Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Wanita Yang Menutup Aurat

Status
Please reply by conversation.
Chapter 22

"Jadi Emak yang sudah membunuh ayah.?" tanyaku tidak percaya dengan apa yang barusan aku dengar. Aku bangun dengan kemarahan yang tidak bisa kubendung lagi.

"Kamu kenapa, Kom?" tanya Mang Jalu menghampiriku yang duduk dengan lerasaan bingung. Aku tidak melihat ibu di kamar ini. Hanya ada aku dan Mang Jalu.

"Emak mana?" tanyaku, jelas jelas aku mendengar suara ibu sedang bicara dengan Mang Jalu.

"Kamu mimpi, Sayang..!" kata Mang Jalu sambil memeluk bahuku. Tangan kirinya membelai payudaraku dan memijit putingnya agak keras membuatku merintih nikmat. Ternyata setelah diewe aku langsung tidur tanpa sempat memakai baju.

"Tadi Kokom denger suara Emak." kataku sambil menyenderkan kepalaku ke dada bidang Mang Jalu yang berotot. Aku merasa nyaman dekat dengannya. Seolah sosok ayahku hidup lagi.

"Gak, kamu cuma mimpi.!" Bisik Mang Jalu ditelingaku.

Hembusan nafasnya kembali membangkitkan gairahku. Kalau saja aku tidak malu, aku akan memintanya terlebih dahulu. Tanpa sadar aku mendesah saat Mang Jalu memelintir puting payudaraku, nikmat sekali. Aku ingin merasakannya lagi. Merasakan kontol Mang Jalu bergerak mengocok memekku.

Aku melihat ke arah selangkangannya dan baru sadar tenyata Mang Jalu sepertiku dalam ke adaan bugil. Kontolnya ternyata sudah tegak berdiri. Aku memberanikan diri memegang kontol Mang Jalu isudah merobek selaput daraku. Memebelainya nIk turun dalam genggaman tanganku.

"Kamu mau lagi diewe?" tanya Mang Jalu berbisik dilanjutkan dengan jilatan di telingaku.

Och, inikah kenikmatan yang diharamkan agama, kenikmatan yang membawaku ke sebuah dunia asing, dunia yang menawarkan sejuta kenikmatan. Dunia yang melanggar batas manusia dan sifat hewani yang tersimpan jauh di lubuk hati. Kenikmatan tanpa batas. Perlahan aku menganngukan kepala tanpa berani menatap wajah Mang Jalu.

"Beneran kamu mau Mang Jalu ewe karena kamu gadis nakal." kata Mang Jalu, tangannya merayap ke memekku dan dua jarinya langsung masuk ke lobang memekku dengan kasar.

"Ampunnnn Mang.... Aduh ennnnak..!" aku mengerang lirih. Mataku terpejam menikmati perlakuan kasar Mang Jalu. Bukan hanya dua jari yang masuk, kini sudah menjadi tiga jarinya yang mengocong memekku. Rasa sakit akibat robeknya selaput dara berpadu dengan rasa nikmat tiada duanya.

Reflek tanganku mengocok kontol Mang Jalu dengan gemas. Kontol yang beruntung mendapatkan keperawananku. Mang Jalu melumat bibirku dengan bernafsu. Mulutku terbuka pasrah menerima hisapan dan lilitan lidahnya yang menggelitik lidahku. Kenikmatan tabu yang seharusnya belum waktunya aku nikmati. Kenikmatan tabu yang membuatku rela membuka seluruh penutup auratku.

Puas mencium bibirku, Mang Jalu merebahkanku. Mang Jalu merangkak di atas tubuhku, kontolnya tepat berada di wajahku dan wajahnya tepat berada di selangkanganku. Melihat kontol Mang Jalu yang berada dihadapanku, aku langsung menghisapnya dengan bernafsu.

"Aaaaa ennnnak...!" rintihku saat Mang Jalu membenamkan wajah nya du selangkanganku dan lidahnya menggelitik memekku.

Lidah Mang Jalu semakin liar menjilati memekku, aku tidak mau kalah menghisap kontol jumbo Mang Jalu, kepalaku bergerak turun naik memompa kontol Mang Jalu. Nikmat sekali, kami saling memberi dan menerima.

"Mang...... Kokom kelllluar...!" aku berteriak lirih mendapatkan orgasme yang dahsyat. Kontol Mang Jalu tergantung di wajahku tepat di atas bibirku. Tubuhku mengejang menyambut orgasme tiada duanya. Senikmat ini surga dunia, biarlah dosa menyelimuti jiwaku, toch aku masih bisa bertobat.

Tubuhku lemas tak berdaya, Mang Jalu membalikkan tubuhnya, kontolnya mengarah lobang memekku. Tanpa menungguku pulih, kontol Mang Jalu amblas dalam memekku, rasa ngilu dan perih berpadu dengan dengan sensasi nikmat yang luar biasa.

"Mang, memek Kokom...!" kataku sambil memeluk lehernya.

"Memek Kokom enak Mang Jalu ewe ya?" tanya Mang Jalu menggodaku. Bibirku kembali dilumatnya dengan bernafsu. Kontolnya mengocok memekku dengan cepat. Rasa perih masih kurasakan, tapi tidak seperih yang pertama tadi. Mungkin karena luka akibat selaput daraku yang sobek belum sembuh. Tapi itu tidak mengurangi sensasi dahsyat yang kudapatkan.

"Ennnak kontol Mang Jalu benar benar enak..!" kataku kehilangan rasa malu. Pria yang lebih pantas jadi ayahku begitu asik memompa memekku.

Hujaman Mang Jalu semakin cepat saja memompa memekku, sehingga menimbulkan bunyi ane yang sangat kusuka. Bau keringat Mang Jalu membuatku mabuk oleh birahi yang membutakan hatiku.

"Mang, kokom kelllluar...!" kembali aku mencapai orgasme, kupeluk pinggang Mang Jalu agar tidak bergerak. Memekku berkedut meremas kontolnya dengan dahsyat.

Mang Jalu kembali melumat bibirku dengan mesra sehingga kenikmatan yang kudapat semakin dahsyat. Tidak ada penyesalan melakukan hubungan terlarang ini. Semua momen terasa indah dan membuatku bahagia. Masalah dosa itu urusan nanti, selama kata tobat masih ada.

"Mang.... Aku menggigit bibir merasakan kontol Mang Jalu kembali bergerak memompa memekku dengan cepat. Sekujur tubuhku merinding merespon gesekan kontol Mang Jalu di dalam memekku.

Mang Jalu kembali memompa mekku, aku hanya bisa pasrah menerimanya, beberapa kali aku mencapai orgasme sementara Mang Jalu masih terlihat perkas belum menunjukkan tanda tanda akan keluar. Aku kehabisa tenaga oleh orgasme terus menerus, untung Mang Jalu tidak memintaku melakukan berbagai macam gaya yang masih asing buatku.

"Kom, Mang Jalu kelllluar...?" kata Mang Jalu sambil menghujamkan kontolnya diiringi benerapa kali kedutan menumpahkan pejuhnya di memekku.

Pada semburan terahir aku kembali mendapatkan prgasme dahsyat lebih dahsyat dari pada tadi. Benar benar dahsyat tubuhku melayang diombang ambingkan oleh kekuatan yang tidak terlihat.

Mang Jalu bangun dari atas tubuhku setelah badai kenikmatan berlalu. Aku metapnya sayu. Entah kenapa aku tidak rela kontol Mang Jalu lepas dari memekku. Aku masih ingin menikmati sodokan demi sodokannya yang dahsyat dan luar biasa nikmat.

Mang Jalu berbaring disamping, aku memiringkat tubuhku dan meraba kontol Mang Jalu yang mulai lemas. Rasa maluku sudah hilang entah ke mana.

*******

"Kalian sudah makan?" tanya Mang Jalu begitu kami keluar kamar. Di ruang keluarga sudah berkumpul A Agus, Ecih dan yang lainnya. Sepertinya mereka sudah puas ewean dan mereka sekarang pasti sudah kelaparan.

"Nungguin Pakde..!" Mbak Ratih yang mewakili menjawab.

"Ya sudah, yuk kita makan, Pakde juga sudah lapar." ajak Mang Jalu, memang kami keluar kamar untuk makan.

Selesai makan kami kembali berkumpul di ruang keluarga untuk ngobrol ngalor ngidul. Beberapa kali aku saling beradu pandang dengan Satria, membuatku tersipu malu. Dia tentu menganggapku sebagai perempuan murahan yang dengan suka rela ewean dengan Uwanya.

Biarlah, inikan ritual, bukan cuma ewean semata. Semua orang yang berziarah ke tempat ini pasti akan melakukan ritual ewean, termasuk aku. Gak ada bedanya aku akan melakukan ritual ewean dengan siapapun.

"Kom, gimana rasanya diperawanin, enak gak?" tanya Ecih membuatku yang sedak minum tersedak sehingga air yang ada di mulutku tersembur mengenai wajah Ecih yang tepat berada di hadapanku.

"Kokom...!" teriak Ecih terkejut wajahnya basah kuyup oleh semburanku. Semua yang melihatnya tertawa terbahak bahak melihat kejadian yang bisa dikatakan sangat lucu.

"Kamu kualat dari Kokom tuh, Cih..!" kata Satria mentertawakan Ecih, sambil memberikan sampu tangannya untuk melap wajah Ecih yang basah.

Aku yang tadinya marah ikut ikutan mentertawakan Ecih. Pertanyaan Ecih hilang tidak berbekas. Dasar mulut ember, pikirku.

"Iya, gimana rasanya diperawanin Pak Jalu, Kom" tanya Satria membuatku sangat malu. Ternyata dia malah ikut ikutan menanyakan hal yang sama dengan Ecih di hadapan banyak orang. Mulutku terbungkam tidak bisa menjawab pertanyaan yang mustahil aku jawab di hadapan banyak orang.

"Kalian ini malah mojokin Kokom! Apa gak ada yang nanya ke Aku gimana rasanya merawanin Kokom?" tanya Pak Jalu membuay suara riuh di ruangan langsung berhenti. Mereka saling bertatapan satu sama lainnya.

"Iya Pak Jalu, gimana rasanya?" tanya Ecih membuat kami semua terkejut dengan keberanian Ecih.

"Rasanya luarrrr biasa.. Hahaha. " Pak Jalu tertawa terbahak bahak mendengar pertanyaan Ecih yang ngawur sedangkan yang lain hanya tersenyum. Aku menunduk malu tidak berani menatap wajah semua yang ada di sini.

Tiba tiba suara hp berbunyi nyari, kami saling berpandangan mencari tahu hp siapa yang bunyi. Ternyata hp A Agus yang berbunyi.

"Assalam mu'alaikum, ada apa, Mak?" tanya A Agus. Telpon dari ibu rupanya


"Inna lillahi..!" hp yang dipegang A Agus jatuh tanpa disadarinya membuatku heran.

"Ada apa, A? Tanyaku gelisah.

" Emak, meninggal...!" kata A Agus membuatku terkejut tidak percaya dengan apa yang dikatakan A Agus.

Bersambung
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd