Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Work is work, sex is sex [Tamat]

Saya ingin meng-explore cerita tentang rekan-rekan kerja Ted dan Nita, apakah tertarik?

  • Ya

  • Tidak


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
Enaknya yang pny dua wanita, bisa kesana bisa kesini. Lanjut update hu :semangat:
 
Jadi yg bener itu cici, atau jie jie?

Btw ketinggalan jauh banget nih dari tulisan suhu...

Dan selamat CNY... btw habis banyak g duit nya ko? Atau jangan-jangan malah dapat angpao?
 
Chapter XXIX
Good Meal

Setelah mencari beberapa perguruan tinggi yang menyediakan kuliah malam akhirnya aku mengambil mendaftar di salah satu PTN dan aku harus mengikuti tes seleksi masuk progra pasca sarjananya terlebih dahulu, ternyata harus tes lagi. Aku cukup percaya diri karena selama ini ilmuku tidak ku tinggalkan tapi lebih fokus ke salah satu bidang saja yaitu perdata, sekarang ujian seleksinya pasti hukum umum, jadi tetap harus refresh lagi.
Tesnya akan diselenggarakan tanggal 27 Juni, tentunya itu hari Sabtu, ternyata PTN ini cukup mempertimbangkan para calon mahasiswanya yang sudah bekerja. Jadi aku masih punya waktu belajar beberapa hari, membaca sana sini di internet, dan beberapa buku referensi yang ada di kantor dan sedikit bertanya ke teman-teman strata satuku, aku cukup percaya diri menghadapi tes ini.
Hal yang membuatku lebih pusing sebenarnya adalah aku sudah harus memasukkan judul tesis pada saat registrasi kembali jika di terima di perguruan tinggi tersebut, memikirkan judul skripsi saja butuh berbulan-bulan, mau memikirkan judul tesis apalagi. Sebaiknya aku fokus saja dulu untuk ujian masuknya.
Nita dan Inggrid cukup coorperatif saat aku beritahukan akan mengikuti tes, mereka memberikanku waktu yang cukup untuk beristirahat dan belajar, karena latihan di dojo juga aku tingkatkan jadinya waktu untuk mereka berdua sedikit berkurang.
Aku masih sulit untuk memilih di antara mereka berdua, aku merasa kasihan pada Inggrid yang malah banyak mengalah untuk Nita, jika dia ingin jalan tapi Nita juga mengajak, Inggrid akan mengalah dan membiarkan, aku merasa sangat bersalah pada Inggrid.
Tidak terasa sudah tanggal 26 besok sudah akan ujian masuk, dan ujian dimulai dari pagi, berdasarkan informasinya kurang lebih akan berlangsung 4 jam, jadi seharusnya pukul 0800 hingga 1200 sudah selesai, semoga jadwalnya tidak molor.
Setelah menyelesaikan semua pekerjaanku, aku bersiap untuk pulang, dan sebelum pulang Elly sempat men-chatku.
Elly : “Ko, besok sudah tes ke tempat Ling dulu ya, makan siang di rumah”
Ted : “wah masak enak nih”
Elly : “Gimana ya, sebenarnya resep ujicoba sih, mau coba masak Hong Ba besok, koko yang jadi jurinya J”
Ted : “Kayanya enak tuh”
Elly : “belum juga dimasak, belum tentu enak”
Ted : “Besok habis tes, merapat”
Elly : “Sip”
Rupayany Elly ingin mencoba resep baru besok, ya kalau makan enak kenapa tidak, tentu saja aku akan kesana sehabis tes.
***
Akhirnya di apartement malam harinya aku membaca sekali lagi, refresh semuanya, tapi aku sendiri sudah tidak jelas apa yang mau ku pelajari, jadinya hanya sekedar membaca. Kemudian masuk chat dari Nita.
Nita : “Sayang, besok aku antar ke tempat tes ya?”
Ted : “kamu tidak repot?”
Nita : “Kebetulan mau bawa Alyssa (adik bungsu) ke sekolah juga, jadi habis drop Lyssa, aku anter kamu”
Ted : “Hahaha…aku pergi sendiri saja, kamu doakan saja aku”
Nita : emoticon kiss dan emoticon berdoa
***
Pukul 0700, 27 Juni 2015, Tempat Seleksi Pasca PTN Kota XXXXX,
Aku sudah tiba di sana sejak pagi, rasanya lebih tenang sudah bisa tiba di lokasi lebih awal, daripada nanti mesti berhadapan dengan macet dan terburu-buru mencari kursi yang sudah di sediakan panitia.
Walau masih pagi, terlihat beberapa panitia penyelenggara sudah lalulalang disekitra lokasi ujian. Sepertinya pesertanya cukup banyak karena bersamaan dengan seleksi pasca umumnya, kalau aku kan untuk kelas malam atau apalah namanya.
Di saat yang hampir bersamaan masuk Chat Inggrid dan Nita, mendoakan keberhasilanku, dan tentunya aku segera membalas keduanya. Aku sangat bersyukur memiliki dua orang yang mencintaiku, banyak hal yang harusnya ku syukuri dalam hidupku, terlalu banyak malah.
Ternyata salah satu pengawasnya adalah teman kuliahku dulu, namanya Zahra dan sekarng dia telah menjadi dosen muda di PTN ini, dia sudah mulai mengajar sebagai dosen pendamping untuk strata satu, rasanya malu juga, baru melanjutkan magisterku dan ternyata sudah ada temanku yang selesai dan malah jadi dosen, tapi gimana lagi, aku yang terlambat mengambil keputusan.
Dia memang terkenal cerdas waktu menempuh pendidikan strata satunya, akhirnya kami berbincang-bincang dulu sebelum seleksi masuknya di mulai, menurutnya sih soalnya cukup mudah, dan tidak akan sulit untukku, ya dulu kami juga sering belajar besama, setidaknya aku tidak menurun atau meningkatlah.
Tidak terasa obrolan kami membuat kami sedikit lupa waktu, dan sudah waktunya ujian seleksi ini di mulai.
***
Akhirnya setelah berhadapan dengan kertas selama 4 jam akhirnya ujian seleksi masuk Pasca sarjana PTN ini selesai juga, ternyata tidak sesulit yang aku bayangkan, malah terkesan gampang menurutku, mungkin karena pada dasarnya aku tidak meninggalkan ke ilmuanku saat bekerja, makanya terasa lebih muda.
Sebelum meninggalkan tempat ujian aku menyempatkan diri untuk berpamitan pada Zahra, yang tentunya masih sibuk, karena ternyata setelah kami masih ada gelombang berikutnya untuk jurusan yang lain dan dia beserta rekan-rekannya masih harus mengawasi seleksi itu.
Cukup terkesan sih dengan mereka yang mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan, dan terlebih lagi sudah mulai puasakan, jadi mereka pasti juga harus menahan lapar dan dahaga sambil menjalankan tugas.
Aku sempatkan diri juga berkabar kepada Nita, bahwa aku sudah selesai seleksinya dan aku merasa cukup percaya diri untuk lolos, begitu juga dengan Inggrid, dan tentunya aku akan segera meluncur ke tempat Inggrid untuk menikmati makan siangku bersamanya.
***
Pukul 1300 aku sudah tiba di rumah Inggrid, aku langsung saja masukkan motorku ke dalam parkirannya, mobil orangtuanya terparkir dengan rapi di sana, dan mobil Inggrid sepertinya tadi sempat di gunakan, mungkin orang tua Inggrid juga ada di dalam.
Aku mengetuk pintu rumah Inggrid, beberapa saat sepertinya tidak ada yang membukakan, mungkin tidak ada yang mendengar, aku mencoba membuka pintunya tapi ternyata terkunci.
Jadi akhirnya aku menelfonya, rupanya Inggrid masih nongkrong di dapur, dan akhirnya dia membukakan pintu untukku. Katanya sih Ayah dan Ibunya sedang keluar kota, dan dia masih sibuk di dapur.
Terlihat Inggrid memang masih sibuk di dapur, sepertinya dia masih memasak daging itu, dia saja sepertinya belum mandi dan masih polos. Bahkan dengan wajah polos tanpa make-up ini dia tampak imut dan cantik.

18057205-10155295928300967-8485154857818401973-n-1492960358753-245-0-580-540-crop-1492964655083.jpg


Benar dugaanku, tadi pagi Inggrid menggunakan mobil ke pasar untuk membeli bahannya, dan tentu saja makanya mobilnya agak tidak beraturan di luar, orangtuanya juga sedang mengawasi usaha di daerah makanya dia sendiri di rumah.
Katanya kalau ibunya ada di rumah dan dia masak, pasti banyak komentar, makanya Inggrid memanfaatkan kesempatan ini untuk mencoba resep ini.
Akhirnya akupun ikut membantu Inggrid merapikan daput, karena masakannya tinggal menunggu dagingnya pulen, jadi sekarang bisa beres-beres dapur dulu.
***
Hasil masakan Inggrid terasa enak dan lembut, tapi menurut Inggrid sendiri sih rasanya masih kurang, belum seperti yang ia inginkan. Harus lebih sering dibuat lagi katanya, tentunya aku harus sering mencicipinya juga katanya.
Akhirnya setelah makan siang bersama dan beres-beres, Inggrid hendak ke gym dan Nita ingin bertemu denganku, jadinya aku harus berpisah dulu dengan Inggrid. Sebelum aku pergi, Inggrid memelukku, dan aku mengecup bibirnya dengan lembut.
“Thank you ko, sudah mau nyicipin masakan Ling”, Inggrid tersenyum padaku dan kembali mengecup bibirku.
“Thank you sudah mau masak buat aku”, aku membalas Inggrid, dan mengeratkan pelukanku padanya.
“Oh iya, sebelum pulang …”, lalu Inggrid berlali mengambilkanku sesuatu, rupanya itu sebuah kunci, kunci rumahnya.
“Kalau koko mau datang, kapan saja bisa masuk dengan mudah”, sambil menyerahkan kunci itu kepadaku.
“Emangnya tidak papa? Nanti Shu shu ai bilang apa?” jawabku agak bingung dengan kunci yang dia berikan itu.
“Ya jangan sampai tahu lah”, sambil tersenyum dan mengedipkan matanya padaku.
Aku menyimpan kunci pemberian Inggrid dengan baik di dompetku, ya paling tidak selalu ku bawa.
“Hus…hus…hus… Ling mau mandi terus pergi gym…”, sambil mendorongku keluar dari rumahnya dan memberikanku sebuah kecupan selamat tinggal lagi dan tersenyum mengantar kepergianku.
***
Sesaat aku sudah tiba di apartementku, rasanya senang bisa meluangkan waktuku bersama dengan Inggrid, walau hanya sebentar, tapi menurutku itu cukup berkualitas. Ingin punya banyak waktu seperti itu bersama Inggrid dan Nita juga.
Saat memasuki apartementku, rupanya Nita sudah menungguku, dia sampai tertidur di sofa karena menungguku, pantas saja saat ku chat tadi dia tidak membalasku. Sepertinya dia hendak memberikanku kejutan, malah dia tertidur seperti ini.
Dia tampak begitu pulas dan damai, aku tidak tega mengganggunya. Aku hanya mengambilkannya selimut tipis dan menutupi tubuhnya. Dia hanya mengenakkan kaos longgar dan celana pendek, dan Ac di apartementku cukup dingin.
***
Terasa tubuhku tertutup selimut, aku terbangun dan selimut yang tadi ku gunakan menutup tubuh Nita kini menutupi tubuhku, smartphone yang tadi ada di tanganku sekarang sedang tercas di dekat TV ruang tamuku. Aku menoleh kebelakang, Nita sudah tidak ada di sana, dia sudah bangun rupanya, tapi dimana dia?
Aku berdiri dan melayangkan padanganku keseluruh apartementku, rupayanya Nita sedang membantuku merapikan jemuran ku dan melipat pakaianku dalam kamarku. Dia tampak feminim, sudah siap menjadi ibu rumah tangga sepertinya, tapi sayang juga karirnya yang sekarang jika harus dia tinggalkan. Pikiran apa ini, apakah aku sudah siap untuk menikah, aku sendiri menjadi ragu.
“Sudah bangun sayang”, kata Nita yang melihatku telah berdiri di depan pintu kamarku, Nita tetap melanjutkan melipat pakaianku. Aku juga duduk di ranjang dan membantunya melipat pakaianku biar cepat kelar.
“Aku jadi merepotkanmu sayang”, kataku padanya sambil tetap melanjutkan melipat pakaian.
“Tidak papa kok, toh nanti juga kerjaan rumahku juga ginikan sayang?”, jawabnya dengan suara manjanya, terdengar begitu menggemaskan. Aku hanya bisa tersenyum dan tertawa kecil dan diikuti oleh Nita. Benar juga jika kami berkeluarga pasti juga seperti ini ya. Karena dikerjakan berdua jadinya lebih cepata selesai, akhirnya aku pun memasukkan pakaianku ke dalam lemari.
“Kamu yakin dengan hasil ujian tadi sayang?” nita bertanya tentang seleksiku pagi ini, ya tentu saja aku merasa yakin dengan semua jawabanku, tapi entahlah benar atau salah.
“Tentu dong, tapi ya tergantung lagi jumlah penerimaannya dan ranking yang akan diterima”, jawabku kepada Nita, dan dia pun mengangguk, dia paham betul mengenai hal itu, karena dia juga dulu bersekolah di PTN dan itu menjadi kesulitan tersendiri untuk masuk.
“Kamu hari ini jam berapa mau ke Dojo?”, aduh aku beru tersadara ini hari Sabtu dan harusnya aku pergi latihan, jam berapa sekarang, aku melirik kearah jam dindingku, rupanya sudah pukul 1500 juga, harusnya aku sudah berada di Dojo sekarang.
“aduh sudah telat nih”, kataku sambil menggaruk kepala, mesti buru-buru berangkat kalau gini.
“Atau mau latihan di sini saja?”, sambil Nita merapatkan tubuhnya padaku dan berbisik dengan suara lembutnya, dan lengannya melingkar di leherku. Atau tidak usah pergi saja ya? Padahal baru sehari latihan intens kemarin hari ini sudah bolos.
“No.. I need to train honey”, aku menolaknya, sebuah perasaan yang sulit untuk dilakukan, tapi harus tetap menjaga jadwal latihanku, agar aku bisa terus naik, dan naik. Nita terlihat kecewa dan merengek padaku.
“Gimana kalau kita jalan malam ini?” Aku berusaha menghibur Nita, tapi tentunya aku juga ingin bersama dengan Nita, karena tadi hanya sejenak, dan tidak cukup bagiku. Tentu saja Nita terlihat sangat bahagia.
“Mau kemana sayang?”, sambil merangkulku erat tentunya dan tersenyum lebar.
“Kemanapun asalkan bersamamu”, sambil ku tatap matanya, dan mengecup keningnya. Nita hanya tersenyum, dan memelukku erat.
Akhirnya aku membairkan Nita yang menentukan kemana kami akan pergi malam ini. Akupun bergegas meninggalkan Nita dan menuju ke Dojo. Tidak mandi lagi, karena sehabis latihan nanti baru mandi.
***
Pukul 1930
Aku baru saja selesai latihan baru akan bersiap untuk mengakhiri latihanku, dan bersiap ganti baju. Rasanya hari ini cukup lumayan, walaupun tidak ada yang menemani latihan seperti kemarin, aku sudah cukup puas bisa berlatih tanpa di ganggu tadi. Seperti sebelumnya Inggrid juga menungguku di tribun dan terus memperhatikanku. Aku merasa sangat berdosa pada Inggrid, gadis yang begitu baik menunggu ku dan memperhatikanku. Mungkin karena hari minggu, gedung sudah di tinggalkan oleh rekan-rekan yang lain, dan terasa sepi.
Tapi Inggrid masih saja menungguku di sana, menungguku dengan setia, menanti. Aku menghampirinya, aku mengangkat tanganku dan membuka telapak tanganku, Inggrid meraihnya. Kami bergandengan tangan, berjalan beriringan menuju ke parkiran. Aku ingin bisa tetap berjalan beriringan, berdampingan bersama Inggrid, tapi dalam hatiku juga ada Nita.
Sungguh lelaki macam apa aku ini, dua wanita, plinplan dalam hati tanpa tahu yang mana harus kupilih. Hanya bisa melukai perasaan Inggrid, walau dia terlihat tegar saat ini, aku tahu perasaannya tersiksa. Wanita mana yang ingin cintanya terbagi, wanita mana yang ingin membiarkan lelakinya bersama dengan wanita lain, wanita mana yang merelakan itu.
Inggrid memelukku, aku mendekapnya dengan erat, tidak peduli lagi ini adalah parkiran atau dimana, rasa hangat ini, rasanyaman bersamanya. Tapi juga rasa bersalah dalam hatiku, aku hanya bisa mendekapnya erat mengecup ubun-ubunnya. Inggrid mengangkat wajahnya dan tersenyum padaku, dan kembali mendekapkan pelukannya padaku.
Kami pun harus berpisah untuk saat ini, walau berat melepaskannya, walau harus meninggalkannya, tapi aku tidak ingin.
***
Pukul 2000
Aku tiba di apartementku, walau terasa lelah dan perasaan bercampur aduk, aku melihat Nita telah menunggu di apartementku, hari ini dia membuat sesuatu yang istimewa, dia telah memasak makan malam untuk kami berdua, karena waktu yang singkat kami tidak sempat kemana-mana, makanya Nita meluangkan waktunya untuk memasak buatku.
Suasana apartementku telah dibuat begitu romantis oleh Nita, lampu yang redup, dengan beberapa lilin yang menyala di sepanjangapartementku, dan tentunya Nita yang menungguku pulang dia bersimpuh di depan pintu.

Liza-Soberano-for-Kashieca-Little-Black-Dress-demmah-39202040-925-616.jpg


Dengan baju sederhana berwarna hitam dan rok lebar, Nita tampak cantik make up minimalisnya juga membuatnya terlihat semakin menawan, walau hanya di terangi cahaya lilin kecantikan Nita terlihat dengan jelas.
“Sayang akhirnya kamu pulang juga”, dengan suara manjanya, Nita berdiri dan berjalan mendekatiku, meraih tasku dan menariknya dariku, kemudian dia memelukku dengan erat. Aku merangkulnya, memeluknya dan mendekapnya erat.
“Nita, maaf sudah membuatmu menunggu”, aku kemudian mengecup keningnya, dan kembali mendekapnya.
“Mandi dulu gih, aku sudah siapkan pakaianmu di atas ranjang”, sambil mengelus punggungku, Nita ternyum dengan manis padaku, perasaan bahagia ini, perasan senang di hatiku ini dengan perhatian dan kasih sayang Nita.
Akupun beranjak ke kamar mandi untuk mandi, tentunya tidak memerlukan waktu lama untuk aku mandi. Aku akhirnya selesai dan mengenakkan pakaian yang sudah di siapkan Nita untukku, pakaian baru, sepertinya baru dia belikan untukku, tapi sudah di cuci juga.
Kemeja yang pas dan celan jins yang Nita siapkan juga sangat pas padaku, panjangnya dan lebarnya, dan dia tidak menyediakan ku ikat pinggang, jadi aku kenakkan saja punyaku. Seharunya Nita tidak perlu serepot ini menyiapkan semuanya.
“Nita, kamu seharusnya tidak perlu menyiapkan semua ini sayang…”, kataku pada Nita saat keluar dari kamar. Terlihat Nita sudah duduk manis di meja makan, dengan lilin yang masih baru saja di nyalakan, rasa romantis terasa di seluruh apartementku.
“Aku senang bisa melayani mu sayang, pas kan ukurannya?” tanya Nita kepadaku sambil memperhatikan pakaian yang ku kenakkan itu.
“iya pas banget sayang”,
“duduk dulu, biar aku siapkan makanannya”, akupun duduk, dan di antara kami ada lilin merah yang tengah menyala, lilin yang menerangi, candle light diner sih kalau begini. Nita kemudian beranjak berdiri, dan mengarah ke dapur, dan mengambil dua piring soup, aku tidak ingat memiliki pering seperti itu, sepertinya Nita yang membawanya.
Nuansanya seperti kami sedang makan di restoran berbintang dengan susunan sendok, garpu, pisau dan gelas yang rapi. Nita benar-benar bekerja keras menyiapkan ini, dia menyiapkannya selama aku latihan tadi.
“Wah, sayang kamu repot nih siapkan semuanya”, kataku kepada Nita, sambil meraih tangannya, dan Nita hanya tersenyum menatapku.
“Ngak kok sayang, demi kamu apa sih yang tidak”, dan kemudian senyuman Nita semakin merekah dan membuat wajahnya semakin cantik.
“How’s the soup?”, tanya Nita sambil kami berdua makan, dengan wajah sedikit penasaran menatapku. Soup buatan Nita terasa sangat untuk lidahku, rasanya sangat sesuai dengan seleraku.
“it’s deliciuos…”, aku menjawab nita dengan wajah tersenyum padanya.
“Syukurlah kamu menyukainya Ted”, dia pun membalas senyumanku dan melanjutkan makan kami, dia bercerita persiapannya hari ini memasak dan semuanya, ternyata Nita sudah ingin melakukan ini sejak beberapa bulan lalu, rencananya sih maunya untuk ulang tahunku, tapi dia sudah tidak sabar ingin melakukannya.
Nita terlah memperispakan semuanya untukku, ini membuatku terharu dan semakin merasa bersalah padanya, perasaan ku ini, terasa sakit, aku terus membohongi Nita, menutupi hubungan ku dengan Inggrid, tapi tentunya ini bukan saat yang tepat.
“Ok menu selanjutnya”, kata Nita sambil mengambil piringku yang telah selesai, begitu juga piringnya, kini dia kembali beranjak ke dapur. Saat Nita kembali, dia telah membawa dua buah piring, dan ternyata Nita memasak steak, pantas saja aku dari tadi mengendus aroma daging, ternyata itu yang Nita siapkan.
“wow, Kamu masak steak, kelihatannya enak nih”, sambungku dan membuat Nita tersenyum lebar, sambil meletakkan piring di hadapanku. Aku kemudian memotong-motong daging steak di hadapanku, terlihat dagin itu di masak medium-well, seperti kesukaan kami berdua. Setelah ku potong-potong steak itu untuk bite-size aku menukar piringku dengan Nita, agar dia tidak repot lagi memotong steaknya.
Nita selalu tampak manis untukku, tapi tidak untuk orang lain. Begitu juga malam ini, walau dia terlihat anggun, tapi juga manis untukku. Rasanya begitu bahagia bisa di cintai oleh gadis seperti Nita. Kami sambil bercerita dan becengkrama, mengenai masakan ini, mengenai pekerjaan kami, mengenai banyak hal tentunya.
Dan akhirnya makanan penutupnnya, Nita juga menyiapkan makanan penutup untuk kami berdua, beberapa chocolate truffles, yang sudah dia siapkan sebelumnya dari rumah. Tentunya karena kesukaan kami berdua memang coklat dan ini merupakan pencuci mulut yang sempurna untuk kami.
***
Kami kini hanya menikmati kebersamaan ini, cuddling di sofa, sambil di terangi remangnya cahaya lilin dan senandung musik jazz. Rasanya tenang dan kami bisa menikmati kebersamaan kami ini, walau tidak ada kata yang terucap, dan tidak ada tatapan mata, hanya merasakan kehangatan tubuh kami dalam dekapan ini.
Entah dari mana, kini bibir kami telah saling bertukar, saling mengecup, dalam dekap dalam gelap. Sudah lama rasanya aku tidak merasakan kecupan dari bibir manis Nita, rasanya terhanyut dalam suasana ini, tenang dan damai.
***
bersambung
 
Terakhir diubah:
Gong Xi Xin Nian Kuai Le...
Selamat Tahun Baru Imlek bagi yang merayakan...
Akhirnya ane Update...yang selanjutnya lebih hangat...
 
Welcome back gan, akhirnya ada update ny lagi.
Kalau bisa 2 kenapa harus 1, itu nasehat buat tedi, selama bisa mengatur jadwal dengan baik, why not?. Tinggal bagaimana cara menyatukan mereka berdua tanpa pertengkaran..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Gong Xi Xin Nian Kuai Le...
Selamat Tahun Baru Imlek bagi yang merayakan...
Akhirnya ane Update...yang selanjutnya lebih hangat...


Gong xi xin nien kuai le, wan she ru yi... nien2 you yii...
Thanks updatenya suhuu
Sehat dan lancar selalu...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd