Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Another Lonely Story

Bimabet
Selamat malam suhu..
Maaf nubie memberanikan diri muncul. Masih banyak yang mengintip cerita ndeso ini yah.. ? Padahal sudah lama sekali nubie ga liat, eh masih ingin tau juga epilog. Epilog sudah lama jadi nya suhu cuma belum di post.. karena kondisi sih sebenarnya... Apakah masih perlu di post juga epilog nya ??
Ditunggu... ini cerita bagus
 
Selamat malam suhu..
Maaf nubie memberanikan diri muncul. Masih banyak yang mengintip cerita ndeso ini yah.. ? Padahal sudah lama sekali nubie ga liat, eh masih ingin tau juga epilog. Epilog sudah lama jadi nya suhu cuma belum di post.. karena kondisi sih sebenarnya... Apakah masih perlu di post juga epilog nya ??
ditunggu selalu epilognya huu
 
Selamat malam suhu..
Maaf nubie memberanikan diri muncul. Masih banyak yang mengintip cerita ndeso ini yah.. ? Padahal sudah lama sekali nubie ga liat, eh masih ingin tau juga epilog. Epilog sudah lama jadi nya suhu cuma belum di post.. karena kondisi sih sebenarnya... Apakah masih perlu di post juga epilog nya ??
Masih setia menanti
 
Selamat malam para sesepuh, master, guru, pendekar, dan suhu-suhu semua. Nubie hijau merah kuncup ini, mau menuntaskan janji nubie. Bahwa cerita nubie, Wajib selesai. Bagaimana dan kapan pun waktu nya. Saat ini, nubie mau menyelesaikan...


E P I L O G


Hari masih pagi sekali, tapi suasana di rumah Bupati telah ramai dari subuh.

Lalu lalang para pelayan dan orang-orang yang ditugasi untuk mengurusi segala hal yang telah di rencanakan dengan matang.

Dekorasi dan hiasan telah terpasang dengan rapih dan mewah. Juga pelaminan dan kursi para tamu penting pun telah siap sejak kemarin.

Hari ini, jam 7.30 pagi akan diadakan Akad Nikah dan disambung resepsi pernikahan.

dr. Aryadi Satrio Putro S.Pd bin RM Subroto Hadisiswarto

Dengan

dr. Kamila Purnama Giman binti Sutardi Giman

Hari ini akan resmi menjadi sepasang suami dan istri.

Sejak pukul 6.00 pagi, Pe'i, Arifin telah siap dengan pakaian resmi lengkap. Safari hitam hitam dan topi slayer loreng khas Banten.

Keduanya di minta oleh Aryo dan Mila untuk mengurusi semua hal operasional pada hari itu. Walau belum berpengalaman, tapi mereka di bantu oleh para staff dari EO yang di tunjuk menyelenggarakan acara yang sangat bersejarah itu.

Undangan di sebar dengan skala besar. Mulai dari pejabat tinggi sampai para petugas kalangan rendahan yang mengenal kedua mempelai dan keluarga nya.

Inilah hajat besar sang bupati Pandeglang. Masa bakti nya pun akan berakhir tahun depan, dan pak Sutardi sudah berketetapan tidak akan mencalonkan diri lagi pada periode berikutnya. Dia merencanakan akan pensiun dan kembali ke kampung.

Ya...

Beliau mempunyai satu tanah dan rumah yang telah lama di tinggal kan. Di wilayah Serang Selatan.

Sudah 3 tahun rumah dan kebun itu di tinggal dan di percayakan pada orang kepercayaan.

Zubaidi..

Nama orang yang di percaya. Dan Zubaidi memperkerjakan 3 orang asisten nya dalam menjaga rumah dan tanah itu.

Tapi...

Dalam kunjungan nya yang terakhir, 1 bulan lalu, dimana pak Sutardi ingin mengundang langsung Zubaidi ke acara hajatan beliau, namun yang ditemukan tak sesuai kenyataan.

Zubaidi telah mengkhianati sang Bupati. Dia sudah 2 tahun tak datang ke rumah itu. Hanya per 4 bulan sekali ada orang suruhan dia datang hanya untuk mengambil hasil kebun dari tanah itu dan di bawa entah kemana. Padahal setau pak Sutardi, Zubaidi selalu bilang hasil kebun sangat sedikit bahkan beberapa kali gagal panen, sangat bertolak belakang dengan kenyataan nya yang selalu panen banyak dan memuaskan.

Dua asisten Zubaidi sudah 1 tahun lebih pergi tak tau kabarnya, sebab gaji yang di janjikan selalu dibayarkan hanya separuh dari kesepakatan awal, dengan alasan pak Bupati ini orang nya kikir, pelit dan tak peduli lagi sama mereka. Padahal, gaji dan bonus selalu di transferkan penuh oleh pak Sutardi pada Zubaidi.

Tersisa 1 orang saja yang menjaga tanah itu. Sudah 2 tahun lebih tak bisa pulang, sebab tidak ada yang mengganti posisi nya dan dia tidak berani meninggalkan aset itu, sebab dia tau siapa pemilik nya, yaitu kepala daerah dari daerah asalnya Pandeglang, walau tanah itu ada di wilayah Serang.

Sebagai warga asli Pandeglang, khususnya Labuan, dia terpanggil untuk tetap menjaga aset dari pemimpin nya. Karena dalam hatinya, dia percaya dan tau, sang Bupati tak seperti itu sifat nya. Hati nya tau bahwa Zubaidi telah berbuat jahat, tapi untuk melawan, dia tak sanggup, tak punya bukti dan tak ada akses sama sekali.

Setelah mengetahui kejadian itu, pak Sutardi langsung memerintahkan Arifin untuk menaruh orang kepercayaan langsung untuk membantu si penjaga itu, yang bernama Syarfudin. Dan memberi Syarfudin cuti pulang kampung selama 1 minggu. Tapi ternyata, Syarfudin menolak, dia bilang, dia masih harus menyelesaikan dulu pekerjaaan nya. Sampai nanti orang tambahan itu datang. Dan dia bilang tak akan pulang kalau dia belum bisa menghasilkan apapun untuk keluarga nya.

Sebab dia sudah yatim piatu, hanya ada saudara perempuan dan adik lelaki nya saja di labuan sana. Dia tidak mau jadi beban buat saudaranya....

Pak Sutardi terenyuh atas bakti lelaki itu...

Sepeninggal pak Sutardi, esok nya Arifin datang dan membawa 4 orang lagi membantu Syarfudin. Dan sekaligus mengundang Syarfudin untuk datang di acara Hajat penting pak Bupati pada satu bulan ke depan. Syarfudin sangat senang, dan berterimakasih. Hati nya selama ini benar, pak Bupati bukan orang yang seperti di katakan Zubaidi selama ini pada nya.

Gaji dan bonus Syarfudin di berikan full dan penuh selama dia disana.

Zubaidi di pecat secara tak hormat bahkan diminta mengembalikan semua hasil kebun dan gaji asistennya.

Zubaidi tak bisa mengelak lagi....

Esok nya dia datang ke Ciomas, Serang, hendak menuntut balas pada Syarfudin. Tapi yang dia temukan disana adalah 4 orang kepercayaan Arifin yang gagah perkasa. Malang tak bisa di elak, dia malah di hajar habis disana dan dilemparkan ke jalan.

Arifin yang sedang menjaga di luar gerbang, ada sebuah angkot berhenti tak jauh dari nya. Turun seorang lelaki muda, tegap, dengan baju batik rapih dan celana kain hitam dan sepatu hitam. Di pundak nya ada sebuah tas selempang kain yang sudah kumal. Rambut tipis belum disisir walau terlihat belum lama di cukur.

Arifin yang melihat sang lelaki segera mendekati..

"Syarfudin... Aihhh.. Maneh jadi datang nya..? Ayo.. Ayo.. Kita masuk..."

"Aiihh kang Arifin... Assalamualaikum kang... "

Syarfudin maju dan menyalami Arifin...

"Wa'alaikumsalam... Sorangan bae..?"

"Iya kang.. Maaf kang, udah kesiangan. Tadi angkot nya lama kang.. Udah terlambat ya kang...?"

"Belum.. Masih satu jam lagi akad nya... Kamu gak usah resah gitu, kan kamu mah gak ada tugas apa-apa. Saya sama teman saya yang tugas... Ayo ke dalam..."

Kedua nya berjalan ke dalam dan langsung menuju samping bangunan utama menuju rumah kecil tempat mess para pekerja di rumah itu..

Mereka berjalan di halaman, saat sepasang mata melihat dan menatap tajam ke arah rekan sejalan nya Arifin dari sisi teras depan.

Saat Arifin dan Syarfudin sampai pintu mess, Arifin mencoba membuka pintu, tapi terkunci.

Arifin mencari seseorang, dan matanya menemukan yang dia cari tak jauh dibelakang nya.

"Pe'i... Kunci dimana ?"

Syarfudin ikut terperangah dan ikut menoleh ke arah belakang.

"Kang Pudin...."

"Pe'i...."

Pe'i berlari...

"Kang.. Akang... Ya Allah..."

Pe'i memeluk Syarfudin dengan erat. Syarfudin pun balas memeluk.

Pe'i melepas dan segera menyambar tangan kanan Syarfudin dan menyalim nya ke dahi nya...

Muka Pe"i tersenyum lebar, rasa bahagia tergambar jelas....

"Gimana kabar akang... ? Dimana aja selama ini kang...?"

"Akang di Serang 'ie... Akang... Ah panjang cerita nya... "

"Ehem.. Ehem... "

"Aduh... Hampura kang Arifin.. Maaf. Ini akang saya kandung, pas di atas saya. Sudah 3 tahun gak ketemu..."

"Aiih... Kebetulan yang membahagiakan.. Sok.. Ayo kalian ngobrol aja di mess. Lepas kangen disana. Si Syarfudin juga mau bersiap, makanya tadi saya ajak ke mess. Ya udah kalian kesana biar saya urus disini. Tapi jangan lama yah, ini tamu udah mulai datang... "

"Nggak kang Arifin, saya masih tugas, gak bisa atuh ninggalin tanggung jawab. Tapi biar kang Pudin saya aja yang antar ke mess, saya janji langsung balik lagi buat tugas... "

"Ya udah.. Silahkan..."

"Makasih kang Arifin.. Permisi dulu ya kang..."

Pamit Syarfudin hormat...

Arifin segera balik badan dan kembali ke pintu utama. Disana sudah ada juga para aparat Polisi, TNI dan panitia. Sesaat dia berhenti memandang ke arah dalam bangunan. Dirasa semua lancar, lalu kembali hendak melanjutkan menuju depan.

Matanya melihat ada 5 orang lelaki berjalan masuk.

Dua Lelaki tua sekitar 60 tahun, satu lelaki 50 an, satu lelaki pertengahan 45 an dan satu lelaki tengah 20 an.

Matanya segera mengenali dua lelaki tua itu.

Dengan secepat nya dia berlari menyongsong..

"Selamat datang Ki Raga, Mat Rojak.. Mohon maaf jika sambutan kami kurang berkenan. Juga buat kang Pablu.. Dan bapak berdua, selamat datang...?"

Arifin menunduk hormat...

Dia tau siapa yang datang...

Dan orang yang mendengar sapaan Arifin serentak menoleh, dan mereka banyak yang terkejut mendengar nama orang yang di sapa oleh Arifin...

Iya...

Yang datang dalam rombongan kecil itu adalah kakek Saiman dan kakek Abidin yang terkenal dengan Ki Raga dan Mat Rojak. Tokoh mantan pemimpin pendekar aliran hitam di wilayah Serang dan Pandeglang. Walau sudah beberapa bulan terakhir tak terdengar lagi aksi dan tindakannya, tapi nama besar yang menakutkan itu tak hilang dari ingatan banyak warga disana. Mulai aparat keamanan, pemerintahan, apalagi para praktisi lapangan yang banyak beredar di pasar atau terminal..

Seorang lelaki 50an, murid dari Ki Abidin yang bernama Pablu.

Dan seorang lelaki tegap berambut pendek umur 45an dan seorang lelaki muda yang kekar dan tegap mengikuti di belakangnya.

"Kang.. Saya Saiman, ini Abidin. Masa lupa kang... Saya udah ga ada lagi hubungan dengan Raga atau Mat Rojak. "

"Ampun.. Ampun... Maaf aki.. Saya lupa.. Iya.. Saya.. Ah.. Selamat datang aki Saiman, aki Abidin, kang Pablu dan bapak ber dua. Ayo silahkan masuk langsung ke depan aja ki.. Ayo ki... Ayo kang..."

Arifin segera mendahului mereka dan membuka jalan, agar rombongan itu maju ke depan, di barisan depan para tamu penting yang menghadiri upacara Akad Nikah itu.

Saat sampai di barisan depan, nampak ada Pe'i yang kebetulan sedang mengatur di bagian itu.

Melihat siapa yang datang, Pe'i pun langsung dan mendatangi ke dua kakek itu.

"Assalamualaikum kakek. Saya Pe'i yang 3 bulan lalu kakek berdua mampir ke desa abdi di desa nelayan di Labuan. Abdi ini adik almarhumah yang rumah kami di datangi penjahat yang akhirnya membunuh kakak saya. Kakek masih ingat yah...?"

"Aihh.. Iya abdi masih ingat sama anak. Kami belum sempat ucap bela sungkawa. Tapi memang penjahat nya itu skala internasional, dia belum juga tertangkap nak. Sabar ya nak, pasti ada jalan nya nanti masalah ini akan selesai. Dan ini juga kakek ajak dua orang gagah yang mempunyai urusan dengan si penjahat itu.

Tapi memang saat ini urusan nya hanya menghadiri hajat pak Bupati, sebagai undangan beliau atas jasa dua orang gagah ini mengamankan wilayah Labuan dari tindakan kejahatan. "

"Oh.. Benar kah Ki..?"

"Iya nak. Tanpa bapak ini dan keluarga nya yang luar biasa, Abdi ga mungkin jadi begini, dan Abidin juga menjadi bisa sebahagia saat ini. Mungkin abdi masih jahat atau sudah mati di bunuh lawan. Tapi, berkat jasa bapak inilah, secara tidak langsung membuat si Raga dan Mat Rojak mati.. Mati dalam kekelaman hidup nya. Dan lahir kembali Saiman dan Abidin seperti yang anak lihat sekarang..."
jelas kek Saiman juga

"Aihh... Hebat yah. Boleh kah abdi kenal dengan bapak yang gagah ?"

"Ah.. Wak Saiman terlalu berlebihan. Saya mah cuma orang biasa atuh wak. Cuma melakukan apa yang bisa dan saya anggap benar aja pada keluarga dan masyarakat. Saya ini Julian.. Panggil saja Anto. Dan ini Edwin.. Eh.. Teman saya...?"

Julian mengangguk, Edwin aka Husen juga mengangguk halus.

"Senang pisan saya.. Ayo kakek, bapak, akang, silahkan duduk disini yah. Mohon maaf jika pelayanan kami belum berkenan..."

"Terimakasih ya Nak. Kakek lihat kamu sudah jauh lebih baik, dan berubah. Semoga masa depan mu makin beruntung ya nak..."

"Amin.. Amin... Silahkan duduk ya kek. Saya mohon diri ya kek. Rombongan pengantin telah sampai. Mohon undur ya kek... Permisi..."

Rombongan itu menempati baris ke tiga sisi kiri.

Tak lama masuk iring-iringan rombongan. Pengantin pria masuk bersama orang tua dan rombongan nya. Ada juga penghulu dan pemuka agama disana.

Panggung untuk Akad telah di steril sejak pagi-pagi sekali. Waktu masih sekitar 40 menit lagi. Rombongan pengantin wanita pun keluar tak lama kemudian.

Sesaat Aryo memandang ke arah para undangan. Matanya tertahan pada baris 3 di kiri. Lalu Aryo berbisik pada Romo dan penghulu. Sesaat kemudian Aryo bangkit dan berjalan turun dari panggung.

Banyak mata mengikuti pergerakannya. Aryo tetap berjalan ke arah baris ke 3 sisi kiri.

"Assalamualaikum kakek.. Aryo seneng banget kakek berdua akhirnya datang.. Eh.. Kang Pablu, dan.. Kamu... Husen...?"

"Wa'alaikumsalam. Benar dok, kami datang. Kami diundang pak Bupati. Dan ini kakek kenalkan seorang bapak yang sangat berjasa pada kami berdua dan buat daerah kita, khusus nya di Labuan 3 setengah bulan yang lalu. Peristiwa bentrok di PLTU dan penghancuran kejahatan di wilayah kita. Bapak Julian. Tanpa beliau ini dan tim nya, kita belum bisa akan sebaik saat ini."

"Ohh... Ya Allah.. Aku ingat... Karena para korban itu ada beberapa aku dan Mila yang merawat. Termasuk... Eh... "

"Ayu Astuti...?"

Husen menyela

"Iya kang..."

"Gak usah khawatir dok, Ayu dalam kondisi baik dan sehat. Dia sudah menemukan dunia nya yang baru. Dan.. Tidak jauh juga dari sini.."

"Ah.. Tidak jauh...? Dimana dia kang..?"

"Dokter tenang saja, dia gak akan kenapa-kenapa dan tidak akan menghalangi apapun.. Sudah dok, jangan berpikiran macam-macam, konsentrasi saja dengan acara ini... Kami senang sekali dokter telah membuat Labuan jadi maju, aman, sehat dan teratur. Salut buat anda dok..."

"Eh.. Mana ada.. Emang akang tau.. ? Eh maksud saya.. Ya.. ya.. Saya paham. Maaf saya baru ngerti. Terimakasih kang Husen, tapi pujian nya kelebihan itu kang..."

"Haha.. Biar waktu yang menjawab nya ya dok.."

"Nanti habis akad, apa kita masih bisa ketemu ? Aku banyak yang mau di bicarain kek... Kang... ?"

"Insya allah bisa dok... Tapi lebih leluasa nanti kalo dokter udah balik bulan madu aja.."

"Ah kakek... Janji yah jangan pergi dulu..."

"Iya dok, oke... "

"Aku kesana dulu ya kek, pak, kang..."

"Oke.. Konsentrasi dok... Semoga lancar... "


Acara Akad pernikahan pun telah dilangsungkan dengan lancar.

Selang satu jam kemudian resepsi pernikahan dilaksanakan.

Banyak undangan orang penting, terpandang yang datang ke acara itu.

Suatu moment sangat bersejarah bagi Aryo dan Mila. Dimana hati yang di baharui, sikap yang sudah berubah dan mental yang dipulihkan, menjadikan suatu era baru dalam hidup nya.

Suatu hubungan yang dirombak total menuju hubungan yang jauh lebih baik, harmonis, hangat dengan semestinya...

Romo sangat menyayangi dan mencintai Aryo..

Aryo sangat menyayangi dan menghormati Romo..



SEKIAN...
 
Terakhir diubah:
Sangat langka lelaki sejati yg menepati janji, salam hormat buat kang @Balak 6 ...
Hatur nuhun buat epilog nya. 🙏
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd