Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Part 54: Kangen (18++)


Pov Tasya

Suasana sore ini membuat bosen banget mau belajar tapi udah jenu mau keluar males ngak punya teman padahal ini malam minggu ya tapi rasanya males banget aku masih malas malasan tiba tiba timbul kangen aku kapada suami aku yang sudah lebih dari 6 bulan ini selalu menyemangati aku dan membuat aku merasa sendiri di sini sebab sedah 2 minggu ini suami aku keliling asia bersama istri keduanya mbak Marisa dan pasti baru bulan madu aku takut nganggu bulan madu mereka tapi rasa kangen aku begitu besar dan mencoba menghubungi suami ku ya kakek aku aku ambil HP aku dan menghubungi nomer HP nya

“Assalamualikum sayang” kata mas Bram

“Waalaikumsalam mas, mas lagi di mana sekarang udah pulang ke indo atau masih di luar” kataku

“Mas udah ada di Jakarta dan nanti jam 7 malaman mas terbang ke Semarang, mas kangen sama dik Tasya yang centil” kata mas Bram

“Seriuan mas mau pulang ke Semarang, Apa sudah selesai mas” kata aku

“Serius lah mas pulang tunggu ya mas udah dalam perjalaan ke Bandara” kata mas Bram

“Lha mbak Marisa ikut pulang ngak” kataku

“Ngak dik Marisa akan menyelesaikan dulu urusannya sampai selesai dan kemudian akan menyusul setelah sumua urusannya selesai termasuk resent dari MMC Group” kata mas Bram

“Mbak Marisa ada besama mas Bram” tanya aku

“Mau ngomong dengan dik Marisa” kata mas Bram

“Ya” jawabku

“Hallo dik Tasya cantik”kata Marisa

“Hallo juga mbak, he he he” kata ku

“Mbak ngak bisa pulang dulu harus menyelesaikan semua pekerjaan mbak dulu dan resent” kata Marisa, lanjutnya “Gantian dik, sekarang mas Bram bersama dik Tasya dulu ya aku titip mas Bram ya buat dia terkapar dik”

“Ya mbak nanti mas Bram aku buat terkapar tak berdaya” kata Tasya

“Udah ya dik sampai ketemu 2 minggu yang akan datang” kata Marisa

“Hallo mas nanti di jemput atau mas pulang sendiri” kata ku setelah Hp nya sudah di pegang oleh mas Bram lagi

“Udah ngak usah mas pulang sendiri dan malam juga takut dik Tasya kenapa kenapa juga tunggu ya di Aparteman aja mungkin jam 9 nan sudah sampai kok, Assalamualikum” kata mas Bram

“Di tunggu ya love you. Waalaikumsalam” jawan aku

Setelah mengetahui kalau mas Bram akan datang Tasya segera menyiapkan fisik dengan bersih bersih diri dan meyiapkan penampilannya sehingga kedatangan mas Bram akan mempuyai kasan yang bebeda

Dalam penantian yang hanya 3 jam itu di rasa sangat lama sekali dan akhirnya jam 9 lebih mas Bram mengetuk pintu apartemen Tasya dan tak sabar Tasya membukaan pintu dan segera menarik tangan Bram masuk kedalam Apartemannya dan Tasya mencium bibir Bram dengan genagan air mata yang ada di pelupuk mata Bram pun membalas ciuman dari Tasya dengan penuh rasa kasih sayang dan rindu yang berkepenjangan bagi Bram sendiri ngak begitu terasa sebeb selalu di temani Marisa kemana saja berada tapi beda dengab Tasya yang benar nenar rindu

Setelah situasi agak mereda Bram menarik tangan Tasya dan di pangkunya remaja 18 tahu itu dan di belainya dengan lembut kepala Tasya dan mencium kening Tasya dengan penuh pesaraan

“Maafkan mas ya jeng” kata Bram sambil mengusap setetes air mata yang menggenang di pelupuk mata

“Masss jahhaaattt” kata Tasya sambil menahan isak tangisnya

“Ya masss tahu maafkan ya, dan sekarang mas ada disini terus menunggui jeng ujian sampai akhir nya ya, sudah jangan nagis lagi nanti cantiknya di makan cicik lho” jawab Bram

“Mas janji ya dari sekarang sampai akhir ujian mas ngak akan memana mana mennggui Tasya di sini terus ya” kata Tasya

“Ia ia mas berjanji” kata Bram sambil mengangkat dua jari kiri keatas kepalanya dan Tasya pun sudah mulai reda dan mereka saling berciuman kembali

“Mas mandi dulu ya bauk bensin thu” kata Tasya sambil turun dari pengkuan Bram dan mendorong Bram masuk kamar mandi dan setelahnya Tasya mengambil pakaian Bram berupa kaos lengan pendek tanpa krah dan celana boxer tanpa celana dalam dan juga handuk dan di berikan ke Bram dan Tasya segera ke dapur menyiapkan makam malam yang sudah di pesannya dari rumah makan tinggal memanasinya dan di siapkan dimeja makan

Setelah Bram selesai mandi Tasya langsung menggandengnya dan di dudukannya di kursi makan dan Tasya langsung duduk di pangkuannya

“Mas minum dulu udah aku bikinan kopi kesukaan mas” kata Tasya

“Ya makasih jeng” kata Bram sambil mengangkat secangkir kopi yang berada di depannya

“Ini baru kopi jeng, pas paitnya pas juga manisnya” kata Bram sambil membelai rambut Tasya yang hitam di biarkan tergerai dengan panjang sepundak, lanjutnya setelah cangkir kopi tinggal separo dan di taruh di tempat nya semula “Kalau mas kangen ini” sambil memebelai payudara Tasya di luar kimono yang ia pakai

“Ih mas ini” manja Tasya sambil mencium pipi kanan kiri Bram

“Mau makan sekarang ya, udah Tasya pesankan makanan kesukaan mas Bram” kata Tasya sambil turun dari pangkuan Bram, lanjutnya “Atau mau sholat dulu”

“Sholat dulu aja jeng, baru makan, jeng juga belum sholat tho” kata Bram

“Belum mas” jawan Tasya manja

“Ya udah aku siapkam tempat sholatnya dulu” kata Bram sambil melangkah mengambil sajadah dan Tasya mengambul sarung yang akan di pakai untuk sholat berjemaah

Tasya pun mengambil mukena warna merah muda dan memakainya serta kimononya masuh di pakainya hanya di lapisi memekai mukena dan siap sholat berjemaah

Usai sholat Tasya menggandeng tangan Bram setelah mepepas mukenanya yang di pakainya dan di bawanya kembali ke meja makan untuk makan bersama walau waktu sudah menunukan jam 10 malam tapi dengan santai penuh kasih sayang mereka makan bersama di selingi dengan canda tawa dan saling suap satu sama lain sehingga makan mereka terasa sangat ronamtis dan penuh cinta Bram ngak habis habis nya mencimi bibir Tasya yang selalu siap menerima ciuman dari Bram megitu juga Bram selalu bersemangat bercinta dengan gadis muda belia masih keadaam fress dan Tasya pun selalu duduk di pangkuam Bram sambil membelai badan Bram yang kekar dan tangan Bram pun selalu mambelai kepala Tasya sambil sebentar bentar mecium kening Tasya sampai makanan mereka habis dan mereka kembai duduk di ruang tamu yang merangkap ruang keluarga dengan manjanya paha Tasya sebagi bantal lepala Bram yang tiduran di sofa sambil bercerita pengalaman selama Bram dan Marisa ke tiga negara

Tasya kali ini hanya memakai kimono yang baru dapat kiriman dari Marisa dan dari Singapura kimono terbuat dari kain saten tranfaran yang tembus pandang sehingga lekuk tubuh Tasya sunggu menggoda selera Bram kemudian Bram pun mulai memanikan putting Tasya dari luar kimono yang di pakainya dan sebentar bentar meciumnya putting masih didalam balutan kimono yang di pakainya

“Masss aku pingin sekali sudah 2 minggu ini ngak ngrasain penis mas Bram, boleh ngak aku minta sekarang itu pun kalau mas Bram ngak capek” kata Tasya pelan

“Aku juga ingin sekali bercinta dengan jeng Tasya sekarang” jawab Bram

Bram pun langsung berdiri dari sofa dan membungkuh badannya menggendongnya sambil menciumi bibir Tasya dan membawanya ke kamar tidur dan menurunkan di tepi tempat tidur langsung Bram melepas kimono yang di pakai bersama dengan Bram dan menyisakan g-sting yang di pakainya dan Tasya pun segera melepas sarung yang di pakai bersama kaus nya dari kepala Bram kini Bram telanjang dada hanya tersisa celana boxer yang di pakainya dan selakangan sudah ereksi maksimal

Bram duduk di tepi tempat tidur dan Tasya dipeluknya sambil berdiri di tepi tanpat tidur tubuh Bram dan Tasya menyatu dalam pelukan yang sangat lama ciuman yang saling bertukar saliva dari mulut Bram dan Tasya

Tangan Bram pun mulai membelai payudara Tasya yang lebih besar dari payudara Marisa dengan putting coklat muda meramasi bergantian dan bibir mereka masih bersatu dan tangan Tasya yang bebas pun mulai mencari benda tumpul yang berada di selakangan Bram dan mambelai nya masih di luar boxer yang dipakainya Bram pum membatu Tasya melepas ikatan pada celana bixer yang Bram pakai sekeika itu juga penis Bram yang besar terlepas dari celana boxernya dan langsung tangan Tasya meremas lembut penis Bram yang sudah maksimal

Bram menarik tubuh Tasya untuk berbaring di tempat tidur dan Bram tidur juga berbaring disampingnya saling berhadap haapan hanya sebentar melepas ciumannya kemudiam mulai berciuman lagi Tasya terlentang dengan buah dada dalam genggaman tangan Bram dan meremasnya dengan lambut dan ini membuat Tasya mendesah pelan

“Maaaassss oohhhhh …. terus massss eennakkk remasannyyaaaa …. oohhhh” kata Tasya yang membuat Bram tambah bergairah dalam membuat Tasya tambah terangsang oleh perlakuan Bram atas tubuh Tasya

Bram pun melepas ciuman di bibir Tasya kini begeser kearah telingga Tasya dan memberi ciuman disana sambil meninggal kan jejak dan Brampun tidur dalam posisi miring sehingga tangan kiri nya disusupkan di belakang punggungnya dan tangan kanan langsung membelai memek Tasya yang sudah basah dan mulai memainkan celah memek Tasya di luar g-sting yang di pakai hanya berfungsi menutupi belahan memek Tasya yang terlihat lebih besar dari semula

“Maaaassss aahhhhh” teriak Tasya sambil tangan kirinya tetap membelai penis Bram dan mengocoknya pelan dan sebentar tangan kirinya di dekatkan ke mulutnya dan menjilatinya sampai sedikit basah dan kembali keposisi semula mengocok penis Bram maksudnya supaya penis Bram agak licin karena ludah dari Tasya

“Jeennngggg Taasssyyaaaa oohhh ennakkk jennngggg” teriak Bram sambil memindahkan ciumanya dari telinga ke buah dada kirinya menjadi santapan Bram dengan ganas

“Maasss jaaangaann dii cuupaaang di siituuu” kata Tasya dengan nafas tersenggal

“Dimana jeng yang boleh” kata Bram

“Di nenen aku aja, aku ngak mau ada pertanyaan dari teman dan guru” kata Tasya manja

“Kamu kan sudah pakai jilbab kan” kata Bram

“Beluuummm masss” pakaian sekolah aku tidak berjilbab mas” kata Tasya

“Jadi boleh di nenen ya” kata Bram lagi

“Boleh mas” kata Tasya

Ditariknya tangan Tasya ke atas sehingga ketiak Tasya terbuka dan di ciumnya dengan penuh kasih sayang dan Tasya merasakan sensasi geli enak dan menggairahkan tangan Tasya melingkar di kepala Bram supaya Bram lebih mudah untuk mencium dan menjilatinya

“Ahhhh maassss eennaaakkk, maakin sayang aakuuu pada mas Braamm” kata Tasya

“Ia sayang aku juga sangat sayang pada mu setelah kamu mau membagi cintamu pada dik Marisa, percayalah pada ku dik Tasya aku akam berbuat adil pada kalian berdua” kata Bram setelah itu bibir Bram menyusup pada payudara Tasya yang masih kencang dan terasa penuh pada genggaman tangan Bram dan meremasnya lembut

“Maasss akuuu ingin mas Bram mencium memek aku yang sudah 2 minggu ini ngak tersentuh olah bibir mas Bram” kata Tasya sambil tidur terlentang dengan membuka kedua kakinya semakin melebar mambuat Bram terharu dan merasa bersalah terhadap Tasya yang begitu peduli pada Bram

Bram pun menanpatkan diringa di bawah pantat Tasya dan tangannya membelai memek Tasya dengan pelan dan hati hati menyibak g-sting yang di pakainya dan menatapnya penuh kasih sayang sambil membungkuk Bram seakan bicara dengan memek Tasya

“Maafkan aku dinda kamu kangenya sama ciuman aku ya” kata Bram sambil mata melirik pada Tasya yang tersenyum cantik

“Ia kanda, dinda kangen dengan ciuman kopral, lama sih kopral perginya” kata Tasya menjawab Bram sambil tersenyum manis

“Maaf ya” kata Bram sekali lagi sambil jari jarinya menyusup membelai kelentit Tasya

“Ahhh mmaaasss eenakk” teriak Tasya sambil memejamkan mata tanda begitu menikmati perkaluan Bram, lanjutnya “Cium mas jangan di pandang saja”

Bram pun segera mengabulkan permintaan istrinya yang masih duduk dibangku SMA dengan segera membenamkan bibirnya pada memek Tasya

Dijilat memanjang belahan memek Tasya dari bawah ke atas sehingga labia mayoranya tampak memerah dan basah, Tasya hanya bisa meleguk kenikmatan ketika lidah Bram menjilati memeknya dan ketika Bram mencium dengan keras kelentit Tasya yang merasakan sedotan lembut di kelentitnya

“Maaassss aahhhh” leguk Tasua manja

Bram pum mulai membuka labora mayoranya ke sampng sehinggan labira minornya terlihat berwarna pink cerah di pojok atas kelentit mulai membesar karena sapuan lidah Bram dan rabaan jari tangan kirinya menerobos ke lubang peranakan dan mlai menggosoknya dengan lembut sedang tangan kanan Bram menerobos di bawah pantat Tasya sampai menjamah payudara Tasya yang sangat indah

Leguan Tasya semakin terdengar menggema di telingga Bram yan menimbulkan gairah Bram cepat memuncak digerakan tangan kiri Bram lebih cepat mengakibatkan teriakan Tasya semakin mengeras dengan nafas tersenggel senggal Bram masih terus menjodok dua jari tangannya ke dalam liang senggama Tasya tidak lama kemudia 5 menit kemudian Tasya mrasakan gelombang cintanya sudah mendesak keluar dan kedua tangan Tasya menekan kepala Bram lebih kedalam lagi dengan kaki kaki menghimpit sempurna kepala Bram yang tertekan dari semua arah Bram hanya bisa pasrah dan menerima semburan cairan cinta Tasya yang langsung masuk ke dalam mulut Bram

Bram segera begerak keatas setelah cairan cinta bersembur melemah dan mengangkat kepalanya di selah selah selakangan Tasya sambil mengambil nafas yang dalam untuk mengisi ronggo dadanya yang kehabisan oxygen

“Hua hua hua ….” ucap Bram sambil menarik nafas yang sangat dalam

Tasya yang baru sadar kalau perbuatanna membuat Bram kehabisan nafas segera duduk di depan Bram dan membelai dada bidang Bram dan Bram pun tersenyum manis dan itu membuat Tasya lega

“Maaf mass” kata Tasya sambil memeluk tubuh telanjang Bram

“Ngak papa sayang, aku kehabisan nafas karena tidak ada persiapan tau tau kepala ditekan dari segala arah dari atas, samping kiri dan kanan kepalaku ngak bisa bergerak sayang, tapi ini kan sepadan dengan aku terima kok” kata Bram

“Kok bisa sih, mas yang kehabisan nafas juga karena kesalahan aku menekan kepala mas dari atas dan dari kiri dan kanan dengan kaki kaki aku menjepitnya ngak sadar sih dari rasa nikmat yang di berikan mas Bram ke memek aku sehingga aku kurang bisa mengontrol perbuatan aku” kata Tasya

“Mengapa mas katakan sepadan sayang” kata Bram

“Aku juga ngak jelas maksudnya” kata Tasya

“Jelas sepadan kan, bisa membuat kamu mengencingi wajah aku” kata Bram

Tasya baru sadar kalau wajau dan dan kepala Bram basah kuyup kerena kencing Tasya

Tasya segera mengambil Tisu yang berada di sebelah tempat tidur dan mengambil beberapa buah dan mencoba membersihkan wajah Bram yang belpotan air kencing Tasya

“Maaf mas, sudah mengencingin wajah mas” kata Tasya

“Ngak papa jeng berarti kau berhasil membuat dik Tasya mencapai orgasme hanya dengan tangan dan mulutku” kata Bram

“Gantia mas” kata Tasya sambil bergerak kearah selakangan Bram namun di cegah oleh Bram

“ Ngak usah gentian jeng, ini tugas mas untuk memberi kepuasan jeng Tasya biar tenaga dik Tasya dihemat untuk ujian mendatang selama dua minggu ke depan ini mas lah yang akan memberi kepuasan dan semangat untuk jeng Tasya” jawab Bram

“Aku ngak mau ini tidak adil” kata Tasya

“Ngak adail gimana sih” tanya Bram

“Mas sudah memberi kepuasan untuk Tasya dan seharusnya Tasya juga memberi kepuasan untuk mas Bram” kata Tasya

“Ya itu memeng benar kalau keadaan jeng Tasya tidak sedang menghadapi ujinan yang menentukan masa depan jeng Tasya, sebab itu jeng Tasya ngak boleh terlalu capai biar mas yang akan memberikan kepuasan untuk jeng Tasya 2 minggu ke depan ini sebelum dan saat ujinan berlangsung setelah itu kalau jeng Tasya mau memberi kepuasan untuk mas ya silahkan” kata Bram

“Mas janji ya” kata Tasya sambil mengacungkan kelingkingnya ke atsa

“Janji” jawab Bram sambil mengakhaitkan kelinglinya ke kelingking Tasya

Dan Bram segera mendorong kembali agar Tasya terlentang di tempat tidur dan kini Bram pun menindih tubuh Tasya yang terlentang Pasrah atas keinginan sang suami tuanya

“Aku akan membuat jeng Tasya mencerit jerit malam ini” kata Bram dan Tasya pun mengagukan kepalanya dan tersenyum manis di tariknya tubuh Bram agar menindih dirinya dan memberi ciuman di bibir Bram dengan sangat pelan dan melumat bibir Bram yang sangat menikmati perlakuan istri mudanya

“Masss, I love you” kata Tasya ketika ciuman mereka terlepas

“I love you, too Tasya” ucap Bram memberi rasa nyaman pada diri Tasya, lanjutnya “Hari ini aku milik kamu sepenuhnya bahkan dua minggu ke depan ini aku akan menjagamu dan akan selalu di samping mu Tasya ku sayang”

“Ya mas aku juga merasa bersyukur mas bisa pulang di hari ini, aku membutuhkan mendampingi aku dalam menenpuh ujinan akhir ini, tadinya aku pesemis kalau mas Bram bisa pulang mendampingi aku dalam menempuh ujian yang sangat menentukan untuk masa depan aku” kata Tasya sambil menitikan air mata haru atas suami nya tercinta dan selalu menjaga subuah komitmen

“Lho kok malah nangis sih” kata Bram sambil mengusap air mata yang mengalir ke pipinya

“Aku sangat terharu dalam menjaga aku” kata Tasya

“Sudah semestinya jeng aku akan selalu menjaga cinta kita sampai ajal menjemput” kata Bram

“Mas juga sangat terharu atas keputusan jeng Tasya untuk memerima dik Marisa sebagai madumu karena kesalahan mas mengumbar janji yang tak melihat keadaan itu, maafkan aku Jeng” kata Bram

“Sudah lah mas Bram, mengapa aku mau di madu dengan mbak Marisa juga karena aku sangat sayang dengan mas Bram yang mau menerima Tasya sebagai istri mas Bram yang aku pun tau itu sangat salah karena hubungan ku dengan mas Bram sebagai kakek dan cucu walau pun secara hukun aku bukan cucu mas Bram tapi dalam lubuk hati paling dalam aku adalah cucu mas Bram” kata Tasya

“Sudah lah jeng itu ngak perlu di bahas lagi karena aku sunggung mencintai jeng Tasya sebagai pengganti Niken dan ini adalah amanah dari Niken dan aku ngak berani menentangnya walau pada awalnya ku juga sempat menolaknya juga tapi Niken selalu berpegang teguh pada pinsipnya walau dia juga tau itu adalah salah tapi kembali lagi ke rasa yang Niken ke aku sunggung besar sehingga meminta aku untuk mengawini cucuku sendiri” kata Bram

“Eyang putri memang hebat ya mas, berani memetang takdir karena cintamya pada mas Bram dan aku kini bangga kerena aku juga bisa merasakan yang eyang putri rasakan mencintai seorang mas Bram yang punya dedikasi tinggi dalam segala hal, terimakasih mas” kata Tasya sambil menarik tubuh Bram merapat dan menciumi wajah Bran yang ganteng kalau di bandingkan dengan Hartono kekasih mamanya usianya sepantaran cuma pada kepala mas Bram sudah banyak ubannya kalau rambut nya sedikit panjang kelihatan padahal mas Bram selalu berambut pendek seperti seorang tentara tapi maklum jiwa meleternya melekat kuat dan sudah lama terbentuk sejak remaja

Bram pun mulai menciumi seluruh tubuh Tasya cucu kesangannya dari ujung kaki sampai ujung rambut dan melarang Tasya untuk membalas perlakuan nya walaupun saat ini badan Bram sunggung capek semalam dan tadi pagi memberi kepuasan dengan Marisa sebelum ternag ke Semarang ini dan kini harus memberi kepuasan pada cucu kersayangan dan itu sudah menjadi resiko Bram mau beristri lebih dari satu haruslah bersikap adil apa lagi fisik Bram sudah terlatih dalam segala medan dan cuaca sebagai penglima militer yang di segani oleh teman temannya dan ini terasa sampai sat ini masih punya power yang sangat besar dan ini di akui sendiri oleh kolonel Singging bekas anak buahnya.

Sentuhan kelembutan Bram membuat Tasya terlena merasakan kejantanan dari suami tercinta dan setelah seperempat jam berlalu tubuh Tasya mulai kejang kejang dan ada perasan damai ketika orgasme menjelang tanpa banyak bicara Bram segera menindih tubuh mungil Tasya dengan penis sudah menancap di vagina Tasya

“Maaaassss oohhhhhhh ….” cerit Tasya merasakan benda tumpul menguak masuk dalam liang vaginanya mendesak terus sampai mentok sampai dasar memeknya sampai menyentuh rahim di dalam sana

Dengan sangat pelan Bram mulai memompa kemaluanya di dalam kemaluan Tasya yang terlentang dengan kedua kaki melebar ditindih dengan badan Bram yang tampak kekar dengan pantat yang selalu bergoyang perlahan lahan memeng di sengaja pantat Bram bergerak pelahan di samping lebih bisa meresapi nikmatnya persetubuhan juga menikmati pergesekan antara kulit Bram yang kekar dengan kulit cucunya yang halus dan imut

Sambil secara konstan pinggul Bram bergerak bibir Bran juga menciumi bibir Tasya yang bisa menerima secara pastrah hanya mata terpejam menikmati setiap gerakan pantat Bram dan ciuman di bibirnya sampai akhirnya 10 menit berlalu dan Tasya mulai mengejang ngejang tanda orgasm segera tiba tapi bagi Bran masih sangat jauh karena ini pestubuhan ini persetubuhan yang ke tiga kalinya dari pagi subuh tadi

Bram pun merasakan akan orgasm yang kan di terima Tasya dan akhirnya yang ditunggu muncul juga dan Tasya terkejang sampai semua badan berkontraksi terutama di daerah pinggulnya

Setelah meresa masih dalam keadaan lemas di baliknya tubuh Tasya hingga tengkurep dan Bram memposisikan dirinya di atas tubuh tengkurap Tasya mengangkat tinggi pantat Tasya yang di buat agak menungging dan dengan berlahan penis Bram menguak masuk ke dalam vagina Tasya dam langsung di genjotnya pinggulnya dengan kecepatan sedang dan tak lama 5 menit Tasya sudah merasakan orgasm akan datang lagi dan di tancapkan penis Bram ke dalan vagina Tasya dan sseerrrrttttt sseeerrrrtttttt sseeerrrrrrttttt cairan cita keluar dari dalam memek Tasya dan setelah reda tubuh Tasya di miringkan dan tubuh Bram mengikuti sehingga penisnya masih menancap di dalam vagina nya Bram merasa bahwa air maninya sudah terkumpul di ujung penisnya dan dengan kekuatan penuh Bram mengnancapkan kemaluannya lebih cepat dan tak lama 5 menit mereka terkapar lagi Tasya mengalami orgasm yang ke empat dan Bran dengan dengusan bagai banteng terluka mengejang dan menyemburkan cairan pembuat bayi ke dalam memek Tasya yang masih lemas karena orgasm yang beruntun yang di dapat pada malam hari ini

Bram dan Tasya terkapar saling berpelukan dalan kasih dan sayang dan mata mereka terpejam setelah mendengar lonceng di pos jaga satpam berdentang satu kali tanda sudah jam satu malam Bram mengambil selinut dan menggelarnya di atas tubuh telajang mereka dan akhirnya tertidur juga ke dua insan beda jenis dan beda usia dalam ritual senggama yang menajupkan

====


Keesokan harinaya hari minggu dan seperti biasa Tasya bangun pagi dan melihat Bram suami tuanya masih tidursambil memeluk tubuh telanjang Tasya melihat jam yang ada didinding kamarnya waktu kasih jam 4.30 menit Tasya menggeliat tubuhnya dan memposisikan wajagnya dekat wajah suaminya dan mengecup bibir Bram yang terbuka di ciumnya dengan perlahan tak beberap lama Brampun membuka matanya langsung merengkuh tubuh Tasya yang masih telanjang seperti dirinya dipeluknya sambil mengucap

“Selamat pagi honny” kata Bram setelah tau siapa yang memeluknya, lanjutnya “Jam beara sekarang”

“Baru jam setengah lima mas” kata Tasya manja dan Bram pun lansung dududk di atas ranjang dan mengucap

“Wah terlambat bangun nih” kata Bram

“Ngak ada kata terlambat mas, ini kan hari minggu” kata Tasya sambil tersenyum

“Wah ternyata aku sudah tua ya sayang sudah pikun” kata Bram

“Mas boleh aja bertambah tua, tapi sang kopral harus bertambah muda ada dua memek yang menanti kejantanannya sang kopral” kata Tasya sambil membelai belalai gajah Bram yang mulai menggeliat bangun

“Ayo jeng bersih bersih dan sholat shubuh ya waktunya sangat singkat” kata Bram sambil bangun dari tidurnya

“Gendong” kata Tasya manja

“Huh manjanya” kata Bram sambil menarik tangan Tasya supaya mendekat dirinya

“Biarin kan 2 minggu ngak bisa manja manja sama mas” kata Tasya


Bersambung ….
yuuuk manja yuuuk 😱😱😱😂😂😂🤣🤣🤣
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sis, lama nih belum di tulis lagi yang ini.. semoga sehat selalu yaa..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd