Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Bryan's New Life


BETWEEN LIES

"Vel, lagi apa ?"
Gue mengirim pesan untuk Vella. Kira kira 10 menit menunggu, Vella akhirnya membalas.

"Gue abis mandi. Lo gak ada kelas ?"

"Hari ini cuma satu matkul tapi Dosennya gak ada"

"Hahaha. Yaudah ke apart aja"

"Oke"
Tanpa pikir panjang lagi, gue pun langsung bergegas menuju apartemen tempat Vella tinggal. Setelah sampai di The Emerald, gue langsung naik ke lantai 15 dengan menggunakan lift. Karena gue lupa nomor kamar Vella, gue pun menelponnya. Salah satu pintu terbuka, gue lihat Vella keluar dengan mengenakan kimono putih berbahan handuk, rambutnya juga masih basah, kemudian mempersilahkan gue masuk.

"Lo gak kuliah Vel ?"

"Ada sih tadi jam 8, tapi gue kesingan. Gara gara kontol lo nih !"
Jawab Vella sambil meremas kontol gue dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya menarik kepala gue hingga bibir kami pun bertemu. Kedua tangan gue juga berusaha menyerang, dengan mengangkat bagian belakang kimono yang dikenakan Vella, dan gue bisa leluasa meremas pantatnya yang ternyata belum mengenakan celana dalam. Belum 5 menit, tiba tiba Vella melepaskan ciumannya.

"Eh gue harus siap siap. Ntar temen gue mau dateng"

"Lah mau kemana Vel ? Trus ngapain gue ke sini kalo lo mau pergi ?"

"Mau ke Golden Peach. Lo juga ikut aja ntar"
Vella menyebutkan nama sebuah mall yang terbilang cukup besar sambil berjalan ke kamarnya.


4af6ed1217868564.jpg

Mulustrasi : Vella

"Temen lo dateng kapan ?"

"Katanya sih nanti jam setengah 1"

"Berarti waktu kita gak banyak"
Gue langsung menutup pintu kamarnya, melepas jaket hoodie, kaos, dan celana jeans yang gue pakai hingga telanjang bulat. Vella yang melihat gue sudah telanjang, langsung melepas kimononya. Kami berdua sudah telanjang sekarang. Vella langsung menggenggam kontol gue dengan tangan kirinya, kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya. Tidak hanya itu, Vella juga menjilati seluruh batang kejantanan gue mulai dari pangkalnya hingga ke ujungnya yang membuat gue merasa geli dan nikmat bersamaan. Gue lihat tangan kanan Vella ternyata memainkan memeknya sendiri, jari tengah dan jari manisnya masuk ke dalam mengobok-obok lubang kenikmatannya sendiri. Sadar akan waktu yang tidak banyak, gue langsung mengangkat tubuh Vella untuk berdiri, lalu menuntunnya untuk tiduran terlentang di pinggir kasur. Vella melebarkan kedua kakinya, dan gue langsung menghujamkan kontol gue sedalam-dalamnya.

"Ooouuuggghhh . . . sodok yang cepet"

"Iyaah Vel"
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan yang ada, langsung gue hajar memeknya dengan tempo cepat. Kedua tangan gue memegang pinggangnya untuk memantapkan serangan, sedangkan tangan Vella meremas kedua toketnya sendiri. Melihat ekspresi Vella yang keenakan, membuat gue semakin semangat.

"Aaahhh . . . terusin Bry . . . terusin"

"Iyaaah . . . lo suka yahh ?"

"Iyaaaaahh . . . enak banget kontol lo . . . oouuwwhh"

"Lo nikmatin nih !!!"
Entah sudah berapa menit gue menyodok memeknya Vella sambil berdiri, lalu gue cabut kontol gue dan berbaring di sebelah kiri Vella menghadap ke arahnya. Vella pun merubah posisinya menyamping ke kanan dan mengangkat kaki kirinya. Langsung saja gue arahkan kontol gue masuk kembali menembus memeknya. Tangan gue menahan paha kiri Vella, sedangkan tangan kanan gue meremas toket kanan Vella dari belakang.

"Aaahhh . . . aaahhh . . . aaahhh"
Vella tidak berhenti mendesah tiap kali kontol gue menusuk dan menggesek dinding-dinding dalam memeknya.

"Lo suka posisi kayak gini ?"

"Aaahh . . . apa ajah . . . asal kontol lo yang masuk . . . aahh aahh"
Tak butuh waktu lebih lama lagi, Vella mendapatkan orgasme pertamanya.

"Ooohhh . . . gue keluar . . . oouugghh !!!"
Gue pun berhenti sejenak memberikan waktu untuk Vella beristirahat. Gue cabut lagi kontol gue, kemudian gue minta Vella untuk tengkurap. Kedua kakinya dirapatkan, dan gue angkat sedikit pinggulnya. Saat gue gesekkan kontol gue ke bibir memeknya, ternyata malah memberikan rasa geli bagi Vella.

"Ah jangan digituin. Masukin sayang, masu- . . . oowwhh"
Belum selesai kata-kata Vella, langsung gue masukkan senjata andalan gue. Pinggul gue pun bergerak maju dan mundur dengan tempo cepat. Kedua tangan gue meremas pantat Vella dengan gemas, bahkan menekannya ke tengah dan membuat memeknya terasa menyempit. Rasanya sungguh nikmat.

"Aaaahhh . . . enak . . . kontol lo enaaakk . . . aaaahhhh !!!"

"Memek lo . . . memek lo juga enak Vel !"

"Sodok terus Bry !"

"Apanya yang disodok Vel ?"

"Memek . . . memek gue Bry !!!"

"Sodok sampe kapan Vel ?"

"Sampe gue keluar pokoknya . . . iyaaahhh terusin . . . ooowwwhhh"
Gue pun terus menggenjot Vella tanpa ampun. Kedua pantatnya mulai memerah menerima tamparan dan remasan kasar tangan gue. Vella yang tadinya tengkurap, lama kelamaan mulai bertumpu dengan kedua lutut dan sikutnya. Posisi pun berubah menjadi Doggy Style dengan kontol gue yang masih tertancap. Pinggul gue pun kembali beraksi melancarkan serangan yang bertubi-tubi. Suasana di dalam kamar saat itu benar benar ribut, semoga saja tidak terdengar keluar. Setelah beberapa menit, gue tarik kedua tangan Vella ke belakang sampai Vella yang tadinya bertumpu dengan sikutnya menjadi berdiri dengan berlutut. Tangan kiri gue menjaga agar tangan Vella tetap di belakang, sementara tangan kanan gue memainkan puting kanan Vella.

"Ahhh . . . geli sayang . . . geli . . . ooohhh"
Rintih Vella saat jari gue memilin puting yang mengeras. Hingga akhirnya Vella pun mendapatkan orgasme keduanya.

"Keluar . . . keluar lagi aaassshhh !"
Gue justru tetap menghajar memeknya. Tidak ada waktu istirahat untuk Vella karena gue juga ingin cepat cepat menyemburkan sperma gue memenuhi memeknya.

12:30

"Tahan . . . tahan du- eeemmmppphhh"
Tangan kanan gue langsung membungkam mulut Vella agar tetap diam. Dan di saat saat gue hampir menyemprotkan sperma gue, tiba tiba terdengar suara bell. Teman Vella ternyata sudah datang, dan membuat kami panik. Vella pun langsung mengambil kimononya, dan bergegas keluar. Sementara gue, masih di dalam kamar, memakai lagi pakaian yang gue kenakan satu persatu. Terdengar suara Vella sedang bercakap-cakap entah dengan siapa, tapi gue merasa mengenali suara itu. Tak lama Vella membuka pintu kamar tidur, untungnya gue udah memakai semua pakaian gue.


86f3611217868714.jpg

Mulustrasi : Alice

"Ini kenalin, cowok aku"
Vella memperkenalkan gue kepada temannya sebagai pacarnya, padahal seinget gue, kita gak pernah pacaran. Gue pun keluar dari kamar tidurnya dan gue sangat terkejut, ternyata Alice, mantan gue, adalah temannya Vella.

"Loh Bryan ?"
Kata kata Alice justru membingungkan Vella.

"Loh kalian saling kenal ?"

"Eh . . . itu . . . kita . . ."

"Kita temen SMA"
Alice langsung memotong kata kata gue dan menjawab bahwa gue dan Alice adalah teman sewaktu SMA bukan sebagai mantan, memang kita dulu dari SMA yang sama, tetapi Alice tidak mengatakan apa hubungan kami, gue juga gak tau alasannya apa.

"Oh gitu. Yaudah aku siap siap dulu ya"
Vella pun masuk ke dalam kamar tidurnya, lalu menutup pintunya. Gue berjalan ke ruang tamu, dan duduk di samping Alice.

"Vella cewek lo sekarang ?"
Tanya Alice sambil berbisik. Karena tadi Vella memperkenalkan gue sebagai pacarnya, gue hanya menjawabnya dengan anggukan, agar Alice tidak curiga.

"Tadi udah sempet keluar belom ?"

"Ma-maksudnya ?"

"Aku liat kok, Vella belom pake baju apa apa di balik kimononya"

"Te-terus kenapa ?"

"Kalian lagi ngewe kan sebelum aku dateng ?"
Jantung gue seakan berhenti mendengar pertanyaan Alice, gue gak bisa jawab lagi. Tangan kanannya bahkan sampai berani mengelus kontol gue, meski dari luar celana jeans yang gue pakai.

"Kamu jago ya kalo bikin orang jealous"
Alice langsung naik ke pangkuan gue. Siang itu Alice mengenakan dress sabrina selutut berwarna hitam. Pakaian yang menampilkan pundak, leher, dan sedikit bagian atas dadanya, terlihat begitu seksi. Tidak hanya naik ke pangkuan gue, bahkan Alice menurunkan bagian atas dressnya, hingga kedua toketnya yang harus gue akui memang lebih besar dibandingkan dengan milik Vella, keluar terpampang jelas di depan muka gue. Karena gue masih ragu ragu, Alice langsung menarik kepala gue, mendekapnya di antara himpitan toket besarnya. Akhirnya tanpa membuang kesempatan, langsung gue remas kedua toket sambil gue jilatin puting kanan dan kirinya bergantian.

"Lis, parfum aku ada yang ketinggalan di tempatmu gak ?"
Tiba tiba Vella bertanya, untungnya dia masih tetap di dalam kamar tidurnya.

"Oh . . . iyah . . . aku lupa bawa tadi"
Alice menjawabnya dengan agak sedikit mendesah, gue gak tau apa Vella curiga atau tidak. Tak lama setelah menjawab pertanyaan Vella, Alice langsung berdiri kemudian merapihkan dressnya lagi. Secara kebetulan, Vella keluar dari kamar tidurnya tepat saat Alice selesai merapihkan dressnya.

"Ayo berangkat. Yang, kamu jadi ikut gak ?"


"Eh . . . enggak deh. Aku pulang aja"​
"Oh . . . iya ikut"​
 
Terakhir diubah:
Ceritanya bikin bingung nih di akhir cerita masa lanjutannya 2 pilihan jd bikin bingung sambungan yg dr part sebelumnya yg mana
 
Setiap part nya gmn sih baca berkali2 msh bingung urutan part nya lg baca part yg sama vella tau2 pas part berikutnya udh jeanny aja
 
Iya baru sadar cara penulisan dan alur nya berubah hu.. Maaf ane jarang ol
 
Pulang kerumah terus balik lagi hajar Carisa sampai pingsan, biar ketagihan dia jadi lumayan buat pelepas sperma. :semangat::tegang::mantap:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd