Part 10 : Kenakalan Tasya
Pov: 3rd
Eyang kakung mengatur tubuhnya menghadap ke tubuh Tasya yang berada di sampingnya, dan melepas tapi celana yang dipakai Tasya dan menariknya ke bawah terlihat vagina Tasya yang masih di tutupi g – sting dan menarik kesamping, eyang kakung hanya tersenyum melihat bentuk vagina Tasya dengan model segitiga terbalik dan merabanya Tasya dengan manja mencium kening eyang kakung
“Mas, suka” kata Tasya
“Suka sekali jeng, jilatinnya tambah semangat nih, ingin coba boleh” kata eyan kakung
“Boleh tapi sebentar ya, sebentar lagi mahrib” kata Tasya
Kepala eyang kakung turun kebawah dan bibirnya mulai menjilat vagina danTasya merasa ada ribuan volt yang menyerang tubuh Tasya yang mulai mengerang keenakan
“Udah sayang nanti lagi ya” kata Tasya sambil menarik pantatnya menjauh dari muka eyang kakung yang tersenyum ke arah Tasya dan mencium kening Tasya dengan mesra.
Lanjut mas ….
Tasya duduk di samping kiri eyang kakung dan tangan Tasya nulai meremasi penis eyang kakung yang masih terbungkus boxer. Tasya tau kalau di di balik boxser itu sudah tidak ada apa apa lagi, mula mula eyang kakung mendiamkan saja aksi Tasya meremasi penisnya yang sedikit menegang tetap membaca e mail yang masuk ke dalam box e mail nya, salah satu email temannya adalah dari Letjen Sriyono, yang sekarang menjabat menjadi komandan kerokhanian islam di mabes.
“Sebentar sayang, mas baca e mail dulu ada yang penting nih“ kata eyang kakung
“Ya udah baca aja dan aku mau mainin ini nya mas Bram“ jawab Tasya sambil senyam senyum
“Udah sayang, tar dulu, ini penting“ kata eyang kakung
“Ini juga penting mas Bram sayang, mbangunin si dadek“ kata Tasya dengan masih memainkan penis eyang kakung yang makin kana nakin membesar
“Hi hi hi, si dadek mulai mengeliat geliat“ kata Tasya
“Hallo ….. ya ….ya benar ….. “ kata eyang kakung sambil mendekatkan telpun genggamnya di telinganya.
Tasya tidak berhenti mempermainkan penis eyang kakung malah lebih bersemangat …..
“…..Isss …. ya, kapan mas ….. is ssss …. “ kata eyang kakung
Tasya masih menggegang penis eyang kakung malah sekarang makin berani dan berusaha melepas celana boxsernya.
“…. issss …. ia mas nanti tak kirin lewat ma… e banking ya …. minta no banknya aja …. issss…. terus tak kirim ….. isss …. “ kata eyang kakung
Tasya telah berhasil melepas celana boxser eyang kakung dan mencoba mengulum penis itu.
“….. issss …. maaf mas …. isss …. aku ke belakang dulu ….. is ssss …. nanti tak ….. telpon …. issss balik ….. Ok ……issssss“ Eyang kakung mengakhiri telpon dengan temannya karena ngak kuat menahan kenakalan Tasya mengoral penis nya waktu sedang telpun……
“Waduh Tasya kamu kok nakal banget sih“ kata eyang kakung sambil melepas mulut Tasya yang ada di penisnya dan penis itu sudah bengkak besar panjang berotot lagi
“Ehhhh …..mas tu udah bengkak ….“ kata Tasya dengan senyum dan menutup mulutnya dengan tangan kanan dan tangan kiri masih berada di batang penis eyeng kakung.
“Masaallah Tasya, kamu sekarang kok nakal banget sih, mas baru telpon penting lagi untuk kita malah kamu gangguin sih …..“ kata eyang kakung sambil cemberut
“Ya sayang, cup… cup …. cup ….“ ucap Tasya sambil membelai wajah eyang kakung yang cemberut, lanjutnya “Sayang tersenyum dong …..“ kata Tasya sambil menciumi pipi kiri dan kanan eyang kakung, dan inilah yang membuat eyang kakung ngak bisa marah pada cucunya yang satu ini, dipegangnya wajah Tasya dan di ciumnya dengan lembut, dikulumnya bibir Tasya dengan melepas rasa jengkel dan di alihkan ciumanya ke arah ketingga kanam di kulumnya anting yang ada di telinga kanan dan mempermainkan dengan lidahnya, di gigit kecil kecil di bawah telinganya dan Tasya mulai mendesah desah ke enakan
“Geli ….mas Bram….. geeelliiiiii ….. ahh…. ahhh…..“ rancau dari mulut Tasya
“Ini hukumanmu atas kenakalanmu menggagu mas baru telpon“ ucap eyang kakung dan masih menciumi bawah telinga Tasya malah ditambah remasan lembut ke arah payudara yang masih terbungkus tangtop dan memainkan putting kecil yang menonjol dan itu berlangsung lama desahan Tasya terdengar semakin sering sambil tubuh nya menggeliat liat seperti cacing kepanasan menambah erotis dengan nafas saling kejar kejaran, tapi ciunan di leher Tasya ngak pernah berhenti, di angkatnya tangan Tasya ke atas di ciumnya ketiak Tasya yang bau harum aroma terapy tambah semangant eyang kakung menjilati setiap inci ketiak Tasya sampai lama di ulang ulang terus dan digeser bibirnya ke arah mulut Tasya yang masih terbuka dan dilumatnya bibir Tasya sehingga Tasya berhenti mendesah desah karena multnya tersumbat oleh mulut eyang kakung, tangan kanan yang dari tadi memainkan putting Tasya kini mulai meraba bagian perut Tasya yang sedikit terbuka karena gerakan tubuh Tasya yang selalu bergoyang ke kiri dan kekanan, Tangan eyang kakung terus turun kebawah meremas remas pantat Tasya yang menonjol di mainkan dan di remas lagi dan eyang kakung mendapatkan celana dalam Tasya hanya menutupi bagian depan vaginanya saja, di balik tubuh Tasya dan di pangkunya sehingga pangkal pahanya terbuka ini membuat eyang kakung sungguh bersemangat dan tangan kanannya menerobos ke dalam celana dalam melalui samping pangkal paha Tasya yang terbuka, semakin keras desahan yang keluar dari mulut Tasya
“Maaaaaasssss….. eeennnaaaakkkk ……“ tangan Tasya yang bebes kini memegang kepala dan rambut eyang kakung dan meremasnya dengan kencang karena ngak tahan eyang kakung menggesek gesek memeknya yang makin lama semakin cepat, membuat Tasya blingasan bergoyang tubuh nya ke kiri dan kekanan dan tangan Tasya mencari pegangan untuk meremasnya sekuat tenaga sambil pinggul Tasya terangkat keatas tapi eyang kakungnya malah menahan gerakan pinggul Tasya yang terangkat ke atas jeritan Tasya semakin kuat disertai remasan tangan Tasya pada rambut eyang kakung
“Maaaaasssss …..aakkkuuuuuhh…. keeeee luuuuaarrrr …..“ teriak Tasya dan bersamaan dengan itu dari vagina Tasya keluar cairan yang deras mengucur membasai tangan eyang kakung. Eyang kakung baru berhenti dan mendiamkan Tasya menikmati orgasme yang baru didapatnya, nafas tersenggal senggal tak menentu dan eyang kakung hanya tesenyum ke arah Tasya yang memasang muka cemberut.
“Itu hukuman atas kenakalan mu“ kata eyang kakung sambil menyingkirkan tubuh Tasya dari pangkuannya dan meletakan di sofa dan eyang kakung melangkah pergi sambil minum kopi yang mulai dingin.
Tasya di buat nelonggo atas perbuatan eyang kakung yang membuatnya orgasme hanya dengan tangan dan bibirnya saja. Tasya mesih mengatur nafasnya yang tersenggal senggal dengan badan lemas bersandar pada sofa setelah nafasnya mulai terarur Tasya mengabil minum coklatnya dan berlalu pergi ke dapur setelah melepas CD nya basah kucup karena terkencing kencing tadi
Tasya melihat jam sudah menunjukkan jam 7 makam, Tasya menghidup kan kompor dan memenasi sayur dan menatanya ulang semua makanan yang sudah di persiapkan dengan baik oleh mbak Surti tadi sebelum pamit pulang dan mengecek nasi di ricecoker, setelah semua ready Tasya mencari eyang kakung dan menemukan eyang kakung masih meroko di teras belakang rumah yang menyatu denga kolam renang
“Mas Bram …. maafin aku ya ….“ kata Tasya dengan mamja duduk di bawah kaki eyang kakung sambil meletakan kepalanya di pangkuan eyang kakung. Eyang kakung hanya bisa geleng geleng kepala dan membelai rambut Tasya di pangkuanya
“Iya …..Mas maafin, tapi lain kali jangan di ulang lagi“ kata eyang kakung
“Iya mas, aku ninta maaf dan ngak akan mengulang lagi” kata Tasya
“Mas malu Tasya, pada ke teman mas, mudah mudahan aja, dia ngak punya pikiran macam macam dan menganggap mas mau kebelakang sungguhan“ kata eyang kakung, lanjutnya “Sejujurnya Jeng, Mas ngak bisa marah ke jengTasya, kerena jeng Tasya benar benar mas sayangi melebihi apapun di dunia, di akhir hidup mas mau melindungi jeng Tasya dengan sepenuh hati, tapi mas minta kepadamu juga bisa menjaga mas mu dalam menjalani hidup ini”
“Tasya juga sayang ke Mas dengan setulus hati, dan mau menjaga mas sepanjang hidup Tasya, memang sudah menjadi ketetapan hati Tasya untuk menyayangi mas Bram dalam senang maupun susah dan akan menjadi istri yang bisa di banggakan seperti eyang putri selalu mas Bram banggakan“ kata Tasya
“Mulai saat ini kita harus saling menjaga hubungan ini, mas ngak mau hubungan kita tercium orang lain dulu akibatnya akan fatal dan mas baru mencari celah untuk melegalkan hubungan kita menjadi syah baik urusan agama ataupun pemeritah sehingga Tasya menjadi istri syah mas dan tadi mas menghubungi rekan mas Letjen Sriyono, dia yang tau persis suatu rahasia mengenai dirimu dia adalah rekan kerja mas yang sebenarnya masih saudara sepupu dari eyang putrimu, saat kelahiran kamu, saat itu mas baru bertugas di Kongo Afrika sebagai penjaga perdamaian di sana dan Sriyonolah yang mengurus segalanya sebab dia baru bertugas di Surakarta ini,jeng Tasya mungkin kita bisa mencari celah dari rahasia tersebut. Mas minta ketemuan dengan beliau dan kayaknya Sriyono juga punya acara reoni lulusan AMN di Jakarta dan mengundang Mas datang ke reoni tersebut tanggal persis dan biayanya belum ditentukan tapi dia membuat ancar ancar setelah Natal dan sebelum Tahun Baru dan kita akan menemuinya di sana, itulah jeng” kata eyang kakung.
“Suatu Rahasia mas katakan itu seperti apa ya“ tanya Tasya
“Mas juga belum begitu jelas rahasia kaya apa, eyang putri hanya pernah cerita kalau kamu sebenarnya bukan dari hasil perkawinan orang tuamu, karena kelakuan ibumu Rini Kusuma Wardhani hamil ketika dia masih kelas 3 SMA dengan temannya sendiri tapi laki laki itu pergi tak mau tanggung jawab dan Rini ingin menggugurkan kandungan nya tapi oleh eyang putri mu tidak menyetujuinya akhirnya dengan bantuan Sriyono ibumu melahirkan di desanya Sriyono, hanya itu yang mas tau dan setelah kamu lahir kamu diasuh oleh eyang putri hingga kamu lulus SD setelah ibumu menikah dengan ayahmu sekarang atas permintaan ayahmu tiri dan kamu di angkat menjadi anaknya itu pun atas keinginan papamu Jhon” kata eyang kakung, lanjutnya”Tapi mas minta kepadamu tetap lah diam dan seakan akan tidak tau menau dari urusan ini biar ini menjadi kartu mati untuk menjadikan hubungan ini legal, disamping mas juga mengantongi truf cart yang lain yang di berikan eyang putri semasa hidupnya untuk bisa membungkam ibumu dalam menyetujui hubungan ini“
Tasya menagis mendengar cerita eyang kakung tentang suatu kebenaran tentang dirinya, mungkin ini salah satu alasan eyang putri menginginkan dirinya sebagai pengganti eyang putri entahlah ….
“Ia ….mas, aku sangat menyesal atas kelakuanku tadi dan aku berjanji akan menjaga nama baik mas baik di lingkungan keluarga ataupun di lingkungan kerja mas“ kata Tasya
Eyan kakung mengangkat Tasya yang duduk di lantai dan mendudukannya di pangkuannya
“Kamu menjadi jelek jeng kalau menangis, mas ngak suka kamu menangis ayo bergembira hidup ini hanya sekali, buat kesenagan dan mas akan membuat kamu selalu tersenyuman” kata eyang kakung sambil mengusap air mata Tasya dengan jempol nya dan memegang bibirnya dan menarik kesamping dan itu membuat Tasya tersenyum
“Nah begitu jeng Tasya, harus selalu tersenyum dalam keadaan apapun baik suka dan duka“ kata eyang kakung, lanjutnya ”Kalau jeng Tasya tersenyum senyum, tambah cantik dan itu mas suka” sambil mencium bibir Tasya penuh kelembuta, dan Tasya membalasnya dengan mesra, lama mereka saling bercuiman saling tukar saliva saling kecup dan saling raba, tangan eyang kakung mulai merabai pinggul Tasya dan tangan Tasya memegang penis eyang kakung yang semakin membesar di dalam genggeman tangan mungil Tasya
“Celana dalam mu mana“ kata eyang kakung setelah menyadari kalau Tasya ngak memkai cenana dalam lagi
“Aku lepas mas, basah sih risi“ kata Tasya, lanjutnya “Mas ngak lapar“
“Lapar dong, makan yok“ ajak eyang kakung
“Sebentar ya mas, tadi udah di panasi tapi sekarang sudah dingin, di panasi lagi ya, mas tunggu 15 menit“ kata Tasya sambil berdiri dan menuju ke dapur untuk memanasi sayur, dan 15 menit kemudian Tasya dan eyang kakung sudah duduk di meja makan, dengan sigap Tasya mengambil nasi dan menyodorkan ke eyang kakung ”Segini mas“ kata Tasya
Eyang kakung hanya mengangukan kepalanya dan Tasya menaruh piring tersebut di meja depan tempat duduk eyang kakung, dan mengambil piring lagi untuk dirinya sendiri dan mengisinya dengan nasi. Merekapun mulai makan tak banyak yang mereka bicarakan dalam acara makan malam kali ini.
Setelah selesai semua eyang kakun bermasih duduk di kursi di meja makan Tasya langsung mengemasi meja makan dan mencuci piring yang kotor, eyang kakung memperhatikan Tasya baru cuci piring dan pinggul Tasya sedikit sedikit terangkat dan memperlihatkan pantat Tasya yang polos ini membuat tegang penis eyang kakung yang memang dari tadi belum di tuntaskan, eyang kakung secara perlahan menghampiri Tasya dan dan tangan kanan langsung memegang pantat Tasya yang polos, Tasya terkejut dan langsung menghentikan kerjaannya dan mematikan kran air tempat cuci, dan tersenyum sambil ke dua tangan nya langsung merangkul leher eyang kakung dari depan, ke dua tangan eyang kakung menerima pelukan Tasya di pinggang dan mengangatnya dan di bawa ke kamar Tasya sambil berciuman.
Tasya senang atas perlakuan eyang kakung atas dirinya, dan sesampainya di kamar Tasya langsung di turun dari gendongan eyang kakung dan berjongkok di depan eyang kakung sambil melepas boxer eyang kakung di pakainya dan di buang begitu saja.
Di peganggnya penis eyang kakung yang sudah setengah tegang, di ciumya empat kecing, dibelainya peler eyang, kakung di genggamnya batang pensis eyang kakung dan mulai gerakan ke atas dan ke bawah, perlakuan tangan Tasya ini membuat eyang kakung merintih ke enakan. Di jilat jilat kepala penis eyang kakung yang berbentuk kepala jamur dan di lulumnya kepala penis itu sambil di sedot sedot dengan kuat, suara leguan eyang kakung semakin keras.
Tasya tambah semangat bekerja akhirnya eyang kakung menarik tubuh Tasya supaya berdiri di depannya, melihat eyang kakung sudah telanjang bulat, kaus yang dipakainya entah di lempar kemana, eyang kakung mencium bibir Tasya dan tangan kirinya langsung menyusup di balik tangtop yang di pakainya dan menaikan ke atas sebatas dada, dipijit pijitnya putting Tasya yang berwarba merah muda, bibir eyan kakung pindah ke telinga kanan dan menciuminya sekali kali menyedot anting yang di pakainya membuat Tasya meritih rintih ke enakan tangan kanannya masih di memegang penis eyang kakung yang tambah membesar dalam genggaman tangan Tasya.
Masih saling mengulum bibir, tangan kiri eyang kakung yang tadi ada di payudara Tasya kini berpindah ke belahan vagina Tasya yang dari tadi tidak menggunakan celana dalam, tangan kanan masih merangkul tubuh Tasya agar tidak menjauh dan jatuh, demikin juga tangan kiri Tasya berpegangan di pinggul eyang kakung dan mereka berdua mecoba membuat rangsangan ke tubuh masing masing.
“Ahhhh ….. mmaaaaaassss ….. enaaakkk …. teruuuusss …..“ rancau Tasya di tengah tengan meranggsang eyang kakung, suara baritone eyang pun mulai terdengar
“Iaaaa jeeeeeennnggg ….. teruuuusss peeeennnniissss….massssss…. kkeennnaaakkkkaaannnn ….. “ balas eyang kakung
Bibir eyang kakung langsung turun ke putting Tasya langsung di sedotnya ….
“Iyyya aaa…. mmmaaaaassss … Braaaammmm ….. ddiiiiicccuuuupppaaannnnggginnnn…… mmaaaassss….” pinta Tasya, tanpa diperintah dua kali eyang kakung menggihit payudara Tasya di sebelah bawah putting sebelah kiri …..
“Eeennnaaaakkkkk …..mmmaaaasssssss…..“ kata Tasya, tangan yang tadi di pinggang kini pindah di atas kepala eyang kakung sambil memainkan telingga sebelah kanan.
Eyang kakung merasakan vagina Tasya sudah semakin basah lalu menghentikan aksinya dan melepas celana yang di pakai Tasya dan melemparkan begitu saja, sambik tersenyum eyang kakung melepas tangtop yang di pakai Tasya dan membuangnya entah kemana lalu mengangkat kaki kiri ke atas dan mencoba menerobos vagina Tasya dan tangan Tasya mengaahkan ke lubang yang benar.
“Ahhhhhh ……“ suara Tasya setelah merasakan penis eyang kakung menerobos tubuhnya
“AAhhhhhh …..“ suara baritone eyang kakung dan kini ke dua tangan eyang kakung ada di pantat Tasya dan menekan pantat Tasya sehingga penis eyang kakung dapat masuk dengan sempurna, leguan keduanya terdengar lagi. Eyang kakung mulai menggerakan pinggulnya penis eyang kakung masuk kedalam vagina Tasya dengan sempurna dan Tasya pun agak menaikan badannya sehingga tubuhnya melelgkung ke belakang dan ke dua tangan Tasya berada dipundak eyang kakung, penis dan vagina mereka saling bertemu.
Dengan gaya seperti itu pinggul eyang kakung terus bekerja maju mundur makin lama gerakam pinhhulnya makin cepat dan akhirnya.
“Mmmaaaasssss…..Taaassssyyyyaaahhh….sssaaammmmpppaaaiiiii …..“ teriak Tasya
Eyang kakung membenamkan penisnya sedalam mungkin yang bisa dimasuki penis nya, otomatis gerakan berganti berputar dan menggesel sehingga penis eyang kakung di dalam vagina Tasya dan pangkal penis menggesek kelentit Tasya yang semakin terasa, sebentar kemudian di lepasnya penis eyang kakung dari tubuh Tasya dan lahar cairan dari tubuhTasya mengalir di selangkangannya. Tasya lemas dan di baringkan tubuhnya di atas tempat tidur, kini Tasya tergeletak lemas di tempat tidur dengan bibirnya tersungging senyuman.
“Mas Bram belum keluar ya….“ kata Tasya
Eyang kung hanya mengangukan kepalanya, di tengkurepkan tubuh Tasya dan di tariknya pantat Tasya setingggi pinggang eyang kakung, dirabanya vagina dan di ciumnya sambil menyedot sisa orgamus dan di telannya, sehingga Tasya merasakan vagina menjadi kering. Eyang kakung memposisikan pinggul nya ke pinggul Tasya dari belakang dan memesukkan penis nya kembali ke lubang vaginanya sehingga tubuh mereka bersatu kembali dan terdengar luguan panjang dari mulut Tasya
“Mmmaaaaassssss……” leguan Tasya
Eyang kakung menggoyang pinggul ke depan dan kebelakang dengan irama yang tetap, sambil berpeganggan pada pinggul Tasya yang mulai bergoyang ke kiri dan kanan, tubuh eyang kakung ikut bergoyang matanya di pejamkan dan merasakan setiap genjotannya di vagina Tasya. Hampir seperempat jam eyang kakung bergoyang pinggul, sementara Tasya juga menikmati goyangan pinggul eyang kakung sambil merebahkan badannya di atas bantal dengan pantat nungging, makin lama Tasya meraskan ada gerakan di dalam vagina Tasya dan merasakan genjotan eyang kakung makin enak dan semaki enak, leguan dan erangan dari mulut Tasya ngak bisa di tahannya mengiringi setiap goyangan pinggul eyang kakung dengan menggoyangkan pinggul nya ke kiri dan kekanan sampai di suatu titik Tasya menekan pinggulnya ke belakang sambil seluruh tubuhnya bereaksi mengejang dan eyang kakung pun tau kalau Tasya akan sampai punca kembali menekan penisnya lebih dalam dam merasakan semburan orgasme Tasya ke penisnya yang kini memenui seluruh lubang vagina Tasya dan merasakan kenikmatan saat semburan cairan orgasme Tasya, menyiran penisnya matanya tetap terpejan sampai semburan dari lubang penis Tasya melemah dan kontraksi dari otot vagina nya juga semakin melemah.
Eyang kakung melepas penisnya kembali kin berbaring di belakang Tubuh Tasya yang miring kekanan, ke dua tangannya meremasi payudara Tasya dari belakang memainkan putting Tasya dan mencium bibir Tasya yang menoleh kebelakang, ciuman panjang yang di lakukan mereka berdua, tangan Tasya yang berada di atas mencari penis eyang kakung di antara selakangan Tasya bagian belakang, Tasya terkejut juga penis eyang kakung masih posisi tegak berdiri keras dan berotot, di remas remas penis eyang kakung yang penuh dengan lendir.
Tasya mengangkat kaki yang di atas lebih ke atas dan memposisikan penis eyang kakung pada lubang vagina Tasya.
“Dorong Mas Bram…..” kata Tasya manja
Eyang kakung langsug mendorong pinggulnya ke depan otomatis penis eyang kakung masuk sempurna ke lubang senggamanya, leguan panjang terdengar dari mulut Tasya. Dan ini lah keuntungan Tasya mendapat tiga rangsangan sekaligus, vagina Tasya di masuki penis eyang kakung yang besar, payudara nya selalu di remas remas oleh eyang kakung dan putingnya di permainkan terus menerus dan bibir eyang kakung selalu memempel di telinga kadang kadang mereka saling berciuman di bibir mereka dan juga tunguk Tasya mendapat ciuman selaki kali, kadang tangan Tasya di atasin oleh eyang kakung dan menciumi ketiak Tasya yang terbuka. Tasya hanya bisa merasakan semua itu dan mengerang engrang tak henti henti dari mulut Tasya.
Lima belas menit berlalu dengan kecepatan konstan dan pinggul eyang kakung selalu bergerak dan pada suau saat genjotan pada pinggul eyang berubah menjadi semakin cepat eyang kakung merasakan air maninya mau keluar dan Tasya juga merasakan orgasme segera datang menjemputnya, gerakan eyang kakung yang semakin cepat di respom Tasya dengan goyangan pada pinggul juga makin menggila dan pada satu titik temu penis eyang kakung menjuprotkan air mani ke lubang vagina Tasya bersamaan dengan orgasme Tasya datang, kedua manusia berlaina jenis, seorang kakek dengan cucunya mengejang bersamaan dan mepaskan spermanya selama satu menit mereka menahan nafas dalam kenikmatan tertinggi yang di berikan oleh semesta untuk mereka nikmati dalam persetubuhan mereka.
Ronde pertama sudah mereka lewati bersama sama dan mereka menanti ronde ronde berikutnya, Eyang kakung keluar kamar dan untuk mematikan semua lampu penerangan di dalam rumah dan menghidupkan lampu untuk penerangan di luar rumah memerisa pintu dan jendela dan masuk kembali ke kamar Tasya sembil membawa air minum putih dingin.
“Tasya, mas ingin mengajak kamu ke Kalimantan umtuk bertemu dengan saudara angkat mas yang sekarang menjadi kepala suku di Kalimantan tengah besok hari Jumat siang dengan pesawat terbang dari solo langsung ke Palangkaraya di sana akan mas perkenalkan dengan kakak angkat mas dan minta restu juga melegalkan hubungan ini menjadi suami istri secara adat dayak” kata eyang kakung diselah istirahat setelah selesai pertempuran kami yang melelahkan.
“Mas Bram kok ngak pernah cerita kalau punya saudara angkat suku dayak” tanya Tasya
“Ya, baru terpikir kemarin ingin mememui saudara anggat untuk meminta nasehat tentang hubungan kita ini, kalau mungkin kita bisa nikah dengan cara adat dulu biar hati kita sama sama tenang melakukan hubungan suami istri, mungkin di sana sampai Natal setelah itu kita ke Jakarta menemui teman mas, Sriyono sambil ber reoni dengan teman teman mas di sana” jawab eyang kakung.
“Tasya mau kok, seperti janji Tasya ke eyang putri, akan mendampingi mas Bram kemanapun mas pergi“ kata Tasya
“Terima kasih Tasya, kita akan berbulan madu sekalian ke Kalimantan dan Jakarta ya“ kata eyang kakung sambil mencium kening Tasya dengan lembut.
Rode berikitnya pun segera dimulai kini Tasya ada di atas tubuh eyang kakung berjongkok menghadap ke arah eyang kakung yang sedang meremasi payudara dan putting Tasya sambil tiduran dan vagina Tasya di arahkan ke penis eyang kakung yang sudah menegang 100% setelah penis eyang kakung dan vagina Tasya bertemu yang diawali dengan leguan panjang dari Tasya dan eyang kakung, kemudian tanpa di peritah ke dua kali eyang kakung menikmati genjotan dari pinggul Tasya.
Seperempat jam berlalu dalam posisi WOT ini, di dalam vagina Tasya pun merasakan gelombang nikmat yang makin lama makin terasa dan ini membuat goyangan pinggul Tasya semakin kencang disertai tarian erotis dari tubuh Tasya yang meliuk liuk bagai penari ular, segera setelah itu eyang kakaung duduk di atas tempat tidur dan bibirnya memciumi payudara Tasya yang bergoyang mengikuti irama pinggul Tasya yang berlenggak lenggok, di kenyot konyot buah dada Tasya dengan semangat, sekali kali putting Tasya menjadi santapan mulut eyang kakung yang rakus disedot dengan kuat lalu di tarik hingga lepas “plook” suara keras itu pun berulang kali dari putting yang kiri pindah putting yang kanan, tapi bukan Tasya kesakitan malah tambah memberi semangat ke eyang kakung.
“Ahhhh…..mmaaasss….enak….terus di kecut kenyut…..biar keluar air cucunya….ahhh…. unnntttuuuukkkk……mmmmaaaasssssss…..Ahhhhh …..mmaaasss…..eennnaaakkkk ….. baanngggeeeeettt …..teeeeerrruuuuussss …..ahhhhh …..mmmmaaaasssssss……aahhhh “ suara itu membaur dengan suara derit ranjang kamar Tasya dan pertemuan ke dua kelamin yang semakin membahana di seantero kamar tidur Tasya.
Tasya pun menekan vaginnya sedalam dalamnya ke arah panis eyang kakung yang menerima tekanan dari pinggul Tasya dan keluarlah cairan cinta dari vagina Tasya sementara Tasya menahan nafas yang masih dalam konsentrasi penuh ke liang senggamanya dan eyang kakung dengan santainya menyedot putting payudara Tasya hingga meninmbulkan warna merah di sekitas putting sebelah kanan, Tasya jatuh ke dalam pelukan eyang kakung dan melumat bibir Tasya yang menganga dan Tasya merespon ciuman eyang kakung dengan ciuman yang tak kalah ganasnya.
Tubuh Tasya diangkat dan di rebahkan ke tempat tidur dengan penis masih didalam vagina Tasya. Pinggul eyang kakung langsung bergerak maju mundur tanpa peduli keadaan Tasya masih kelalahan tapi hanya sebentar sekitar lima menit kemudian Tasya mulai merespon dengan mengangkat pinggul Tasya ke atas dan menggoyangkan ke kiri dan kekanan dan lima menit kemudian leguan Tasya terdengah
“Ahhhhhhhh……mmmaaaaaassssssss …….ennnaaaaakkkkk …..bbaaannnggggeeeetttt …… ahhhhhh ……“ teriak Tasya, namun eyang kakung tidak berhenti dalam menggoyang pinggulnya malah menekannya lebih dalam lagi sabil menggoyang pinggulnya kekiri dan kenanan juga diputarnya pinggulnya sampai dan menekan sedikit pinggulnya ke dalam lubang vagina Tasya.
Eyang kakung mencopot penisnya dan menelentangkan tubuh Tasya. Tasya ngak bisa menolak karena masih dalam keadaan lemas hanya mengikuti gerakan tanggan eyang kakung. Diganjalnya dengan bantal piggul Tasya dan eyang kakung dan mengusap vagina Tasya sebentar hanya bebrapa usapan dan penis eyang kakung yang masih dalam keadaan tegang itu masuk sangkar lagi dengan jenjotan yang lebih mantab dan penuh variasi kadang dengan tusukan lembut dan pelan dan tiba tiba menyentak pingul Tasya dengan keras sehingga timbul goncangan pada ke dua payudara Tasya dengan hebat, tanpa henti dan terus di goyang lagi dengan tusukan pelan dan lambat dan di percepat lagi tekanan pada pantat Tasya yang hanya bisa menerima teknik persenggamaan eyang kakung dengan pasrah hanya leguah panjang dari mulut Tasya yang mengalami orgasme yang panjang tak henti hentinya aliran mahma lahar dari vagina Tasya terus mengalir membuat rasa enak terus menerus dalam waktu yang lama.
Eyang kakung berinisyatif merubah posisi kembali setelah hampir 20 menitan dalam gaya doggi dan sekali lagi mendapat orgasme dengan mata terpejam tubuh datar dengan kasur. Segera eyang kakung kini menelentangkan tubuh Tasya dengan kepala diatas bantal dan membuka selangkangannya kembali dan langsung menasukan penis eyang kakung dalam waktu yang sesingkat singkatnya langsung dihenjot dengan kecepatan maksimal, sekitar 15 menit kemudian tubuh Tasya yang berada di bawah mengalungkan ke dua kaki nya ke pinggul eyang kakung sehingg pinggul Tasya menggantung sempurna ke pinggul eyang kakung dengan kocokan bertenaga makin lama kaki Tasya turun kebawah menekan pinggulmya ke atas dengan sisa tenaganya yang Tasya punya, eyang kakung pun segera menekan penisnya sedalam dalamnya ke lubang senggama Tasya dengan leguan dasat eyang kakkung melepas cairan spermanya ke dalam vagina Tasya yang mengalami kontraksi yang hebat, dan akhirnya eyang kakung berhenti dengan nafas tersengga senggal demikian juga dengan Tasya langsung lemas yang tertindih tebuh eyang kakung tapi ciuman eyang kakung pun jatuh ke dalam mulut Tasya yang menganga kedua tangan Tasya masih di punggung eyang kakung dan memejamkan mata meresapi apa yang baru saja di dapat dari sebuah hubungan dengan eyang kakungnya sendiri yang sudah mendapat restu dari eyang putrinya.
Pergulatan mereka berakhir menjeng tengah malam sampai tiga ronde mereka lewati bersama dan pada rode ketiga ini mereka lakukan dengan lembut tanpa menguras tenaga mereka tertidur setelah menyelesaikan ronde ketiga tanpa membersihkan diri lagi, mereka saling peluk dan penis eyang kakung pun sudah lupa terlepas dari vagina Tasya, mereka tidur dalam keadaan persetubuhan miring saling berhadap hadapan.
Lanjut ya
Part 11.