Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Architect! I'm In Love (Update Chapter-8)

Status
Please reply by conversation.
Ngebayanin yona, pasti ngentotnya liar....
Kayaknya memang lonte sih ni anak
Nah ini, gw curiganya emang dia ternyata bispak. Agustus 2019 dia ke Malaysia, Maret 2020 lalu ke Lombok (nekat sih yg ini kan dah rame Corona). Ga pamer liburan bareng keluarga. Dan dilakuin pas bukan lagi liburan semester kuliahnya. Peliharaan Oom-Oom pantes sih.
 
Nah ini, gw curiganya emang dia ternyata bispak. Agustus 2019 dia ke Malaysia, Maret 2020 lalu ke Lombok (nekat sih yg ini kan dah rame Corona). Ga pamer liburan bareng keluarga. Dan dilakuin pas bukan lagi liburan semester kuliahnya. Peliharaan Oom-Oom pantes sih.
mantap analisanya bang. lanjtnya nyari infonya lagi
 
How?


Januari 2020, Minggu kedua



Yona Interior :
Siang pak Evan, lagi dimana ya? Ada beberapa hal yang mau saya share soal rumah Jagakarsa. Terima kasih

Evan R : Saya di cafe daerah Kemang, kesini aja kebetulan meeting saya sudah selesai. Nanti saya shareloc

Yona Interior : Baik pak, saya segera kesana.

Evan R : Sampai bosen saya bilang jangan panggil saya pak!!

Yona Interior : Haha, sorry van! ;)

Aku meletakkan ponselku, dan melihat ke arah laptop yang masih menyala. Presentasi hari ini lumayan menguras tenaga. Dengan bekal bahasa inggris yang lumayan (meskipun enggak jago-jago banget), setidaknya klien yang satu ini bisa memahami konsep yang aku tawarkan. Klienku ini berasal dari Australia, ingin berinvestasi dengan membuka sebuah cafe yang ngehits dengan tambahan hiburan malam. Sebuah tantangan untukku yang selama ini kebanyakan berkutat dengan desain rumah tinggal dan juga beberapa gedung perkantoran.

Hmm, membaca kembali history chat ku dengannya, kupikir-pikir dia sering mengerjaiku. Sengaja memanggil dengan sebutan pak, padahal sudah berulangkali kukatakan sampai bosan.

"Ayolah, jangan panggil gue dengan sebutan pak lagi. Lo kan sudah sempet manggil gue dengang nama langsung"

"Yon, panggil aja Evan. Oke?!"


atau juga

"Evan, Yon. Evaaaaaan!!!"

"Capek gue Yon serah lu dah manggil apa aja"


Pernah juga gue gombalin, tipis-tipis lah siapa tau kena, ya enggak??

Yona : "Pak Evan, gimana kalau blabla blabla...??"

Gue : "Ha?? Gimana sayang??"

Dia menjawab dengan muka sedikit merah

Yona : "Kok, manggil sayang pak??"

Gue : "Serah gue dong, lo juga manggil seenak lo"

Yona : "Haha, iya iya Van. Tapi tetep enakan pake pak sih!"

Gue : "Ya sama, manggil lo juga enakan pake sayang"


Lamunanku menghilang sejalan dengan tatapan mataku yang memandang lurus ke depan, dimana terdapat sebuah layar laptop yang menghadap ke arahku, sebuah screen yang tidak asing bagiku. Ya, screen software desain yang sering aku gunakan. Berarti orang di meja depan juga seorang desainer??

"Maaf permisi, saya mau mengambil pensil saya yang terjatuh di bawah meja anda", sebuah suara mengagetkanku

"Eh?? I-iya silahkan" ujarku yang terlihat bingung karena tidak menyadari ada pensil yang terjatuh

"Permisi.." ujarnya sambil berjongkok dan segera menemukan pensilnya yang terjatuh. Aku terus memperhatikannya hingga dia kembali duduk di mejanya, di tempat dimana laptop dengan screen yang tadi kulihat. Oh ternyata dia, gadis yang cukup manis dan terlihat ramah dari air wajahnya, dan mungkin gadis yang periang.


285154537f2e368c9d8a95ccadf171b3d72c34be.jpeg





##### Vienny's POV

"Huh, untung aja ini pensil gak jatuh terlalu jauh. Bisa repot nanti ngambilnya" gumamku dalam hati sambil memandangi pensil kayu yang sudah hampir habis setengahnya

Tapi beruntung, laki-laki itu ramah, meskipun terlihat sedikit sangar, lumayan cakep sih. Dan kelihatannya dia juga seorang desainer, atau mungkin arsitek?? Ngejelasin ke klien pake bahasa inggris lagi, pasti bukan sembarang arsitek.

Ah sudahlah, aku kesini bukan untuk itu. Aku sedang menunggu seseorang, yang hendak menyelesaikan masa lalunya dengan sahabatku. Entah bagaimana cara dia menyelesaikannya, tapi aku pikir kesalahan yang dia buat tidak akan pernah dimaafkan. Tapi, who knows??

Rehan : "Lo masih di cafe itu kan??"

Vienny : "Iye nyet, cepetan gue keburu balik kantor. Yakali anak magang bisa keluar kantor gak balik-balik"

Rehan : "Sabar dong, macet nih Jakarta kayak enggak tau aje lo!!"

Vienny : "Yaudah cepetan!! Sejam lagi gue balik!!

Aku menghela nafas panjang, kemudian meminum matcha latte pesananku. Sayup-sayup kudengar suara orang berbicara melalui ponselnya. Kupikir laki-laki tadi sedang berbicara dengan temannya.

Ku ambil ponselku, mencoba menghubungi sahabatku. Inginku memastikan lagi, bagaimana perasaannya terhadap orang yang akan menemuiku ini. Terakhir kali dia bercerita bahwa dia tidak akan pernah memaafkannya, dan juga perasaannya sudah berubah. Benci mungkin.

"Tumben enggak diangkat, chat aja kali ya" gumamku

Vienny : "Mah. lo dimana sekarang?? Sibuk??"

Begitu bunyi chatku, aku biasa memanggilnya dengan sebutan mamah. Bukan aku saja, tapi teman-teman kami yang lainnya juga begitu, mungkin karena dari sisi umur dia lebih tua daripada kami, begitu juga dengan pemikiran dan sikapnya.

"Halo, kenapa Yon??"

Sebuah suara dari laki-laki dibelakangku terdengar cukup keras. Dan juga dia menyebut nama panggilan Yon?? Yona?? Mamah??

"Oh iya santai aja, kalau masih ada kerjaan lo selesein dulu lah, jangan bikin kecewa Hadi haha. Gue juga masih lama kok lagi nyantai juga"

Kerjaan?? Hadi?? Beneran nih kayaknya mamah yang dia ajak ngobrol??!!

"Oke, nanti kalau misal gue mau balik dan lo belum selese, gue kabarin. Eh iya, jangan keterusan panggil pak"

Aku mengrenyitkan dahi dan berusaha menguping pembicaraan mereka, mungkin yon adalah yona dan orang yang sama??

"Oke sayang, daaah. Hahaha"

Sayang??!! Really??!! Wah, kalau beneran itu mamah, aku bakalan marah. Dia udah jadian tapi enggak cerita-cerita. Dasar!!



Tingg!!



Sebuah notifikasi chat muncul di ponselku, dan ternyata dari mamah.

Mahyon : "Sorry pini lagi di kantor gue, banyak kerjaan. How's life?? Doing good??"

Vienny : "Iye enggak apa-apa mah. Kabar baik, magang lancar sih cuma ada beberapa yang bikin pusing. Ayo dong ngumpul, pengen cerita banyak"

Mahyon : "Gue sih ayo aja, nunggu libur ya :( . Minggu besok, how??

Vienny : "Noted!! Eh iya, bos lo namanya siapa mah?? Mungkin prinsipal arsitek di tempat gue kenal"

Mahyon : "Pak Hadi, Hadi Kusuma Wiranata. Prinsipal arsitek di tempat lo siapa??"

Vienny : "Pak Andra Matin, beliau sudah cukup lama sih. Ya udah, lo balik kerja gih, biar cepet selese. Semangat mamah!! ;)"

Mahyon : "Thankyou :* "

"Hmmmmppphhh, oke sepertinya laki-laki dibelakang memang kenal dengan Yona. Apa gue cari tau lebih dalam lagi ya?? Ah, nunggu mamah aja sendiri yang cerita" gumamku dalam hati

"Vin.." Sebuah suara mengagetkanku

"Eh, lo. Barusan sampe??" tanyaku pada laki-laki yang langsung duduk di hadapanku

"Iya, jadi gimana nih?? Gue bingung" ujarnya memelas

Aku mendengarkan ceritanya secara perlahan dan cukup mendetail. Aku menangkap beberapa cerita tambahan yang mungkin sepertinya adalah bohong. Entah untuk menutupi kejadian apa yang sebenarnya terjadi. Intinya, dia selingkuh dengan teman Yona. Dia terus memaksaku untuk percaya bahwa yang dia lakukan adalah benar. Karena waktu itu Yona sedang sibuk-sibuknya di jeketi dan kuliahnya. Oh ya, aku belum cerita ya bahwa kami berdua mantan anggota idol grup jeketipatlapan. Tapi sekarang kami sudah memutuskan untuk 'lulus' dari idol grup tersebut.

Back to the topic...

Jadi, si Rehan ini adalah mantan pacar Yona sewaktu di jeketi. Tentu saja tidak ada yang tahu kecuali internal member tertentu jeketi yang dia percaya. Mereka berdua mainnya rapi kok, tidak banyak fans yang tahu dan enggak sepertiku yang sempat ketahuan dan membuatku diturunkan ke trainee. Setelah itu aku dan dia putus, tapi namanya perasaan tidak bisa disalahkan ya?? Aku menerima cinta seorang laki-laki yang dikenalkan seorang teman padaku. Dan pengalaman mengajarkanku banyak hal, so it's fine.

Kenapa jadi ceritaku?? Oke next

Rehan ini adalah salah satu fans jeketi yang beruntung bisa memacari salah satu member. Kukatakan beruntung karena memang seperti itu, member juga manusia, cewe-cewe yang jelas butuh kasih sayang dan perhatian apalagi dari lawan jenis. Make a sense, right??

Hmm, selanjutnya aku bakalan manggil mamah daripada Yona ah. So, lanjuuutt...

Semuanya berjalan dengan baik hingga datang saat mamah mulai memasuki skripsi di perkuliahannya, mulai mengurus magang/praktek kerja lapangan dari kampusnya. Kalau untuk saat ini, bisa dibilang mamah bukan lagi magang dari kampus, karena dia sudah lulus. Mungkin lebih bisa disebut dengan masa training sebagai pegawai baru.

Nah disitu, si Rehan ini mulai merasa tersingkirkan. Dan membenarkan kelakuannya yang mendua dengan teman smpnya yang kebetulan juga teman satu kampus mamah.

Aku yang menyaksikan pertengkaran hebat itu terjadi 2 hari sebelum acara wisuda kelopak bunga sakura, menyadari adanya sosok lain yang sangat tangguh dan kuat dari dalam diri mamah. Kalau menurutku, she deserve better than this guy. Dan kalau benar laki-laki di belakangku ini cowo barunya, i think it would be better.

"Hei Vin, lo dengerin gue cerita gak??" ujarnya mengagetkanku

"Eh, dengerin kok. Terus gue harus gimana?? Gue gak bisa maksa Yona buat balikan sama lo juga kali" ujarku

"Ya, terus mau gimana lagi?? Gue masih sayang sama dia Vin" ujarnya memelas

"Yaa, kalau gue simpel. Lo sayang yang macam kayak gimana sampe mendua gitu, sama temen satu kampusnya juga. Gila lo!!" ujarku yang membela mamah

Dia terdiam dan tertunduk, kurasa dia benar-benar menyesal. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Mungkin dulu mamah memang sangat menyayanginya, tapi setelah kejadian itu aku enggak tahu gimana. Yang pasti mamah sangat kecewa.

"Lo udah coba kontak dia??" tanyaku membuyarkan keheningan yang sesaat

Dia menggeleng lemah dengan wajah putus asa. Sepertinya dia benar-benar kehilangan cara untuk menghubungi mamah

"Waktu wisuda kelopak, lo gak dateng kan?? Kenapa?? Lo bego banget" ujarku kesal

"Ya kali, gue masih emosi. Gue.." dia terdiam

"Lo sama selingkuhan lo kan??" serangku

"I-iya.." ujarnya sambil mengangguk

"Ya udah, mending lo enggak usah deketin Yona lagi. Itu udah paling bener, saranku sebagai sahabatnya dan juga yang kenal baik sama lo" jawabku yang membenarkan posisi tempat dudukku, dan menyadari bahwa laki-laki yang berada di meja belakangku kini telah berpindah tepat berada di belakang tempat dudukku. Sehingga punggung kami saling bertemu. Mungkinkah dia mendengar pembicaraan kami?? Sayup-sayup terdengar alunan nada dari seseorang, mungkin laki-laki ini?? Segera ku menoleh dan tampaknya aku beruntung, dia memakai headset di telinganya. Sepertinya mendengarkan sebuah lagu. Ohh God!! Syukurlah mungkin dia tidak mendengar obrolan kami, meskipun aku juga belum yakin sepenuhnya apakah dia cowo baru mamah ataupun orang yang kenal dengannya.

"Tapi gue enggak bisa Vin. Gue nyesel dan gue enggak bisa jauh dari dia" ujarnya

"Udahlah, lo berusaha sekuat apapun juga enggak bakalan bisa. Soalnya..." aku terhenti pada kalimatku yang tampaknya tidak harus terlontar

"Soalnya kenapa??" tanyanya dengan curiga

Shiiitt!! Gue keceplosan nih, gue harus gimana??

"Mmm, so-soalnya.. Yo-yona.. Enggak mau mikirin hal semajestik cinta. Masih banyak mimpi yang mau di raih." kilahku. Huufffttt, untung bisa keluar kata-kata seperti itu

"Hmm, lo tau enggak dia sekarang kerja dimana?? Kosannya juga pindah" tanyanya

Aku menghela nafas untuk kesekian kalinya, menandakan kejengahanku atas segala pertanyaannya.

"Gue terakhir ketemu dia waktu di theater, beberapa hari setelah wisuda itu. Sampai sekarang kami enggak bertukar kabar sama sekali. Mungkin dia kembali ke Bogor, atau dapet kerja di tempat lain. Who knows??" ujarku berbohong

Wajahnya semakin terlihat kusut dan putus asa, hingga akhirnya dia pamit pulang. Sebelumnya dia menawarkan diri untuk mengantarku pulang, tapi kutolak. Dia belum tahu bagaimana posesifnya Alif, bisa terjadi perang besar.



##### Evan's POV

Baiklah, sudah hampir 4 jam lebih aku di cafe ini. Mungkin Yona belum selesai dengan pekerjaannya. Pulang?? Atau mampir kantornya?? Pilihan yang sulit, karena hari ini terasa sangat melelahkan. Aku menoleh ke arah belakangku dan menyadari bahwa gadis tersebut telah menghilang bersama dengan teman laki-lakinya.

Yona Interior : "Masih di sana Van??"

Evan R : "Masih kok Yon, lo udah selesai??"

Yona Interior : "Sudah ini lagi diperjalanan kok kayaknya udah deket"

Evan R : "oke"

Ternyata dia sudah di perjalanan ke cafe ini, untung dia ngabari kalau enggak ya mungkin udah aku tinggal.

30 menit berselang tampaklah wajahnya yang manis, menoleh ke kiri kemudian ke kanan dan melihatku melambaikan tangan. Dia berjalan dengan perlahan dan langsung duduk di depanku.

"Hmmmff.. Gue boleh ngeluh gak sih??" ujarnya tiba-tiba sambil memegang kepalanya

"Ha? Kenapa lo?? Suntuk banget kelihatannya??" tanyaku setengah meledek

"Iya nih gue suntuk, pusing banget. Bu Sekar, Senior Interior Desainer, bikin pusing banyak orang" keluhnya

"Ngapain?? Lo diapain emangnya??"

Aku mendengarkan segala ceritanya, segala keluh kesahnya. Well, dia orang yang pandai bercerita ternyata. Dia terus bercerita tanpa henti, sedangkan aku hanya terdiam mendengarkan.

"Jadi gitu.. Huh.." tutupnya sambil menghela nafas panjang

"Sudah ilang suntuknya?? Mau pesen apa??" ujarku menawarkan

Dia terdiam dan tersenyum sejenak kepadaku, "Gue pesenin matcha latte aja"

"No food??" tanyaku lagi

"Mmmm..." dia menggeleng perlahan dengan manja.

Aku memesankan matcha latte dan french fries, no food? Take a snack please.

"Eh ngomong-ngomong, lo tadi enggak ngabarin kalau mau kesini?? Tau-tau udah di jalan aja. Kalau gue udah balik gimana??" tanyaku

"Hmm.. Gimana ya" ujarnya sambil mengalihkan pandangannya ke atas. "Feeling gue sih lo enggak akan ninggalin gue gitu aja" lanjutnya dengan polos



Deg!!

What is that?? Kode?? Iya kah?? Beneran??




"Iya sih, kayaknya gue enggak akan ninggalin lo gitu aja" jawabku

"Tuh kaan.." ujarnya dengan wajah sedikit songong

Aku tersenyum, "Yee, itu karena lo lagi ngerjain proyek Jagakarsa. Kalau belum selesai ya gue enggak dapet cuan. Hahah" ledekku sambil tertawa. Dia langsung merespon dengan wajah cemberutnya, menggembungkan pipi dan melihat ke atas hingga bola matanya memutih.

"Canda dong haha. Jadi gimana?? Ada progres apa soal rumah Jagakarsa??" tanyaku

"Ownernya minta ruang khusus buat piano, yang nantinya dia mau buka tempat les piano gitu. Tapi privat. Gimana??" tanyanya balik sambil menerima pesanan yang diantar oleh waiters

"Hmm, opsi paling utama tentu saja lantai 1 kan. Ngorbanin kamar tamu, how??" saranku

"Gue juga lagi mikirin opsi itu, tapi disitu udah pengerjaan backdrop dan beberapa cabinet juga sudah terpasang. Kalau mau dipindah harus bongkar sih" jawabnya

"Ya udah bongkar aja, eh mungkin enggak usah. Bisa lo atur lah biar bisa nyatu sama ruang piano, cabinetnya juga bisa buat nyimpen buku kan??" jelasku

Dia hanya mengehela nafas panjang sambil mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan warna putih. Mungkin dia lagi suntuk banget, jadi pembahasan lain mungkin menarik baginya.

" Eh lo tau gak, tadi di meja depan ada anak cewe lagi mainan sketchup. Di laptopnya ada stiker yang sama dengan yang ada di laptopmu di kantor" ujarku

"Beneran?? Tapi ngapain juga kan dia nongkrong disini, kampusku kan jauh dari sini" balasnya

"Ya mungkin rumahnya daerah sini" jawabku

Dia hanya mendengus dan mengambil ponselnya, terlihat dia sedang membuka akun instagramnya. Sejenak kemudian dia melihat ke arah jendela yang tergantung pot dan tanaman Lee kwan yu atau biasa disebut tanaman rambat yang tangkainya menjuntai ke bawah.

"Kenapa Yon??" tanyaku

"Eh bentar" jawabnya sambil berusaha menghubungi seseorang melalui ponselnya

"Halo pin?? Lo habis dari Bistro Cafe?? Gue ada disini sekarang"

..........

"YAAAA!! NGAPAIN ENGGAK BILANG SIH!!" ujarnya setengah berteriak yang membuatku sedikit terkejut

"Gue lagi meeting sih ini kerjaan. Lo sama siapa tadi??"



Aku mendengarkan dengan sesama pembicaraan mereka. Apa jangan jangan gadis yang di meja depanku adalah temannya??



"Oh?? Dia?? Ngapain?? Lo tau kan pin gue enggak mau ketemu sama dia. Lo enggak dihasut macam-macam kan??"



Dia?? Apa teman laki-laki gadis tadi??



"Ya udah deh, pokoknya bantuin gue ya. Pliiisssss..." ujarnya memohon

"Iya kalau gitu besok pulang kerja deh kita harus ketemu. Lo utang cerita sama gue. Udah dulu ya, bye pini" ujarnya menutup panggilan itu.



Lagi-lagi dia mendengus kesal, raut wajahnya terlihat badmood.

"Lo tau Van, cewe yang lo ceritain tadi beneran temen gue deh" ujarnya

"Wah, sayang sekali gue enggak tau. Terus yang sama dia itu cowonya??" tanyaku penasaran

"Mmm, bukan sih..." jawabnya sedikit ragu untuk menuntaskannya sampai selesai

"Dia anak interior juga?? Masih kuliah??"

"Lagi magang dia Van. Di tempatnya Andra Matin"

Aku terkejut mendengarnya, "Haaaa??!! Serius lo?? Gila! Gue padahal pengen banget masuk situ dulu. Beliau inspirasi gue dalam berarsitektur. Kenalin gue dong sama temen lo itu, siapa namanya??" tanyaku bersemangat

"Eh?? Lo tadi tau dia kan??" tanyanya

"Ya tau, cuma kan enggak kenalan. Dia manis sih" ujarku mengingat

"Yeee, lo mah cewe cakepan dikit langsung sikat" ujarnya meledek

"Ya wajar dong kan masih jomblo" ujarku membela diri

"Iya nanti gue kenalin, tapi kapan-kapan ya" jawabnya

Yaaaah, kok kapan-kapan?? Seharusnya secepatnya dong. Eh tunggu dulu..

"Tadi lo janjian buat ketemu besok kan pulang kerja?? Gue ikut ya?? Ya? Ya??" pintaku

Dia tidak menjawab dan hanya memasang wajah meledek, nih anak nyebelin juga ya kadang-kadang.

"Enggak bisa, weeeekkk!!" ujarnya sambil menjulurkan lidah meledekku

"Ayolah, gue anter ke kantornya. Gue pengen banget main ke kantornya pak Andra Matin. Tolonglah" pintaku kali ini dengan wajah yang sangat memelas

"Ada imbalannya, enggak gratis dong" jawabnya sombong seraya menyilangkan tangannya di dada

"Oke, lo minta apa?? Gue turutin!!" jawabku penuh keyakinan

"Gue minta rakitin pc di kosan, terus antar jemput tiap ke proyek Jagakarsa. Mmmm terus apalagi yaaa.." jawabnya sambil berpikir

Gila nih anak ngelunjak ternyata. Tapi okelah, gue masih sanggup.

"Tapi komponen pc nya lo yang bayar kan??" kataku bernegosiasi

"Sepertiganya lo yang tanggung ya?? Take it or leave it!?" jawabnya

Duh, harus ambil dari tabungan nih kalau gini caranya. Tapi okelah, aku menyanggupi permintaannya. Lumayan bisa antar jemput dia ke proyek Jagakarsa.

"Oke deal" ujarku dengan berat hati

"Ikhlas enggak nih??" tanyanya sekali lagi dengan gaya meledeknya yang khas

"Ikhlas kok" jawabku sekenanya

"Aaaa, macacih???" ujarnya dengan gestur menggoda, atau lebih tepatnya meledek

"Pokoknya gue harus ketemu pak Andra Matin ya, kalau enggak ya berarti kesepakatan batal" ujarku yang mulai merasa di atas angin

"Eh, eh. Ya enggak gitu dong kesepakatannya kan cuma sama temen gue doang dan main ke kantornya. Masalah lo ketemu pak Andra Matin atau enggak ya bukan urusan gue lah" jawabnya

"Take it or leave it??!!" ujarku dengan senyum kemenangan

Dia terlihat berpikir sejenak dan mungkin kesal mendengar permintaanku

"Iya deh iya nanti gue atur minta tolong ke temen gue" akhirnya dia luluh

"Sip deh" jawabku sambil terkekeh

Tak terasa sudah hampir 2 jam kami ngobrol dan bertukar tawa, hari sudah gelap dan aku pun mengantarkannya pulang ke kosnya.

Waktu berlalu dan hari berganti, kulihat jam tanganku menunjukkan angka yang tepat dengan jam pulang kantor. Kukirimkan chat kepada Yona untuk memastikan bahwa hari ini kami jadi ke tempat temannya.

Aku memarkirkan sedan putihku, dan menyapa pak Seto yang masih berada di depan kantor. Tidak lama berselang, Hadi keluar dan menyapaku. Kelihatannya dia cukup lelah dan kami tidak banyak ngobrol karena dia tahu maksud kedatanganku untuk menjemput Yona.

Kunyalakan sebatang rokok dan menawarkannya kepada pak Seto, namun dia menolaknya. Mungkin karena belum waktunya dia off. Tidak lama berselang Yona keluar dari kantor dan mengajakku untuk bergegas karena mungkin temannya sudah menunggu.

"Mmm Van, kan kita datangnya sore ya. Vienny bilang pak Andra Matin sudah pulang. Jadi sorry ya kali ini lo belum bisa ketemu beliau" ujarnya tiba-tiba memecah keheningan di dalam sedan putihku yang terjebak kemacetan

"Iya gue juga sudah memperkirakan itu sih Yon. Mungkin next time. Tapi lo harus usahain ya" jawabku membesarkan hatiku sendiri

"Siap pak Evan!!" timpalnya

"Oke sayang!!" jawabku sambil terkekeh

Dia hanya terdiam dan tersipu malu. Sepertinya dia tidak menolak kupanggil dengan sebutan sayang. Mungkin aku harus sudah bersiap-siap untuk menyatakan perasaanku.

"Mmm, soal pc. Gue bercanda kok Van. Lo bantu rakitin aja ya, komponennya gue yang tanggung semua kok" ujarnya

"Haha , iya iya Yon tenang aja. Gue juga gak kepikiran buat bayarin lo sepertiganya hahha" jawabku sambil terkekeh

"Tapi soal lo ketemu sama pak Andra, gue bisa usahain kok. Idola lo kan?? Gue bantu deh" lanjutnya

"Thankyou ya Yon" jawabku sambil tersenyum



2851545977726f96a15c45eab49de4031ba4f08f.jpeg



##### Yona's POV

Akhirnya bisa ketemu pini lagi setelah sekian lama. Kupeluk dirinya dengan erat karena memang kami sudah lama tidak bertemu. Dia terlihat sehat dan baik-baik saja. Meskipun aku tahu hubungannya dengan Alif cukup berbahaya. Dia cowo yang kasar dan suka main tangan, mengerikan sih menurutku. Hal ini sudah aku obrolin dengan pini, tapi tetap saja dia keras kepala. Mungkin sudah terlanjur cinta, ya kan??

"Pini, ini temen gue yang di Bistro Cafe kemarin. Lo tau kan??" ujarku mengenalkan

"Ah iya, gue juga enggak tau ternyata dia temen lo mah. Hai, gue Vienny" ujarnya memperkenalkan diri

Tentu saja respon Evan jadi merasa sok ganteng, iyuwwhh jangan sok ganteng deh lo Van.

"Iya, engaak taunya ternyata dia temen lo Yon. Udah lama di kantor pak Andra?? Beliau idola gue, semoga next time bisa ketemu" ujar Evan

"Iya kak, kurang siang datangnya. Biasanya sehabis makan siang beliau langsung keluar kantor untuk keliling ngecek proyek. Dan langsung pulang kerumah. Lumayan sih kak, magang baru sebulan" jawab Vienny

"Oh baru sebulan, kalau cakep gini juga barusan atau dari lahir??"



Whaaaaattt??!!! Nih cowo nggombalin temen gue?? Di depan gue lagi??!!



Pletaaakkkk!!!



"Aduuuuuhhh, Yoooon lo ngapain??" teriaknya kesakitan setelah aku jitak kepalanya

"Gombalan lo bikin gue eneg tau enggak!!"

"Haha udah mah jangan kasar-kasar. Iya kak, kalau cakep udah dari lahir sih. Udah ada yang punya juga" jawabnya sambil tersenyum

"Oh udah ada yang punya ya, kok temennya ini enggak diajak juga biar ada cowonya gitu" ujar Evan yang meledek ke arahku

"Ooh gitu ya mainnya sekarang awas lo!!" balasku sambil mencubit pinggangnya

"Loh, emang kalian enggak pacaran??"



Deg!!!



Pertanyaan Vienny membuat kami terdiam dan larut dalam perasaan masing-masing.

"Kayaknya sih bakalan enggak betah gue kalau jadi cowonya, KDRT nih KDRT!!" ujar Evan meledekku

"Huh, awas ya lo Van!!" jawabku sewot

Setelah mengenalkan Vienny kepada Evan, kami bertiga bergegas pergi menuju Cafe di daerah Sudirman. Aah, sudah lama aku tidak ke sana. Mampir sebentar ke theater mungkin seru kali ya??

Tiba-tiba seseorang datang menghampiri kami bertiga yang hendak berangkat. Enggak, aku enggak berharap kejadian ini terjadi. Dia, laki-laki yang menggoreskan luka dan menyemai kekecewaan di hatiku.



"Yon?? Akhirnya gue bisa lihat lo lagi"

Aku terdiam dan tidak bisa bergerak, perasaanku kembali hancur saat melihat sosoknya.

"Rehan??"



**To Be Continued**
 
Disclaimer


Halo pembaca cerita absurd ini!! Semoga selalu diberi kesehatan supaya bisa terus menanti kelanjutan cerita ini (hehehe)

Oiya, pada bab ini saya akan sedikit memberikan disclaimer terkait hal-hal yang ada pada bab cerita yang diupload sebelumnya, so letsgoooo!!



1. Judul 'Architect! I'm In Love' terinspirasi dari judul film (you know lah)

2. Cerita didasarkan pada kecintaan tokoh utama kepada dunia arsitektur, dan juga kehidupan asmara para pelaku dunia desain dan arsitektur

3. Tolong diperhatikan keterangan waktu yang muncul di bagian awal bab cerita, supaya para pembaca tidak kebingungan menentukan timeline jalan cerita

4. Pada bab 1 - Dia Milikku, kejadian terjadi sekitar 1 bulan lebih beberapa hari mereka jadian dan menegaskan bagaimana perasaan Yona kepada Evan

5. Pada bab 2 - Magang?, Seluruh kejadian terinspirasi dari pengalaman ane yang kedatangan anak magang member jeketi. Karakter Hadi terinspirasi dari pendiri perusahaan tempat Yona bekerja sekarang. Dan juga akun instagram yang disebut Yona memang beneran ada jikalau para pembaca iseng-iseng mencarinya.

6. Pada bab 3 - Ya atau Tidak?, merefleksikan kebimbangan hati Evan yang kedatangan memori indah masa lalunya. Dan sebenarnya sedikit memberikan easter egg tentang kebimbangan hati Yona juga terhadap karakter Neo yang terus mengejarnya sampai sekarang.

7. Pada bab 4 - How? Saya sudah meminta ijin kepada agan @nodacangcut untuk memakai karakter Rehan dalam ceritanya yang berjudul 'Yona Di Hadapanku (1st Majestic)' dan semua serinya. Timeline dalam cerita 'Architect! I'm In Love' adalah setelah kelulusan Yona dari Jeketi.

8. Apa yang terjadi pada cerita 'Architect! i'm In Love' antara karakter Rehan dan Yona bukan merupakan cerita lanjutan dari karya agan @nodacangcut yang berjudul 'Aftermoon (3rd Majestic)', sehingga jika terjadi perbedaan cerita (ketika karya 3rd Majestic dilanjutkan oleh empunya cerita) diharapkan para pembaca tidak kebingungan.

9. Jadi saya hanya mengambil karakter Rehan sebagai bagian masa lalu Yona yang sayangnya tidak berakhir dengan baik, tentu berbeda hal jika si pemilik karakter Rehan ingin melanjutkan ceritanya dengan Yona dan berakhir bahagia.

10. Jangan lupa bahagia hari ini! :)



285154777b988b6eb7c26139591eb181b9d64895.jpeg
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd