Saya akan mengkronologikan hubungan nyata saya dengan seorang wanita 35 tahun yang sudah bersuami, antara perkenalan pertama dengan persenggamaan perdana dalam kurun waktu 72 jam.
Dalam hal ini, saya didukung oleh sebuah teknologi aplikasi telepon selular yang berawalan dengan huruf "T" dan berakhiran dengan huruf "R".
- Selasa, 16 Juni 2020 (H+0 jam):
Pencarian pertama dilakukan dengan mendapatkan match dengan radius tidak lebih dari 5km (demi kecepatan waktu perjalanan), dan tidak kurang dari 1km (demi menjaga privasi daripada masyarakat sekitar atau tetangga).
Saya kemudian menyaring match dengan menanyakan status perkawinannya. Setelah beliau menjawab dengan status ibu rumah tangga yang bersuami, saya membalasnya dengan keterangan bahwa sayapun juga menyandang status beristri.
Di akhir perkenalan, kamipun sepakat untuk membataskan komunikasi antara jam 9:00 s/d jam 17:00 agar kami bisa fokus dengan keluarga masing-masing di luar jam tersebut.
Negosiasi ini bisa terjadi karena sebagai dua insan yang masing-masing berstatus kawin, kami memiliki bargaining chip untuk saling menjaga rumah tangga masing-masing.
- Rabu, 17 Juni 2020 (H+24 jam)
Dalam waktu 24 jam kami membahas filosofi seputar kehidupan dunia dan tukar-menukar foto sopan. Reaksi positif yang saya dapati dari beliau atas foto yang saya kirimkan berbentuk kata kunci "ganteng" diikuti dengan emoticon mata manusia berbentuk hati.
Di sore hari kami bersepakat untuk bertemu secara fisik di sebuat mini-mart dekat dengan lokasi beliau. Walaupun singkat dikarenakan saya sembari dalam perjalanan menuju ke rumah sendiri, pertemuan tersebut diakhiri dengan kecupan di dahi.
- Kamis, 18 Juni 2020 (H+48 jam)
48 jam adalah batas awal di mana saya bisa menginisiasikan tukar-menukar foto genitalia atau kelamin. Dalam hal ini, reaksi positif yang beliau berikan berbentuk kata-kata kunci "woow" dan "besar", diikuti dengan emoticon berbentuk hati dan terong.
Selain itu kami melaksanakan video call dan bertatap muka tanpa mesti berbicara, dikarenakan saya berada dalam kantor di jam kerja.
- Jumat, 19 Juni 2020 (H+72 jam)
Di sore harinya kami sepakat untuk bertemu di sebuah hotel yang berjarak 1km lebih sedikit dari rumah beliau demi alasan privasi. Pada awalnya kami berniat hanya untuk bertemu dengan atmosfir privasi yang tinggi.
Dikarenakan suasana yang mendukung setelah tidak lama bertukar pikiran, kami pun menunaikan aktifitas persenggamaan pertama dalam waktu 2 jam. Setelah saya dan beliau mendapatkan kepuasan batin, kami berpamit dengan tidak lupa mengucapkan selamat ber-weekend dengan keluarga masing-masing.
Dalam hal ini "biaya kerusakan" yang saya alami dalam 72 jam adalah Rp. 192.000 untuk hotel dan Rp. 20.000 untuk tiga botol minuman teh kemasan siap saji.
Apakah 72 hour challenge dari
matching sampai ke persenggamaan tersebut bisa diulang lagi dengan target wanita beristri yang lainnya? Tentu saja bisa sekali, namun saya anjurkan untuk memberi jeda istirahat beberapa hari agar
weekend anda tidak terganggu, terutama jikalau anda sudah berkeluarga.
NB: Jikalau anda ingin mengadu nasib untuk bertemu dengan wanita bersuami diatas yang sudah saya persenggamakan, tips saya adalah untuk menentukan restoran "Kentucky Fried Chicken" (atau yang lebih populer disingkat dengan "KFC") cabang Jl. Tebet Raya, Jakarta Selatan, sebagai titik lokasi anda, dan men-set radius pencarian 1km di sebuah aplikasi telepon selular yang berawalan dengan huruf "T" dan berakhiran dengan huruf "R".
Niscaya anda bisa menemukan profil beliau setelah pencarian yang tidak panjang.