Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Wanita yang akan kunikahi

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mas critanya ada gangbang , double , memek and anus


Klau ada lanjut

:semangat:
 
Mencoba berbagi khayalan noobie, ini karya pertama nubie mohon peniliaiannya suhu suhu.

Kulangkahkan kakiku perlahan, melewati gerombolan pria2 yang menawarkan jasa taksi bandara. Pria berbadan besar, berperangai seram mendatangiku. "Sini mi kuangkat kan ki barang ta, taksi to?" udah sini biar gue angketin barang lo, mw naik taksi kan? begitulah kira kira klo di terjemahkan kebahasa keseharianku di jakarta. Katanya seraya berusaha mengambil alih barang bawaanku "Nga mas, " jawabku "udah ada teman yang mau jemput" kataku lagi. Pria itu membentakku seraya pergi menjauh, mengatakan bahwa dia bukan orang jawa dan tidak ingin di panggil mas. Entahlah, mungkin dia memiliki ketidaksukaan pada etnis jawa. Padahal aku sendiri orang makassar yang kebetulan besar di jakarta.

Udara yang sama panasnya dengan jakarta, namun dengan polusi yang sedikit lebih rendah. Logat yang sangat jarang kudengar. Yupz, akhirnya aku sadar dengan sangat jelas aku tidak lagi berada di jakarta. Dengan modal nekat dan cinta tentunya, ku beranikan diriku untuk berkunjung ke rumah wanita yg telah kupacari setahun via medsos. Bukan untuk melamar, tentu saja karena kondisi finansialku masih terlalu sedikit, tpi sekedar untuk memperkenalkan diri kepada orang tua pacarku, sebagai bukti bahwa aku memang serius menjalin hubungan dengan anaknya. Ada perasaan khawatir, bagaimana jika orang tua mereka tidak suka. Tapi pacarku mencoba meyakinkanku bahwa semuanya akan baik2 saja.

Namaku Joshua, namun orang orang memanggilku jojo, entah kenapa, tapi menurutku karena wajahku yg sedikit lugu dan imut di usiaku yang sekarang 28 tahun. Badanku sedikit kurus, dengan berat 56 dan tinggi 166. Satu satunya yg sedikit membuatku percaya diri, hanyalah ukuran senjataku. Dengan panjang 18 cm dan diameter kepala kontol 3.3 cm. Aku tidak tw itu besar atau kecil, namun saat mandi di sungai bareng temanku saat smp, mereka menyebutnya besar. Hahaha. Sedangkan pacarku bernama Nadiah. Secara umum aku belum pernah melihatnya secara langsung, Satu hal yang pasti, dadanya besar untuk ukuran badannya yang kecil. Setahun pacaran ini kami memang sudah melampaui batasan pacaran normal (entahlah karena ngentot bareng pacar udah dihitung normal sekarang). Kami saling mengirim cerita khayalan2 seksual, saling mengirim foto2 nude dan video call sambil masturbasi. Bahkan sudah sampai ketahap pengakuan mengenai jumlah mantan yang pernah di ajak ngentot. Untuk aku sendiri di lingkungan jakarta, prestasiku adalah cuman sampai meminta di blowjob, jadi secara umum aku masuk dalam golongan kurang berpengalaman. Sementara pngakuan pacarku, dia telah 3 kali berganti pacar. Dan semua pacarnya pernah berbagi keringat bersamanya. Membuatku semakin ngaceng saja dengan membayangkannya. Aku yakin akan ada hal spesial dan nikmat yang akan terjadi saat aku disini.

Hpku berdering, menyadarkanku dri lamunanku. Nadiah menelponku, menanyakan posisiku dan tidak berapa lama akhirnya aku bertemu dengannya. Kupandangi dia beberapa lama, tingginya hampir sama denganku, ada beberapa bintik jerawat di wajahnya, namun tidak menutupi manis wajahnya yang dibalut dengan rambut agak kepirangan yang di kuncir kuda. Badannya ideal menurutku, tidak gemuk tapi tidak terlalu kurus, dada besarnya terlihat sempurna menghiasi tubuh itu. Entah kenapa, aku sedikit canggung. Aku mencoba memeluknya, tpi dia menolak. Katanya nga enak dilihatin orang. Oh yah? Aku bru ingat, ini bukan jakarta, dimana berciuman dimuka umum saja masih di anggap biasa. Akhirnya kami bersalaman tangan saja sambil tertawa. Kami jalan ke parkiran motor ngobrol asik, rupanya aku di jemput dengan motor, untunglah aku cuman membawa tas ransel dan satu box kartun seukuran box indomie untuk oleh2. Entah karena suasana parkiran motor yang agak sepi, dia kemudian memelukku dri belakang, "i really miss u" katanya. Entah kenapa hatiku serasa bahagia sekali mendengarnya. Aku merasa sangat di cintai oleh wanita yg kupacari hanya via medsos ini. Tidak lama, bibirnya mendekati telingaku dri belakang.. bisiknya "psstt.. aku udah nga sabar hisap kontolmu", membuatku ngaceng sengaceng ngacengnya. Sumpah ini adalah kebahagiaan yang paling sempurna dalam hidupku. Jantungku berdebar, aku tetap mencoba menunjukkan bahwa aku datang kesini bukan untuk tubuhnya saja. Aku berbalik, dia tetap memelukku, kucium keningnya. Kukatakan "iya, klo ada kesempatan yah sayang. Bisa bersamamu saja aku sudah bahagia" dibalasnya, "pasti ada sayang" membuat sikap gentle ku tdi seolah sia sia, karena senyum mesumku segera mengembang tatkala mendengar kalimat itu.

Ini pertama kalinya aku di bonceng oleh perempuan menggunakan motor. Dari bandara menuju rumahnya, terasa sangat jauh. Mungkin karena beberapa kali terjebak macet. Pikirku, dalam waktu yg tidak lama lagi kota ini akan separah jakarta macetnya. Entah seberapa lama di atas kendaraan bermotor tdi, akhirnya aku tiba di rumahnya. Untuk ke rumahnya, harus memasuki gang kecil yang ukuran lebarnya seukuran 2 motor. Rumah2 disini saling berdempetan, tanpa bermaksud menghina, ini seperti rumah di wilayah perkumuhan jakarta. Tentu akan sangat berbahaya jika terjadi kebakaran disini. Rumahnya cukup sederhana walau guratan guratan tembok retak nampak di beberapa bagian luar rumahnya. Nadiah tersenyum melihatku hanya melongo diam. Aku balas tersenyum. "hayu masuk, ngapain bengong aja.. takut yah? hihihi" katanya, ya dia nga salah sih aku memang sedikit takut. Jarang jarang aku masuk ke rumah seseorang mengucapkan salam, didalam sudah menanti ayah dan ibunya. Ayahnya berbadan tinggi tambun berwajah komedian memperkenalkan diri bahwa namanya jack aslinya mah namanya Agus, dan nampak kelihatan lebih muda dari istrinya yang sudah nampak berkeriput disana sini. Untunglah mereka baik dan senang bercerita, membuat kecanggunganku lekas hilang. Sebagai anak yg melewati masa broken home, suasana ini sungguh sangat menyenangkan. "Nak jojo, siapa tau cape mw istirahat, baring2 dulu" kata om agus ayah nadiah. Nadiah mengantarku kekamar yg disiapkan buat aku. kamar tengah disamping ruang tv. Saat dalam kamar, kusempatkan melumat bibir nadiah, sambil meremas payudaranya. Tidak ada penolakan malah dia ikut meremas kontolku dri luar celana jeans ku. Takut akan ketahuan, kusudahi moment panas itu, sambil berkata nanti klo ada kesempatan. Dia ketawa menutup mulutnya manis sekali. Aku sudah tidak sabar mencicipi tiap inci tubuhmu sayang.

Tiga hari berlalu, namun kesempatan itu tidak datang juga. SIALAN, umpatku dalam hati. Saat rekreasi, kedua orang tuanya membujuk supaya ikut di ajak, walau nadiah menolaknya. Tentu sebagai calon menantu yang baik aku membolehkan dan saat malam, ayahnya nadiah selalu tidur didepan tv tepat di depan pintu kamarku. Yah kedua orang tuanya tidak bekerja, sementara nadiah mengambil cuti selama aku disini. Jalan ke trans studio makassar, benteng roterdam dan pantai losari di hari pertama, sangat jelas tidak ada kesempatan sama sekali untuk merasakan kenikmatan dunia melalui tubuh nadia, untunglah nikmatnya coto makassar, pisang ijo, dan pisang epe di kota ini lumayan menyenangkan hati. Hari kedua mencoba jalan ke daerah maros, dimana terdapat air terjun yang masih sangat asri dimana banyak kupu kupu indah yang berkeliaran atau sekedar melihat monyet berbulu putih. Untuk hri kedua ini, lumayanlah.. dapat kenikmatan sedotan bibir indah nadiah secara outdoor saat menyusuri pinggiran sungai menuju goa tengkorak (entahlah apa namanya), mungkin karena saking lamanya nga di sepong wanita, tidak sampai 2 menit kutumpahkan spermaku dalam mulutnya, dia sedikit terbatuk namun akhirnya menelan semua spermaku. Asin katanya. Seraya segera mencium bibirku supaya aku juga merasakan asinnya spermaku. Iyuhh.. aku jijik dengan rasa spermaku sendiri.. walau entah kenapa terasa sangat menyenangkan melihat nadiah menelan spermaku. Tapi tetap tidak secara utuh, aku ingin merasakan kenikmatan tubuh nadiah yang telah di jamah berkali kali oleh ketiga mantannya. Hari ketiga, hari ini kami rekreasi ke malino dan masih, spertinya kesempatan itu belum datang juga, waktuku hanya hari ini saja dan besok karena hri kelima pagi aku sudah harus balik ke jakarta.

Malam itu setelah balik dari malino, setelah mandi kusempatkan wa pacarku nadiah yg duduk disebelahku sambil menemani ayahnya menonton tv.
"Sayang pengen banget ngentot kamu.."
dibalasnya "iya sayang, pengen bnget di genjot sama kontolmu sayang".
"Tapi gimana dong, kesempatannya tidak ada" kirimku via wa dengan emot sedih.
"Jgan sedih sayang, malam ini aja sayang biar aku yang ke kamarmu" balasnya
Aku menatap matanya sebentar, terus kulanjutkan membalas pesan wa nya "iss, mana bisa sayang, ayah mu tidur di depan kamarku"
"hehehe, tenang sayangku.. bapak klo tidur kayak orang mati kok" balasnya lagi
"iyakah? aku takut sayang, aku terlanjur suka dengan keluargamu, aku tidak mau mereka membenci aku karena hal ini sayang" balasku lagi. Yah, mungkin karena pernah mengalami kondisi broken home, aku jdi sangat menyukai kedua orang tua nadiah. Sehingga sebisa mungkin, aku tidak ingin tindakan mesumku memiliki peluang untuk ketahuan mereka.
"tenang sayangku, aman kok. Jam 12 yah aku ke kamar mu. Nda sabar di kentot kamu" balas nadiah dengan emot cium.
Entahlah, saat itu nafsu dan pikiran rasionalku untuk menghormati kedua orang tua mereka di rumah ini beradu dalam otakku. Jam 11 kulihat ayahnya sudah mulai menguap keletihan di tikar depan tv, sementara ibunya sudah masuk kamar dri jam 10 tdi. Aku pun pamit, ijin tdur duluan di kamar. Jantungku berdebar sangat kencang, menanti kenikmatan yg kubayangkan akan terjadi dikamar ini sbentar lagi. Aku sedikit khawatir sebenarnya, karena pintu ini saat dibuka, suaranya decitan engselnya ribut sekali. Juga suara ranjang ini, yg di goyang sedikit pun ributnya minta ampun. Tapi dalam balasan wa nya nadiah bilang "aman aja sayangku"

Jam 12.05 malam, dalam kegelisahanku menanti dikamar. Nadiah pacarku mengirim pesan wa "aku kesana sayang, siap siap" katanya dengan emot ketawa miring sambil menangis. Entah bagaimana caranya dia bisa membuka pintu kamarku tanpa bunyi decitan sedikit pun. Dia masuk kamarku sambil segera tapi pelan pelan menutup pintu kamarku. Dibawah lampu remang2 kamar ini, dia nampak sangat cantik dengan balutan daster yang memperlihatkan kedua bahunya. Perlahan dia mendekatiku, memelukku. Kubalas pelukannya. Kurasakan kontolku mulai mngeras menonjol menekan perutnya. Sambil berbisik dia bilang "hehe udah nga tahan yah sayang?" kubalas hanya dengan anggukan. Sambil berdiri, dalam pelukan kami ciuman, awalnya aku menyedot bibirnya kemudian gantian dia menyedot bibirku. Lidah kami seperti pedang yang saling beradu dalam sebuah pertempuran, saat aku kalah lidahnya kusedot sedot, kemudian dia yang menyedot nyedot lidahku. Kegiatan ini membawa kontolku ke tingkat ngaceng yang tertinggi yang pernah kurasakan. Nadiah kemudian melepaskan ciumannya, mengangkat dasternya hingga batas lehernya. Dan ternyata tak ada pakaian dalam lagi disana. Nadiah menarik kepalaku kearah dadanya, seakan berkata "hisap tetekku sayang" dan kukabulkan. Jujur aku bukanlah penghisap payudara yang berpengalaman. Tapi aku coba melakukannya sesuai yg pernah kusaksikan di film bokep. Sambil kusedot payudaranya yang kiri, tanganku coba memainkan puting payudaranya yang kanan. Terdengar bunyi khas suara sedotan, membuatku sedikit khawatir suara ini terdengar. Kuubah kegiatanku dari menyedot menjadi kegiatan memutar lidahku di sekeliling puting payudaranya. Ku tatap wajah nadia sebentar, entah dia menikmatinya atau tidak, tapi saat ini dia memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya. Kini lidahku berpindah ke payudara kanannya, mencoba membasahi putingnya yang semakin mengeras dengan gerakan melingkar sama persis yang kulakukan pada payudara kirinya. Namun kini tanganku tidak lagi memainkan puting satunya, namun turun ke pusat kenikmatan nadiah. Kugosokkan jari tengahku tepat di klitorisnya yang sudah sangat basah. Pelan, naik turun, kadang gerakan jariku melingkar di klitorisnya, dan kemudian semakin cepat kugosokkan naik turun. Nadiah sedikit mendengus menahan desahannya. Tangannya mendekap kepalaku ke arah dadanya erat sekali, kakinya sedikit bergetar. Apakah ini orgasme? Agak lama dia mendekapku, saat nafasnya mulai teratur kami kembali berciuman. Dia kemudian menurunkan dasternya seraya berjongkok. Kepalanya tepat berada di depan kontolku sekarang. Dia pegangi tonjolan kontolku yang masih terbelengu oleh celana dalam dan celana pendekku. Kemudian menoleh ke wajahku sambil tersenyum. Di pelorotkannya celana pendekku hingga sebatas lutut, membuat debaran jantungku semakin kencang. Di ciuminya tonjolan kontolku yang masih terbungkus celana dalan hitam ketatku. Nafas hangatnya terasa tembus hingga ke batang kontolku, nikmat sekali. Kupikir nadiah akan mempelorotkan celana dalamku kebawah, namun ternyata dia melepaskan belenggu kontolku melalui celah samping kiri celana dalamku, membuat salah satu biji kemaluanku sedikit terjepit. Tapi entah rasanya sungguh sangat nikmat. Dan mulailah dia menghisap sambil mengocok batang kontolku, menciptkan suara khas sedotan yang kembali membuatku khawatir akan terdengar ayahnya yang tidur diluar. Kuhentikan sejenak gerakan maju mundur kepalanya di area selangkanganku. Dengan kontolku masih dimulutnya, dia menatap wajahku, seakan bertanya kenapa? Tanganku kemudian mencolek tangannya yang masih menggenggam batang kontolku, membuatnya melepaskan genggamannya. Kedua tanganku kini memegang kepalanya dan ku maju mundurkan pinggulku, kontolku keluar masuk mulutnya dengan ritme yang cepat. Beberapa kali tangannya naik, cba memegang kontolku namun ku kode untuk tidak melakukannya. Akhirnya tangannya memegang pahaku, mencoba mendorong balik saat kontolku masuk terlalu dalam ke tenggorokannya. Hangatnya mulut wanita sungguh membuatku ingin melepaskan spermaku di mulutnya saat itu, tapi segera ku hentikan kegiatan itu. Aku ingin meraskan nikmatnya memek, yang sampai saat ini belum pernah kurasakan. Ku tarik agar dia berdiri di hadapanku, kuangkat kakinya satu sperti posisi anjing sedang kencing sementara dia kembali mengangkat dasternya setinggi perut dan kucoba memasukkan kontolku kedalam lubang memeknya. Tapi entah kenapa aku kesulitan untuk menemukannya. Beberapa kali kupikir aku menemukan lubang yang tepat, tapi saat mendorongnya kedalam malah salah sasaran dan tidak masuk. Akhirnya nadia menggengam kontolku dan mengarahkannya ke lubang yang tepat, dan kudorong masuk dengan sangat kencang. Nadiah mendesah ahhh.. keras sekali menurutku, membuatku diam tak bergerak tanpa suara berharap suara nadiah tdi tidak terdengar sampai keluar. Kontolku terasa terjepit dibawah sana terasa tidak nyaman menurutku, rasanya tidak senikmat saat kontolku di mulutnya pikirku. Aku belum bergerak, namun keringat sudah mulai membasahi tubuhku. Kucoba maju mundurkan pinggulku beberapa kali, entah karena baru pertama kali merasakan kontolku terjepit liang memek, aku kurang merasakan kenikmatan, atau karena posisinya yang tidak tepat. Kucabut kontolku dari memeknya, kubalik tubuhnya menghadap tembok, kubuat posisinya sedikit menungging dimana kedua tangannya bertumpu pada tmbok. Tidak seperti tadi, kali ini sedikit mudah kutemukan lubang memeknya dari belakang. Kujejalkan kontolku kedalam, sambil memegang pinggangnya kumaju mundurkan pinggulku. Walau masih terasa terjepit, tapi nikmatnya mulai kurasakan. Aku semakin bersemangat memajumundurkan pinggulku, nikmatnya mulai membuyarkan pikiranku, aku sudah tak peduli dengan suara tepukan antara kulitku dan kulitnya beradu. Suara nafasku semakin memburu, sementara suara desahan nadiah satu dua kali tak sanggup ditahannya. Saat keringat semakin membanjiri, kudekatkan wajahku kearah telinganya aku ikut menungging. Kukatakan sambil berbisik "nad, enak banget sayang, udah mau keluar.." "iya jo sayang nikmati sepuasmu, ini milikmu.. eeeffffhhh.. ouchhh.. enak banget sayang.." gerakanku semakin tidak karuan, seperti orang yang kerasukan setan yang membabi buta, sampai akhirnya kucabut kontolku dan kusemprotkan spermaku di bongkahan pantatnya. Ohhh.. nikmat sekali. Kami berdua jatuh lemas kelantai. Akhirnya.. aku tidak perjaka lagi pikirku.

Hari ini hari keempat, masih banyak yang bisa kukunjungi. Tapi aku lebih memilih di rumah bersama pacar yang telah memberi dosa terindah malam tdi, dan kedua orang tua yang telah melahirkannya. Layaknya keluarga ideal, kami bercerita, bercengkrama, aku merasa telah menjadi bagian dri keluarga ini dan aku bahagia. Di tengah suasana yang sangat bersahabat itu kupandangi sosok nadiah, wanita yang akan kunikahi, wanita yang sangat kusayangi, bersamamulah akan kuakhiri hidup ini. Kupegang tangannya erat, kemudian kukatakan "Om.. tante.. saat aku kesini lagi aku ingin melamar nadiah, dan ingin segera menikahinya.." mata nadiah berkaca kaca mendengar perkataanku, om agus bertepuk tangan, sementara tante memegang pundak suaminya sambil berkata "iya nak, mulailah menabung untuk menikahi nadiah, karena biaya nikah tidak murah" dan kujawab dengan ya dan minta dukungan doa agar semuanya cepat terwujud. Siang itu kita rayakan dengan makan di restoran cina, dengan menu mewah dan rasa yang nikmat. Malamnya entah karena rasa bahagia dan kenyang atau karena lelah begadang semalaman, aku tidak dapat menahan kantukku. Jam 9 malam, aku sudah pamit untuk tidur. Nadiah sempat mengirim pesan wa apakah malam ini dia harus ke kamarku lgi, dan kubilang tidak perlu karena aku sudah ngantuk banget. Dibalasnya dengan emot wajah kecewa.
Menolak rejeki sih tapi apa boleh buat.

Jam 2 subuh aku terbangun, kudengar suara hujan sangat deras diluar sana. Kucek handphoneku, saat aku terlelap nadiah masih mngirimkan aku pesan yang menyatakan bahwa betapa dia mencintaiku. Aku tersenyum. Kulihat, nadiah terakhir online sekitar 3 menit yang lalu. Aku akan menyelinap kamarnya ah pikirku. Lumayan mengambil jatah terakhir sebelum pulang. Kubuka pintu kamarku pelan2 tapi masih berbunyi decit, untunglah suara derasnya hujan masih bisa menutupinya. Kulihat di ruang TV, ada bantal dan bekas selimut om agus. Sepertinya om agus pindah ke kamar karena hujan ini memang membuat hawa dan suasana yang sangat dingin. Untunglah hujan ini tidak turun saat kami rekreasi. Aku berjalan perlahan menuju kamar nadiah, melewati kamar orang tuanya, dan sampailah aku di depan pintu kamar nadiah. Untunglah aku belum membuka kamar nadiah, karena walau samar kudengar suara pembicaraan di sana. Pembicaraan apa jam 2 subuh pikirku. Kuintip melalui lubang kunci, untunglah ranjangnya melintang tepat di depan pintu sehingga aku bisa melihat jelas apa yang terjadi didalam.

Nampak nadiah dan om agus ayahnya, mereka berdua duduk di pinggir ranjang (menghadap pintu). Samar samar aku mendengar mereka sperti membicarakan aku.
"Nad, udah bagus loh nak jojo itu. Kerjaannya baik, dan orangnya sepertinya bertanggung jawab"
"tapi pak.. klo aku nikah aku harus ninggalin bapak dong"
rupanya nadiah khawatir pernikahan bersamaku nanti, bisa membuatnya berpisah dengan bapaknya. Tak kusangka nadiah sesayang itu sama bapaknya, tapi klo aku jadi nadiah aku mungkin akan berpikiran hal yang sama. Om agus tidak sperti ayah, tapi seperti sahabat bagiku. Tenang, nad.. klo ada rejeki akan kubawa orangtuamu tinggal bersama kita, batinku.
"lah tidak apa dong nad, klo nikah kan memang harus ninggalin orang tua" kata om agus membelai rambut nadiah anaknya
"tapi aku cintanya sama bapak, bapak.." kata nadiah parau memeluk bapaknya sepertinya nadiah menangis. Disini aku mulai merasakan suatu perasaan yang aneh.
"katanya cinta bapak, tapi semalam ngentotnya sama si jojo hehehe" whatsss.. sungguh aku sangat kaget mendegar pernyataan ini, tpi ternyata kagetku tidak berhenti sampai disitu saja, nadiah kemudian berkata "kan bapak yg ijinin, orang bapak aja nguping kan semalam", "jadi enakan kontolnya bapak atau jojo sayang?" "punya jojo kebesaran pa, enakan punya bapak" kata nadiah sambil beranjak dri tempat tidur, berdiri kemudian menunduk mencium bibir ayahnya yang sedang duduk di pinggir ranjang. Seperti hujan yang berkecamuk diluar sana, hatiku pun demikian. Aku tidak habis pikir kenapa hal ini bisa terjadi. Seorang anak yang mencintai ayahnya, dan pacaran denganku hanyalah kedok untuk menutupi dosa mereka. Kuterus kan mengintip kegiatan mereka, entah mengapa walaupun aku terpukul. Di sisi yang lain aku menyukai hal ini terjadi. Sejak nadiah menceritakan dia telah berhubungan badan dengan ketiga mantannya, aku selalu meminta untuk di ceritakan secara detail pengalaman seksnya. Dan dibandingkan melihat tubuh telanjang nadiah, berkhayal nadiah di setubuhi orang lain justru lebih meningkatkan gairahku.

Nadiah melepaskan dasternya, dan sperti saat bersamaku tidak ada satu helaipun pakaian dalam disana. Seperti pelayan yang menawarkan minuman, nadiah menyodorkan payudaranya ke ayahnya yang masih duduk di pinggir ranjang. Dari lubang kunci aku cuma bisa melihat punggung nadiah, tapi bisa membayangkan apa yang sedang terjadi disana. Aku menonton tapi entah kenapa nafasku yang memburu. Aku merasa sesak nafas. Kucoba atur nafasku sebentar, apa ini.. aku baru sadar kaki tanganku gemetaran saat ini. Apa karena shock? atau mengintip orang berhubungan seksual memang seperti ini. Saat nafasku mulai teratur, dan tubuhku mulai menguasai. Kuarahkan mataku kembali kelubang kunci. Aku tak sadar berapa lama waktu terbuang untuk sekedar mengatur nafas. Tapi saat ini om agus pun sudah telanjang. Berbaring di ranjang dengan dua bantal kepala di tumpuk di punggungnya untuk bersandar. Dadanya ditumbuhi bulu halus, perutnya buncit, seperti katak mengangkang posisinya saat ini. Dimana nadiah berada di selangkangannya memaju mundurkan kepalanya untuk menghisap kontol bapaknya sendiri. Aku tidak bisa melihat jelas kontol om agus karena terhalang pahanya dari sini, tapi aku tau ukurannya mampu memuaskan nadiah pacarku, walau lebih kecil ukurannya dariku. Agak lama kemudian om agus, memegang persendian lututnya, mencoba manarik pahanya yang mengangkang semakin ke arahnya. Tak kusangka, rupanya itu untuk memudahkan nadiah anaknya menemukan lubang pantatnya untuk dijilati. Bangsat. Pemandangan ini membuatku sangat ngaceng. Aku tak tahan untuk mengocok kontolku sendirisaat menyaksikan peristiwa ini. Nadiah memainkan lidahnya di lubang pembuangan feses itu seperti sesuatu hal yang nikmat baginya. Nampak tangan kirinya mengocok kontol bapaknya sambil dirinya sendiri masih asik menjilati lubang pantat. Hanya dengan menyaksikan ini saja aku orgasme. Luar biasa. Kenikmatan ini terasa lebih dari saat aku orgasme saat aku mendoggy style anaknya kemarin. Kucoba meresapi sisa sisa nikmat orgasmeku, saat tubuhku mulai normal kembali, kudekatkan mataku kembali ke lubang kunci. Women on the top, nadiah sperti cowgirl menaik turunkan tubuhnya diatas tubuh om agus, beberapa kali dia menjatuhkan dirinya ke dada bapaknya untuk sekedar menjilati putingnya atau bermain main dengan bulu dada halus yang tumbuh disana. Kusadari dinginnya hujan di pagi dini hari ini, tidak akan mampu menutupi panasnya persetubuhan incest didalam sana. Buktinya keduanya basah oleh keringat, membuat tubuh mereka semakin mengkilap terkena cahaya lampu. Kudengar agak samar "bapak udah mau keluar sayang," yg dibalas nadiah "bapak mau keluarin dimana? ohh.. enak.." "dimulut kamu aja sayang, sekarang!!" seperti tergesa gesa nadiah melepaskan kontol bapaknya dari dalam memeknya dan segera mengulumnya. Om agus terlihat menekan kepala anaknya agar memasukkan kontolnya lebih dalam disana. Nampak om agus terkejang kejang mengeluarkan spermanya dalam mulut nadiah, sementara kepala nadiah mengikuti irama kejang om agus sembari menerima tumpahan putih protein dalam mulutnya yang juga turut membentuknya di masa lalu. Kupikir nadiah akan segera menelan sperma bapaknya, ternyata tidak, sperma dari mulutnya dia tumpahkan lagi kedalam mulut bapaknya, dan mereka berciuman sambil berpelukan seolah mengucapkan terima kasih atas nikmat yang telah di berikan. Takut ketahuan aku sgera kembali ke kamar. Membayangkan apa yang terjadi kemudian mulai melakukan masturbasi.

"sayang.. udah jam 8.30 loh, bangun.. tiketnya jam 10.20 kan" Aku terbangun dari tidur ternyenyakku, apakah semalam hanya mimpi. Tidak itu bukan mimpi, terlihat dari ceceran sperma di celana dalamku saat masturbasi mengintip mereka semalam. Aku pun segera mandi. Dan bersiap untuk kebandara. Nadiah protes kepadaku, karena tidur cepat tapi bangunnya lambat, yah salah kamu sendiri batinku dalam hati. Aku pamit ke pada ibunya nadiah, dam om agus ayahnya. Dia memelukku entah mengapa aku masih mencium bau ludah didadanya. Aku tidak membencinya, walau dia meniduri calon istriku, anaknya sendiri. Di bandara, sbelum brpisah kupeluk erat tubuh nadiah, kubisikkan, kau lah wanita paling sempurna yang akan kunikahi.

The end.
its realy de end ya boz,,buat klimaks ceritanaplis
 
klo real mau tau cerita selanjutnya.. jd beneran nikah gak itu bos..??
 
mungkin bisa ditambahkan ciri2 lebih lengkap hu biar mudah imanjinasinya atau bisa pake mulustrasi
 
Kata akan kunikahi ini kira kira jadi gak yaa??
Mungkin balas dendam sama ibu nya nadiah juga..
:konak:
 
Bimabet
Mencoba berbagi khayalan noobie, ini karya pertama nubie mohon peniliaiannya suhu suhu.

Kulangkahkan kakiku perlahan, melewati gerombolan pria2 yang menawarkan jasa taksi bandara. Pria berbadan besar, berperangai seram mendatangiku. "Sini mi kuangkat kan ki barang ta, taksi to?" udah sini biar gue angketin barang lo, mw naik taksi kan? begitulah kira kira klo di terjemahkan kebahasa keseharianku di jakarta. Katanya seraya berusaha mengambil alih barang bawaanku "Nga mas, " jawabku "udah ada teman yang mau jemput" kataku lagi. Pria itu membentakku seraya pergi menjauh, mengatakan bahwa dia bukan orang jawa dan tidak ingin di panggil mas. Entahlah, mungkin dia memiliki ketidaksukaan pada etnis jawa. Padahal aku sendiri orang makassar yang kebetulan besar di jakarta.

Udara yang sama panasnya dengan jakarta, namun dengan polusi yang sedikit lebih rendah. Logat yang sangat jarang kudengar. Yupz, akhirnya aku sadar dengan sangat jelas aku tidak lagi berada di jakarta. Dengan modal nekat dan cinta tentunya, ku beranikan diriku untuk berkunjung ke rumah wanita yg telah kupacari setahun via medsos. Bukan untuk melamar, tentu saja karena kondisi finansialku masih terlalu sedikit, tpi sekedar untuk memperkenalkan diri kepada orang tua pacarku, sebagai bukti bahwa aku memang serius menjalin hubungan dengan anaknya. Ada perasaan khawatir, bagaimana jika orang tua mereka tidak suka. Tapi pacarku mencoba meyakinkanku bahwa semuanya akan baik2 saja.

Namaku Joshua, namun orang orang memanggilku jojo, entah kenapa, tapi menurutku karena wajahku yg sedikit lugu dan imut di usiaku yang sekarang 28 tahun. Badanku sedikit kurus, dengan berat 56 dan tinggi 166. Satu satunya yg sedikit membuatku percaya diri, hanyalah ukuran senjataku. Dengan panjang 18 cm dan diameter kepala kontol 3.3 cm. Aku tidak tw itu besar atau kecil, namun saat mandi di sungai bareng temanku saat smp, mereka menyebutnya besar. Hahaha. Sedangkan pacarku bernama Nadiah. Secara umum aku belum pernah melihatnya secara langsung, Satu hal yang pasti, dadanya besar untuk ukuran badannya yang kecil. Setahun pacaran ini kami memang sudah melampaui batasan pacaran normal (entahlah karena ngentot bareng pacar udah dihitung normal sekarang). Kami saling mengirim cerita khayalan2 seksual, saling mengirim foto2 nude dan video call sambil masturbasi. Bahkan sudah sampai ketahap pengakuan mengenai jumlah mantan yang pernah di ajak ngentot. Untuk aku sendiri di lingkungan jakarta, prestasiku adalah cuman sampai meminta di blowjob, jadi secara umum aku masuk dalam golongan kurang berpengalaman. Sementara pngakuan pacarku, dia telah 3 kali berganti pacar. Dan semua pacarnya pernah berbagi keringat bersamanya. Membuatku semakin ngaceng saja dengan membayangkannya. Aku yakin akan ada hal spesial dan nikmat yang akan terjadi saat aku disini.

Hpku berdering, menyadarkanku dri lamunanku. Nadiah menelponku, menanyakan posisiku dan tidak berapa lama akhirnya aku bertemu dengannya. Kupandangi dia beberapa lama, tingginya hampir sama denganku, ada beberapa bintik jerawat di wajahnya, namun tidak menutupi manis wajahnya yang dibalut dengan rambut agak kepirangan yang di kuncir kuda. Badannya ideal menurutku, tidak gemuk tapi tidak terlalu kurus, dada besarnya terlihat sempurna menghiasi tubuh itu. Entah kenapa, aku sedikit canggung. Aku mencoba memeluknya, tpi dia menolak. Katanya nga enak dilihatin orang. Oh yah? Aku bru ingat, ini bukan jakarta, dimana berciuman dimuka umum saja masih di anggap biasa. Akhirnya kami bersalaman tangan saja sambil tertawa. Kami jalan ke parkiran motor ngobrol asik, rupanya aku di jemput dengan motor, untunglah aku cuman membawa tas ransel dan satu box kartun seukuran box indomie untuk oleh2. Entah karena suasana parkiran motor yang agak sepi, dia kemudian memelukku dri belakang, "i really miss u" katanya. Entah kenapa hatiku serasa bahagia sekali mendengarnya. Aku merasa sangat di cintai oleh wanita yg kupacari hanya via medsos ini. Tidak lama, bibirnya mendekati telingaku dri belakang.. bisiknya "psstt.. aku udah nga sabar hisap kontolmu", membuatku ngaceng sengaceng ngacengnya. Sumpah ini adalah kebahagiaan yang paling sempurna dalam hidupku. Jantungku berdebar, aku tetap mencoba menunjukkan bahwa aku datang kesini bukan untuk tubuhnya saja. Aku berbalik, dia tetap memelukku, kucium keningnya. Kukatakan "iya, klo ada kesempatan yah sayang. Bisa bersamamu saja aku sudah bahagia" dibalasnya, "pasti ada sayang" membuat sikap gentle ku tdi seolah sia sia, karena senyum mesumku segera mengembang tatkala mendengar kalimat itu.

Ini pertama kalinya aku di bonceng oleh perempuan menggunakan motor. Dari bandara menuju rumahnya, terasa sangat jauh. Mungkin karena beberapa kali terjebak macet. Pikirku, dalam waktu yg tidak lama lagi kota ini akan separah jakarta macetnya. Entah seberapa lama di atas kendaraan bermotor tdi, akhirnya aku tiba di rumahnya. Untuk ke rumahnya, harus memasuki gang kecil yang ukuran lebarnya seukuran 2 motor. Rumah2 disini saling berdempetan, tanpa bermaksud menghina, ini seperti rumah di wilayah perkumuhan jakarta. Tentu akan sangat berbahaya jika terjadi kebakaran disini. Rumahnya cukup sederhana walau guratan guratan tembok retak nampak di beberapa bagian luar rumahnya. Nadiah tersenyum melihatku hanya melongo diam. Aku balas tersenyum. "hayu masuk, ngapain bengong aja.. takut yah? hihihi" katanya, ya dia nga salah sih aku memang sedikit takut. Jarang jarang aku masuk ke rumah seseorang mengucapkan salam, didalam sudah menanti ayah dan ibunya. Ayahnya berbadan tinggi tambun berwajah komedian memperkenalkan diri bahwa namanya jack aslinya mah namanya Agus, dan nampak kelihatan lebih muda dari istrinya yang sudah nampak berkeriput disana sini. Untunglah mereka baik dan senang bercerita, membuat kecanggunganku lekas hilang. Sebagai anak yg melewati masa broken home, suasana ini sungguh sangat menyenangkan. "Nak jojo, siapa tau cape mw istirahat, baring2 dulu" kata om agus ayah nadiah. Nadiah mengantarku kekamar yg disiapkan buat aku. kamar tengah disamping ruang tv. Saat dalam kamar, kusempatkan melumat bibir nadiah, sambil meremas payudaranya. Tidak ada penolakan malah dia ikut meremas kontolku dri luar celana jeans ku. Takut akan ketahuan, kusudahi moment panas itu, sambil berkata nanti klo ada kesempatan. Dia ketawa menutup mulutnya manis sekali. Aku sudah tidak sabar mencicipi tiap inci tubuhmu sayang.

Tiga hari berlalu, namun kesempatan itu tidak datang juga. SIALAN, umpatku dalam hati. Saat rekreasi, kedua orang tuanya membujuk supaya ikut di ajak, walau nadiah menolaknya. Tentu sebagai calon menantu yang baik aku membolehkan dan saat malam, ayahnya nadiah selalu tidur didepan tv tepat di depan pintu kamarku. Yah kedua orang tuanya tidak bekerja, sementara nadiah mengambil cuti selama aku disini. Jalan ke trans studio makassar, benteng roterdam dan pantai losari di hari pertama, sangat jelas tidak ada kesempatan sama sekali untuk merasakan kenikmatan dunia melalui tubuh nadia, untunglah nikmatnya coto makassar, pisang ijo, dan pisang epe di kota ini lumayan menyenangkan hati. Hari kedua mencoba jalan ke daerah maros, dimana terdapat air terjun yang masih sangat asri dimana banyak kupu kupu indah yang berkeliaran atau sekedar melihat monyet berbulu putih. Untuk hri kedua ini, lumayanlah.. dapat kenikmatan sedotan bibir indah nadiah secara outdoor saat menyusuri pinggiran sungai menuju goa tengkorak (entahlah apa namanya), mungkin karena saking lamanya nga di sepong wanita, tidak sampai 2 menit kutumpahkan spermaku dalam mulutnya, dia sedikit terbatuk namun akhirnya menelan semua spermaku. Asin katanya. Seraya segera mencium bibirku supaya aku juga merasakan asinnya spermaku. Iyuhh.. aku jijik dengan rasa spermaku sendiri.. walau entah kenapa terasa sangat menyenangkan melihat nadiah menelan spermaku. Tapi tetap tidak secara utuh, aku ingin merasakan kenikmatan tubuh nadiah yang telah di jamah berkali kali oleh ketiga mantannya. Hari ketiga, hari ini kami rekreasi ke malino dan masih, spertinya kesempatan itu belum datang juga, waktuku hanya hari ini saja dan besok karena hri kelima pagi aku sudah harus balik ke jakarta.

Malam itu setelah balik dari malino, setelah mandi kusempatkan wa pacarku nadiah yg duduk disebelahku sambil menemani ayahnya menonton tv.
"Sayang pengen banget ngentot kamu.."
dibalasnya "iya sayang, pengen bnget di genjot sama kontolmu sayang".
"Tapi gimana dong, kesempatannya tidak ada" kirimku via wa dengan emot sedih.
"Jgan sedih sayang, malam ini aja sayang biar aku yang ke kamarmu" balasnya
Aku menatap matanya sebentar, terus kulanjutkan membalas pesan wa nya "iss, mana bisa sayang, ayah mu tidur di depan kamarku"
"hehehe, tenang sayangku.. bapak klo tidur kayak orang mati kok" balasnya lagi
"iyakah? aku takut sayang, aku terlanjur suka dengan keluargamu, aku tidak mau mereka membenci aku karena hal ini sayang" balasku lagi. Yah, mungkin karena pernah mengalami kondisi broken home, aku jdi sangat menyukai kedua orang tua nadiah. Sehingga sebisa mungkin, aku tidak ingin tindakan mesumku memiliki peluang untuk ketahuan mereka.
"tenang sayangku, aman kok. Jam 12 yah aku ke kamar mu. Nda sabar di kentot kamu" balas nadiah dengan emot cium.
Entahlah, saat itu nafsu dan pikiran rasionalku untuk menghormati kedua orang tua mereka di rumah ini beradu dalam otakku. Jam 11 kulihat ayahnya sudah mulai menguap keletihan di tikar depan tv, sementara ibunya sudah masuk kamar dri jam 10 tdi. Aku pun pamit, ijin tdur duluan di kamar. Jantungku berdebar sangat kencang, menanti kenikmatan yg kubayangkan akan terjadi dikamar ini sbentar lagi. Aku sedikit khawatir sebenarnya, karena pintu ini saat dibuka, suaranya decitan engselnya ribut sekali. Juga suara ranjang ini, yg di goyang sedikit pun ributnya minta ampun. Tapi dalam balasan wa nya nadiah bilang "aman aja sayangku"

Jam 12.05 malam, dalam kegelisahanku menanti dikamar. Nadiah pacarku mengirim pesan wa "aku kesana sayang, siap siap" katanya dengan emot ketawa miring sambil menangis. Entah bagaimana caranya dia bisa membuka pintu kamarku tanpa bunyi decitan sedikit pun. Dia masuk kamarku sambil segera tapi pelan pelan menutup pintu kamarku. Dibawah lampu remang2 kamar ini, dia nampak sangat cantik dengan balutan daster yang memperlihatkan kedua bahunya. Perlahan dia mendekatiku, memelukku. Kubalas pelukannya. Kurasakan kontolku mulai mngeras menonjol menekan perutnya. Sambil berbisik dia bilang "hehe udah nga tahan yah sayang?" kubalas hanya dengan anggukan. Sambil berdiri, dalam pelukan kami ciuman, awalnya aku menyedot bibirnya kemudian gantian dia menyedot bibirku. Lidah kami seperti pedang yang saling beradu dalam sebuah pertempuran, saat aku kalah lidahnya kusedot sedot, kemudian dia yang menyedot nyedot lidahku. Kegiatan ini membawa kontolku ke tingkat ngaceng yang tertinggi yang pernah kurasakan. Nadiah kemudian melepaskan ciumannya, mengangkat dasternya hingga batas lehernya. Dan ternyata tak ada pakaian dalam lagi disana. Nadiah menarik kepalaku kearah dadanya, seakan berkata "hisap tetekku sayang" dan kukabulkan. Jujur aku bukanlah penghisap payudara yang berpengalaman. Tapi aku coba melakukannya sesuai yg pernah kusaksikan di film bokep. Sambil kusedot payudaranya yang kiri, tanganku coba memainkan puting payudaranya yang kanan. Terdengar bunyi khas suara sedotan, membuatku sedikit khawatir suara ini terdengar. Kuubah kegiatanku dari menyedot menjadi kegiatan memutar lidahku di sekeliling puting payudaranya. Ku tatap wajah nadia sebentar, entah dia menikmatinya atau tidak, tapi saat ini dia memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya. Kini lidahku berpindah ke payudara kanannya, mencoba membasahi putingnya yang semakin mengeras dengan gerakan melingkar sama persis yang kulakukan pada payudara kirinya. Namun kini tanganku tidak lagi memainkan puting satunya, namun turun ke pusat kenikmatan nadiah. Kugosokkan jari tengahku tepat di klitorisnya yang sudah sangat basah. Pelan, naik turun, kadang gerakan jariku melingkar di klitorisnya, dan kemudian semakin cepat kugosokkan naik turun. Nadiah sedikit mendengus menahan desahannya. Tangannya mendekap kepalaku ke arah dadanya erat sekali, kakinya sedikit bergetar. Apakah ini orgasme? Agak lama dia mendekapku, saat nafasnya mulai teratur kami kembali berciuman. Dia kemudian menurunkan dasternya seraya berjongkok. Kepalanya tepat berada di depan kontolku sekarang. Dia pegangi tonjolan kontolku yang masih terbelengu oleh celana dalam dan celana pendekku. Kemudian menoleh ke wajahku sambil tersenyum. Di pelorotkannya celana pendekku hingga sebatas lutut, membuat debaran jantungku semakin kencang. Di ciuminya tonjolan kontolku yang masih terbungkus celana dalan hitam ketatku. Nafas hangatnya terasa tembus hingga ke batang kontolku, nikmat sekali. Kupikir nadiah akan mempelorotkan celana dalamku kebawah, namun ternyata dia melepaskan belenggu kontolku melalui celah samping kiri celana dalamku, membuat salah satu biji kemaluanku sedikit terjepit. Tapi entah rasanya sungguh sangat nikmat. Dan mulailah dia menghisap sambil mengocok batang kontolku, menciptkan suara khas sedotan yang kembali membuatku khawatir akan terdengar ayahnya yang tidur diluar. Kuhentikan sejenak gerakan maju mundur kepalanya di area selangkanganku. Dengan kontolku masih dimulutnya, dia menatap wajahku, seakan bertanya kenapa? Tanganku kemudian mencolek tangannya yang masih menggenggam batang kontolku, membuatnya melepaskan genggamannya. Kedua tanganku kini memegang kepalanya dan ku maju mundurkan pinggulku, kontolku keluar masuk mulutnya dengan ritme yang cepat. Beberapa kali tangannya naik, cba memegang kontolku namun ku kode untuk tidak melakukannya. Akhirnya tangannya memegang pahaku, mencoba mendorong balik saat kontolku masuk terlalu dalam ke tenggorokannya. Hangatnya mulut wanita sungguh membuatku ingin melepaskan spermaku di mulutnya saat itu, tapi segera ku hentikan kegiatan itu. Aku ingin meraskan nikmatnya memek, yang sampai saat ini belum pernah kurasakan. Ku tarik agar dia berdiri di hadapanku, kuangkat kakinya satu sperti posisi anjing sedang kencing sementara dia kembali mengangkat dasternya setinggi perut dan kucoba memasukkan kontolku kedalam lubang memeknya. Tapi entah kenapa aku kesulitan untuk menemukannya. Beberapa kali kupikir aku menemukan lubang yang tepat, tapi saat mendorongnya kedalam malah salah sasaran dan tidak masuk. Akhirnya nadia menggengam kontolku dan mengarahkannya ke lubang yang tepat, dan kudorong masuk dengan sangat kencang. Nadiah mendesah ahhh.. keras sekali menurutku, membuatku diam tak bergerak tanpa suara berharap suara nadiah tdi tidak terdengar sampai keluar. Kontolku terasa terjepit dibawah sana terasa tidak nyaman menurutku, rasanya tidak senikmat saat kontolku di mulutnya pikirku. Aku belum bergerak, namun keringat sudah mulai membasahi tubuhku. Kucoba maju mundurkan pinggulku beberapa kali, entah karena baru pertama kali merasakan kontolku terjepit liang memek, aku kurang merasakan kenikmatan, atau karena posisinya yang tidak tepat. Kucabut kontolku dari memeknya, kubalik tubuhnya menghadap tembok, kubuat posisinya sedikit menungging dimana kedua tangannya bertumpu pada tmbok. Tidak seperti tadi, kali ini sedikit mudah kutemukan lubang memeknya dari belakang. Kujejalkan kontolku kedalam, sambil memegang pinggangnya kumaju mundurkan pinggulku. Walau masih terasa terjepit, tapi nikmatnya mulai kurasakan. Aku semakin bersemangat memajumundurkan pinggulku, nikmatnya mulai membuyarkan pikiranku, aku sudah tak peduli dengan suara tepukan antara kulitku dan kulitnya beradu. Suara nafasku semakin memburu, sementara suara desahan nadiah satu dua kali tak sanggup ditahannya. Saat keringat semakin membanjiri, kudekatkan wajahku kearah telinganya aku ikut menungging. Kukatakan sambil berbisik "nad, enak banget sayang, udah mau keluar.." "iya jo sayang nikmati sepuasmu, ini milikmu.. eeeffffhhh.. ouchhh.. enak banget sayang.." gerakanku semakin tidak karuan, seperti orang yang kerasukan setan yang membabi buta, sampai akhirnya kucabut kontolku dan kusemprotkan spermaku di bongkahan pantatnya. Ohhh.. nikmat sekali. Kami berdua jatuh lemas kelantai. Akhirnya.. aku tidak perjaka lagi pikirku.

Hari ini hari keempat, masih banyak yang bisa kukunjungi. Tapi aku lebih memilih di rumah bersama pacar yang telah memberi dosa terindah malam tdi, dan kedua orang tua yang telah melahirkannya. Layaknya keluarga ideal, kami bercerita, bercengkrama, aku merasa telah menjadi bagian dri keluarga ini dan aku bahagia. Di tengah suasana yang sangat bersahabat itu kupandangi sosok nadiah, wanita yang akan kunikahi, wanita yang sangat kusayangi, bersamamulah akan kuakhiri hidup ini. Kupegang tangannya erat, kemudian kukatakan "Om.. tante.. saat aku kesini lagi aku ingin melamar nadiah, dan ingin segera menikahinya.." mata nadiah berkaca kaca mendengar perkataanku, om agus bertepuk tangan, sementara tante memegang pundak suaminya sambil berkata "iya nak, mulailah menabung untuk menikahi nadiah, karena biaya nikah tidak murah" dan kujawab dengan ya dan minta dukungan doa agar semuanya cepat terwujud. Siang itu kita rayakan dengan makan di restoran cina, dengan menu mewah dan rasa yang nikmat. Malamnya entah karena rasa bahagia dan kenyang atau karena lelah begadang semalaman, aku tidak dapat menahan kantukku. Jam 9 malam, aku sudah pamit untuk tidur. Nadiah sempat mengirim pesan wa apakah malam ini dia harus ke kamarku lgi, dan kubilang tidak perlu karena aku sudah ngantuk banget. Dibalasnya dengan emot wajah kecewa.
Menolak rejeki sih tapi apa boleh buat.

Jam 2 subuh aku terbangun, kudengar suara hujan sangat deras diluar sana. Kucek handphoneku, saat aku terlelap nadiah masih mngirimkan aku pesan yang menyatakan bahwa betapa dia mencintaiku. Aku tersenyum. Kulihat, nadiah terakhir online sekitar 3 menit yang lalu. Aku akan menyelinap kamarnya ah pikirku. Lumayan mengambil jatah terakhir sebelum pulang. Kubuka pintu kamarku pelan2 tapi masih berbunyi decit, untunglah suara derasnya hujan masih bisa menutupinya. Kulihat di ruang TV, ada bantal dan bekas selimut om agus. Sepertinya om agus pindah ke kamar karena hujan ini memang membuat hawa dan suasana yang sangat dingin. Untunglah hujan ini tidak turun saat kami rekreasi. Aku berjalan perlahan menuju kamar nadiah, melewati kamar orang tuanya, dan sampailah aku di depan pintu kamar nadiah. Untunglah aku belum membuka kamar nadiah, karena walau samar kudengar suara pembicaraan di sana. Pembicaraan apa jam 2 subuh pikirku. Kuintip melalui lubang kunci, untunglah ranjangnya melintang tepat di depan pintu sehingga aku bisa melihat jelas apa yang terjadi didalam.

Nampak nadiah dan om agus ayahnya, mereka berdua duduk di pinggir ranjang (menghadap pintu). Samar samar aku mendengar mereka sperti membicarakan aku.
"Nad, udah bagus loh nak jojo itu. Kerjaannya baik, dan orangnya sepertinya bertanggung jawab"
"tapi pak.. klo aku nikah aku harus ninggalin bapak dong"
rupanya nadiah khawatir pernikahan bersamaku nanti, bisa membuatnya berpisah dengan bapaknya. Tak kusangka nadiah sesayang itu sama bapaknya, tapi klo aku jadi nadiah aku mungkin akan berpikiran hal yang sama. Om agus tidak sperti ayah, tapi seperti sahabat bagiku. Tenang, nad.. klo ada rejeki akan kubawa orangtuamu tinggal bersama kita, batinku.
"lah tidak apa dong nad, klo nikah kan memang harus ninggalin orang tua" kata om agus membelai rambut nadiah anaknya
"tapi aku cintanya sama bapak, bapak.." kata nadiah parau memeluk bapaknya sepertinya nadiah menangis. Disini aku mulai merasakan suatu perasaan yang aneh.
"katanya cinta bapak, tapi semalam ngentotnya sama si jojo hehehe" whatsss.. sungguh aku sangat kaget mendegar pernyataan ini, tpi ternyata kagetku tidak berhenti sampai disitu saja, nadiah kemudian berkata "kan bapak yg ijinin, orang bapak aja nguping kan semalam", "jadi enakan kontolnya bapak atau jojo sayang?" "punya jojo kebesaran pa, enakan punya bapak" kata nadiah sambil beranjak dri tempat tidur, berdiri kemudian menunduk mencium bibir ayahnya yang sedang duduk di pinggir ranjang. Seperti hujan yang berkecamuk diluar sana, hatiku pun demikian. Aku tidak habis pikir kenapa hal ini bisa terjadi. Seorang anak yang mencintai ayahnya, dan pacaran denganku hanyalah kedok untuk menutupi dosa mereka. Kuterus kan mengintip kegiatan mereka, entah mengapa walaupun aku terpukul. Di sisi yang lain aku menyukai hal ini terjadi. Sejak nadiah menceritakan dia telah berhubungan badan dengan ketiga mantannya, aku selalu meminta untuk di ceritakan secara detail pengalaman seksnya. Dan dibandingkan melihat tubuh telanjang nadiah, berkhayal nadiah di setubuhi orang lain justru lebih meningkatkan gairahku.

Nadiah melepaskan dasternya, dan sperti saat bersamaku tidak ada satu helaipun pakaian dalam disana. Seperti pelayan yang menawarkan minuman, nadiah menyodorkan payudaranya ke ayahnya yang masih duduk di pinggir ranjang. Dari lubang kunci aku cuma bisa melihat punggung nadiah, tapi bisa membayangkan apa yang sedang terjadi disana. Aku menonton tapi entah kenapa nafasku yang memburu. Aku merasa sesak nafas. Kucoba atur nafasku sebentar, apa ini.. aku baru sadar kaki tanganku gemetaran saat ini. Apa karena shock? atau mengintip orang berhubungan seksual memang seperti ini. Saat nafasku mulai teratur, dan tubuhku mulai menguasai. Kuarahkan mataku kembali kelubang kunci. Aku tak sadar berapa lama waktu terbuang untuk sekedar mengatur nafas. Tapi saat ini om agus pun sudah telanjang. Berbaring di ranjang dengan dua bantal kepala di tumpuk di punggungnya untuk bersandar. Dadanya ditumbuhi bulu halus, perutnya buncit, seperti katak mengangkang posisinya saat ini. Dimana nadiah berada di selangkangannya memaju mundurkan kepalanya untuk menghisap kontol bapaknya sendiri. Aku tidak bisa melihat jelas kontol om agus karena terhalang pahanya dari sini, tapi aku tau ukurannya mampu memuaskan nadiah pacarku, walau lebih kecil ukurannya dariku. Agak lama kemudian om agus, memegang persendian lututnya, mencoba manarik pahanya yang mengangkang semakin ke arahnya. Tak kusangka, rupanya itu untuk memudahkan nadiah anaknya menemukan lubang pantatnya untuk dijilati. Bangsat. Pemandangan ini membuatku sangat ngaceng. Aku tak tahan untuk mengocok kontolku sendirisaat menyaksikan peristiwa ini. Nadiah memainkan lidahnya di lubang pembuangan feses itu seperti sesuatu hal yang nikmat baginya. Nampak tangan kirinya mengocok kontol bapaknya sambil dirinya sendiri masih asik menjilati lubang pantat. Hanya dengan menyaksikan ini saja aku orgasme. Luar biasa. Kenikmatan ini terasa lebih dari saat aku orgasme saat aku mendoggy style anaknya kemarin. Kucoba meresapi sisa sisa nikmat orgasmeku, saat tubuhku mulai normal kembali, kudekatkan mataku kembali ke lubang kunci. Women on the top, nadiah sperti cowgirl menaik turunkan tubuhnya diatas tubuh om agus, beberapa kali dia menjatuhkan dirinya ke dada bapaknya untuk sekedar menjilati putingnya atau bermain main dengan bulu dada halus yang tumbuh disana. Kusadari dinginnya hujan di pagi dini hari ini, tidak akan mampu menutupi panasnya persetubuhan incest didalam sana. Buktinya keduanya basah oleh keringat, membuat tubuh mereka semakin mengkilap terkena cahaya lampu. Kudengar agak samar "bapak udah mau keluar sayang," yg dibalas nadiah "bapak mau keluarin dimana? ohh.. enak.." "dimulut kamu aja sayang, sekarang!!" seperti tergesa gesa nadiah melepaskan kontol bapaknya dari dalam memeknya dan segera mengulumnya. Om agus terlihat menekan kepala anaknya agar memasukkan kontolnya lebih dalam disana. Nampak om agus terkejang kejang mengeluarkan spermanya dalam mulut nadiah, sementara kepala nadiah mengikuti irama kejang om agus sembari menerima tumpahan putih protein dalam mulutnya yang juga turut membentuknya di masa lalu. Kupikir nadiah akan segera menelan sperma bapaknya, ternyata tidak, sperma dari mulutnya dia tumpahkan lagi kedalam mulut bapaknya, dan mereka berciuman sambil berpelukan seolah mengucapkan terima kasih atas nikmat yang telah di berikan. Takut ketahuan aku sgera kembali ke kamar. Membayangkan apa yang terjadi kemudian mulai melakukan masturbasi.

"sayang.. udah jam 8.30 loh, bangun.. tiketnya jam 10.20 kan" Aku terbangun dari tidur ternyenyakku, apakah semalam hanya mimpi. Tidak itu bukan mimpi, terlihat dari ceceran sperma di celana dalamku saat masturbasi mengintip mereka semalam. Aku pun segera mandi. Dan bersiap untuk kebandara. Nadiah protes kepadaku, karena tidur cepat tapi bangunnya lambat, yah salah kamu sendiri batinku dalam hati. Aku pamit ke pada ibunya nadiah, dam om agus ayahnya. Dia memelukku entah mengapa aku masih mencium bau ludah didadanya. Aku tidak membencinya, walau dia meniduri calon istriku, anaknya sendiri. Di bandara, sbelum brpisah kupeluk erat tubuh nadiah, kubisikkan, kau lah wanita paling sempurna yang akan kunikahi.



Mulustrasi nadiah dan ayahnya
Source Google

The end.
miantaaaaaaap
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd