Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Terus memantau om @Roo238 ...
Udah saatnya keluarin konflik ... Ups ... He he he ...
Makasih om ... Ngebut sekali update nya ... Lanjut ...
Sehat selalu ....
Ngebut ya om tak kurkurai ya gas nya
He he he

Konfik pasti ada om tapi ini masih telalu pagi nih tar deh pasti konfik nya di biken seru
Makasih kripiknya renyah....
 
Terakhir diubah:
Terakhir diubah:
Part 3: Detik detik

Pov : Bram Kusuma
Dari Part 2:

“Mrinding eyang kakung“ kata Tasya dengan pandangan sayu
Aku hanya tersenyum dan melanjutkan rabaanku ke sekujur tubuh Tasya dari pendak kurun ke payu dara yang masih terbalut bra

“Eyang buka ya“ kataku di dekat telinga
Tasta hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya, aku lepas bra dengan kait ada di depan diantara buah dada Tasya

“Kecil ya eyang“ kata Tasya ngak pd

“Ngak kok, ngak kecil kecil amat, maklum lah Tasya masih perawan tapi bentuknya bagus Tasya masih sangat kencang dan padat dan yang mengesankan apalagi dengan putting nya “ kataku sambil menyentil ke dua putting Tasya

“Ahhh, geli“ kata Tasya sambil terkejut saat puttingnya kucentil secara tiba tiba
aku hanya tersenyum menaggapi protes dari Tasya

Lanjutan ….

Tangan ku melebar dan meremas lembut payudara cucuku dan setelah 5 menitan payudara cucuku mulai mengembang dan mengeras. Aku mencoba dekatan mulutku ke arah putting yang ranum warna kecoklatan, begitu indah belum terjamah oleh pria manapun, lidahku menyentuh putting cucuku dan aku melihat reaksi cucuku semakin mendesah dengan agak kuat seperti leguan dan disertai pundak dan dada cucuku bergerinjang gelinjang, tapi hanya sebentar, ku ulangan lagi ke putting sebelahnya dengan reaksi yang sama, dan aku lakukan secara berulang ulang kadang dengan jilatan kadang pula dengan sedotan cukup kuat ku lakukan di atas payudara di luar putting nya dan menbekas warna merah aku pandang hasil karyaku diatas payudara cucuku yang memerah aku ulangi lagi untuk membuat cupangan yang merupakan seni percupangan di atas payudara yang sebelah dan aku melihat lagi cupangan warna merah di sekitar payudara cucuku dan aku puas, gumamku

“Eyang kakung kok di beri tanda sih“ kata Tasya sambil tersenyum dan membelai wajahku dengan lembut

“Tanda kepemilikan Tasya, kini cucu eyang yang cantik, telah menjadi milik eyang kakung sepenuhnya“ kataku sambil megecup keningnya

“Aih, eyang kakung nakal nih“ kata Tasya sambil mencubit perutku.
Aku merapatkan badanku ke badan cucuku dan mencuiunya kembali kening cucuku dengan penuh kelembutan dan ciuman ku mendarat ke bibir ranum cucuku dan bermain main dengan bibir cucuku turun lagi ke bawah kerah dagu dan memciumi leher jenjang cucuku dan kini ketiak cucu ku menjadi sasaran bibirku, aku angkat tangan kirinya dan ku jilati setiap jengkal ketiaknya.

“Ahhhh ……Ahhhhhh ….. Ahhhhh …… “ suara desahan Tasya menggema kembali seantero kamarku.

Aku kembali ke payudaranya dan tak bosan bosannya menciumnya, aku melangkah ke belakang dan duduk di tepi ranjang, sambil nenarik badan kecil cucuku sehingga kini posisi aku duduk di tepi ranjang dan cucuku bediri di merapat pada tubuhku, kuamati kemali badan cucuku yang setengah telanjang, aku sentuh perutnya yang putih bak pualam, aku raba setiap inci perutnya dan aku tarik tubuh cucuku supaya lebih merapat lagi dan aku mulai menciumi pusarnya.

“Ahhhh, geli eyang“ kata Tasya

Aku tak memberikan reaksi dengan ucapanTasya, ke dua tangan ku berada bongkahan pantat bulat cucuku yang tidak terlalu besar, tapi cukup enak diremas pelan pelam dan setelah 5 menit berjalan waktu, aku hentikan sejenak

“Eyang lepas ya cd nya“ kataku

Tasya hanya mengangukan kepalanya dengan pelan, aku pegang cd mini yang menutupi tubuhnya terakhir dan aku gerakan tanganku ke bawah dan cucuku mengangkat kakinya satu peratu secara bergantian sehingga mempemudah aku melepas cd cucuku dan ke dua telapak tangan cucuku buru buru menutup memek nya yang terbuka,dan aku pehang tangam cucuku dengan pelan aku membuka kedua tangan cucuku yang berusaha menutupi vaginamya, tapi segera aku tahan ke dua tangan cucuku

“Cantik“ ucapku sambil memandang ke arah vagina cucuku yang terbuka, terlihat jelas oleh ku bulu bulu halus ada disekitar vagina dan ada sedikit warna merah di bawah bulu halusnya itu, aku mulai meraba memek nya dengan tangan kanan ku, sedang yang kiri tetap di bongkahan pantatnya, paha cucuku Tasya pada bagian dalam yang putih tidah begitu besar adalah ciri ciri perawan aku raba dari bawah ke atas dan berakhir tepat di celah memeknya yang merupakan garis kecil melintang dari belakang ke depan dengan dihiasi daging tumbuh sebesar pucuk jari kelinggling.

Aku mulai menanap wajah ayu cucuku, matanya yang sayu dan ada rona merah di sana, kedua pipinya tanpak lebih cantik alami, ke dua tangannya di atas bahuku, dan aku angkat kaki yang kiri ke atas sehingga belahan memek semakin melebar dan kelihatan warna merah muda mendoninan seluruh permukaan memek cucuku, aku dekatkan mulutku ke depan mulut memeknya dan menyapu permukaan memek cucuku dengan lidahku sehingga mengenai kelentit nya

“Ahhhhhhh“ desah Tasya menjerit panjang, tangan kananku membuka celah mayora dan menyapu celah bagian dalam yang sudah berlendir, aku cium kelentit Tasya dengan lembut leguan yang keluar dari mulut cucuku Tasya semakin terdengan makin keras dan desisisan yang keluar dari mulut Tasya makin menggema di ruang kamar tidurku, aku berdiri dan menidurkan cucuku diempat tidurku besar, melangkah untuk mengganti lampu kamar sebentar ruangan gelap dan diganti dengan lampu sorot yang menuju ke tengah tempat tidurku, tidak terlalu terang tapi juga cukup penerangan untuk melihat detail tubuh cucuku yang terlentang di tempat tidur tanpa busana. Tergolek lemah pasrah menanti detik detik yang akan terjadi, aku melangkah membuka lemari pakaian, mengambil anduk putih bersih, setelah itu aku melangkah dan naik ke tempat tidur menggeser pantat cucuku di bawah pantat ku taruh anduk putih tersebut, Tasya memandang ku dengan heran

“Untuk apa eyang anduk itu“ kata Tasya

“Untuk kenang kenangan saja Tasya, nanti kamu juga tau kenang kenangan macam apa“ kataku

Sambil tiduran disamping Tasya aku buka cd ku sendiri keluar burung garudaku gagah, aku pegang tangan cucuku mengarahkan tangannya untuk memegang burung garudaku perkasa.

“Ah“ Tasya terkejut setelah memegang penis ku : “Ini besar sekali eyang kakung apa muat memek Tasya di masuki penis seberar ini“ kata Tasya.

“Muat lah, mau lanjut “ kataku

“Mau lanjut ah, tapi pelan pelan ya eyang, aku takut sakit“ kata Tasya

“Sakit itu pasti, dan semua wanita pasti merasakan kesakitan waktu pertama penis pria masuk ke lubang vagina, walau hanya sebentar setelah itu pasti enak nya bukan main eyang berani jamin kok, sehingga setiap wanita merasa nyaman dan canduan kalau sudah merasakan enak nya penis pria“ kataku memberi semangat

Cucuku tidur miring dan akupun miring juga saling berhadap hadapan, tangan cucuku ngak mau lepas dari penisku, meremas remas dengan pelan dan itu membuat sensasi lain yang kurasakan, aku mulai mencium bibir cucuku dan diterimanya ciumanku dengan ciuman juga, sepuluh menit berlalu dan ciumanku bergeser ke arah leher dan bergeser lagi ke arah payudaranya aku ciumi dengan lembut dan desahan cucuku makin keras di telingaku, tubuhku bergeser ke bawah lagi dan bibirku sampai ke pusar dan bergeser terus dan berhen ti di depan memek cucuku, Aku renggangkan selangkangan sejauh mungkin dan bibirku mulai menciumi bibir memek cucuku.

“Eyang, .... ah …. itu kotor eyang …..“ kata kata Tasya tersendat sendat sambil berusaha menahan tubukku agar menjau dari memeknya

“Ini persiapan Tasya untuk menuju puncak kenikmatan, biar bisa mengurangi rasa sakit nanti pada penetrasi“ kataku

Tasya hanya menggagukan kelapanya mendengar penjelasanku panjang lebar.

Aku mulai menjilat kelentit Tasya dengan kasar dan dengan sedot sedotan kecil, tangan kananku melai mencari lubang peranakan dan memasukan satu jari disana dan memaju mundurkan jari tengah, dari lambat sehinga cepat ini membuat cucuku blingasan dan memegang pundaku seakan menarik narik kepalaku biar lepas dari memek nya tapi aku terus berusaha malah makin cepat kocokan jariku ku, tambah lagi jari ku menjadi 2 jari masuk kedalam memeknya.

“ Ahhhh …. eyang …. hentikan Tasya mau pipis ….. Ahhhhh …..” teriak Tasya sambil menhangkat pantat nya ke atas dan itu membuat aku lebih leluasa menyodok dua jariku ke lubang vagina Tasya.

“Ahhhh eeeyyyaannnngggg Taaassss ssssyyyyahhhh piii ppiiiiisssss“ teriakan Tasya

Dari dalam memek Tasya menembut air kencing yang banyak ke arah mukaku, aku diamkan masih dalam posisi Tasya mengkangkang Memek terlihat merah dan pinggul ke atas, badan lemas ngak bertenaga, aku lepas tanganku dari memek Tasya, dengan wajah sayu Tasya memendang wajahku yang belepotan air kencing Tasya.

“Tuh, eyang di bilangai ngak percaya, mau pipis ngak di lepas malah di kencengin“ kata Tasya

“Tapi suka kan“ kataku

“Ya, eyang, aku sampai lemes semua, tapi rasanya enak banget tadi …. he he he ….“ kata Tasya jujur

Aku jongkok di depan mulut Tasya

“Basahin dulu dengan air liur mu Tasya“ sampil menyodorkan penis ku ke mulut cucuku

“Ogah ah, ngeri eyang kakung“ kata Tasya

“Ayolah Tasya biar mesuknya ngak sakit sakit amat, minimal mengurangi rasa sakit“ kataku
Tasya memandang wajahku bergantian dengan memendang penis ku yang sudah ereksi maksimal, di pegangnya pelan di ciumnya dulu kepala penisku di jilat dan dirasakan aroma penisku dan dirasakan dengan mengecap ngecap lidahnya sendiri, Tasya melai menjilati kepala penis sehingga basah dan menjilati batangnya juga membuka mulutnya semakin lebar dan berusaha memasukan penisku ke dalam mulutnya

“Auhhh, jangan kenain gigi dong sayang“ kataku

“Ya ya ya, maaf eyang, baru pertama kali“ kata Tasya
Sepuluh menit berlalu Tasya mengoral penisku dan aku memasukkan kembali jari jariku ke lubang vagina Tasya di antara sedotan pada penis juga desissanya keluar dari mulut Tasya aku merasakan suatu getaran dari pangkal penisku

“Sudah Tasya sudah basah“ kataku
Aku bergeser ke arah selangkangan cucuku dan memposisikan penisku berhadapan dengan mulut vagina Tasya. Aku geserkan kepala penis ke bibir vagina sambil menekan pelan meleset aku coba lagi memegang kepala penisku persis di ambang mulut vagina dan …. blessss …. kepala penisku masuk sedikit reaksi Tasya agak terkejut matanya membesar, aku diamkan lagi 3 – 4 detik aku tekan lagi makin ke dalam dan … teriakan kesakit dari mulut cucuku dan aku melihat di sudut matanya ada setetes air mata, aku diamkan sebentas menghapus air matanya dan mencium bibirnya dengan mesra dan cucuku menerima ciumanku ke dua tangannya yang berada di belakang kepalaku dan tanganku berada di atas putting cucuku dan melintir putting nya yang sedikit keras, dan mendorong penisku sedikit lagi aju diamkan tak ada reaksi yang cucuku berikan aku dorong lagi penisku masuk lebih dalam lagi, setengah lebih penis ku masuk ke dalam memeknya dan ciuman bibirku terus berjalan dan permainan jari jariku pada putting nya terus berjalan, dengan sedikit gerakan aku maju mundurkan penisku masuk kedalam memek cucuku yang semakin licin karena cairiran memek nya sendiri mulai membasahi penisku aku dorong penisku agak kuat lagi segingga penisku masuk sempurna ke dalam memek cucuku, aku diamkan sambil menarik nafas dalam dalam, ciuman ku terlepas tapi hanya sebentar ku cium lagi bagian telinga cucuku dan mulai mendesah lagi.

“ Eyang ini enak sekali sudah tidak sakit lagi“ kata Tasya
Pinggulku mulai bergoyang naik turun berirama pela, desahan cucuku melai terdengar lagi tatapan mataku dan mata cucuku saling bertemu dan cucuku sudah bisa tersenyum manis dalam gairah syahwat menggebu, semakin cantik wajah cucuku di mataku, cucuku mulai mencium kembali bibirku dan ku balas dengan lumatan ke bibirnya sementara itu lidah cucuku menjalur keluar dari rongga mulut dan langsung menjadi sasaran sedotan mulutku dengan lembut, pinggul cucuku mulai ikut bergoyang, seirama goyanganku yang semakin lama semakin cepat dan aku tidak mau merubah pusisi bersenggamaku, biar cucuku merasakan enaknya persetubuhan antara laki laki dan perempuan walau cucuku bersetubuh dengan eyangnya sendiri, sudah tidak ada rasa berdosa lagi, sebab ini yang di inginkan cucuku selama ini dan juga menjadi keingaku, Tasya ikut mempercepat goyangan pinggulnya ikut maju mundur bahkan kekiri dan ke kanan secara naluriah semata.

Tangganku sudah berubah posisi sekarang berada di punggung Tasya dan menekan badannya ketubuhku lebih dalam lagi terasa payudara cucuku menekan di dadaku dan cucuku menggoyangkan dadanya sehingga payudara cucuku bergesekan dengan dada bidang ku.

“Ohhh eyang… ini enak sekali …. enak eyang…. “ suara Tasya disertai desisan panjang dan leguak nikmat, pinggul Tasya semakin aktif bergoyang ”Ayo …. eyang ….lebih …. cepat ….. Tassya mau piis …. piiisssss …… ahhhhhh ……”
Goyanganku pada pinggul makin cepat dan semakin cepat pinggul ku naik turun secara cepat tanpa irama dan akhirnya ……

“Eyyyyaaaannnnnggggg ….. taaassssss ssssyyyyaaaahhhh keluar“ teriak Tasya

Akupun mulai menekan penisku sedalam dalamnya :
“Aaahhhhhh ….. eyaaaannnnggggg …. juuuuggggaaaaa ……aaahhhhhh …..“ suara bariton ku keluar mengudara.

Pinggul Tasya menekan ke atas sedang pinggulku menekan kebawah secara bersamman

“Aaaahhhhhhhh …… “ suara Tasya, disusus dengan

“Aaaahhhhhhhh …..“ Suara baritonku menggema seantero ruangan

Aku merasa cengkraman memek Tasya semakin kuat membuat penis ku juga berkedut secara bersamaan
Sseeeeerrrrttttt ….. ssseeeeeerrrrttttt ….. sseeeeerrrrrttttt ……
Chooooottttt …. chhhoooooo tttt ….. chhhooooooot ……

Berulang kali sehingga tekanan pada pinggul masing masing mengendor dan akhirnya aku terguling di samping Tasya, aku raih wajah cucuku lemas di sampingku aku kecup keningnyan aku cium bibirnya aku cium kembali pipi kanan dan kirinya berulang ulang sambil mengatur kembali nafas kami yang saling berkejar kejara

Kami berpelukan setelah perawan Tasya aku dapatkan jujur aku senang sekali mendapatkam Tasya gadis 18 tahun dan aku berterima kasih kepada istriku NIlen Larasai yang telah mewariskan Tasya cucuku dan mengijinkan aku untuk menikahinya.

"Terima kasih Tasya cucuku yang kini telah menjadi permaisuriku dan aku berjanji akan melindunimu selalu dan akan memberikan kebagiaan lahir dan batin semampuku" kataku dalam pelukannya.

"Teima kasih eyang, telah memberikan kenikmatan yang tak terhingga dan aku akan selalu patuh ke eyang sebagai iman dalam hidupku" kata Tasya

Dalam batin aku juga berterimakasih kepada isyrtiku almarhumah Niken Larasati yang telah memberikan kesempatan dan ijin supaya aku menikahi cucuku Tasya.



* Galau kan ....
Ha ha ha ....
Ditunggu. Part 4 Pov: Tasya Anggaeni.
kampreeet ..... Aki Aki dapat perawan
 
Maaf man teman belum bisa update soalnya komputer kesayangaku lagi mgambek nih mita di kilikin mbak servies nih. Maaf ya begitu selesai ane pasti ane update

Sabar dikir napa

ROO238
 
Aq maafkan om ROO238,santai aja untuk melanjutkan ceritanya,yg pnting RLnya lancar dan selalu sehat
 
Part 10 : Kenakalan Tasya

Pov: 3rd

Eyang kakung mengatur tubuhnya menghadap ke tubuh Tasya yang berada di sampingnya, dan melepas tapi celana yang dipakai Tasya dan menariknya ke bawah terlihat vagina Tasya yang masih di tutupi g – sting dan menarik kesamping, eyang kakung hanya tersenyum melihat bentuk vagina Tasya dengan model segitiga terbalik dan merabanya Tasya dengan manja mencium kening eyang kakung

“Mas, suka” kata Tasya

“Suka sekali jeng, jilatinnya tambah semangat nih, ingin coba boleh” kata eyan kakung

“Boleh tapi sebentar ya, sebentar lagi mahrib” kata Tasya

Kepala eyang kakung turun kebawah dan bibirnya mulai menjilat vagina danTasya merasa ada ribuan volt yang menyerang tubuh Tasya yang mulai mengerang keenakan

“Udah sayang nanti lagi ya” kata Tasya sambil menarik pantatnya menjauh dari muka eyang kakung yang tersenyum ke arah Tasya dan mencium kening Tasya dengan mesra.

Lanjut mas ….

Tasya duduk di samping kiri eyang kakung dan tangan Tasya nulai meremasi penis eyang kakung yang masih terbungkus boxer. Tasya tau kalau di di balik boxser itu sudah tidak ada apa apa lagi, mula mula eyang kakung mendiamkan saja aksi Tasya meremasi penisnya yang sedikit menegang tetap membaca e mail yang masuk ke dalam box e mail nya, salah satu email temannya adalah dari Letjen Sriyono, yang sekarang menjabat menjadi komandan kerokhanian islam di mabes.

“Sebentar sayang, mas baca e mail dulu ada yang penting nih“ kata eyang kakung

“Ya udah baca aja dan aku mau mainin ini nya mas Bram“ jawab Tasya sambil senyam senyum

“Udah sayang, tar dulu, ini penting“ kata eyang kakung

“Ini juga penting mas Bram sayang, mbangunin si dadek“ kata Tasya dengan masih memainkan penis eyang kakung yang makin kana nakin membesar

“Hi hi hi, si dadek mulai mengeliat geliat“ kata Tasya

“Hallo ….. ya ….ya benar ….. “ kata eyang kakung sambil mendekatkan telpun genggamnya di telinganya.

Tasya tidak berhenti mempermainkan penis eyang kakung malah lebih bersemangat …..

“…..Isss …. ya, kapan mas ….. is ssss …. “ kata eyang kakung

Tasya masih menggegang penis eyang kakung malah sekarang makin berani dan berusaha melepas celana boxsernya.

“…. issss …. ia mas nanti tak kirin lewat ma… e banking ya …. minta no banknya aja …. issss…. terus tak kirim ….. isss …. “ kata eyang kakung

Tasya telah berhasil melepas celana boxser eyang kakung dan mencoba mengulum penis itu.

“….. issss …. maaf mas …. isss …. aku ke belakang dulu ….. is ssss …. nanti tak ….. telpon …. issss balik ….. Ok ……issssss“ Eyang kakung mengakhiri telpon dengan temannya karena ngak kuat menahan kenakalan Tasya mengoral penis nya waktu sedang telpun……

“Waduh Tasya kamu kok nakal banget sih“ kata eyang kakung sambil melepas mulut Tasya yang ada di penisnya dan penis itu sudah bengkak besar panjang berotot lagi

“Ehhhh …..mas tu udah bengkak ….“ kata Tasya dengan senyum dan menutup mulutnya dengan tangan kanan dan tangan kiri masih berada di batang penis eyeng kakung.

“Masaallah Tasya, kamu sekarang kok nakal banget sih, mas baru telpon penting lagi untuk kita malah kamu gangguin sih …..“ kata eyang kakung sambil cemberut

“Ya sayang, cup… cup …. cup ….“ ucap Tasya sambil membelai wajah eyang kakung yang cemberut, lanjutnya “Sayang tersenyum dong …..“ kata Tasya sambil menciumi pipi kiri dan kanan eyang kakung, dan inilah yang membuat eyang kakung ngak bisa marah pada cucunya yang satu ini, dipegangnya wajah Tasya dan di ciumnya dengan lembut, dikulumnya bibir Tasya dengan melepas rasa jengkel dan di alihkan ciumanya ke arah ketingga kanam di kulumnya anting yang ada di telinga kanan dan mempermainkan dengan lidahnya, di gigit kecil kecil di bawah telinganya dan Tasya mulai mendesah desah ke enakan

“Geli ….mas Bram….. geeelliiiiii ….. ahh…. ahhh…..“ rancau dari mulut Tasya

“Ini hukumanmu atas kenakalanmu menggagu mas baru telpon“ ucap eyang kakung dan masih menciumi bawah telinga Tasya malah ditambah remasan lembut ke arah payudara yang masih terbungkus tangtop dan memainkan putting kecil yang menonjol dan itu berlangsung lama desahan Tasya terdengar semakin sering sambil tubuh nya menggeliat liat seperti cacing kepanasan menambah erotis dengan nafas saling kejar kejaran, tapi ciunan di leher Tasya ngak pernah berhenti, di angkatnya tangan Tasya ke atas di ciumnya ketiak Tasya yang bau harum aroma terapy tambah semangant eyang kakung menjilati setiap inci ketiak Tasya sampai lama di ulang ulang terus dan digeser bibirnya ke arah mulut Tasya yang masih terbuka dan dilumatnya bibir Tasya sehingga Tasya berhenti mendesah desah karena multnya tersumbat oleh mulut eyang kakung, tangan kanan yang dari tadi memainkan putting Tasya kini mulai meraba bagian perut Tasya yang sedikit terbuka karena gerakan tubuh Tasya yang selalu bergoyang ke kiri dan kekanan, Tangan eyang kakung terus turun kebawah meremas remas pantat Tasya yang menonjol di mainkan dan di remas lagi dan eyang kakung mendapatkan celana dalam Tasya hanya menutupi bagian depan vaginanya saja, di balik tubuh Tasya dan di pangkunya sehingga pangkal pahanya terbuka ini membuat eyang kakung sungguh bersemangat dan tangan kanannya menerobos ke dalam celana dalam melalui samping pangkal paha Tasya yang terbuka, semakin keras desahan yang keluar dari mulut Tasya

“Maaaaaasssss….. eeennnaaaakkkk ……“ tangan Tasya yang bebes kini memegang kepala dan rambut eyang kakung dan meremasnya dengan kencang karena ngak tahan eyang kakung menggesek gesek memeknya yang makin lama semakin cepat, membuat Tasya blingasan bergoyang tubuh nya ke kiri dan kekanan dan tangan Tasya mencari pegangan untuk meremasnya sekuat tenaga sambil pinggul Tasya terangkat keatas tapi eyang kakungnya malah menahan gerakan pinggul Tasya yang terangkat ke atas jeritan Tasya semakin kuat disertai remasan tangan Tasya pada rambut eyang kakung

“Maaaaasssss …..aakkkuuuuuhh…. keeeee luuuuaarrrr …..“ teriak Tasya dan bersamaan dengan itu dari vagina Tasya keluar cairan yang deras mengucur membasai tangan eyang kakung. Eyang kakung baru berhenti dan mendiamkan Tasya menikmati orgasme yang baru didapatnya, nafas tersenggal senggal tak menentu dan eyang kakung hanya tesenyum ke arah Tasya yang memasang muka cemberut.

“Itu hukuman atas kenakalan mu“ kata eyang kakung sambil menyingkirkan tubuh Tasya dari pangkuannya dan meletakan di sofa dan eyang kakung melangkah pergi sambil minum kopi yang mulai dingin.

Tasya di buat nelonggo atas perbuatan eyang kakung yang membuatnya orgasme hanya dengan tangan dan bibirnya saja. Tasya mesih mengatur nafasnya yang tersenggal senggal dengan badan lemas bersandar pada sofa setelah nafasnya mulai terarur Tasya mengabil minum coklatnya dan berlalu pergi ke dapur setelah melepas CD nya basah kucup karena terkencing kencing tadi

Tasya melihat jam sudah menunjukkan jam 7 makam, Tasya menghidup kan kompor dan memenasi sayur dan menatanya ulang semua makanan yang sudah di persiapkan dengan baik oleh mbak Surti tadi sebelum pamit pulang dan mengecek nasi di ricecoker, setelah semua ready Tasya mencari eyang kakung dan menemukan eyang kakung masih meroko di teras belakang rumah yang menyatu denga kolam renang

“Mas Bram …. maafin aku ya ….“ kata Tasya dengan mamja duduk di bawah kaki eyang kakung sambil meletakan kepalanya di pangkuan eyang kakung. Eyang kakung hanya bisa geleng geleng kepala dan membelai rambut Tasya di pangkuanya

“Iya …..Mas maafin, tapi lain kali jangan di ulang lagi“ kata eyang kakung

“Iya mas, aku ninta maaf dan ngak akan mengulang lagi” kata Tasya

“Mas malu Tasya, pada ke teman mas, mudah mudahan aja, dia ngak punya pikiran macam macam dan menganggap mas mau kebelakang sungguhan“ kata eyang kakung, lanjutnya “Sejujurnya Jeng, Mas ngak bisa marah ke jengTasya, kerena jeng Tasya benar benar mas sayangi melebihi apapun di dunia, di akhir hidup mas mau melindungi jeng Tasya dengan sepenuh hati, tapi mas minta kepadamu juga bisa menjaga mas mu dalam menjalani hidup ini”

“Tasya juga sayang ke Mas dengan setulus hati, dan mau menjaga mas sepanjang hidup Tasya, memang sudah menjadi ketetapan hati Tasya untuk menyayangi mas Bram dalam senang maupun susah dan akan menjadi istri yang bisa di banggakan seperti eyang putri selalu mas Bram banggakan“ kata Tasya

“Mulai saat ini kita harus saling menjaga hubungan ini, mas ngak mau hubungan kita tercium orang lain dulu akibatnya akan fatal dan mas baru mencari celah untuk melegalkan hubungan kita menjadi syah baik urusan agama ataupun pemeritah sehingga Tasya menjadi istri syah mas dan tadi mas menghubungi rekan mas Letjen Sriyono, dia yang tau persis suatu rahasia mengenai dirimu dia adalah rekan kerja mas yang sebenarnya masih saudara sepupu dari eyang putrimu, saat kelahiran kamu, saat itu mas baru bertugas di Kongo Afrika sebagai penjaga perdamaian di sana dan Sriyonolah yang mengurus segalanya sebab dia baru bertugas di Surakarta ini,jeng Tasya mungkin kita bisa mencari celah dari rahasia tersebut. Mas minta ketemuan dengan beliau dan kayaknya Sriyono juga punya acara reoni lulusan AMN di Jakarta dan mengundang Mas datang ke reoni tersebut tanggal persis dan biayanya belum ditentukan tapi dia membuat ancar ancar setelah Natal dan sebelum Tahun Baru dan kita akan menemuinya di sana, itulah jeng” kata eyang kakung.

“Suatu Rahasia mas katakan itu seperti apa ya“ tanya Tasya

“Mas juga belum begitu jelas rahasia kaya apa, eyang putri hanya pernah cerita kalau kamu sebenarnya bukan dari hasil perkawinan orang tuamu, karena kelakuan ibumu Rini Kusuma Wardhani hamil ketika dia masih kelas 3 SMA dengan temannya sendiri tapi laki laki itu pergi tak mau tanggung jawab dan Rini ingin menggugurkan kandungan nya tapi oleh eyang putri mu tidak menyetujuinya akhirnya dengan bantuan Sriyono ibumu melahirkan di desanya Sriyono, hanya itu yang mas tau dan setelah kamu lahir kamu diasuh oleh eyang putri hingga kamu lulus SD setelah ibumu menikah dengan ayahmu sekarang atas permintaan ayahmu tiri dan kamu di angkat menjadi anaknya itu pun atas keinginan papamu Jhon” kata eyang kakung, lanjutnya”Tapi mas minta kepadamu tetap lah diam dan seakan akan tidak tau menau dari urusan ini biar ini menjadi kartu mati untuk menjadikan hubungan ini legal, disamping mas juga mengantongi truf cart yang lain yang di berikan eyang putri semasa hidupnya untuk bisa membungkam ibumu dalam menyetujui hubungan ini“

Tasya menagis mendengar cerita eyang kakung tentang suatu kebenaran tentang dirinya, mungkin ini salah satu alasan eyang putri menginginkan dirinya sebagai pengganti eyang putri entahlah ….

“Ia ….mas, aku sangat menyesal atas kelakuanku tadi dan aku berjanji akan menjaga nama baik mas baik di lingkungan keluarga ataupun di lingkungan kerja mas“ kata Tasya

Eyan kakung mengangkat Tasya yang duduk di lantai dan mendudukannya di pangkuannya

“Kamu menjadi jelek jeng kalau menangis, mas ngak suka kamu menangis ayo bergembira hidup ini hanya sekali, buat kesenagan dan mas akan membuat kamu selalu tersenyuman” kata eyang kakung sambil mengusap air mata Tasya dengan jempol nya dan memegang bibirnya dan menarik kesamping dan itu membuat Tasya tersenyum

“Nah begitu jeng Tasya, harus selalu tersenyum dalam keadaan apapun baik suka dan duka“ kata eyang kakung, lanjutnya ”Kalau jeng Tasya tersenyum senyum, tambah cantik dan itu mas suka” sambil mencium bibir Tasya penuh kelembuta, dan Tasya membalasnya dengan mesra, lama mereka saling bercuiman saling tukar saliva saling kecup dan saling raba, tangan eyang kakung mulai merabai pinggul Tasya dan tangan Tasya memegang penis eyang kakung yang semakin membesar di dalam genggeman tangan mungil Tasya

“Celana dalam mu mana“ kata eyang kakung setelah menyadari kalau Tasya ngak memkai cenana dalam lagi

“Aku lepas mas, basah sih risi“ kata Tasya, lanjutnya “Mas ngak lapar“

“Lapar dong, makan yok“ ajak eyang kakung

“Sebentar ya mas, tadi udah di panasi tapi sekarang sudah dingin, di panasi lagi ya, mas tunggu 15 menit“ kata Tasya sambil berdiri dan menuju ke dapur untuk memanasi sayur, dan 15 menit kemudian Tasya dan eyang kakung sudah duduk di meja makan, dengan sigap Tasya mengambil nasi dan menyodorkan ke eyang kakung ”Segini mas“ kata Tasya

Eyang kakung hanya mengangukan kepalanya dan Tasya menaruh piring tersebut di meja depan tempat duduk eyang kakung, dan mengambil piring lagi untuk dirinya sendiri dan mengisinya dengan nasi. Merekapun mulai makan tak banyak yang mereka bicarakan dalam acara makan malam kali ini.

Setelah selesai semua eyang kakun bermasih duduk di kursi di meja makan Tasya langsung mengemasi meja makan dan mencuci piring yang kotor, eyang kakung memperhatikan Tasya baru cuci piring dan pinggul Tasya sedikit sedikit terangkat dan memperlihatkan pantat Tasya yang polos ini membuat tegang penis eyang kakung yang memang dari tadi belum di tuntaskan, eyang kakung secara perlahan menghampiri Tasya dan dan tangan kanan langsung memegang pantat Tasya yang polos, Tasya terkejut dan langsung menghentikan kerjaannya dan mematikan kran air tempat cuci, dan tersenyum sambil ke dua tangan nya langsung merangkul leher eyang kakung dari depan, ke dua tangan eyang kakung menerima pelukan Tasya di pinggang dan mengangatnya dan di bawa ke kamar Tasya sambil berciuman.

Tasya senang atas perlakuan eyang kakung atas dirinya, dan sesampainya di kamar Tasya langsung di turun dari gendongan eyang kakung dan berjongkok di depan eyang kakung sambil melepas boxer eyang kakung di pakainya dan di buang begitu saja.

Di peganggnya penis eyang kakung yang sudah setengah tegang, di ciumya empat kecing, dibelainya peler eyang, kakung di genggamnya batang pensis eyang kakung dan mulai gerakan ke atas dan ke bawah, perlakuan tangan Tasya ini membuat eyang kakung merintih ke enakan. Di jilat jilat kepala penis eyang kakung yang berbentuk kepala jamur dan di lulumnya kepala penis itu sambil di sedot sedot dengan kuat, suara leguan eyang kakung semakin keras.

Tasya tambah semangat bekerja akhirnya eyang kakung menarik tubuh Tasya supaya berdiri di depannya, melihat eyang kakung sudah telanjang bulat, kaus yang dipakainya entah di lempar kemana, eyang kakung mencium bibir Tasya dan tangan kirinya langsung menyusup di balik tangtop yang di pakainya dan menaikan ke atas sebatas dada, dipijit pijitnya putting Tasya yang berwarba merah muda, bibir eyan kakung pindah ke telinga kanan dan menciuminya sekali kali menyedot anting yang di pakainya membuat Tasya meritih rintih ke enakan tangan kanannya masih di memegang penis eyang kakung yang tambah membesar dalam genggaman tangan Tasya.

Masih saling mengulum bibir, tangan kiri eyang kakung yang tadi ada di payudara Tasya kini berpindah ke belahan vagina Tasya yang dari tadi tidak menggunakan celana dalam, tangan kanan masih merangkul tubuh Tasya agar tidak menjauh dan jatuh, demikin juga tangan kiri Tasya berpegangan di pinggul eyang kakung dan mereka berdua mecoba membuat rangsangan ke tubuh masing masing.

“Ahhhh ….. mmaaaaaassss ….. enaaakkk …. teruuuusss …..“ rancau Tasya di tengah tengan meranggsang eyang kakung, suara baritone eyang pun mulai terdengar

“Iaaaa jeeeeeennnggg ….. teruuuusss peeeennnniissss….massssss…. kkeennnaaakkkkaaannnn ….. “ balas eyang kakung

Bibir eyang kakung langsung turun ke putting Tasya langsung di sedotnya ….

“Iyyya aaa…. mmmaaaaassss … Braaaammmm ….. ddiiiiicccuuuupppaaannnnggginnnn…… mmaaaassss….” pinta Tasya, tanpa diperintah dua kali eyang kakung menggihit payudara Tasya di sebelah bawah putting sebelah kiri …..

“Eeennnaaaakkkkk …..mmmaaaasssssss…..“ kata Tasya, tangan yang tadi di pinggang kini pindah di atas kepala eyang kakung sambil memainkan telingga sebelah kanan.

Eyang kakung merasakan vagina Tasya sudah semakin basah lalu menghentikan aksinya dan melepas celana yang di pakai Tasya dan melemparkan begitu saja, sambik tersenyum eyang kakung melepas tangtop yang di pakai Tasya dan membuangnya entah kemana lalu mengangkat kaki kiri ke atas dan mencoba menerobos vagina Tasya dan tangan Tasya mengaahkan ke lubang yang benar.

“Ahhhhhh ……“ suara Tasya setelah merasakan penis eyang kakung menerobos tubuhnya

“AAhhhhhh …..“ suara baritone eyang kakung dan kini ke dua tangan eyang kakung ada di pantat Tasya dan menekan pantat Tasya sehingga penis eyang kakung dapat masuk dengan sempurna, leguan keduanya terdengar lagi. Eyang kakung mulai menggerakan pinggulnya penis eyang kakung masuk kedalam vagina Tasya dengan sempurna dan Tasya pun agak menaikan badannya sehingga tubuhnya melelgkung ke belakang dan ke dua tangan Tasya berada dipundak eyang kakung, penis dan vagina mereka saling bertemu.

Dengan gaya seperti itu pinggul eyang kakung terus bekerja maju mundur makin lama gerakam pinhhulnya makin cepat dan akhirnya.
“Mmmaaaasssss…..Taaassssyyyyaaahhh….sssaaammmmpppaaaiiiii …..“ teriak Tasya

Eyang kakung membenamkan penisnya sedalam mungkin yang bisa dimasuki penis nya, otomatis gerakan berganti berputar dan menggesel sehingga penis eyang kakung di dalam vagina Tasya dan pangkal penis menggesek kelentit Tasya yang semakin terasa, sebentar kemudian di lepasnya penis eyang kakung dari tubuh Tasya dan lahar cairan dari tubuhTasya mengalir di selangkangannya. Tasya lemas dan di baringkan tubuhnya di atas tempat tidur, kini Tasya tergeletak lemas di tempat tidur dengan bibirnya tersungging senyuman.

“Mas Bram belum keluar ya….“ kata Tasya

Eyang kung hanya mengangukan kepalanya, di tengkurepkan tubuh Tasya dan di tariknya pantat Tasya setingggi pinggang eyang kakung, dirabanya vagina dan di ciumnya sambil menyedot sisa orgamus dan di telannya, sehingga Tasya merasakan vagina menjadi kering. Eyang kakung memposisikan pinggul nya ke pinggul Tasya dari belakang dan memesukkan penis nya kembali ke lubang vaginanya sehingga tubuh mereka bersatu kembali dan terdengar luguan panjang dari mulut Tasya

“Mmmaaaaassssss……” leguan Tasya

Eyang kakung menggoyang pinggul ke depan dan kebelakang dengan irama yang tetap, sambil berpeganggan pada pinggul Tasya yang mulai bergoyang ke kiri dan kanan, tubuh eyang kakung ikut bergoyang matanya di pejamkan dan merasakan setiap genjotannya di vagina Tasya. Hampir seperempat jam eyang kakung bergoyang pinggul, sementara Tasya juga menikmati goyangan pinggul eyang kakung sambil merebahkan badannya di atas bantal dengan pantat nungging, makin lama Tasya meraskan ada gerakan di dalam vagina Tasya dan merasakan genjotan eyang kakung makin enak dan semaki enak, leguan dan erangan dari mulut Tasya ngak bisa di tahannya mengiringi setiap goyangan pinggul eyang kakung dengan menggoyangkan pinggul nya ke kiri dan kekanan sampai di suatu titik Tasya menekan pinggulnya ke belakang sambil seluruh tubuhnya bereaksi mengejang dan eyang kakung pun tau kalau Tasya akan sampai punca kembali menekan penisnya lebih dalam dam merasakan semburan orgasme Tasya ke penisnya yang kini memenui seluruh lubang vagina Tasya dan merasakan kenikmatan saat semburan cairan orgasme Tasya, menyiran penisnya matanya tetap terpejan sampai semburan dari lubang penis Tasya melemah dan kontraksi dari otot vagina nya juga semakin melemah.

Eyang kakung melepas penisnya kembali kin berbaring di belakang Tubuh Tasya yang miring kekanan, ke dua tangannya meremasi payudara Tasya dari belakang memainkan putting Tasya dan mencium bibir Tasya yang menoleh kebelakang, ciuman panjang yang di lakukan mereka berdua, tangan Tasya yang berada di atas mencari penis eyang kakung di antara selakangan Tasya bagian belakang, Tasya terkejut juga penis eyang kakung masih posisi tegak berdiri keras dan berotot, di remas remas penis eyang kakung yang penuh dengan lendir.

Tasya mengangkat kaki yang di atas lebih ke atas dan memposisikan penis eyang kakung pada lubang vagina Tasya.

“Dorong Mas Bram…..” kata Tasya manja

Eyang kakung langsug mendorong pinggulnya ke depan otomatis penis eyang kakung masuk sempurna ke lubang senggamanya, leguan panjang terdengar dari mulut Tasya. Dan ini lah keuntungan Tasya mendapat tiga rangsangan sekaligus, vagina Tasya di masuki penis eyang kakung yang besar, payudara nya selalu di remas remas oleh eyang kakung dan putingnya di permainkan terus menerus dan bibir eyang kakung selalu memempel di telinga kadang kadang mereka saling berciuman di bibir mereka dan juga tunguk Tasya mendapat ciuman selaki kali, kadang tangan Tasya di atasin oleh eyang kakung dan menciumi ketiak Tasya yang terbuka. Tasya hanya bisa merasakan semua itu dan mengerang engrang tak henti henti dari mulut Tasya.

Lima belas menit berlalu dengan kecepatan konstan dan pinggul eyang kakung selalu bergerak dan pada suau saat genjotan pada pinggul eyang berubah menjadi semakin cepat eyang kakung merasakan air maninya mau keluar dan Tasya juga merasakan orgasme segera datang menjemputnya, gerakan eyang kakung yang semakin cepat di respom Tasya dengan goyangan pada pinggul juga makin menggila dan pada satu titik temu penis eyang kakung menjuprotkan air mani ke lubang vagina Tasya bersamaan dengan orgasme Tasya datang, kedua manusia berlaina jenis, seorang kakek dengan cucunya mengejang bersamaan dan mepaskan spermanya selama satu menit mereka menahan nafas dalam kenikmatan tertinggi yang di berikan oleh semesta untuk mereka nikmati dalam persetubuhan mereka.

Ronde pertama sudah mereka lewati bersama sama dan mereka menanti ronde ronde berikutnya, Eyang kakung keluar kamar dan untuk mematikan semua lampu penerangan di dalam rumah dan menghidupkan lampu untuk penerangan di luar rumah memerisa pintu dan jendela dan masuk kembali ke kamar Tasya sembil membawa air minum putih dingin.

“Tasya, mas ingin mengajak kamu ke Kalimantan umtuk bertemu dengan saudara angkat mas yang sekarang menjadi kepala suku di Kalimantan tengah besok hari Jumat siang dengan pesawat terbang dari solo langsung ke Palangkaraya di sana akan mas perkenalkan dengan kakak angkat mas dan minta restu juga melegalkan hubungan ini menjadi suami istri secara adat dayak” kata eyang kakung diselah istirahat setelah selesai pertempuran kami yang melelahkan.

“Mas Bram kok ngak pernah cerita kalau punya saudara angkat suku dayak” tanya Tasya

“Ya, baru terpikir kemarin ingin mememui saudara anggat untuk meminta nasehat tentang hubungan kita ini, kalau mungkin kita bisa nikah dengan cara adat dulu biar hati kita sama sama tenang melakukan hubungan suami istri, mungkin di sana sampai Natal setelah itu kita ke Jakarta menemui teman mas, Sriyono sambil ber reoni dengan teman teman mas di sana” jawab eyang kakung.

“Tasya mau kok, seperti janji Tasya ke eyang putri, akan mendampingi mas Bram kemanapun mas pergi“ kata Tasya

“Terima kasih Tasya, kita akan berbulan madu sekalian ke Kalimantan dan Jakarta ya“ kata eyang kakung sambil mencium kening Tasya dengan lembut.

Rode berikitnya pun segera dimulai kini Tasya ada di atas tubuh eyang kakung berjongkok menghadap ke arah eyang kakung yang sedang meremasi payudara dan putting Tasya sambil tiduran dan vagina Tasya di arahkan ke penis eyang kakung yang sudah menegang 100% setelah penis eyang kakung dan vagina Tasya bertemu yang diawali dengan leguan panjang dari Tasya dan eyang kakung, kemudian tanpa di peritah ke dua kali eyang kakung menikmati genjotan dari pinggul Tasya.

Seperempat jam berlalu dalam posisi WOT ini, di dalam vagina Tasya pun merasakan gelombang nikmat yang makin lama makin terasa dan ini membuat goyangan pinggul Tasya semakin kencang disertai tarian erotis dari tubuh Tasya yang meliuk liuk bagai penari ular, segera setelah itu eyang kakaung duduk di atas tempat tidur dan bibirnya memciumi payudara Tasya yang bergoyang mengikuti irama pinggul Tasya yang berlenggak lenggok, di kenyot konyot buah dada Tasya dengan semangat, sekali kali putting Tasya menjadi santapan mulut eyang kakung yang rakus disedot dengan kuat lalu di tarik hingga lepas “plook” suara keras itu pun berulang kali dari putting yang kiri pindah putting yang kanan, tapi bukan Tasya kesakitan malah tambah memberi semangat ke eyang kakung.
“Ahhhh…..mmaaasss….enak….terus di kecut kenyut…..biar keluar air cucunya….ahhh…. unnntttuuuukkkk……mmmmaaaasssssss…..Ahhhhh …..mmaaasss…..eennnaaakkkk ….. baanngggeeeeettt …..teeeeerrruuuuussss …..ahhhhh …..mmmmaaaasssssss……aahhhh “ suara itu membaur dengan suara derit ranjang kamar Tasya dan pertemuan ke dua kelamin yang semakin membahana di seantero kamar tidur Tasya.

Tasya pun menekan vaginnya sedalam dalamnya ke arah panis eyang kakung yang menerima tekanan dari pinggul Tasya dan keluarlah cairan cinta dari vagina Tasya sementara Tasya menahan nafas yang masih dalam konsentrasi penuh ke liang senggamanya dan eyang kakung dengan santainya menyedot putting payudara Tasya hingga meninmbulkan warna merah di sekitas putting sebelah kanan, Tasya jatuh ke dalam pelukan eyang kakung dan melumat bibir Tasya yang menganga dan Tasya merespon ciuman eyang kakung dengan ciuman yang tak kalah ganasnya.

Tubuh Tasya diangkat dan di rebahkan ke tempat tidur dengan penis masih didalam vagina Tasya. Pinggul eyang kakung langsung bergerak maju mundur tanpa peduli keadaan Tasya masih kelalahan tapi hanya sebentar sekitar lima menit kemudian Tasya mulai merespon dengan mengangkat pinggul Tasya ke atas dan menggoyangkan ke kiri dan kekanan dan lima menit kemudian leguan Tasya terdengah
“Ahhhhhhhh……mmmaaaaaassssssss …….ennnaaaaakkkkk …..bbaaannnggggeeeetttt …… ahhhhhh ……“ teriak Tasya, namun eyang kakung tidak berhenti dalam menggoyang pinggulnya malah menekannya lebih dalam lagi sabil menggoyang pinggulnya kekiri dan kenanan juga diputarnya pinggulnya sampai dan menekan sedikit pinggulnya ke dalam lubang vagina Tasya.

Eyang kakung mencopot penisnya dan menelentangkan tubuh Tasya. Tasya ngak bisa menolak karena masih dalam keadaan lemas hanya mengikuti gerakan tanggan eyang kakung. Diganjalnya dengan bantal piggul Tasya dan eyang kakung dan mengusap vagina Tasya sebentar hanya bebrapa usapan dan penis eyang kakung yang masih dalam keadaan tegang itu masuk sangkar lagi dengan jenjotan yang lebih mantab dan penuh variasi kadang dengan tusukan lembut dan pelan dan tiba tiba menyentak pingul Tasya dengan keras sehingga timbul goncangan pada ke dua payudara Tasya dengan hebat, tanpa henti dan terus di goyang lagi dengan tusukan pelan dan lambat dan di percepat lagi tekanan pada pantat Tasya yang hanya bisa menerima teknik persenggamaan eyang kakung dengan pasrah hanya leguah panjang dari mulut Tasya yang mengalami orgasme yang panjang tak henti hentinya aliran mahma lahar dari vagina Tasya terus mengalir membuat rasa enak terus menerus dalam waktu yang lama.

Eyang kakung berinisyatif merubah posisi kembali setelah hampir 20 menitan dalam gaya doggi dan sekali lagi mendapat orgasme dengan mata terpejam tubuh datar dengan kasur. Segera eyang kakung kini menelentangkan tubuh Tasya dengan kepala diatas bantal dan membuka selangkangannya kembali dan langsung menasukan penis eyang kakung dalam waktu yang sesingkat singkatnya langsung dihenjot dengan kecepatan maksimal, sekitar 15 menit kemudian tubuh Tasya yang berada di bawah mengalungkan ke dua kaki nya ke pinggul eyang kakung sehingg pinggul Tasya menggantung sempurna ke pinggul eyang kakung dengan kocokan bertenaga makin lama kaki Tasya turun kebawah menekan pinggulmya ke atas dengan sisa tenaganya yang Tasya punya, eyang kakung pun segera menekan penisnya sedalam dalamnya ke lubang senggama Tasya dengan leguan dasat eyang kakkung melepas cairan spermanya ke dalam vagina Tasya yang mengalami kontraksi yang hebat, dan akhirnya eyang kakung berhenti dengan nafas tersengga senggal demikian juga dengan Tasya langsung lemas yang tertindih tebuh eyang kakung tapi ciuman eyang kakung pun jatuh ke dalam mulut Tasya yang menganga kedua tangan Tasya masih di punggung eyang kakung dan memejamkan mata meresapi apa yang baru saja di dapat dari sebuah hubungan dengan eyang kakungnya sendiri yang sudah mendapat restu dari eyang putrinya.

Pergulatan mereka berakhir menjeng tengah malam sampai tiga ronde mereka lewati bersama dan pada rode ketiga ini mereka lakukan dengan lembut tanpa menguras tenaga mereka tertidur setelah menyelesaikan ronde ketiga tanpa membersihkan diri lagi, mereka saling peluk dan penis eyang kakung pun sudah lupa terlepas dari vagina Tasya, mereka tidur dalam keadaan persetubuhan miring saling berhadap hadapan.

Lanjut ya
Part 11.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd