Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Bryan's New Life

seru cerita nya kayak main gem aja. ending nya berbeda di tiap pilihan.
 

ANAL SENSATION

"Hai Jeanny, lagi apa ?"
Gue mengirimkan pesan untuk Jeanny. Tak lama Jeanny pun membalasnya.

"Gue lagi di jalan arah pulang, bentar lagi sampe. Ada apa Bry ?"

"Gak ada apa apa sih. Dosen gue izin, jadi gue bingung mau ngapain sekarang"

"Oh gitu. Eh tapi lo masih di kampus kan ?"

"Iya"

"Pas banget, jangan pulang dulu ya, tunggu di seberang kampus"

"Lah ngapain ?"

"Nanti lo anterin temen gue ya, sekalian ke sini. Bentar gue kabarin dia dulu"

"Okay"
Gue pun jadi penasaran sebenernya siapakah orang yang Jeanny maksud, mungkin Catherine atau Kalul. Gue kembali teringat kejadian kemarin sore di kosannya Jeanny, dan gue berharap semoga hal itu bisa terjadi lagi walaupun hanya sekali. Setelah menunggu mungkin kira kira 20 menit, ada seorang wanita cantik yang menghampiri gue. Sekilas, gue seperti pernah melihatnya entah di mana.

"Sorry, Bryan ya ?"

"Eh iya. Siapa ya ?"

"Gue Icha, temennya Jeanny. Maaf ya jadi lama nunggunya"

"Santai aja. Mau langsung berangkat ?"

"Iya yuk"

"Okay"


5ca76b1258793944.jpg

Mulustrasi : Icha

Selama perjalanan menuju kosannya Jeanny, suasananya agak sedikit canggung jadi tidak banyak obrolan karena memang gue baru mengenalnya. Singkat cerita, kita pun sampai di kosannya Jeanny. Terlihat Jeanny melambaikan tangannya dari lantai dua menyambut kedatangan kami berdua, dan kami pun segera naik.

"Lula sama Catherine mana ?"
Tanya Icha setelah meletakan tasnya di atas meja di dalam kamarnya Jeanny.

"Kayaknya masih ada jam kuliah Ka"
Jawab Jeanny sambil mengecek smartphone.

"Eh Jen, numpang ke toilet ya"
Gue sudah tidak kuat menahan rasa kebelet yang sudah gue tahan-tahan.

"Oh iya"
Gue pun langsung masuk ke kamar mandi. Sebelum keluar, gue mencoba untuk memeriksa gallery smartphone. Gue pun membuka sebuah video yang gue rekam kemarin di kamar mandi kampus. Dan ternyata, sosok wanita dalam video itu sangat mirip dengan Icha temannya Jeanny ini. Kaget tapi masih tidak percaya. Pikiran gue langsung berimajinasi, akan ada kegilaan apa lagi di dalam kamarnya Jeanny. Dan benar saja, ketika gue keluar, gue melihat di atas kasur Jeanny dan Icha sedang berciuman tanpa mengenakan pakaian.


9d75611258800134.jpg

Mulustrasi : Jeanny

Gue sampai bengong melihat tingkah mereka berdua seolah-olah gue tidak ada di ruangan itu. Dua sosok wanita cantik tanpa busana dengan tubuh yang akan meningkatkan birahi semua laki laki normal terpampang jelas di depan mata. Gue pun segera melepas seluruh pakaian gue hingga kita bertiga telanjang dalam satu ruangan. Kontol gue yang belum berdiri sepenuhnya, menjadi pusat perhatian, terutama Icha yang baru pertama kali melihatnya.

"Oh ini yang kemaren bisa muasin tiga memek temen gue"
Kata Icha. Sepertinya Jeanny menceritakan apa yang telah terjadi di kamar ini kemarin. Gue pun duduk di antara Jeanny dan Icha. Jeanny, yang ada di sebelah kanan gue, memberikan bibirnya yang langsung gue lumat. Sementara Icha, yang ada di sebelah kiri gue, langsung menggenggam kontol gue dan mengocoknya dengan perlahan.

"Lumayan juga nih"
Icha terlihat kagum dengan ukurannya. Dia pun turun dari kasur lalu duduk di bawah tepat di antara kedua kaki gue yang agak sedikit terbuka. Jeanny mendorong gue dengan tatapan manjanya agar gue tiduran. Di bawah sana Icha melahap kontol gue sampai kontol gue berdiri sepenuhnya, sedangkan gue dan Jeanny kembali berciuman.

12:30

"Jen, goyang"
Icha memberikan kode. Jeanny yang paham langsung naik ke atas gue, sementara Icha mengarahkan kontol gue masuk ke dalam memeknya Jeanny.

"Aaawwwssshhh . . ."
Lenguh Jeanny saat kontol gue terbenam hampir seluruhnya di dalam memeknya. Jeanny melipat kedua kakinya hampir seperti berlutut, sementara kedua tangannya bertumpu di atas dada gue, lalu pinggulnya pun mulai bergerak secara perlahan naik dan turun.

"Aahh . . . aaaahhhh . . . aahh"
Desahan Jeanny membuat suasana di dalam kamar menjadi semakin ramai. Entah apa yang dilakukan Icha di bawah sana, tapi sekilas terdengar desahannya. Setelah beberapa menit berlalu, tiba tiba Icha terlihat berdiri di belakang Jeanny yang masih asik menggoyangkan pinggulnya dengan gerakan memutar. Icha membisikan sesuatu ke telinga kanan Jeanny, bahkan Jeanny sampai berhenti bergoyang. Gue pun menjadi penasaran apa yang barusan dibisikan Icha. Jeanny pun melepaskan kontol gue dari jepitan memeknya.

"Gantian Bry"
Kata Icha setelah tiduran di sebelah kiri gue. Gue pun bangun dari kasur lalu berdiri menghadap Icha yang sudah melebarkan kedua kakinya bersiap menerima serangan. Tanpa membuang waktu lagi, langsung gue arahkan kontol gue ke memeknya.

"Ooohhh . . . yang dalem Bry"
Walaupun rasanya tidak sesempit memeknya Jeanny, tapi tetap saja nikmat. Gue pun menggenjotnya dengan tempo cepat sambil meremas kedua toketnya. Tapi tak berapa lama, Icha membisikan sesuatu.

"Udah pernah lewat belakang belom ?"

"Maksudnya ?"

"Maksudnya Ka Icha pengen dianal"
Tiba tiba saja Jeanny menjelaskan dari belakang. Gue pun kaget, jangan jangan ini yang Icha bisikan tadi, tapi karena gue sendiri juga penasaran jadi gue setuju saja. Jeanny langsung mengulum kontol gue setelah gue mencabutnya dari memek Icha, sepertinya untuk melumasi agar lebih mudah. Setelah dirasa cukup, Jeanny langsung mengarahkan kontol gue ke lubang sempit tersebut. Dan ternyata memang cukup sulit.

"Aaww . . . pelan pelan . . . tadi bisa kok"

"Ha ? Tadi ?"
Kata gue dalam hati saat mendengar kata kata Icha. Seingat gue, tadi gue menunggu Icha di kampus. Mungkinkah di kampus ada seseorang sudah berhasil menerobos lubang belakang Icha, memikirkannya saja membuat gue semakin bernafsu.

"Ooowwwhhh . . . tahan dulu"
Akhirnya kontol gue berhasil masuk walaupun baru setengahnya dengan sedikit memaksa. Setelah melihat raut wajah Icha yang sepertinya sudah mulai terbiasa, gue pun memegang pinggangnya, lalu mulai menggerakan pinggul gue maju dan mundur dengan perlahan.

"Aaaahhhh . . . aahh . . . aahh"

"Sempit Cha . . . oowwhh"

"Masukin . . . masukin semua . . . kontol lo . . . aaahhh"
Kontol gue perlahan mulai terbenam hingga tak terlihat lagi. Lubang pantat Icha yang sempit itu ternyata mampu menelan seluruh kontol gue.

"Gimana Ka rasanya ?"
Rupanya Jeanny jadi penasaran. Dua jarinya mengocok memeknya sendiri sambil bertanya di samping kanan Icha dengan posisi menungging memperlihatkan pantat mulusnya.

"Enak . . . enaak banget oowwhh"

Emang tadi di kampus kurang Ka ?"
Jeanny mencoba menggoda Icha.

"Iyaah . . . aahh baru masuk . . . udah berhenti . . . gara gara . . . takut ketauan"

"Masih sama cowok yang kemaren ?"
Gue pun bertanya untuk memastikan apakah benar Icha yang ada di video itu. Icha dan Jeanny langsung menatap gue mendengar pertanyaan gue, terutama Icha yang agak sedikit bingung.

"Oh jadi gue beneran denger sesuatu kemaren"
Gue hanya menjawabnya dengan senyuman.

"Karena lo udah ngintip gue kemaren . . . lo harus puasin gue sekarang"
Tentu saja gue menerima tantangan itu. Gue percepat sodokan gue bahkan agak sedikit kasar. Jeanny langsung naik ke atas tubuh Icha memberikan semua rangsangan yang dia bisa untuk Icha. Lidahnya menari di leher, sementara tangan kirinya meremas toket kanan Icha, dan tangan kanannya mengocok memek Icha entah dengan dua atau tiga jarinya.

"Dikit lagi aaahhh . . . terusin aaahhh !!!"
Akhirnya Icha mendapatkan apa yang dicarinya hingga kehabisan tenaga, hanya suara nafasnya yang terdengar. Sekarang saatnya Jeanny merasakan hal yang sama, gue cabut kontol gue perlahan, lalu memasukannya ke dalam lorong kenikmatan Jeanny yang masih berada di atas Icha.

"Aaaahh . . . puasin gue juga Bry"
Gerakan pinggul gue cukup untuk menjawab permintaan Jeanny. Sayangnya karena posisinya yang lebih tinggi, sedikit menyulitkan gue untuk melakukan sodokan. Jadi gue terpaksa mendorong Jeanny sedikit maju ke depan hingga posisi memeknya tepat berada di depan muka Icha yang masih kelelahan. Kedua tangan Jeanny bertumpu pada jendela yang langsung menghadap ke jalan. Siapa pun bisa saja melihat Jeanny tanpa pakaian sekarang.

"Eh nanti kalo ada yang liat gimana ?"

"Ya anggep aja amal"
Bisik gue sambil memasukan kembali kontol gue ke memeknya Jeanny. Tanpa membuang waktu, langsung gue sodok dengan tempo cepat.

"Oohh . . . oohh . . . banyak . . . orang . . . aasshh"
Sepertinya Jeanny mulai merasa cemas, tapi gue tidak peduli dan terus menggenjot memeknya dari belakang. Setelah beberapa menit, tiba tiba gue merasa ada yang menjilati biji gue dari bawah. Sudah pasti Icha yang melakukannya, rupanya dia telah mendapatkan kembali tenaganya.

"Aaahhh . . . pindah tempat ajah . . . aaahhh"

"Nikmatin aja Jen"
Bisik gue di telinga kanannya. Kedua tangan gue sambil meremas toket kenyal Jeanny yang bergelantung. Sesekali gue mainkan pentilnya dengan jari yang membuat Jeanny kegelian.

"Ahh . . . gue mauh . . . mau ke- . . . aaaahhhh !!"
Jeanny mendapatkan orgasmenya hingga badannya sedikit melengkung ke belakang. Gue pun mencabut kontol gue dari memeknya setelah Jeanny mulai tenang. Icha langsung meraih kontol gue yang masih berlumuran cairan kenikmatan milik Jeanny dan memasukannya ke dalam mulutnya. Jeanny membalikan tubuhnya lalu duduk bersandar pada jendela dan tersenyum ke arah gue. Sekarang gue juga merasa akan segera keluar, jadi gue merubah posisi Icha karena gue masih penasaran dengan lubang pantatnya. Gue biarkan Icha tengkurap di atas kasur, sementara Jenny tiduran telentang di samping kirinya. Kontol gue kembali menerobos pintu belakang Icha, kemudian pinggul gue pun bergerak dengan perlahan.

"Aaahhh . . . enak kan . . . pantat gueh"

"Iyaah . . . sempit banget Cha"
Gue percepat gerakan pinggul gue sampai sperma gue bener bener mau keluar.

"Eh . . . jangan keluarin . . . peju lo . . . di dalem"
Icha yang tahu langsung memperingatkan gue. Dan akhirnya gue cabut kontol gue dan menumpahkan sperma gue di atas pantatnya. Tubuh gue pun ambruk di samping kanan Icha.

"Gila temen kamu Jen"

"Apa aku bilang, dijamin puas"

"Aku pinjem kamar mandi kamu dulu ya Jen, gak ada vacuum cleaner sih"
Icha pun beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

"Vacuum cleaner buat apaan ?
Tanya gue ke Jeanny karena penasaran.

"Maksudnya Ka Icha vacuum cleaner tuh Kalul. Diantara kita berempat, Kalul yang paling suka nelen peju"

"Oh gitu"

"Kalo Lula ketagihan peju, aku kayaknya ketagihan anal nih"
Kata Icha dari dalam kamar mandi yang membuat kita bertiga pun tertawa. Gue dan Jeanny kembali mengenakan pakaian kita lagi, begitu juga dengan Icha setelah keluar dari kamar mandi.

"Eh pada laper gak sih ? Kayaknya ini enak deh"
Jeanny menunjukan sebuah gambar makanan dari smartphone miliknya.

"Gue ikut aja"
Balas gue tanpa peduli makanan apa yang dimaksud.

"Jadi inget Arif"
Lagi lagi Icha membuat gue penasaran. Jeanny segera menjelaskan setelah selesai memesan makanan. Kira kira tiga bulan yang lalu, berarti saat gue masih di semester kedua, saat Jeanny dan tiga orang temannya, yaitu Icha, Catherine, dan Kalul memesan makanan di sebuah restoran ternama. Mereka berempat berencana agar makanan yang mereka pesan itu bisa mereka dapatkan dengan cuma cuma, jadi mereka akan menggoda siapapun orang yang akan mengantar makanan tersebut. Dan benar saja, seorang laki laki yang masih muda datang membawa makanan, dan berakhir dengan berhasil memuaskan empat memek di ruangan itu. Mendengar cerita itu membuat gue penasaran, sejauh apa petualangan sex mereka, dan seperti apa awalnya yang membuat mereka menjadi 'gila' sex, tapi gue tidak berani menanyakannya. Akhirnya makanan kami pun datang, dan kita menyantapnya sambil bersenda gurau.

"Aku nanti mau ke Golden Peach, kalian mau ikut gak ?"
Tiba tiba Icha mengajak ke sebuah mall.

"Gak ah, aku mau istirahat. Bry, temenin gih"
Jeanny sepertinya tidak tertarik.


"Okay. Tapi gue pulang dulu"​
"Gak deh, gue juga mau istirahat"​
 
Terakhir diubah:
Yah alternatif lain ya.. Haha isekai jenis lain ini.. Haha yowes hu ana lihat aj de.. Makasih hu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd