Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT In Too Deep (NO SARA)

Apakah perlu ditambah bumbu-bumbu incest di cerita ini atau tidak?


  • Total voters
    537
  • Poll closed .
hu ceritain hubsaat Bella di perawanin
Boleh boleh, sarannya ane tampung dulu
Ada lanjutannya gak nih??
Ada huu, stay tune!!
kan gua bilang si derrick mendingan matiiiii, kalo ngga amputasi tu kaki tangan sama tititnya, kepalanya gak usah.. udah gaada otaknya wkwkwk
Justru otaknya Derrick malah mahal hu soalnya isinya kosong wkwkwk
Bayu aja yg super bodoh. Kan dari awal udah tahu gelagatnya kalau Derrick itu nekat orangnya.
Mestinya waktu dia dikeroyok Nando n Satrio lapor polisi biar mereka n dalangnya ditangkap, bukan malah bodoh membiarkannya.

Kalau begini, kalau Bayu punya harga diri mestinya segera Kamikaze ala tentara Jepang karena kebodohannya.
Memang hu, karena dari karateristik Bayu yang ane bikin juga orangnya hothead dan kadang terlalu cepat ngambil keputusan, karena itu main objective Bayu di karya ane ini buat ngebenahin semua kesalahan dia
 
Hmm, btw si 2 senior itu dibiarkan aja tuh ga perlu tanggung jawab? Kan secara ga langsung mereka ber 2 yang bikin Derrick di atas angin
 
Joss
Anjay dapat juga siderick siV bella
Jangan2 bukan darah asli,ditunggu kejutannya hu
Hehehe
 
Asli ane nggak expect ternyata suhu-suhu sekalian sampe segitu kebawa keselnya sama Derrick hahaha, well I guess this is gonna be a great build-up for the next chapter :D

By the way, terimakasih kepada suhu-suhu sekalian yang selalu setia membaca karya ane ini dan semoga suhu-suhu sekalian bisa terus terhibur dengan karya ane ini, and sukses dan sehat selalu di Rl nyaa :Peace:
kwkwk, semangat om
masih penasaran sih sama si mamah, apakah bakal ke ntr , soalnya masih abu2 dari 2 updatenya :pandaketawa: :pandaketawa:
 
Miris n emosi gw om...
ANJIIIIING....!!!!
 
Asli ane nggak expect ternyata suhu-suhu sekalian sampe segitu kebawa keselnya sama Derrick hahaha, well I guess this is gonna be a great build-up for the next chapter :D

By the way, terimakasih kepada suhu-suhu sekalian yang selalu setia membaca karya ane ini dan semoga suhu-suhu sekalian bisa terus terhibur dengan karya ane ini, and sukses dan sehat selalu di Rl nyaa :Peace:
Hahahaa.. iyaa huu.. intinya, mayoritas penghuni forum ini adalah suhu² yg sangat menjunjung tinggi nilai perlendiran.. sex adlh sesuatu yg hrs dinikmati bersama, bkn sepihak (perkosaan).. aplg model² derrick yg pengecut, psti esmosi pengen hajar pake esbalok.. wkwkwk..
Makasih updatenya suhu @Kocid..
Sehat dan sukses selalu RL nya.. :semangat: :cendol:
 
Anjing banget si derick ya......... pengecut pemerkosa pake bius segala........ perkosa aja tuh mayat biar ngga susah2 ngebius segala wkwkwkwkwk......
 
-Bonus Part: The Tape-

Mamah



Bella



Hani



====

Aku terbangun ditengah malam dimana Hani masih berada didalam pelukanku. Aku berusaha untuk kembali tidur, namun Pikiran-pikiran ini selalu membuatku terjaga.

"Fuck's sake, I can't get it out of my head" ucapku dalam Hati.

Akupun memutuskan untuk keluar dari kamarku untuk menyegarkan kepalaku. Aku langsung pergi menuju dapur untuk mengambil minum, dan duduk di kursi ruang makan. Selama aku duduk disini, aku kembali memikirkan tentang hal tadi. Apa ini semua salahku? Apa mungkin jika aku tidak menjauhkan Bella dan Derrick, semua ini tidak akan terjadi? Pikiran-pikiran itu terus menghantuiku. Aku memutuskan untuk pergi ke kamar Bella, dan kulihat Bella sedang tidur terlelap dengan wajah manisnya. Aku langsung mendudukkan diriku disamping tubuhnya, dan aku mengelus-elus kepalanya.

"Maafin kakak ya, Dek" ucapku kala aku mengelus-elus kepalanya.

Sembari aku mengelus-elus kepalanya, kulihat kamar Bella masih sangat berantakan, jadi aku memutuskan untuk membereskan kamarnya. Aku memulainya dari merapihkan barang-barang yang berserakan di lantai, menyapu, dan merapihkan barang-barang yang ada di meja belajarnya. Baju-baju Bella juga berserakan di lantai, oleh karena itu, aku juga membereskan pakaian Bella dan memindahkannya ke lemari.

Setelah selesai merapikan kamar Bella, aku beranjak keluar dari kamar Bella. Namun ketika aku membuka pintu dan melihat keatas, kulihat ada kamera yang ditaruh di lubang udara diatas pintu kamar Bella.

"Kok ada kamera disitu? Pasti ini punya Derrick" ucapku dalam hati, dan aku langsung mengambil kamera itu.

Aku membawa kamera itu ke ruang TV, dan aku langsung menduduki sofa. Aku menyalakan kameranya, namun baterainya habis. Berhubung kameranya setipe dengan punyaku, aku langsung menukar baterai kameranya dan aku melihat apa saja yang terrekam oleh kamera ini.

--

Hal pertama yang kulihat adalah wajah Derrick yang sedang mengatur angle kamera. Setelah Derrick mendapat angle yang pas, dia langsung menuruni kursi, dan kulihat Bella yang sedang meronta-ronta berusaha melepaskan ikatannya.

"Derrick!! Lepasin gua plis!!" teriak Bella yang masih meronta-ronta.

Derrick tidak berkata apa-apa, namun dia menampar keras pipi Bella, kemudian dia menjepit kedua pipi Bella menggunakan salah satu tangannya, dan satu tangan lainnya dia kepalkan seolah ingin memukul Bella. Setelah itu, rontaan Bella menjadi makin melemah.

"Berisik! Kan gua udah bilang kalo lu nurut gua bakal cepet ngelepasin lu, udah ikutin kata gua aja!" teriak Derrick yang membuat Bella makin ketakutan.

Mereka berdua sudah telanjang bawah, dan kini Derrick mendekatkan kontolnya menuju kepala Bella.

"Isep"

"Hikss.. Hiks.. Plis jangan Rick..." jawab Bella menangis terisak.

"ISEP NGGAK?!" bentak Derrick, namun Bella menutup mulutnya rapat-rapat.

Derrick tidak kehabisan akal, dia langsung mencubit hidung Bella hingga dia tidak bisa bernapas, dan ketika Bella membuka mulutnya, Derrick langsung memasukkan kontolnya ke mulut Bella dan dia mengentoti mulut Bella dengan cepat.

"UMFHH... CHLOKHH... CHLOKHH... CHLOKHH.. UMMFHHH..." jerit Bella yang tertahan karena mulutnya diisi oleh kontol Derrick.

"Arghh!! Mulut lu enak banget Bell!!" ucap Derrick yang keenakan.

Derrick tidak lama mengentoti mulut Bella, dan setelah dia puas, dia langsung memindahkan dirinya menuju keantara dua paha Bella dan Derrick langsung menurunkan tubuhnya hingga kini kepalanya berada di depan memek Bella. Tak perlu waktu lama bagi Derrick untuk mulai menjilati memek Bella, dan Bella kembali meronta-ronta ketika memeknya dijilati.

"AHHH... RICKK... STOPP RICKK... PLISSS!!!" teriak Bella memohon kepada Derrick untuk menghentikan tindakannya, namun Derrick tidak memperdulikannya dan kembali menjilati memek Bella.

Derrick kini sudah puas menjilati memek Bella, dan kemudian Derrick langsung mengangkat badannya hingga kini Derrick sudah siap untuk melakukan penetrasi. Bella yang mulai panik kembali meronta-ronta, namun upayanya ditahan oleh Derrick dan perlawanan Bella menjadi sia-sia. Kini Derrick yang sudah seperti merasakan kemenangan mulai mendekatkan kontolnya ke memek Bella yang masih perawan.

"Hikss... Hikss... Rick... Plis stop... Gua bakal ngasih lu apapun yang lu mau...." ucap Bella lirih.

"Apapun?"

"Plis... Berenti Rick..." mohon Bella.

"Oke, kalo gitu gua minta perawan lu" jawab Derrick dan tiba-tiba dia langsung menghujamkan kontolnya ke memek Bella dan merobek selaput daranya.

"AHHHH..." teriak Bella menahan sakit, dan terlihat wajah Derrick yang tersenyum puas.

Derrick langsung memompa memek Bella dengan cepat, dan Bella yang belum beradaptasi hanya bisa menahan rasa sakit. Sembari Derrick menggenjot memek Bella, dia gunakan salah satu tangannya untuk menggrepe payudara Bella, dan tangan satunya digunakan untuk mencekek.

"Ahh... Hikss... Hikss... Lu jahat Rick... Jahat..." ucap Bella yang tak kuasa menahan tangisnya.

"Berisik! Lu gatau gimana perjuangan gua buat bisa nikmatin memek lu! Gua ampe harus ngerencanain semua ini mateng-mateng demi ngerasain memek sempit lu!" balas Derrick dengan nada tinggi.

Derrick terus menghujamkan kontolnya ke memek Bella, dan dia sudah melepaskan cekekannya.

" Arghh... Enak bangett... Enak nggak, Bel?" desah Derrick.

" Sakit... " jawab Bella lirih.

" *PLAK.. * Enak nggak?!?" kembali tanya Derrick.

"Sakit..." kembali jawab Bella dengan nada lirih.

" *PLAK.. * ENAK NGGAK?!?!" bentak Derrick dan dia mempercepat genjotannya.

"AHHH... RICKK... UDAHH... STOPP.... AHHH ENNAA-" teriak Bella yang terpotong karena aku langsung mematikan kameranya, aku tidak kuat jika harus mendengar Bella mengaku kalau dia mulai merasa keenakan dientot Derrick.

--

Aku langsung menutup kameranya dan menaruh kamera tersebut di meja, namun tiba-tiba Mamah mengeluarkan kepalanya didepan pintu kamarnya. Dan karena posisi Mamah yang membungkuk, payudara Mamah terlihat seperti bergelayutan. Oh my god, payudara Mamah terlihat besar banget.

"Loh kakak? Kakak ngapain diluar?" tanya Mamah.

"Umm... Nggak mah, ini... Aku..." jawabku terbata-bata karena aku salah fokus kearah bagian payudara Mamah yang menyeplak hingga terlihat jelas bundaran payudaranya yang besar.

"Kenapa, kak? Kok kamu megang kamera?" kembali tanya Mamah.

"Nggak, Mah. Ini barang bukti dari kejadian sore tadi, mungkin bisa dipake buat dilaporin ke pihak berwajib" jawabku dan Mamah kemudian menghampiriku yang sedang duduk di sofa.

"Mana sini coba Mamah liat" ucap Mamah yang menjulurkan tangannya meminta kamera yang kupegang.

"Mamah yakin mau ngeliat videonya?" tanyaku memastikan.

"Iya, kak. Sini kameranya" jawab Mamah dan aku langsung memberikan kameranya ke Mamah.

Selama Mamah menonton videonya, mataku tidak bisa berpaling dari payudara Mamah yang besar. Aku juga memperhatikan wajah cantik Mamah yang sedang menonton video. Ekspresi Mamah kulihat sangat bercampur aduk, dari jijik, sedih, bahkan aku juga mulai merasakan kalau Mamah mulai terangsang.

Mamah sudah selesai menonton videonya, dan tidak keluar sepatah katapun dari mulutnya. Mamah mengembalikan kameranya kepadaku dan terjadi keheningan yang cukup panjang sebelum akhirnya Mamah membuka pembicaraan.

"Kak.."

"Kenapa, Mah?"

"Kok Mamah malah jadi terangsang gini, ya?"

DEGG. Apa yang harus kulakukan? Kenapa Mamah malah menjadi sange menonton video itu? Aku yang sedikit kesal dan bingung pun bertanya ke Mamah.

"Mamah kok bisa sih malah kepancing nonton video anak Mamah digituin?" tanyaku dengan nada kesal.

"Yaa soalnya, Mamah gabisa boong kalo Mamah kepancing juga nonton ginian, bukan berarti Mamah ngedukung perbuatan mereka loh, ya. Beda kondisinya" jawab Mamah.

"Ah masa?" candaku.

"Hih kamu tuh, iyalah, mana ada ibu yang seneng kalo anaknya diperkosa, ahh Mamah bingung juga harus jawab gimana lagi, mungkin karena Ayah juga jarang pulang Mamah jadi kepancing ngeliat video begini" ucap Mamah tanpa malu terhadap anaknya.

"Mamah nggak malu apa ngomongin beginian sama anak Mamah?" tanyaku yang mulai merasa canggung.

"Nggak, sih. Kamu udah gede juga kan, kak. Lagipula kamu segala malu-malu bilang kepancing gara-gara videonya, liat tuh burung kamu" balas Mamah sambil menunjuk kearah kontolku.

Aduh, aku terlalu lama memerhatikan payudara Mamah hingga aku tidak sadar kalau kontolku mengeras. Bagaimana ini? Kalau aku bilang aku terangsang karena videonya, Mamah pasti bakal menganggap aku munafik. Tapi masa aku harus jujur? Ahhh, persetan deh.

"Umm... Ini... Bukan karena videonya, Mah" jawabku yang sangat gugup.

"Loh, terus karena apa dong?" tanya Mamah kebingungan.

"Umm... Karena itu... Ahh aku malu banget ngomongnya" balasku sambil menunjuk kearah payudara Mamah.

Aduh, pasti bakal dimarahi aku.

"Oalahh, hahahha. Yaampunn kamu kok bisaa kerangsang sama tetek Mamahh??" tanya Mamah tertawa yang membuatku sangat kaget, Mamah nggak marah? Fyuhh aku masih bisa tidur didalam rumah malam ini.

"Ya abis kayak bulet banget gitu keliatannya, aku lama-lama jadi takut ngeliat Mamah pasiennya kebanyakan cowok" jawabku yang sudah tidak menahan rasa apapun.

"Hahahaha, nggak kok nggak, Mamah masih bisa nahan nafsu Mamah kok, Kak. Nggak kayak anak Mamah yang ini, malah berdiri liat tetek Mamahnya" balas Mamah meledekku sambil mencubit-cubit pipiku.

"Ahh iya, iya, Mah, iya, udah Mah, sakit" jeritku ketika Mamah mencubit-cubit pipiku.

Mamah menarik pipiku sangat keras, hingga kini badanku seperti tertarik sepenuhnya dan kepalaku kini berada di pangkuan Mamah. Aku yang tadinya berusaha untuk kabur kini malah merasa nyaman hingga aku tidak ingin beranjak pergi. Mungkin hal ini terjadi karena aku tidak ingat aku sering bermanjaan seperti ini dengan Bunda karena setelah melahirkan Bella, Bunda terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan mengurus Bella. Selain itu, kini aku bisa melihat payudara Mamah lebih dekat. Bagaimana aku tidak merasa nyaman?

Mamah sepertinya menyadari kalau aku memerhatikan payudaranya. Mamah pun yang tadinya mengelus-elus rambutku langsung menjitak kepalaku meski tidak terlalu keras.

"Aduh, kok tiba-tiba aku dijitak?" tanyaku kesal.

"Lagi kamuu, ngeliatin tetek Mamah mulu, kenapa sih??" tanya Mamah yang tak kalah kesal.

"Asli, Mah. Gede banget" jawabku dan Mamah tertawa.

"Hahahaha, tapi nggak ampe segitunya kali, kamu mau nyoba megang tetek mamah emang?" tanya Mamah yang membuatku terkejut.

Hah? Masa sih Mamah membolehkanku menyentuh payudaranya? Mamah kan sangat agamis, mana mungkin dia membiarkanku melakukan hal gila seperti itu.

"Mamah bercanda apa serius ini?" tanyaku dengan nada bercanda.

"Hmm, nggak papa sih, toh juga cuma megang, asal jangan dari megang-megang jadi ke yang lebih jauh aja" jawab Mamah dengan nada serius, this is not a drill, guys.

Aku yang seperti mendapat lampu hijau pun langsung beranjak duduk disamping Mamah, dan Mamah yang melihat aksiku hanya bisa tertawa sambil menepuk-nepuk jidat.

"Hhhh Mamah kayaknya salah ngambil tindakan deh" ucap Mamah sambil tertawa.

"Ini beneran kan, Mah?" tanyaku yang masih ingin memastikan.

"Buruan, keburu Mamah berubah pikiran, nih" jawab Mamah yang kemudian langsung menyandarkan punggungnya ke sofa.

"Boleh dibuka nggak, Mah? Hehehe" pintaku yang benar-benar sudah melewati batas.

"Hih kamu ketimbang mau megang tetek Mamah aja request nya ribet banget, iya deh iya Mamah turutin" jawab Mamah yang kemudian langsung menaikkan mukenanya dan Mamah langsung mengeluarkan kedua payudaranya dari daster yang mamah kenakan.

Aku menelan ludahku, payudara Mamah gede banget. Entah lebih besar punya Ummi atau punya Mamah, namun ini juga sangat besar. Aku yang malah menjadi gugup pun langsung menggerakkan tanganku untuk menggenggam kedua melon ini, namun tanganku yang gemetaran ini membuat Mamah tertawa dan Mamah langsung menggenggam kedua tanganku dan langsung mengarahkannya kearah payudaranya.

"Hahaha kok grogi? Nihh Mamah bantuin deh" ucap Mamah ketika Mamah mengarahkan kedua tanganku ke payudaranya.

Oh my god, empuk banget. Aku yang merasa tidak ada batasan lagi pun mulai meremas-remas payudara Mamah, dan ternyata Mamah juga menikmati remasanku.

"Ssst... Ahhh kakk.... Ummhhh..." desah Mamah keenakan.

"Hhhh... Enak banget Mahh..." jawabku sambil terus meremasi kedua payudaranya.

Aku terus meremas-remas lembut payudara Mamah, dan setelah kurang lebih 5 menit aku menggrepe payudara Mamah, muncul ideku untuk netek. Namun aku yang takut jika Mamah marah pun meminta izin ke Mamah terlebih dahulu.

"Hhhh... Mahh... Aku... Boleh netek, nggak??" tanyaku yang sangat gugup.

"Ummhh... Hahh?? Yaampunn... Ahhh... Yaudahh... Tapii jangann lamaa-lamaa yaa... Ummhh..." jawab Mamah di sela-sela desahannya.

Aku yang mendapatkan lampu hijau pun langsung mendekatkan kepalaku ke puting Mamah, dan tanpa berpikir panjang, aku langsung mengenyot puting Mamah.

"Uhh... Kakk...." desah Mamah.

Aku mulai mengenyot-enyot puting Mamah, dan memilin-milin puting yang satunya. Mamah pun menjadi makin keenakan merasakan sensasi ini. Mamah kini juga mulai tidak menahan-nahan desahannya.

"Ahhh... Anak Mamah pinterr... Ahh... Gantian yang satunya kakk... Yang kencengg ngisepnyaa... Uhhh..." desah Mamah sekaligus memintaku unduh memindahkan kulumanku ke payudara satunya lagi.

Akupun menuruti permintaan Mamah, namun sebelum aku memindahkan kulumanku, aku menjilati seluruh bagian payudara Mamah hingga tidak ada spot yang tidak terkena jilatanku. Akupun melakukan hal yang sama ke payudara Mamah yang satunya lagi sebelum aku menghisap-hisap putingnya.

"Ahhh.... Iyaa kakk... Pinterr... Ahhh teruss... Umhh...." desah Mamah yang sudah benar-benar merasa keenakan.

Kira-kira sudah 15 menit aku bermain dengan payudara Mamah, dan Mamah sepertinya merasa kalau ini sudah kelewatan. Mamah pun langsung mengangkat kepalaku.

"Uhh... Kakk... Udahh kakk... Ahhh... Kak udahh berentii...." ucap Mamah yang langsung mengangkat kepalaku.

"Kenapa, Mah? Mamah marah ya?" tanyaku yang mulai ketakutan.

"Nggak kok, sayang. Mamah nggak marah. Mamah cuma takut kalo kita lanjutin, kita malah bisa sampe ke tahap yang lebih jauh, kakak paham maksud Mamah, kan?" tanya Mamah sambil mengelus-elus pipiku, dan aku menggangguk.

"Iya, Mah, kakak paham, maaf yah Mah kalo kakak juga udah lancang sampe minta netek sama Mamah" jawabku dengan nada cukup melas.

"Gapapa kok, kak. Kalo dengan ini kamu bisa jadi lebih bisa tenang dan nggak membebani pikiran kamu sama musibah Bella, Mamah ikhlas" balas Mamah.

Jadi ternyata...

"Hah?? Mamah tau kalo aku lagi kepikiran tentang kejadian tadi sore?" tanyaku kebingungan.

"Meski Mamah ini ibu tiri kamu, Mamah juga bisa paham perasaan kamu gimana, kak. Mamah tau kamu pasti keluar kamar kamu buat nyari cara buat ngelepas beban pikiran kamu, terus masuk ke kamar Bella, dan kamu duduk di sofa sendirian. Mamah juga kenal kamu seluruhnya meski kamu bukan anak kandung Mamah" jawab Mamah dengan senyum keibuannya, dan Mamah menarikku untuk mendekapkan tubuhku di pelukannya, dan kini kepalaku bersandar di payudara Mamah yang masih belum dimasukkan ke dasternya.

"Kakak nggak perlu merasa bersalah, yah? Mungkin emang jalannya udah gini, sekarang yang penting kita harus support Bella biar dia bisa balik jadi Bella yang riang seperti yang kita kenal dulu, okay?" jawab Mamah menenangkanku, dan aku hanya bisa menggangguk.

"Nah gitu baru anak Mamah, ccupphh..." ucap Mamah yang disusul dengan mencium keningku sambil mengelus-elus rambutku.

Aaahh, rasanya nyaman sekali dipeluk Mamah sambil Mamah mengelus-elus rambutku. Aku seolah tidak ingin pergi dari pelukan Mamah. Aku tidak pernah merasa senyaman ini ketika dipeluk seseorang, kecuali Hani. Namun karena sudah terlalu larut malam, Mamah melepaskan pelukannya dan menyuruhku untuk kembali ke kamarku.

"Yaudah, kamu balik ke kamar kamu sana kak" suruh Mamah.

"Nggak, mau, masih pengen manja-manjaan kayak gini" jawabku.

"Hahahah, besok-besok lagi gapapa kok, kak. Minus neteknya aja tapi" ucap Mamah yang membuatku tertawa.

"Yaudahh sana balik ke kamar, udah jam segini loh" lanjut Mamah, dan aku langsung melepaskan pelukanku. Sebelum aku beranjak ke kamarku, aku memerhatikan Mamah yang sedang merapihkan pakaiannya, dan Mamah yang menyadarinya pun menggodaku.

"Kenapa? Mau lagi?" ucap Mamah meledekku.

"Kalo boleh Mah, hehehe" balas candaku yang membuat Mamah tertawa.

"Hahahah, jangan yah, ini pertama dan terakhir, okey?" ucap Mamah.

"Iya, Mah" balasku, dan tiba-tiba Mamah mencium pipiku.

"Ccupph... Pinter anak Mamah, yaudah, Mamah balik ke kamar ya, kak. Good night" ucap Mamah yang kemudian beranjak ke kamarnya.

Setelah Mamah memasuki kamarnya, akupun langsung beranjak ke kamarku dan ketika aku memasuki kamarku, Hani terbangun karena aku tidak menutup pintu dengan pelan.

"Hmm? Sayang kamu abis darimana?" tanya Hani kepadaku.

"Abis ke kamar Bella, sayang. Beresin kamarnya Bella sebentar, terus aku ngobrol sama Mamah sebentar tadi" jawabku yang tak sepenuhnya berbohong.

"Oooh, yaudah kalo gitu, sinii tidur lagi" balas Hani menyuruhku untuk kembali ke kasur, dan aku dan Hani kembali cuddling dan kami tertidur pulas di posisi ini.

-End of Bonus Part Chapter II-
 
P.S.: untuk suhu-suhu yang bingung kenapa Mamah jadi terlibat dengan sex life Bayu meski kalah di Poll, sebelumnya ane mohon maaf ketidaknyamanannya karena salah satu kawan ane ada yang ngomong ke ane 'setidaknya, kasih sedikit part buat Bayu x Mamah meski nggak sampe full ekse, untuk penghargaan partisipasi buat yang nge vote Mamah'

Jadi ane memutuskan untuk menambahkan sedikit bumbu Bayu x Mamah. sebelumnya ane mohon maaf jika ada yang tidak suka dengan keputusan ane ini, dan sukses serta sehat selalu untuk suhu-suhu sekalian and thanks for all your support!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd