Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA WASIAT

Status
Please reply by conversation.

POV ULFA

Setelah pulang dari rumah reza dan sesampainya dirumahku, langsung ku sampaikan kepada semua yang hadir bahwa reza sudah mengetahui dan sudah menonton sebelumnya terkait vidio yang dibuat reni, dan ku sampaikan juga bahwa reza tidak pernah menaruh dendam sama sekali kepada mereka yang terlihat membencinya, dan mengenai harta pemberian reni, reza sangat sangat tidak mempermasalahkannya, bahkan reza juga sangat senang bahwa reni telah memberikan kepada semua keluarganya yang memang sedang membutuhkan suntikan dana.

Setelah mendengar kabar itu, semua terlihat bahagia bahkan nining dan heni terlihat seperti terharu menahan air mata yang akan segera keluar, entah apa yang mereka rasakan.!!

Lalu mengenai persetubuhan ku dengan reza, aku sangat sangat menikmati dan dan sangat rela, bahkan aku tidak menyesal sama sekali, karena memang aku juga menginginkannya, aku mengakui bahwasanya semenjak dulu aku sudah terpesona dengannya, baik dari sifatnya, perhatiannya, dan juga dari fisiknya yang sangat rupawan dan menggairahkan, namun semua itu bisa aku sembunyikan, kalo saja dulu reza juga menggodaku mungkin aku juga akan memberikannya lampu hijau.. hhmm lelaki yang istimewa gumamku dalam hati..



POV NINING

Hari ini adalah hari yang penuh dengan air mata, entah itu air mata sedih, air mata bahagia, bahkan air mata karena merasa malu dan merasa sangat bersalah kepada adik iparku reza, namun kabar yang dibawa oleh kak ulfa membuatku sedikit lega, setelah mengetahui bahwa reza tidak memendam rasa amarah kepadaku, tapi masih ada yang mengganjal rasanya didalam hatiku, sebelum aku langsung meminta maaf kepada reza,

Sebenarnya aku sangat mengagumi reza, aku mengagumi nya dari segala sisi, dari sifatnya, perilakunya, bahkan dari ketampanannya, sungguh beruntung reni mendapatkan lelaki seperti reza, ucapku dalam hati.

Dikarenakan aku sudah cukup lama menjanda dengan 2 orang anak, anak ku yang pertama Desi perempuan15 tahun sekarang sedang mondok disalah satu pondok pesantren tempat ku dahulu juga pernah mondok, dan yang ke dua Ratna umurnya 2tahun dibawah Mala anak dari adikku Heni, suamiku sendiri sudah meninggal 4 tahun yang lalu pada saat dia sedang bertugas di International Agency , kala itu suamiku pergi selama 15 hari menuju negara Vietcong hendak melakukan investigasi secara diam diam mengenai kasus kudeta yang telah terjadi, namun penyamaran suamiku diketahui oleh Badan Intelegency negara tersebut, dan terjadilah baku tembak antara suamiku dan pihak militer disana, namun suamiku tidak berhasil selamat dari insiden itu.

Sebenarnya aku tidak mengetahui mengenai pekerjaan suamiku yang sebenarnya, aku hanya mengetahui bahwa dia adalah seorang pengusaha UMKM, dia mempunyai beberapa gerai martabak, setelah dia gugur di Medan tugas, barulah datang beberapa orang menemuiku dan menginformasikan bahwa suamiku telah tiada namunmayat suamiku tidak ditemukan karena telah hancur oleh ledakan bom, dan mereka juga berpesan agar aku tidak membocorkan tentang pekerjaan suamiku yang sebenarnya itu semua demi keselamatanku dan anak2ku, Setelah kejadian itu aku benar2 terpukul dan sangat setres karena aku sangat mencintai suamiku.

Namun secara perlahan aku bisa menerima kenyataan dan akhirnya bisa bangkit lagi, kehidupan ku merangkap sebagai ibu rumah tangga dan kepala rumah tangga, aku menjual semua aset milik suamiku kecuali rumah dan uang dari hasil penjualan itu ditambah uang pesangon suamiku, aku gunakan untuk membuat usaha coffe shop disebuah ruko yang aku sewa, tapi seiring dengan berjalannya waktu kebutuhanku dan anak2ku menjadi semakin bertambah uang dari usaha tersebut tidak bisa mencukupi, akhirnya aku mencari pekerjaan sampingan yaitu sebagai salles mobil.

Mengenai masalah hati, aku sudah mencoba membuka hatiku untuk lelaki lain namun tidak pernah bisa karena aku adalah tipe wanita yang tidak mudah untuk ditaklukkan dan tidak mudah untuk jatuh cinta.



Sesampainya di rumahku, aku terus kepikiran tentang rasa bersalah ku kepada Reza, aku berpikir bagaimana cara agar hubungan ku dengannya kembali baik lagi, aku harus segera minta maaf, ujarku dalam hati. Maka akupun segera mengambil smartphone ku untuk menghubungi Reza.

“P

Assalamualaikum”

Aku mengirimkan pesan kepada Reza

“Waalaikum salam, iya kak..? balas Reza

“Zaa… boleh kakak tlpon..”

“Boleh kak..🙂



Ttuuttt….ttuuuttt….

“Halo assalamualaikum kak..”

“Waalaikum salam.. Bagaimana kabarmu Zaa..?

“Alhamdullilah baik kak, Kakak gimana kabarnya..?”

“Alhamdullilah baik juga, kakak senang kamu baik2 saja... ZAAA….!!!” Suaraku mulai berat

“Iya kak.. kak Nining baik2 saja..?”

“Iya Zaa, kakak gak apa2 kok.. ZAA…. Hiks…hikss… kakak sudah jahat sama kamu, hikss.. kakak.. hikss…hikss…” tangisku pun pecah dan tidak bisa melanjutkan ucapanku…

“Kakak tenang dulu..” balas Reza berusaha menenangkan ku

“Hikss…hikss.. kakak jahat sama kamu Zaa… kakak… hikss.. hiks” tangisku tersedu sedu

“Kakak jangan bicara dulu, biar aku yang bicara, kakak dengerin baik baik yaa..”

“Hikss…hikss… iya Zaa..”

“Kak… Aku tahu kita sama sama merasa kehilangan Reni,Dengan kematiannya yang mendadak tanpa tahu terlebih dahulu penyakit yang dideritanya, menurutku sangat wajar Kalo kakak sangat marah denganku sebagai suaminya, Jujur kak aku sangat terpukul dan stres dengan kematian Reni ditambah lagi dengan sikap kakak yang seperti menyudutkanku, sempat terlintas oleh ku ingin bunuh diri namun segera Aku Urungkan niat Ku, Karena Reni pasti membenci hal tersebut, dan kakak gak perlu khawatir karena aku tidak pernah marah dengan sikap kakak, aku juga tidak pernah menaruh dendam sama sekali, bahkan aku selalu sayang kepada semua keluarga Reni, kalo kakak ingat sebulan yang lalu Desi belum bayar uang SPP dan uang laundry, sehari setelah kakak Ditelpon oleh kepala asramanya Desi, aku langsung membayarkan semuanya kak, aku membayarkan sampai Desi lulus, aku bukannya mau riya atau sombong kak, namun itu adalah bukti bahwa aku sangat menyayangi kalian, karena kalian semua kakak2 iparku dan keponakan2ku sudah bersemayam didalam hatiku agar selalu ku sayangi, sekarang aku sangat bersyukur kalo kakak sudah tidak membenciku lagi, dan kakak gak perlu merasa bersalah lagi ya..”

“Hikss…hikss…kamu. Baik banget Zaa..”

“Kakak sekarang tenang ya.. aku gak benci kok sama kakak..”

“Iya Zaa.. kakak pingin minta maaf langsung ke kamu sebenarnya, tapi kakak malu..”

“Hhmmm… yaudah kak besok saja lagi minta maaf nya, yang part 2 setelah kita ketemu.. hehe”

“Eehhh… kamu nihh bisa2nya bercanda.. Tuhh kan kakak sudah gak mood lagi buat nangis.. hhh”

“Alhamdullilah.. hehe memang kakak mau nangis terus..?”

“Yaa..ndak juga sih Zaa.. terimakasih Zaa kakak sekarang sudah mulai tenang..”

“Hehe… bagaimana kabar Ratna kak..?”

“Alhamdullilah sehat Zaa, dia sering nanyain kamu, tapi aku selalu jawab nya males2an..”

“Hummm.. pasti kakak dulu males ya nyebut atau dengar nama ku..?”

“Hehe.. dulu kan Zaa, kalo sekarang sih gak.. hehe” kalo sekarang aku pengen ketemu kamu Zaa, aku pengen peluk kamu Zaa, entahlah ini perasaan apa, tapi aku merasakan kangen banget sama kamu, ucapku dalam hati..

“Kalo sekarang gimana kak hehe..”

“Hhmm… kalo sekarang sih sudah gak males lagi, hehe..”

“Terus yang kakak rasain apa..? Hehe”

“Eehh kamu ini kayak infotaiment saja.. Hhhmm..”

“Waduh jangan marah lagi dong kak, maaf maaf, hehe..”

“Kakak gak marah, tapi kamu ini nanya2 terus.. hhmm, bikin kesel..” Ucapku berusaha membohongi hatiku, yang sebenarnya senang

“Kakak harus dibawa fiknik nih, biar gak marah2 sama judes.. hehe..”

“Memang kalo kakak judes kenapa..?hhmm”

“Hhhhmm… jodohnya seret kak.. hehehe maaf2 maaf2.. hehe”

“Oowww… hhhmm awas kalo ketemu nanti kamu kakak jewer, sudah berani ngatain kakak..”

“Ampun kak.. maaf hehe..”

“Gak ada maaf2.. awas pokoknya..”

“Tuuhh kan kakak marah lagi.. hhmmm.. hehe “

“Kamu sih.. sudah buat kakak kesel..”

“Yaudah kak Nining cantik, manis, aku minta maaf ya… yayayaya… hehe”

Deeggg… hatiku bergetar mendengar kata2 Reza, ucapannya terdengar sangat tulus, sontak membuatku adem, seperti es batu yang dilepaskan di panasnya aspal, nyessss….

“Hhmm.. awas pokoknya kalo ketemu,.. kakak jewer nanti..

yaudah Zaa, udah dulu ya Ratna mau ku ajak tidur dulu.. assalamualaikum..”

“Iyaaa kak.. Waalaikum salam.. semoga Ratna dan mamanya Ratna mimpi indah, have nice dream.. hehe”

Deggh… lagi lagi aku dibuat berdebar oleh Reza, entah lah rasa ini dulu sering aku rasakan dikala suamiku merayuku sewaktu berpacaran, hhmm… apakah Reza sudah bisa menaklukkanku…? Hhmm.. sepertinya terlalu dini untuk menyimpulkan.. ujarku dalam hati

Hal yang Sama aku rasakan seperti tadi, aku tidak marah sama sekali dan kesal pun tidak, namun aku Cuma gak bisa ngomong apa2 sewaktu Reza Menanyakan yang aku rasakan sekarang ketika mendengar atau mengingat namanya, jujur yang aku rasakan adalah BAHAGIA…

Eeehh.. tapi dari mana Reza tahu kalo Desi belum bayar uang SPP dan uang laundry, hhm.. aku tanyakan besok saja kalo ketemu.. gumam ku..



POV REZA



Alhamdullilah.. hubunganku dengan kakak2 iparku perlahan kembali baik, aku merasa sangat senang dan bahagia gairah hidupku seolah olah memuncak lagi, dan entah kenapa aku sekarang merasa kangen dengan kakak2 iparku, dulu ketika Reni masih ada, aku sangat dekat dengan semua kakak2 iparku, kami sering berbalas chat baik bercanda maupun serius saling curhat satu sama lain, dan semenjak Reni pergi hubungan itu seakan hancur dan sirna mereka berbalik menjadi membenciku, namun sekarang hubungan itu kembali membaik, itu membuat seolah olah menjadi oase didalam hatiku, aku menjadi sangat rindu kepada mereka.

Memang dari pertama kali Reni memperkenalkan ku kepada keluarga nya dulu, semua kakak iparku ini telah mencuri perhatianku, karena kecantikan dan karakteristik yang berbeda beda.. sifat kak Nining dan kak Heni hampir sama baik dari segi judesnya, ketegasannya, dan tidak bisa menahan emosi, kalo mereka marah yaudah keluarkan saja, namun mereka juga memiliki sifat yang penyayang, sedangkan Reni memiliki sifat yang hampir sama juga seperti kak fani, mereka berdua memilik hati yang lembut tidak cepat marah, periang, dan selalu ada senyuman yang mereka berikan kepada siapapun lawan bicaranya, kalaupun mereka marah dan emosi mereka akan terlebih dahulu menenangkan diri.

Sedangkan aku adalah tipe orang yang sangat mudah jatuh cinta, aku bisa mencintai satu, dua wanita bahkan lebih tanpa mengurangi porsi cintaku pada masing-masing wanita tersebut. Hal itu sekarang terjadi pada semua kakak2 iparku yang perempuan, mereka telah mencuri hatiku sedari dulu bahkan masih sampai sekarang, itu juga menjadi alasan mengapa Aku gak bisa berbalik benci kepada mereka.

Seperti hari ini kak Nining menelepon ku untuk meminta maaf, aku memang tidak pernah membalas marah kepadanya, karena alasan itu tadi dia sudah menjadi orang yang spesial buatku, dia telah mengisi satu tempat didalam hatiku.



POV HENI

Dimalam setelah kami bubar dari rumah kak Andre sebetulnya aku ingin menghubungi Reza, namun ku batalkan karena kak Nining baru saja selesai kontak2an dengannya, aku mengetahuinya setelah meminta masukan dulu kepada kak Nining, berhubung juga malam sudah lumayan larut aku takut jika mengganggu Reza.



“Ayoo sayang salam dulu ke papa..” ujarku kepada mala yang hendak berangkat sekolah

“Iya Maa, Mala berangkat dulu ya Paa, assalamualaikum..”

“Mas, aku jalan dulu ya,… oiyaa nanti kalo sempat aku mau nengokin Reza ya Paa..” kataku kepada mas Ibnu

“Ohh iya Iyaa iyaa Maa.. salam nanti ke Reza ya..” balas mas Ibnu tersenyum

“Yaudah Paa assalamualaikum..”

“Waalaikum salam....” jawab mas Ibnu sambil menyirami tanaman2nya



Diperjalanan menuju sekolahnya mala, aku terus memikirkan Reza, ternyata kamu orang yang sangat luar biasa Zaa..!! Ucapku dalam hati

sebelumnya aku membencinya bahkan untuk mengingatnya pun aku ogah dan jijik, namun sekarang sudah berubah sekarang dia sudah mendapatkan tempat di hatiku.

Sesampainya disekolah mala, aku segera mengambil tempat untuk duduk disebuah gazebo untuk sekedar beristirahat, kemudian ku ambil smartphone ku untuk menghubungi Reza.



“Assalamualaikum..” Chat ku via Wa lalu ku kirim ke Reza

Selang beberapa menit ku menunggu, akhirnya chat ku dibalas olehnya

“Waalaikum salam kak..”

“Kamu lagi ngapain Zaa..?”

“Gak lagi ngapa2in kak..🙂 kakak sendiri lagi sibuk apa sekarang?”

“Gak ada Zaa.. Biasa keseharian ku cuman antar mala sekolah..🙂

“Iyaa mala bagaimana kabarnya?? Aku kangen dia kak.. hehe..”

“Alhamdullilah sehat..🙂 kamu sih gak pernah nengokin..!”

“Gak berani kak.. takut di cuekin sama mamanya.. 😃

“Upsss… hehe.. kalo sekarang gak bakalan cuek mamanya mala Zaa..”

“Alhamdullilah… 😊😊😊

“Oiyaa Zaa.. nanti habis pulang sekolah, aku mau mampir ke rumah mu boleh..?”

“Boleh banget kak.. aku merasa bahagia kak dengarnya sumpah..😊

“Hehe kamu ini.. yaudah aku mau siap2 dulu ya kayaknya mala sudah mau bubar nih kelasnya..”

“Iya kak hati2 dijalan ya kak..😊



Rezaa rezaa… pembawaannya selalu riang dengan selalu menyelipkan guyon di setiap obrolan membuatku kadang2 tersenyum sendiri, hal itu pula yang membuatku menjadi nyaman apabila sudah bersamanya, jujur Reza sudah sejak lama telah mencuri hatiku, aku luluh dengan sikapnya, perhatiannya dan juga ketampanannya, namun semua itu bisa aku sembunyikan rapat2 karena aku sadar bahwa aku sudah berkeluarga, tapi sekarang setelah mengetahui sifatnya yang sesungguhnya dari video yang dibuat Reni, rasa itu menjadi semakin tak terkendali rasa2nya ingin meledak didalam hatiku. Hhmmm semoga saja perasaanku bisa ku kendalikan.. gumam ku dalam hati



“Sayang kita ke rumahnya om Reza ya..” ucapku kepada mala

“Aassiikkk…. Mala kangen om Reza Maa..” balas mala tersenyum bahagia

“Iya Iyaa… ayo berangkat..” mama juga kangen Reza sayang, ucapku dalam hati membalas perkataan mala

“Tapi Mala gak bawa baju renang Ma..hhmm.. mala pengen mandi dikolam nya om Reza..”

“Tenang aja sayang, mama sudah bawain kok, hehe..”

“Asikkk… ayo kalo gitu Maa, buruan..” ucap mala tidak sabaran



Segera ku arahkan motorku menuju kediamannya Reza, mala anakku tak henti2nya merasa senang karena tahu kita akan menuju rumahnya Reza terlebih lagi tahu kalo dia akan berenang.

Sesampainya dirumah Reza, pintu pagarnya secara otomatis terbuka, segera ku parkirkan motorku dan langsung mengucapkan salam..



“Assalamualaikum…”

Reza langsung membuka pintu, karena sebelumnya sudah tahu bahwa aku akan berkunjung

“Waalaikum salam,, eehh ada mala.. sini peluk dulu.. hehe”

Anakku langsung Salim ke Reza dan langsung memeluknya,

“Om Reza kenapa gak pernah nyariin mala…??”

Ucap anak ku sambil memeluk Reza, sontak Reza langsung melihat ku, dan seketika itu juga tersenyum kepadaku, duuhh senyumnya.. gumam ku dalam hati

“Hhmm… om gak mau ganggu mala dulu, kan sekarang sudah masuk sekolah, nanti kalo om nyariin mala maunya maen terus.. hehe..”

“Iihh… ehh sekarang mala sudah bisa baca looh.. hehe”

“Masak sih.. om gak percaya hehe.. coba baca tulisan dibaju om..”

“Oke siaapp.. aaa…kkuuu… cciinn..ttaa.. k..KK…aamu..”

Kata mala membaca tulisan dibajunya Reza..

“Hehe pinterr… aku juga cinta kamuu… cintaaa baget… hehe”

Balas Reza kepada mala, entah mengapa aku merasa bahagia mendengarnya,

“Hehe… ayoo om kita maen..”

“Mala maen sendiri dulu ya.. om mau ngobrol sama mamanya mala..”

“Oke om siap..”

Ucap mala langsung berlari menuju ke arah taman yang terletak di samping rumah,..”



“Ayoo kak, kita ngobrol nya di taman aja biar sekalian ngawasin mala..”

Ucap Reza kepadaku, perhatian nya selalu membuatku kagum padanya, terkadang juga aku membandingkan nya dengan mas Ibnu, dia sangat jarang memberikan perhatian2 yang ringan.. hhmm

“Iya Zaa.. ayoo…” kami pun duduk di kursi kayu, dan ternyata sudah terdapat minuman dan makanan ringan disana

“Silahkan kak diminum dulu jus nya..” ucap resa tersenyum

“Lohh.. kok sudah ada segala macam ini, kapan buatnya..?” Tanyaku tersenyum

“Iya kak, aku kan tahu kakak mau dateng, makanya sudah ku siapkan terlebih dahulu..” Jawabnya tersenyum

“Kakak minum ya Zaa.. duhh seger banget..”

“Hehe.. kakak kayaknya haus banget..”

“Iya Zaa.. Tadi dijalan panas banget, hhmm..”

“Kakak harus segera beli mobil nih.. hehe”

“Eehh… kok gitu..??”

“Iyaa kan uangnya sudah ada kak, kakak beli aja, nanti kalo mau aku yang anterin beli.. hehe”

“Iyaa Zaa, liat besok2 aja dah.. kakak belum berani ngapa2in pemberiannya Reni..” ucapku lesu

“Kenapa kak..? Kan Reni sudah memerikan nya ke kakak..”

“Iyaa kali Zaa, aku menggunakan pemberian nya Reni, sementara aku masih ada salah ke kamu..”

“Kak.. Kakak gak salah apa2 kok.. aku gak pernah marah sama kakak.. hehe”

“Tapi aku sudah membenci mu Zaa, sikap ku ke kamu sudah membuatmu setres kayak gini Zaa..”

“Tidak kak, aku gak pernah marah sama kakak, jadi gak ada yang perlu dimaafkan, hehe..”

“Tapi aku tetap Harus minta maaf ke kamu Zaa, supaya aku bisa tenang, soalnya aku gak pernah bisa tenang..” ucapku tertunduk lesu

“Baiklah kak, aku terima semua maaf kakak dengan sepenuh hati.. hehe, namun menurutku kak, permasalahan kakak jauh sebelum kakak membenciku..”

“Maksud kamu gimana Zaa …?” Tanyaku penasaran

“Aku ngeliat kakak selalu mengingkari kata hati kakak, kayaknya selama ini kakak selalu melawan kehendak hati kakak, coba sesekali kakak turutin, mungkin saja kakak bisa tenang..” ucap Reza kepadaku dengan tersenyum

“Aku bingung Zaa, harus bagaimana..”

“Kak.. terlepas dari rasa bersalah kakak kepadaku, sepengelihatan ku masalah kakak jauh sebelum itu, aku melihat kakak seperti ada yang kurang,..”

“Kurang apa memang Zaa..?”

“Hhmm maaf ya kak sebelumnya, aku melihat kakak kurang bahagia.. aku lihat kakak seperti sering melawan kemauan hati kakak, aku melihat apa yang kakak lakukan selalu bertentangan dengan hati kakak..” ujar Reza kepadaku

“Entahlah Zaa, kakak juga bingung..”

“Dan sepertinya, cuman pada saat kakak membenciku kemarin itu, hati kakak bisa kompak.. hehe”

“Iyaa Zaa, betul banget, tapi kenapa ya aku sudah minta maaf, dan kamu juga gak pernah benci sama aku, namun di hatiku seperti ada yang masih ganjal..”

“Menurutku hati kakak harus di refresh.. hehe..”

“Bagaimana caranya Zaa..?” Tanyaku penasaran

“Kakak harus selalu bahagia.. hehe”

“Bahagia kayak bagaimana Zaa?”

“Nanti serahkan ke aku kak.. hehe”

“Iihh kamu kayak dokter hati saja..” ucapku tersenyum simpul

“Hehe… kak bagaimana reaksi kakak setelah menonton vidio dari Reni ..?

“Hhmm… aku sedih banget Zaa, aku juga malu sama kamu, ternyata kamu tidak seperti yang kita2 bayangkan..” ucapku lesu

“Memangnya setelah kakak menonton vidio itu, pandangan kakak ke aku sekarang gimana.. he..”

“Hhmm… gimana ya.. kamu ternyata baik banget, kamu juga perhatian, Reni ku liat di vidio itu merasa sangat bahagia ketika menyebut namamu, entahlah bagaimana dulu kamu memperlakukan nya..”

Ucapku kepada Reza,

“Nanti kakak ku buat bahagia juga kok,.. hehe..”

“Hhh… gimana caranya Zaa..?”

“Aku akan memberi perhatian ke kakak.. hehe”

“Hee.. kamu ni bisa saja..”

balasku, namun ketika mendengar Reza yang akan memberiku perhatian, entah mengapa hatiku menjadi bahagia. Entahlah ucapku dalam hati

“Kak.. mengenai harta dan aset yang Reni berikan kepada kakak, aku sangat tidak mempermasalahkan nya, aku juga merasa senang kok, kakak gunakan saja buat keperluan kakak, dan mengenai bisnisnya Reni, aku siap kok bantu2 kakak..” ucap Reza tersenyum

“Iyaa Zaa… aku sangat2 berterimakasih banget… kamu telah mengajarkan Reni hal yang sangat luar biasa..”

“Sudah menjadi kewajiban suami, mengajarkan istrinya hal2 yang baik kak..” ucapnya tersenyum, kembali ingatanku menuju ke mas Ibnu, seolah olah aku sedang membandingkan Reza dengan mas Ibnu.

“Iya Zaa.. Memang harus begitu, nanti wanita yang bisa mengambil hatimu, pasti beruntung banget..” ucapku yang mulai tersenyum

“Aku belum kepikiran mau cari pengganti Reni kak, sebelum kakak bahagia..” hehehe

“Ehh.. kenapa harus aku.. aku bahagia kok, kan kita sudah baikan, kakak bahagia kok dengan hubungan kita kembali baik..” ucapku tersenyum

“Iyaa kak.. kakak emang senang sekarang, tapi kalo di presentase kan, kebahagiaan kakak itu kalo dari 1-100%, baru 20% saja nah aku maunya kakak bahagia 100%.. hehe”

“Hee kamu ini bisa saja, terserah kamu saja Zaa..” ucapku tersenyum



“Om.. om Reza… ayo temenin mala renang..”

ucap anak ku mala yang sedari tadi cuman bisa main trampolin dengan pakaian renangnya, dan memang dia ngebet sekali ingin renang

“Iyyaa sayang.. ini om sudah selesai ngobrol sama mama..

Kak.. aku temenin mala dulu ya..”

“Iyaa Zaa.. Aku tunggu disini saja..” balasku tersenyum



Langsung saja Reza berdiri dan melepas bajunya, setelah itu menghampiri mala menemani nya renang,.. dan entah apa yang terjadi hatiku merasa gemetar, aku pertama kali melihat pria lain bertelanjang dada selain suamiku, kulitnya yang putih, tubuhnya yang atletis dan dadanya ditumbuhi bulu2 halus , ditambah wajah yang rupawan dengan ditumbuhi janggut2 tipis, terakhir kali aku melihat janggut itu tumbuh tidak beraturan, namun sekarang sudah sangat rapi itu menambah Reza menjadi sangat maskulin.. hhmm.. lagi2 aku membanding kannya dengan mas Ibnu..



Setelah beberapa lama anakku dan Reza berenang, dengan canda tawa yang mereka lakukan, mala terlihat sangat bahagia, dan entah mengapa aku juga merasakan kebahagiaan itu, sontak hatiku merasa sedikit nyaman dan tenang, aku teringat ucapan Reza yang mengatakan kebahagiaanku baru di angkak 20%, bagaimana kalo sudah 100% yaa..? Ucapku dalam hati dan sontak aku tersenyum membayangkan itu semua..



Pukul 2 siang akhirnya aku dan mala sudah sampai dirumah, tak terasa kami menghabiskan waktu dirumah Reza 3 jam lebih lamanya, sesampainya dirumah aku menemukan suamiku duduk di kursi kayu ruang tamu dengan muka yang masam..



“Assalamualaikum..” ucapku, dan langsung menyiku tangan mas Ibnu

“Waalaikum salam.. kok lama sekali Maa, mana makan siang belum ada lagi..”

ucap mas Ibnu dengan kesal tapi dengan nada yang tidak tinggi, memang mas Ibnu kalo marah tidak pernah ber api2, dia biasanya kalo marah cuman dengan sindiran dan sikap diam dan judes, aku yang sebelumnya sudah memiliki sikap yang judes ditambah mas Ibnu juga kalo marah begitu, kadang2 kami diam2an bisa mencapai waktu selama berminggu minggu, makanya suasana bahagia, tawa dan canda sangat jarang dirumah ini..

“Iyaa mas maaf, tadi mala renang dulu dirumah nya Reza..” ucapku lemas

“Iya Maa, aku gak masalah kamu dirumah nya Reza lama atau sebentar, tapi se enggaknya kamu siapkan dulu kebutuhan suami..”

ucap mas Ibnu datar, sambil matanya dan tangannya sibuk konsentrasi memotong daun2 tanaman bonsainya..

“Iyaa sudah mas, aku beli via ojol saja ya biar cepat..” ucapku yang sudah mulai bad mood

“Iyaa.. terserah kamu saja..” ucapnya masih dengan cuek bebek



Setelah ku pesan beberapa menu lewat aplikasi ojol, aku segera menidurkan mala yang memang sudah ngantuk ketika dijalan, dan sebelumnya dia juga sudah makan buah2an dan makanan ringan ketika dirumah nya Reza.

Selang beberapa menit, pesanan makanan via ojol pun akhirnya datang, setelah itu segera ku suguhkan kepada mas Ibnu.



“Kok cuman aku.. kamu gak sama mala gak makan..?”

“Aku sama mala Masih kenyang, tadi sudah makan snack dirumahnya Reza..” balasku datar

“Iyaa sudah kalo begitu..”



Setelah itu aku meninggalkan mas Ibnu sendiri, dan langsung menuju kamar untuk segera beristirahat, baru saja aku mulai nyaman dan tenang setelah ngobrol dengan Reza, ehh gak taunya sampe rumah, malah dibikin nyesek.. ucapku dalam hati.. lalu aku mulai memejamkan mataku..
maknyus josss.....maksih suhu ku
 

POV ULFA

Setelah pulang dari rumah reza dan sesampainya dirumahku, langsung ku sampaikan kepada semua yang hadir bahwa reza sudah mengetahui dan sudah menonton sebelumnya terkait vidio yang dibuat reni, dan ku sampaikan juga bahwa reza tidak pernah menaruh dendam sama sekali kepada mereka yang terlihat membencinya, dan mengenai harta pemberian reni, reza sangat sangat tidak mempermasalahkannya, bahkan reza juga sangat senang bahwa reni telah memberikan kepada semua keluarganya yang memang sedang membutuhkan suntikan dana.

Setelah mendengar kabar itu, semua terlihat bahagia bahkan nining dan heni terlihat seperti terharu menahan air mata yang akan segera keluar, entah apa yang mereka rasakan.!!

Lalu mengenai persetubuhan ku dengan reza, aku sangat sangat menikmati dan dan sangat rela, bahkan aku tidak menyesal sama sekali, karena memang aku juga menginginkannya, aku mengakui bahwasanya semenjak dulu aku sudah terpesona dengannya, baik dari sifatnya, perhatiannya, dan juga dari fisiknya yang sangat rupawan dan menggairahkan, namun semua itu bisa aku sembunyikan, kalo saja dulu reza juga menggodaku mungkin aku juga akan memberikannya lampu hijau.. hhmm lelaki yang istimewa gumamku dalam hati..



POV NINING

Hari ini adalah hari yang penuh dengan air mata, entah itu air mata sedih, air mata bahagia, bahkan air mata karena merasa malu dan merasa sangat bersalah kepada adik iparku reza, namun kabar yang dibawa oleh kak ulfa membuatku sedikit lega, setelah mengetahui bahwa reza tidak memendam rasa amarah kepadaku, tapi masih ada yang mengganjal rasanya didalam hatiku, sebelum aku langsung meminta maaf kepada reza,

Sebenarnya aku sangat mengagumi reza, aku mengagumi nya dari segala sisi, dari sifatnya, perilakunya, bahkan dari ketampanannya, sungguh beruntung reni mendapatkan lelaki seperti reza, ucapku dalam hati.

Dikarenakan aku sudah cukup lama menjanda dengan 2 orang anak, anak ku yang pertama Desi perempuan15 tahun sekarang sedang mondok disalah satu pondok pesantren tempat ku dahulu juga pernah mondok, dan yang ke dua Ratna umurnya 2tahun dibawah Mala anak dari adikku Heni, suamiku sendiri sudah meninggal 4 tahun yang lalu pada saat dia sedang bertugas di International Agency , kala itu suamiku pergi selama 15 hari menuju negara Vietcong hendak melakukan investigasi secara diam diam mengenai kasus kudeta yang telah terjadi, namun penyamaran suamiku diketahui oleh Badan Intelegency negara tersebut, dan terjadilah baku tembak antara suamiku dan pihak militer disana, namun suamiku tidak berhasil selamat dari insiden itu.

Sebenarnya aku tidak mengetahui mengenai pekerjaan suamiku yang sebenarnya, aku hanya mengetahui bahwa dia adalah seorang pengusaha UMKM, dia mempunyai beberapa gerai martabak, setelah dia gugur di Medan tugas, barulah datang beberapa orang menemuiku dan menginformasikan bahwa suamiku telah tiada namunmayat suamiku tidak ditemukan karena telah hancur oleh ledakan bom, dan mereka juga berpesan agar aku tidak membocorkan tentang pekerjaan suamiku yang sebenarnya itu semua demi keselamatanku dan anak2ku, Setelah kejadian itu aku benar2 terpukul dan sangat setres karena aku sangat mencintai suamiku.

Namun secara perlahan aku bisa menerima kenyataan dan akhirnya bisa bangkit lagi, kehidupan ku merangkap sebagai ibu rumah tangga dan kepala rumah tangga, aku menjual semua aset milik suamiku kecuali rumah dan uang dari hasil penjualan itu ditambah uang pesangon suamiku, aku gunakan untuk membuat usaha coffe shop disebuah ruko yang aku sewa, tapi seiring dengan berjalannya waktu kebutuhanku dan anak2ku menjadi semakin bertambah uang dari usaha tersebut tidak bisa mencukupi, akhirnya aku mencari pekerjaan sampingan yaitu sebagai salles mobil.

Mengenai masalah hati, aku sudah mencoba membuka hatiku untuk lelaki lain namun tidak pernah bisa karena aku adalah tipe wanita yang tidak mudah untuk ditaklukkan dan tidak mudah untuk jatuh cinta.



Sesampainya di rumahku, aku terus kepikiran tentang rasa bersalah ku kepada Reza, aku berpikir bagaimana cara agar hubungan ku dengannya kembali baik lagi, aku harus segera minta maaf, ujarku dalam hati. Maka akupun segera mengambil smartphone ku untuk menghubungi Reza.

“P

Assalamualaikum”

Aku mengirimkan pesan kepada Reza

“Waalaikum salam, iya kak..? balas Reza

“Zaa… boleh kakak tlpon..”

“Boleh kak..🙂



Ttuuttt….ttuuuttt….

“Halo assalamualaikum kak..”

“Waalaikum salam.. Bagaimana kabarmu Zaa..?

“Alhamdullilah baik kak, Kakak gimana kabarnya..?”

“Alhamdullilah baik juga, kakak senang kamu baik2 saja... ZAAA….!!!” Suaraku mulai berat

“Iya kak.. kak Nining baik2 saja..?”

“Iya Zaa, kakak gak apa2 kok.. ZAA…. Hiks…hikss… kakak sudah jahat sama kamu, hikss.. kakak.. hikss…hikss…” tangisku pun pecah dan tidak bisa melanjutkan ucapanku…

“Kakak tenang dulu..” balas Reza berusaha menenangkan ku

“Hikss…hikss.. kakak jahat sama kamu Zaa… kakak… hikss.. hiks” tangisku tersedu sedu

“Kakak jangan bicara dulu, biar aku yang bicara, kakak dengerin baik baik yaa..”

“Hikss…hikss… iya Zaa..”

“Kak… Aku tahu kita sama sama merasa kehilangan Reni,Dengan kematiannya yang mendadak tanpa tahu terlebih dahulu penyakit yang dideritanya, menurutku sangat wajar Kalo kakak sangat marah denganku sebagai suaminya, Jujur kak aku sangat terpukul dan stres dengan kematian Reni ditambah lagi dengan sikap kakak yang seperti menyudutkanku, sempat terlintas oleh ku ingin bunuh diri namun segera Aku Urungkan niat Ku, Karena Reni pasti membenci hal tersebut, dan kakak gak perlu khawatir karena aku tidak pernah marah dengan sikap kakak, aku juga tidak pernah menaruh dendam sama sekali, bahkan aku selalu sayang kepada semua keluarga Reni, kalo kakak ingat sebulan yang lalu Desi belum bayar uang SPP dan uang laundry, sehari setelah kakak Ditelpon oleh kepala asramanya Desi, aku langsung membayarkan semuanya kak, aku membayarkan sampai Desi lulus, aku bukannya mau riya atau sombong kak, namun itu adalah bukti bahwa aku sangat menyayangi kalian, karena kalian semua kakak2 iparku dan keponakan2ku sudah bersemayam didalam hatiku agar selalu ku sayangi, sekarang aku sangat bersyukur kalo kakak sudah tidak membenciku lagi, dan kakak gak perlu merasa bersalah lagi ya..”

“Hikss…hikss…kamu. Baik banget Zaa..”

“Kakak sekarang tenang ya.. aku gak benci kok sama kakak..”

“Iya Zaa.. kakak pingin minta maaf langsung ke kamu sebenarnya, tapi kakak malu..”

“Hhmmm… yaudah kak besok saja lagi minta maaf nya, yang part 2 setelah kita ketemu.. hehe”

“Eehhh… kamu nihh bisa2nya bercanda.. Tuhh kan kakak sudah gak mood lagi buat nangis.. hhh”

“Alhamdullilah.. hehe memang kakak mau nangis terus..?”

“Yaa..ndak juga sih Zaa.. terimakasih Zaa kakak sekarang sudah mulai tenang..”

“Hehe… bagaimana kabar Ratna kak..?”

“Alhamdullilah sehat Zaa, dia sering nanyain kamu, tapi aku selalu jawab nya males2an..”

“Hummm.. pasti kakak dulu males ya nyebut atau dengar nama ku..?”

“Hehe.. dulu kan Zaa, kalo sekarang sih gak.. hehe” kalo sekarang aku pengen ketemu kamu Zaa, aku pengen peluk kamu Zaa, entahlah ini perasaan apa, tapi aku merasakan kangen banget sama kamu, ucapku dalam hati..

“Kalo sekarang gimana kak hehe..”

“Hhmm… kalo sekarang sih sudah gak males lagi, hehe..”

“Terus yang kakak rasain apa..? Hehe”

“Eehh kamu ini kayak infotaiment saja.. Hhhmm..”

“Waduh jangan marah lagi dong kak, maaf maaf, hehe..”

“Kakak gak marah, tapi kamu ini nanya2 terus.. hhmm, bikin kesel..” Ucapku berusaha membohongi hatiku, yang sebenarnya senang

“Kakak harus dibawa fiknik nih, biar gak marah2 sama judes.. hehe..”

“Memang kalo kakak judes kenapa..?hhmm”

“Hhhhmm… jodohnya seret kak.. hehehe maaf2 maaf2.. hehe”

“Oowww… hhhmm awas kalo ketemu nanti kamu kakak jewer, sudah berani ngatain kakak..”

“Ampun kak.. maaf hehe..”

“Gak ada maaf2.. awas pokoknya..”

“Tuuhh kan kakak marah lagi.. hhmmm.. hehe “

“Kamu sih.. sudah buat kakak kesel..”

“Yaudah kak Nining cantik, manis, aku minta maaf ya… yayayaya… hehe”

Deeggg… hatiku bergetar mendengar kata2 Reza, ucapannya terdengar sangat tulus, sontak membuatku adem, seperti es batu yang dilepaskan di panasnya aspal, nyessss….

“Hhmm.. awas pokoknya kalo ketemu,.. kakak jewer nanti..

yaudah Zaa, udah dulu ya Ratna mau ku ajak tidur dulu.. assalamualaikum..”

“Iyaaa kak.. Waalaikum salam.. semoga Ratna dan mamanya Ratna mimpi indah, have nice dream.. hehe”

Deggh… lagi lagi aku dibuat berdebar oleh Reza, entah lah rasa ini dulu sering aku rasakan dikala suamiku merayuku sewaktu berpacaran, hhmm… apakah Reza sudah bisa menaklukkanku…? Hhmm.. sepertinya terlalu dini untuk menyimpulkan.. ujarku dalam hati

Hal yang Sama aku rasakan seperti tadi, aku tidak marah sama sekali dan kesal pun tidak, namun aku Cuma gak bisa ngomong apa2 sewaktu Reza Menanyakan yang aku rasakan sekarang ketika mendengar atau mengingat namanya, jujur yang aku rasakan adalah BAHAGIA…

Eeehh.. tapi dari mana Reza tahu kalo Desi belum bayar uang SPP dan uang laundry, hhm.. aku tanyakan besok saja kalo ketemu.. gumam ku..



POV REZA



Alhamdullilah.. hubunganku dengan kakak2 iparku perlahan kembali baik, aku merasa sangat senang dan bahagia gairah hidupku seolah olah memuncak lagi, dan entah kenapa aku sekarang merasa kangen dengan kakak2 iparku, dulu ketika Reni masih ada, aku sangat dekat dengan semua kakak2 iparku, kami sering berbalas chat baik bercanda maupun serius saling curhat satu sama lain, dan semenjak Reni pergi hubungan itu seakan hancur dan sirna mereka berbalik menjadi membenciku, namun sekarang hubungan itu kembali membaik, itu membuat seolah olah menjadi oase didalam hatiku, aku menjadi sangat rindu kepada mereka.

Memang dari pertama kali Reni memperkenalkan ku kepada keluarga nya dulu, semua kakak iparku ini telah mencuri perhatianku, karena kecantikan dan karakteristik yang berbeda beda.. sifat kak Nining dan kak Heni hampir sama baik dari segi judesnya, ketegasannya, dan tidak bisa menahan emosi, kalo mereka marah yaudah keluarkan saja, namun mereka juga memiliki sifat yang penyayang, sedangkan Reni memiliki sifat yang hampir sama juga seperti kak fani, mereka berdua memilik hati yang lembut tidak cepat marah, periang, dan selalu ada senyuman yang mereka berikan kepada siapapun lawan bicaranya, kalaupun mereka marah dan emosi mereka akan terlebih dahulu menenangkan diri.

Sedangkan aku adalah tipe orang yang sangat mudah jatuh cinta, aku bisa mencintai satu, dua wanita bahkan lebih tanpa mengurangi porsi cintaku pada masing-masing wanita tersebut. Hal itu sekarang terjadi pada semua kakak2 iparku yang perempuan, mereka telah mencuri hatiku sedari dulu bahkan masih sampai sekarang, itu juga menjadi alasan mengapa Aku gak bisa berbalik benci kepada mereka.

Seperti hari ini kak Nining menelepon ku untuk meminta maaf, aku memang tidak pernah membalas marah kepadanya, karena alasan itu tadi dia sudah menjadi orang yang spesial buatku, dia telah mengisi satu tempat didalam hatiku.



POV HENI

Dimalam setelah kami bubar dari rumah kak Andre sebetulnya aku ingin menghubungi Reza, namun ku batalkan karena kak Nining baru saja selesai kontak2an dengannya, aku mengetahuinya setelah meminta masukan dulu kepada kak Nining, berhubung juga malam sudah lumayan larut aku takut jika mengganggu Reza.



“Ayoo sayang salam dulu ke papa..” ujarku kepada mala yang hendak berangkat sekolah

“Iya Maa, Mala berangkat dulu ya Paa, assalamualaikum..”

“Mas, aku jalan dulu ya,… oiyaa nanti kalo sempat aku mau nengokin Reza ya Paa..” kataku kepada mas Ibnu

“Ohh iya Iyaa iyaa Maa.. salam nanti ke Reza ya..” balas mas Ibnu tersenyum

“Yaudah Paa assalamualaikum..”

“Waalaikum salam....” jawab mas Ibnu sambil menyirami tanaman2nya



Diperjalanan menuju sekolahnya mala, aku terus memikirkan Reza, ternyata kamu orang yang sangat luar biasa Zaa..!! Ucapku dalam hati

sebelumnya aku membencinya bahkan untuk mengingatnya pun aku ogah dan jijik, namun sekarang sudah berubah sekarang dia sudah mendapatkan tempat di hatiku.

Sesampainya disekolah mala, aku segera mengambil tempat untuk duduk disebuah gazebo untuk sekedar beristirahat, kemudian ku ambil smartphone ku untuk menghubungi Reza.



“Assalamualaikum..” Chat ku via Wa lalu ku kirim ke Reza

Selang beberapa menit ku menunggu, akhirnya chat ku dibalas olehnya

“Waalaikum salam kak..”

“Kamu lagi ngapain Zaa..?”

“Gak lagi ngapa2in kak..🙂 kakak sendiri lagi sibuk apa sekarang?”

“Gak ada Zaa.. Biasa keseharian ku cuman antar mala sekolah..🙂

“Iyaa mala bagaimana kabarnya?? Aku kangen dia kak.. hehe..”

“Alhamdullilah sehat..🙂 kamu sih gak pernah nengokin..!”

“Gak berani kak.. takut di cuekin sama mamanya.. 😃

“Upsss… hehe.. kalo sekarang gak bakalan cuek mamanya mala Zaa..”

“Alhamdullilah… 😊😊😊

“Oiyaa Zaa.. nanti habis pulang sekolah, aku mau mampir ke rumah mu boleh..?”

“Boleh banget kak.. aku merasa bahagia kak dengarnya sumpah..😊

“Hehe kamu ini.. yaudah aku mau siap2 dulu ya kayaknya mala sudah mau bubar nih kelasnya..”

“Iya kak hati2 dijalan ya kak..😊



Rezaa rezaa… pembawaannya selalu riang dengan selalu menyelipkan guyon di setiap obrolan membuatku kadang2 tersenyum sendiri, hal itu pula yang membuatku menjadi nyaman apabila sudah bersamanya, jujur Reza sudah sejak lama telah mencuri hatiku, aku luluh dengan sikapnya, perhatiannya dan juga ketampanannya, namun semua itu bisa aku sembunyikan rapat2 karena aku sadar bahwa aku sudah berkeluarga, tapi sekarang setelah mengetahui sifatnya yang sesungguhnya dari video yang dibuat Reni, rasa itu menjadi semakin tak terkendali rasa2nya ingin meledak didalam hatiku. Hhmmm semoga saja perasaanku bisa ku kendalikan.. gumam ku dalam hati



“Sayang kita ke rumahnya om Reza ya..” ucapku kepada mala

“Aassiikkk…. Mala kangen om Reza Maa..” balas mala tersenyum bahagia

“Iya Iyaa… ayo berangkat..” mama juga kangen Reza sayang, ucapku dalam hati membalas perkataan mala

“Tapi Mala gak bawa baju renang Ma..hhmm.. mala pengen mandi dikolam nya om Reza..”

“Tenang aja sayang, mama sudah bawain kok, hehe..”

“Asikkk… ayo kalo gitu Maa, buruan..” ucap mala tidak sabaran



Segera ku arahkan motorku menuju kediamannya Reza, mala anakku tak henti2nya merasa senang karena tahu kita akan menuju rumahnya Reza terlebih lagi tahu kalo dia akan berenang.

Sesampainya dirumah Reza, pintu pagarnya secara otomatis terbuka, segera ku parkirkan motorku dan langsung mengucapkan salam..



“Assalamualaikum…”

Reza langsung membuka pintu, karena sebelumnya sudah tahu bahwa aku akan berkunjung

“Waalaikum salam,, eehh ada mala.. sini peluk dulu.. hehe”

Anakku langsung Salim ke Reza dan langsung memeluknya,

“Om Reza kenapa gak pernah nyariin mala…??”

Ucap anak ku sambil memeluk Reza, sontak Reza langsung melihat ku, dan seketika itu juga tersenyum kepadaku, duuhh senyumnya.. gumam ku dalam hati

“Hhmm… om gak mau ganggu mala dulu, kan sekarang sudah masuk sekolah, nanti kalo om nyariin mala maunya maen terus.. hehe..”

“Iihh… ehh sekarang mala sudah bisa baca looh.. hehe”

“Masak sih.. om gak percaya hehe.. coba baca tulisan dibaju om..”

“Oke siaapp.. aaa…kkuuu… cciinn..ttaa.. k..KK…aamu..”

Kata mala membaca tulisan dibajunya Reza..

“Hehe pinterr… aku juga cinta kamuu… cintaaa baget… hehe”

Balas Reza kepada mala, entah mengapa aku merasa bahagia mendengarnya,

“Hehe… ayoo om kita maen..”

“Mala maen sendiri dulu ya.. om mau ngobrol sama mamanya mala..”

“Oke om siap..”

Ucap mala langsung berlari menuju ke arah taman yang terletak di samping rumah,..”



“Ayoo kak, kita ngobrol nya di taman aja biar sekalian ngawasin mala..”

Ucap Reza kepadaku, perhatian nya selalu membuatku kagum padanya, terkadang juga aku membandingkan nya dengan mas Ibnu, dia sangat jarang memberikan perhatian2 yang ringan.. hhmm

“Iya Zaa.. ayoo…” kami pun duduk di kursi kayu, dan ternyata sudah terdapat minuman dan makanan ringan disana

“Silahkan kak diminum dulu jus nya..” ucap resa tersenyum

“Lohh.. kok sudah ada segala macam ini, kapan buatnya..?” Tanyaku tersenyum

“Iya kak, aku kan tahu kakak mau dateng, makanya sudah ku siapkan terlebih dahulu..” Jawabnya tersenyum

“Kakak minum ya Zaa.. duhh seger banget..”

“Hehe.. kakak kayaknya haus banget..”

“Iya Zaa.. Tadi dijalan panas banget, hhmm..”

“Kakak harus segera beli mobil nih.. hehe”

“Eehh… kok gitu..??”

“Iyaa kan uangnya sudah ada kak, kakak beli aja, nanti kalo mau aku yang anterin beli.. hehe”

“Iyaa Zaa, liat besok2 aja dah.. kakak belum berani ngapa2in pemberiannya Reni..” ucapku lesu

“Kenapa kak..? Kan Reni sudah memerikan nya ke kakak..”

“Iyaa kali Zaa, aku menggunakan pemberian nya Reni, sementara aku masih ada salah ke kamu..”

“Kak.. Kakak gak salah apa2 kok.. aku gak pernah marah sama kakak.. hehe”

“Tapi aku sudah membenci mu Zaa, sikap ku ke kamu sudah membuatmu setres kayak gini Zaa..”

“Tidak kak, aku gak pernah marah sama kakak, jadi gak ada yang perlu dimaafkan, hehe..”

“Tapi aku tetap Harus minta maaf ke kamu Zaa, supaya aku bisa tenang, soalnya aku gak pernah bisa tenang..” ucapku tertunduk lesu

“Baiklah kak, aku terima semua maaf kakak dengan sepenuh hati.. hehe, namun menurutku kak, permasalahan kakak jauh sebelum kakak membenciku..”

“Maksud kamu gimana Zaa …?” Tanyaku penasaran

“Aku ngeliat kakak selalu mengingkari kata hati kakak, kayaknya selama ini kakak selalu melawan kehendak hati kakak, coba sesekali kakak turutin, mungkin saja kakak bisa tenang..” ucap Reza kepadaku dengan tersenyum

“Aku bingung Zaa, harus bagaimana..”

“Kak.. terlepas dari rasa bersalah kakak kepadaku, sepengelihatan ku masalah kakak jauh sebelum itu, aku melihat kakak seperti ada yang kurang,..”

“Kurang apa memang Zaa..?”

“Hhmm maaf ya kak sebelumnya, aku melihat kakak kurang bahagia.. aku lihat kakak seperti sering melawan kemauan hati kakak, aku melihat apa yang kakak lakukan selalu bertentangan dengan hati kakak..” ujar Reza kepadaku

“Entahlah Zaa, kakak juga bingung..”

“Dan sepertinya, cuman pada saat kakak membenciku kemarin itu, hati kakak bisa kompak.. hehe”

“Iyaa Zaa, betul banget, tapi kenapa ya aku sudah minta maaf, dan kamu juga gak pernah benci sama aku, namun di hatiku seperti ada yang masih ganjal..”

“Menurutku hati kakak harus di refresh.. hehe..”

“Bagaimana caranya Zaa..?” Tanyaku penasaran

“Kakak harus selalu bahagia.. hehe”

“Bahagia kayak bagaimana Zaa?”

“Nanti serahkan ke aku kak.. hehe”

“Iihh kamu kayak dokter hati saja..” ucapku tersenyum simpul

“Hehe… kak bagaimana reaksi kakak setelah menonton vidio dari Reni ..?

“Hhmm… aku sedih banget Zaa, aku juga malu sama kamu, ternyata kamu tidak seperti yang kita2 bayangkan..” ucapku lesu

“Memangnya setelah kakak menonton vidio itu, pandangan kakak ke aku sekarang gimana.. he..”

“Hhmm… gimana ya.. kamu ternyata baik banget, kamu juga perhatian, Reni ku liat di vidio itu merasa sangat bahagia ketika menyebut namamu, entahlah bagaimana dulu kamu memperlakukan nya..”

Ucapku kepada Reza,

“Nanti kakak ku buat bahagia juga kok,.. hehe..”

“Hhh… gimana caranya Zaa..?”

“Aku akan memberi perhatian ke kakak.. hehe”

“Hee.. kamu ni bisa saja..”

balasku, namun ketika mendengar Reza yang akan memberiku perhatian, entah mengapa hatiku menjadi bahagia. Entahlah ucapku dalam hati

“Kak.. mengenai harta dan aset yang Reni berikan kepada kakak, aku sangat tidak mempermasalahkan nya, aku juga merasa senang kok, kakak gunakan saja buat keperluan kakak, dan mengenai bisnisnya Reni, aku siap kok bantu2 kakak..” ucap Reza tersenyum

“Iyaa Zaa… aku sangat2 berterimakasih banget… kamu telah mengajarkan Reni hal yang sangat luar biasa..”

“Sudah menjadi kewajiban suami, mengajarkan istrinya hal2 yang baik kak..” ucapnya tersenyum, kembali ingatanku menuju ke mas Ibnu, seolah olah aku sedang membandingkan Reza dengan mas Ibnu.

“Iya Zaa.. Memang harus begitu, nanti wanita yang bisa mengambil hatimu, pasti beruntung banget..” ucapku yang mulai tersenyum

“Aku belum kepikiran mau cari pengganti Reni kak, sebelum kakak bahagia..” hehehe

“Ehh.. kenapa harus aku.. aku bahagia kok, kan kita sudah baikan, kakak bahagia kok dengan hubungan kita kembali baik..” ucapku tersenyum

“Iyaa kak.. kakak emang senang sekarang, tapi kalo di presentase kan, kebahagiaan kakak itu kalo dari 1-100%, baru 20% saja nah aku maunya kakak bahagia 100%.. hehe”

“Hee kamu ini bisa saja, terserah kamu saja Zaa..” ucapku tersenyum



“Om.. om Reza… ayo temenin mala renang..”

ucap anak ku mala yang sedari tadi cuman bisa main trampolin dengan pakaian renangnya, dan memang dia ngebet sekali ingin renang

“Iyyaa sayang.. ini om sudah selesai ngobrol sama mama..

Kak.. aku temenin mala dulu ya..”

“Iyaa Zaa.. Aku tunggu disini saja..” balasku tersenyum



Langsung saja Reza berdiri dan melepas bajunya, setelah itu menghampiri mala menemani nya renang,.. dan entah apa yang terjadi hatiku merasa gemetar, aku pertama kali melihat pria lain bertelanjang dada selain suamiku, kulitnya yang putih, tubuhnya yang atletis dan dadanya ditumbuhi bulu2 halus , ditambah wajah yang rupawan dengan ditumbuhi janggut2 tipis, terakhir kali aku melihat janggut itu tumbuh tidak beraturan, namun sekarang sudah sangat rapi itu menambah Reza menjadi sangat maskulin.. hhmm.. lagi2 aku membanding kannya dengan mas Ibnu..



Setelah beberapa lama anakku dan Reza berenang, dengan canda tawa yang mereka lakukan, mala terlihat sangat bahagia, dan entah mengapa aku juga merasakan kebahagiaan itu, sontak hatiku merasa sedikit nyaman dan tenang, aku teringat ucapan Reza yang mengatakan kebahagiaanku baru di angkak 20%, bagaimana kalo sudah 100% yaa..? Ucapku dalam hati dan sontak aku tersenyum membayangkan itu semua..



Pukul 2 siang akhirnya aku dan mala sudah sampai dirumah, tak terasa kami menghabiskan waktu dirumah Reza 3 jam lebih lamanya, sesampainya dirumah aku menemukan suamiku duduk di kursi kayu ruang tamu dengan muka yang masam..



“Assalamualaikum..” ucapku, dan langsung menyiku tangan mas Ibnu

“Waalaikum salam.. kok lama sekali Maa, mana makan siang belum ada lagi..”

ucap mas Ibnu dengan kesal tapi dengan nada yang tidak tinggi, memang mas Ibnu kalo marah tidak pernah ber api2, dia biasanya kalo marah cuman dengan sindiran dan sikap diam dan judes, aku yang sebelumnya sudah memiliki sikap yang judes ditambah mas Ibnu juga kalo marah begitu, kadang2 kami diam2an bisa mencapai waktu selama berminggu minggu, makanya suasana bahagia, tawa dan canda sangat jarang dirumah ini..

“Iyaa mas maaf, tadi mala renang dulu dirumah nya Reza..” ucapku lemas

“Iya Maa, aku gak masalah kamu dirumah nya Reza lama atau sebentar, tapi se enggaknya kamu siapkan dulu kebutuhan suami..”

ucap mas Ibnu datar, sambil matanya dan tangannya sibuk konsentrasi memotong daun2 tanaman bonsainya..

“Iyaa sudah mas, aku beli via ojol saja ya biar cepat..” ucapku yang sudah mulai bad mood

“Iyaa.. terserah kamu saja..” ucapnya masih dengan cuek bebek



Setelah ku pesan beberapa menu lewat aplikasi ojol, aku segera menidurkan mala yang memang sudah ngantuk ketika dijalan, dan sebelumnya dia juga sudah makan buah2an dan makanan ringan ketika dirumah nya Reza.

Selang beberapa menit, pesanan makanan via ojol pun akhirnya datang, setelah itu segera ku suguhkan kepada mas Ibnu.



“Kok cuman aku.. kamu gak sama mala gak makan..?”

“Aku sama mala Masih kenyang, tadi sudah makan snack dirumahnya Reza..” balasku datar

“Iyaa sudah kalo begitu..”



Setelah itu aku meninggalkan mas Ibnu sendiri, dan langsung menuju kamar untuk segera beristirahat, baru saja aku mulai nyaman dan tenang setelah ngobrol dengan Reza, ehh gak taunya sampe rumah, malah dibikin nyesek.. ucapku dalam hati.. lalu aku mulai memejamkan mataku..
Mantap, nunggu eksekusi berikutnya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd