Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Lika Liku Lilis

Status
Please reply by conversation.
Waduuuuh efek tinggal di pedalaman, ga nyadar quotesnya kepotong :sayonara:
 
POV Ferdi

"Hmmm..kok tetiba pengen ya" pikirku di tengah penatnya kesibukan kantor.

Lalu kuraih hpku dan mengirimkan pesan kepada seseorang.

"Hai..Ria..apakabar?" Sapaku

Tak berapa lama, Ria membalasnya

"Hai mas..baik kok, kemana aja?" Balas Ria
"Lagi sibuk aja ni hehe..kamu ntar sore sibuk ga?" Tanyaku

"Belum ada rencana si, knp emg?" Balasnya
"Lagi pengen..hehe" jawabku

"Hahaa..kamu ni, lg kerja bisa2nya mikir gituan" balas Ria
"Yeee..namanya pengen kan ga kenal waktu dan tempat" balasku

"Hahaha iya si, emg ga dapet jatah ya semalem?" Tanya Ria
"Lagi pengen ganti pemandangan aja hehe" jawabku

"Jam berapa?" Tanya Ria
"Jam 6an ya, habis kamu kerja" jawabku

Setelah mendapat kepastian dari Ria, akhirnya sesegera mungkin kuselesaikan pekerjaanku hari itu.

Arin? Aku sudah lama tidak menghubunginya sejak terakhir kali bertemu. Lagian susah berharap kenikmatan darinya yang hanya begitu begitu saja.

Kulihat jam dinding hampir menunjukkan pukul 5 sore, aku mulai mencicil merapikan meja kerjaku.

"Mau kemana loe? Tumben jam segini dah rapi rapi meja" tanya Franz menyelidik
"Hehe ada deh..mau tau aja loe" jawabku sedikit tidak mempedulikannya

"Halah..paling mau ngewe kan?" Tuduh Franz
"Hahaha..." tawaku

"Sama yg manalagi?" Tanya Franz
"Adalah..yg di mall tempo hari" jawabku

"Oalah..siapa namanya nyong? Lupa gw" tanya Franz
"Ria.." kataku

"Emang dah pasti dapet? Ntar kayak Arin lagi dapet kentang doank" ledek Franz
"Et dah..yg ini beda donk..kan kita dah komit FWBan" balasku tak mau kalah

"FWB?" Tanyanya heran
"Friends With Benefit dul..kuper loe ah" ledekku lagi

"Terus loe ngasi kompensasi gitu ke dia?" Tanya Franz makin penasaran
"Yoi..tapi ya ga tiap kali ketemu, pas dia butuh aja" jelasku

"Jyaaahhh sama aja loe nge BO cewek donk" ledek Franz
"Ya bedalah, ini kan lobang private bwt gw doank, bukan rame2. Lagian dia kan jg butuh kali, dah lama enggak dicelup" jelask

"Hahaha..dasar bajing*n loe..bisa aja ngelesnya" kata Franz
"Gw cabut dulu yak" kataku sambil pergi melewati mejanya

"Jangan lupa FRnya nyong, sama jangan telat nyabut wkwkwkk" teriak Franz yang membuat beberapa teman lainnya sedikit heran

Sudah jam 5 lewat saat aku keluar dari pintu gerbang kantor. Perjalanan menuju Mall tempat Ria kerja biasanya membutuhkan waktu sekitar 30 menitan, bahkan lebih bila saat jam pulang kerja seperti ini.

Akhirnya setelah berjuang menembus kemacetan ibukota, aku pun tiba di parkiran Mall tersebut. Kulihat di jam odometer mobilku sudah jam 6 kurang 5 menit.

Sambil mencari parkiran, kuhubungi Ria untuk mengabari keberadaanku.

"Oke mas, 5 menit lagi aku kesana ya" jawab Ria saat kutelpon

Sambil menunggunya, kuputar beberapa lagu di audio mobilku. Sekitar 10 menit menunggu, akhirnya kulihat sosok seorang wanita yang bisa kutebak dialah wanita yang kutunggu kehadirannya sedari tadi. Ria, wanita dengan tinggi sekira 155 cm dan berat badan 55 kg menurut pengakuannya tempo hari, dan biasa mengenakan cup bra dengan size 36b sebagaimana pernah kutanyakan di kesempatan sebelumnya.

Ria mengenakan kaos cukup ketat berwarna putih dan rok lebar hingga dibawah lutut sebagaimana pengamatanku saat melihatnya berjalan mendekat ke arah mobilku. Jauh berbeda dengan penampilannya saat mengenakan seragam resto pada umumnya. Sepintas wajahnya sedikit mirip dengan Baby Margaretha, dengan payudara yang menantang tentunya. Dengan ciri fisik seperti ini, entah kenapa dia sampai ditinggalkan suaminya.

"Hai mas.." sapanya saat membuka pintu mobilku.
"Hai..apakabar?" Sapaku ramah

"Mmmuaachhh" kami berciuman layaknya sepasang kekasih yang lama tak bersua.

"Kita kemana ya enaknya?" Tanyaku berbasa basi
"Hmmm..mas, maaf aku ga bisa lama lama..anakku lagi sakit jadi aku rencana mau pulang ke rumah ibuku malam ini" jawab Ria

"Lho..sakit apa?" Tanyaku
"Demam..udah 2 hari ini mas belum turun juga" jelasnya

"Oalah..terus kamu mau kesana malam malam?" Tanyaku
"Iya mas, mau gimana lagi..paling jam 9 dah nyampe klo aku berangkat darisini jam 8 kurang. Mau kubawa ke dokter aja" terang Ria

"Terus kamu naek apa kesana?" Tanyaku
"Rencana naek bis atau travel si" jawabnya

"Hmmm..klo gitu enaknya dimana donk?" Tanyaku sedikit pesimis mengingat keterbatasan waktu

"Di parkiran atas aja mau?" Tanyanya
"Hah..serius? Aman ga?" Tanyaku heran

"Aman kok..di bagian loading barang aja, biasanya sepi kalo jam segini. Ntar kasi satpam disana uang rokok aja" jelasnya

"Yakin aman? Emang kamu pernah?" Tanyaku masih kurang yakin
"Hehe..kan dulu pernah sama bosku mas" jawabnya sedikit malu

"Di mobil maen gitu?" Tanyaku terheran heran
"Ih..kamu mas..udah ah pake ditanya lagi" jawabnya manja sambil mencubit kecil lenganku.

"Hahahahha..nekat banget si. Ya udah deh daripada ga jadi, dah diujung ni" kataku lagi

Mobil pun mulai kukendarai menuju parkiran atas gedung Mall tersebut. Setelah beberapa putaran melalui lantai parkiran, kulihat lumayan banyak slot parkir yang kosong sore itu. Mungkin karena weekday sehingga tidak terlalu banyak pengunjung yang datang sore ini.

Dan sampailah kami di bagian lantai paling atas parkiran mall, tempat dimana beberapa mobil box biasa melakukan loading barang untuk keperluan beberapa tenant di mall tersebut. Aku memang pernah mencari parkir hingga ke lantai ini, dulu sekali saat susahnya mencari parkiran di saat akhir pekan. Namun tak kusangka, tempat ini pernah menjadi tempat esek esek buat Ria dan Bosnya atau bahkan pasangan lainnya.

Ria kemudian mengarahkan ke slot parkir yang sedikit jauh dari pintu gudang, letaknya agak di tengah, dan anglenya memang pas menurutku dari pantauan orang orang dan kebetulan terdapat beberapa mobil pribadi juga terparkir disana. Sungguh kebetulan terdapat 1 slot parkir diantara mobil mobil tersebut, kemudian aku pun memarkirkan mobilku disitu.

Mobil sengaja tidak kumatikan, agar AC mobil tetap bisa menyala, namun jendela pintu sedikit kubuka beberapa cm supaya sirkulasi udara tetap berjalan.

Aku langsung memeluk Ria, dan kami pun kembali berciuman.

"Mmmhhh...aahhhh" Ria melenguh saat kuremas remas payudaranya sambil mencium bibirnya.

"Bentar ya mas, aku mau menghubungi temenku dulu yang jaga disini" potong Ria dikala nafsuku sedang di ubun ubun.

"Yaahhh..kentang deh" kataku

Ria hanya tersenyum lalu mengeluarkan HPnya hendak mengabari temannya tersebut.

"Sabar donk mas..kan biar tenang maennya hehe" kata Ria

"Halo mas hendri..lagi jaga ga?" Tanya Ria saat menelpon

"Iya aku lagi di parkiran ni..minta tolong bisa?" Kata Ria lagi tanpa menjelaskan bantuan apa yang akan dimintanya.

"Oke..Aku di F21..kamu kesini ya!" Pinta Ria kepada temannya

"Biasa ngasi berapa?" Tanyaku
"Seikhlasnya aja mas, biasa si klo ga 50 ya 100" kata Ria

Aku lalu mengeluarkan selembar uang 100 ribu dan menyerahkannya ke Ria.

"Terus dia jagainnya di depan mobil kita gitu?" Tanyaku memastikan

"Hahaha..ya enggaklah..dia ngawasin dari posnya aja, paling ya ngarahin mobil lain yang mau parkir agar tidak parkir di area sini" jelas Ria

"Owh gitu..ntar klo sampe mobilnya goyang gimana? Hahahaha" tanyaku lagi

"Ya kan dia juga dah tau kita mau ngapain, makanya sebisa mungkin dia mengalihkan perhatian orang juga" jawab Ria

Kemudian kulihat dari kejauhan, seorang pria berseragam keamanan berjalan menuju ke arah mobil kami.

"Itu orangnya ya?" Tunjukku
"Iya mas..ya udah aku turun dulu" kata Ria

Ria lalu menghampiri temannya yang bernama Hendri tersebut. Mereka tampak berbincang akrab dan sesekali Hendri tampak mencandainya, membuat Ria tampak tertawa.

Kulihat Ria kemudian menyerahkan selembar uang yang telah kutitipkan, dan berpaling dari hadapan Hendri hendak berbalik menuju mobil.

"Kita pindah ke belakang aja yuk" kataku saat Ria membuka setengah pintu mobil

Ria kemudian menutup pintu kembali dan berpindah menuju pintu sebelah kiri bagian belakang.

Kutunggu Ria sampai benar benar memasuki mobil, sambil kuatur kursi di depannya agar terasa lebih lega dan leluasa. Saat kuperhatikan kondisi sekitar aman, lalu dengan segera aku berpindah ke belakang dan mengambil posisi duduk tepat disebelahnya.

"Buka donk bajunya sayang" rayuku sambil membelai rambutnya
"BHnya aja ya mas, sekalian jaga jaga" tawar Ria

"Hmm ya udah klo gitu" kataku

Ria lalu mengangkat kaosnya untuk melepaskan pengait BH tanpa tali yang dikenakannya. Antisipatif juga pikirku.

"Ssstttt...biar aku aja" cegahku saat dia berusaha meraih pengait di punggungnya.

Aku lalu mencium bibirnya sambil meremas remas kedua payudaranya yang sedikit terbuka.

"Mmmmhhhh...." desah Ria saat kuremas dan kusentuh putingnya.

Ria semakin ganas membalas ciumanku. Sekujur wajahku tak luput dari ciumannya. Dia lalu menaiki tubuhku dan duduk diatas pengkuanku.

Aku kini hanya bisa bersandar pasrah selagi mendapat ciuman bertubi tubi darinya sembari tanganku tetap bergerilya di payudaranya. Tampak sekali dia seperti wanita yang haus akan belaian dan sentuhan saat ini.

Kuraih pengait BHnya yang terletak dipunggungnya, lalu kulucuti pengaitnya satu persatu hingga...taraaaa...kini BHnya telah lepas seluruhnya dan berada dalam genggamanku. Kudorong Ria secara perlahan , agar dia menghentikan sejenak ciumannya. Kuraih kedua payudaranya dengan kedua tanganku lalu sedikit kuangkat tubuhnya hingga payudaranya tepat berada di depan wajahku.

"Mmmmhhh...geli" lenguh Ria saat aku mulai menciumi belahan dadanya sambil kumainkan kedua putingnya.

"Ahhhh...isepp mas" rengek Ria yang kali ini sengaja menyodorkan salah satu payudaranya supaya kuhisap.

"Mmmhhh...sluurrppp" saat kuciumi, kujilati serta kuhisap dalam dalam puting susunya.

"Aarrgghhhh...terus mas..gigiiiittt" rengek Ria yang meminta putingnya untuk kugigit.

"Awww..jangan kenceng kenceng donk gigitnya mas" protes Ria

"Hehehe..maaf..habis gemes sama susu kamu" jawabku

Kini bongkahan pantatnya yang menjadi sasaran kenakalanku. Kusibakkan rok lebarnya keatas, lalu kuremas remas kedua bongkahan pantatnya tersebut sambil menikmati kedua payudaranya yang menggantung di hadapanku.

"Mmmhhh...aaarrggghhhh" desah Ria berulang, membuatku tambah semangat mengajaknya meraih puncak kenikmatan.

Lalu kutarik ke samping bagian CD yang melintasi celah diantara kedua belah pantatnya, agar dapat meraba bagian vagina yang ternyata sudah lumayan basah. Namun karena jauhnya jangkauan tanganku, aku memilih untuk merabanya dari bagian depan, walau tanganku sedikit terhimpit dengan tubuhnya.

Kini aku benar benar bisa merangsang tubuhnya di kedua titik rangsangnya. Ria semakin blingsatan saat kusentuh dan kukelitiki bagian klitorisnya. Membuatnya meracau tidak jelas dan sesekali mengejan sambil sedikit menjambak jambak rambutku.

"Haah...haah...haah..." suara nafas Ria tersengal sengal
"Mas..istirahat bentar ya..lemes ni" pinta Ria sambil turun dari pangkuanku kemudian duduk disebelahku.

Kulihat wajahnya sedikit lelah sambil mengantur nafasnya.

"Dah keluar ya? Hehe" tanyaku
"Hahh..hahh..hahh..udah 2x mas" jawabnya

"Enak donk hahaha" ledekku
"Lemes tapi mas..hahh..hahh," jawabnya tersipu malu

"Mmm..kamu sama Hendry dah ngapain aja?" Tanyaku
"Lho..kok nanyanya gitu?" Kata Ria

"Ya masak Hendry ga pernah minta sama kamu, kan dia pegang rahasia kamu hehe" jawabku memberi logika

"Hmm..pernah si" jawab Ria menggantung
"Terus..terus?" Tanyaku antusias

"Hehe..kepo ah.." jawab Ria
"Hmmm..cerita donk sayang" pintaku sambil kembali memainkan puting susunya

"Aahh...geli mas.." kata Ria dengan ekspresi wajah terangsang
"Yeee disuruh cerita kok malah ndesah.." ujarku seraya mencubit puting susunya

"Hahaha iya iya..tapi gpp ya?" Tanyanya tidak yakin
"Iya gpp..ayo donk ceritain" rayuku sambil meremas payudaranya

"Jadi dulu dia pernah mergokin pas aku pertama kali maen sama bosku di parkiran sini. Walau dah dikasi duit sama bosku, setelahnya dia masih minta dikasi jatah sex juga dari aku, dan pake ngancem segala. Ya udah akhirnya aku capek diancem terus, kukasi deh" jelas Ria

"Sering? Terus maennya dimana? Yang detil donk ceritanya" pintaku yang malah bertambah horny mendengarnya

"Ahhh..emmhhh...beberapa kali aja si mas...ahhh..ahhh" jawab Ria terbata saat kucelupkan jariku ke liang vaginanya

"Hmmm..nakal juga ya kamu..terus?" ledekku lagi sambil mengocok vaginanya berulang ulang

"Aahh..mas ga tahan..masukin aja ya?" Pinta Ria
"Ga mau..cerita dulu donk sampe selesai" balasku

"Iya tapi klo kamu bikin aku terangsang terus, gimana mau cerita" elak Ria
"Biarin..weee..buruan cerita.." jawabku

"Jadi setelah selesai ML sama Bosku, kadang aku mesti ngelayanin dia juga" kata Ria
"Dimana?" Tanyaku lagi

"Ya di pos situ" tunjuknya
"Lanjut..pertamanya gimana terus ngapain?" Pintaku

"Ya pertama aku disuruh megang anunya..terus.."
"Bentar..sambil praktekin donk" potongku

Ria lalu meraih penisku yang masih tersembunyi dibalik celana. Dia lalu membuka sabuk serta kancing celanaku dengan penuh ketelatenan.

"Terus diapain?" Pancingku
"Dia minta dikocok mas..terus diisep deh penisnya" kata Ria sambil mulai mengelus penisku yang dianggurin sejak tadi

"Praktekin donk" pintaku lagi

Penisku yang mulai menegang dalam genggaman tangannya, perlahan mulai dikocoknya.

"Sluuurrppp..." Ria mulai menjilati batang penisku.

Lidahnya menyapu seluruh permukaan penisku mulai dari ujung kepala hingga ke pangkalnya.

"Mmmmhhh..." saat kurasakan batang penisku mulai dikulum dan ditelannya

"Sluurrppp.." saat Ria mulai menarik mulutnya perlahan sambil melumuri penisku dengan liurnya

Kedua bijiku pun tak luput dari sapuan lidahnya, dan sedikit membuatku terasa ngilu saat dia mengemut bijiku secara bergantian.

Lima menit berlalu, dan selama itu Ria memuaskan penisku dengan cara mengoral maupun mengocoknya secara bergantian. Aku sudah tidak tertarik memintanya melanjutkan ceritanya tadi. Dan kini fokusku kembali kepada permainan kami.

Kubalik badannya hingga membuat setengah badannya condong ke arah kursi depan. Dengan posisi menungging, membuat pantatnya yang bohay menarik perhatianku untuk kunikmati.

"Aahhhh..." kembali suara desah Ria menggema saat mulai kujilati sekujur pantatnya, melewati lubang anus dan berhenti di area vaginanya. Lantas mulai kusapu liang vaginanya berulangkali dengan lidahku.

"Sluurppp..sluurrrppp" saat lidahku menelusuri setiap inchi vaginanya.

"Mmhhh..srruutt..ssruuttt.." saat kusedot kulit vaginanya yang sedikit menggelambir menimbulkan rasa geli yang tak terkira buat Ria tentunya.

"Aargghh...mas masukin aja..dah basah banget ini" kata Ria sambil sedikit menengok ke arahku.

Akhirnya kutarik tubuhnya perlahan dan mulai mengarahkan lubang vaginanya agar tepat berada di ujung kepala penisku.

"Sleebhhhhhh...emmmhhhh" saat vagina Ria mulai kubenamkan di atas penisku hingga akhirnya penisku telah tertanam seluruhnya di dalam vaginanya.

Kemudian kudorong serta kutarik pelan bergantian pantatnya kedepan dan ke belakang agar Ria mulai menjalankan tugasnya mengontrol permainan.

Ria yang menggunakan kedua kursi depan sebagai tumpuan tubuhnya mulai menggerakkan tubuhnya maju mundur. Sedangkan aku yang dalam posisi duduk hanya bisa sedikit membantu gerakan penetrasi agar persetubuhan di ruang terbatas ini tetap berjalan maksimal.

"Aahhhh...aahhhh...aarrgghhhh," desah Ria berulang ulang sambil terus menggerakkan tubuhnya yang semakin kencang.

Setelah beberapa menit, tiba tiba saja dia menghentikan goyangannya seketika. Tubuhnya kembali mengejan dan tangannya sibuk meraih apa saja yang bisa dicengkeramnya. Dia kembali mendapat orgasmenya, yang bisa kuketahui dari gestur tubuhnya dan desahan nafasnya yang tersengal sengal.

Kemudian kurebahkan sandaran kursi tengah, dan menarik tubuhnya agar dapat berbaring mengistirahatkan tubuhnya. Setelah kurasa cukup buatnya beristirahat, dalam kondisi terbatas kulanjutkan persetubuhan ini dengan posisi MOT. Dengan posisi tubuh yang agak serong, tentunya membuat posisi ini kurang nyaman. Namun karena nafsu yang sudah diubun ubun membuat kami menikmati sebisanya.

"Blessshhh..." saat aku kembali melakukan penetrasi.

Lalu mulai kugerakkan secara perlahan maju mundur bergantian dan berulangkali dalam posisi seadanya ini. Ria yang mulai terlihat lelah, hanya bisa terbaring pasrah saat vaginanya berulangkali kuhujam" dengan penisku.

Posisi yang kurang nyaman ini membuatku enggan berlama lama dengan gaya bercinta seperti ini. Akhirnya kuminta Ria untuk naik kembali ke pangkuanku, sedangkan aku mengambil posisi berbaring setelah kunaikkan sedikit posisi rebahan kursiku.

Ria lalu meraih penisku dan mengarahkannya tepat di permukaan lubang vaginanya.

"Blesshhh.." kembali penisku tenggelam dalam vaginanya.

Aku sangat menyukai posisi ini, karena terasa lebih intim bisa melihat ekspresi wajah kita sembari berciuman dan tentunya melihat sepasang payudara yang bergelantungan bebas mengayun tak tentu arah.

Ria yang sudah mulai fit, kembali menginiasi gerakan dalam persetubuhan ini. Pinggang serta pantatnya kembali mengayun naik turun dan maju mundur agar terjadi kembali gesekan kelamin diantara kami.

Ria kembali mendapatkan orgasmenya, membuat tubuhnya lemas dan rebah di dadaku. Kupeluk tubuhnya erat erat, sehingga memberi jarak yang cukup buat penisku untuk melakukan penetrasi. Kucium bibirnya sambil kusodok vaginanya dari belakang dengan posisi terduduk.

Kini kuambil alih kembali permainan, dengan lebih aktif menggerakkan pantatku naik turun supaya dapat melakukan penetrasi yang maksimal.

Ria sesekali bangkit dari pelukanku seraya menyodorkan payudaranya agar dapat kuhisap putingnya.

"Mmmhhhh...sayang...aku mau keluar" ujarku ditengah permainan kami

"Aarrghhh...aahhhh..." Ria yang terus mendesah manja berupaya membantuku dengan turut mengayunkan pinggulnya agar penetrasiku bertambah intens dan cepat.

Dan benar saja, gesekan kelamin yang bertambah intens frekuensinya ini memicu urat syaraf rangsang kami bekerja semakin maksimal memompa benih benih spermaku menuju puncak orgasme.

"Aahhh..sayang aku mau keluaaarrr ...arrgghhhhh..aahhhh...ahhhhh...croootttt...croooottt..crrooottt" ujarku saat kurasakan spermaku sudah tak dapat kutahan lagi

Dan di saat bersamaan, Ria tampak kembali mengejan dan mencakar cakar kulit kursi dibelakang kepalaku.

Kami sama sama mendapatkan orgasme, saat kelamin kami berbarengan saling mengeluarkan cairan orgasme kami.

Kurasakan spermaku mulai terasa membasahi penisku yang masih tertanam di vaginanya. Lalu kuraih tissue yang terletak di salah satu saku kursi di depanku, agar tidak sampai membasahi jok kulit kursiku.

Aku dan Ria sama sama tersenyum antara geli dan puas dengan persetubuhan barusan saat wajah kami saling berpandangan.

"Jadi keluar berapa kali?" Tanyaku sekaligus menggodanya

Ria hanya tersenyum malu dan kemudian menyembunyikan wajahnya di pelukanku.

"Turun dulu, aku mau ngelap ini dulu" pintaku

Ria kemudian turun dari pangkuanku, namun dia tidak langsung duduk di sebelahku. Dia malah menunduk dan mengulum penisku yang masih sedikit belepotan dengan sisa sperma.

"Sluurrppp.." terasa sedikit ngilu rasanya saat penisku yang mulai tak berdaya ini dihisapnya dalam dalam, membuat penisku bersih kembali seperti semula.

Kulihat terdapat sedikit sisa sperma di mulutnya, dan dia berusaha mencoba menciumku dengan kondisi tersebut. Tentu saja membuatku menghindar seketika dan menolak untuk dicium.

"Ihhh..sama sperma sendiri kok jijik si? Aku lho sampe kutelan" kata Ria sambil membersihkan sperma di mulutnya dengan menggunakan lidah.

"Enak ya?" Tanyaku sedikit geli
"Asin si.." jawab Ria enteng

"Hiii...doyan ya?" Tanyaku heran
"Enak aja..biasa kan cowok suka klo liat spermanya ditelan sama pasangannya" jawab Ria sedikit sewot.

"Hahahaha.." tawaku namun dalam hati berkata totalitas juga Ria ini sama pasangannya.

Setelah kami merapikan pakaian masing masing, Ria pun mengajakku untuk segera bergegas pulang. Sudah hampir jam 8 malam saat itu, mengingat Ria masih harus menuju kediaman orangtuanya untuk membawa anaknya ke dokter.

Kuantar Ria ke tempat agen travel terdekat, dan tak lupa memberinya sedikit bekal.

"Ini buat ongkos pulang sama berobat anak kamu ya, semoga cukup" kataku saat menyerahkan sejumlah uang kepadanya

"Makasih mas, cukup kok ini, lebih malahan" kata Ria sambil tersenyum

"Ya udah aku turun dulu ya, hati hati pulangnya" kata Ria lagi

Akupun segera memacu kendaraanku menuju rumah agar tidak terlalu larut sampai disana.

Dan sesampainya dirumah, anak anakku keluar menyambut kedatanganku. Kulihat Lilis sedang menyiapkan makan malam, dan Bapak yang sedang menonton televisi.

"Baru pulang Fer?" Tanya Bapak menegurku
"Iya Pak, ada kerjaan dikit dikantor. Nanggung kalo ga diselesaiin" jawabku berbohong

"Oh ya, Bapak rencana pulang lusa pagi ya" kata Bapak
"Kok buru buru pak?" Tanyaku

"Ya kasian ibumu kan, lagian dah seminggu disini, ga enak ngerepotin kamu sama Lilis" ujar Bapak

"Ah enggak juga..ya kan Ma?" Tanyaku setengah berteriak kepada Lilis

"Eh iya Pa" jawab Lilis singkat sambil menata sajian di meja makan

"Kalo perlu apa apa bilang aja sama Lilis Pak" kataku lagi
"Iya, ntar Bapak bakal bilang klo perlu apa apa" jawab Bapak.

"Ga makan dulu Pa?" Tanya Lilis
"Mau mandi dulu ya Ma, gerah" jawabku

"Hmmm..tau gitu Mama ga buru buru nyajiin makanan" jawab Lilis sedikit kesal

Akupun langsung segera bergegas mandi, untuk membersihkan tubuhku yang sedang junub. Setelah menyelesaikan makan malam bersama, dan bermain sebentar dengan kedua anakku, aku memilih untuk segera beristirahat. Lelah sekali rasanya tubuh ini setelah seharian beraktivitas dan bergumul dengan Ria sejam lebih.

Tak lama, kulihat Lilis menyusulku berbaring di sebelah kiriku. Aku yang sedang berusaha memejamkan mata, mendengar sayup sayup suara istriku yang seperti menggodaku untuk mengajak bersetubuh.

Dengan sehalus mungkin, kutolak ajakannya dan menawarkan esok pagi sebagai waktu penggantinya. Untunglah Lilis mengerti dengan tolakanku, disaat tubuhku benar benar terasa lemas tak berdaya.

Bersambung...
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd