Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Part 56: Kedatangan Marisa


Pov 3rd

Setelah melaukan sholat magrib di mushola milik keluarga Bram, juga di gunakan untuk umum karena ide ini dari Niken dan membangun mushola memang untuk lingkungan tapi berada di bidang tanah yang berada di sebelah kiri depan dari bangunan utama rumah joglo

Bram dan Tasya pun sholat mahrib dilanjutkan sholat Isha di mushola tersebut dengan iman dari salah satu pemuka agama yang ada di lingkungan mereka, mushola yang di bangun oleh keluarga Bram cukup besar dengan ukuran 6 x 5 meter sudah termasuk tempat wudhu semua kebutuhan untuk mushola sudah di penuhi oleh keluarga Bram jadi masyarakat di sekitarnya tinggal pakai dan menjaga kebersihan lingkungan saja

Setelah Tasya dan Bram sholat berjemaah kini mereka duduk kembali di ruang keluarga dan Tasya duduk di pangkuan Bram dan mereka bercinta di depan TV 52 in sedang menyala

“Mas, katanya besok siang mbak Marisa akan datang ke sini ya” kata Tasya manja

“Iya jeng sesuai dengan rencana dik Marisa langsung dari Jakarta malam ini dengan mengedarai mobil aku, pemberian dari mertua Rini bersama supir tentunya dan sampai disini siang lah paling lambat” jawab Bram

“Wah ada yang senang nih, ada dua memek dan empat tetek yang siap menjadi sasaran sang kopral semoga saja sang kopral siap untuk memberi kepuasan dua memek dan empat tetek” kata Tasya sambil meledek Bram yang hanya tersenyum mendengar ledekan Tasya

“Sang kopral selalu siap untuk memberi kepuasan sebab sampai saat ini belum pernah kalah melawan memek memek dan tetek tetek itu jeng” kata Bram ambil mencium bibir Tasya yang menentang Bram yang selalu membuat gairah tersendiri di mata Tasya

“Sombong sekali kau” jawab Tasya sambil menyibirkan bibirnnya mambuat Bram gemes dan mencium bibir Tasya lagi dan kedua tangan Bram kini berada di atas payudara Tasya yang hanya terbungkus dengan sebuah tengtop tipis yang terbuat dari kaus yang ketat sehingga putting nya mencuat dan enak untuk di remas remas oleh tangan Bram yang sudah mulai menyusup masuk di balik tangtop yang di pakainya dan langsung menyentuk tetek Tasya yang sudah tidak memakai Bra hanya di lipat ke atas saja oleh Bram

“Jeng mas haus nih” kata Bram sambil tersenyum bibirnya mendekati putting Tasya dan langsung kena sudot penug gairah

“Mas ini masih soree juga, kalau ada tamu giman” kata Tasya penuh kawatir

“Ya kalau ada tamu ya mas usir aja jeng biar pulang besok siang ngak bisa po” kata Bram sabil bergurau di antara desahan Tasya atas rangsangan bibir Bram di pentil Tasya yang berwarna coklat muda dan memberi cupangan pada payudara Tasya yang berukuran 34C tampak lebih besar dan lebih menggairahkan dari pada tetek milih Marisa istri Bram yang ke dua

“Masss aahhhhh” kata Tasya sambil kedua tangannya di pundak Bram dan mendekat pada buah dada Tasya dan Bram lebih mendekat di buah dadanya

Ketika Bram mau melepas tengtopnya Tasya menghentikan tangan Bram

“Mas ke kamar mas Bram saja ya biar lebih bebas” kata Tasya sambil berdiri dari pangkuan Bram

Bram pun segera mengendong Tasya secara bridal stale sambil berciuman masuk kedalam kamar nya dan mambaringkannya di tengah tempat tidur, menghidupkan lampu di kamarnya yang tidak begitu terang hanya remang remang dan ada menghidupkam spot light yang menyorot ke atas tempat tidur Bram sehingga hanya di atas tempat tidur Bram saja yang tampak terang benderang

Tasya masih berbaring ditempat tidur king zise sambil melihat Bram yang mendekati Tasya dan mencium bibirnya lagi dan di balasnya ciuman Bram dengan ciuman lebih panas lagi tangan Bram menarik langtop yang dipakai Tasya dan di lempar entah kemana sambil terus berciuman tangan Taya pun menggapai kaus yang dipakai Bram dan menaiknya ke atas sehingga mereka sama sama telanjang dada

Didorongnya tubuh Tasya secara perlahan ditempat tidur tanpa melepas ciumnya dan mambuat mendorongnya sehingga Tasya terjerembab tengkurep di tengah tempat tidur Bram sambil menciumi tungkuh Tasya dan tangan tangan nakal Bram menyusup dibalik dadanya meremas buah dada Tasya dengan perlahan dan Tasya pun segera membali badannya dan menarik tubuh Bram yang berada di atas tubuhnya sehingga Bram meninduih tubuh Tasya dengan sempurna bibir meraka bersatu dalam ciuman yang panjang tangan Bram pun masih memainkan putting Tasya dengan ibu jari dan jari telunjuk sambil memelintir perlahan dan itu mambuat dengusan Tasya semakin nyata

“Maaasss nakkaaaallll banget sih” suara Tasya manja sambil merabai selakangan Bram yang masih ada celana boxes tipis, penis Bram bisa di belai belainya di luar boxes yang Bram pakai

Bram masih mencium bibir Tasya dan tangan nya membatu Tasya untuk melepas penis yang masih tersimpan rapat di balik boxesnya dengan sekali tarik lepas boxes yang dipakainaya dan tangan Tasya lebih leluasa membelai penis Bram yang masih setengah tegang

Di tariknya celana pendek Tasya hingga terlepas dari tempatnya dan tangan Bram mulai merabai selekangan Tasya yang sudah telanjang tanpa penutup vagina tembem Tasya menjadi target utama untuk di rabai dan di cumbui

Selanjutnya Bram merebahkan diri sisamping Tasya dan melepas ciumannya di bibir Tasya dan mulai menciumi duah dada Tasya 34C itu tampah indah menghiasi dada Tasya dengan sempurna

Bram membuat beberapa cupangan di sekitar buah dadaTasya dan menyedot putting nya dan tak lama kemudian Bram menggeser ciumannya keperut Tasya yang masih terlihat perut masih rata dari gadis remaja yang sudah menyerahkan dan merelakan tubuhnya untuk Bram, eyangnya sendiri

Sambil menciumi perut Tasya tangan Bram menyusup dibalik selakangan Tasya dan mulai merabai vagina Tasya sebentar sudah basah dan akan bertambah basah lagi ketika bibir Bram ikut manciumi kelentit Tasya yang sudah basah dan di lanjutkan sampai Tasya orgasm untuk pertama kali dan Bram berhenti sejenak dan mulai menindih tubuh Tasya yang terlentang dengan sekalangannya terbuka lebar dan mengakses pada penis Bram untuk segera masuk ke dalam rumahnya dan tak lama kemudian terdengar legukan panjang Tasya sebagai tanda penis Bram sudah bersangkar di dalamnya

Dengan sangat perlahan Bram menggoyangkan pantatnya naik turun dengan sangat pelan sambil menanti cairan pelumas Tasya membuat penis Bram semakin lancar keluar masuk kedalam lubang senggamanya

“Masss eenak” bisik Tasya dan menikmati setiap sodokan penis Bram kedalan vaginanya sepuluh menit kemudian Tasya merasakan cairan cintanya sudah banyak berkumpul di sekitar memeknya dan dengan menekan ke atas pantat Tasya yang di sambut pantat Bram sama sama menekan pantat mereka sehingga menyatu sempurna kedua kelamin

“Maaaassss ahhhh aku keluar”teriak Tasya terhenti dan merasakan cairan akan keluar dari dalam vaginanya ada cairan yang keluarr membasahi penis Bram yang menyatu sempurna di dalam sangkar emas milik Tasya

Tasya pun lemas sambil mengatur nafasnya yang tinggal satu satu Bram pum membaik tubuh Tasya hingga tengkurap dan memarik pantat Tasya dan mensejajarkan dengan ketinggian penis Bram yang sudah berada di belakang pantat Tasya, dirabanya kembali vagina Tasya dan sebentar kemudian Bram mendorong penisnya kembali masuk ke dalam sangkar emas milik Tasya

“Maaasss oohhhh” kata Tasya sempat terkejut tiba tiba penis Bram menguak masuk ke dalam vaginanya sambil menolek kebelakang melihat Bram tersenyum bahagia sambil mulai menggoyangkan penis nya keluar masuk di dalam vaginanya

Diraihnya tangan Bram yang ada di pinggangya di tuntunnya untuk merabai buah dada Tasya yang bergoyang goyang seirama dengan sodokan dari penis Bram

“Jengggg aahhhh enaaakkk” bisik Bram ketika tangan nya sampai di pentilnya dan di putar putar dengan ibu jari dan jari telunjuknya dan 10 menit kemudian Tasya memberi tahu Bram kalau dirinya akan orgasm lagi dan dengan cepat Bram mempercepat gerakan pantatnya agar dapat mereka meraih orgasme bersamaan

“Maaassss oohhhh” kata Tasya sambil mendongakkan kepalanya ke atas dan seeeerrtttt ssseeetrrrrttttt ssseeerrrrttttt

“Jeeeennnnngggggg” teriak Bram sambil memekan pantatnya lebih dalam lagi dan cchhhhoootttt cchhhhooottttt ccchhhoootttt

Semburan magma yang membuat Bram tumbang dan jatuh di samping tubuh telanjang Tasya yang masih tengkurep

Bram berdiri dan keluar dari kamar tidurnya untuk mengambil sebotol air dingin dari dalam kulkas dan meraih gelas dan membawanya ke tempat tidur dan menuangkannya dan memberikan ke Tasya untuk mengganti cairan yang keluar dan Brampun tiduran di samping Tasya

Satu jam kemudian penis Bram kembali tegak dengan belaian lembut tangan Tasya dan segera Tasya naik ke atas tubuh Bram yang terlentang dan ronde kedua pun segera di mulai lima belas kemudian cairan cinta Tasya meluber kemanan mana membuat Tasya kembali terkapar disamping Bram yang masih segar diatur tubuh Tasya supaya membelakanginya dan menusuk sangkar emas milik Tasya dari belakang sambil mengangka satu kaki Tasya keatas dan mulai menggenjot lagi seperempat jam kemudian Tasya orgasme lagi dan Bram membalinya dan di tindih lagi tubuh Tasya yang terlentang sempurna dan di genjot lagi sehingga Tasya orgasm yang ke tiga di serai semburan cairan cinta Bram mendahului sempuran cairan cinta Tasya dan pusaka Bram masih bersarang di dalam sangkar emas milik Tasya

Bram pun mencabut penisnya dari dalam memek Tasya dan kini tertidur berpelukan

2 jam kemudian Bram merasa perutnya minta di isi dan membangunkan Tasya untuk makan malan yang belum sempat di lakukan seusai sholat isha tadi

Dan Tasya pum bangun untuk memenaskan lauk yang sudah di siapkan oleh bik Surti tadi sore sebelum bik Surti pulang kerumahnya

Tak lama kemudian terlihat Bram dan Tasya duduk berdampingan untuk makan malam dimeja makan yang letaknya dekat dapur dan setengah jam kemudian Bram dan Tasya sudah selesai makan dan mereka kembali keruang keluarga waktu sudah menunjukkan jan 11 malam Bram pun keluar sebentar untuk menemui para satpam yang bertugas malam itu untuk menjaga rumahnya dan Tasya kembali masuk kamarnya yang sudah hampir 6 bulan di tinggal di dalam temaram lampu kamarnya, Tasya cepat tertidur karena capek sehari ini sudah berapa kali dirinya orgasme dari siang selesai ujian, di lanjutkan malam ini

Bram masuk kamar Tasya setelah menemui para penjaga malam dan melihat Tasya sudah tertidur dengan pulasnya mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Tasya dan mencium kening Tasya sebelum meninggalkan kamar Tasya Bram sempat sempat meghidupkan AC mambuat ruagan Tasya menjadi sejuk dan masuk ke kamar sendiri dan langsung tertidur


Pov Marisa


Masih hari jumat sehabis solat Jumat, Marisa bersama beberapa teman terutama teman teman yang baru saja menyelesaikan persoalan pak Hartono putra pemilik MMC Group, yang menjadi direktur utama pada perusahan, yang terjerat kasus penyucian uang dengan bantuan suami Marisa dan juga calon ayah mertua pak Harton, Bram Kusuma kasus sudah bisa di selesaikan dengan baik dan secara hukum setelah kemarin Marisa menghadiri sidang di pengadilan negri Jakarta Selatan tempat kasua pak Hartono terdaftar dan keputusan akhir pak Hartono di bebaskan dari segala tuntunan dan permohonan maaf dari negara

Di dalam resto yang sudah dipesan oleh Marisa hadir semua sahabat sahabatnya terutama semua team dalam khasus pak Hartono, seperti mbak Siska, mas Didi dan hampir semua teman hadir untuk merayakan keberhasilan team bersama dan pamitan Marisa yang akan meninggalkan MMC Group dan akan menetap tinggal di Solo bersama suaminya Bram Kusuma, acara secara sederhana tapi berkesan dapat menikmati kebersamaan mereka

“Wah habis ini kita ngak akan bertemu lagi dengan mbak Marisa ya” cetetuk Siska diselah selah sendau gurau mereka

“Iya mbak” kata Rini mengiyakan kata kata Fransiska

“Kan kita juga sering ketemu nih kayaknya” kata Marisa, lanjutnya “Kan masih ada kontrak kerja sama antara MMC group dengan Larasati Group milik dik Tasya putri dari ibu Rini”

“Ada proyek apa Mbak Marisa” kata Mahendra salah satu team kerja di MMC Group

“Pembangunan hotel berbintang 5 yang terdiri dari 20 lantai yang di tangani bersama oleh MMC Group dan Larasati Group” kata Marisa, lanjutnya “Mungkin team afokasi akan bergerak terlebih dulu sebelum pembangunan di mulai, mungkin aku juga akan terlibat di dalam nya sebagai wakil dari Larasati Group”

“Kapan itu mbak” kata Didi Mulyadi

“Ngak akan lama lagi mas, tapi aku juga ngak tau siapa diantara mas mas dan mbak mbak yang akan mewakili MMC Group” jawab Marisa

Dan mereka melanjutkan perbincangan mereka

Acara berakhir sampai jam 17 dan Marisa pulang ke apartemant milik suaminya untuk bersiap siap berangkat ke Solo dengan mobil suaminya yang di tinggal untuk mempermudah mobilisasi Marisa ditengah tengah kesibukan dalam menyelesaikan kasus yang di tangani suaminya Bram untuk membebaskan calon menantunya pak Hartono

Sekitar jam 20 Marisa berangkat ke Solo dengan mobil sendiri yang di kemudikan oleh salah satu supir dari MMC Group yang sudah di tugaskan oleh kantor untuk menjadi pengemudi bagi mobil yang kusus untuk Bram sampai mobil selamat hingga di Solo



Hari sabtu pagi, sehari setelah Tasya dan Bram sampai di rumah Joglo, sekitar jam 5 pagi Marisa sudah sampai di rumah Joglo di sambut gembira dengan Tasya dan Bram tentuya, Bram dan Tasya juga baru selesai melaukan solat subuh berdua di mushola di depan rumah mereka

Marisa begitu kagum atas rumah tempat tinggal suaminya dan madunya, dengan ornament kas rumah jawa dengan pagar dinding cukup tinggi melingkari rumah tersebut dengan 2 orang satpan menjaga di depan rumah kas jawa tersebut

Mobil yang di tumpangi Marisa berhenti di depan pintu pagar di sambut oleh satpan yang tugas saat itu

“Mau cari siapa mbak” kata salah satu satpan yang menjaga pintu gerbang

“Mau tanya mas, apa ini rumah bapak Bram Kusuma memilik Larasati Group” kata Marisa setelah membuka kaca mobilnya

“Betul mbak, mbaknya siapa” tanya satpam itu

“Saya Marisa pak dari Jakarta, mau pertemu dengan pak Bram dengan juga dik Tasya” kata Marisa dengan senyuman mengambang

“Sebenta mbak saya konformasikan dulu ke dalam” kata Satpam sambil meninggalkan mobil Marisa masuk ke ruang jaga yang berada di samping pintu gerbang

Tak lama kemudian satpam kembali dengan membuka pintu gerbang dan mempersilahkan mobil masuk ke dalam halaman rumah tersebut dan berhenti di depan rumah joglo

Dari dalam rumah keluar Tasya berlari lari menyambut madunya yang masih mamakai kimono handuk dengan rambut basah sebeb baru selesai mandi di susul Bram dibelakang Tasya

“Selamat datang mbak Marisa” kata Tasya menghampiri Marisa yang baru keluar dari dalam mobil kemudian mereka saling peluk cium

“Selamat datang dik Marisa” kata Bram sambil mengembangkan ke dua tangannya dan Marisa menghambur dalam pelukan Bram setelah Bram mencium kening Marisa dan Marisa mencium biku biku tangan Bram dan mereka bertiga masuk dalam rumah

“Jon, tolong turunkan dan bawaan koper Marisa masuk ke dalam” kata Bram

“Siap ndan” jawab Yono sambil membuka begasi mobil tersebut

Yono dan supir menurunkan semua barang barang yang di bawa Marisa dan di bawa masuk dalam rumah di taruh di ruang tamu

“Yon siapkan kamar samping untuk istirahat pak Jupri ya” perintah Bram

“Siap ndan” jawab Yono mengajaknya keluar menuju kamar di samping rumah induk

“Dan satu lagi Yon, nanti setelah sarapan kumpulkan semua teman teman dan semua pekerja di rumah ini kumpul di ruang keluarga ya, saya akan memberi pengumuman pada kalian” kata Bram tegas

“Siap ndan” jawab Yono, lanjutnya “Ada lagi ndan”

“Sementara cukup” jawab Bram singkat



Setelah Yono dan pak Jupri meninggalkan ruangan, dan mereka bertiga duduk di ruang keluarga Bram duduk di sofa panjang di kanan ada Tasya dan dikirinya ada Marisa kedua tangan Bram ter mentang di sandaran tempat ke dua istrinya duduk

“Mass ihh, Marisa kangen tau ngak” kata Marisa saling merajuk manja

“Mas tau kok, kalau di Marisa kangen sama mas” kata Bram sambil mencium bibir Marisa di depan Tasya, kedua bibir saling melumat dan salng melepas rindu, hanya 2 atau 3 menitan bibir Bram dan Marisa bersatu sedang Tasya hanya bisa memandang sebab Tasya juga bisa merasakan kerinduan seorang istri yang jauh dari suami selama 2 minggu terakhir ini 2 insan untuk melepas kerinduan mereka

Tak lama kemudian Bram melepas ciuman dari bibir Marisa dan menoleh ke kanan menarik kepala Tasya dan memberi ciuman dibibir sekalian melumat bibir Tasya di depan Marisa yang tersenym maklum atas perlakuan suaminya ini berbuat adil untuk ke dua istrinya inilah yang membuat kagum atas Bram suami mereka berdua

Setelah ciuman Bram dan Tasya terlepas

“Mbak Marisa, aku sangat menyadari kerinduan istri yang jauh dari suaminya dan aku juga merasakan hal yang sama ketika mas Bram pulang dari luar negeri bersaa mbak Marisa beberapa minggu yang lalu” kata Tasya sambil tersenyum iklas

“Ya dik mbak minta maaf ya membuat dik Tasya merindukan suami kita ini hix hix hix” jawab Marisa sambil tersenyum

“Mbak Marisa tentunya sangat capai ya mari aku antar ke kamar mbak Marisa” kata Tasya sambil menarik tangan Marisa meninggalkan Bram masih terbegong di tempat duduk

“Mas Bram disini dulu ya, aku akan mengantar mbak Marisa ke kamarnya” lanjut Tasya kearah Bram yang masih terbengong

“Lihat tu muka mas Bram lucu” kata Marisa sambil pergi ke kamar Marisa yang berada di samping kamar Tasya yang berada di sebelah kamar Tasya

“Ini mbak kamar aku, dan itu kamar mas Bram yang disebelah kanan kamar aku sedang kamar mbak Marisa ada di sebelah kiri kamar aku, yang dulunya kamar aku sebelum eyang putri meninggal adalah kamar aku” kata Tasya merinci kamar yang ada di dalam rumah ini

“Ayok mbak” lanjut Tasya sambil menarik tangan Marisa masuk ke kamar yang di peruntukan untuk nya

“Sama persis kok mbak kamar aku dan kamar mbak Marisa, kata mas Bram setelah pemugaran kamar ini” kata Tasya

Marisa melihat keadaan kamarnya yang cukup nyaman ada tempat tidur ukusan sedang yang tertutup oleh klambu, ada meja rias dan almari pakaian di dalamnya juga ada kamar mandi yang di peruntukan untuk ke dua kamar yang saling berdampingan dengan diding kaca tranfaran tebal yang membatasi ke dua kamar itu yang dulunya terpisah di rombak kamar mandinya jadi satu

“Nyaman juga ya dik” kata Marisa, setelah melihat kamar mandi yang tranfaran yang tembus untuk mereka berdua, lanjutnya “Jadi seakan kita sekamar ya dik, kalau mbak mau ke kamar dik Tasya ngak perlu keluar dulu kan bisa lewat sini saja”

“Ya mbak ini ide ku kok mbak, maksud aku biar aku dan mbak Marisa adalah satu bisa kapan saja berinteraksi” jawab Tasya

“Makasih ya dik, paling the best lah” kata Marisa sambil mencium pipi Tasya yang hanya tersenyum bahagia

“Silahkan mbak bersih bersih dulu dan kalau perlu iatirahat dulu, aku akan membantu bibik menyiapkan sarapan pagi” kata Tasya sambil meninggalkan Marisa di dalam kamar



Semantara Tasya ke dapur untuk membantu bik Surti memasak dan melihat Bram masih ada di kolam renanga yang ada di kanan gedung utama untuk berolahraga pagi di kolam renang keluarga, Tasya tau hanya tersenyum melihat Bram sedang olah raga sebab sekarang ada dua memek yag harus di puaskan

Setengah jam kemudian Tasya pamit ke bibik mau buang air kecil

“Bik Surti, Tasya tinggal dulu ya ingin pipis” kata Tasya

“Ya den selahkan sibok yang nerusin” jawab bik Narti

“Ya bik tinggal dulu ya” kata Tasya sambil melangkah meningalkan bibik yang masih masak di dapur menuju ke kamarnya untuk buang air kecil di dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya

Tasya terkejut mendengar desahan di dalam kamar sebelah tapi hanya tersenyum dan masuk ke dalam kamar mandi yang transparan karena didingnya tebuat dari kaca tebal sehingga bisa melihat aktifitas didalam kamar baik kamat Tasya ataupun kamar Melisa

Melihat di kamar Melisa Bram sedang duduk di sofa dengan telanjang dada dan Melisa ada di pangkuan Bram sedang bibir mereka menyatu dalam ciuman yang cukup panas, Tasya melepas semua pakaianya sampai telanjang dan setelah buang air, mengendap endap membuka pintu yang terbuat dari kaca menghampiri Bram dan Melisa yang sedeng mendesah keenakan dengan remasan lembut pada ke dua payudara Melisa tanpa sadar Tasya sudah berada di belakang Bram yang duduk di sofa dengan selai sentuhan Bram meloleh kebelakang tanpa permisi Tasya mencium bibir Bram yang terbuka

“Chup chup …” ciuman Tasya mendarat di bibir Bram yang berhasil membuat Bram dan Melisa menghentika kegiatannya

“Gitu ya …” kata Tasya manja kemudian duduk di samping kanan Bram sedang Melisa segera bergeser ke kiri dan duduk di samping Bram dengan posisi masih telanjang hanya tebalut oleh handuk yang sudah tergeletak di depan sofa

“Jeng kamana saja sih” kata Bram sambil menarik kepala Tasya dan memberi ciuman di bibir Tasya dengan lembut didepan Melisa yang hanya tersenyum sambil meleletkan lidahnya kearah Tasya

Setelah ciuman terlepas “Aku bantu bibik masak di dapur mas” jawab Tasya, lanjutnya “Mas Bram sudah mandi”

“Sudah to jeng tadi ko kolam renang” jawab Bram

“Ih jorok belum bilas juga langsung nyosor” sanggah Melisa

“Dik Malisa juga sih yang salah” kata Bram

“Kok aku sih di salahin” kata Melisa

“Ya iyalah dik Melisa bikin kengen mas Bram soalnya, habis renang juga masuk kamar dik Malisa baru selesai mandi hanya pakai handuk saja dan mas peluk dari belakang dik Melisa terkejut tapi tidak menjauh malah merapat dan mencium bibir mas dulu” sangga Bram ngak mau kalah

“Ya sudah mas Bram mandi dulu, tadi kan janji pada semua pembantu disini, lupa ya” perintah Tasya, Langsung Bram berdiri akan keluar dari dalam kamar kemudian di tarik tangannya oleh Marisa “Mandi di sini saja, biar mas Bram di mandiin kita berdua” kata Melisa sambil tersenyum pada Tasya dan di balas oleh Tasya dengan senyuman

“Saatnya kita manjain suami kita ya mbak” kata Tasya pada Melisa yang segera mendorong masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dalam kamar Tasya dan Melisa

Sesampainya Bram berada di dalam kamar mandi Tasya melepas celana boxer yang masih basah dan melisa menghidupka shower dan menyetelnya denga air hangat dan Tasya mendorong tubuh Bram di bawah Shower yang memancarkan air hangat, Bram hanya menurut atas kehendak kedua istrinya itu

Setelah rambut dan tubuh Bram basah, Malisa mengambil sabun cair dan menuangkan kedalam tangannya dan meratakan ke seluruh tubuh Bram sampai semua tubuh Bram ngak ada yang terlewat, sedang Tasya menuangkan sampo di tangannya dan mengusap rambut Bram hingga marata

Tubuh Melisa berada di belakang Bram merasakan gudukan payudara Melisa menenpel di punggungnya sambil tangannya metarakan sabun kearah dada, perut dan selakangannya sedang Tasya berada di depan Bram yang sedang berdiri diam meremas remas rambut Bram memberi sampo di rambut Bram, sekali kali mencuri ciuman di bibir Bram, Melisa pun ngak mau kalah memegang pusaka Bram yang masih setengah tidur dan menggosoknya secara lambut sehingga pusaka yang tadinya setengah tidur kini tegak berdiri siap tempur

Bram pum menikmati belaian ke dua istrinya dari arah depan dan belakang dengan mata terpajam menikmati semua belaian di tubuhnya dan merasakan ciuman dan kecupan di bibirnya “Nikmat selaki di manjain ke dua istrinya Tasya dan Merisa” batin Bram

Setelah semua tubuh Bram terkena sabum baik sabum mandi ataupun sampo di tariknya tubuh Bram di bawah pancuran, Tasya berada di samping kiri dan Marisa berada di samping kanan sambil mengusap usap semua badannya untuk menghilangkan semua sabun yang ada di tubuh Bram

Setelah bersih Bram pun mulai bereaksi melihat tubuh ke dua istrinya yang telanjang dan basah karena cipratan air dari shower, menarik tubuh Marisa yang berada disebelah kanan memeluknya sambil menciumi bibir Marisa yang terbuka siap menerima ciuman Bram sedang tangan Bram meremasi buah dada Tasya yang berada di sebelah kanannya sedangkan tangan Merisa mengusap dada Bram dan memainkan putting Bram dan bulu bulu tipis yang berada di sekitar putting Bram, tangan Tasya pun segera merepas pusaka Bram yang sudah berdiri tegak sempurna

Kini Tasya berjongkok di depan tubuh Bram yang masih berdiri langsung mencium pusaka Bram yang sudah tegang sempurna, pertama menjitati testis Bram dan menyedot nya, menjilat kepala pusakanya dan memasukan ke dalam mulutnya sambil menggerakan kepalanya sambil menyedot nya yang semakin lama semakin keras dan Bram ngak kuasa untuk tidak meleguk sempurna di celah celah ciuman nya dengan Marisa yang semaki interes, sementara tangan Bram sudah berada kembali di surga milik Marisa yang mulai mendesah desah keenakan

“Sudah jeng” sambil menarik tubuh Tasya untuk menjauh dan memeluk tubuh Marisa dan segera memasukan pusakanya ke dalam surga milik Marisa

“Ahhh mmaaassss, pelan ya sudah lama ngak di masuki kejantanan mas Bram” kata Marisa manja sedang Tasya memeluk ke dua nya dari samping

Pantat Bram bergerak lambut di lubang surgawi Marisa sedang bibir Bram mendekati bibir Tasya dan menciumnya bibir Tasya yang sedikit terbuka siap menerima ciuman lembut Bram, tangan Tasya mengusap pantat mas Bram dengan lembut dan masuk kedalam selangkangannya dan memainkan testisnya dari bekalang afa sensasi lain yang dirasakan Bram dalam menghadapi ke dua isrtinya yang minta di puasin

Tak lama Marisa mulai mengerang panjang disertai tubuh yang kejang kejang dengan nafas yang mendengus dengus nikmat, Bram pum melepas pusakanya dari lubang nikmat milik Marisa setelah melihat tubuh Narisa jatuh lemas, mendudukan di tepi bathtube, segera maraih tubuh Tasya dibalinya sehingga Tasya berada di depan Bram sedikit menekan punggung Tasya membungkukan badanya dan mengusap surga milik Tasya sebentar memastikan masih lembab dan mengarahkan pusakanya di lubang surgawi milik Tasya

“Ahhhh mmaaasss … pelan” ujar Tasya sambil memejamkan matanya menikmati ujaman pusaka milik Bram

Bram tanpa menjawab permintaan Tasya mengoyangkan pantatnya maju mundur dengan halus dan perlahan lahan sambil menyiapkan lubang surgawi Tasya memerima hujatan pusaka Bram dengan perkasa, Bram melihat Marisa duduk di atas bathtube masih mengatur nafas yang tersenggal senggal, masih dalam jangkauan Bram, langsing menarik tubuh Marisa untuk berdiri di sampingnya dan mencium bibir Marisa yang menerima ciuman Bram dengan senyum dan langsung memeluk tubuh Bram dari samping yang masih terus menghujamkan pusakanya ke dalam lubang kenikmatan Tasya

Suara legukan dari kedua wanitanya membuat Bram tambah semangat yang membara semakin lama semakin keras hujaman pusaka Bram ke dalam surgawi milik Tasya sebentar kemudian Tasya mengalami kontrasi otot otot vaginanya sehingga hampir jatuh lemas kedua kakinya ngak mampu menahan berat badan, tubuh Tasya langsung di tahan oleh tangan Bram yang kokoh otomatis pertempuran pun berakhir

Marisa ingin mengantikan posisi Tasya sebeb mengetahui Bram belum keluar dengan pusaka masih sangat tegang

“Udah dulu ya dik Marisa, kita ditunggu sorang setelah sarapan nanti di lanjutkan lagi” kata Bram sambil membelai rambut Marisa yang masih basah

“Mas ngak papa, belum keluar” kata Marisa ingin berjongko tapi Bram mencegahnya dan mamberi ciuman pada Marisa sambil tangan kanan masih menyangga tubuh Tasya yang masih lemas, merangkulnya dan membawanya keluar kamar mandi dan medudukan di sofa di kamar Marisa

“Mas Bram belum keluar ya” kata Tasya sambil mengatur nafas yang masih satu satu

“Mas ngak papa jeng, masih banyak waktu” kata Bram

“Beneran mas Bram ngak papa” kata Marisa dengan perasan sangat bersalah

“Ngak papa dik, kita pakai baju mas tunggu ya di meja makan” kata Bram sambil melanglah keluar dari kamar Marisa setelah memberi kecupan di kening ke dua istrinya kembali ke kamarnya sendiri setelah memakai kembali celana boxer yang masih basah untuk berganti pakaian yang kering dan sarapan pagi bersama ke dua istrinya

Marisa dan Tasya masih terbengong melihat Bran keluar dari kamar Marisa dan Tasya pun segera beranjak masuk kamarnya sendiri memakai pakaian untuk santai berupa celana pajang selutut dengan kaus longgar belengan demikian juga Marisa memekai pakaian dengan model yang sama namun warna yang bergeda Tasya memilih kaus belengan berwarna pink sedang Marisa memilih warna biru muda membuat keduanya lebih fres tanpa jilbab kemudian menyusul Bram ke meja makan yang berada di sebelah dapur

“Aduh istriku cantik cantik semua” kata Bram menyambut kedatanga ke dua bidadari Marisa langsung mengulurkan tangannya dan mencium biku biku tangan Bram dan Bram menerik kepala Marisa dan memberi ciuman di kening, demikian juga yang di lakukan Tasya kepa Bram dan mendapat ciuman di kening juga

Meja makan memanjang dengan delapan korsi saling berhadap hadapan, Bram duduk di salah satu sudut dan di sisi kiri duduk Marisa dan Tasya duduk di sisi kanan

Tasya mengambil piring Bram dan mengisinya dengan nasi goreng buatannya dan Marisa mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih ke dua nya kompak melayani Bram bagai seorang raja yang si layani oleh istri istri tercintanya

“Makasih dik” kata Bram sambil menolah pada Marisa, “Makasih jeng” kata Bram menoleh pada Tasya

Kemudian Tasya mengabil piring yang ada di depam Marisa dan mengisinya dengan nasi goreng buatannya “Segini Mbak” tanya Tasya, “Ya cukup” jawab Marisa dan memberikannya pada Marisa, mengabil piringnya sendiri dan mengisinya dengan nasi dan manaruhnya di depannya

“Ayo mas, mbak kita makan” kata Marisa

“Ayo berdoa dulu” kata Bram lalu memimpin doa sebelum makan dan mengakhiri dengan kata “Amin” yang di tirukan oleh Marisa dan Taya secara bersama sama

Tak lama mereka selesai makan, Marisa dan Tasya membersihkan tempat makan mereka dan Bram langsung duduk di ruang tamu menunggu istri istrinya bergabung dengan mereka dan menanti semua orang yang bekerja pada rumah joglo

“Sini jeng duduk di sini” kata Bram sambil menepuk tempat kosong yang diruang keluarga Tasya dan Marisa duduk di samping Bram yang sudah terlebih dahulu duduk di sana

Setelah mereka kumpul Bram mulai bicara

“Assalamualaikum semuanya” kata Bram mulai berbicara

“Walaikumsalam” jawab semua yang ada di sana, ada 2 orang petugas satpam, 2 petugas kebersian taman, 1 petugas bersih bersih dalam rumah dan 1 petugas juru masak, jadi semua ada 6 orang yang merawat rumah joglo

“Mungkin kalian bertanya siapa wanita wanita ini yang bersama aku, kalau yang lama tentunya sudah mengenal Tasya yang merupakan cucu saya, tapi kini sudah menjasi istri saya dan saya sudah menikah dengan Tasya walau masih siri” kata Bram berhenti sebentar dan mamberikan kecupan di kening Tasya, lanjutnya “Dan perkenalkan Marisa juga istri saya yang kedua dan masih siri juga, dia putri sahabat saya yang tinggal di Semarang. Mungkin 2 bulan mendatang setelah Tasya dinyatakan lulus aku, Tasya dan Marisa akan melengsungkan pernikahan secara syah baik negara ataupun agama biar semuanya jelas”

Kemudian mereka saling kenal dam suasana pun berubah manjadi sangat ceria setelah acara perkanalan itu Tasya dan Marisa di damping oleh Bram berkeling menunjukkan semua ruangan yang ada di rumah Joglo, sampai di sisi kanan rumah joglo ada bangumam lantai dua yang cukup bersar

“Ini bangunan apa mas” kata Tasya

“Oh maaf ya, mas lupa cerita pada mu” kata Bram sambil membelai rambut Tasya, lanjutnya “Ini bangunan lantai 2 yang terdiri dari 25 kamar yang sengaja mas buat saling berhadapan dan ada semecam aula di tengahnya sebeb mas pikir sebentar lagi aka nada evant besar dengan penikahan kita tentunya banyak tamu dan keluarga yang akan datang dan menginap di sini dari pada uang untuk sewa tempat untuk mereka saya bangunkan ruangan khusus untuk mereka dengan 25 kamar dengan fasilitas setara hotel bintang 4, dan fasilitas dapur yang cukup lega, bukan hanya untuk event itu saja, mas juga berpikir kedepannya, sebentar lagi kita akan membangun hotel bintang 5 dengan segala fasilitasnya ini untuk tempat treaning mereka agar sebelum di tugaskan mengelola hotel berbintang 5 tentunya sangat berbeda untuk dengan hotel hotel yang lain” kata Bram panjang lebar

Tasya hanya tersenyum bangga atas ide dari suaminya untu membangun bangunan yang lepas dari bangunan induk agar nanti kalau ada tamu banyak tidak mangganggu prefasi mareka

“Aku pribadi sangat setuju atas ide dari mas Bram” kata Tasya sambil mencium pipi Bram yang ada di samping nya

Dan mereka melihat bangunan yang sudah 75 % jadi mungkin dalam waktu 1 bulan ke depan sudah siap di gunakan termasuk peralatan dapur yang cukup mewah



Malam harinya Bram, Tasya dan Marisa pada jam 8 sudah berada di dalam kamar Bram yang cukup besar sebesar kamar Tasya dan Marisa jika di gabungkan manjadi satu, di samping ada kamar tidur fasilitas yang lain ada ruang kerja dan ruang santai di dalam kamar Bram yang beisi sofa besar

Malam ini malam pertama bagi Bram, Tasya dan Marisa sebagai pasangan suami istri yang syah secara hukum agama bersama sama dalam kamar yang sama pula, Bram duduk di tengah sofa dan masih memakai kaus dan sarung sedang Tasya duduk sisamping kiri Bram dengan memakai lingiene merah muda dan Marisa juga memakai lingerine buru muda duduk disamping kanannya, Kedua tangan Bram berada di pundak ke dua istrinya

Bram mulai mencium kening Tasya yang ada di sebelah kirinya tak lama kemudian Bram juga mencium kening Marisa secara bergantian

Tasya bediri di samping Bram dan mearik tangan Bram agar mulai membelai payudara milik nya dari luar lingerine yang dipakainya dan membungkukan badannya mencium bibir Bram yang siap menerima ciuman dari istri pertamanya Tasya, sedang Marisa masih duduk di samping kanannya menarik tangan Bram yang satunya untuk membelai payudara Marisa dari belakang ternyata ke dua istri mereka sama sama tidak memakai bra

Dengan agak susuh tangan Bram menjangkau payudara Marisa lewat belakang tubuhnya dan berhasil memainkan pentil Marisa yang sudah mengeras

“Mas lepas ya” kata Tasya sambil menarik kaus Bram ke atas dan melepasnya melalui kepalanya dan membunag di lantai begitu saja, melihat Bram sudah telanjang dada Maris mulai menjilati putting Bram dan memaikan bulu bulu halus di sekitar putting milik Bram

“Ahhhh diiiikk ggeelliiii …” teriak Bram kegelian

Tasya pun tak mau kalah dengan Marisa, segera menaikan satu kaki nya di atas sofa dan mulai menciumi telingan kanan Bram dan menggigit kecil kecil di bawah telinga Bram sehingga memerah

“Jennngggg eennaakkkk” kata Bram sambil menikmati ciuman dari ke dua istri istrinya

Akhirnya Bram tidak kuat lagi berdiri dan mengankat tubuh Tasya diangkat tubuh Tasya secara bridal stely sambil mencium bibirnya dan memindahkan ke atas kasur yang berukuran cukup besar dan membaringkannya di tengah tempat tidur dan meninggalkannya, kini Bram kembali ke sofa mengankat Marisa dengan cara yang sama dan mencium bibur Marisa dan membaringkannya di sebelah Tasya, Bram mematikan lampu ruangan di gantinya dengan lampu spotlite yang mengarah ke atas tempat tidur Bram saja dan melepas sarung di pakai sehingga burung Garuda Bram sudah tampak gagah berayun kekanan dan kekiri sesuai langkah Bram seakan seorang sedardu siap untuk bertempur tanpa ragu mendatangi medan pertempuran yang di jaga dengan dua serdadu wanita yang cantik cantik dengan memakai pakaian seksinya, apakah Bram akan kalah bertempur malam ini, atau kah mendapatkan kemenangan dengan jaya yang pasti Bram punya kiat sendiri untuk tetep Berjaya di usia senjanya.



TAMAT
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd