Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Bimabet
Part 32: LDR
(Bagian ke dua)


Pov: Bram kusuma
Pagi hari aku bangun pagi dan shalat shubuh di kamar dan melakukan kegiatan rotin olah raga baik itu renang atau olag raga yang lain untuk membuang rasa enggan dan menjaga kebugaran dan setelah itu minum kopi tubruk yang aku buat sendiri baca Koran pagi di pendopo dan setelahnya aku siap siap ke kantor tanpa menunggu sarapan baru jam 10 han aku keluar dari dalam kantor mencari sesuatu yang bisa saya makan biasaya makanan kecil untuk sekedar ganjal perut sebab jam 12 nanti aku baru makan di cafeteria kantor bersama seluruh karyawan Larasati Group itulah kegiatan aku selama ini kalau Tasya tidak ada di rumah ini

Waktu berjalan dengan pesat tidak terasa 2 bulan berlalu tanpa ketegangan, hubungan ku dengan mantan cucu aku Tasya semakin mesra dan semakin lengket sehinga banyak juga teman teman aku yang semaki banyak yang tahu walau aku tidak pernah memperkenalkan Tasya kepada mereka tapi memeng sebagian rekan rekan ku tau langsung dari aku, demikian juga para meneger dan karyawan Larasati Group sudah pada tahu tentang hubungan ku dengan mereka dan mereka menggagap Tasya bukan cucu kandungku sebab dalam akta kelahiran merupakan anak dari Margono dan Sulastri

Hubungan ku dengan anak ku Rini semenjak peristiwa penggrebekkan dirinya dengan Lionif dan Hartono menjadi semakin baik sebab Rini juga menginginkan aku bisa menjadi wali nya memeng seharusnya demilian karena Rini merupakan anak semata wayang aku dengan Niken dan hubungan anak ku Rini dengan Harono semakin mesra karena keluarga besan mau menerima Rini sebagai memantunya pengganti mamanya Ester

Pada saat seperti ini aku tidak mau terlalu mengganggu konsentrasi Tasya dalam menggahapi Ujian Nasional 2 bulan lagi masa seperti ini boleh di katakan masa kritis bagi seseorang karena dari sinilah awal seorang untuk menentukan masa depan kalaupun aku dan Tasya bertemu tidak semua waktu yang ada di habiskan oleh percintaan hanya ala kadarnya sebagai seorang berkeluarga sex tentu masih jalan tapi fekwensi sunggung sangat berkurang lebih censerung ke sekedar percintaan biasa ala remaja ciuman mencari hiburan di luar belanja di mol lihat flim atau kegiatan lain yang jau dari kata sex

Tapi kesibuakan ku semakin bertambah untuk ikut menangani kasus Hartono calon suami Rini anakku sendiri dan Leonif yang terjerat sebuah khasus yang rumit terlibat dalam jaringan internasional pencuci uang dari Negara tetangga dengan dana ratusan milyar USD, dengan ancaman 5 – 7 tahun kurungan jika terbukti

Kurang lebih sepuluh hari setelah Rini bercerai Rini datang ke tempat ku dan di antar oleh calon mertuanya sendiri dan minta supaya aku mau ikut campur dalam kasus yang menjerat anaknya Hartono dan meyakinkan pemeritah untuk dapat meringankan hukuman atau mambebaskan hukuman tersebut berapa pun biayanya

Bram melihat suatu peluang untuk membebaskan Hartono setelah aku ketemu dengan pengacara Hartono dan menceritakan kasus Hartono secara gamblang tinggal membuktikan uang Transfer dari bank dunia ke rekening Hartono senilai lebih dari 100 Milyar USD itu adalah memang uang MMC Group yang ada di luar negeri untuk di tarik ke Indonesia sebagai uang perusahaan MMC milik ayahnya

Bram tidak mengiyakan sebelum mendapat perseyujuan dariTasya sang kekasih pada malam itu juga Bram menghubungi Tasya melalui VC

“Assalamualaikum Canti” kata Bram setelah VC nya di buka oleh Tasya

“Wallaikumsalam sayang” jawab Tasya dengan manja. lanjutnya “Ada apa mas kok sekarang udah VC masing kurang ya semalam”

“Ngak jeng ada masalah yang harus mendapat persetujuam dari Jeng Tasya” kata Bram

“Masalah apa mas” tanya Tasya

“Ini masalah Rini mamamu” kata Bram

“Ada apa dengan mama Rini mas” kata Tasya

“Begini ceritanya dengarkan sampai mas selesai cerita sehingga jeng punya gambaran yang jelas mengemai kasus Rini mamamu” kata Bram diam sejenak sambil menghirup udara yang cukup banyak, lanjutnya” Tadi sekitas jam 5 sore mama mu Rini datang ke Solo diamtar oeh calon mertuamya sendiri dan beberapa pengawal ketika mas baru pulang dari Larasati Group”

Mamamu minta ke mas untuk mendampingi Hartono menjalankan pemeriksaan untuk kasus yang baru di jalaninya sebagai pendamping pengacaranya agar dapat menyakinkan para penyelidik kasus nya Hartono, sebab menurut papanya Hartono yang datang bersama mamamu Rini hampir semua penyelidik adalah mantan anak buah ku saat aku masih dinas di BIN dan Interpol

“Kasus yang sebenarnya ala sih mas kok kelihatannya gawat” kata Tasya

“Kasusnya memang cukup berat sih sampai ancaman penjara 5 – 10 tahun dan denda milyatan rupiah, kasus pencucian uang dari beberapa negara asia seperti Jepang, Hong kong, Singapura yang melibatlan ratusan milyar USD di transfer ke rekening Hartono dan tugas Hartono melegalkan uang uang tersebut untuk memdirikan proyek proyek bersekala raksasa di berbagai pelosok Indonesia dan ini tercium Interpol dan penyelidikan di tangani oleh Interpol seksi Indonesia”

‘Jadi begini Tasya, sebelum aku melangkah tidak tenang kalau aku belum dapat peersetujuan dari mu jeng sebagai istri aku harus tau dan mendukung supaya aku juga mantab untuk menjalankan misi ini dan aku tidak menghendaki bayaran sepeserpun dari kasus ini karena aku merasakan wajib melindung Rini dan keluargnya walau Rini dan Hartono masih belum jelas statesnya saat ini tapi aku melihat suatu keseriusan hubugan Rini dan Hartono untuk kedepannya dan inilah yang menjadikan motifasi untuk aku untuk membela dan menjaga semua keluargaku”

“Ia mas aku mendukung keinginan mas untuk menjaga semua keluarga ini sebab saat ini mas Bram seorang yang bisa menjaga mereka dan aku juga senang mas menjaga mereka tanpa pamrih apapun” kata Tasya

“Ia jeng jadi jeng Tasya setuju kalau aku membantu mereka walau mungkin aku akan bolak balik Jakarta, Solo dan Semarang mungkin juga sampai Tokio, Hongkong dan Singapura sekalipun” kata ku

“Mas pada dasarnya aku akan mendukung semua keputusan mas Bram dan hanya satu pesanku si Kopral tetap milik aku seorang buka untuk orang lain” kata Tasya sambil tersenym manis

“Ya cantik aku akan menjaga si kopral untuk mu seorang dan aku juga mau kamu juga menjaga memek kamu untuk aku seorang ya” kata ku

“Tentu mas aku akan selalu menjaganya dan akan selalu berdoa untuk mas Bram, jaga kesehatan dan ingat selalu sholat 5 waktu untu rasa bersyukur ke pada Allah” kata Tasya

“Amin”jawab mas ku, lanjutnya” sudah ya jeng lain kali di sambung lagi, selamat belajar dan teriring doa untuk Tasya seorang, Assalamualaikum”

“Anim,Wallaikumsalam” jawab Tasta mengakhiri VC saat ini.

Setelah aku mendapat persetujuan dari Tasya langsung menyanggupi untuk membantu kasus yang di hadapi oleh keluarga Hartono

Selama hampir 1 bulan bersama dengan pengacara handal dari pihak MMC dan Notaris nya dapat menyelssaikan dan membuktikan Tranfer tramsfer ke rekening Hartono itu dari perusahaan akan cabang dari MMC Group yang ada di luar negeri walau tidak mungkin mencantum kan nama MMC Group di sama akhirnya Hartono dan Leonif bebas tanpa sayarat dan sebagai rasa terima kasih MMC Group untuk Larasati Group sendiri dapat manfaat untuk memantap rencana pembuatan Holel bintang 5 dengan investor dari MMC dan kepemilikan 75 % milik Larasati dan 25 % milik MMC itu sangat menguntungkan buat masa depan Larasati Group

Pov: 3rd

Setelah selasai urusan dengan keluarga Hartono dan membawa manfaat juga buat Larasati Group ini memdapat invertor tanpa di duga duga dan tak terasa kurang ½ bulan mendatang Tasya menempuh ujian Nasional dan selama ini pembuatan café terus berjalan sesuai jadwal dan kini tinggal fenissing dan pamasangan fotniture untuk café dan semua perlengkapan akhir yang di rencanakan akan di resmikan setelah Tasya selesai Ujian Nasional

Saat ini Tasya baru menjalani ujian Negara selama 5 hari yang di lalui dengan rasa tenang dan percaya diri sebab selama Ujian Negara Tasya selalu di runggu oleh Bram yang selalu mendampingi Tasya dalam belajar dan antar jemput selama ujian dan juga pada bimbingan belajar yang Tasya ikuti dalam mempersiapkan diri untuk ujian hari berikutnya dan Bram selalu ada untuk Tasya

Dengan kehadiran Bram di sisi Tasya membuat Tasya lebih bersemangat lagi dalam menjalani hidup ini rasa tentram, damai dan nyaman yang dirasakan Tasya dan ini membawa dampak bagi Tasya yang baru menempuh Ujian Nasional rasa syukur yang dalam selama menjalani Ujian Nasional ini Tasya selalu berwajah ceria dan ini disebabkan seorang laki laki Bram yang masih kakeknya sendiri yang kini menjadi calon suaminya dan setelah ini Tasya akan meresmikan perkawinannya dengan Bram

Lima hari dalam Ujian Nasional ditempuhnya dengan penuh semangat dan Bram memang sengaja tidak menyentuhnya sama sekali takut Tasya kecapaian dalam melaksanaman Ujian Nasional tapi pada hari ke lima setelah Tasya selesai mereka bercinta habis habisan sampai 2 hari hubungan sex tanpa leleh dan sudah berapa puluh kali kontol Bram bersangkar di memek Tasya, entah berapa ratus kali Tasya mengalami Orgasme yang berkepanjangan hanya istirahat ketika melaksanaan kewajiban 5 waktu dan tidur tentunya sehabis bangun lanjut lagi bercinta tanpa leleh sampai Minggu siang mereka masih melakukan aktifitas bersetubuh dan mereka senang senang saja bahkan Tasya merasakan nyaman yang amat sangat walau badannya capai bukan main

Pada Minggu sore mereka berencana ke Solo dan Senin ini Tasya sudah akan mulai bekerja sebagai owner perusahaan Larasati Group

Minggu jam 12 siang setelah mereka melakukam shalat Luhur bersama Tasya masih menggunakan mukena yang dan tidak ada lapisan apa apa lagi demikinan juga Bram hanya memakai sarung dan kaus lengan pendek untuk melakukan sholat Luhur mereka

“Tasya ngak capai” kata Bram

“Capai sih mas, tapi hawanya kalau berdekatan dengan mas Bram selalu ingin ini” kata Tasya sambil merabain pemis Bram yang hanya terbungkus selembar kain sarung, lanjutnya “Padahal baru jam 11 san sang kopral masuk ke memek aku he he he”

“Ia nih mas juga merasakan hal yang sama dan herannya sang kopral juga ngak leleh lelehnya untuk bertemu dengan memek mu jeng” kata Bram

Ditariknya tubuh Tasya lebih dekat dan di ciumnya bibir Tasya hanya bisa menurut atas kemaunan Bram kekasih hatinga Tasya mengadahkan wajahnya samba mengeluarkan lidahnya dan Bram pun langsung melumat bibir Tasya yang merekah merah muda dan sangat menggairahkan sebagai laki laki setengah baya yang sunggung mencintai Tasya yang masih remaja dan penuh gairah dan mau tidak mau Bram pun harus menjaga stamina dengan menambah suplemen untuk menguwatkan otot tubuh dan menjaga kebugaran yang senantiasa di lakukan dengan teratur minilmal 2 jam olah raga untuk menjaga kebugaran tubuh di luar ngntotin Tasya.

Dengan begitu cekatan Bram melepas mukena yang di pakainya dan bibir nya langsung nyosor di putting Tasya yang tampak membesat hampur 2 kali jari kelingking dan buah dada Tasya pun sudah tambah besar karena hampir tiap hari selama 4 bulan terakhir ini selalu menjadi mainan tangan Bram yang paling suka membelai, meremasnya pelan buah dada Tasya bagi Tasya sendiri juga paling suka kalau di remas remas buah dadanya dan di kenyot kenyot putingnya baik kiri dan kanan

Diarea buah dada Tasya sudah banyak tanda merah merah di hampir semua bagian buah dadanya dan juga pada leher trutama pada bagian bawah telingan baik kiri maupun kanan sebab Tasya bisa merasakan kenikmatan dan rasa geli bila baru di cupangin di bagian itu.

Cupangan dari mulut Bram juga terdapat di selakangan kiri dan kanannya sebelum mencium memek Tasya Bram selalu memciumi paha bagian dalan yang dekat dengan memeknya dan Tasya juga paling suka di ciumi bagian itu bisa bisa Tasya bergelegotan menahan geli yang amat sangat

Kenakalan Tasya sendiri dalam mengeksplotasi tubuh Bram juga ngak kalah selain memberi tanda di sekitar leher dan Bram pun paling suka kalau di daerah leher di cupangin dan bagian perut di sekitar pusar nya sambil merabai buah peler Bram dengan tangan tangan halus Tasya selalu mendapat belaian disamping sedotan oleh mulut Tasya yang selalu siap memberi kepuasan terhadap kekasih hatinya.

Tidak berlangsung lama ciumam mereka diatas sajadah yang baru mereka pakai untuk sholat dan segera tubuh Tasya di angkatnya di bawa ke tempat tidur yang masih acak acakan habis untuk area pertempuran sebelummya

Dibarngkan Tasya di tempat tidur sudah dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benag pun menutupi tubuh moleknya demikina juga denga tubuh Bram juga sudah dalam keadaan telanjang sebentar mereka melakukan pemanasan saling membasahi alat kelamin masih masing denga n ludah mereka

Setelah terasa basah maka langsung Bram memutar tubuhnya kini berhadapan hadapan dan kontol besarnya sudah di depan selakangan Tasya yang sudah membuka lebar lebar dan di dorongnya kontol Bram masuk ke memek Tasya yang sudah basah karena dan bleeessss dengan sekali dorong

“Aahhhhhh mmaaaasssss” teriak Tasya menggema di ruangan itu

Bram pun mengatur posisi yang enak untuk sebelum menggoyang pinggulnya maju mundur, di tempelkan perut nya di atas perut Tasya dan tangan nya ada di bawah pinggag Tasya untuk menguranga berat badan yang menekan di tubuh Tasya.

Tasyapun sedikit menggeser tubuhnya dan memposisikan selakangannya tepat mengapit tubuh Bram di bagian bawah dan mengakitkan kaki kaki ke atas pinggul Bram dan setelah terasa enak Tasya mulai mencium bibir Bram sebagai tanda kesiapan tubuh nya menerima goyangan pinggul Bram

Dipandangannya wajah ayu Tasya yang tersenyum penuh gairah dan itu membuat Bram gemes dan segera menciumi leher Tasya dengan ganas sambil menggoyangkan kontolmya keluar masuk ke memek Tasya dan tangan yang satunya lagi mengusap usap buah dada dan meremasnya dengan lembut

Tangan Tasya yang bebes di atas tubuh Bram segera merabai pantat Bram dan merasakan gerakan pinggl Bram sambil meremas remas bongkahan pantat Bram dan erangan dari mulut Tasya membuat Bram tambah semangat dlam menjalankan tugas seakan Tasya memberi semangat ke Bram supaya tetap semangat

“Maaassss iinniii ennaakkk sekklaaliii” kata tasa di selah erangan aahhh … aahhhh ….aahhhh … seirama denga tekanan pada pinggul Bram yang bergoyang berirama

“Maaassss….AAhhhhh….aaahhh… mmasss” kepala Tasya ikut bergoyang dan pantat Tasya pun mulai bergoyang seirama tekanan kontol Bram di daam memek Tasya

Tiga puluh menit berlalu Tasya masih merasakan akibat tekanan yang berulang ulang di dalam memeknya dan semakin lama semakin cepat

“Leeebbiihhh cceeeppaatttt mmaaassss” kata Tasya memberi semangat kepada Bram

Akhir dari pertempuran ini pun terjadi pada menit ke 38 Tasya memberi tekanan ke atas dan dan sebaliknya Bram memberi tekanan pada kontol nya ke bawah sehingga persatuan antara kontol dan vagina Tasya dan Bram sunggung menyatu sempurna dan pada detik berikutnya tubuh mereka sama sama diam tak bergerak hanya kaki dan pinggul mereka tampak kejang kejang sempurna dan setelah itu Bram mengambil nafas yang dalam sambil melepas ciumannya di bibir Tasya dan bergukir ke samping kirinya dan Tasya ikut memiringkan tubuh nya sehingga posisi mereka tetap berhadapan walau kedua kelamin mereka sudah terpisah detelah orga yang berkepanjang

Lemas dan sangat leletubuh mereka tergeletak sempurna di tempat tidur

“Makasih ya jeng”ucap Bram ambil menciumi kening Tasya tiga kali dan Tasya menerima kecupan di kening dengan memejamkan dan Tasya meresapi momoen seperti ini dengan senyuman di bibirnya

----skip----

Pov: Tasya Anggraeni

Setelah pertarunga aku dan mas Bram siang itu aku langsung tertidur kecapaian dan selelah 2 jam aku tertidur di samping mas Bram dan masih dalam keadan telanjang bulat berdua dan kami sampat mandi besar bersama dan sehabisnya melakukan shalat ashar bersama

Karena sesuai rencana aku dan mas Bram sore ini akan langsung kembali Solo dan aku akan menjalankan tugas aku sebagai owner Larasati Group dan aku mulai ngepak beberapa pakaian yang akan aku bawa ke solo tidak banya hanya be berapa selel pakaian sebab pakaian dinas untuk kerja semuanya di tinggal di Solo

Setelah melakukan sholat magrib aku dan mas Bram berangjat ke solo dengan mobil mas Bram sedangkan mobil aku sendiri udah di bawa oleh sopir Larasati Group ke solo semenjak Ujian Nasional berlangsung

“Santai aja mas ngak usah ngebut” kataku ke mas Bram begitu meninggalkan aparteman ku yang penuh kenangan

“Iya jeng santai aja ya dekat ini, nanti makan malam di rest area aja ya jeng sebelum masuk ungaran” kata mas Bram dan aku hanya menganggukkan kepalaku saja tanda setuju

Sekitar jam 10 han kami berdua baru sampai ke rumah Joglo peninggalan eyang putri Niken yang kini menjadi tempat tingga aku dan mas Bram dan setelah sampai aku langsung tidur di kamar mas Bram tanpa melaukan aktifitas sex lagi dan di kamar mas Bram kepalaku bersandar di dada mas Bram yang alih fungsi manjadi bantal untuk kepalaku Tubuh ku di pekuknya dan rasa damai menyelimuti rasa kami berdua.

Pagi harinya aku bangun dengan badan segar walau masih terasa sedikit kelelahhan terutama memek aku terasa njarem habis 2 hari 2 malam di hajar kontol mas Bram terus memerus seperti biasanya mas Bram mulai aktifitas pagi dengan olah raga ringan lari lari kecil dan di sekirar rumah dan aku mulai beraktifitas sebagai ibu rumah tangga menyiapkan pakaian mas Bram yang mau di pakai nanti menyiapkan sarapan utuk kami berdua

Jam 7.30 pagi aku dan mas Bram sudah berada di mobil kembali menuju kantor Larasati Group

“Mas masih njarem nih memek aku” kataku di samping mas Bram mengemudikan mobilnya

“Kontol aku kok ngak njarem ya jeng” kata mas Bram ambil tersenym

“Ya ya lah kontol mas Bram gondal gandul di luar mana bisa njarem kalau memek aku tetaknya di dalam kan ya pastilah” terangaku ke mas Bram

“Tapi sepadan kan denga kepuasan yang di dapat” kata mas Bram sambil tangan kirinya membelai rambutku dengan penuh kasih sayang

“Ya ya lah kalau di nilai dari tingkat kepuasan memang puas banget mas” kata ku

Obrolan di lanjutkan ke masalah ngak penting lainnya dan hanya senyuman kecil ketika mas Bram mengeluarkan cerita lucu dan setengah jam kemudian aku dan mas Bram sudah sampai di parkiran Larasati Group dan aku melihat banyak karyawan yang sudah datang tapi masih bergerombol di halaman mereka tidak masuk halaman dan sepanduk besar terbentang di pintu masuk utama “SEMAMAT DATANG MBAK TASYA ANGGRAENI SEBAGAI OWNER” dan selamat berkerja kami selalu ada untuk Larasati Group (serikat pekerja)

Sungguh aku terharu atas penyambutan para karyawan Larasati Group ini dan aku berjanji untuk membuat mereka sejahtera dengan program program yang akan aku jalankan.

Aku turun dari mobil mas Bram di sambut mas Bagas Surya Mustika sebagai ketua serikat pekarja dengan bersalaman dan di lankutkan dengan semua karyawan dari berbagai bagian dan setelahnya aku dan mas Bram masuk ke dalam ruangan kerjaku dan sebentar kemudian masuk sekretarisku mbak Nurmala dan aku berpesan nanti sehabis makan siang para manager kumpul di ruang pertemuan dan ingin tau sampai mana proram yang sudah tersusun dapat di laksanalan dan buat surat undangan resminya.

Bersambung dulu ya ....

Dinanti Part 33 mendatang
 
Terakhir diubah:
Part 33: Keluarga Kartaatmaja
Bagian pertama


Pov Rini Kusumawardhani

Seminggu setelah putusan hakim tentang perceraian ku dengan Jhon Wirasakti, aku mendapat WA dari Mas Hartono

“Hallo dik Rini Apa kabar” WA dari mas Hartono​

Lama sekitar 30 menitan baru terbuka dan aku langsung membalasnya

“Baik mas, kangen” WA balasanku

“Sama dik, aku juga amat sangat kangen, tapi aku tidak bisa ke Semarang karena posisisku saat ini sebagai tahanan kota sehingga tidak bisa keluar dari Jakarta, bagaimana dengan perceraianmu berhasil kah” balas WA mas Hartono
“Sudah 1 minggu ini putusan hakim yang mengabulkan gugatan cerai dari aku” balaan WA ku

“Dik, tak kirim tiket ya, dik Rini yang ke Jakarta, aku kangen berat nih” balasan WA mas Hartono
“Boleh mas, kapan dan beberapa hari” balasan WA ku

“Kalau besok pagi gimana dan di Jakartanya 1 minggu lah ngak papa, papi dan mami ingin bertemu dengan mu juga ingin berkenalan dengan calon menantunya gitu” balasan WA dari mas Hartono
“Mas kok satu minggu sih, kan aku malu kalau lama lama ngapel ke mas Hartono” kata ku

“Ya udah terserah dik Rini aja sampai kapan mau di Jakarta nya yang penting dik Rini sampai di Jakarta dulu ok, banyak juga yang harus aku ceritakan ke dik Rini tentang kasus aku ini” batasan WA dari mas Hartono
“Ya udah mas aku nanti ya tiketnya” jawab WA ku

“Difotoin KTP nya untuk pesan tiket” kata mas Hartono
“Ya sebentar” jawabku sambil menutup WAnya

Tidak beberapa lama aku mendapat kiriman Tiket kelas Bisnis dari Semarang ke Jakarta untuk penerbangan besok pagi take off jam 8.00 pagi dan siang itu juga aku ngabari ayah Bram dan Tasya juga Dion dan mereka semua mendukung aku berangkat ke Jakarta dengan alasan mas Tono masih dalam posisi tahanan kota

Jam 6.30 pagi aku sudah berada di dalam taksi on line yang membawaku di Bandara Internasional Achmat Yani langsung brourding dan tepat jam 7.00 dan pesawat tinggal landas tepat jam 8.00 menuju Bandata Sukarno Hatta.

Tepat jam 9.30 pesawat yang aku tumpaug sudah mendarat di bandara Sutta di pintu kadatangan sudah menanti mas Hartono dan di kawal dengan 2 orang bodygruart

“Dik Rini Apa kabar” kata mas Hartono setelah melihat aku keluar dari pintu ke datangannya

“Ehh… baik mas” kataku sambil menerima jabatan tangan dan menarik tubuhku dan memberi ciuman di keningku

Dan aku dan mas Hartono menghampiri sebuah mobil Marsedes bent keluaran terbaru dan mas Tono membukaan pintu belakang sebelah kiri dan mempersilahkan aku masu kedalam mobil tesebut dan mas Tono berjalan memutar kearah pintu sebelah kanan yang sudah di bukaan oleh supir dan mas Tono duduk di samping kanan ku baru supir menempatan diri di belakang kemudi dan salah satu bodyguard mas Tono duduk di depan sebelah supir dan yang satu lagi mesuk ke mobil samping sebagai mobil pengawal mobil mas Tono

Setelah mobil berjalan

“Dik kabarnya baik baik saja to?” tanya mas Tono

“Baik baik saja kok” jawabku

“Bagaimam kabar Om Bram dan anak anak mu dik” tanya mas Tono

“Semua sehat sehat mas, ayah sudah kembali ke Solo untuk menjalankan perusahaan peninggalan Bunda Niken, sedang Tasya dan Dion sudah sibuk dengan sekolahannya “ kata ku

“Eh … Siapa anak laki laki mu Dik, kelas berapa sekarang” kata mas Tono

“Dion mas, sekarang kelaa VIII di SMP di Semarang” kata ku

“Aku sungguh terkesan melihat penampilan putramu itu kayaknya tegas dan penuh wibawa seperti kakeknya Bram” kata mas Tono dan aku hanya tersenyum mendengar komentar masTono terhadap Dion, lanjutnya “Dan yang perempuan muda di samping Om Bram itu kan anak gadis mu kan”

“Benar mas Tasya namanya tapi sekarang bukan lagi menjadi anak ku lagi, sebab dia akan menjadi ibu tiriku dan akan melangsungkan pernikahan selepas lulus SMA nya bersama ayah Bram” kata ku

“Lho kok bisa” kata Mas Tono

“Ya mas nanti pasti saya cerita semua ke mas Tono, saya malu kalau cerita disini di dengar oleh pengawalmu mas” kata ku, lanjutnya “Nanti deh pasti aku cerita tentang keluargaku ke mas Tono”

“Ya, aku mengerti, dik Rini udah makan belum” kata mas Tono

“Belum mas, kan tadi berangkat masih jam 6.00 pagi” kata ku

“Yon” panggil mas Tono ke supirnya

“Siap boss” Jawab supirnya

“Cari makan dulu di daerah mangga dua juga boleh” kata mas Tono

“Siap boss” jawab supir

“Nanti setelah makan, kita akan lihat koleksi pakaian jadi di pasar mangga dua pusat pakaian jadi yang berupa Grosir nanti bisa milih pakaian yang bisa di pilih untuk Kusuma butik” kata masTono

“Terima kasih mas, telah memberikan modal untuk kelangsungan Kusuma Butik dan sekarang dan seterusnya akan bertambah besar karena modal dari mas Tono” kataku

Mobil berhenti di rumah makan siap saji di daerah mangga dua dan aku dan mas Tono turun dan masuk ke rumah makan tersebut di sambit oleh beberapa pelajan yang sudah menanti kedatangan ku dan mas Tono di bawa di sebuah ruang tertutup yang merupakan privat room dan mas Tono merarik sebuah korsi dan mempersilahkan duduk

“Makasih mas, kok romantis banget sih” kataku

“Biasa aja dik” kata mas Ton sambil menarik korsi di samping aku dan duduk di situ tak lama kemudian seorang waiter masuk ruangan dan mengucapkan salam

“Selamat siang ibu dan Bapak, saya Ami siap melayani bapak dan ibu” kata Waiter yang bernama Ami sambil menyodorkan menu yang dia bawa

“Selamat siang Ami” kataku

Sebentar kami memeriksa menu yang tertera di daftar menu dam memesan beberpa makanan yang aku rasa pas untuk makan pagi walau sudah jam 10 han lebih, sambil menunggu pesanan mas Tono meraih tangan ku dan menciumnya biku biku tanganku sambil mengucap

“Aku kangem banget nih dik” kata mas Tono

“Aku juga mas” jawabku sambil tersenyum manis dan mas Tono menarik kepalaku sambil memberi ciuman di keningku dan aku membalasnya dengan mencium bibir mas Tono yah terasa sangat dekat di bibirku dan ciuman bibir kamu berlanjut mula mula hanya kecupan di bibir saja lama lama menjadi pugutan dan ciuman kami terlepas setelah mendengar ketukan di pintu sambil mengucap permisi, ciuman kami terlepas dengan sendirinya dan aku segera membertulkan letak pakainanku yang sedikit amboradul

“Masuk” kata mas Tono setelah melihat pakainanku sudah rapi

Dua orang waiters masuk dan menyiapkan makanan yang kami pesan di meja depan kami dan setelah selesai

“Silahkan ibu bapak, selamat menilmati” kata waiter tesebut aku dan mas Tono hanya merespon dengan senyum dan anggukan kepala

Setelah waiter meninggakan kami dan menutup pintu kembali dan kami pun dengan cepat memakan makanan yang kami pesan dengan samtai dan penuh canda selama makan diselinggi dengan kemesraan

Setelah selesai makan kami berdua meninggalkan rumah makan menuju grosir pakaian jadi di mall mangga dua dan aku sempat memeilih baju beberapa kodi dan aku minta di kirim ke Kusuma Butik di kotaku untuk menambah koleksi pakaian pakaina di Kusuma Butik.

Dari situ aku dan mas Tono langsung menuju ke perumahan elite di daerah Pluit dan dimana rumah mewah keluarga Kongkomerat Karta Atmaja sebuah rumah berasitek gaya imperium Romawi dengan segala kebesarannya, kedatanganku di sambut oleh ibu mas Tono seorang wanita setengah baya yang anggun dan cantik yang usianya kira kira sama dengan usia bunda Nien kalau beliau masih hidup

“Saya Rini Kusumawardhani, tante” kataku sambil menyalami tangan beliau sambil mencium tangannya

“Ya ya Tono sudah banyak cerita tentang dirimu kok nak, mari masuk anggap rumah sendiri” kata ibu mas Tono, lanjutnya “Jangan panggil tante ya mami aja biar sama dengan Tono, memenggil aku”

“Baik tan …. ehhh …. mami” kataku agak gugup, pastilah gugup pertama kali bertemu dengan calon mertua ngak PD banget

Dari dalam rumah keluar seorang lelaki setengah baya menghampiri kami masih tampak gagah dengan rambut sudah setengah memutih tapi tampak berwibawa dan garis wajahnya tanpak tegas

“Pap ini lho nak Rini yang kemarin di ceritakan oleh Tono” kata mami

“Saya Rini Kusumawardhani, om” kataku sambil menjabat tangan beliau dan mencium biku biku tangannya

“Cantik juga pilihan Tono ya mam” kata ayah mas Tono, lanjutnya “Jangan panggil om ah panggil papi aja ya”

“Baik papi” jawabku

“Bagaimana kabar ayahmu Bram Kusuma” kata papi

“Baik om ehh papi, sekarang beliau berada di Solo mengelola usaha yang dirintis oleh bunda dan bunda sekarang sudah wafat dan usahanya di lanjutkan oleh ayah Bram” kataku

“Ya ya aku dengan Bram udah pensiun ya” kata papi

“Udah papi udah 5 tahun terakhir ini setelah bunda sakit sakitan dan akhirnya meninggal dunia” kataku, lanjutnya “Kok papi kenal dengan ayah”

“Kenal lah beberapa kali sempat bertemu tapi entah ayahmu mengenal aku atau tidak sebab kalau ketemu hanya bersimpangan jalan aja hanya saling menyapa” kata papi

“Ayah juga pernah cerita, pernah ketemu dengan papi, setelah mas Tono memperkenalkan dirinya putra dari papi” kataku

“Oh gitu ya, nanti kalau pulang sampaikan salam ku ya” kata papi

Sememtara dari dalam keluar seorang baby sister menggendong seorang anak kecil berusia 3 – 4 tahun langsung berlari ke arah mas Tono dan minta dipangku dengan mas Tono

“Ini pasti Ester” kataku sambil aku ulurlan ke dua tanganku ke anak perempuan mas Tono

Ester memandang aku dengan wajah bingung

“Eh ….salim dulu sama bunda Rini” kata mas Tono

Aku dengan sedikit memaksa menarik tubuh Ester dalam gendonganku dan dengan takut takut akhirnya Ester mau aku gendong dan aku mencium pipi nya dengan tulus dan ke dua tangan tangannya berada di pundaku

Semua yang ada di dalam ruangan itu terheran heran melihat sikap Ester yang begitu mudah jatuh dalam pelukanku padahal biasanya dan dapat dipastkan kalau bertemu dengan orang yang baru di temuinya mendekatpun takut apalagi di gendong walaupun itu saudara yang baru datang

“Kamu ikut siapa sayang” kata mami

“Estel ikut bunda nek” kata Ester masih celat

“Bunda siapa coba” kata mami lagi

“Bunda Estel nek” kata Ester sambil tersenyum sambil mencum pipiku

Aku menjadi gemes sekali ke Ester ini aku cubit pipinya

“Ester sayang bunda tidak” kata ku

“Ya Bunda Estel sayang bunda Lini” kata Ester sambil tertawa lucu

Mas Tono tidak kalah herannya melihat ke akrapan kami berdua

“Bunda juga sayang Ester kok” kataku sambil mencium kembali pipinya

Kecerian keluarga ini menjadi lebih terasa dan celotehan Ester anak mas Tono membuat kami tertawa karena bahasanya yang cedal sehingga terasa lucu di telingga aku merasa kalau aku telah menjadi bagian dengan keluarga ini dengan begitu open dalam pertemuan kami dan begitu welcome sekali ke aku dan keputusanku menjadi bulat dan lebih percaya diri

Sampai suatu saat mami

“Ton, nak Rini mungkin capai diajak istirahat dulu di kamar mamanya Ester yang tadi aku udah suruan untuk membersikannya” kata mami, lanjutnya “Nak Rini kalau mau istirahat di kamar mamanya Ester, silahkan”

“Aku ikut bunda Lini ya nek, mau tidul sama bunda” kata Ester

“Ya udah, ngak mau tidur sama nenek ya” kata mami

“He he he masih kangen sama bunda” katanya

“Ya udah sini ikut bunda” kataku sambil berdiri dan menggendong si mungil Ester yang menjadi primadona dalam rumah ini.

Mas Tono juga berdiri dan menggandeng aku dan menunjukkan kamar mantan istri mas Tono yang berada di lantai dua

Bersambung ….
bagian dua .....
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd