghhmm” desahnya saat penis abbie di gesekan perlahan ke belahan vagina mengesek kiltorisnya secara tidak langsung.

“blesshh” abbie tak kuasa menahan nafsunya langsung menghujamkan penisnya perlahan.

“nggh aahhh” erangan winda menahan laju penis abbie, dan memilih memejam kan mata sambil memegang tangan abbie.

“aahhh, enghh” abbie langsung menggerakan penisnya perlahan, sambil melihat wajah winda yang meringis nikmat.

“aaahhhh aahhhh” jerit pelan winda saat abbie mulai menggerakan pinggulnya dengan cepat. Sambil membungkukan tubuhnya melumat bibir winda lagi.

“ploppppp” abbie mencabut penisnya dan memposisikan winda menunging, ini posisi favoritnya ketika sedang membayangkan bercinta. Winda menurutinya tanpa penolakan. Di ciumnya punggung winda sambil meremas pantatnya.

“eeegh" lenguhnya saat penis abbie kembali masuk kedalam vaginanya, di hentakannya keras sampai kepala winda kembali mendongak.. abbie langsung kembali menghujamkan penisnya sambil meremas bongkahan pantat winda yang padat sekal.

Tubuhnya bergoyang mengikuti irama gerakan abbie, dan sesekali winda menoleh kearah abbie yang sedang menungganginya. Nafsu abbie semakin memuncak, tubuh winda langsung di tarik kebelakang dan kembali menggerakan pinggulnya.

“ouhh ya” desah abbie menahan tubuh winda dengan memegang buah dadanya dari belakang. kecupan kecil mendarat di tengkuknya dan sekitar lehernya.

Tak lama tubuh winda bergetar hebat, di ikuti erangannya panjangnya,, tangannya mencengkram erat tangan abbie yang berada di dadanya. kecupan panjang di leher winda.” Tahan yah, dikit lagi” bisiknya langsung menggerakan dengan ccepat pinggulnyaa.

“ouhh shitt” abbie langsung mengluarkan penisnya, tak lama semburan hangat membasahi bongkahan pantat bulat winda, “ouhh ya” abbie mengesekan pensinya ke belahan vagina winda dan sesekali di tepuknya. Terlihat wajah puas dari winda, abbie memilih rebahan di sampingnya,

Tak lama winda bangun langsung mengambil pakaiannya, abbie juga langsung memakai pakaiannya kembali dan tak terasa ia tertidur saat winda keluar dari kamar mandi.

“huft” lepas nafasnya berdiri di balkon, memikirkan hal yang tadi tak percaya ia melakukannya secara nyata. Putingnya kembali mengeras kembali berusaha tidak memikirkan kejadian tadi. Nafsu muncul kembali secara spontan.

Dari kejauan roberth yang setengah mabuk masuk ke kamar dan berniat langsung tidur. Pemandang yang tak terduga melihat winda sedang meremas buah dadanya sendiri.

“belom puas udah lo tinggal molor heeen” ucapnya ketika melihat abbie sudah mendengkur. Obet berjalan perlahan mendekati winda dan langsung memeluknya.

“eghm” jeritnya kaget saat tau obet yang memeluknya.

“kenapa kaget win?” hmm di dekapnya erat tubuh win,

“ihh kak obet kamu mabuk ya” tercium bau minuman dari mulutnya.

“dikit, kenapa remes sendrian win?” tanganya tiba-tiba langsung meremas buah dada winda, ia pun sontak terkejut di tambah putingnya lagi mengeras.

“bet, ih uhh. ahhhhh” Tangan obet meremas dengan agresif buah dada winda, memutarnya berlawanan arah. " mengkeeell" bisiknya terus meremas laig.

“akuuu puasin yaahhh, abbie udah molor koookk” ucapnya panjang dengan senyum pelan. Tangannya langsung masuk menembus langung ke dalam cd nya. Tangannya begitu lihai dari abbie memainkan klitorisnya membuat winda tak berdaya dan hanya menahan kedua tangan obet.

“gitu lebih enak, uhhm” obet langsung membalikan tubuhnya dan menciumi bibirnya. Winda yang sudah terangsang kembali membiarkan obet memainkan vaginanya dan juga buah dadanya, obet langsung mengajak winda mengarah ke meja makan.

Obet langsung menarik celana dan juga cd nya, di regangkannya kedua kakinya. “slruuuuppsss” dilumatnya vagina winda dengan penuh nafsu, desah winda kembali keluar. winda menahan desahnya sambil menggigit jarinya.

Di bukanya kembali kancing baju winda, dan bibir obet langsung mengenyot seolah bayi yang sedang hauss.. winda hanya bisa memegang kepalanya yang bergerak melumat buah dadanya

“ouhh sekel banget uhhmm” racaunya langsung membuka resleting celananya, obet meludahi tangannya dan mengesekan ke vagina winda.

“bleessshh” penisnya masuk perlahan walau agak kasar, terasa penisnya lebih besar dari punya abbie, dan langsung memompanya perlahan. Obet langsung melumat bibir winda dan kembali meremas buah dadanya,

Ditariknya tubuh winda menjadi menungging dan setengah badannya bertumpu di meja. Di angkatnya kaki kanan winda, dan kembali obet menghentakan pensinya, di gerakannya dengan cepat. Di gesernya tubuh winda sampai ia berdiri sambil membungkuk memegang ujung meja,

“eenngggghhhh” erang panjang winda, kembali tubuhnya klimaksnya, obet pun mempercepat gerakannya. Obet pun menekan terus penisnya,

“jangaannn auh di daleemm” enggh, “ lenguh winda merasakan seperti semburan hangat di dalam vaginanya.

“plop.”

“ tenang, aku pake kondom kok” obet menunjukan kondom penuh spermanya, dan entah kapan ia memakainya atau sudah di rencanakan sebelumnya, winda yang terengah-engah sedikit lega karena obet tak mengeluarkan di dalam vaginanya.

“lemess?” di belainya rambut winda, anggukan pelannya,
"cewek nakal harus di gituin, di bikin lemes"obet langsung melumat bibirnya,

"udah ah" winda mendorong tubuh obet,
"iah, plaakk" di tamparnya pelan pantat bulat winda yang melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan vaginanya kembali. raut wajahnya terlihat puas tak di sangkat ia melakukannya dengan dua orang bergantian.

To Be Continue.....
 
Part 7


obet bangun lebih awal seperti tak biasanya, melihat winda baru saja selesai mandi. ia pun merasa tak enak hati karena malam itu obet setengah mabuk.

“win, sorry ya malam. gak enak sama ” ucapnya saat berpapasan dengannya.

“uhm, ituu,, “ senyumnya di ikuti tawa pelannya
"gpp uhm anggap aja rezeki nomplok hehe" winda terlihat tersipu malu

“ehehe, bisa nih lagii” godaan obet sambil meremas pantatnya.

“liat nanti ahh” rengeknya sambil membuang muka, tawa obet menganggap lampu hijau untuk 3some bersama abbie nanti malam.

Tujuan hari ini pertama adalah gwk ( garuda wisnu kencana), sudah terlihat patung yang sangat besar sebelum ia masuk ke area lokasi. Winda sendiri yang mengantri membeli tiket masuk, abbie dan obet berdiri di dekat pintu masuk.

“oi bie, lo marah gak kalau gue main sama winda??” tanyanya sambil menunggu winda datang.

“boleh, nanti gue rayu deh. Asal jangan jadiin dia milik lo, itu sih cari perkara sama gue” ucap abbie sambil menunjukan kepalan ke wajah obet.

“tai, gak lah. Tenang cuman sebatas permainan hahaha” tawanya. Dan tak berniat memberitahukan kalau ia sudah menikmati tubuhnya winda diam-diam. Winda berjalan menuju mereka, dan segera masuk ke dalam.

Beberapa orang memperhatikan winda, karena di apit 2 orang yang tampan sambil berjalan melihat-lihat. Mereka pun berjalan menaiki tangga menuju patungnya. Sangat besar, kesan pertama winda melihat patung sebesar ini, dan tak lupa untuk berfoto, mereka berdua tak berani macam-macam karena banyak orang di sekitarnya.

“tuh patung garudanya” tunjuk obet yang tak jauh dari lokasi patung wisnu,

“yuk kesana” winda menarik masing-masing tangan abbie dan obet, dan kembali berfoto kembali. Tak terlalu ramai dan sesekali abbie berfoto nakal dengan winda.

Selesai mereka kembali turun membeli minum, “ wahh ada penampilan tarian leak tuh, nonton dlu abbie” ucap obet, winda yang penasaran menyetujuinya, 10 menit lagi akan di mulai. Ternyata banyak turis yang menonton. Mereka bertiga memilih paling tengah karena bisa melihat dengan keseluruhan.

Acara berlangsung, tarian demi tarian di mainkan, dan kali ini tarian dengan wajah seram yang biasa di sebut leak. “ mau foto gak?” ajak obet untuk berfoto dengan beberapa penari tadi.

“ayooo, “ ajak winda karena begitu semangat berfoto dengan salah satu leak.

“gak ah, merinding njir” ucap abbie yang tau mau mendekat,

“ayo, nanti aku kasih jatah” goda winda agar bisa berfoto dengan abbie bersama leak. Akhirnya abbie pun mau berfoto dengan persaan ketakutan, setelah foto usai ia langsung berjalan cepat keluar.

“payah huuuu” ledek obet tertawa pelan.

“oah tuhhh huuuu” mereka bertiga duduk beristirahat sebentar, karena masih siang dan belum terlalu sore.

“gimana langsung ke tanah lot?, liat sunsite” ajak obet, saat sudah mobil semua.

“yuk, “ abbie langsung duduk di belakang bersama winda.

“ihhh ih ngapain” protes winda..

“minta jatah, kamu udah bilang mau kasih jatahh” senyum mesum abbie langsung menutup pintu.

“iiiihhhhhhh, aku cuman ajak biarrrrr” ucapan winda terpotong saat abbie langsung mencium bibirnya dengan agresif.

“haha gilaa, anggap aja gue gak liat ya,” obet menggelengkan kepala.

“ihh hmm. Masa di mobil” protesnya lagi,

“kan janji harus di tepatin ya bet? Emut aja deh, lom pernah emut kan?” rayu abbie saat obet meliriknya dari spion tengah.

“iah tuh,.. lagian emut aja kali” obet mendukung abbie, ini pertama bagi winda suruh mengemut penis asli walau dia sudah merasakan penis masuk ke vaginanya,

“iahh deh” abbie langsung mengeluarkan penisnya yang setengah menegang, winda perlahan mengocoknya sambil menatap kearah depan.

“lo mau bet?” tanya abbie yang sedang keenakan di kocok.

“ihh apaan sih” protes winda sambil mengocok cepat penis abbie sampai ia meringis.

“hehe, becanda kali aja mauuu bisa bertiga” goda abbie

“ihhh, seraahhhh” winda yang malu-malu mau langsung mengulum penisnya.

“awh jangan kena gigi “ ucapnya tersenyum melihat tingkah winda, winda langsung berusaha semaksimal mungkin mengulum penisnya. Mata obet terus melirik kearah belakang melihat winda mengulum penis abbie dengan lambat tapi pasti.

“nyilu yaaa abbie” canda obet sambil terus menyetir dan melirik dari spion tengah. Abbie terliha mengerang sambil memegang kepala winda

“aah” nafas winda terputus karena abbie menekan penisnya sampai ke tenggerokannya. Tak lama winda kembali mengulum penisnya.

“auhh, crrooottt,crroott” tanpa pemberitahuan abbie langsung klimaks, spermanya langsung menyembur membasahi rongga mulut winda.

“hahaa, sorry” ucapnya pelan melihat winda membuka mulut seolah berusaha tak menelan spermanya, obet memberhentikan mobil di pinggir jalan untuk winda membersihkan mulutnya dengan air botol. Rasa aneh menjalar di lidahnya, karena ini juga pertama kali ia rasakan.

“au ah, bilang kek mau keluar” gerutu winda di dalam mobil,

“iah tuh, buang peju nya sembarangan terus win, “ tawanya melihat winda kesal tapi tak galak.

“iah deh, besok-besok keluarin di memek hahaha” tawa abbie yang melihat gemas saat winda kesal, “ auh ahh” di pukulnya bahu winda, dan memilih milih duduk di bangku depan. Tawa abbie dan obet melihat tingkah winda. Ia memilih tidur sampai di tempat tujuan.

***​

Mobil sudah memasuki kawasan tanah lot, masih terlihat sangat sepi karena masih jam 3 sore, mereka datang terlalu cepat. Di tambah area parkir juga masih kosong.

“udah sampe?” tannya winda dengan mata yang setengah terbuka.

“udah, bangun donk, atau mau di tidurin disini” ledek abbie langsung turun dan membuka pintu mobil depan.

“ih nyebelin,” winda memanyunkan bibirnya, dan di kecup bibir winda perlahan,

“maaf hehe, yuk turun” tangan abbie memegang tangan winda saat turun dari mobil.

“dimana pantainya?” tanya winda sambil mendongak ke abbie, “ masih jauh jalan ke dalem lagi, lagian masih sepi.kemana nyantai dulu aja” ucap abbie menggandeng tangan winda.

“ihhh lucu, “ winda langsung berlari kecil saat melihat kerajinan yang berjajar dari parkiran. Seolah terpukau karena ia jarang melihat seperti ini, berpindah ke kios satu ke kios lainnya. Abbie dengan sabar mengikutinya dari belakang begitu pun obet, mereka memilih duduk sambil melihat winda dengan gesit berpindah kios walaupun barang di jual hampir sama.

“beli apa jadinya?” tanya abbie saat winda mendekati nya.

“hehe, ngakk. “ jawab winda sambil menyengir lebar,

“dah bikin tattoo aja mendingan sambil nunggu sore” ajak obet, memilih salah satu kios. Abbie pun menyetujuinya dan kali ini winda yang mengikut mereka.

“permanent?” bisik winda.

“ngaklah, paling 2 minggu ilang “ jawab abbie.

“bikin yukk, samaaan ihihih” bisik winda, sambil memegang jari abbie. Abbie hanya tersenyum dan membiarkan winda memilih bentuknya. Tato obet sudah jadi, tetapi winda masih membolak balikan buku yang berisi bentuk tattoo.

“ini aja,” winda memilih bentuk lumba-lumba membetuk lambang love.

“di kaki ya” lanjutnya, abbie pun mengikuti kemauannya. Mengambar di kakinya.

“imut lumba-lumbanya bieee,” ledek obet.

“eek, nanti juga pindah lumba-lumbanya seloww” tawanya sambil melirik winda yang sedang melihat lukisan. obet tau maksudnya perkataan abbie dan untung saja pemilik kios mempersilahkan mereka menunggu sampai sore, karena abbie memesan beberapa lukisan yang menurutnya menarik.

Winda kembali tertidur di pangkuan abbie, “gila kebo si winda , tidur terus” obet menggelengkan kepala. Tapi angin memang sejuk menghembus ke kios.

"kecapean kali tadi malam" abbie menaikan alisnya sambil mengelus rambutnya, melihat wajah

1 jam berlalu, mereka bertiga segera menuju ke lokasi, “wooghhhh” gumamnya saat melihat pantai, mereka pun menuruni tangga dan sampai di tempat tujuan, berbeda dari tempat lainya ada beberapa pura berada di atas tebing. Dan kembali berfoto.

Suasana yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba, winda segera menuju ke tempat yang leluasa di susul abbie dan obet. Tetapi winda harus menelan kekecewaan karena awan tidak mendukung, matahari yang terbenam tak terlihat dengan jelas, wajah winda berubah menjadi murung.

“dahh ah jangan cemberut, emang kebetulan aja cuacanya jelek” abbie merangkul winda sambil mengusap kepalanya mesra, winda pun menoleh kearah wajah abbie dan kembali berjalan pelan. Obet dan abbie memutuskan untuk pulang ke hotel karena mood winda yang jelek. Tapi abbie sudah menemukan sesuatu yang akan membuat mood winda naik lagi.

***​

Sesampainya winda memilih berdiri di balkon sambil melihat kembali pemandangan malam, abbie menghampirnya sambil mengusap , winda meliriknya kembali dan menyandarkan kepalanya ke bahu kanan abbie,

“dah, besok ketempat yang bagus lagi, kita ke kintamani, terus ke monkey forest, pasti kamu seneng, ketemu temen kamu” ucapnya sambil mengelus pipinya.

“siapa?”

“monyeettt lahhh haha” candanya.

"ihhhh, saudara kamu tuh sama kak obet hahaha" abbie berhasil membuat mood winda kembali membik. demi candaan ternyata ampuh membuat mood winda kembali. abbie melihat obet membawa minuman serta makanan yang ia pesan.

“laper apa haus?” canda obet ketika sudah lihat mood winda membaik.

“huuu, laperlahhh. Dari tadi sore gak makan” jawabnya langsung melahap habis makanannya dan minumannya tanpa tersisa, selesainya obet memilih mandi, di susul abbie. Dan winda.

Bau harum dari tubuh winda yang memakai daster panjang di lapisi tangtop putihnya, melihat abbie dan obet berbincang di balkon. Winda pun nimbrung sambil membawa minuman yang di beli obet.

“thanks” ucap abbie mengelus rambutnya, winda pun menyempil di tengah-tengah,

“3 hari lagi balik yah, gak kerasa ya” ucap obet sambil minum. dan melihat winda meminum yang sengaja ia siapkan buat winda.

“hehe, kerasa tau, capeekkk” winda betah melihat pemandangan malam seperti ini di tambah di temani abbie. Mereka bertiga masuk kedalam untuk menentukan untuk besok, winda memilih tiduran di kasur atas sambil melihat hasil foto yang tadi. Senyumnya sendiri melihat ekpresi abbie dan obet.

Ada aliran aneh menjalar tubuh winda, gerakan kakinya tak mau diam dan semakin menjadi-jadi, “fuhhh” nafas panjang winda terus melihat fotonya.

Tanpa sadar lampu kamar di redupkan, winda masih asik melihat hasil foto dan diam-diam abbie dan obet tidur di sisi kiri dan kanan yang ikut melihat hasilnya.

“ih jelek banget ahh huuu” gumam winda melihat hasil yang di jepret obet selalu blur.

“udah bagus tau.. “ wajahnya semakin dekat, begitu pun abbie

“tuhh ih liat masa wajahku blurr gitu, jangan grogi kaliii haha” candanya mengeser kembali foto berikutnya, abbie mendekati wajahnya sambil menaruh tangan kirinya di perut winda.

“fuhh” di tiupnya telinga winda,

“ihh geli ah, “ tiupan halus kini dari dua sini membuat winda merinding. Winda menahan rasa geli yang menjalar ke seluruh tubuhnya di tambah

“ihh” winda menggeliatkan kepalanya. Tetapi tiupan halus di lehernya membuat mendesah pelan. Dan kini ciuman di lehernya dari 2 sisi.

“ih ahh ngapain uh” rengek winda mencoba bangun tetapi tubuhnya tertahan oleh mereka berdua.

“bet , abbiee ngghh ah” tanganya berusaha melepaskan tangan abbie dan obet di dadanya sambil di remas pelan.

“gak pakai bh,” bisik abbie, entah kenapa winda sangat terangsang kali ini melebihi sebelumnya, “aahhh” desahnya lagi kini winda sudah terlihat pasrah dan menikmati remasan dan ciuman yang mendarat di lehernya. Kepalanya menggeliat kekiri dan kekanan menikmati cumbuan di lehernya.

Bibirnya kini mencari sasaran abbie dan obet, di ikuti usapan di kedua pahanya. “ahh” air liur winda keluar saat ciuman abbie dan obet bergantian, wajahnya kini sayu seolah ingin merasakan lebih. Tangan winda pun meraba-raba keselangkangan mereka berdua.

Abbie menurunkan tali daster winda dan terlihat tangtop ketat putihnya dan puting yang berbayang menonjol dari luar tangtopnya. Nalar winda kini terisi oleh nafsunya sangat memuncak, membiarkan abbie dan obet melakukan sekukanya.

“ahhmmm” mulut mereka berdua langsung mencaplok kedua buah dadanya bergantian, dan di hisapnya sampai terlihat basah oleh liur abbie dan obet.

“uhhhhhhhh” lenguh panjang winnda saat mereka berdua menyedot kecang putingnya dari luar tangtopnya. Abbie dan obet langsung membuka celananya dan mengeluarkan penisnya yang setengah berdiri.

Tanpa di minta tangan winda pun langsung megocok kedua penis sambil dadanya kembali di lumat. “hornyy?” bisik abbie mengigit lehernya, angguka pelannya sambil terus mengocok penis mereka berdua.

Kini winda berposisi duduk, abbie dan obet berdiri di hadapanya dan mengacungkan penisnya yang sudah berdiri tegak kearah wajahnya untuk di hisap, mata winda tertuju ke penis obet yang lebih besar tetapi lebih pendek di banding abbie.

Abbie dan obet menampar pelan wajah serta bibirnya bergantian, membuat winda membuka mulutny. “aaahmm” suara saat penis abbie dan obet masuk bergantian.

“aahh” di tariknya kepala penisnya abbie dengan bibirnya, begitu juga obet, mereka berdua meringis nikmat dari kuluman winda. Penis abbie dan obet langsung di tempelkan di mulutnya, lidahnya langsung berputar melumat kepala penisnya.

***​

kini abbie langsung berlutut di antara kepala winda yang berbaring, ia langsungg mengganjal kepalanya agar bisa melumat penis di hadapannya.Obet menuju keselangkangannya langsung membuka lebar-lebar dan langsung melumatnya vagina winda.

“slrruuppss” tubuh winda agak tersentak saat jilatan di vaginanya, suaranya tertahan oleh penis abbie. Tanganya winda pun tertahan oleh abbie yang menggerakan penisnya keluar masuk mulutnya. Tubuhnya kembali mengejang sesaat ketika obet mengocok vaginanya sambil menjilati klitorisnya.

Abbie menoleh kearah obet, memberi kode agar ia yang lebih dahulu menikmati tubuh winda, obet langsung mengambil sesuatu dari lemari kecil di pinggir tempat tidur, sedangkan abbie menyingkap tangtop winda, dan mengesekan ke belahan dadanya, dan kembali memasukan penisnya ke mulut winda.

Abbie langsung posisi duduk dan meminta winda kembali melumat penisnya sambil posisi menungging, “sruupssss” jilatan di vagina winda oleh obet yang sudah memakai kondom, winda kembali mengocok dan melumat kembali penis abbie. obet masih terus menjilati vaginanya.

“uggghhhh” erangnya dengan mulut tersumpal penis abbie, obet perlahan memasukan penisnya sambil memegang pinggulnya. Di tekannya lagi di ikut erang tertahannya. "aaahhhhhhh hmmm"

“aahh” winda langsung mendongakan kepala saat obet mulai menggerakan pinggulnya lumayan cepat, abbie kembali memegang kepalanya dan mengarahkan kembali ke penisnya.

“plaakk” tamparan di pantat padat winda membuat obet menggerakanya dengan cepat,

“uhhhhhhh” lenguh panjang winda sambil memejamkan matanya, lidah abbie menelusuri lehernya sambil kembali mengecup lehernya dan juga bibirnya. Tak lama erangan panjang winda di ikut tubuhnya bergetar hebat, obet tak memperdulikan dan terus memompa penisnya dngan cepat.

“ouhhhhhhh” lenguh obet menekan habis penisnya, wajah winda meringis merasakan sesuatu seperti menyembur di dalam vaginanya.

“ah jangaann di dalem” ucapnya telat merasakannya.

“ups telat, becanda win hehe” obet langsung mencabut penisnya dan juga menunjukan kalau ia memakai kondom, nafas lega winda. tak berlangsung lama abbie langsung memasukan penisnya dan langsung memompa dengan cepat, tubuhnya langsung berguncang hebat dengan posisi yang sama.

“ahh aahh” eragannya menikmati hentakan demi hentakan dari abbie. Winda kembali klimaks di ikuti pilinan di kedua putingnya oleh obet.

Abbie memposisikan winda berdiri di pinggir tempat tidur sambil kembali membungkan tubuhnya , dan abbie kembali memasukan penisnya dan menghentakann.

“uhhmm” lenguh winda pelan menikmati penis abbie yang keluar masuk perlahan sambil tanganny memegang pinggiran tempat tidur. obet pun tak menyia-nyiakan kesempatannya. ia duduk di depan winda dan meminta untuk melumat penisnya.

Lenguh mereka bertiga mengisi ruangan kamar hotel, tak cukup satu dua kali untuk winda klimaks karena hari ini libidonya sangat memuncak,

Diam-diam abbie menyemburkan spermanya di dalam vagina winda saat obet dan winda sedang asik berciuman menyamping, di hentakannya sampai seluruh spermanya tak tertumpah.

“ah gila lemeess” gumam abbie berbaring di belakang winda tanpa melepas penisnya,dan obet masih asik melumat buah dada winda sampai bercak merah di sekitar putingnya.

senyum abbie dan obet saat melihat winda terpejam dan kelelahan, entah berapa lama ia main. yang jelas penis mereka terasa linu.

To Be Continue....
 
Terakhir diubah:
“nyilu yaaa abbie” canda obet sambil terus menyetir dan melirik dari spion tengah. Abbie terliha mengerang sambil memegang kepala silvie,

“aah” nafas silvie terputus karena abbie menekan penisnya sampai ke tenggerokannya. Tak lama winda kembali mengulum penisnya.

Silvie lagi :ngupil:
 
Bimabet
Gw curiga silvie ad hub dgn RL suhu zhuque makanya ktikanny lari k silvie mulu
Pdhal crta2 sblmnya jarang smpe slah nama gni :pandajahat:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd