Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Work is work, sex is sex [Tamat]

Saya ingin meng-explore cerita tentang rekan-rekan kerja Ted dan Nita, apakah tertarik?

  • Ya

  • Tidak


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Chapter XVIII
New Days



Good sleep, itu yang aku butuhkan saat ini, setelah dua hari yang melelahkan batin ku ini, akhirnya aku paling tidak bisa lega sejenak, walaupun tanggung jawab itu tidak hilang, paling tidak aku tahu saudaraku memihak padaku untuk saat ini. Dari kondisi sekarang memang tidak ada pilihan paling aman selain kembali bersama keluargaku, kembali dalam perusahaan milik ayah. Tapi bagaimana dengan cita-citaku, bagaimana dengan yang ingin aku capai ini, aku harus merelakannya dan kembali ataukah masih ada jalan lain.

Pikiran itu berputar dalam benakku, terus dan menerus, namun sepertinya tubuhku yang belum pulih benar dan pikiranku yang berat membuatku terlelap dalam tidurku, lebih cepat dari biasanya.

***

Pukul 0600

Astaga aku telat, alarmku sudah terus berbunyi dari tadi, aku baru terbangun sekarang, segera ku matikan alarm yang mengganggu itu, dan terduduk di tempat tidurku. AStaga kulihat beberapa pesan dari Nita, dia mencariku sejak semalam, aku terlalu lelah untuk membalasnya semalam. Aku baru saja akan membalasnya, tapi terdengar dari luar suara cangkir, televisi dan aroma kopi dari luar.

Nita tidak pernah membuatkanku kopi sebelumnya, dan dia tidak minum kopi, apa mungkin ko Alex semalam menginap di sini, aku sudah tidak mengeceknya saat aku pulang kemarin. Aku berjalan ke depan dan membuka pintu kamarku.

“JIE!”, aku terkejut, ternyata yang sedang duduk di ruang tamuku sambil menonton tv pagi adalah Jie Crys.

“Apa yang kamu lakukan disini, dan bagaimana kamu bisa masuk!?”, bertanya dengan terkejut, dan aku baru memperhatikannya dia hanya mengenakkan kemeja kebesaran dan celana pendek di bawahnya, dia sepertinya tidur di sini.

“I lose my flight… And you should change your PIN”, jawabnya dengan santai dan meneguk kopinya dengan santai pula. Semalam dia tidur di kamar tamuku, dia masuk tanpa izin, dan tidak memberitahuku, bahkan tidak ada pesan singkat. Tapi yang benar saja, PIN ini memang akan sangat mudah di tebak oleh mereka, ah aku harus menggantinya kalau tidak sepertinya hidupku beberapa saat kedepan akan sering di ganggu oleh mereka.

Lalu aku mendengar bunyi air dari kamar mandi tamu di kamar sebelah, rupanya ada orang lain lagi di kamar sebelah, siapa lagi yang ada, aku tampak bingung dan menoleh ke arah kamar.

“Alex juga tidur di sini semalam!”, jawab Jie Crys dengan santai juga dan menikmati berita pagi di TV, kalau ko Alex sudah hal biasa dia menginap di apartementku, tapi jie Crys yang sama sekali aku tidak bayangkan ada di sini, dan ku temui di pagi hari. Shit! Mimpi apa aku semalam.

“Paling tidak beri tahu aku kalau kalian ingin bermalam di sini”, sambil aku menghela nafas panjang, lalu aku berlalu menyiapkan sarapanku yang akan ku panaskan di microwaveku, dan ku tinggal mandi, kalau tidak aku tidak akan sempat untuk ke kantor.

“Kalian mau sarapan di sini?”, tanyaku kepada JIe Crys namun dengan suara agak lantang agar ko Alex juga bisa mendengarku.

“Boleh”, jawab Jie Crys singkat, dan sepertinya akan menghabiskan suplay sarapanku, biarlah lagipula sudah jarang kami makan bersama seperti ini dalam kondisi “rumah”. Aku akhirnya memasukkan porsi yang maksimal dan bisa di tampung oleh microwaveku, dan sepertinya tidak maksimal juga untuk sarapan kami.

“Jagain ya Jie, aku mandi dulu”, dia hanya mengangguk dan tetap menonton tv, walau sebenarnya yang dia tonton itu chanel Bloomberg, yang kadang aku juga tidak mengerti apa yang dibicarakan, dan aku sepertinya harus mulai mempelajarinya.

Sehabis mandi, aku keluar sudah dengan pakaian kantorku, bersih dan rapi tentunya. Aku melihat JIe Crys sedang menyiapkan meja makan dan ko Alex sedang membuat kopi, kadang aku lupa kalau Jie Crys dulu adalah seorang gadis yang feminim juga, walaupun juga tangguh di saat yang bersamaan. Kami dididik untuk benar-benar mandiri dan bisa melakukan apapun. Untung saja meja makanku aku beli satu set dengan 4 kursi kalau tidak kami tidak akan bisa duduk bersama di meja makan ini.

Sarapan yang kupanaskan ini hanya potongan daging ayam panggang dan pasta, jadinya tidak begitu banyak karena mangkuk pastanya cukup mengambil tempat di microwave, jadinya hanya ala kadarnya yang berhasil di panaskan. Kami pun duduk sarapan bersama, rasanya sudah lama sekali tidak seperti ini, hanya kami bertiga bersama.

“Sudah lama ya tidak sarapan bareng seperti ini”, celetuk Ko Alex sambil menyantap sarapannya.

“Iya… mungkin sudah beberapa tahun yang lalu”, sambung Jie Crys melihat kami berdua.

“Kita harus sering-sering melakukan ini”, sambungku lagi, sambil tersenyum kepada mereka berdua, aku tetap saja seorang adik kecil bagi mereka berdua, aku seolah menjadi anak-anak lagi jika bersama dengan mereka, mendengar ucapanku itu Ko Alex dan Jie Crys tersenyum dan tertawa kecil.

“Andai saja kita memiliki waktu sebebas itu, aku juga mau seperti itu”, jawab Jie Crys, sambil tertunduk dan melanjutkan makannya.

“Kita mungkin harus menyediakan waktu itu, karena hanya keluargalah yang kita miliki, dan paling berharga”, sambung ko Alex, dia tampak bersemangat dengan idenya itu, benar juga memang yang paling berharga adalah keluarga, dan kami para saudara itulah kami yang akan saling melindungi, bukankah begitu.

“Biar aku yang akan mengaturnya nanti, biar kita bisa sering berkumpul seperti ini”, sambung ko Alex lagi dan menajutkan makannya.

Terdengar bunyi PIN pintu ku yang ditekan, bip…bip…bip… dan terbukalah pintuku, kami bertiga berhenti makan sejenak dan menjulurkan kepala kami ke arah pintu, posisi ko alex yang membelakangi pintu, dan aku yang berada di kirinya langsung berhadapan dengan pintu dan jie Crys di sampingku lagi, kepala kami bertiga melihat ke arah pintu hampir bersamaan.

Rupanya itu Nita, dia terlihat terkejut dan terdiam di pintu, sama terkejutnya dengan Ko Alex dan Jie Crys. Kemudian Jie Crys menarik tubuhnya dan kembali melanjutkan makannya, begitupun dengan ko Alex.

“Hai”, aku menyapa Nita dan membuyarkannya dari lamunannya, dia sepertinya gelagapan dan tidak tahu harus merespon apa.

“Selamat Pagi”, dengan nada sedikit kagok, ini bukan momen yang tepat tentunya bertemu dengan keluagaku seperti ini, agak mengejutkan sebenarnya. Ko Alex dan JIe Crys membalasnya dengan ucapan selamat pagi bersamaan, tapi mereka berdua tetap makan.

“Ayo gabung sini sarapan dulu”, sambung ko Alex, dia memang selalu tahu cara mencairkan suasana, dengan masih gelagapan Nita meletakkan barangnya di dekat rak sepatu, dan aku mengambilkannya pirik dan peralatan makan agar dia bisa ikut bergabung bersama kami.

“So, you are Anita?”, ko Alex memulai pembicaraan pagi yang berat ini, dan terasa Jie Crys memperhatikan Nita dari atas ke bawah sejak dia masuk walau tidak langsung.

“Iya, senang bertemu dengan kalian”, lalu ko Alex menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

“Alexander”, menyebut namanya dan menjabat tangan Nita, lalu Nita dengan refleks lalu mengalihkan tangannya ke Jie Crys, aku takut Jie Crys tidak akan menjabat tangan Nita, tapi sepertinya ketakutanku hilang saat Jie Crys juga menyambut salam dari Nita.

“Crystal”, sepertinya dia menjabat tangan Nita cukup kencang dan kokoh, terlihat dari ekspresi Nita yang sedikit terkejut, dan seperti tidak terjadi apa-apa mereka melanjutkan makannya.

Ko Alex telah selesai, dia memang cukup cepat kalau masalah makan, dan dia mulai berbincang bersama dengan Nita, seputaran kerjan, seputaran Nita dan tentang diriku, seperti aku sedang tidak ada di sana. Jie Crys sepertinya berusaha cuek dan tetap tidak menghiraukan Nita.

“I can see why Ted likes you”, ucapan yang terlontar dari mulut ko Alex itu menarik perhatian Jie Crys dan juga aku, kalimat itu juga membuat Nita tertunduk malu, dan sepertinya wajahnya sedikit memerah.

“My little brother is a man now, and quite popular with girl(s)”, dengan ‘s’ yang tersembunyi aku tidak yakin Nita tidak mendengar bunyi ‘s’ itu, atau mungkin dia masih grogi dan tidak mendengar itu. Aku berusaha mengalihkan pembicaraan, karena sepertinya Ko Alex sudah mulai ngeledek.

“Ayo sudah waktunya berangkat nih, nanti malah telat lagi ngantornya”, jawabku sambil berdiri dan mengambil piring-piring yang sudah kosong di depan mereka semua, dan beralih membawanya ke dapur. Nita pun ikut bergegas berdiri bersamaku, dan bersiap untuk meninggalkan apartemantku.

“Kami berangkat dulu, perhatikan air dan listrikku, nanti tagihanku melunjak”, sambil berlalu meninggalkan ko Alex dan Jie Crys di apartementku. Sebelum aku menutup pintu aku masih sempat melihat Jie Crys mengacungkan jari tengahnya padaku, dan aku yakin dia akan melakukan hal sebaliknya dari yang ku katakan barusan.

***

Dalam lift, aku dan Nita saling bertatapan, dia sepertinya masih tidak percaya baru saja bertemu kedua kakakku di apartementku sepagi ini.

“Aku masih deg- degan loh, kamu ngak kasih tahu kalau Koko Jiejie mu ada di sini”, sambil tangannya mencubit lengan atasku dan membuatku meringis karena terkejut.

“Ouch”, lalu aku sambil tersenyum kecil dan masih menggosok lenganku.

“Kamu ngak papa kan kecelakaan kemarin”, sambil memegangiku dan memperhatikan seluruh tubuhku dan wajahku, Nita tampak kawatir dan baru tersadar dari shock kedua kakakku.

“Wajahmu sedikit lebab, yang lain gimana?”, tanya lagi setelah memperhatikan wajahku, mengusapnya dengan tangannya yang lembut.

“yang lain tidak apa-apa sayang, hanya terkilir sedikit, kemarin diurut juga sudah oke”, sambil memeluk Niita sejenak sebelum pintu lift kami terbuka.

“Mereka baik ya, mendengar kamu kecelakaan mereka langsung datang?”, kata Nita sambil berjalan menuju parkiran. Andai saja kamu tahu Nita, yang membuatku babak belur itu Jie Crys, apa kamu masih bilang dia baik.

“Tidak juga kok, kebetulan saja mereka ada kerjaan di sini”, jawabku dengan santai, dan akupun mengambil helmku di satpam.

“Ted, naik mobil saja, kamu kan habis kecelakaan, biar aku saja yang supirin”, tiba-tiba terdengar suara Nita Saat aku akan mengambil helm, Nita terlalu kawatir padaku, padahal aku berbohong padanya, aku merasa bersalah padanya.

“Tidak apa-apa, aku kemarin juga sudah lancar bawa motornya”, sambil tetap mengambil helmku. Nita kemudian menghampiriku dan mengecup sekejap pipi kiriku yang lebab, dan dia pun berbisik padaku.

“Biar cepat sembuh”, dia pun berlalu sambil tersenyum.

***

Pekerjaan kantor berjalan kurang lebih seperti biasa, walau mereka sempat heboh mendengar kabarku kecelakaan, dan bertanya sana sini, dan dengan kronologi palsu yang ku jelaskan ya akhirnya sudah berlalulah di pagi itu dengan interview kecelakaan fiktif itu.

Elly (karena di kantor) juga tidak kalah hebohnya, dia ikut berakting denganku. Elly juga sengaja ekstra perhatian padaku di hadapan Nita, sengaja untuk memancing cemburunya, dan hal itu berhasil. Terlihat Nita sendiri salah tingkah melihat Elly mengusapku dan juga beberapa kali membantuku mengambil file yang sebenarnya bisa kulakukan sendiri.

Nita terlihat jadi panas dingin sendiri, hal ini membuat Elly keranjingan dan tertawa cekikikan sendiri.

Break makan siang sudah dekat, Nita menawariku makan siang bersama, dia tidak membuatkanku bekal hari ini, katanya dia ingin mengajakku makan di lesehan yang baru buka dekat kantor. Tentu saja aku terima dengan senang hati, tapi tiba-tiba yang lainnya juga ingin makan siang disana, katanya baru buka, dan akhirnya kami pergi bersama.

Setibanya kami di sana tempat itu cukup ramai, dan padat tentunya. Setelah sedikit berkutat dengan pengunjung lain akhirnya kami bersembilan berhasil mendapatkan satu meja panjang yang muat kami semua. Yang entah bagaimana akhrinya aku duduk diapit oleh Nita dan Elly.

Posisi yang serbasalah lagi ini, tapi sudah tidak bisa bergerak dan berpindah lagi. Kami jadinya memesan berbagai lauk dan di letakkan di tengah untuk di coba bersama, jadi bisa merasakan semua rasa masakan disini. Karena itu kami jadinya mengambil lauk ke piring kami masing-masing, dan Elly mulai duluan dengan mengambilkan sedikit ke piringku, di susul Nita yang tidak mau kalah, begitu seterusnya dan akhirnya mereka berdua berlebihan, hingga nasi di piringku tidak terlihat.

Sepertinya mereka membuat persaingan mereka sekarang ke ranah publik dan semua orang tahu mereka sedang mengincarku, sepertinya pertaruhanku dengan Pak Stanly akan batal karena kelakuan mereka. Tim yang lain hanya tertawa melihat kelakuan mereka berdua, tampak seperti mereka sedang bercanda dan bersenda gurau dalam memperebutkan perhatianku, aku jadi serba salah juga.

Pak Stanly yang duduk di pojok hanya memperhatikan dan tidak menegur sama sekali, malah hanya tertawa kecil, bersama dengan Mbak Claudia, kapan juga mereka duduk bersama ya. Tim yang lain juga hanya cengengesan, mereke sepertinya melihat Elly hanya sengaja bercanda untuk membuat Nita jengkel.

Nita tampak mulai gusar dengan perlakuan Elly tapi malah mulai tertawa juga melihat nasibku yang mendapat perhatian lebih, dan tertawa kecil melihat tingkah Elly, dan membuat Nita dan Elly sepertinya malah sengaja mengerjaiku. Aku jadinya yang semakin seba salah.

Nasibku bisa gawat kalau Nita dan Elly bersatu dan mengerjaiku, atau mereka bersatu untuk menghajarku, atau bersatu di ranjang, yang terakhir adalah salah satu persatuan yang sepertinya tidak akan pernah terjadi.

Tapi untuk siang hari ini aku cukup menikmati perlakuan mereka dan akhirnya aku bisa makan banyak, tapi harus di bakar banyak juga sebentar malam dengan latihan yang lebih intens dan keras tentunya. Aku sudah harus juga mengubah mode latihanku dari yang selama ini hanya itu-itu saja, harus aku tingkatkan agar bisa mengejar ketinggalanku dari Jie Crys.

Setelah makan siang yang intens ini, sepertinya tiba-tiba saja Elly dan Nita menemukan persamaan mereka, aku. Mereka tampak mengobrol bersama di kantor, walau sepertinya masih ada jarak di antara mereka tetap saja aku senang melihat mereka sudah bisa akrab, atau aku mesti kawatir, entahlah.

***

Akhirnya pulang kantor, dan rekan-rekan lain sudah bersiap meninggalkan kantor, sedangkan aku sendiri maish harus menyelesaikan beberapa tugasku yang belum selesai.

“Ted, tidak pulang dulu, kamu belum pulih bener kan?”, tanya pak Stanly yang nampaknya sedikit peduli pada anak buahnya ini. Ruangan saat itu hanya menyisakan Aku, Pak Stanly dan Mbak Claudia, sepertinya mereka masih mengecek dokumen dari cabang lain.

“Nanti dulu pak, tanggung tinggal sedikit yang mau ku selesaikan”, sambil kembali mengecek dokumen yang ada di hadapanku, memang tinggal sedikit lagi selesai hanya saja memang rasanya sudah kaku pinggangku karena belum bergerak dari balik makan siang tadi.

Selang beberapa saat kemudian, akhirnya kerjaan ku kelar juga, tidak terasa rupanya sudah pukul 1750, sedikit lagi 1800, rasanya aku akan langsung ke dojo kalau begini. Tapi sepertinya cadangan gi ku masih belum aku letakkan di dojo, kalau seperti itu tidak ada cadangan di dojo dong, jadinya mesti balik dulu baru ke dojo.

“Pak Stan, Mbak Claudia, aku duluan ya udah kelar nih”, aku lalu mengangkat tasku dan segera bergegas untuk ke bawah biar latihannya keburu, daripada tertinggal, nanti tidak enak sama junior, masa seniornya telat. Ruangan lantaiku sudah di matikan lampunya kecuali ruangan kami, biasa para OB sebelum pulang sudah mematikan semuanya termasuk lampu toilet juga, jadi kami agak remang-remang jalan dari ruangan ke lift.

Akupun segera menuju motorku, dan ternyata saat aku mencari kunciku aku tidak menemukannya, sepertinya tertinggal di atas, jadinya aku mesti naik lagi nih. Tapi sebelum naik aku cari dulu lebih teliti dalam tasku, celana, kantong jaket, kantong baju, ternyata memang tidak ada, akhirnya naiklah kembali lantai atas.

Akhirnya aku naik kembali menggunakan lift, dan saat masuk dalam ruangan sepertinya tinggal pak Stanly sendiri, mbak Claudia sudah tidak kelihatan lagi.

“Kamu balik lagi?”, tanya Pak Stanly padaku.

“Iya pak, kunci motorku”, sambil aku mencari-cari di mejaku, dan dengan segera aku temukan kunciku.

“Ini pak, aman”, kataku mengangkat kunciku dan kuperlihatkan pada Pak Stanly, aku pun segera berlalu menuju kearah lift.

Tunggu ada yang aneh, kalau mbak Claudia udah pulang pasti berpapasan dengan ku di lift, tidak mungkin dia turun pakai tangga, mungkin saja dia di toilet. Akupun turun menggunakan lift melewati kantor yang gelap ini.

***

Setelah sampai di dojo pulul 1900, aku mulai latihanku, pemanasanku harus lebih intens dan juga harus ku tambah, aku harus latihan 2 kali lebih keras dari mereka. Melihat latihanku yang lebih ekstra Inggrid hanya tersenyum dan memberikanku semangat dari jauh, aku berlatih bersama beberapa senpai lainnya yang tertantang denganku yang latihan lebih keras dari biasanya.

Biasanya pukul 2130 aku sudah selesai semuanya, hari ini aku selesai 2200, lebih lama lebih banyak set dari biasanya, walau terasa lebih lelah, tapi aku merasa memang perlu dan tubuhku masih bisa menerima lebih dari ini. Selama ini aku memang terlalu membiarkan diriku bersantai dan terlalu nyaman dengan latihan yang ada.

Setelah aku selesai berganti pakaian rupanya Inggrid masih menungguku, dia masih duduk di tribun melihatku latihan dari tadi sepertinya. Inggrid tersenyum padaku, dan akupun membalas senyumannya.

“Lelakiku sedang bersemangat ya hari ini”, sambil Inggrid merangkulku, mendekapku erat dan tersenyum.

“Aku harus menjadi kuat, menjadi lebih tangguh”, aku menjawab Inggrid dengan suara yang gagah dan badan yang ku tegakkan, dan tersenyum balik padanya.

“Demi Ling atau demi Nita”, sambil Inggrid mencubit perutku, dengan wajah dibuat manyun seperti sedang marah.

“Demi semuanya!”, aku jawab lagi Inggrid dengan tegas, aku ingin melindungi semuanya dan aku harus menjadi tangguh, baik itu secara ekonomi maupun secara fisik.

Hari ini Inggrid menggunakan motor, jadi aku mengawal Inggrid dulu hingga tiba kerumah baru lah aku sendiri balik ke apartementku.

Apartementku juga sudah kosong, tidak ada lagi Ko Alex ataupun Jie Crys, semuanya sudah rapi. Tapi benar dugaanku, keran airku di biarkan terbuka dan tv serta ac ku semuanya di biarkan menyala, ini pasti perbuatan Jie Crys.

***

Sepertinya hari-hari baru di depanku harus siap ku hadapi, aku sudah membulatkan tekadku, aku akan melanjutkan pendidikanku, meningkatkan latihanku, dan akan menerima tanggung jawab dari perusahaan ayah, sekaligus tetap mengejar cita-citaku, karena di mana ada kemauan di situ pasti ada jalannya. Aku harus siap menghadapi semuanya karena setiap mentari baru yang terbit akan adalah harapan baru dan rintangan baru yang siap menemani hari-hari itu.

***
bersambung
 
Terakhir diubah:
jie crystal sungguh menakutkan kali yak...
hehehhe

tetap menanti kelanjutan ceritanya suhuu.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Nah gini kan enak, kalau bisa dapat 2 kenapa harus di lepas 1. Nita - inggrid pasti menarik, karena mereka saling bertolak belakang, tapi pasti bisa saling melengkapi. Dan untuk itu teddy harus lebih ekstra lagi latihan ny, karena 2 tanggungan ny, di tunggu next ny gan..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd