Lanjut lagi ya suhu-suhu...
*Chapter sebelas, hari ke empat
Setengah jam berlalu, aku tetap diam tak bergerak. Semut dan nyamuk tidak bisa mengganggu ku. Disamping pakaian ku terbuat dari campuran silikon tipis yang lentur tapi kuat, juga saat ini seluruh tubuh tertutup rapat. Tapi tidak gerah atau panas. Bahan ini tidak menahan panas tubuh untuk keluar, tetapi menahan suhu luar untuk masuk. Ini pakaian khusus intai malam dan hutan. Juga aku memakai penutup full kepala / topeng. Setelah lewat lagi 10 menit, perkiraan ku sudah lebih jam 9 malam. Apakah malam ini yang aku tunggu akan datang? tetap di tempatku, aku pernah mengintai 24 jam penuh tanpa makan dan minum. Dan itu sangat melelahkan. Untuk itu aku dilengkapi sling gantung. Aku akan tidur dengan tergantung di pohon. Tapi saat itu terjadi aku menyiapkan diri ku lebih dulu. Kalo ini aku hanya menyiapkan peralatan ku, aku gak berencana mengintai semalaman.
Tak lama yang aku tunggu datang juga. Terlihat ada kesibukan di sebelah dalam tembok. Ada 2 orang menuju sebuah semacam gudang, membuka pintu nya. Lalu seseorang memarkirkan sebuah mobil box 6 roda. Memundurkan sehingga belakang truk mengarah ke pintu gudang. Ada datang lagi 3 orang dan 2 orang bertopeng dan memakai pakaian serbu dari BC sambil menenteng senapan laras panjang buatan dalam negeri. Tapi aku belum melihat Yudha dan pak Harris. Dimana mereka? Ah sudah mau mulai bongkar ternyata. Aku mengambil kamera intai ku, dan kuaktifkan. Kamera ini juga mengambil photo resolusi tinggi dalam pencahayaan rendah. Dan sanggup memfoto sampai 120 shoot dalam 1 menit. Aku zoom lalu aku aktifkan. Tanpa suara dan cahaya.
Pintu mobil box di buka
Tampak beberapa jenis barang di dalam truk itu. Aku perkirakan ada 6 jenis produk. Ada di kemas plastik dan dus, ada yang hanya di lapisi gabus karena ukuran nya yang besar. Tampak merek dari produk itu yang mengidentifikasi produsen pembuatnya. Yah jelas dari Kurzawa corp. Setelah beberapa lama proses pembongkaran yang di kerjakan 3 orang, aku berniat mencari tau barang yang ada dalam gudang. Aku mengharapkan peran Surya disini. Tiba tiba terdengar seperti suara petasan di bunyikan di sebelah depan, dan seperti ada suara-suara nyanyian anak anak yang menabuh bedug di luar. Lalu terdengar orang berbicara. Sepertinya ada dialog antara orang luar itu dan pihak dalam.
Aku mengawasi dengan seksama.
Tak lama, seseorang yang ku kenal keluar dari salah satu pintu.
"Ada apa rame diluar Dun?"
"Kurang tau pak, si Iman td yang ke depan."
Seseorang datang menghadap..
"Pak Yudha, ada orang yg nuntut kata nya tadi truk nya nyenggol kabel listrik rumah dia dan ada anak kambing nya tertabrak truk pak. Dia bawa anak anak dan bedug mancing kita keluar. Bapak mau temuin?"
"Ah saya males temuin gituan. Kaya gak ada kerjaan. Dun, lo atur yah. Lo periksa, kalo emang bener, udah ganti rugi aja. Lo yang pegang duit kas kan? lo beresin deh. Gue mau happy lagi diatas."
"Yeti dan lainnya udah dateng?"
"Belum pak, belum datang. Tapi saya lagi terima barang gini pak."
"Udah stop dulu, beresin itu dulu. Berisik dari atas, ganggu aja. Udah pada minum dulu istirahat, udah turun berapa?"
"Setengah sih udah ada pak."
"Ya udah, istirahat dulu. Kalo mau pergi kunci tuh gudang ama mobil. Klo gak mau tutup gudang karena nanggung, udah semua ke depan jangan ada yang disini, biar di kunci dari pintu lorong aja. Barang mahal dan susah nih, ntar ada yang ilang pada gak ngaku pada. Ngerti yah?"
"Iya pak ngerti, ayo semua ke depan deh, tinggal tinggal. Mesin gede gitu nanti aja masukin nya. Biar gue kunci pintu besi situ biar gak ada yang bisa kebelakang."
Mereka semua ber 7 orang keluar semua dari wilayah gudang. Truk, mesin yang blom selesai masuk gudang hanya sempat turun dari truk dan pintu gudang yang terbuka, ditinggal kan mereka dan berjalan kedepan. Terdengar suara pintu di tutup dan di gembok.
Aku masih diam di atas. Tidak mau gegabah. Waktu masih cukup banyak. Masih ada sekitar 20 menit dari waktu yang aku minta pada Surya yaitu selama 30 menit untuk dia mengalihkan perhatian orang disini. Mulai ada keramaian dan petasan tadi sampai saat ini baru 8 menit 40 detik. Biar aku tunggu sampai genap 10 menit baru aku beraksi. Aku appreciate usaha Surya.
Tepat 10 menit aku bergerak, naik ke atas pagar tembok dan turun ke dalam. Tanpa suara dan jejak. Segera dengan cepat aku ambil kamera ku, mengakifkan video sekaligus photo kilat. Barang yang berserakan, barang di truk dan aku masuk memeriksa dan merekam gudang nya. Aku rasa cukup, langsung melangkah keluar. Tiba tiba mataku menangkap tumpukan kertas. Ternyata stok gudang dan surat jalan barang yang masuk ini. Segera aku photo juga. Setelah selesai, aku periksa agar tidak ada jejak. Kemudian aku naik lagi ke tembok seperti aku aku naik pohon tadi dengan jalan rantai halus yang ujung nya ber kait, aku lempar ke pohon dan langsung aku meluncur naik. Tiba diatas pohon, rantai tergulung otomatis. Sekarang aku akan menemukan orang orang yang terlibat dalam operasi ini. Aku menunggu di posisi untuk melihat dan merekam wajah para pencuri ini.
Selang 10 menit kemudian, terlihat ada orang masuk ke area gudang, mungkin akan dilanjut proses bongkar nya. Aku sudah sedikit mempunyai gambaran apa yang terjadi. Saat nya mencoba tau dalang nya.
Aku tetap diam di posisi
10 menit kemudian, ada masuk lagi. 4 orang wanita cantik. Aku mengarahkan teropong ku. Ya itu, Yeti dan teman temannya. Yatmi, Rahmi dan ce Ismi. Berpakaian kasual dan dandanan menarik.
"Kang Madun, ada boss Yudha gak?" tegur Yeti
Orang yang ditegur bernama Madun, kepala gudang sepertinya. Berperawakan kurus tinggi 175 cm. Perkiraan usia pertengahan 40 tahun an.
"Eh, si cantik Teteh Yeti. Kok saya gak di cariin juga? nanti gak saya kasih nih."
"Ih, kang Madun ngeres nih."
"Ayolah, nanti yah ama saya juga yah cantik."
"Mana dulu si boss. Aku udah ditunggu nih. Ntar dia marah loh."
"Ya udah tunggu sebentar yah. Iman pegang dulu nih."
Catatan stok berpindah dari yang nama nya Madun ke temannya yang lain Iman. Orang berperawakan tambun. Masih cukup muda seumuran ku mungkin.
Madun segera menelpon hape nya. Terjadi pembicaraan kurang jelas terdengar. Lalu..
"Sebentar teh, tumben boss-boss mau pada turun. Tunggu aja yah teh. Saya ke air dulu."
Aku perhatikan 2 orang berpakaian BC bertopeng dan besenjata tadi tidak tampak. Kemana yah? aku harus waspada sebab mereka berdua biasanya sudah dilatih ala semi militer. Aku bukan takut hanya waspada.
Tak lama kemudian keluar 4 orang lelaki dari pintu plus 2 orang yang menenteng senjata. Saat ini topeng nya telah dibuka. Seperti nya mereka tadi ikut di dalam rumah.
"Halo cantik... datang juga, lama pisan.. udah sange nih..." Yudha datang langsung memeluk Yeti tanpa jengah. Di belakang nya ada ayah nya dan 2 orang pejabat BC. Satu kenal baik, bang Fajri, kalau Agus mercon aku kurang yakin pernah bertemu atau belum. Tapi namanya familier di telinga ku. Seperti yang Yeti bilang tadi di restoran, masing masing lelaki menghampiri cewek nya. Pak Harris ke Natmi, Agus ke Rahmi dan Fajri ke ce Ismi.
"Ayo kita ke kolam langsung, mau menyelam sambil minum susu. Capek nih jauh jauh dari medan perlu tambahan protein segar." kata Agus mercon sambil memeras payudara Rahmi yang besar dan bulat itu.
"Jangan keras keras pak, nanti baju aku basah kena susuku." jawab Rahmi yang ternyata masih menyusui.
"Sabar Gus jangan buru buru, entar terlalu semangat kelar nya cepet lagi. Calm aje.. yang penting kerjaan kita kelar dan dapat gede. Ya gak pak Harris?"
"Betul tuh.. memang lo orang hebat yah bisa atur sampe gini. 3 bulan kita kerja aman euy.. tinggal tunggu transferan kita setelah semua masuk. Malam ini kan yang terakhir makanya banyak dikirim ama si Rudi dan mantuku si David dari Medan."
"Oh, jadi abis ini udahan nih... yah gak dapet susu lagi deh."
"Ah otakmu susu doang. Makanya cari istri, bikin anak biar ada susu nya." jawab pak Harris.
"Ah bodo ah, yang penting malam ini gue mau sampe pagi..."
"Apanye? tidur nye? hahahaha.. jangan jangan 15 menit lo ntar dah letoy." kata Yudha
"Ah gak lah.. kita buktiin ajah"
"Ayo lah, biar disini atur Madun ama Iman. Toni, Lukman, lo jagain kita yah.. jangan lengah. Kalo kerja lo bagus, gue promosiin lo, kalo lengah gue mutasi lo ke hutan. Mau?" tanya Fajri
"Jangan pak, siap kami awasi dengan baik." jawab salah satu pengawalnya, entah Toni atau Lukman.
Aku tetap merekam dengan alat ku, gambar dan suara yang sangat jelas walau jarak sekitar 30 m dari tempat ku sekarang.
Lalu keempat pasangan itu bergerak meninggalkan lokasi area bongkar. Berjalan ke arah depan rumah dan terus ke sisi rumah sabelah nya. Apa kolam renang ada di sana?
Aku ragu meneruskan pengintaian ku atau menyudahi? bukti rekaman sudah ku dapat. Tapi seperti nya aku perlu menambah untuk bukti perilaku bejat para pejabat dan mantan pejabat ini.
Hmmm... aku harus pindah.
Aku bereskan alat ku, tanpa suara, aku meluncur turun. Melihat sekeliling, dan melesat ke arah sisi rumah satu nya.
Lima menit kemudian aku telah disisi rumah satunya. Aku melihat lokasi. Mataku menuju sebuah pohon mangga besar. Memang ini mudah-mudahan hari ku. Ku cari dahan yang disisi tembok, ku lempar rantai halus ku, dan aku meluncur naik. Rantai tergulung otomatis. Aku terus naik. Di tubuhku masih terselip ranting dari pohon sebelumnya. Aku mantap kan posisi. Ternyata pohon ini tidak terlalu tepat di sejajar kolam, agak jauh menjorok. Tapi tidak masalah, aku masih bisa merekam nya, justru karena sedikit jauh jadi tidak akan kentara jika ada yang memperhatikan ke pohon ini.
Aku lihat sekeliling kolam, ke dua pengawal tadi ternyata ada di sana juga. Dan mereka sekarang lebih siaga dari sebelumnya. Mata nya terus berputar.
Di pinggir kolam, ke empat lelaki sudah mulai telanjang, demikian juga para wanita nya. Ke empat wanita ini ternyata mempunyai body yang sangat bagus. Putih bersih, padat, cantik semua, dan payudara yang hampir sama besar, sekitar 36 C. Aku yang melihat melalui kamera ku, aku mulai panas juga. Aku harus pejamkan mataku menenangkan diri.
Gilaaa....
Yudha dan Yeti sudah saling kulum bibir, tangan Yudha mengelus lengan Yeti, terus ke dada nya. Yudha memperlakukan dengan lembut, pantas Yeti terbius, dia ahli ternyata. Terdengar Yeti mengerang-ngerang. Lalu Yudha mulai mencium dada Yeti dengan lembut dan mulai menyedot nya dengan rakus. Bergantian kiri dan kanan. Yudha berhenti sejenak, dan melihat susu Yeti dari dekat, dan meremas nya, nampak air susu pun keluar dari dada Yeti. Yudha terlihat senyum lebar.
"Aku tergila-gila tetek mu Yeti. Selalu membuat aku ketagihan."
"Iya pak. Silahkan pak."
"Ayo dong Yet, kaya nya lemes banget. Kamu kaya kecapean? lo gak maen ama orang lain kan? gue dah pelihara lo, jangan coba coba nain ama cowok lain yah."
"Nggak berani pak. Saya mungkin kecapean sedikit karena pulang pagi."
"Kan gue dah bilang, udah berhenti gak usah kerja. Emang yang gue kasih masih kurang? lo bisa sewa ruko, punya barang mewah itu duit dari siapa? anak dan mertua juga gue yang biayain. Udah gak usah takut. Atau gaji lo berapa di koperasi? gue bayarin asal lo berenti."
"Bukan itu pak, saya cukup pak. Cukup sekali. Untuk kerja, sementara saya belom bisa, saya sendiri an jadi buat usir sepi juga pak. Dan... saya gak enak ama ibu Haji yang sudah baik ama saya. Bantu saya waktu saya susah sekali pak."
"Hei, lo pikir gue gak baik? Gak lo hitung yang gue bikin?"
"Bukan-bukan pak, bukan itu maksudnya. Aduh jangan salah paham pak."
"Gak ada, pokok nya paling lambat akhir bulan lo dah stop. Ngerti? kalo nolak, semua fasilitas dan tempat tinggal lo gue tarik. Dan kelakuan lo gue sebar orang tua lo, mertua dan pasti nya ama suami lo."
"Baik pak." Yeti terlihat pasrah.
Aku yakin ada perang batin yang kuat saat ini. Terserah kamu Yet, kalo kamu mau terus kamu akan terikat dan tinggal waktu hancurmu, tapi kalau kamu mau lepas, aku janji akan melepaskan mu.
"Ayo, puaskan saya sekarang, jangan kerjaan mu jadi alasan, aku bisa emosi."
"Ya pak. Bapak diam saja. Nikmatin ya pak."
Aku mengarahkan kamera ku ke Agus Mercon. Dia sedang di blow job sambil terlentang di kursi panjang oleh Rahmi dan tampak merem melek. Penis ukuran standard itu keluar masuk mulut Rahmi, sambil ia meremas-remas payudara Rahmi yang besar, kenyal dan tegak itu. Jelas saja, payudara Rahmi sedang penuh dengan susu. Anak nya masih 4 bulan. Tampak susu bermuncratan ke paha Agus. Tidak lama kemudian agus menarik kepala Rahmi. Dan bangkit.
"Udah-udah ntar gue keluar. Sini lo tidur, gue mau entot lo sekarang."
Posisi Agus yang menghadap kamera, mempermudah aku mengambil gambar nya. Lebih aku zoom lagi sehingga jelas muka nya. Dia mulai menindih Rahmi yang sudah terlentang dan membuka pahanya siap untuk dimasuki. Tampak vagina Rahmi yang tebal tanpa bulu. Agus mulai menusuk penis nya dan segera tenggelam pada vagina Rahmi. Agus mulai mengoyang dan mengocok penis nya sambil mulutnya menyedot-nyedot payudara Rahmi dan memeras nya saling bergantian. Rahmi tampak mendengus pelan sedang Agus mengerang kenikmatan. Tidak sampai 5 menit, Agus tersungkur di atas Rahmi.
Hah, cuma segitu ternyata.
Aku menyorot ke Fajri. Fajri sedang tidur terlentang sedang ce Ismi menunggangi nya. Tidak tampak penis nya sebab tertanam di vagina ce Ismi. Terdengar samar-samar dia menyebut nama Chelsea (Islan). Sepertinya dia terobsesi pada artis cantik itu. Tiba tiba dia duduk dan menghisap dada ce Ismi. Lalu dia menarik tubuh ce Ismi agar menunduk, lalu sambil menyusu, Fajri ganti menyodok-nyodok vagina Ismi dari bawah. Terlihat pinggul nya mengocok cepat, dan tak lama dia melenguh ke atas melepas payudara ce Ismi dan tampak orgasme bersamaan keduanya.
Di pasangan lain, pak Harris yang paling santai. Saat ini dia sedang di kulum penis nya oleh Natmi. Dia mengelus rambut Natmi sambil tetap memperhatikan Natmi. Tangan Harris beraksi di vagina Natmi. Mengelus dan menusuk-nusuk vagina Natmi dengan jari tengah nya. Natmi tampak meringis kenikmatan sambil tetap sekarang menjilati kantung pelir Harris. Penis Harris lebih besar dari ke dua pejabat BC ini. Tapi gak tau tahan lama atau tidak nya. Mungkin Harris tidak buru-buru agar tidak cepat keluar juga. Lelah menghisap, Natmi bangun maju menghadap Harris yang setengah duduk, lalu mengangkangi kaki Harris dan mulai memasukkan penis itu pada vagina nya yang berbulu halus dan rapih. Setelah pas, Natmi menekan pantat nya dan penis masuk perlahan dan amblas. Setelah diam.sesaat, Natmi mulai menggoyang naik turun di pangkuan pak Harris. Natmi langsung menggoyang cepat seperti ingin menyelesaikan dengan cepat. Tak sampai 2 menit, pak Harris sudah teriak. Dia ambruk ke senderan kursi. Dan tersenyum puas. Natmi bangkit dan pergi menjauh.
Yang paling akhir dan masih berpacu adalah Yudha dan Yeti. Saat ini mereka sedang di posisi doggy style. Yudha mengeluar masukkan penis nya dengan cepat, Yeti menggoyang pantat nya ke depan belakang menyambut sodokan Yudha. Yeti teriak kecil kenikmatan dan Yudha menggeram. Satu menit kemudian ke dua nya sama orgasme yang dashyat. Yeti tersungkur ke bale. Yudha terduduk di bangku. Nampak senyum puas di wajah nya.
Bersambung lagi ya suhu....
*Chapter sebelas, hari ke empat
Setengah jam berlalu, aku tetap diam tak bergerak. Semut dan nyamuk tidak bisa mengganggu ku. Disamping pakaian ku terbuat dari campuran silikon tipis yang lentur tapi kuat, juga saat ini seluruh tubuh tertutup rapat. Tapi tidak gerah atau panas. Bahan ini tidak menahan panas tubuh untuk keluar, tetapi menahan suhu luar untuk masuk. Ini pakaian khusus intai malam dan hutan. Juga aku memakai penutup full kepala / topeng. Setelah lewat lagi 10 menit, perkiraan ku sudah lebih jam 9 malam. Apakah malam ini yang aku tunggu akan datang? tetap di tempatku, aku pernah mengintai 24 jam penuh tanpa makan dan minum. Dan itu sangat melelahkan. Untuk itu aku dilengkapi sling gantung. Aku akan tidur dengan tergantung di pohon. Tapi saat itu terjadi aku menyiapkan diri ku lebih dulu. Kalo ini aku hanya menyiapkan peralatan ku, aku gak berencana mengintai semalaman.
Tak lama yang aku tunggu datang juga. Terlihat ada kesibukan di sebelah dalam tembok. Ada 2 orang menuju sebuah semacam gudang, membuka pintu nya. Lalu seseorang memarkirkan sebuah mobil box 6 roda. Memundurkan sehingga belakang truk mengarah ke pintu gudang. Ada datang lagi 3 orang dan 2 orang bertopeng dan memakai pakaian serbu dari BC sambil menenteng senapan laras panjang buatan dalam negeri. Tapi aku belum melihat Yudha dan pak Harris. Dimana mereka? Ah sudah mau mulai bongkar ternyata. Aku mengambil kamera intai ku, dan kuaktifkan. Kamera ini juga mengambil photo resolusi tinggi dalam pencahayaan rendah. Dan sanggup memfoto sampai 120 shoot dalam 1 menit. Aku zoom lalu aku aktifkan. Tanpa suara dan cahaya.
Pintu mobil box di buka
Tampak beberapa jenis barang di dalam truk itu. Aku perkirakan ada 6 jenis produk. Ada di kemas plastik dan dus, ada yang hanya di lapisi gabus karena ukuran nya yang besar. Tampak merek dari produk itu yang mengidentifikasi produsen pembuatnya. Yah jelas dari Kurzawa corp. Setelah beberapa lama proses pembongkaran yang di kerjakan 3 orang, aku berniat mencari tau barang yang ada dalam gudang. Aku mengharapkan peran Surya disini. Tiba tiba terdengar seperti suara petasan di bunyikan di sebelah depan, dan seperti ada suara-suara nyanyian anak anak yang menabuh bedug di luar. Lalu terdengar orang berbicara. Sepertinya ada dialog antara orang luar itu dan pihak dalam.
Aku mengawasi dengan seksama.
Tak lama, seseorang yang ku kenal keluar dari salah satu pintu.
"Ada apa rame diluar Dun?"
"Kurang tau pak, si Iman td yang ke depan."
Seseorang datang menghadap..
"Pak Yudha, ada orang yg nuntut kata nya tadi truk nya nyenggol kabel listrik rumah dia dan ada anak kambing nya tertabrak truk pak. Dia bawa anak anak dan bedug mancing kita keluar. Bapak mau temuin?"
"Ah saya males temuin gituan. Kaya gak ada kerjaan. Dun, lo atur yah. Lo periksa, kalo emang bener, udah ganti rugi aja. Lo yang pegang duit kas kan? lo beresin deh. Gue mau happy lagi diatas."
"Yeti dan lainnya udah dateng?"
"Belum pak, belum datang. Tapi saya lagi terima barang gini pak."
"Udah stop dulu, beresin itu dulu. Berisik dari atas, ganggu aja. Udah pada minum dulu istirahat, udah turun berapa?"
"Setengah sih udah ada pak."
"Ya udah, istirahat dulu. Kalo mau pergi kunci tuh gudang ama mobil. Klo gak mau tutup gudang karena nanggung, udah semua ke depan jangan ada yang disini, biar di kunci dari pintu lorong aja. Barang mahal dan susah nih, ntar ada yang ilang pada gak ngaku pada. Ngerti yah?"
"Iya pak ngerti, ayo semua ke depan deh, tinggal tinggal. Mesin gede gitu nanti aja masukin nya. Biar gue kunci pintu besi situ biar gak ada yang bisa kebelakang."
Mereka semua ber 7 orang keluar semua dari wilayah gudang. Truk, mesin yang blom selesai masuk gudang hanya sempat turun dari truk dan pintu gudang yang terbuka, ditinggal kan mereka dan berjalan kedepan. Terdengar suara pintu di tutup dan di gembok.
Aku masih diam di atas. Tidak mau gegabah. Waktu masih cukup banyak. Masih ada sekitar 20 menit dari waktu yang aku minta pada Surya yaitu selama 30 menit untuk dia mengalihkan perhatian orang disini. Mulai ada keramaian dan petasan tadi sampai saat ini baru 8 menit 40 detik. Biar aku tunggu sampai genap 10 menit baru aku beraksi. Aku appreciate usaha Surya.
Tepat 10 menit aku bergerak, naik ke atas pagar tembok dan turun ke dalam. Tanpa suara dan jejak. Segera dengan cepat aku ambil kamera ku, mengakifkan video sekaligus photo kilat. Barang yang berserakan, barang di truk dan aku masuk memeriksa dan merekam gudang nya. Aku rasa cukup, langsung melangkah keluar. Tiba tiba mataku menangkap tumpukan kertas. Ternyata stok gudang dan surat jalan barang yang masuk ini. Segera aku photo juga. Setelah selesai, aku periksa agar tidak ada jejak. Kemudian aku naik lagi ke tembok seperti aku aku naik pohon tadi dengan jalan rantai halus yang ujung nya ber kait, aku lempar ke pohon dan langsung aku meluncur naik. Tiba diatas pohon, rantai tergulung otomatis. Sekarang aku akan menemukan orang orang yang terlibat dalam operasi ini. Aku menunggu di posisi untuk melihat dan merekam wajah para pencuri ini.
Selang 10 menit kemudian, terlihat ada orang masuk ke area gudang, mungkin akan dilanjut proses bongkar nya. Aku sudah sedikit mempunyai gambaran apa yang terjadi. Saat nya mencoba tau dalang nya.
Aku tetap diam di posisi
10 menit kemudian, ada masuk lagi. 4 orang wanita cantik. Aku mengarahkan teropong ku. Ya itu, Yeti dan teman temannya. Yatmi, Rahmi dan ce Ismi. Berpakaian kasual dan dandanan menarik.
"Kang Madun, ada boss Yudha gak?" tegur Yeti
Orang yang ditegur bernama Madun, kepala gudang sepertinya. Berperawakan kurus tinggi 175 cm. Perkiraan usia pertengahan 40 tahun an.
"Eh, si cantik Teteh Yeti. Kok saya gak di cariin juga? nanti gak saya kasih nih."
"Ih, kang Madun ngeres nih."
"Ayolah, nanti yah ama saya juga yah cantik."
"Mana dulu si boss. Aku udah ditunggu nih. Ntar dia marah loh."
"Ya udah tunggu sebentar yah. Iman pegang dulu nih."
Catatan stok berpindah dari yang nama nya Madun ke temannya yang lain Iman. Orang berperawakan tambun. Masih cukup muda seumuran ku mungkin.
Madun segera menelpon hape nya. Terjadi pembicaraan kurang jelas terdengar. Lalu..
"Sebentar teh, tumben boss-boss mau pada turun. Tunggu aja yah teh. Saya ke air dulu."
Aku perhatikan 2 orang berpakaian BC bertopeng dan besenjata tadi tidak tampak. Kemana yah? aku harus waspada sebab mereka berdua biasanya sudah dilatih ala semi militer. Aku bukan takut hanya waspada.
Tak lama kemudian keluar 4 orang lelaki dari pintu plus 2 orang yang menenteng senjata. Saat ini topeng nya telah dibuka. Seperti nya mereka tadi ikut di dalam rumah.
"Halo cantik... datang juga, lama pisan.. udah sange nih..." Yudha datang langsung memeluk Yeti tanpa jengah. Di belakang nya ada ayah nya dan 2 orang pejabat BC. Satu kenal baik, bang Fajri, kalau Agus mercon aku kurang yakin pernah bertemu atau belum. Tapi namanya familier di telinga ku. Seperti yang Yeti bilang tadi di restoran, masing masing lelaki menghampiri cewek nya. Pak Harris ke Natmi, Agus ke Rahmi dan Fajri ke ce Ismi.
"Ayo kita ke kolam langsung, mau menyelam sambil minum susu. Capek nih jauh jauh dari medan perlu tambahan protein segar." kata Agus mercon sambil memeras payudara Rahmi yang besar dan bulat itu.
"Jangan keras keras pak, nanti baju aku basah kena susuku." jawab Rahmi yang ternyata masih menyusui.
"Sabar Gus jangan buru buru, entar terlalu semangat kelar nya cepet lagi. Calm aje.. yang penting kerjaan kita kelar dan dapat gede. Ya gak pak Harris?"
"Betul tuh.. memang lo orang hebat yah bisa atur sampe gini. 3 bulan kita kerja aman euy.. tinggal tunggu transferan kita setelah semua masuk. Malam ini kan yang terakhir makanya banyak dikirim ama si Rudi dan mantuku si David dari Medan."
"Oh, jadi abis ini udahan nih... yah gak dapet susu lagi deh."
"Ah otakmu susu doang. Makanya cari istri, bikin anak biar ada susu nya." jawab pak Harris.
"Ah bodo ah, yang penting malam ini gue mau sampe pagi..."
"Apanye? tidur nye? hahahaha.. jangan jangan 15 menit lo ntar dah letoy." kata Yudha
"Ah gak lah.. kita buktiin ajah"
"Ayo lah, biar disini atur Madun ama Iman. Toni, Lukman, lo jagain kita yah.. jangan lengah. Kalo kerja lo bagus, gue promosiin lo, kalo lengah gue mutasi lo ke hutan. Mau?" tanya Fajri
"Jangan pak, siap kami awasi dengan baik." jawab salah satu pengawalnya, entah Toni atau Lukman.
Aku tetap merekam dengan alat ku, gambar dan suara yang sangat jelas walau jarak sekitar 30 m dari tempat ku sekarang.
Lalu keempat pasangan itu bergerak meninggalkan lokasi area bongkar. Berjalan ke arah depan rumah dan terus ke sisi rumah sabelah nya. Apa kolam renang ada di sana?
Aku ragu meneruskan pengintaian ku atau menyudahi? bukti rekaman sudah ku dapat. Tapi seperti nya aku perlu menambah untuk bukti perilaku bejat para pejabat dan mantan pejabat ini.
Hmmm... aku harus pindah.
Aku bereskan alat ku, tanpa suara, aku meluncur turun. Melihat sekeliling, dan melesat ke arah sisi rumah satu nya.
Lima menit kemudian aku telah disisi rumah satunya. Aku melihat lokasi. Mataku menuju sebuah pohon mangga besar. Memang ini mudah-mudahan hari ku. Ku cari dahan yang disisi tembok, ku lempar rantai halus ku, dan aku meluncur naik. Rantai tergulung otomatis. Aku terus naik. Di tubuhku masih terselip ranting dari pohon sebelumnya. Aku mantap kan posisi. Ternyata pohon ini tidak terlalu tepat di sejajar kolam, agak jauh menjorok. Tapi tidak masalah, aku masih bisa merekam nya, justru karena sedikit jauh jadi tidak akan kentara jika ada yang memperhatikan ke pohon ini.
Aku lihat sekeliling kolam, ke dua pengawal tadi ternyata ada di sana juga. Dan mereka sekarang lebih siaga dari sebelumnya. Mata nya terus berputar.
Di pinggir kolam, ke empat lelaki sudah mulai telanjang, demikian juga para wanita nya. Ke empat wanita ini ternyata mempunyai body yang sangat bagus. Putih bersih, padat, cantik semua, dan payudara yang hampir sama besar, sekitar 36 C. Aku yang melihat melalui kamera ku, aku mulai panas juga. Aku harus pejamkan mataku menenangkan diri.
Gilaaa....
Yudha dan Yeti sudah saling kulum bibir, tangan Yudha mengelus lengan Yeti, terus ke dada nya. Yudha memperlakukan dengan lembut, pantas Yeti terbius, dia ahli ternyata. Terdengar Yeti mengerang-ngerang. Lalu Yudha mulai mencium dada Yeti dengan lembut dan mulai menyedot nya dengan rakus. Bergantian kiri dan kanan. Yudha berhenti sejenak, dan melihat susu Yeti dari dekat, dan meremas nya, nampak air susu pun keluar dari dada Yeti. Yudha terlihat senyum lebar.
"Aku tergila-gila tetek mu Yeti. Selalu membuat aku ketagihan."
"Iya pak. Silahkan pak."
"Ayo dong Yet, kaya nya lemes banget. Kamu kaya kecapean? lo gak maen ama orang lain kan? gue dah pelihara lo, jangan coba coba nain ama cowok lain yah."
"Nggak berani pak. Saya mungkin kecapean sedikit karena pulang pagi."
"Kan gue dah bilang, udah berhenti gak usah kerja. Emang yang gue kasih masih kurang? lo bisa sewa ruko, punya barang mewah itu duit dari siapa? anak dan mertua juga gue yang biayain. Udah gak usah takut. Atau gaji lo berapa di koperasi? gue bayarin asal lo berenti."
"Bukan itu pak, saya cukup pak. Cukup sekali. Untuk kerja, sementara saya belom bisa, saya sendiri an jadi buat usir sepi juga pak. Dan... saya gak enak ama ibu Haji yang sudah baik ama saya. Bantu saya waktu saya susah sekali pak."
"Hei, lo pikir gue gak baik? Gak lo hitung yang gue bikin?"
"Bukan-bukan pak, bukan itu maksudnya. Aduh jangan salah paham pak."
"Gak ada, pokok nya paling lambat akhir bulan lo dah stop. Ngerti? kalo nolak, semua fasilitas dan tempat tinggal lo gue tarik. Dan kelakuan lo gue sebar orang tua lo, mertua dan pasti nya ama suami lo."
"Baik pak." Yeti terlihat pasrah.
Aku yakin ada perang batin yang kuat saat ini. Terserah kamu Yet, kalo kamu mau terus kamu akan terikat dan tinggal waktu hancurmu, tapi kalau kamu mau lepas, aku janji akan melepaskan mu.
"Ayo, puaskan saya sekarang, jangan kerjaan mu jadi alasan, aku bisa emosi."
"Ya pak. Bapak diam saja. Nikmatin ya pak."
Aku mengarahkan kamera ku ke Agus Mercon. Dia sedang di blow job sambil terlentang di kursi panjang oleh Rahmi dan tampak merem melek. Penis ukuran standard itu keluar masuk mulut Rahmi, sambil ia meremas-remas payudara Rahmi yang besar, kenyal dan tegak itu. Jelas saja, payudara Rahmi sedang penuh dengan susu. Anak nya masih 4 bulan. Tampak susu bermuncratan ke paha Agus. Tidak lama kemudian agus menarik kepala Rahmi. Dan bangkit.
"Udah-udah ntar gue keluar. Sini lo tidur, gue mau entot lo sekarang."
Posisi Agus yang menghadap kamera, mempermudah aku mengambil gambar nya. Lebih aku zoom lagi sehingga jelas muka nya. Dia mulai menindih Rahmi yang sudah terlentang dan membuka pahanya siap untuk dimasuki. Tampak vagina Rahmi yang tebal tanpa bulu. Agus mulai menusuk penis nya dan segera tenggelam pada vagina Rahmi. Agus mulai mengoyang dan mengocok penis nya sambil mulutnya menyedot-nyedot payudara Rahmi dan memeras nya saling bergantian. Rahmi tampak mendengus pelan sedang Agus mengerang kenikmatan. Tidak sampai 5 menit, Agus tersungkur di atas Rahmi.
Hah, cuma segitu ternyata.
Aku menyorot ke Fajri. Fajri sedang tidur terlentang sedang ce Ismi menunggangi nya. Tidak tampak penis nya sebab tertanam di vagina ce Ismi. Terdengar samar-samar dia menyebut nama Chelsea (Islan). Sepertinya dia terobsesi pada artis cantik itu. Tiba tiba dia duduk dan menghisap dada ce Ismi. Lalu dia menarik tubuh ce Ismi agar menunduk, lalu sambil menyusu, Fajri ganti menyodok-nyodok vagina Ismi dari bawah. Terlihat pinggul nya mengocok cepat, dan tak lama dia melenguh ke atas melepas payudara ce Ismi dan tampak orgasme bersamaan keduanya.
Di pasangan lain, pak Harris yang paling santai. Saat ini dia sedang di kulum penis nya oleh Natmi. Dia mengelus rambut Natmi sambil tetap memperhatikan Natmi. Tangan Harris beraksi di vagina Natmi. Mengelus dan menusuk-nusuk vagina Natmi dengan jari tengah nya. Natmi tampak meringis kenikmatan sambil tetap sekarang menjilati kantung pelir Harris. Penis Harris lebih besar dari ke dua pejabat BC ini. Tapi gak tau tahan lama atau tidak nya. Mungkin Harris tidak buru-buru agar tidak cepat keluar juga. Lelah menghisap, Natmi bangun maju menghadap Harris yang setengah duduk, lalu mengangkangi kaki Harris dan mulai memasukkan penis itu pada vagina nya yang berbulu halus dan rapih. Setelah pas, Natmi menekan pantat nya dan penis masuk perlahan dan amblas. Setelah diam.sesaat, Natmi mulai menggoyang naik turun di pangkuan pak Harris. Natmi langsung menggoyang cepat seperti ingin menyelesaikan dengan cepat. Tak sampai 2 menit, pak Harris sudah teriak. Dia ambruk ke senderan kursi. Dan tersenyum puas. Natmi bangkit dan pergi menjauh.
Yang paling akhir dan masih berpacu adalah Yudha dan Yeti. Saat ini mereka sedang di posisi doggy style. Yudha mengeluar masukkan penis nya dengan cepat, Yeti menggoyang pantat nya ke depan belakang menyambut sodokan Yudha. Yeti teriak kecil kenikmatan dan Yudha menggeram. Satu menit kemudian ke dua nya sama orgasme yang dashyat. Yeti tersungkur ke bale. Yudha terduduk di bangku. Nampak senyum puas di wajah nya.
Bersambung lagi ya suhu....
Terakhir diubah: