Jasminevero
Pertapa Semprot
- Daftar
- 30 May 2020
- Post
- 4.621
- Like diterima
- 21.562
Mantap double updetnya hu..mksih..
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG Tono dan para wanitanya... Arc 2 : Intan
- Thread starter haze1998
- Start date
chandrabellaputri
Semprot Addict
- Daftar
- 9 Sep 2017
- Post
- 436
- Like diterima
- 236
Keren updatenya..
Makasih gan
Makasih gan
haze1998
Senpai Semprot
- Daftar
- 12 Jun 2018
- Post
- 984
- Like diterima
- 4.979
Sama sama suhu, thanks buat supportnya
haze1998
Senpai Semprot
- Daftar
- 12 Jun 2018
- Post
- 984
- Like diterima
- 4.979
Welcome suhu
haze1998
Senpai Semprot
- Daftar
- 12 Jun 2018
- Post
- 984
- Like diterima
- 4.979
Thanks suhu.Semoga diberi kelancaran di RL Ya Hu makasih sajian nya
titi_malaki
Senpai Semprot
- Daftar
- 21 Feb 2019
- Post
- 795
- Like diterima
- 350
mantap.............
haze1998
Senpai Semprot
- Daftar
- 12 Jun 2018
- Post
- 984
- Like diterima
- 4.979
The EX 02 - Chapter 07 C
Timeline : 2009 Juli
Flashback ke masa dimana Intan masih PKL.
--POV Intan--
Hari ke 5
Semalam aku memulai skandalku dengan pak Darno. Ya memang mungkin karena aku sudah lama tidak dipuaskan. Tapi aku tak menyangka kalau pak Darno yang telah berusia 50an ini begitu tahan lama dan sangat kuat dalam berhubungan badan. Dan juga kuantitas spermanya bisa membuat kondom bocor seperti semalam. Memang kondom yang aku bawa kemarin ukuran small dan tipis karena aku tak mengira kalau penis pak Darno sebesar itu.
Karena kejadian semalam, pagi ini rasanya aku jadi canggung saat bertemu pak Darno. Jam 4 pagi aku sudah bangun dan keluar dari kamar untuk mandi. Di area dapur sudah ada pak Darno yang duduk di kursi menemani bu Marni yang sedang memasak.
Bu Marni : “eh si mbak Intan sudah bangun pagi-pagi. Semalam pulangnya malam banget mbak? Saya sudah tidur duluan semalam.”
Intan : “eh iya bu semalam saya minta si bapak buat antar saya ke minimarket buat beli cemilan. Hehe. ini saya juga belikan buat ibu.”
Bu Marni : “wah terimakasih ya mbak. Jadi repot-repot gini.”
Intan : “enggak kok bu ini juga mau saya bawa ke klinik sebagian buat cemilan disana. Saya yang harusnya terimakasih sudah dibikinin bekal setiap hari.”
Bu Marni : “ya kan namanya juga mbak tamu saya. Ya harus saya jamu kan.”
Intan : “hehe makasih ya bu. Ini saya permisi mau mandi dulu ya.”
Bu Marni : “iya mbak. Eh pak timbain air nya sana pak.”
Pak Darno : “eh iya bu ne. Yuk mbak saya timbakan.”
Akhirnya pak Darno menimba air untuk mengisi bak mandi. Tapi terkadang tangan pak Darno nakal meraba-raba pantatku.
Intan : “eh pak. Jangan nakal ih tangannya. Ada bu Marni lagi masak lho. Nanti ketauan.” ucap ku pelan.
Pak Darno : “hehe iya deh mbak. Masih pengen lagi nih saya.”
Intan : “ketagihan ini si bapak. Sudah deh pak. Ada bu Marni tuh. Saya mandi dulu ya. Awas jangan ngintip.”
Pak Darno : “iya deh mbak Intan.”
Akhirnya aku mandi pagi ini dan entah kenapa rasanya tetap seperti ada yang mengintipku. Tapi siapa dan dimana aku tidak tahu. Karena kamar mandi ini juga tidak tertutup sempurna. Hanya bilik bambu dan pintunya juga tertutup lembarang seng sederhana yang sudah berkarat.
Setelah mandi aku bersiap-siap untuk berangkat ke klinik seperti biasa diantar oleh pak Darno. Jam 5 pagi berangkat dari rumah pak Darno. Setelah agak jauh dari rumah karena dingin aku memeluk pak Darno. Tapi entah kenapa rasanya aku melewati jalan yang berbeda dari biasanya.
Intan : “pak, kita lewat mana ya? Kok gak seperti biasanya di tepi sawah?”
Pak Darno : “iya mbak kita lewat jalan lain. Hehe”
Jalanan yang aku lewati kali ini ke arah hutan dan sedikit menanjak. Sangat jarang sepertinya orang lewat sini. Hanya ada 1-2 orang saja yang kutemui dan mereka seperti membawa ranting kayu.
Intan : “pak kita kemana ini?”
Pak Darno : “kita mampir sebentar aja mbak.”
Intan : “kemana pak?” tetapi pak Darno tidak menjawab. Aku mulai curiga sekarang jangan-jangan pak Darno mengajakku berhubungan seperti semalam.
Akhirnya sampailah kita di sebuah gubuk di tengah hutan di pinggir sungai.
Pak Darno : “maaf ya mbak Intan. Tapi saya pengen lagi seperti semalam. Kita mampir sebentar yuk kesitu. Gubuknya kosong kok mbak. Hehe” aku pun turun dari motor nya dan pak Darno juga memarkirkan motornya.
Intan : “ah si bapak nih keterusan. Tapi saya gak ada kondom lagi lho pak. Lagian beneran pak aman disini? Sudah pagi loh nanti ada yang liat.”
Pak Darno : “sebentar aja yuk mbak.”
Intan : “eh pak...” pak Darno menggandeng tangan ku dan menarikku kedalam gubuk ini.
Intan : “eh ini gubuk apa pak? Kok banyak botol miras disini?” aku melihat banyak botol-botol miras berserakan disini dan bentuknya seperti gubuk semalam ada dipan bambunya. Tapi gubuk ini lebih kotor dan tidak terurus.
Pak Darno : “cuma gubuk kosong kok mbak Intan, biasanya anak-anak muda pada nongkrong disini kalau malam sambil mabuk.” sambil mengunci pintu dengan slot kayu.
Intan : “ih si bapak nih ketagihan.” pak Darno memelukku dari belakang dan mulai meraba payudaraku.
Pak Darno : “yah gimana gak ketagihan mbak. Mbak nya secantik ini. Apalagi ini susunya gede banget.”
Intan : “punya bu Marni kan juga gede pak.” rabaannya lama-lama berubah menjadi remasan.
Pak Darno : “ya kan beda mbak. Punya mbak Intan kan masih kencang. Hehe”
Intan : “ya sudah deh pak lepasin dulu, saya lepas baju dulu ya biar gak kotor.” akhirnya pak Darno melepaskan ku. Aku menaruh tasku di atas dipan dan mengambil pil pencegah kehamilan, aku langsung menenggak 1 pil untuk jaga-jaga saja. Sebenarnya semalam aku sudah minum 1, cuma untuk proteksi saja aku meminumnya lagi. Setelah itu aku mulai melepas pakaianku agar tidak kotor. Mulai dari jilbab yang kukenakan, lalu baju dan celana seragamku. Saat aku ingin melepaskan bra ku, pak Darno kembali memelukku. Nampaknya beliau sudah tidak sabar lagi. Beliau juga sudah telanjang bulat tidak mengenakan sehelai pakaian pun.
Intan : “ah… sebentar dong pak.” pak Darno yang sudah bernafsu mulai menciumi tengkuk ku dan meremas-remas payudaraku.
Pak Darno : “mmmhhh...kamu harum sekali sih mbak Intan. Kalau pagi gini kelihatan banget mulusnya.”
Intan : “ih si bapak. Ini kita yakin nih gak ada yang liat nanti.”
Pak Darno : “gak ada mbak. Aman kok disini.”
Pak Darno langsung mendorongku ke arah dipan, membuat ku jadi harus bertumpu agar tidak jatuh. Pak Darno yang sudah sangat bernafsu langsung menarik CD ku ke bawah sampai lepas dan segera menggesek-gesekkan penisnya di labia mayoraku. Tak lupa beliau juga melepas bra ku.
Pak Darno : “wah mbak Intan gampang banget becek ya. Hehe”
Intan : “Ih si bapak nih… mainin terus… aach...” pak Darno menghujamkan penisnya dengan 1 sentakan yang membuatku terpekik.
Intan : “ooohh… pak… pelan pelan… ooohhs… aaachh… jangan keluar didalam yah pak...”
Pak Darno : “iya mbak Intan sayang… ohs...” pak Darno dengan semangat menggenjotku dari belakang. Tangannya pun tak berhenti meremas-remas payudaraku.
Tak sampai 2 menit, aku orgasme duluan dan setelah itu berkali-kali aku meraih puncak kenikmatan. Akhirnya kaki ku serasa tak kuat lagi berdiri menopang tubuhku.
Intan : “aah...nngghh..pak...nggghh...saya gak kuat...ooouuhhhs… pak...” kaki ku pun bergetar seiring keluarnya cairan kewanitaanku. Pak Darno membalikkan tubuhku dan merebahkan ku ke atas dipan bambu lalu kaki ku yang tadi terjuntai diangkat ke pundaknya kemudian kembali menghujamkan penisnya kedalam vaginaku.
Pak Darno : “hehe si mbak nya sudah gak tahan ya. Enak ya mbak. Hehe. cepet banget mbaknya ngencrit.”
Intan : “ah...si bapak ihs...ooushhh...aashh….aaahh...ENNGGGHHHHH…AAAHHHHH”
Tangan pak Darno memegang pinggangku seperti menarik tubuhku agar beliau bisa menusuk lebih dalam. Kembali aku rasakan sensasi seperti semalam. Seperti bibir cervix ku di pukul-pukul. Tubuhku yang sudah basah oleh keringat terguncang-guncang hebat. Sudah tak ku pedulikan punggungku lecet karena bergesekan langsung dengan dipan yang tak ada alasnya ini. Aku hanya bisa merem melek keenakan saat ini.
Sekitar 30 menit kemudian pak Darno semakin menekan tubuhku. Bahkan lututku sudah menyentuh payudaraku. Aku curiga dia akan mengeluarkannya didalam.
Intan : “aachh...pak...keluarin...diluar pak….aaaachh...ooochh...” aku pun mencoba mendorong tubuh pak Darno. Tapi itu semua sia sia. Dengan 1 sentakan terakhir, pak Darno ejakulasi didalam.
Intan : “pak...aachh cabut pak...aaachhss...cabut pak...” rasanya berliter-liter cairan hangat mengalir kedalam rahimku karena pak Darno menembakkannya tepat di lubang cervixku.
Cukup lama rasanya pak Darno menahan posisinya mengunci tubuhku sampai akhirnya dia mencabut penisnya yang nampak berkilat karena cairan spermanya. Dari dalam vaginaku juga mengalir deras keluar karena tak mampu menampung semuanya. Aku pun terkapar kelelahan sekarang.
Intan : “ih si bapak nih disuruh keluarin diluar malah didalam. Nanti kalau jadi gimana?”
Pak Darno : “hehe maaf mbak. Keenakan saya tadi jadi lupa kontrol. Maaf ya mbak.”
Intan : “hufff… kalau bapak gini lagi, saya gak mau lho. Nih lho banyak banget spermamu pak.” aku mengeluarkan tissue basah dari dalam tas ku untuk membersihkan vaginaku.
Pak Darno : “iya mbak maaf ya.” pak Darno merajuk meminta maaf kepadaku. Karena aku juga tak enak dengannya dan sudah menumpang dirumahnya akhirnya aku maafkan.
Intan : “iya sudah deh pak saya maafin. Tapi lain kali jangan kebablasan lagi ya pak. Sama nanti saya bawain kondom lagi dari klinik yang agak besaran. Saya takut pak kalau gak main aman bisa hamil nanti. Apalagi bapak kan terkenal anaknya banyak. Pasti spermanya kuat-kuat.”
Pak Darno : “iya maaf ya mbak.”
Karena badan ku keringatan aku ingin membilas badan ku. Setidaknya agar tak terlalu kelihatan kalau habis berkeringat.
Intan : “oh iya pak, aku mau bilas dulu gimana ya pak? Aman gak pak di sungai situ sebentar?”
Pak Darno : “oh aman kok mbak. Ada bilik juga disana buat MCK kalau mbak nya mau saya jagain.”
Intan : “ok deh pak. Jagain loh ya.”
Pak Darno : “iya mbak. Tenang saja. Ada saya kok. Hehe”
Akhirnya aku bilas sebentar di bilik belakang gubuk yang airnya mengambil dari sungai yang masih jernih ini. Setelah itu aku mengeringkan tubuhku dengan tissue saja seadanya. Mau tak mau bagaimana lagi karena aku tak membawa handuk. Setelah itu kami kembali menuju ke klinik dan jam sudah menunjukkan pukul 7:30. Lama juga ternyata tadi persetubuhan ku dengan pak Darno di gubuk tengah hutan.
Aku baru sampai di klinik hampir jam 8 pagi.
Lisa : “siang banget Tan baru sampai?”
Intan : “hehe iya tadi ketiduran aku gak bisa bangun pagi. Maaf maaf.”
Lisa : “iya gak apa sih ini juga masih sepi gak ada yang kesini. Eh ya kata bu Yati, kita di kasih hari libur lho sabtu sama minggu. Bener kan bu Yati.”
Bu Yati : “iya bener kok. Kasian kalian kalau jaga di klinik terus. Toh juga kliniknya sepi ini. Waktunya kalian istirahat dan jalan-jalan juga disini. Sesekali liat-liat daerah sini.”
Intan : “wah makasih banyak ya bu Yati.”
Bu Yati : “tapi kalau ada hal darurat kalian saya panggil ya.”
Intan : “siap bu Yati.”
Ternyata besok sabtu dan minggu kami diberi libur oleh bu Yati dan kami memutuskan untuk berjalan-jalan ke tempat wisata di daerah sini. Dengan diantar oleh pak Darno dan pak Yatno besok.
Disisi Lain
Sekitar Pukul 7 pagi
Ternyata pagi ini ada orang disekitar gubuk tempat Intan dan pak Darno singgah. yaitu warga yang masih mencari ranting kayu untuk bahan bakar memasak.
Mr. X : “itu kok ada motor pak Darno ya di gubuk. Coba aku datengin saja. Sekalian aku sapa.” Mr. X pun mendekati gubuk itu dan tiba-tiba pak Darno keluar bersama Intan.
Mr. X : “loh loh loh. Itu kan mbak bidan. Ngapain ya sama pak Darno di gubuk gini? Aku sembunyi saja lah liat dari jauh kok aku curiga ya.” Mr. X melihat Intan menuju ke bilik untuk mandi dan akhirnya Mr. X bisa melihat tubuh mulus Intan yang sedang telanjang didalam bilik karena bilik itu tidak memiliki atap untuk menutupinya dan Mr. X mengintip dari tempat yang lebih tinggi.
Mr. X : “wah wah wah. Mulus bener ya ini mbak bidan. Tapi beneran saya bingung ngapain mereka berdua di gubuk sepi gini. tapi masak seh mereka berdua... ah mbuh lah, yang penting aku liat body mulus e mbak bidan aja.” Mr. X terus memantau dan akhirnya melihat Intan bersama Pak Darno masuk lagi kedalam gubuk. Namun tak begitu lama mereka sudah pergi dari gubuk itu. Setelah itu Mr. X yang penasaran berjalan masuk ke arah gubuk tadi. Tapi dia tidak menemukan apa-apa. Hanya saja Mr. X masih curiga karena pasti ada yang tidak beres bila mereka berduaan disini.
Mr. X : “ini ada yang gak bener ini. Pasti. Ah tapi gak enak kalau aku nyebarin prasangka saja tanpa ada bukti. Mending aku cari tahu diam diam ada apa dengan mereka berdua.”
Timeline : 2009 Juli
Flashback ke masa dimana Intan masih PKL.
--POV Intan--
Hari ke 5
Karena kejadian semalam, pagi ini rasanya aku jadi canggung saat bertemu pak Darno. Jam 4 pagi aku sudah bangun dan keluar dari kamar untuk mandi. Di area dapur sudah ada pak Darno yang duduk di kursi menemani bu Marni yang sedang memasak.
Bu Marni : “eh si mbak Intan sudah bangun pagi-pagi. Semalam pulangnya malam banget mbak? Saya sudah tidur duluan semalam.”
Intan : “eh iya bu semalam saya minta si bapak buat antar saya ke minimarket buat beli cemilan. Hehe. ini saya juga belikan buat ibu.”
Bu Marni : “wah terimakasih ya mbak. Jadi repot-repot gini.”
Intan : “enggak kok bu ini juga mau saya bawa ke klinik sebagian buat cemilan disana. Saya yang harusnya terimakasih sudah dibikinin bekal setiap hari.”
Bu Marni : “ya kan namanya juga mbak tamu saya. Ya harus saya jamu kan.”
Intan : “hehe makasih ya bu. Ini saya permisi mau mandi dulu ya.”
Bu Marni : “iya mbak. Eh pak timbain air nya sana pak.”
Pak Darno : “eh iya bu ne. Yuk mbak saya timbakan.”
Akhirnya pak Darno menimba air untuk mengisi bak mandi. Tapi terkadang tangan pak Darno nakal meraba-raba pantatku.
Intan : “eh pak. Jangan nakal ih tangannya. Ada bu Marni lagi masak lho. Nanti ketauan.” ucap ku pelan.
Pak Darno : “hehe iya deh mbak. Masih pengen lagi nih saya.”
Intan : “ketagihan ini si bapak. Sudah deh pak. Ada bu Marni tuh. Saya mandi dulu ya. Awas jangan ngintip.”
Pak Darno : “iya deh mbak Intan.”
Akhirnya aku mandi pagi ini dan entah kenapa rasanya tetap seperti ada yang mengintipku. Tapi siapa dan dimana aku tidak tahu. Karena kamar mandi ini juga tidak tertutup sempurna. Hanya bilik bambu dan pintunya juga tertutup lembarang seng sederhana yang sudah berkarat.
Setelah mandi aku bersiap-siap untuk berangkat ke klinik seperti biasa diantar oleh pak Darno. Jam 5 pagi berangkat dari rumah pak Darno. Setelah agak jauh dari rumah karena dingin aku memeluk pak Darno. Tapi entah kenapa rasanya aku melewati jalan yang berbeda dari biasanya.
Intan : “pak, kita lewat mana ya? Kok gak seperti biasanya di tepi sawah?”
Pak Darno : “iya mbak kita lewat jalan lain. Hehe”
Jalanan yang aku lewati kali ini ke arah hutan dan sedikit menanjak. Sangat jarang sepertinya orang lewat sini. Hanya ada 1-2 orang saja yang kutemui dan mereka seperti membawa ranting kayu.
Intan : “pak kita kemana ini?”
Pak Darno : “kita mampir sebentar aja mbak.”
Intan : “kemana pak?” tetapi pak Darno tidak menjawab. Aku mulai curiga sekarang jangan-jangan pak Darno mengajakku berhubungan seperti semalam.
Akhirnya sampailah kita di sebuah gubuk di tengah hutan di pinggir sungai.
Pak Darno : “maaf ya mbak Intan. Tapi saya pengen lagi seperti semalam. Kita mampir sebentar yuk kesitu. Gubuknya kosong kok mbak. Hehe” aku pun turun dari motor nya dan pak Darno juga memarkirkan motornya.
Intan : “ah si bapak nih keterusan. Tapi saya gak ada kondom lagi lho pak. Lagian beneran pak aman disini? Sudah pagi loh nanti ada yang liat.”
Pak Darno : “sebentar aja yuk mbak.”
Intan : “eh pak...” pak Darno menggandeng tangan ku dan menarikku kedalam gubuk ini.
Intan : “eh ini gubuk apa pak? Kok banyak botol miras disini?” aku melihat banyak botol-botol miras berserakan disini dan bentuknya seperti gubuk semalam ada dipan bambunya. Tapi gubuk ini lebih kotor dan tidak terurus.
Pak Darno : “cuma gubuk kosong kok mbak Intan, biasanya anak-anak muda pada nongkrong disini kalau malam sambil mabuk.” sambil mengunci pintu dengan slot kayu.
Intan : “ih si bapak nih ketagihan.” pak Darno memelukku dari belakang dan mulai meraba payudaraku.
Pak Darno : “yah gimana gak ketagihan mbak. Mbak nya secantik ini. Apalagi ini susunya gede banget.”
Intan : “punya bu Marni kan juga gede pak.” rabaannya lama-lama berubah menjadi remasan.
Pak Darno : “ya kan beda mbak. Punya mbak Intan kan masih kencang. Hehe”
Intan : “ya sudah deh pak lepasin dulu, saya lepas baju dulu ya biar gak kotor.” akhirnya pak Darno melepaskan ku. Aku menaruh tasku di atas dipan dan mengambil pil pencegah kehamilan, aku langsung menenggak 1 pil untuk jaga-jaga saja. Sebenarnya semalam aku sudah minum 1, cuma untuk proteksi saja aku meminumnya lagi. Setelah itu aku mulai melepas pakaianku agar tidak kotor. Mulai dari jilbab yang kukenakan, lalu baju dan celana seragamku. Saat aku ingin melepaskan bra ku, pak Darno kembali memelukku. Nampaknya beliau sudah tidak sabar lagi. Beliau juga sudah telanjang bulat tidak mengenakan sehelai pakaian pun.
Intan : “ah… sebentar dong pak.” pak Darno yang sudah bernafsu mulai menciumi tengkuk ku dan meremas-remas payudaraku.
Pak Darno : “mmmhhh...kamu harum sekali sih mbak Intan. Kalau pagi gini kelihatan banget mulusnya.”
Intan : “ih si bapak. Ini kita yakin nih gak ada yang liat nanti.”
Pak Darno : “gak ada mbak. Aman kok disini.”
Pak Darno langsung mendorongku ke arah dipan, membuat ku jadi harus bertumpu agar tidak jatuh. Pak Darno yang sudah sangat bernafsu langsung menarik CD ku ke bawah sampai lepas dan segera menggesek-gesekkan penisnya di labia mayoraku. Tak lupa beliau juga melepas bra ku.
Pak Darno : “wah mbak Intan gampang banget becek ya. Hehe”
Intan : “Ih si bapak nih… mainin terus… aach...” pak Darno menghujamkan penisnya dengan 1 sentakan yang membuatku terpekik.
Intan : “ooohh… pak… pelan pelan… ooohhs… aaachh… jangan keluar didalam yah pak...”
Pak Darno : “iya mbak Intan sayang… ohs...” pak Darno dengan semangat menggenjotku dari belakang. Tangannya pun tak berhenti meremas-remas payudaraku.
Tak sampai 2 menit, aku orgasme duluan dan setelah itu berkali-kali aku meraih puncak kenikmatan. Akhirnya kaki ku serasa tak kuat lagi berdiri menopang tubuhku.
Intan : “aah...nngghh..pak...nggghh...saya gak kuat...ooouuhhhs… pak...” kaki ku pun bergetar seiring keluarnya cairan kewanitaanku. Pak Darno membalikkan tubuhku dan merebahkan ku ke atas dipan bambu lalu kaki ku yang tadi terjuntai diangkat ke pundaknya kemudian kembali menghujamkan penisnya kedalam vaginaku.
Pak Darno : “hehe si mbak nya sudah gak tahan ya. Enak ya mbak. Hehe. cepet banget mbaknya ngencrit.”
Intan : “ah...si bapak ihs...ooushhh...aashh….aaahh...ENNGGGHHHHH…AAAHHHHH”
Tangan pak Darno memegang pinggangku seperti menarik tubuhku agar beliau bisa menusuk lebih dalam. Kembali aku rasakan sensasi seperti semalam. Seperti bibir cervix ku di pukul-pukul. Tubuhku yang sudah basah oleh keringat terguncang-guncang hebat. Sudah tak ku pedulikan punggungku lecet karena bergesekan langsung dengan dipan yang tak ada alasnya ini. Aku hanya bisa merem melek keenakan saat ini.
Sekitar 30 menit kemudian pak Darno semakin menekan tubuhku. Bahkan lututku sudah menyentuh payudaraku. Aku curiga dia akan mengeluarkannya didalam.
Intan : “aachh...pak...keluarin...diluar pak….aaaachh...ooochh...” aku pun mencoba mendorong tubuh pak Darno. Tapi itu semua sia sia. Dengan 1 sentakan terakhir, pak Darno ejakulasi didalam.
Intan : “pak...aachh cabut pak...aaachhss...cabut pak...” rasanya berliter-liter cairan hangat mengalir kedalam rahimku karena pak Darno menembakkannya tepat di lubang cervixku.
Cukup lama rasanya pak Darno menahan posisinya mengunci tubuhku sampai akhirnya dia mencabut penisnya yang nampak berkilat karena cairan spermanya. Dari dalam vaginaku juga mengalir deras keluar karena tak mampu menampung semuanya. Aku pun terkapar kelelahan sekarang.
Intan : “ih si bapak nih disuruh keluarin diluar malah didalam. Nanti kalau jadi gimana?”
Pak Darno : “hehe maaf mbak. Keenakan saya tadi jadi lupa kontrol. Maaf ya mbak.”
Intan : “hufff… kalau bapak gini lagi, saya gak mau lho. Nih lho banyak banget spermamu pak.” aku mengeluarkan tissue basah dari dalam tas ku untuk membersihkan vaginaku.
Pak Darno : “iya mbak maaf ya.” pak Darno merajuk meminta maaf kepadaku. Karena aku juga tak enak dengannya dan sudah menumpang dirumahnya akhirnya aku maafkan.
Intan : “iya sudah deh pak saya maafin. Tapi lain kali jangan kebablasan lagi ya pak. Sama nanti saya bawain kondom lagi dari klinik yang agak besaran. Saya takut pak kalau gak main aman bisa hamil nanti. Apalagi bapak kan terkenal anaknya banyak. Pasti spermanya kuat-kuat.”
Pak Darno : “iya maaf ya mbak.”
Karena badan ku keringatan aku ingin membilas badan ku. Setidaknya agar tak terlalu kelihatan kalau habis berkeringat.
Intan : “oh iya pak, aku mau bilas dulu gimana ya pak? Aman gak pak di sungai situ sebentar?”
Pak Darno : “oh aman kok mbak. Ada bilik juga disana buat MCK kalau mbak nya mau saya jagain.”
Intan : “ok deh pak. Jagain loh ya.”
Pak Darno : “iya mbak. Tenang saja. Ada saya kok. Hehe”
Akhirnya aku bilas sebentar di bilik belakang gubuk yang airnya mengambil dari sungai yang masih jernih ini. Setelah itu aku mengeringkan tubuhku dengan tissue saja seadanya. Mau tak mau bagaimana lagi karena aku tak membawa handuk. Setelah itu kami kembali menuju ke klinik dan jam sudah menunjukkan pukul 7:30. Lama juga ternyata tadi persetubuhan ku dengan pak Darno di gubuk tengah hutan.
Aku baru sampai di klinik hampir jam 8 pagi.
Lisa : “siang banget Tan baru sampai?”
Intan : “hehe iya tadi ketiduran aku gak bisa bangun pagi. Maaf maaf.”
Lisa : “iya gak apa sih ini juga masih sepi gak ada yang kesini. Eh ya kata bu Yati, kita di kasih hari libur lho sabtu sama minggu. Bener kan bu Yati.”
Bu Yati : “iya bener kok. Kasian kalian kalau jaga di klinik terus. Toh juga kliniknya sepi ini. Waktunya kalian istirahat dan jalan-jalan juga disini. Sesekali liat-liat daerah sini.”
Intan : “wah makasih banyak ya bu Yati.”
Bu Yati : “tapi kalau ada hal darurat kalian saya panggil ya.”
Intan : “siap bu Yati.”
Ternyata besok sabtu dan minggu kami diberi libur oleh bu Yati dan kami memutuskan untuk berjalan-jalan ke tempat wisata di daerah sini. Dengan diantar oleh pak Darno dan pak Yatno besok.
Disisi Lain
Sekitar Pukul 7 pagi
Ternyata pagi ini ada orang disekitar gubuk tempat Intan dan pak Darno singgah. yaitu warga yang masih mencari ranting kayu untuk bahan bakar memasak.
Mr. X : “itu kok ada motor pak Darno ya di gubuk. Coba aku datengin saja. Sekalian aku sapa.” Mr. X pun mendekati gubuk itu dan tiba-tiba pak Darno keluar bersama Intan.
Mr. X : “loh loh loh. Itu kan mbak bidan. Ngapain ya sama pak Darno di gubuk gini? Aku sembunyi saja lah liat dari jauh kok aku curiga ya.” Mr. X melihat Intan menuju ke bilik untuk mandi dan akhirnya Mr. X bisa melihat tubuh mulus Intan yang sedang telanjang didalam bilik karena bilik itu tidak memiliki atap untuk menutupinya dan Mr. X mengintip dari tempat yang lebih tinggi.
Mr. X : “wah wah wah. Mulus bener ya ini mbak bidan. Tapi beneran saya bingung ngapain mereka berdua di gubuk sepi gini. tapi masak seh mereka berdua... ah mbuh lah, yang penting aku liat body mulus e mbak bidan aja.” Mr. X terus memantau dan akhirnya melihat Intan bersama Pak Darno masuk lagi kedalam gubuk. Namun tak begitu lama mereka sudah pergi dari gubuk itu. Setelah itu Mr. X yang penasaran berjalan masuk ke arah gubuk tadi. Tapi dia tidak menemukan apa-apa. Hanya saja Mr. X masih curiga karena pasti ada yang tidak beres bila mereka berduaan disini.
Mr. X : “ini ada yang gak bener ini. Pasti. Ah tapi gak enak kalau aku nyebarin prasangka saja tanpa ada bukti. Mending aku cari tahu diam diam ada apa dengan mereka berdua.”
Terakhir diubah:
chandrabellaputri
Semprot Addict
- Daftar
- 9 Sep 2017
- Post
- 436
- Like diterima
- 236
Thanks updates nya
haze1998
Senpai Semprot
- Daftar
- 12 Jun 2018
- Post
- 984
- Like diterima
- 4.979
Tunggu aja suhu. Hahaha
Di chapter 6 udah di reveal brp orangnya.
Jasminevero
Pertapa Semprot
- Daftar
- 30 May 2020
- Post
- 4.621
- Like diterima
- 21.562
mksih kelanjutan updetnya hu...
kusuma_wijaya
Semprot Sejati
- Daftar
- 7 Jun 2017
- Post
- 10.429
- Like diterima
- 55.651
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
