Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Buku Lawas

Bimabet
Ha ha ha....
Kuwi sebab e nulis ki angel...

NULIS ITU SULIT PAK BOSS....
LEBIH MUDAH MENGOMENTARI...
YANG PALING MUDAH ITU ...

MENGHINAKAN ...

😀😀😀

Coba njenengan delok wong sing suka menghujat....
Asli luwih akeh sing urip e ra karu2an...

Kuwi...

Makane lebih baik copas kayaknya bagi yang pengen eksis...
Luwih selamet...
Karena dekne iso milih sing akeh dipuji...

Cara mudah... Kedua
Setelah menghinakan orang lain untuk eksis pak boss

🙏🙏🙏🙏
sakdurunge :baca: moco, tak koment dishek...
:ngeteh:
nek aku koment ngene anggep wae podho karo eksis yo an... yen pingin dianggep yo tanggap karo liyane. yo opo ta carane, sing nggarai konco kabeh iki seneng. masio gak iso nggawe cerito (tak akoni), ngepost komen ping sewu anggep wae podho(gawe cerito).
:pandapeace:

tapi yo ojok mbuwak sampah lho, rek!
ngertio lha nek sampah iku rupane wes elek trus ambune yo gak enak, sengak ta nek di sawang opo maneh dirasakno. gak percoyo!? ayo sopo sing gelem tak lolohi sampah
:p

wes yoo :baca: tak moco ceritane disek.​
 
BUKU LAWAS



BAB. 18
ILMU MATI



Sepeninggal pakdhe dan budhenya yang juga papa mama Astrid, Paijo kembali tenggelam dalam mempelajari bukunya. Begitu khusyuknya dirinya sehingga sampai2 dia diam tak bergerak seolah patung.

Padahal saat itu dia sedang mencoba praktekkan ilmu pernafasan menyimpan kehidupan yang tertera di buku tersebut.

Hidup adalah mati itu sendiri
Maka janganlah hidup kalau takut mati
Maka pelajarilah mati sebelum hidup
Satu kali tarikan nafas untuk kehidupan setelah mati
Dua kali hembusan nafas untuk mati itu sendiri
Satu kali tarikan nafas
Maka matilah
Maka hiduplah dalam mati
Matilah dalam hidup


Kata2 yang tersimpan dalam kitab itu sungguh sulit sekali dimengerti. Seolah orang mati bisa hidup dan orang hidup bisa seolah mati.

Mati yang mempunyai daya hidup

Hidup yang tumbuh dari daya kematian.

Bolak balik Paijo mencoba mengerti sampai akhirnya dirinya mencoba petunjuk tarikan nafasnya. Paijo sampai disini mulai bingung tentang dimana titik mati dan titik hidup.

Perlahan dicobanya pernafasan itu dengan sangat hati2 guna mengetahui titik2 penyimpanan daya hidup dan daya mati.

Mati adalah istirahat total, semuanya seolah diam tak bergerak ibarat orang mati, dimana saat itulah semua daya hidup daya memperbaiki diri daya mengobati tubuh berjalan secara luar biasa, namun sebelum mati, dirinya haruslah mengisi daya kehidupan lebih dulu, semuanya harus dengan hitungan yang tepat sehingga begitu hilang daya matinya selesai sudah pekerjaan daya hidupnya.

Teori yang entah diperoleh dari mana. Ada pengobatan seolah orang untuk sembuh harus mati lebih dulu sehingga pemyakitnya mati.

Berkali Paijo mencoba berkali itu pula Paijo merasa ada yang kurang pas, entah dimana kurangnya namun tubuhnya memberikan reaksi yang luar biasa.

Seolah ada penggelembungan tenaga yang luar biasa dalam dirinya akibat pernafasan itu. Inderanya menjadi begitu peka dan dirinya seolah bisa marasai seluruh kehidupan di sekitarnya.

Luar biasa ilmu ini.

Ketika dicobanya merasai kondisi mbak Astridnya, maka perlahan namun pasti dirinya seolah bisa melihat awalnya samar2 semua pergerakan aliran darah dalam tubuhnya.

Kemudian menjadi semakin jelas dan semakin jelas seolah darah itu bergerak dalam jangkauan inderanya. Dilihatnya ada beberapa simpul2 syaraf yang mulai lemah dan tersumbat juga kemudian dilihatnya penyakit Astrid di kepalanya seolah sebuah daging yang bisa hidup menempel layaknya parasit dan mempunyai detaknya sendiri.

Luar biasa.

Paijo sendiri sampai takjub dengan peningkatan kemampuannya menginderai gerakan dan getaran aliran darh orang lain.

Kemudian dicobanya meraih Astrid dengan uluran tenaganya yang alirannya juga tampak jelas. Dicobanya melancarkan aliran yang tersumbat dengan sedikit menambah gerakan seolah membongkar sumbatan.

Ajaib.

Sumbatan pada simpul tersebut seolah membuyar larut dalam darah sehingga aliran darahnya menjadi lancar.

Namun hanya sekali Paijo bisa melancarkan aliran darah yang tersumbat, ternyata tenaganya sudah habis.

Kembali dirinya menjadi Paijo yang biasanya. Ditambah seolah tubuhnya lemas tak berdaya, karena mengeluarkan banyak tenaga.

Dadannya basah kuyup penuh keringat.

Namun, bagaimanapun juga ilmu mati hidup ini benar2 nyata aneh dan luar biasa.

Paijo kemudian melakukan pernafasan pemulihan tenaganya dengan penuh kesyukuran. Setidaknya hari ini ada satu lagi ilmu yang dia pelajari, meski belum tentu bisa mengibati kekasihnya.


***


Kala paijo membuka matanya setelah pernafasan pemulihan tadi, badannya terasa begitu segarnya. Hilang sudah rasa lelah dan lemasnya.

Dilihatnya mbak Astrid masih tertidur lelap dengan mulutnya tersungging senyuman manis sehingga wajahnya nampak sangat cantik.

Dihampirinya, kemudian diusapnya kepalanya, dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang.

Usapan lembut itu ternyata membangunkan Astrid dari tidurnya.

"Mmmm Joo, terima kasih ya, Astrid seperti lahir kembali, badan serasa segar dan penuh semangat sayang, sini sayang mmuuuuaach"

Paijo jelas gelagapan tiba2 mendapat ciuman dari mbak Astridnya. Mukanya tampak bengong dan seolah tak percaya dia mendapatkan sebuah ciuman mesra dari Astrid.

"Hi hi hi Jo….. Kenapa bengong ?"
"Dddihh, kaget saja Paijo, bangun2 langsung nyium, tapi enak kok ha ha ha"

"Gimana rasanya bangun tidur ini ?"

"Mmmm gimana ya? Kayak enaaaak banget jo kaya ga ada beban, sakiit kepalaku juga jauh berkurang jo

Kayaknya setiap mau tidur kamu harus bikin aku Big O jo"

"Iiish belum jadi suami istri dah minta Big O terus nih ha ha ha, itu tadi memang ada pengaruhnya mbak, cuma tadi sempat Paijo pijit dari jarak jauh juga sih, itung2 praktek ilmu baru"

"Yuk mbak kita makan malam mbak, ha ha ha Paijo lapar soalnya"

"Hi hi hi, ayolah sayang Astrid akan masakin buat kangmas yang enak2 kok"

"Ha ha ha berani gitu bilang kayak begitu di depan bapak ibu?"

"Iiish Astrid mana pernah takut mengakui perasaan Astrid? Sejak hari ini Astrid akan umumkan bahwa Paijo adalah kekasih Astrid seorang"

"Ha ha ha, ya sudah ga perlu rame mbak, makan yuk, dah laper banget Paijonya"

"Iiiisssh hayuklah sayang "

Paijo akhirnya keluar dari ruang baca bersama Astrid, berbeda dengan waktu masuk tadi, kali ini Paijo berjalan beriringan dengan Astrid memeluk erat lengan Paijo seolah mengumumkan bahwa saat ini dirinya adalah kekasih Paijo

Semua penghuni rumah jelas terkejut dengan kondisi ini, sontak semuanya terbengong2 melihat keduanya begitu mesra dan sangat demontratif.

Mama Astrid yang melihat putrinya begitu manja kepada Paijo maklum dan hanya berkata

"Ddduuuh anak mama ini ya, bikin mama pengen pacaran lagi sama papa hi hi hi"

"Iiih mama ini kaya ga pernah muda saja, ini Paijo lagi kelaparan ma, makanya Astrid ajak ke dapur sana biar Astrid bisa masakin kekasih Astrid"

"Hi hi hi, ya sudah sana masakin yang enak2, sekalian belajar jadi istri yang baik"

"Siap ma, Astrid akan belajar menjadi istrinya Paijo yang baik ma, hi hi hi kenapa merem sayang?"

"Duuh mbak Astrid ini, Paijo malu mbak sama ibu, duuuh yaaa"

"Ha ha ha Joooo piye tho Joo kowe kok isin2 ngono ? Ha ha ha"

"Dduh pak, dduuuh gimana ini paak mbak Astrid kok gini yaaa"

"Ha ha ha, sudah sana ke dapur Jo, mangan sing akeh yooo"

"Duuuh iya pak duuuh mbak"

"Ha ha ha ha"

Paijopun akhirnya menahan malu digodain oleh pakdhe dan budhenya menuju dapur.


****


Sore itu Paijo makan lahap sekali langsungbdi dapur langsung makan yang dimasakin oleh Astrid.

Berdua mereka tampak mesra dan sangat saling mencinta. Tepatnya Astrid memperlihatkan cintanya dan Paijo malu2 bisanya.

Kadang mereka suap2an kadang juga mereka tertawa cekikikan seolah ada yang lucu.


***

"Eh sayang kenapa sih wajahmu tampak murung sayang?"

"Mmm gimana ya bicaranya, begini mbak…."
"Isssh mbak mbak mbak terus, sayang kek cinta kek apa kek masa mbak mbak terus"

"Ha ha ha duuh gimana ya, rasanya aneh saja kalau tiba2 berubah sebutan, mmmmm gini sayang… nanti malam kalau bisa kitabnya nyonya Miyano dibuat sadurannya dalam bahasa indonesia dulu ya sayang.

Terus aku pelajari dulu, besok kita belajar bareng ya sayangku cintaku ?"

"Hi hi hi, iya iya, lucunya sayangku ini mmmmmmm"

Sambil bicara Astrid mencubiti pipi Paijo.


***


"Yuk sayang kita ke bapak ibu dulu"
"Ada apa sayang?"
"Mmm nanti bakalan tahu kok"

Setelah kenyang makan, Paijo menghadap kepada pakdhe dan budhenya

"Ha ha ha piye Jo sudah kenyang kah?"
"Ddduh sudah pakdhe sudah, kekenyangan malah mbak Astrid maksa makan terus soalnya"

"Ha ha ha, yo ngono kuwi duwe pacar rasane jo ha ha ha"

"Duh pakdhe iya pakdhe. Mmmm "
"Ada apa tho Jo kok kelihatannya serius begitu"

"Begini pakdhe budhe, tadi setelah ngobrol dengan pakdhe dan budhe, Paijo nemu ilmu baru, cuma Paijo perlu ijin pakdhe dan budhebuat diterapkan ke mbak Astrid. Kedua pakdhe dan budhe sekalian Paijo obati sambil ikut menyaksikan Paijo dan mbak Astrid belajar ilmu bersama "

"Maksud nya bagaimana Jo? "

"Mbak Astrid mau Paijo ajari ilmu mati pakdhe, ilmu mematikan diri sendir biar Paijo bisa mengambil benjolan di kepala mbak Astrid. Masalahnya adalah tenaga yang dihasilkan oleh ilmu ini sangat besar, sehingga butuh orang lain untuk diobati supaya tidak terbuang percuma.

Pakdhe dan budhe khan sudah pernah dipijit oleh Paijo cuma, tadi Paijo lihatnmasih ada sumbatan di sana sini biar sekalian Paijo bersihkan."

"Lha dalah jadi kamu akan buat Astrid mati gitu?"

"Mmmm seperti mati pak dhe, mmm kayak waktu pakdhe mbangunin Paijo di ruang baca tadi. Itu tadi Paijo sedang mempelajari ilmu mati pakdhe budhe"

"Yo ayo lah, kalau begitu"

"Cuma kayaknya ruang baca harus diatur ulang agar pakdhe dan budhe bisa rebahan disana"

"Ya sudah, mbak Jum dan mas Dodik coba dimintai tolong bantu2 ya Jo"

Dan kemudian sibuklah seisi rumah, semua ingin melihat dan menonton apa yang akan terjadi, sehingga disusunlah kursi untuk itu.

Sampaipun Tuan Nakanishipun ingin melihatnya dan ikut duduk menyaksikan bagaimana Paijo menggunakan ilmu Matinya.


***

Pakdhe dan budhe sudah berbaring di sofa, Paijo dan Astrid sudah duduk saling berhadapan dengan posisi sesuai dengan ajaran kitab pijit jilid 3.

"Sayang ayo kita mulai, nanti tolong ikuti semua gerakan ku sesuai ketukan jari2ku ya sayang"

"Baiklah sayang, aku pasrahkan hidup matiku kepadamu"

Kemudian keduanya menutup matanya dan memulai olah nafas,
Semenit
Dua menit
3
4
10
30 menit berlalu seolah tak ada apapun yang terjadi

Kemudian mulai nampak Astrid seolah bergetar tubuhnya perlahan.

Dan anehnya disana Atmo dan Kinanthi ikut bergetar tubuhnya.

Bahkan Atmo terlihat mengernyitkan dahinya mulai mendesis menahan sakit.
Kinanthi terlihat bergerak2 erotis seolah menanggung beban birahi gang amat sangat.

Astrid bergetar kembali dan tak berapa lama Atmo dan Kinanthipun ikut bergetar dengan kondisi yang hampir sama dengan sebelumnya.

Begitu seterusnya, seolah tiada henti ketiga orang itu, Astrid Atmo dan Kinanthi begetar getar tubuhnya.

Sampai akhirnya Astrid menjadi tenang dan bernafas seolah sedang tidur lelap.

Paijopun membuka matanya dan kemudian menidurkan Astrid dengan penuh kelembutan menyelimutinya dan kemudian mengecup keningnya.


***


"Bagaimana rasanya pakdhe dan budhe?"

"Duuuh Jooo masih saja sakit ya, ha ha ha ha cuma badan pakdhe sekarang benar2 ringan ngan kaya melayang benar2 merasa muda lagi Pakdhe Jooo"

"Hi hi hi, ddduuuh masih enak Joo… budhemu kaya dikerjai lima orang lelaki, semua syaraf rasanya terangsang enak sekali. Tadi Budhe dapat Big O joo…. Sekarang rasanya ringan banget, kata dilahirkan kembali Joo, terima kasih ya naakkk… kayaknya pakdhemu bakalan kewalahan nih joo sama Budhe"

"Ha ha ha, ayo ma dicoba nanti malam, sudah boleh kok kata Paijo. Ha ha ha"

"Mmmm, pakdhe, budhe. Mbak Astrid biar tidur disini ga papa, biar Paijo nanti awasi terus, sepertinya selama 3 hari ini mbak Astrid akan demam soalnya ada beberapa bagian yang tercabut tadi menimbulkan luka,

Tapi ga papa kok pakdhe, habis ini Paijo akan buatin ramuan dulu buat pakdhe dan budhe biar langsung greng nanti malam.

Mmm untuk Mbak Astrid Paijo akan coba ramuan baru cuma bahan2nya belum ada, tapi mmmmm"

"Tapi apa Joo?"
"Kayaknya paijo pernah nanam di pekarangan belakang kalau2 dibutuhkan, Paijo ke luar dulu ya Pakdhe, budhe, soalnya harus cepat"

"Ya nak ga papa, tinggal saja Astrid sama pakdhe dan budhemu dulu"


***


Paijo masih mencari2 sambil mengingat dulu dimana dirinya mananam tanaman langka yang secara kebetulan ditemukannya dihutan.

Tadi Paijo memang cepat2 meninggalkan ruang baca dan ke.halaman belakang.

Akhirnya Paijo menemukan tanaman yang dimaksud yang ternyata telah berkembang biak secara baik. Paijo mengambil beberapa saja yg dibutuhkan asal cukup saja.

Kemudian melesat menuju dapur mengolahnya dengan cepat kwmudian membawanya ke ruang baca.


***

Tak lama kemudian minuman ramuan seduh untuk pakdhe budhe dan Astrid telah tersedia.

"Pakdhe, budhe monggo diminum mumpung masih hangat"

"Duuh nak, terima kasih ya, kamu selalu direpotin terus Jo"

"Duuh pakdhe nih ngomong apa sih, monggo diminum cepat pakdhe biar segera meresap, Paijo coba bangunin Astrid dulu"

Kemudian Paijo mengurut leher Astrid membangunkannya.

Astrid terbangun dengan muka pucat dan badan yang bergetar.

"Dduh sayaaang Astrid panas sayang sakiit ssyang hiks hiks hiks"

Astrid melenguh kesakitan, suaranya memilukan hati kedua orang tua dan siapapun tang melihatnya.

"Iya sayang ini cepet diminum ya biar badan Astrid ga kesakitan lagi"

Paijo meminumkan ramuannya sambil mengurut dibeberapa tempat, sampai akhirnya Astrid bisa tertidur pulas setelah dipijat dibeberapa tempat.

Paijo kemudian membaringkannya dan termenung lama…
Tampak sekali wajahnya penuh keprihatinan yang dalam…
Setelah menghela nafas panjang…
Paijo menghadap kepada pakdhe dan budhenya.

"Pakdhe dan budhe, sepertinya Astrid lebih baik disini selama pengobatan, biar suasananya agak lega dibanding di kamarnya, cuma kasurnya kurang nyaman sepertinya.

Enaknya bagaimana ya pakdhe?"

"Hmmm ya sudah nak, biar mas Kresnamu bantu2 mas Dodik mengatur ruangan ini biar nyaman buat Astrid. Kamu juga atur2 diri ya nak istirahat yang cukup biar sehat selalu"

"Inggih pakdhe Paijo ga papa kok, eh tuan Nakanishi, sepertinya besok malam saya mulai mengobati tuan, hari ini kondisinya tidak memungkinkan soalnya tuan"

"Ha ha ha ga papa nak, aku sungguh kagum kepadamu nak, sekaligus mengobati 3 orang kamu mampu, sungguh luar biasa"

"Itu berkat surat dari nyonya Miyano tuan, dari surat itu saya melihat ada rahasia besar ilmu nyonya Miyano yang ingin disampaikan secara tersamar yang kebetulan sesuai dengan kitab yang saya baca tuan"

"Mmm jadi kamu belum baca kitab milik Miyano?"

"Belum tuan, saya seolah sudah mengerti maksud nyonya Miyano melalui suratnya, saya yakin itu rangkuman semua yang ada dalam kitabnya

Sesuai petunjuk nyonya Miyano, saya coba lakukan semuanya sesuai apa yang saya pelajari dari kitab saya.

Saya hanya mencangkok maknanya kembangannya dari apa yang saya mengerti tuan"

"Jadi begitu ya? Ya tuhanku, kalau saja aku paham maksud dia seperti itu, tentu dia tak akan menderita anakku… "

"Jadi selama ini tuan mengobati nyonya Miyano dengan kitab nyonya Miyano?"

"Iya nak….
Duh tuhanku….
Ternyata jodoh yang dimaksud adalah jodoh dalam hal keilmuan yang selaras ya anakku…
Duh bodohnya aku…."

"Tidak tuan, nyonya Miyano menuliskannya suratnya karena dia tahu sudah salah mengartikan isi kitabnya ..
Kalau jodoh yang dimaksudkan adalah jodoh sesuai jodoh percintaan maka harusnya nyonya Miyano sudah sembuh
Itulah mengapa dalam suratnya nyonya Miyano menyatakan penyesalannya…."

"Kamu kok bisa tahu anakku kalau aku berjodoh secara keilmuan ?"

"Sebab tuan mengajari ilmu tuan yang tertinggi tuan…
Saya memadamkan api lilinnya dengan ilmu yang ada dalam kitab saya dan menggunakan langkah ilmu tuan…
Itulah kenapa saya yakin bisa menjalani isi surat nyonya Miyano, sebab kalau ilmu Tuan dan ilmu yang ada dalam kitab saya tak sejalur tentu saya tak akan bisa memadamkan api lilin secara langkah2 ilmu tuan"

"Berjalan di awan mengendarai naga menukik bagaikan burung camar"

"Benar tuan, ilmu rahasia keluarga tuan hanyalah meminjam tenaga pihak lain dan melipatgandakannya. Dalam kasus ini menggunakan tenaga nyonya Miyano untuk digunakan secara berlipat di tempat sakitnya nyonya Miyano"

"Ya Tuhaaaanku…. Betapa bodohnya aku….
Hiks hiks hiks…. Miyano maafkan kebodohanku…."

"Tuan tidak bodoh tuan, itulah yang disebut jodoh menurut Miyano, saya hanya melakukan secara asal2an awalnya. Saya hanya berani mencoba dan tuan waktu itu karena sayangnya pada nyonya Miyano sehingga menuruti kata2 nyonya Miyano. Kebetulan saya melakukan kebalikannya karena membaca surat nyonya Miyano. Disaat terakhirnya beliau menyadari kekeliruannya, saya hanya melakukan apa yang disampaikan dalam suratnya saja bukan saya pintar tuan"


***

Ibarat nasi sudah jadi bubur, Ilmu mati mamang hanya dimengerti oleh orang yang hampir mati atau orang seperti Paijo yang berani mengambil resiko menghadapi kematian.

Bila ada jodohnya akan selamat dia….


***


Ha ha ha

Jangan merasa kaget ya.....
Jangan bingung...
Kalau bingung pegangan anu saja

Soalnya ini memang mendekati puncak kedigdayaan si Paijo....

Heran dan kagum adalah bukti kegendengan yang nyata....

Atau sudahlah...
Berhenti baca saja....
Tulisan ini berbahaya....

Hati2 !!!


Salam Waras Yoo....
 
BUKU LAWAS



BAB. 18
ILMU MATI



Sepeninggal pakdhe dan budhenya yang juga papa mama Astrid, Paijo kembali tenggelam dalam mempelajari bukunya. Begitu khusyuknya dirinya sehingga sampai2 dia diam tak bergerak seolah patung.

Padahal saat itu dia sedang mencoba praktekkan ilmu pernafasan menyimpan kehidupan yang tertera di buku tersebut.

Hidup adalah mati itu sendiri
Maka janganlah hidup kalau takut mati
Maka pelajarilah mati sebelum hidup
Satu kali tarikan nafas untuk kehidupan setelah mati
Dua kali hembusan nafas untuk mati itu sendiri
Satu kali tarikan nafas
Maka matilah
Maka hiduplah dalam mati
Matilah dalam hidup



Kata2 yang tersimpan dalam kitab itu sungguh sulit sekali dimengerti. Seolah orang mati bisa hidup dan orang hidup bisa seolah mati.

Mati yang mempunyai daya hidup

Hidup yang tumbuh dari daya kematian.

Bolak balik Paijo mencoba mengerti sampai akhirnya dirinya mencoba petunjuk tarikan nafasnya. Paijo sampai disini mulai bingung tentang dimana titik mati dan titik hidup.

Perlahan dicobanya pernafasan itu dengan sangat hati2 guna mengetahui titik2 penyimpanan daya hidup dan daya mati.

Mati adalah istirahat total, semuanya seolah diam tak bergerak ibarat orang mati, dimana saat itulah semua daya hidup daya memperbaiki diri daya mengobati tubuh berjalan secara luar biasa, namun sebelum mati, dirinya haruslah mengisi daya kehidupan lebih dulu, semuanya harus dengan hitungan yang tepat sehingga begitu hilang daya matinya selesai sudah pekerjaan daya hidupnya.

Teori yang entah diperoleh dari mana. Ada pengobatan seolah orang untuk sembuh harus mati lebih dulu sehingga pemyakitnya mati.

Berkali Paijo mencoba berkali itu pula Paijo merasa ada yang kurang pas, entah dimana kurangnya namun tubuhnya memberikan reaksi yang luar biasa.

Seolah ada penggelembungan tenaga yang luar biasa dalam dirinya akibat pernafasan itu. Inderanya menjadi begitu peka dan dirinya seolah bisa marasai seluruh kehidupan di sekitarnya.

Luar biasa ilmu ini.

Ketika dicobanya merasai kondisi mbak Astridnya, maka perlahan namun pasti dirinya seolah bisa melihat awalnya samar2 semua pergerakan aliran darah dalam tubuhnya.

Kemudian menjadi semakin jelas dan semakin jelas seolah darah itu bergerak dalam jangkauan inderanya. Dilihatnya ada beberapa simpul2 syaraf yang mulai lemah dan tersumbat juga kemudian dilihatnya penyakit Astrid di kepalanya seolah sebuah daging yang bisa hidup menempel layaknya parasit dan mempunyai detaknya sendiri.

Luar biasa.

Paijo sendiri sampai takjub dengan peningkatan kemampuannya menginderai gerakan dan getaran aliran darh orang lain.

Kemudian dicobanya meraih Astrid dengan uluran tenaganya yang alirannya juga tampak jelas. Dicobanya melancarkan aliran yang tersumbat dengan sedikit menambah gerakan seolah membongkar sumbatan.

Ajaib.

Sumbatan pada simpul tersebut seolah membuyar larut dalam darah sehingga aliran darahnya menjadi lancar.

Namun hanya sekali Paijo bisa melancarkan aliran darah yang tersumbat, ternyata tenaganya sudah habis.

Kembali dirinya menjadi Paijo yang biasanya. Ditambah seolah tubuhnya lemas tak berdaya, karena mengeluarkan banyak tenaga.

Dadannya basah kuyup penuh keringat.

Namun, bagaimanapun juga ilmu mati hidup ini benar2 nyata aneh dan luar biasa.

Paijo kemudian melakukan pernafasan pemulihan tenaganya dengan penuh kesyukuran. Setidaknya hari ini ada satu lagi ilmu yang dia pelajari, meski belum tentu bisa mengibati kekasihnya.


***


Kala paijo membuka matanya setelah pernafasan pemulihan tadi, badannya terasa begitu segarnya. Hilang sudah rasa lelah dan lemasnya.

Dilihatnya mbak Astrid masih tertidur lelap dengan mulutnya tersungging senyuman manis sehingga wajahnya nampak sangat cantik.

Dihampirinya, kemudian diusapnya kepalanya, dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang.

Usapan lembut itu ternyata membangunkan Astrid dari tidurnya.

"Mmmm Joo, terima kasih ya, Astrid seperti lahir kembali, badan serasa segar dan penuh semangat sayang, sini sayang mmuuuuaach"

Paijo jelas gelagapan tiba2 mendapat ciuman dari mbak Astridnya. Mukanya tampak bengong dan seolah tak percaya dia mendapatkan sebuah ciuman mesra dari Astrid.

"Hi hi hi Jo….. Kenapa bengong ?"
"Dddihh, kaget saja Paijo, bangun2 langsung nyium, tapi enak kok ha ha ha"

"Gimana rasanya bangun tidur ini ?"

"Mmmm gimana ya? Kayak enaaaak banget jo kaya ga ada beban, sakiit kepalaku juga jauh berkurang jo

Kayaknya setiap mau tidur kamu harus bikin aku Big O jo"

"Iiish belum jadi suami istri dah minta Big O terus nih ha ha ha, itu tadi memang ada pengaruhnya mbak, cuma tadi sempat Paijo pijit dari jarak jauh juga sih, itung2 praktek ilmu baru"

"Yuk mbak kita makan malam mbak, ha ha ha Paijo lapar soalnya"

"Hi hi hi, ayolah sayang Astrid akan masakin buat kangmas yang enak2 kok"

"Ha ha ha berani gitu bilang kayak begitu di depan bapak ibu?"

"Iiish Astrid mana pernah takut mengakui perasaan Astrid? Sejak hari ini Astrid akan umumkan bahwa Paijo adalah kekasih Astrid seorang"

"Ha ha ha, ya sudah ga perlu rame mbak, makan yuk, dah laper banget Paijonya"

"Iiiisssh hayuklah sayang "

Paijo akhirnya keluar dari ruang baca bersama Astrid, berbeda dengan waktu masuk tadi, kali ini Paijo berjalan beriringan dengan Astrid memeluk erat lengan Paijo seolah mengumumkan bahwa saat ini dirinya adalah kekasih Paijo

Semua penghuni rumah jelas terkejut dengan kondisi ini, sontak semuanya terbengong2 melihat keduanya begitu mesra dan sangat demontratif.

Mama Astrid yang melihat putrinya begitu manja kepada Paijo maklum dan hanya berkata

"Ddduuuh anak mama ini ya, bikin mama pengen pacaran lagi sama papa hi hi hi"

"Iiih mama ini kaya ga pernah muda saja, ini Paijo lagi kelaparan ma, makanya Astrid ajak ke dapur sana biar Astrid bisa masakin kekasih Astrid"

"Hi hi hi, ya sudah sana masakin yang enak2, sekalian belajar jadi istri yang baik"

"Siap ma, Astrid akan belajar menjadi istrinya Paijo yang baik ma, hi hi hi kenapa merem sayang?"

"Duuh mbak Astrid ini, Paijo malu mbak sama ibu, duuuh yaaa"

"Ha ha ha Joooo piye tho Joo kowe kok isin2 ngono ? Ha ha ha"

"Dduh pak, dduuuh gimana ini paak mbak Astrid kok gini yaaa"

"Ha ha ha, sudah sana ke dapur Jo, mangan sing akeh yooo"

"Duuuh iya pak duuuh mbak"

"Ha ha ha ha"

Paijopun akhirnya menahan malu digodain oleh pakdhe dan budhenya menuju dapur.


****


Sore itu Paijo makan lahap sekali langsungbdi dapur langsung makan yang dimasakin oleh Astrid.

Berdua mereka tampak mesra dan sangat saling mencinta. Tepatnya Astrid memperlihatkan cintanya dan Paijo malu2 bisanya.

Kadang mereka suap2an kadang juga mereka tertawa cekikikan seolah ada yang lucu.


***

"Eh sayang kenapa sih wajahmu tampak murung sayang?"

"Mmm gimana ya bicaranya, begini mbak…."
"Isssh mbak mbak mbak terus, sayang kek cinta kek apa kek masa mbak mbak terus"

"Ha ha ha duuh gimana ya, rasanya aneh saja kalau tiba2 berubah sebutan, mmmmm gini sayang… nanti malam kalau bisa kitabnya nyonya Miyano dibuat sadurannya dalam bahasa indonesia dulu ya sayang.

Terus aku pelajari dulu, besok kita belajar bareng ya sayangku cintaku ?"

"Hi hi hi, iya iya, lucunya sayangku ini mmmmmmm"

Sambil bicara Astrid mencubiti pipi Paijo.


***


"Yuk sayang kita ke bapak ibu dulu"
"Ada apa sayang?"
"Mmm nanti bakalan tahu kok"

Setelah kenyang makan, Paijo menghadap kepada pakdhe dan budhenya

"Ha ha ha piye Jo sudah kenyang kah?"
"Ddduh sudah pakdhe sudah, kekenyangan malah mbak Astrid maksa makan terus soalnya"

"Ha ha ha, yo ngono kuwi duwe pacar rasane jo ha ha ha"

"Duh pakdhe iya pakdhe. Mmmm "
"Ada apa tho Jo kok kelihatannya serius begitu"

"Begini pakdhe budhe, tadi setelah ngobrol dengan pakdhe dan budhe, Paijo nemu ilmu baru, cuma Paijo perlu ijin pakdhe dan budhebuat diterapkan ke mbak Astrid. Kedua pakdhe dan budhe sekalian Paijo obati sambil ikut menyaksikan Paijo dan mbak Astrid belajar ilmu bersama "

"Maksud nya bagaimana Jo? "

"Mbak Astrid mau Paijo ajari ilmu mati pakdhe, ilmu mematikan diri sendir biar Paijo bisa mengambil benjolan di kepala mbak Astrid. Masalahnya adalah tenaga yang dihasilkan oleh ilmu ini sangat besar, sehingga butuh orang lain untuk diobati supaya tidak terbuang percuma.

Pakdhe dan budhe khan sudah pernah dipijit oleh Paijo cuma, tadi Paijo lihatnmasih ada sumbatan di sana sini biar sekalian Paijo bersihkan."

"Lha dalah jadi kamu akan buat Astrid mati gitu?"

"Mmmm seperti mati pak dhe, mmm kayak waktu pakdhe mbangunin Paijo di ruang baca tadi. Itu tadi Paijo sedang mempelajari ilmu mati pakdhe budhe"

"Yo ayo lah, kalau begitu"

"Cuma kayaknya ruang baca harus diatur ulang agar pakdhe dan budhe bisa rebahan disana"

"Ya sudah, mbak Jum dan mas Dodik coba dimintai tolong bantu2 ya Jo"

Dan kemudian sibuklah seisi rumah, semua ingin melihat dan menonton apa yang akan terjadi, sehingga disusunlah kursi untuk itu.

Sampaipun Tuan Nakanishipun ingin melihatnya dan ikut duduk menyaksikan bagaimana Paijo menggunakan ilmu Matinya.


***

Pakdhe dan budhe sudah berbaring di sofa, Paijo dan Astrid sudah duduk saling berhadapan dengan posisi sesuai dengan ajaran kitab pijit jilid 3.

"Sayang ayo kita mulai, nanti tolong ikuti semua gerakan ku sesuai ketukan jari2ku ya sayang"

"Baiklah sayang, aku pasrahkan hidup matiku kepadamu"

Kemudian keduanya menutup matanya dan memulai olah nafas,
Semenit
Dua menit
3
4
10
30 menit berlalu seolah tak ada apapun yang terjadi

Kemudian mulai nampak Astrid seolah bergetar tubuhnya perlahan.

Dan anehnya disana Atmo dan Kinanthi ikut bergetar tubuhnya.

Bahkan Atmo terlihat mengernyitkan dahinya mulai mendesis menahan sakit.
Kinanthi terlihat bergerak2 erotis seolah menanggung beban birahi gang amat sangat.

Astrid bergetar kembali dan tak berapa lama Atmo dan Kinanthipun ikut bergetar dengan kondisi yang hampir sama dengan sebelumnya.

Begitu seterusnya, seolah tiada henti ketiga orang itu, Astrid Atmo dan Kinanthi begetar getar tubuhnya.

Sampai akhirnya Astrid menjadi tenang dan bernafas seolah sedang tidur lelap.

Paijopun membuka matanya dan kemudian menidurkan Astrid dengan penuh kelembutan menyelimutinya dan kemudian mengecup keningnya.


***


"Bagaimana rasanya pakdhe dan budhe?"

"Duuuh Jooo masih saja sakit ya, ha ha ha ha cuma badan pakdhe sekarang benar2 ringan ngan kaya melayang benar2 merasa muda lagi Pakdhe Jooo"

"Hi hi hi, ddduuuh masih enak Joo… budhemu kaya dikerjai lima orang lelaki, semua syaraf rasanya terangsang enak sekali. Tadi Budhe dapat Big O joo…. Sekarang rasanya ringan banget, kata dilahirkan kembali Joo, terima kasih ya naakkk… kayaknya pakdhemu bakalan kewalahan nih joo sama Budhe"

"Ha ha ha, ayo ma dicoba nanti malam, sudah boleh kok kata Paijo. Ha ha ha"

"Mmmm, pakdhe, budhe. Mbak Astrid biar tidur disini ga papa, biar Paijo nanti awasi terus, sepertinya selama 3 hari ini mbak Astrid akan demam soalnya ada beberapa bagian yang tercabut tadi menimbulkan luka,

Tapi ga papa kok pakdhe, habis ini Paijo akan buatin ramuan dulu buat pakdhe dan budhe biar langsung greng nanti malam.

Mmm untuk Mbak Astrid Paijo akan coba ramuan baru cuma bahan2nya belum ada, tapi mmmmm"

"Tapi apa Joo?"
"Kayaknya paijo pernah nanam di pekarangan belakang kalau2 dibutuhkan, Paijo ke luar dulu ya Pakdhe, budhe, soalnya harus cepat"

"Ya nak ga papa, tinggal saja Astrid sama pakdhe dan budhemu dulu"


***


Paijo masih mencari2 sambil mengingat dulu dimana dirinya mananam tanaman langka yang secara kebetulan ditemukannya dihutan.

Tadi Paijo memang cepat2 meninggalkan ruang baca dan ke.halaman belakang.

Akhirnya Paijo menemukan tanaman yang dimaksud yang ternyata telah berkembang biak secara baik. Paijo mengambil beberapa saja yg dibutuhkan asal cukup saja.

Kemudian melesat menuju dapur mengolahnya dengan cepat kwmudian membawanya ke ruang baca.


***

Tak lama kemudian minuman ramuan seduh untuk pakdhe budhe dan Astrid telah tersedia.

"Pakdhe, budhe monggo diminum mumpung masih hangat"

"Duuh nak, terima kasih ya, kamu selalu direpotin terus Jo"

"Duuh pakdhe nih ngomong apa sih, monggo diminum cepat pakdhe biar segera meresap, Paijo coba bangunin Astrid dulu"

Kemudian Paijo mengurut leher Astrid membangunkannya.

Astrid terbangun dengan muka pucat dan badan yang bergetar.

"Dduh sayaaang Astrid panas sayang sakiit ssyang hiks hiks hiks"

Astrid melenguh kesakitan, suaranya memilukan hati kedua orang tua dan siapapun tang melihatnya.

"Iya sayang ini cepet diminum ya biar badan Astrid ga kesakitan lagi"

Paijo meminumkan ramuannya sambil mengurut dibeberapa tempat, sampai akhirnya Astrid bisa tertidur pulas setelah dipijat dibeberapa tempat.

Paijo kemudian membaringkannya dan termenung lama…
Tampak sekali wajahnya penuh keprihatinan yang dalam…
Setelah menghela nafas panjang…
Paijo menghadap kepada pakdhe dan budhenya.

"Pakdhe dan budhe, sepertinya Astrid lebih baik disini selama pengobatan, biar suasananya agak lega dibanding di kamarnya, cuma kasurnya kurang nyaman sepertinya.

Enaknya bagaimana ya pakdhe?"

"Hmmm ya sudah nak, biar mas Kresnamu bantu2 mas Dodik mengatur ruangan ini biar nyaman buat Astrid. Kamu juga atur2 diri ya nak istirahat yang cukup biar sehat selalu"

"Inggih pakdhe Paijo ga papa kok, eh tuan Nakanishi, sepertinya besok malam saya mulai mengobati tuan, hari ini kondisinya tidak memungkinkan soalnya tuan"

"Ha ha ha ga papa nak, aku sungguh kagum kepadamu nak, sekaligus mengobati 3 orang kamu mampu, sungguh luar biasa"

"Itu berkat surat dari nyonya Miyano tuan, dari surat itu saya melihat ada rahasia besar ilmu nyonya Miyano yang ingin disampaikan secara tersamar yang kebetulan sesuai dengan kitab yang saya baca tuan"

"Mmm jadi kamu belum baca kitab milik Miyano?"

"Belum tuan, saya seolah sudah mengerti maksud nyonya Miyano melalui suratnya, saya yakin itu rangkuman semua yang ada dalam kitabnya

Sesuai petunjuk nyonya Miyano, saya coba lakukan semuanya sesuai apa yang saya pelajari dari kitab saya.

Saya hanya mencangkok maknanya kembangannya dari apa yang saya mengerti tuan"

"Jadi begitu ya? Ya tuhanku, kalau saja aku paham maksud dia seperti itu, tentu dia tak akan menderita anakku… "

"Jadi selama ini tuan mengobati nyonya Miyano dengan kitab nyonya Miyano?"

"Iya nak….
Duh tuhanku….
Ternyata jodoh yang dimaksud adalah jodoh dalam hal keilmuan yang selaras ya anakku…
Duh bodohnya aku…."

"Tidak tuan, nyonya Miyano menuliskannya suratnya karena dia tahu sudah salah mengartikan isi kitabnya ..
Kalau jodoh yang dimaksudkan adalah jodoh sesuai jodoh percintaan maka harusnya nyonya Miyano sudah sembuh
Itulah mengapa dalam suratnya nyonya Miyano menyatakan penyesalannya…."

"Kamu kok bisa tahu anakku kalau aku berjodoh secara keilmuan ?"

"Sebab tuan mengajari ilmu tuan yang tertinggi tuan…
Saya memadamkan api lilinnya dengan ilmu yang ada dalam kitab saya dan menggunakan langkah ilmu tuan…
Itulah kenapa saya yakin bisa menjalani isi surat nyonya Miyano, sebab kalau ilmu Tuan dan ilmu yang ada dalam kitab saya tak sejalur tentu saya tak akan bisa memadamkan api lilin secara langkah2 ilmu tuan"

"Berjalan di awan mengendarai naga menukik bagaikan burung camar"

"Benar tuan, ilmu rahasia keluarga tuan hanyalah meminjam tenaga pihak lain dan melipatgandakannya. Dalam kasus ini menggunakan tenaga nyonya Miyano untuk digunakan secara berlipat di tempat sakitnya nyonya Miyano"

"Ya Tuhaaaanku…. Betapa bodohnya aku….
Hiks hiks hiks…. Miyano maafkan kebodohanku…."

"Tuan tidak bodoh tuan, itulah yang disebut jodoh menurut Miyano, saya hanya melakukan secara asal2an awalnya. Saya hanya berani mencoba dan tuan waktu itu karena sayangnya pada nyonya Miyano sehingga menuruti kata2 nyonya Miyano. Kebetulan saya melakukan kebalikannya karena membaca surat nyonya Miyano. Disaat terakhirnya beliau menyadari kekeliruannya, saya hanya melakukan apa yang disampaikan dalam suratnya saja bukan saya pintar tuan"


***

Ibarat nasi sudah jadi bubur, Ilmu mati mamang hanya dimengerti oleh orang yang hampir mati atau orang seperti Paijo yang berani mengambil resiko menghadapi kematian.

Bila ada jodohnya akan selamat dia….


***


Ha ha ha

Jangan merasa kaget ya.....
Jangan bingung...
Kalau bingung pegangan anu saja

Soalnya ini memang mendekati puncak kedigdayaan si Paijo....

Heran dan kagum adalah bukti kegendengan yang nyata....

Atau sudahlah...
Berhenti baca saja....
Tulisan ini berbahaya....

Hati2 !!!



Salam Waras Yoo....
pertamax ?
 
Sabar ya.....
Om Ane mau siapin dulu ending 3 cerita dalam waktu yang bersamaan

Ha ha ha....

Tapi ingat

JANGAN DIBACA
BISA MENYEBABKAN KEGILAAN, GANGGUAN PEMIKIRAN DAN EDAN KRONIS
masio gak oleh:D tetep tak woco!
kadung nyampe kene yoan...

dadi penasaran iki pengen ngerti pak Atmo nge-tren manuke jal koyo opo bocah tua nakal pecicilan opo ugal-ugalan karo budhe ne Paijo
:panlok4:
 
Bimabet
BUKU LAWAS



BAB. 19
ASTRID YANG BARU



Malam itu Paijo tidak tidur sama sekali, dengan penuh perhatian Paijo menunggui Astrid yang tergolek pulas dalam tidurnya.

Sesekali bila Astrid terbangun karena rasa sakitnya Paijo pasti segera memberikan pijatan2 menenangkan kemudian menidurkannya lagi.

Beberapa kali pakdhe dan budhenya menjenguk dan memintanya istirahat, namun mana bisa Paijo istrirahat kalau kondisi Astrid masih terlalu labil.

Lagipula Paijo saat ini jelas berbeda dengan Paijo yang sebelum ini, bersama Tuan Nakanishi dia sanggup tidak tidur selama 3 hari 3 malam hanya berlatih dan berlatih saja.

Tubuh Paijo benar2 sudah kuat karena ditempa berbagai laku dan olah nafas.

Pakdhe dan budhenya akhirnya sepakat menemani Paijo merawat Astrid sekalipun mereka berdua tak tahu harus bagaimana kala Astrid terbangun dan menangis kesakitan.

Mereka berdua hanya bisa meneteskan air mata keharuan dan kesedihan melihat penderitaan anak gadisnya itu, sekaligus sangat berterima kasih kepada Paijo yang dengan tulus dan penuhnkasih sayang merawat Astrid.

Malam itu, setidaknya 5 x Astrid terbangun dengan rintihan kesakitan yang akhirnya bisa ditenangkan oleh Paijo, 2x Paijo membuat ramuan yang Pakdhe dan Budhenya tak tahu bahannya apasaja.

Yang pasti, semalam suntuk, kedua orang tua Astrid terjaga dan melantunkan segala puja dan pujian serta doa2 bagi kesembuham anaknya.


***

Pagi itu Astrid akhirnya terbangun tanpa rasa sakit sedikitpun. Dilihatnya Paijo masih duduk diam sambil olah nafas dengan teratur.

Wajahnya teduh dan penuh kehangatan, alis matanya kuat dan hidung serta mulutnya tampak sangat manis.

Pagi itu barulah Astrid menyadari bahwa kekasihnya sesungguhnya sangatlah tampan dan gagah.

Selama ini ketampanannya seolah lenyap tertutup oleh keluguan dan tingkahnya yang lucu.

Astrid tersenyum simpul dan ingin memeluk kekasihnya, namun

"Sayang, berbaring saja dulu ya sayang, coba atur pernafasan sambil tidur ya sayang, Paijo akan menyalurkan tenaga biar Sayang bisa lebih segar lagi"

Entah kenapa tanpa membantah Astrid kembali memejamkan matanya dan mengatur nafasnya. Nampak kemudian Paijo mengulurkan tangannya meletakkan di perutnya. Menyalurkan segenap tenaga yang tadi telah dikumpulkannya, dibantu dengan pernafasan Astrid tenaga itu terus masuk dan berputar2 di sekujur tubuh Astrid.

Menerobos segala sumbatan2 dan melancarkan semua jaringan darah Astrid. Membuat Astrid semakin segar dan segar.

Tubuh Astrid semakin segar dan ringan, segala rasa sakit hilang tergantikan oleh kenyamanan yang luar biasa.

Kemudian Paijo menarik tangannya lalu melanjutkan pernafasannya lagi.
Astridpun demikian .
Keduanya seolah larut dalam olah nafas yang berirama.

Papa mama Astrid yang melihat kejadian itu sungguh sangat bersyukur. Masa kritis telah lewat sudah.

Keduanya kemudian keluar ruang baca dan menutup pintunya. Memesan kepada mbak Jum agar tak ada yang membuat keramaian disekitar ruang baca dan melarang siapapun menganggu.

Semua orang paham maksud ndoro tuan. Semalam mereka semua melihat dwngan mata kepala sendiri bagaimana khawatirnya Paijo melonpat dan mencari ramuan dan mengolahnya seolah tak ada waktu lagi, bagaimana rintihan kesakitan mbak Astrid.
Bagaimana tangisan kesedihan tuan Nakanishi setelah berdialog dengan Paijo.
Malihat semua itu pahamlah mereka bahwa penyakit yang diderita oleh Mbak Astrid adalah urusan hidup mati.

Semua penghuni rumah itu semalaman berdo'a agar usaha Paijo berhasil.

Pagi itu, melihat batapa bersyukurnya ndoro tuan dan ndoro putri, serta kuyunya wajah mereka, tahulah mereka bahwa kondisi mbak Astrid sudah mulai membaik dan membutuhkan istirahat dan agar tak terganggu.

Semua bersyukur dan semua memahami kondisi yang ada. Sehingga disekitar ruang baca kondisinya benar2 hening tanpa ada yang berani bersuara keras.


***

TET TOT

Suara bunyi notifikasi mbak Jum terdengar, dilihatnya nomor Paijo disana.

Mbak Jum, maaf sebelumnya mbak, boleh minta diantar makanan buat mbak Astrid mbak? Mohon maaf sebelumnya, bukan Paijo ingin menyuruh, kalau bisa yang berkuah dan ada kaldu dagingnya ya mbak.

Terima kasih mbak
Maaf

Membaca itu mbak Jum segera menyiapkan makanan yang diminta, kebetulan mbak Jum memang sedang memasak sup ekor sapi dan beberapa masakan yang lembut2.

Mbak Jum memang sudah menyiapkan semuanya sedari tadi, bagaimanapun melihat semalam bagaimana Paijo berjuang timbul rasa hormatnya kepada Paijo.

Bagaimanapun juga mbak Jum sudah takluk dengan segala kebaikan dan ketulusan Paijo selama ini membantu semua orang yang ada tanpa pilih kasih dan pandang bulu.

Rasa hormatnya benar2 timbul dari lubuk hatinya yang paling dalam. Keprihatinannya terhadap keluarga majikannya juga turut serta menambah hormat kepada dua orang yang sedang di dalam ruang baca.

Tak kurang Tini dan Srini mambantu manyiapkan semuanya agar bisa lekas diantar ke ruang baca.


***

KRIEEET

Begitu pintu dibuka tampak oleh mbak Astrid dua manusia yang satu cantik luar biasa yang satu tampan luar biasa sedang duduk bersila saling menempelkan tangannya seolah sedang bermain hompimpa.

Namun mbak Jum paham bahwa mereka sedang berusaha mengobati diri sembari mengolah pernafasan.

Baju Paijo nampak basah kuyup oleh keringat, demikian juga baju mbak Astrid. Namun wajah mereka nampak merah bersinar terang, tak ada kesan kuyunataupun pucat pasi seperti kemaren malam.

Seolah paham bahwa ada orang masuk, kemudian mereka menyudahi pernafasan mereka.

Astrid yang menghadap kearah pintu kemudian membuka matanya dan tersenyum kepada mbak Jum, Tini dan Srini

Entah kenapa bagi mbak Jum senyum Astrid itu begitu cemerlang wajahnya begitu bersinar tak seperti biasannya. Kecantikan majikannya seolah bertambah berkali lipat.

"Terima kasih ya mbak, maaf Astrid belum bisa eh belum boleh berdiri mbak. Bisa antar makanan kesini mbak, biar Astrid ga perlu berdiri mengambil kesana"

"Eh baik mbak, Paijo kenapa mbak, kok diam saja darintadi?"

"Ohh. Mas Paijo sedang semedi mbak sekalian istirahat, kasihan semalam suntuk jagain Astrid mbak"

"Eeh, kalau begitu biar mbak suapin mbak Astrid ya mbak? Ga papa kok mbak, tini dan srini tolong letakkan makanan itu ke sini ya"

"Eh kalau begitu bisa papah saya ke sofa mbak? Biar saya disuapinnya disana, biar mas Paijo tak terganggu mbak"

"Eeh baik mbak Astrid, mmm pelan2 mbak mmm yaaak "

Kemudian mbak Astrid maka disuapin dengan telaten oleh mbak Jum. Entah karena lapar atau entah karena masakannya enak semua yang dibawa mbak Jum tandas ludes termasuk jus jambu biji dan tomat serta buah iris nya.

"Hi hi hi aku jadi rakus ya mbak, mmmm alhamdulillah aku sudah agak kuatan, tapi kayaknya kalau masak buat mas Paijo.belum bisa deh. Mmm mbak minta tolong lagi boleh?"

"Hi hi hi, iya mbak Astrid, mbak bakalan masakin kangmasnya deh, menunya apa ya?"

"Hi hi hi tahu saja mbak, mas Paijo suka ikan goreng kering dipenyet sambal terasi mbak, itu kata maknya mas Paijo mbak, tolong ya mbak?"

"Siap pokoknya beres mbak Astrid. Mabk Astrid istirahat dulu sambil duduk biar nanti kuat nyuapin kangmasnya hi hi hi"

"Hi hi hi, iya mbak makasih ya mbak, nanti tolong tutup pintunya, dan buka jendelanya biar hawanya segar ya mbak"

"Siap mbak Astrid"

Mbak Jum kemudian membuka jendela lebar2 dan segera keluar sambil menutup pintu ruang baca.

Astrid kemudian bersandar di sofa sambil memulihkan tenaganya, sambil memandangi wajah kekasihnya yang duduk terdiam mengumpulkan tenaga sambil olah nafas.

Astrid benar2 merasa bersyukur telah menjatuhkan pilihan hidupnya kepada Paijo, yang sangat menyayanginya bahkan rela mempertaruhkan jiwanya saat mengobatinya.

Bagaimanapun Astrid akhirnya paham, yang dilakukan Paijo sangat beresiko bagi dirinya sendiri. Pengorbanan yang luar biasa.

Entah kenapa Astrid merasa rasa sayang dan cintanya telah begitu besarnya kepada Paijo sehingga memandangi wajahnya sudah merupakan karunia tersendiri. Astrid akhirnya terlelap disofa setelah puas memandangi wajah kekasihnya.

Sekitar satu jam kemudian Astrid terbangun dari tidurnya. Dilihatnya di meja sudah terhidang makanan kesukaan kekasihnya. Rupanya tadi mbak Jum tak berani membangunkannya dan meletakkan makanan di meja tanpa suara.

Astrid mencoba berdiri dan dirasakan tubuhnya sudah pulih kesegarannya bahkan melebihi hari2 sebelumnya. Dilangkahkan kakinya menuju kekasihnya, dibisikkannya dengan mesra

"Mas Paijo sayangku cintaku, bangun yuk, makanan kesukaanmu sudah tersedia nih sayang"

Mendengar suara Astrid, Paijo membuka matanya dan melepaskan pernafasannya.

Dilihatnya kekasihnya sudah segar bugar seolah tak menderita sakit sebelumnya. Semyuman kekasihnya seolah menyihirnya hingga kesadarannya pulih kembali.

"Yuk sayang makan dulu, maaf aku belum bisa masak, tadi yang masak mbak Jum, semoga sayangku suka deh"

Dengan telaten Astrid menyuapkan makanan kepada Paijo, sesekali mereka bergurau, sesekali Astrid ikut makan makanan yang ada, dari jauh nampak sangat bahagia dan penuh kemesraan.


***

"Mmm mas, kayaknya Astrid mau ke kamar Astrid dulu ya, mau mandi, rasanya baju Astrid lengket2 dan bau"

"Ha ha ha untung nyadar, dati tadi masnya juga pengen mandi"

"Hi hi hi, iya mas iya, Astrid mandi dan berdandan khusus buat mas deh, muuuuaaach"
"Ga usah dandan juga sudah cakep kok sayang"

"Iiih merayu, tak usah ya, mas mandi dulu gih biar ga bau, hi hi hi"


***

Siang menjelang sore, Paijo menghadap ke pakdhe dan budhenya

"Ada apa tho ngger?"
"Maaf pakdhe, budhe saya hanya ingin rembug soal mbak Astrid pakdhe?"

"Astrid ono opo ?"
"Mbak Astrid insyaAllah sudah lumayan baik Pakdhe budhe, alhamdulillah, cuma masih butuh pemulihan sekitar 3 minggu"

"Terus 3 minggu harus bagaimana nak ?"
"Selama 3 minggu Mbak Astrid harus selalu latihan pernafasan untuk memulihkan sekaligus menguatkan badannya"

"Terus kudu piye ?"
"Masalahnya Pakdhe budhe, harus saya dampingi terus soalnya, setidaknya tiap 7 jam mbak Astrid harus selalu pernafasan"

"Mmmm ngono yoo, Astrid harus pindah ke ruang baca atau kamu yang kesini, gitu khan maksudmu ?"

"Iya Pakdhe, soalnya mbak Astrid juga harus selalu minum ramuan pakdhe budhe"

"Mmmm….
Kamar tamu sudah dipakai, di rumah ini sudah ga ada ruangan lagi yang layak,
Gini saja deh kamu tidur saja sekamar dengan Astrid bagaimana ?"

"Gimana Pakdhe ?"

"Hi hi hi kaget ya kamu Jo ?"
"Ya iyalah budhe, kaget pake banget lah budhe"

"Ha ha ha, kamu mau ga ?"
"Duuh jangan lah pakdhe"

"Mmmmm jadi mas Paijo ga sayang dan cinta ya sama Astrid sampai ga mau tinggal sekamar sama Astrid ?"

"Eeh"
Paijo menoleh dilihatnya Astrid sudah ada dibelakangnya berdiri sambil mukanya bersedih

"Aduh sayang bukan begitu, belum pantes kalau kita sekamar sayang"
"Lha tadi malam bagaimana?"
"Lha tadi malam khan di kamar umum sayang, semua orang boleh dan bisa masuk"

"Ha ha ha Jo terus maumu itu bagaimana ?"
"Mmmm biar saja mbak Astrid tidur disini saya ya disana tetap, cuma saya minta diijinkan keluar masuk rumah induk dan kamar mbak Astrid bebas sesuai kebutuhan"

"Ha ha ha gitu tho Jo, ya diijinkan"
"Duuh terima kasih

"Mmmm duuh sayang kenapa bibirnya maju gitu sayang?"

"Mas Paijo ga sayang Astrid, hiks hiks hiks"
"Dduuuuh justru ini karena Paijo sayang sama mbak Astrid, Paijo ga ingin mbak Astrid dianggap jelek sama orang lain"

Sambil berkata begitu Paijo meneteskan air mata,

"Paijo ingat mak Paijo yang selalu dihinakan orang dianggap gampangan gara2 hamil diluar nikah, sakit rasanya mendengar itu semua sayang"
"Mmmm baik sayang, Astrid nurut kok, jangan sedih ya sayang"

Astrid kemudian memeluk Paijo dengan sepenuh hatinya mengungkapkan penyesalannya namun tiba2

"Aaaduuuuuhhh saaakiiiiit sayaaang"

Dengan cekatan Paijo mengurut titik pusat syaraf tertentu, kemudian naampak wajah Astrid kembali bersinar dan tak menampilkan kesan kesakitan. Nafasnya teratur dan matanya terpejam, Astrid tertidur pulas.

Perlaha Paijo mengangkat Astrid ke dalam kamarnya merebahkannya dan menyelimutinya, mengecup keningnya dan lantas keluar kamarnya.

Papa dan mama Astrid sangat prihatin dengan kondiai Astrid ini, Paijo juga kasihan melihat mereka khawatir lantas

"Pakdhe dan budhe, Alhamdulillah Astrid sudah tinggal sedikit lagi sembuh cuma ya itu tadi, selama 3 minggu ini harus saya dampingi dan harus selalu minum ramuan saya.

Sekarang saja sakitnya cuma sebentar pakdhe budhe, ga seperti semalam bisa sampai setengah jam"

"Iya nak… duh kalau bisa kamu tinggal dan tidur di kamar Astrid nak, kasihan kalau pas sakit kamu ga ada. Pakdhe dan budhe mengijinkan kok nak…"

Mama Astrid menyampaikan permohonan sambil menangis, airmatanya meleleh di pipinya.

"Duh budhe, jangan menangis budhe, iya Paijo akan selalu dekat dengan Astrid budhe
Jangan menangis ya budhe"

"Heemmm jooo, kamu sebaiknya memang mendampingi istrimu, itu tugas suami Jo. Kalau kamu masih belum yakin sekarang juga kau aku nikahkah

Ngapain ngurusi omongan orang lain jo?"

"Iya pakdhe iya, Paijo disini baremg mbak Astrid tidurnya, iya pak dhe duuh
Kalau begitu saya bawa dulu semua obat2an dan minyak yang dibutuhkan ke sini pakdhe, permisi"

Dan Paijopun dengan langkah seolah melayang saking bingungnya kembali ke ruang baca beberes semua yang dibutuhkan untuk dibawa ke kamar Astrid.


***

Duuuh gimana sih ini...
Kok pemeran utamanya sakit...
Hadewww ..
Kacau ini…


Ha ha ha ha

Salam Waras Yo
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd