Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Bryan's New Life

hadeh tsx mah menggantung....***ntungin pepaya sembarangan wahaha....bcanda hu...
 

AUCTIONEER

Gue memutuskan untuk pulang ke rumah karena tidak ada lagi kegiatan di kampus, gue pun mengambil motor gue dari parkiran kampus menuju rumah. Sesampainya di rumah, gue memasukan motor ke garasi, kemudian mengunci pintu pagar lagi untuk menuju rumah Bu Callista yang terletak tepat di seberang rumah gue. Ternyata pager rumahnya tidak dikunci, jadi gue bisa langsung masuk.

81e0851267271524.jpg

Mulustrasi : Callista

"Oh kamu, kirain yang nganter makanan"
Kata Bu Callista yang kaget melihat gue masuk ke dalam rumahnya, kemudian memberikan kecupan di bibir.

"Ibu pesen makanan ?"

"Ih dibilangin gak usah panggil Ibu lagi"

"Terus manggil apa dong ?"

"Callista aja"

"Kalo sayang gimana ?"
Kata gue sambil memeluk Bu Callista dari belakang.

"Terserah kamu aja deh"

"Kamu kok lebih cantik dari kemaren sih ?"
Bisik gue di telinga kanan Bu Callista sambil meremas kedua toketnya.

"Jangan sekarang . . . eehhmm"

"Kenapa sayang ?"
Bu Callista tidak menjawabnya atau menepis tangan gue tetapi malah menikmati kedua toketnya gue mainkan. Beberapa menit kemudian seseorang menekan bell, gue terpaksa menunda permainan, sementara Bu Callista merapihkan lagi pakaiannya lalu berjalan ke luar. Tak lama Bu Callista masuk lagi dengan membawa dua kantong plastik, sepertinya yang tadi menekan bell adalah orang yang mengantar makanan.

"Sini bantuin"
Bu Callista meminta bantuan gue untuk menata makanan-makanan tersebut. Sepertinya Bu Callista akan kedatangan tamu, mungkin saudaranya yang akan tinggal di sini menemani Bu Callista. Setelah selesai, tiba tiba seseorang menekan bell lagi. Anehnya, kali ini Bu Callista menyuruh gue menunggu di kamarnya, dan melarang gue keluar sampai dia memanggil gue. Dari kamar gue tidak bisa mendengar dengan jelas, tapi satu hal yang pasti, yang baru datang adalah seorang perempuan. Sepertinya tamu Bu Callista sudah datang, tapi kenapa gue harus menunggu di kamar, padahal Bu Callista bisa saja menyuruh gue pulang.

12:30

Selama menunggu, gue bisa mendengar sebanyak empat kali bunyi bell, jadi kemungkinan tamunya Bu Callista minimal ada empat orang. Tak berapa lama setelah bunyi bell keempat, Bu Callista memanggil gue keluar. Sesuai dengan perintahnya, gue pun keluar. Terlihat lima orang perempuan yang cantik-cantik termasuk Bu Callista, sedang duduk berkumpul di ruang keluarga. Bu Callista lalu memperkenalkan tamu-tamunya satu persatu.


47c0761267275484.jpg

Mulustrasi : Indah

5d2e4d1267275924.jpg

Mulustrasi : Octavia

e825a71267276264.jpg

Mulustrasi : Ully

308e6e1267276494.jpg

Mulustrasi : Alexa

Bu Callista meminta gue untuk berdiri tepat di samping kanannya lalu menyuruh gue melepas semua pakaian yang gue kenakan, yang artinya gue harus telanjang di hadapan empat orang tamunya. Gue terpaksa menuruti perintahnya saat Bu Callista membisikan sebuah ancaman akan melaporkan gue kepada suaminya. Satu persatu gue lepas pakaian gue sampai benar benar telanjang. Gue bisa lihat mata para tamu Bu Callista menjelajahi tubuh gue. Bu Callista langsung menggenggam kontol gue, kemudian mengocoknya hingga akhirnya kontol gue pun berdiri.

Callista : Baik Ibu-Ibu sekalian mari kita mulai saja acaranya, saya buka mulai dari 100 !
Alexa : 200.
Callista : Oke 200 untuk Bu Alexa !
Indah : 250.
Octavia : Aku 300 !
Callista : Jadi 300 untuk Bu Octavia !
Ully : . . . 500.
Callista : 500 ! Ada lagi ?
Octavia : 700 !
Indah : Ha ?! 700 ?! Aku gak deh.
Alexa : Kalo gitu aku 1.000 !
Octavia : Aduh kalo 1.000 gak deh.
Ully : . . . Fine ! 1.500 !!
Callista : Sekarang gimana Ibu Alexa ?
Alexa : Heem . . . Bu Ully aja deh.
Callista : Oke ! Selamat untuk Ibu Ully !!

Seketika kelima perempuan ini pun bertepuk tangan. Gue gak yakin apa yang sedang terjadi barusan, tapi semoga saja tidak sama dengan apa yang gue pikirkan.

"Sekarang kamu puasin tuh Bu Ully"
Bisik Bu Callista sambil menunjuk ke arah Bu Ully yang berbaju putih dengan ukuran toket yang terlalu besar untuk pakaian yang dia kenakan.

"Ha ? Puasin gimana maksudnya ?"

"Puasin kayak kemarin kamu puasin aku. Nanti aku jelasin. Udah cepet sana !!!"
Gue pun berjalan ke arah Bu Ully. Setelah di depannya, gue pun berlutut lalu gue angkat kaki kirinya sedikit dan menciumnya mulai dari betis sampai ke pangkal pahanya dengan perlahan sebagai salam.

"Get up and feel my lips"
Kata Bu Ully dalam bahasa Inggris. Gue pun berdiri dengan agak membungkuk karena Bu Ully masih duduk di atas sofa. Gue pegang dagunya, lalu gue cium bibirnya. Bu Ully memainkan lidahnya hingga lidah kami pun saling membelit satu sama lain. Dan tidak hanya itu, tangannya juga menggenggam kontol gue lalu mengocoknya. Tangan kanan gue otomatis meremas toket kirinya, ukurannya benar benar besar. Bu Indah yang duduk di sebelah kiri Bu Ully pun beranjak dari tempat duduknya, memberikan gue dan Bu Ully ruang yang lebih leluasa. Tak ingin membuang waktu, langsung saja gue lucuti semua pakaian Bu Ully hingga telanjang. Gue langsung meneguk air liur melihat lekuk tubuhnya tanpa penutup.

"Eeehhhmmm . . . yes . . . eeemmm"
Lenguhnya pelan saat gue berlutut menjilati kemaluannya. Kini saatnya jari gue ikut beraksi. Dimulai dengan jari tengah yang menusuk hingga ke dalam lubang kenikmatannya, bersama lidah yang menari-nari di klitorisnya. Ternyata responnya biasa saja, sepertinya masih belum cukup. Jari manis gue tambahkan untuk menusuk pun ternyata masih kurang. Namun ketika jari telunjuk ikut turun tangan, Bu Ully mulai menjambak rambut gue.

"Oowwsshh !!"
Bu Ully mendesah lebih keras saat gue percepat kocokan dengan tiga jari di memeknya.

"Ohh . . . faster !"
Cukup lama gue mengocoknya, tapi Bu Ully belum mendapatkan orgasme. Harus gue akui pertahanan Bu Ully kuat juga, terpaksa gue gunakan senjata andalan. Gue arahkan kontol gue tepat di depan memeknya. Dengan perlahan, kontol gue langsung berhasil menerobos masuk. Meski tidak terlalu sempit, tapi jepitannya masih terasa nikmat.

"Not bad, boy"

"Can I ?"

"Show me what you got"
Entah kenapa Bu Ully selalu berbicara dalam bahasa Inggris. Langsung gue cium bibirnya lagi sambil mulai menggoyangkan pinggul. Tangan kanan gue bertumpu di sandaran sofa untuk menjaga keseimbangan, sementara tangan kiri gue memainkan toket kanannya.

"Eehhmm . . . eehhmm"
Desahannya tertahan karena ciuman. Beberapa menit kemudian, gue merubah posisi. Bu Ully merebahkan dirinya di sofa, tiduran menyamping menghadap Bu Callista dan tamu-tamu lainnya yang sedari tadi hanya menonton. Gue berharap salah satu dari mereka akan ikut bergabung, atau mungkin semuanya sekaligus. Gue kembali fokus kepada Bu Ully, gue sandarkan kaki kanannya di bahu kiri gue, lalu memasukan kembali kontol gue ke memeknya dan menggenjotnya.

"Yes yes yes . . . fuck me boy. Fuck me !"
Bu Ully menantang gue. Gue percepat sodokan gue hingga Bu Ully sendiri meremas kedua toketnya. Bu Callista dan ketiga tamunya terdengar mengomentari kegiatan gue dan Bu Ully, tapi gue gak bisa mendengarnya dengan jelas.

"Aaahhh . . . aaahhh . . . yes right there !"

"Ohh . . . your pussy . . . feels great !"

"Then don't stop . . . ooowwwssshhh"

"Aaahhh . . . yes ma'am !"
Gue terus menyodoknya dengan cepat entah sudah berapa lama sampai tenaga gue benar benar terkuras. Bu Ully menyadari sodokan gue yang melambat, langsung meminta merubah posisi. Bu Ully menyuruh gue duduk di sofa, sedangkan Bu Ully naik ke atas pangkuan gue sehingga kami pun saling berhadapan. Digenggamnya kontol gue lalu diarahkannya tepat ke memeknya. Ketika Bu Ully menurunkan tubuhnya, lenyap sudah kontol gue dilahap memeknya.

"You're lucky today"

"Why ?"
Tanpa menjawab pertanyaan gue, Bu Ully mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun.

"Ooohhh . . . I love your dick"
Goyangan pinggulnya mulai bertambah cepat. Bahkan tidak hanya naik turun, tapi juga maju mundur dan berputar. Bu Ully menunjukan kemampuan goyangannya. Gue remas kedua toketnya yang bergerak liar sambil menjilati putingnya kiri dan kanan bergantian. Ketika gue gigit pelan salah satu putingnya, goyangannya semakin tidak karuan.

"Ooooo . . ."
Terdengar suara empat perempuan cantik yang masih menonton Bu Ully bergerak mencari kenikmatan di atas seorang laki laki muda.

"Aaahhh . . . aaahhh . . . aaahhh"
Desahnya memacu birahi. Dilihat dari goyangannya, sudah dapat menunjukan seberapa banyak pengalaman Bu Ully dalam permainan sex. Lama kelamaan gue tak mampu lagi menahan sperma gue yang akan segera menyembur keluar, sepertinya gue harus mengaku kalah.

"Oooowwwwsssshhhh !!!!"
Tapi ternyata malah Bu Ully yang mendapatkan orgasmenya lebih dulu, sampai sampai membuatnya berhenti bergoyang demi menikmati orgasmenya. Untuk sesaat kontol gue terasa hangat.

"That was . . . awsome boy"
Puji Bu Ully. Karena gue juga ingin segera menyelesaikan pertarungan, gue langsung berdiri dari sofa menggendong Bu Ully dengan kontol gue yang masih tertancap.

"Eehhmm . . . wait . . . hold on"
Kata Bu Ully sambil merangkulkan kedua tangannya di leher gue untuk menjaga keseimbangan. Segera gue sodok lagi memeknya dengan tenaga yang tersisa tanpa menghiraukan kata-kata Bu Ully.

"Ooowwwhhh !!!"

"Do you like it ma'am ?"

"Stop . . . stop it"

"No . . . I'm about to cum"

"Stop now . . . or I will . . . cum again"
Bisik Bu Ully. Gue tidak mempedulikannya dan terus menggenjot memeknya.

"I'm coming ma'am !"
Akhirnya gue keluarkan semua sperma gue di dalam memeknya. Bu Ully sampai memeluk gue dengan sangat erat.

"How dare you cum inside me. But since you made me cum twice, I'll let it slide"
Bisiknya di telinga gue. Gue turunkan kembali Bu Ully dan kontol gue juga terlepas dari memeknya. Terlihat sperma gue mengalir keluar dari dalam memeknya ke paha kirinya.

"Keep it as a secret"
Bisiknya lagi. Bu Ully pun menuju ke arah kamar mandi. Singkat cerita, acara telah selesai dan semua tamu Bu Callista pun sudah pergi. Saat gue mengecek smartphone gue, ada pesan dari Eki yang belum gue balas. Eki mengajak gue untuk pergi ke Golden Peach.


Menerima ajakan Eki​
Tetap di rumah Bu Callista​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd