Part 3,2
“Hmm...”
“Boleh” katanya yang mulai mengangkat kedua tangannya
Perlahan aku mulai melepas sweater berwarna biru muda yang dipakainya daritadi dan ku lihat dengan jelas sepasang payudara yang berukuran sekitar 34B menurutku dengan puting berwarna coklat tua. Kedua tanganku mulai mengelus – elus kedua puting payudaranya dengan perlahan dan sesekali ku cubit kedua putingnya agar tampak mengeras.
“Rinooooo.... Ahhhhhhhh....”
“Pelan – pelannnnn.......” Bisiknya
Suara demi suara desahannya yang berasal dari mulutnya yang membuat aku semakin nafsu untuk “bermain” dengan Sinka. Wajahku mulai mendekatkan ke payudara kanannya dan mulai aku jilati puting bagian kanannya. Suara desahannya lebih terdengar dari yang pertama kali aku lakukan. Cukup lama aku “bermain” dengan kedua payudaranya dan aku mulai membuka celana yang Sinka pakai.
Tanpa aba – aba, dia sendiri yang ternyata membukakan celananya dan menyisakan celana dalam berwarna hitam.
“Boleh aku lepas?”
“Boleh kok” katanya yang tersenyum kearahku
Perlahan aku mulai menarik celana dalam yang dia pakai dan aku pun dapat melihat dengan jelas vaginanya yang berwarna pink kemerahan yang ditutupi rambut- rambut halus. Aku pun mulai menjilati vaginanya yang terhalang oleh rambut – rambut halus.
“Rinooooo..... AHHHHHHHHHH...... GELIIIIIIIIII......”
“Nikmatin aja”
“Hmmmm..... Ohhhhhhhhh... Enakkkkk.....”
Tubuhnya bergejolak akibat rasa geli yang dia dapat ketika aku menjilati dan memainkan klitorisnya hampir 5-menit perkiraanku. Disaat aku terus memainkan klitorisnya, tiba – tiba cairan keluar dari vaginanya dan mengenai seluruh wajahku yang menandakan Sinka orgasm untuk pertama kali. Tubuhnya begitu bergetar akibat tidak kuat menahan rasa dari orgasm. Aku pun langsung mencium bibirnya dan memeluknya dengan erat agak tubuhnya tidak bergetar lagi.
“Maaf ya, Rino...”
“Enggak apa – apa kok”
Sinka pun seakan mulai paham dengan cara melakukan pemanasan sebelum berhubungan badan. Dia mulai mengelus – elus penisku yang tertahan oleh celana jeans yang ku pakai. Aku pun mulai melepaskan celana dan baju agar tidak mengganggu disaat berhubungan badan nanti. Dia pun cukup kaget ketika melihat penisku yang sudah on – fire daritadi.
“Coba kamu kocok, Sinka” kataku yang mengarahkan tangan kanannya ke penisku
Perlahan demi perlahan, tangannya mulai mengatas – bawahkan penisku. Entah setan apa yang merasuki tubuh dan pikirannya, ku lihat dia cepat paham soal memuaskan hasrat. Genggaman tangannya di penisku begitu terasa disaat dia terus mengocok penisku.
“Sin, pelan – pelan... Ohhhhhhhh.... Pelan – pelan...”
“Iya deh wkwk”
Tiba – tiba dia langsung mengulum penisku tanpa ku beritau sebelumnya bagaimana caranya. Slllrrrruuupppp... Bunyi kuluman yang berasal dari mulutnya begitu terdengar seisi kamar hotel yang kami tempati sekarang.
“Ennnaakkkk... Ahhhhh... Sinnnnnn”
“Slllrrrruuuppppp... Besar jugaaaa..... Punya kamu..... Sllllrrruuuppppp...”
Terus berlanjut kulumannya dan sesekali dia mengocok penisku dan menjilati ujung kepala penisku dengan lembut. Tiba – tiba dia menghentikan blowjob yang dilakukannya dan langsung tiduran dikasur.
“Rinooo... Aku mau cobaaaa...” katanya yang rebahan dikasur dan menunjukan vaginanya dengan jari telunjuknya disertai senyuman manis yang nakal
“Yakin mau sekarang? ? ?”
“Iya...”
Kedua pahanya aku angkat agar mempermudah aku untuk memasukan penisku ke vaginanya. Perlahan aku mulai mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Ku gesek – gesekan sebelum mulai aku masukan dan jlebbbb... Penisku kini masuk kedalam vaginanya.
“AHHHHHHHHHHHHHHH...........”
Sinka pun berteriak cukup kencang karena merasakan selaput dara yang robek akibat aku memasukan penisku kedalam vaginanya. Aku pun dengan sigap langsung mencium bibirnya disaat aku mulai memompanya agar dia tidak berteriak. Perlahan demi perlahan Sinka mulai menikmati tempo permainan awal yang aku berikan.
“Ahhhhh... Yaaaaaaaaa.... Rinoooooo... Enakkkkkk”
“Vagina kamu........ Enakkkkkkkk.......”
“Terusssss.... OHHHHHH... Nikmattttttttt..... AHHHHHHHH....”
“AHHHHH... Yaaaaaa..... Enakkkkk.....”
Aku mulai mempercepat gerak pinggulku ke selangkangannya. Plek... Plek... Plek... Bunyi selangkangan bertemu selangkangan begitu terdengar lagi seisi kamar hotel. Suara desahan yang berasal dari mulutnya Sinka yang membuat aku semakin bernafsu ke dia. Kedua tanganku mulai menggerakkan kedua payudaranya. Penisku seperti diurut oleh dinding vaginanya yang sangat enak bagiku.
“Sin... Enak benerrrr...”
“Akkkuuuu.... AHHHHHHHH.... Enaakkkkk”
Sesekali aku kembali mencium bibirnya hingga lidahku “bermain” dengan lidahnya disaat aku terus – menerus memompa. Suara ciuman juga terdengar dalam kamar, karena aku mencium bibirnya terlalu kasar. Tiba – tiba Sinka orgasm untuk kedua kalinya disaat aku masih memompanya dan langsung aku peluk dia dengan erat disaat badannya bergetar. Posisi tubuhku kini berada dibawah badannya. Aku pun dengan jelas bisa melihat lekukan badannya yang cukup bagus.
“Aku coba ya, Rino...” katanya yang tersenyum kearahku
Sinka pun mulai menggerakan pinggulnya keatas dan kebawah dan menggoyangkannya. Disaat dia terus menggerakan pinggulnya aku sedikit bertanya ke dia.
“Sinka... Kamuuuu aman kan? ? ?”
“Amannnn...”
Kata aman yang membuat aku berpikir untuk keluar didalam vaginanya. 5-Menit lebih dia terus menggerakkan pinggulnya dan aku mulai merasakan spermaku ingin keluar.
“Sinnnn... Akuuuu... Pengennnn keluarrrrrr...”
“Aaaakkkuuuu... Ahhhhhh... Jugaaaaaa....”
Aku pun langsung memeluknya dan menggerakan pinggulku dengan cepat dan.......
“SINKAAAAAAA........”
“RINOOOOO.... AHHHHHHHHHHHHHH......”
Kami berdua pun orgasm berbarengan untuk pertama kalinya. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam kali yang kurasakan spermaku menyembur ke dalam vaginanya. Aku mulai mencabut penisku yang berada didalam vaginanya setelah penisku menyemburkan spermaku kedalam vaginanya enam kali.
“Maaf... Aku keluar didalam...”
“Enggak apa – apa kok” katanya yang tersenyum dan mencium bibirku dengan halus
“Kamu manis banget, Sin hehe”
Aku pun mengelus- elus rambutnya yang terurai akibat permainan kami berdua dan menatap wajahnya cukup lama. Setelah itupun kami berdua mandi untuk membersihkan badan dan disaat mandi pun kami melakukannya lagi dengan cepat. Tetapi kali ini tidak keluar didalam vaginanya. Aku pun menyuruh Sinka untuk mengulum penisku disaat aku ingin mengeluarkan spermaku lagi. 4 – 5-kali ku ledakan didalam mulutnya Sinka hingga ke tenggorokan.
Aku keluar dari kamar mandi duluan setelah mandi dan disaat setelah berpakaian lagi, aku melihat ada notifikasi line di smartphoneku kalau aku diundang temanku untuk menjadi pembalap pada hari jumat di Sirkuit Sentul dan ku lihat jam di smartphoneku sudah menunjukan pukul 1-subuh. Setelah Sinka keluar dari kamar mandi aku pun menyuruh dia untuk tidur agar staminanya kembali pulih dan kami berdua pun tidur dalam keadaan tanpa busana sedikitpun.
-----XXX-----
Pagi hari, pukul 9-pagi, hari selasa. Aku dan Sinka sudah sarapan pagi karena pengguna hotel mendapatkan kupon sarapan. Kami berdua bersiap – siap untuk meninggalkan hotel karena aku tidak ingin ada kecurigaan dari keluarganya Sinka.
“Nanti aku anter ke rumah ya”
“Iya, Rino...”
Setelah kami semua beres – beres, kami pun menuju resepsionis hotel untuk mengembalikan kunci kamar hotel dan menuju parkiran motor diatas 400-cc. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk tiba didepan rumahnya Sinka karena jarak dari Hotel Sheraton menuju rumahnya sangat dekat.
“Untung orang tua aku lagi pergi”
“Mobilnya enggak ada”
“Untung aja ya”
“Makasih ya buat yang kemarin, Rino” katanya yang mencium visor helm yang kupakai
“Berkabar lagi kalo kamu mau coba – coba lagi”
“Iya, Rino” katanya yang tersenyum dan masuk menuju rumahnya
Disaat aku ingin menyalakan mesin motorku, kakaknya Sinka yang bernama Naomi tiba – tiba menghampiriku.
“Kamu tadi ngapain sama Sinka?”
“Enggak apa – apain kok, kak”
“Yaudah”
Aku pun lalu meninggalkannya dan kembali kerumah.
“Judes amat” kataku dalam pikiran
-----XXX-----
Pagi hari, hari jumat, di Sirkuit Sentul. Aku pun bersiap – siap untuk balapan funrace karena diundang oleh temanku. Motor yang kugunakan adalah Suzuki GSX-R600. Aku pun melihat para rider – rider yang lain dan ternyata ada Rona dengan R6nya. Disaat aku menunggu diatas motor, para umbrella girl pun mulai menghampiri para setiap pembalap dan disaat salah satu umbrella girl menghampiriku, aku pun tidak asing oleh wajahnya.
“Kakak, bukannya kakaknya Sinka?”
“Loh? ? ?... Kamu? ? ?”
Aku cukup kaget karena umbrella girl yang disebelahku adalah kakaknya Sinka, Naomi. Pakaian yang digunakannya sangat ketat dan bisa ku lihat dengan jelas pahanya yang begitu mulus.
“Kak Naomi udah dari kapan jadi umbrella girl?”
“Udah lama kok”
“Tapi aku diem – diem jadi umbrella girl”
“Kamu sendiri?”
“Ini aku diundang temen aku, kak”
1-Menit lagi yang menandakan bahwa race akan segera dimulai dan sebelum para umbrella girl pergi, aku memberitaukan ke Naomi untuk datang ke pit aku setelah race berakhir. Para pit crew mulai menyalakan mesin motor yang kugunakan untuk race.
Vrrrooommm... Suara mesin DOHC 599-CC dengan total 16-klep yang menggunakan knalpot Leo Vince yang dapat memuntahkan tenaga sekitar 130-hp, begitu terdengar sekali hingga suaranya terdengar disaat aku sudah menggunakan helm.
-----XXX-----
Funrace pun selesai dan aku menduduki posisi 1 disaat tikungan terakhir musuhku terlalu melebar disaat menikung. Disaat aku menuju pit, Rona menghampiriku dan memberikan ucapan selamat atas posisi 1 yang kuraih.
“Selamat ya, Rino”
“Makasih ya, Rona”
Setibanya aku di pit, aku dan para pit crew sedang merayakan kemenanganku dan salah satu pit crew memberitaukan ke aku kalau ada seorang perempuan yang mencariku dan aku langsung menghampirinya dan ternyata Naomi.
“Tadi mau ngomong apa lagi?”
“Mau mampir ke bengkel aku, kak?”
“Emangnya dimana tempatnya”
“Nanti aku kasih tau alamatnya”
“Sini hp kamu”
Aku pun memberikan smartphoneku ke Naomi dan dia menuliskan nomor handphonenya.
“Whatsapp aja nanti” katanya yang tersenyum lalu pergi meninggalkan aku.
Setelah itupun aku kembali melanjutkan perayaan atas kemenanganku dan tidak berlangsung lama, aku kembali kerumah dan tiba pukul 7-malam.
“Gimana balapannya, Rino?” tanya ayahku
“Sukses, pa...” kataku yang menunjukan foto mengangkat piala
“Selamat, Rino”
“Zhùhè Rino de chénggōng” kata ibuku
“Māmā, xièxiè nǐ”
Aku lanjut menuju kamar untuk mandi di kamar mandi dalam dan setelah mandi, aku mencoba menghubungi Naomi untuk memberitaukan alamat bengkelku dan dia pun bisa untuk datang esok hari.
-----XXX-----
Pukul 10-pagi di bengkelku. Aku menunggu kedatangan Naomi, kakaknya Sinka. Disaat menunggu kedatangannya, aku bermain game PS4, Ride 2. Tidak menunggu lama, suara ketukan pintu terdengar dan aku pun menyuruh masuk dan ternyata Naomi pun datang dengan menggunakan pakaian tank top hitam yang ditutupi dengan kemeja biru muda dengan menggunakan celana hotpants diatas lutut yang membuat pantatnya sedikit naik.
“Maaf ya nunggu lama”
“Enggak apa – apa kok, kak”
“Panggil nama aja, Rino” katanya yang tersenyum kearahku
“Enggak sopan kalo panggil nama aja, kak”
“Yaudah kalo itu maunya kamu”
Terpintas dipikiranku untuk menyetubuhinya disaat kami berdua sedang berbincang – bincang dan sesekali aku melirik pahanya yang begitu putih. Aku menawarinya untuk memesan 1box donut J.Co setelah kami berdua berbincang – bincang.
“Kak Naomi, mau donut?”
“Nanti aku pesenin”
“Boleh, Rino”
Aku pun memesan 1-dus J.Co besar dan 1-dus J.Co kecil untuk diantarkan ke bengkeku. Tidak menunggu lama, pesanan yang aku pesan tiba melalui ojek online.
“Yang kecil, dibawa pulang aja nanti”
“Buat Kak Naomi sama Sinka”
“Makasih ya”
“Aku ambilin minum buat kamu ya, Rino”
“Ok, Kak Naomi”
Disaat dia mengambil minuman, aku melihat dengan jelas lekukan pantatnya yang bagiku seksi sekali. Setelah dia mengambil minuman untuk kami berdua, tiba – tiba dia meminta ijin untuk ke toilet di dalam ruangan kantor bengkelku dan itu merupakan saat yang tepat untuk memberikan isi dari kapsul viagra yang ku simpan di tas aku. Setelah menuangkan bubuk kapsul viagra ke minumannya dan tidak lupa aku mengaduk – aduk minumannya agar bubuk obat viagra tidak terlihat dengan jelas. Tidak menunggu lama, Naomi pun kembali dari toilet dan kami berdua mulai memakan donut yang aku pesan tadi.
Setelah memakan hampir semua donut, Naomi pun mulai meminum minumannya yang telah ku campur dengan isi kapsul viagra. Basa – basi kembali kami lakukan dan keanehan dari gerak – gerik badannya Naomi mulai terlihat, mungkin akibat efek dari isi kapsul viagra.
“Ehhhh... Kak Naomi”
“Kak Naomi, enggak apa - apa?”
“Enggak apa – apa kok...”
Mukanya mulai memerah dan gerak – gerik tubuhnya semakin aneh. Tiba – tiba Naomi melihat wajahku seperti perempuan yang ingin “dimanja”. Mukanya mulai mendekatkan ke mukaku dan bibirnya mulai menyentuh bibirku. Kami berduapun melakukan french kiss dengan liar karena Naomi dan rangsangan dari bubuk kapsul viagra.
“Rinoooo....”
“Kamuuuu.... Bisa ajaaaaa.....” sela – sela melakukan french kiss
“Kak Naomi, nafsuin sih...”
Bersambung...