Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Lika Liku Lilis

Status
Please reply by conversation.
Update:

"Siang Bu, dengan Ibu Lilis" sapa driver tersebut
"Siang Pak..kita ke Perumahan xxx ya" jawabku sambil mengambil posisi duduk kemudian menutup pintu.

"Baik Bu" jawab driver tersebut yang masih menatapku
"Eh..kamuuu..." sahutku dengan sedikit terkaget


Aku tak menyangka bakal bertemu Nando lagi kali ini. Bayangan kelam tempo hari sekelebat muncul kembali.

"Kamu kenal Neng?" Tanya Bapak sedikit membuyarkan lamunanku.

Aku hanya menjawabnya dengan mengangguk.

"Sudah lama jadi driver online mas?" Tanya Bapak

"Ya lumayan Pak, sudah hampir setahun. Buat ngisi waktu aja" jawabnya

"Oh..memang ada kerjaan lainnya?" Tanya Bapak lagi seakan penasaran

"Ya serabutan aja Pak, kadang jadi instruktur Zumba juga" jawabnya

"Oh gitu?" Kata Bapak seakan mulai mengerti.
"Iya..tempo hari saya juga pernah ngajar ibunya" tambah Nando sambil melirikku dari kaca pengemudi.

"Degh.." kenapa dia seolah ingin mengingatkanku kembali dengan kejadian itu, pikirku sedikit kesal.

"Kakek..liat tu..mobilnya keren..aku pengen mobil yang kayak gitu tu" kata anakku antusias saat melihat sebuah mobil Jeep Rubicon melintas di depan kami.

"Oh ya..bagus ya dek..ntar minta Papa ganti mibil kayak gitu" kata Bapak

"Ah kata Papa mahal Kek" kata Anakku sedikit menggerutu
"Iya memang mahal itu Dek, makanya Adek nabung yang banyak biar bisa beli mobil kayak gitu ya" kata Bapak

"Tabungan Adek sekarang ada 75 ribu kan Ma? Jadi kurang berapa lagi ya Kek?" Tanyanya lugu

Pernyataan lugu anakku membuat Bapak dan Nando tertawa terbahak mendengarnya, namun tidak denganku yang hanya bisa tersenyum kecut.

"Hahahaha..jadi Bapak itu, Bapaknya Bu Lilis ya?" Tanya Nando seperti mengorek sesuatu.

"Iya dek, Bapak Mertua tepatnya" jawab Bapak

Mobil kami mulai berjalan perlahan, saat melintasi sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri di kota kami. Tampak kemacetan sudah terjadi di ujung depan sana.

"Wah pas jam bubaran sekolah ya ini?" Celetuk Bapak
"Iya Pak, biasa emang suka macet klo jam segini" kata Nando

Aku yang sedari tadi melamun menatap ke arah luar jendela, tiba tiba saja sedikit terkaget saat payudaraku serasa mendapat rabaan seseorang, yang tidak lain ternyata adalah Bapak Mertuaku.

"Eh.." kataku pelan sambil berusaha menyingkirkan tangan Bapak.

Namun seketika itu juga Bapak terlihat sedikit melotot kepadaku.

Nando yang sepertinya mendengar suaraku, seperti sedikit penasaran dengan apa yang terjadi di bangku belakangnya. Dia pun melirik dari kaca pengemudi dan mengamati sedikit kegelisahan yang terlihat di raut wajahku.

Bapak semakin berani meremas payudaraku kali ini dengan tangan kirinya. Aku yang tidak berdaya melawan hanya bisa menutupi perilakunya dengan tas jinjingku agar tidak terlihat Nando pastinya.

Dan kali ini dia berusaha memasukkan tangannya dari bagian bawah bajuku.

Aku bermaksud melarangnya dengan memberi isyarat berupa gestur wajah menunjuk ke arah Nando, khawatir bila sampai terlihat olehnya. Namun sial, Nando seperti malah curiga dengan gerak gerikku saat ini dan menatapku dengan senyum licik dari kaca di depannya.

"Tumben gerah banget hari ini, perasaan AC mobilnya dah maksimal saya nyalain" kata Nando seolah berdialog penuh makna sambil berpura pura memainkan tombol AC mobilnya.

"Iya kok Panas banget ya disini, beda sama di tempat saya, ga sepanas ini perasaan" jawab Bapak seolah tidak paham dengan maksud Nando.

Nando pun melanjutkan menjalankan mobilnya saat kemacetan di depan kami berangsur angsur terurai. Dia kembali fokus mengemudi. Sedangkan Bapak, masih bergerilya di sekitar wilayah dadaku.

Posisi tangannya yang tidak ideal, membuatnya tidak leluasa bermain dengan payudaraku. Hingga akhirnya membuat dia menghentikan perbuatan cabulnya. Namun hal tersebut tidak serta merta membuatku lega. Kini dia bermaksud menyasar ke dalam celanaku sebagai pelampiasannya.

Celana katun dengan menggunakan ban karet di pinggang yang kukenakan, membuat tangannya leluasa menjelajah ke dalamnya, suatu hal yang tak kuperhitungkan sejak awal bahwa hal ini akan terjadi.

Dengan mudah tangannya menelusup masuk ke dalam celana bahkan langsung menerobos ke dalam celana dalamku tanpa kendala berarti.

"Egghh..." aku terhenyak seketika saat dia berhasil menemukan klitorisku yang sedikit tertutup bulu bulu kemaluanku.

Aku menjadi salah tingkah saat dia mulai menggosok gosok klitorisku. Tentunya rangsangan ini lebih cepat memancing stimulus birahiku, dibandingkan di area payudaraku.

Namun biar bagaimanapun, akal sehatku masih berfungsi dengan baik, hal ini terjadi di tempat dan dengan orang yang salah. Walau aku terangsang sekalipun, aku akan berusaha menutupinya.

Maka kupalingkan wajahku ke arah jendela, menatap pemandangan di luar sana namun dengan tatapan kosong.

"Emmhhh.." desahku yang tertahan di sela bibirku.

Bapak semakin intens memainkan klitorisku, sesekali dia mencubit kecil dengan kedua jarinya, membuat sensasi bertambah geli di tubuhku.

Vaginaku yang kian bertambah basah membuat jari jarinya bertambah leluasa menjangkau seluruh permukaan vaginaku hingga liang vaginaku.

Dengan sedikit memiringkan tubuhnya ke kiri, dia berusaha memasukkan jari tengahnya ke dalam liang vaginaku.

"Awww..." jeritku sedikit mengaduh.

"Kenapa Ma?" Tanya anakku penasaran

"Mmhhh..gpp kok dek, kegigit semut kayaknya" jawabku asal.
"Duh kok gatel ya" ujarku lagi sambil membuat gimmick mengusir sesuatu dari lenganku.

Nando hanya berulangkali mencermati dari kaca di depannya, seakan sedang menganalisa sesuatu yang terjadi di mobilnya.

"Mungkin ada bekas permen ato makanan di kolong, makanya ngundang semut" ujar Bapak bersandiwara.

Jarinya masih bersemayam di dalam lubang vaginaku, namun jeritanku tadi membuatnya sejenak menghentikan aktivitas cabulnya.

Suasana terkendali kembali buatnya, kurasakan jari Bapak mulai bergerak masuk keluar di dalam vaginaku, walau tidak terlalu jauh dia menggalinya. Sedangkan jari jempolnya menggelitik klitorisku.

Kombinasi dua jari ini, akhirnya cukup membuat pertahananku runtuh seketika. Vaginaku berulangkali mengucurkan cairan, membuat celana dalamku kian bertambah basah.

Badanku serasa gelisah tidak karuan dibuatnya, menyisakan orgasme yang tertahan. Sebaliknya Bapak terlihat santai dan berekspresi datar seolah tidak sedang terjadi apa apa, bagai seorang predator berdarah dingin.

Sekitar 5 menit berlalu, untungnya jalanan sedikit lancar saat ini, menyisakan beberapa kilometer lagi untuk sampai di rumahku. Semoga "penderitaanku" ini akan segera berakhir.

Dan benar saja dugaanku, Bapak mulai menarik tangannya keluar secara perlahan dari celanaku. Tak lama, mobil pun mulai memasuki gerbang komplek dan langsung menuju blok rumahku berada.

Bapak dan anakku pun lantas beranjak turun sesaat setelah mobil berhenti persis di depan rumah, sedangkan aku masih harus menyelesaikan pembayaranku.

Nando seperti sengaja menahanku berlama lama di dalam mobil, selagi dia mencari uang kembalian dari dompetnya. Kemudian dia pun segera menyodorkan uang kembalian tersebut seraya menggenggam tanganku yang hendak menerimanya.

"Apaan sih..lepasin" ujarku dengan nada kesal karena Nando seperti sengaja menahannya berlama lama

"Hahaha..gitu doank marah mbaknya..tapi kalo diemek emek gpp" ujar Nando meledek yang membuatku kaget seketika.

Aku masih berusaha mencerna setiap perkataannya barusan. Apakah dia berusaha menyindir kejadian tempo hari atau kejadian barusan selama di mobil tadi. Buru buru kutarik tanganku dari genggamannya kemudian membuka pintu dan keluar sesegera mungkin.

Nando pun mulai beranjak pergi dari depan rumahku. Menyisakan kecemasan buatku, apakah dia mengetahui kejadian tadi yang tentunya akan menjadi masalah dikemudian hari.

Dengan perasaan shock, aku pun memasuki kediamanku, berganti baju kemudian beristirahat sejenak sambil menunggu waktu untuk menjemput putri sulungku.

Sambil berbaring menunggu saat memejamkan mata, aku pun termenung memikirkan segala kejadian yang menimpaku beberapa saat belakangan ini. Apa yang salah dengan tubuhku, ini sehingga memancing orang untuk berbuat mesum kepadaku. Memang Mas Ferdi berulang kali mengatakan badanku terlihat lebih montok dan menggiurkan akhir akhir ini, membuatnya kian gemas walau aku telah memberinya dua anak. Bahkan beberapa kali dia mengutarakan fantasinya melihatku disetubuhi pria lain, serta menari nari diatas tubuh pria tersebut dengan kedua payudara montokku yang bergoncang goncang ke segala arah.

Entahlah, bagaimana reaksi sesungguhnya saat suatu saat nanti dia benar benar mengetahui hal ini.

Bersambung..
 
Maaf baru sempet update..setelah kemarin disibukkan dengan cerita Arin dan Mia, entah kenapa mood menulis ane menjadi sedikit menurun hehe..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd