#4 – Pelarian Nita
"Kamu harus menyembunyikan Nita untuk sekarang ini. Berbahaya untuknya kalau dia masih tinggal di asrama Redstone. Alex bisa kapan saja meringkusnya. Dia tinggal menunggu surat penangkapan keluar dari pengadilan." Sahut Ann di telepon.
"Sialan si Alex itu. Kenapa sih kamu masih saja berpacaran dengannya? Bukankah lebih baik di singkirkan saja dia." Jawab Rita di telepon.
"Heh? Bukankah kamu sendiri yang mencari-cari masalah? Dan bukankah kamu sendiri malah menikah dengan kriminal itu? Kenapa kamu salahkan aku yang memiliki kekasih seorang polisi? Asal kamu tahu ya, Alex itu lima kali lipat lebih baik daripada suamimu Ronald." Sahut Ann.
Rita tersenyum sinis lalu menutup teleponnya.
Sementara itu Ann langsung pergi ke dapur. Saat itu dirinya sedang berada di rumah Alex. Ternyata Ann telah melupakan kejadian kemarin, yaitu kejadian dimana dirinya melihat dengan mata kepalanya sendiri, kekasihnya Alex sedang berhubungan intim dengan adiknya.
Entah kenapa Ann tidak merasa terganggu sedikitpun, meskipun awalnya dia juga merasa sangat terkejut.
Sementara itu di kampus Redstone, Nita tengah berada di dalam ruang kelas. Saat itu ada pelajaran tentang Metodologi Kedokteran hHewan.
Handphone Nita tiba-tiba saja bergetar dan ada pesan masuk disana.
"Kita pergi ke rumahku sekarang. Kamu sudah ketahuan, polisi akan segera datang ke kampus. Bawa barang-barangmu yang menurutmu penting saja."
Begitu isi pesan yang dikirimkan oleh Bibinya, Rita.
Jantung Nita langsung berdetak dengan kencang. Dirinya tidak ingin masuk penjara atas perbuatannya menanam Veratrum di hutan belakang kampus.
Oleh karena itu itu Nita langsung meminta ijin keluar kelas dan langsung berlari ke arah asramanya. Nita memang tinggal di asrama kampus Redstone.
Sementara itu, di belakang gedung kampus, di sebuah taman yang agak tersembunyi, telah duduk dua insan manusia yang berlainan jenis. Mereka berdua rupanya sedang asyik bermain rujak lidah. Mereka berdua adalah Tommy dan Nikita.
Mereka berdua rupanya telah menjalin hubungan spesial mereka kembali secara rahasia. Padahal saat itu Nikita sudah akan menjadi istri orang.
Kemudian tiba-tiba saja Tommy melihat Nita yang berjalan ke arah asrama. Asrama itu memang terletak di belakang kampus dan melewati taman tempat Tommy dan Nikita sedang bermesraan. Nita tidak melihat keduanya karena Tommy dan Nikita memang sengaja memilih spot yang agak tersembunyi.
Kemudian saat itu pula Jenny datang menyusulnya. Rupanya saat itu Jenny tidak sedang mengejar Nita, tetapi dia sedang mencari-cari keberadaan Tommy.
Jenny berbeda dengan Nita, Jenny memiliki mata yang cukup tajam. Seekor semut pun tidak akan terlepas dari pandangannya, apalagi Tommy dan Nikita yang hanya bersembunyi di balik semak-semak.
"Emmph? Ada Jenny Nik." Sahut Tommy.
Mereka berdua langsung terburu-buru merapihkan pakaian mereka.
"Sudah kuduga aku akan menemukanmu disini Tom." Sahut Jenny.
Kemudian Jenny melirik gadis yang berada disampingnya dan merasa terkejut,
"Nikita..?! Apa yang sedang kamu lakukan disini bersama dengan Tommy? Bukankah kalian sudah putus? Dan lagi? Bukankah kamu akan segera menikah?" Tanya Jenny.
Saat itu Nikita tiba-tiba saja muntah-muntah.
Jenny mengerutkan keningnya. Menurut instingnya, Nikita sepertinya sedang sakit. Tetapi, itu bukanlah sakit biasa. Sepertinya Nikita sedang hamil.
"Apakah Tommy yang telah menghamilinya?" Pikir Jenny.
"Apakah kamu tidak apa-apa Nik?" Tanya Tommy sambil mengurut-urut pundaknya.
Nikita menggelengkan kepalanya sambil menutupi mulutnya dengan telapak tangannya. Kemudian tiba-tiba saja wajahnya nampak sangat mual dan Nikita langsung berlari meninggalkan mereka berdua.
"Dia hamil ya Tom?" Tanya Jenny dengan pandangan mata yang jelas-jelas menuduh.
"Eh? Apa iya?" - "Iya Tom. Dia hamil. Aku tahu tanda-tanda orang hamil itu. Apakah itu perbuatanmu? Kalau iya, berarti kamu benar-benar laki-laki yang tidak bertanggung jawab Tom. Dia itu sudah mau menikah. Hmm..? atau jangan-jangan..? dia itu mau menikah hanya karena hamil atas perbuatanmu?" Sahut Jenny.
Tommy mengerutkan keningnya. Sepertinya tidak mungkin kalau dirinya lah yang membuat Nikita hamil. Soalnya, dirinya baru beberapa hari yang lalu mengentot dengan Nikita meskipun saat itu, dirinya juga telah mengeluarkan air pejunya di dalam liang memeknya.
Kemudian tiba-tiba dirinya teringat akan kata-kata Nikita ketika mereka berdua mengentot,
"OGHH..?! Niki..?? Kalau aku menghamilimu bagaimana? OGHH..!!" - "OWWHH..!! Nggak apa-apa Kak.., hehehehe.., malah.., OWHH..?!! Aku senang karena calon suamiku itu akan mendapatkan sebuah bonus, hehehehe..," jawab Nikita.
Ternyata calon suami Nikita akan benar-benar mendapatkan sebuah bonus. Jantung Tommy berdetak dengan kencang. Ini adalah yang pertama kali baginya menghamili seorang gadis. Ternyata, air pejunya itu benar-benar tokcer.
Namun Tommy merasa bersalah juga. Tidak sepantasnya dirinya melakukan hal tersebut kepada calon suami Nikita. Tommy juga telah mengambil keperawanan Nikita selain menghamilinya.
"Kenapa kamu diam Tom?" Sahut Jenny kembali.
"Eh? Nggak Jen. Aku harus berbicara dengannya." Sahut Tommy sambil berlari mengejar Nikita.
"Eh? Jadi benar kamu yang menghamilinya? Hei..?? Tom..!! Jadi nggak hari ini kita mengunjungi Eddy di rumah sakit?" Teriak Jenny.
"Jadi..!! Tetapi tunggu sebentar Jen..," sahut Tommy sambil berlari semakin jauh.
Insting Tommy mengatakan bahwa Nikita akan pergi ke toilet. Dan benar saja, Tommy langsung melihat Nikita yang sedang memasuki toilet kampus.
Kemudian tiba-tiba saja seorang wanita bertubuh besar menghalang-halangi Tommy yang hendak masuk ke dalam toilet.
"Ini hanya untuk wanita. Kamu tidak boleh masuk kesini. Untuk laki-laki ada disana." Sahut wanita itu dengan marah.
"Heh? Ini juga untuk wanita. Malah wanita sangat menyukainya." Sahut Tommy sambil menunjuk-nunjuk ke arah batang kontolnya. Dan akhirnya mereka berdua pun bertengkar mulut.
Nikita yang berada di dalam toilet akhirnya mendengar pertengkaran tersebut. Nikita berjalan keluar ketika dirinya mendengar suara Tommy yang sedang bertengkar.
"Kak Tommy? Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Nikita.
Tommy langsung menarik tangan Nikita dan membawanya ke sebuah sudut.
"Aku mencintaimu Niki. Aku inhin menikahimu." Sahut Tommy.
Wajah Nikita langsung terkejut,
"Eh? Kenapa kamu Kak? Apa kamu kesambet setan kampus?" Tanya Nikita dengan heran.
"Aku tahu kamu hamil Niki. Dan aku akan bertanggung jawab sepenuhnya." Sahut Tommy dengan wajah yang serius.
"Lho? Darimana kamu tahu kalau aku hamil Kak?" Tanya Nikita dengan wajah yang sangat terkejut.
"Kamu muntah-muntah. Dan kemarin itu, aku memang melepaskan cairan spermaku ke dalam rahimmu." Sahut Tommy.
Tiba-tiba saja Nikita terkikik geli.
"Eh? Kamu kenapa Niki?" Tanya Tommy yang merasa heran melihat perubahan sikap Nikita yang drastis.
"Aku tidak hamil kok Kak, hehehehe.., aku hanya mual saja Kak." jawab Nikita sambil tertawa kecil.
"Lagipula, kita kan baru berhubungan seks kemarin. Jadi, tidak mungkin aku hamil secepat itu." Sambung Nikita kembali.
"Eh? Benarkah Nik?" - "Iya benar Kak." Jawab Nikita.
"Syukurlah." Sahut Tommy sambil tersenyum lega.
"Tetapi..? Apa kamu sudah benar-benar yakin ingin menikah dengan orang yang sama sekali belum kamu kenal Nik?" Tanya Tommy.
"Iya Kak. Memangnya kenapa?" Tanya Nikita.
"Hmmm., Nikita.., aku benar-benar telah jatuh cinta kepadamu Nik. Aku ingin memilikimu." Sahut Tommy dengan jujur.
"Ah, jangan berbicara seperti itu Kak, hehehehe. Masih banyak kok wanita yang lain. Lagipula, Kak Linda mau dikemanain?" Sahut Nikita.
"Aku sudah tidak mempunyai hubungan lagi dengannya Nik. Aku baru sadar kalau cintaku itu hanyalah milikmu seorang Niki." Sahut Tommy.
Namun Nikita kembali tertawa kecil,
"Sudahlah Kak. Lupakan saja tentang keinginanmu itu. Itu tidak mungkin Kak, hehehehe. Sudah dulu ya, aku ada kelas nih Kak." Sahut Nikita sambil berjalan pergi meninggalkannya.
"Tetapi..?? Tetapi Niki...? Aku benar-benar tidak dapat melupakanmu..?* Sahut Tommy.
"Tenang saja Kak. Besok pasti kamu sudah lupa kok. Asalkan ada wanita yang lebih cantik dariku, kamu akan melupakanku. Hehehe..," jawab Nikita sambil meneruskan langkahnya sementara Tommy memandangi gadis cantik itu pergi dari pelukannya dengan wajah yang sedih.
Baru kali ini dirinya merasa patah hati. Ternyata, seorang playboy cap orang-aring macam Tommy bisa juga patah hatinya. Hal ini karena entah kenapa Tommy memang merasa benar-benar jatuh cinta kepadanya.
Nikita benar-benar telah mampu menggetarkan jantung hatinya. Wajahnya yang cantik, imut dan tubuhnya yang amat seksi benar-benar telah membuat Tommy bertekuk lutut kepadanya.
Saat itu dirinya melihat Nita yang masuk ke dalam sebuah mobil sedan. Mobil itu adalah milik Bu Rita.
"Sepertinya mereka akan merencanakan sesuatu lagi." Pikir Tommy.
Saat itu pula Jenny datang menyusul Tommy. "Tom..? Kamu kemana aja sih. Jadi nggak kita ke rumah sakit?" Sahut Jenny.
"Kamu duluan saja Jen. Aku ada urusan sebentar. Tolong jaga Eddy. Sepertinya bahaya masih mengintainya." Sahut Tommy.
"Kamu mau kemana Tom?" Tanya Jenny dengan heran.
Namun Tommy sudah keburu pergi dan mengambil motornya.
Tommy langsung memacu motornya mengikuti mobil Rita. Sepertinya Rita sedang menuju ke rumahnya.
"Sepertinya Bu Rita ingin menyembunyikan Nita." Pikir Tommy ketika dirinya sudah sampai di sebuah tempat yang agak jauh dengan rumah Bu Rita.
Dirinya memotret Bu Rita dan Nita yang sedang memasuki rumahnya.
Namun saat itu tiba-tiba saja dari arah belakang punggungnya di tepuk oleh seseorang.
"Hei Tommy. Sedang apa kamu disini?" Sahut seorang wanita yang berwajah bulat dan cantik.
"Eh? Sofia? Kok kamu tiba-tiba saja ada disini sih?" Sahut Tommy yang malah bertanya balik.
"Yang seharusnya bertanya itu aku Tom, bukan kamu. Ngapain juga kamu ada disini? Apakah kamu sedang mengintaiku ya? Soalnya aku kan juga tinggal disini?" Sahut Sofia.
Tommy mengerutkan keningnya. Dirinya merasa heran karena Sofia telah mengaku tinggal di pemukiman yang elit ini. Padahal, pekerjaan Sofia hanyalah sebagai seorang hostes dan terapis di diskotik VW.
"Mungkin gajinya sangat besar sehingga dia mampu untuk membeli rumah di sini." Pikir Tommy.
"Iya Sof. Aku memang sedang mengintai dirimu, hehehehe..," jawab Tommy santai sambil menekan-nekan handphonenya, berusaha untuk mengirim foto-foto Rita dan Nita kepada Alex.
Namun rupanya Tommy telah salah kirim, dirinya telah mengirimkannya kepada adiknya dan yang lebih parah lagi, Tommy malah mengirimkan sebuah video seks threesome yang didapatkannya dari internet. Padahal dirinya dan Linda sudah tidak memiliki hubungan lagi. Hal itu membuat Tommy ingin menelan handphonenya karena saking kesalnya.
"Kenapa kamu mengintaiku Tom?" Tanya Sofia.
"Emmhh?? Itu karena aku sangat menyukaimu Sof." Sahut Tommy asal jeplak dan insting playboynya telah aktif secara otomatis.
Tiba-tiba saja Sofia tersenyum manis. "Kalau kamu memang suka denganku, tinggal bilang saja Tom. Nggak usah mengintai-intai segala. Oh iya, kamu bertemu Nikita nggak hari ini?" Tanya Sofia.
"Ketemu Sof. Kenapa?" - "Oh nggak apa-apa Tom. Pantas saja kalau anakku minta dijemput, rupanya Nikita ada kuliah, sepertinya dia tidak sempat menjemput anakku tadi.” Sahut Sofia.
"Lho terus anakmu dimana Sof?" Tanya Tommy yang heran melihat Sofia sendiran saja.
"Dia sedang mengikuti les belajar Tom. Bagaimana kalau kita lanjutkan ngobrol rumahku aja. Disana sepi sekarang. Kedua orang-tuaku dan adikku sedang tidak ada." Sahut Sofia.
Wajah Tommy langsung bersinar-sinar. "Baiklah. Ayo kita kesana." Sahut Tommy dengan wajah yang gembira.
Sementara itu di tempat yang lain, Linda yang sekarang sudah menjadi mantan kekasih Tommy, saat itu sedang berada di rumahnya sedangkan Alex, kakak kandungnya sedang mengurus surat penangkapan Nita di pengadilan. Saat itu Linda sedang berada di dalam kamarnya, sedang asyik berbaring sambil memikirkan kakaknya.
Linda tidak dapat melupakan kejadian kemarin itu. Kejadian ketika dirinya dan kakaknya berhubungan seks. Saat itu benar-benar sangat nikmat dan sebuah perasaan cinta yang terlarang kini mulai mekar di dalam hatinya, sebuah perasaan cinta kepada kakaknya.
Tiba-tiba saja rasa cemburu mulai hinggap di hatinya. Ternyata Linda cemburu kepada Ann, kekasih kakaknya.
"Saat ini dia sedang ada di rumah. Hmmm.., kenapa dia masih berada disini? Bukankah kemarin dia melihatku sedang berhubungan seks dengan kakakku? Apakah dia sama sekali tidak marah?" Pikir Linda.
Tiba-tiba saja handphonenya berdering. Linda melihat ada sebuah pesan masuk dari Tommy. Isinya adalah video tentang tiga orang yang sedang berhubungan badan. Satu laki-laki dan dua orang wanita.
"Sialan Tommy. Kenapa dia mengirimkanku video seperti ini? Pasti dia salah kirim." Pikir Linda. Linda memang sudah kenal betul akan tabiat dan sifat Tommy yang asal-asalan. Sudah sering dia salah mengirim pesan sehingga Linda akhirnya tahu kalau Tommy telah mempunyai wanita atau selingkuhannya yang lain. Oleh karena itulah Linda terpaksa memutuskan hubungan dengannya.
Namun tiba-tiba saja Linda merasa tertarik melihat isi video tersebut. Dirinya mulai terangsang hebat. Kemudian dirinya mulai membayangkan bahwa dia lah yang melakukannya bersama dengan kakaknya dan juga pastinya, Ann kekasih kakaknya.
"Hmm.., pasti akan sangat menyenangkan." Pikir Linda.
Namun Linda kembali berpikir, "sepertinya Kak Ann tidak akan mau untuk melakukan perbuatan yang sangat menyimpang seperti itu." Pikir Linda.
Namun kemudian Linda mengerutkan keningnya, "Tetapi? Bukankah aneh kalau dia masih berada disini? Bukankah seharusnya dia sudah putus dengan kakakku setelah melihat kami berhubungan seks di depan mukanya? Apakah itu artinya dia tidak berkeberatan dengan hubungan kami? Hmm.., bagaimana kalau aku coba berbicara saja dengannya." Pikir Linda sambil berjalan keluar dari kamarnya.
"Siang Kak Ann." Sahut Linda sambil berusaha untuk tetap ramah.
"Siang juga Lin." Jawab Ann sambil tersenyum pula. Ann bersikap seperti biasanya, sikapnya sama seperti sebelum dirinya melihat Linda dan kakaknya berhubungan seks.
"Hari ini masak apa Kak?" - "Masak spaghetti dan daging bakar." Jawab Ann.
Linda menghirup aroma sedap daging bakar itu, "Hmm.., sepertinya enak Kak." - "Hmm? belum kamu coba kok sudah bilang enak sih Lin? Hehehe..," jawab Ann.
"Ah kalau masakan Kak Ann sih sudah pasti enak. Oh iya, maafkan aku ya Kak. Aku belum sempat meminta maaf karena kejadian yang kemarin itu." Sahut Linda.
Linda tersenyum lirih, "Tidak apa-apa kok Lin. Aku tahu kalau sedang horny itu memang sangat sulit untuk dilawan." Jawab Ann.
"Iya Kak Ann. Aku boleh tanya sesuatu nggak?" - "Kenapa Lin?" Tanya Ann.
"Setelah melihat perbuatanku dan Kak Alex, bagaimana kelanjutan hubungan kalian Kak? Aku harap kalian masih tetap bersama." Sahut Linda dengan jantung yang berdebar-debar.
"Tenang saja Lin. Kami masih bersama kok." Jawab Ann.
"Syukurlah kalau begitu. Apakah Kak Ann tidak marah? Soalnya aku dan Kak Alex melakukannya di hadapanmu." Sahut Linda dengan hati-hati.
"Sebenarnya sih waktu itu, hhmm.., aku agak terkejut. Tetapi kemudian aku sadar kalau saat itu kalian mungkin telah benar-benar horny karena perbuatanku. Aku sendiri juga merasa sangat bersalah karena telah memberikan Alex bir yang telah kucampur dengan obat perangsang. Namun aku benar-benar tidak tahu kalau kamu juga ternyata telah meminumnya." Sahut Ann.
"Eh? Apakah itu bir yang berada di meja sewaktu aku dan Kak Alex sedang berhungan seks?" - "Iya Lin. Sebenarnya bir itu kubuat dan kumaksudkan hanya untuk Alex. Tetapi, entah kenapa Alex sepertinya lupa dan menaruh bir itu sembarangan. Padahal bir itu telah kucampurkan obat perangsang yang sangat kuat." Sahut Ann.
"Jadi..?? Kemarin itu ketika aku merasa sangat horny adalah karena bir itu? Hmmm.., sebenarnya itu adalah salah Kak Ann." Pikir Linda.
Tetapi kemudian Linda tiba-tiba saja merasa bersyukur. Karena akibat bir itu, Linda bisa merasakan sebuah kenikmatan yang amat dahsyat bersama dengan kakaknya.
"Oh iya Kak? Bagaimana perasaan kakak ketika melihatku dan kakakku sedang berhubungan intim? Apakah Kak Ann juga merasa horny?" Tanya Linda dengan hati-hati.
Ann mengerutkan keningnya, "hmm.., bagaimana ya? Kalau horny sih sudah pasti. Tetapi saat itu aku juga sedang memikirkan hal yang lain yaitu tentang kasus Alex." Jawab Ann.
"Kalau begitu.., apakah Kak Ann tidak berkeberatan kalau aku melakukannya lagi?" Tanya Linda kembali dengan sangat hati-hati.
Ann menatapnya dengan tajam sehingga membuat jantung Linda semakin berdetak tidak karuan.
Kemudian dirinya berkata, "Sudah kukatakan aku tidak mau tahu ataupun ikut campur dalam rahasia kalian. Kamu bisa melakukannya kapanpun juga. Aku tidak akan membocorkan rahasia kalian." Sahut Ann.
Linda tersenyum lega. Namun kemudian Linda berkata lagi,
"Kalau misalkan, hmm.., maaf ya Kak Ann." - "katakan saja isi hatimu Lin." Sahut Ann.
"Iya. Kalau misalkan aku sedang berhubungan seks dengan Kak Alex dan tiba-tiba saja Kak Ann melihatnya dan merasa sangat horny. Apakah Kak Ann mau bergabung bersama kami?" Tanya Linda.
Tiba-tiba saja Ann tersenyum penuh arti, "Kalau untuk itu sebenarnya membutuhkan persetujuan dari tiga orang Lin. Aku, kamu dan kakakmu. Kalau ada salah satu yang tidak setuju maka hal tersebut tidak mungkin terjadi." Sahut Ann.
"Misalkan aku dan Kak Alex setuju bagaimana Kak? Apakah Kak Ann akan bergabung bersama dengan kami?" Tanya Linda kembali.
Ann tersenyum penuh arti dan menjawab,
"Entahlah Lin. Pertanyaanmu sangat sulit. Sudahlah, hentikan pembicaraan yang tidak berguna ini. Kamu ada kuliah nggak nanti sore?"
"Nggak ada Kak." Jawab Linda.
"Ya sudah kalau begitu. Ayo kita makan sama-sama." Sahut Ann.
Sementara itu Alex baru saja mendapatkan surat penangkapan Nita. Saat itu dirinya sedang berada di gedung pengadilan kota Orchid.
"Ini suratnya Lex dan ini undangan pernikahanku." Sahut seorang wanita cantik sambil tersenyum.
Wanita itu bernama Silvia Brown, dia adalah seorang hakim agung di kota Orchid. Meskipun wanita itu masih terlihat muda, namun tidak ada yang menyangka kalau wanita itu sudah berumur 41 tahun dan sudah memiliki seorang putri yang sudah dewasa. Hal itu karena kecantikannya dan tubuhnya yang luar biasa seksi.
"Eh? Ibu mau menikah lagi nih? Hehehehe.., kapan Bu?" Tanya Alex sambil menggodanya.
"Kamu ini ya, aku kan baru menikah dua kali Lex. Kamu datang ya bersama dengan Ann." - "Kapan Bu?" Tanya Alex kembali.
"Acaranya nanti malam di kota Vinca." - "Hah? Hari ini?" Sahut Alex dengan wajah terkejut.
"Maaf aku baru sempat memberitahumu sekarang Lex, hehehe. Kalau kamu dan Ann kapan nih? Aku menunggu undanganmu lho?" Sahut Silvia.
Alex tersenyum hambar, "Entahlah Bu. Mungkin nanti." - "Nanti kapan? Jangan lama-lama Lex. Bukankah kamu sudah berpacaran lama dengan Ann? Nanti dia diambil orang lho? Hehehe.., sudah dulu ya. Aku mau berangkat sekarang ke kota Vinca." Sahut Silvia.
"Iya Bu." Jawab Alex singkat.
Alex tersenyum sedih sambil memandangi sang hakim agung kota Orchid itu pergi.
"Bu Silvia masih tetap terlihat cantik saja dan tubuhnya juga menjadi semakin menarik. Terutama teteknya itu, hmmm, besar sekali." Pikir Alex.
Kemudian Alex teringat akan ucapan Silvia mengenai kapan dirinya akan menikah dengan Ann. Alex tersenyum kecut karena harapannya untuk bisa menikah dengan kekasihnya itu semakin tipis semenjak kemarin dirinya ketahuan berhubungan seks dengan adiknya.
Otaknya menjadi semakin semwarut. Ditambah lagi adiknya yang telah mulai membuat hatinya tertarik. Alex kini menjadi bingung oleh kedua wanita tersebut. Disatu sisi, dia mencintai Ann dan ingin menikahinya. Namun disisi lain, Alex juga telah tersentuh oleh kecantikan adiknya dengan tubuhnya yang luar biasa seksinya. Sepercik perasaan cinta kepada adiknya itu kini mulai tumbuh, dan itu bukan perasaan cinta yang normal antara kakak dan adik, namun lebih kepada seorang kekasih.
"Ah sudahlah. Aku tidak boleh memikirkan tentang hal itu sekarang. Saat ini aku mempunyai tugas yang lebih penting, yaitu menangkap Nita." Pikir Alex.
Alex langsung membawa satu tim yang terdiri dari empat orang pergi meluncur ke arah kampus Redstone.
Namun disaat Alex sedang berada di dalam mobil yang melaju kencang, tiba-tiba saja handphonenya berdering. Ada telepon dari Tommy.
Alex tidak ragu-ragu lagi untuk menjawabnya. Alex memang sangat menyukai Tommy yang memang sudah terbukti sangat membantu dalam kasus Veratrum. Meskipun Tommy sudah tidak lagi menjadi pacar adiknya, namun Alex sangat mempercayainya. "Setiap keterangan Tommy sangat berarti buatku." Pikir Alex.
"Halo Tom, ada apa?" Tanya Alex di telepon.
"Ini soal Nita Lex. Aku melihat Nita ada di rumah Bu Rita sekarang." Sahut Tommy.
"Heh? Jadi dia tidak ada di kampus?" - "Kalau kamu mencarinya di kampus ya kamu nggak akan ketemu dengannya Lex. Sebenarnya aku sudah mengirimkan foto bukti bahwa dia saat ini sedang berada di rumah Bu Rita, tetapi aku malah salah kirim dan foto itu malah kukirimkan kepada adikmu." Jawab Tommy.
"Oh iya. Soal adikku itu. Maafkan dia Tom. Kuharap kamu tidak menjadi dendam karenanya. Aku tahu kalau hubungan kalian sudah berakhir." Sahut Alex.
"Tidak apa-apa kok Lex, Aku maklum." Jawab Tommy.
Saat itu suara indah Sofia langsung memanggil Tommy,
"Sayang..?? Kesini dong. Kamu lagi telepon siapa sih? Cepetan dong. Nanti keburu adikku dan orangtuaku datang.., hehehehe..," sahut Sofia sambil tersenyum penuh arti dan berbaring di atas ranjang dengan posisi yang sangat menggugah birahi.
Tommy memandangi Sofia dengan wajah yang teramat senang. Birahinya langsung menggelegak.
"Sudah dulu Lex. Semoga kamu berhasil meringkus Nita." Sahut Tommy sambil menutup teleponnya dan bergabung bersama dengan Sofia di atas ranjang.
Sementara itu Alex langsung membawa tim sergapnya ke rumah Rita. Alex merasa sangat bahagia, dan saking bahagianya, dia mengirimkan pesan singkat kepada Ann, kekasihnya.
"Hari ini aku akan mendapatkan tangkapan yang besar sayang. Nita dan Rita ternyata ada di rumah Rita. Sekali mendayung, dua pulau terlampaui, aku sudah tidak memerlukan bukti lagi tentang keterlibatan Rita. Ini saja sudah cukup."
Ann yang pada saat itu sedang makan siang bersama dengan Linda, langsung terkejut ketika melihat isi pesan tersebut.
"Oh iya. Aku lupa kalau hari ini aku belum memberikan laporan kepada atasanku bahwa hari ini aku sudah berada disini. Aku pergi ke kantor dulu Lin." Sahut Ann.
Linda menganggukkan kepalanya tanpa curiga dan melanjutkan makan siangnya.
Ann langsung berjalan menuju ke arah mobilnya lalu mengendarainya. Sambil menyetir mobilnya, Ann berusaha untuk menelpon Rita. Namun handphone Rita sepertinya mati karena Ann sudah berkali-kali mencoba untuk menelponnya namun tetap tidak tersambung.
"Jarak dari sini ke arah rumah Rita lebih dekat dari kantor polisi ke rumahnya." Pikir Ann.
"Aku masih sanggup untuk mengejarnya." Pikirnya kembali sambil membanting setir mobilnya berbelok dan langsung melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Ann menyalip mobil-mobil yang berada di depannya dengan sangat lihai. Ann sudah menjadi seperti seorang pembalap professional saja. Dan hasilnya, Ann benar-benar telah berhasil lebih dulu tiba di rumah Rita.
"Kak Rita..?! Dimana kamu..?" Teriak Ann yang pada saat itu telah memasuki rumahnya yang besar.
"Kami ada disini Ann." Jawab Rita.
Saat itu Rita tengah duduk santai bersama dengan keponakannya Nita. Mereka berdua sedang asyik minum teh.
Ann menaikkan alisnya, "Ngapain kalian berdua ada disini? Apa kamu tahu kalau polisi sekarang sedang menuju kemari." Sahut Ann.
"Eh? Apa itu benar Ann?" - Tanya Rita dengan nada terkejut.
Ann tersenyum sinis, "Alex tahu kalau kalian berada disini. Dia itu pintar. Kupikir kamu bisa lebih pintar darinya, ternyata dugaanku salah. Percuma kalau kamu menyandang status sebagai seorang dosen di universitas bergengsi. Ternyata kamu masih kalah pintar dengan Alex." Sahut Ann.
"Sialan kekasihmu itu Ann. Darimana dia bisa tahu kalau Nita sedang berada disini? Pasti ada yang melihat dan melaporkan kita." Sahut Rita.
"Kemaskan kembali pakaianmu Nita. Kita pergi ke rumah Ann." Sahut Rita.
"Eh? Kenapa kalian pergi ke rumahku?" Tanya Ann yang tiba-tiba saja tidak menyukai ide kakaknya tersebut.
"Ya karena di rumahmu itu merupakan tempat persembunyian yang paling aman. Lagipula, siapa yang akan menerka bahwa buronan polisi tinggal di rumah seorang polisi? Jangan bilang ya kalau Alex juga tahu dimana rumahmu? kurasa kamu tidak sebodoh itu kan?" Sahut Rita.
"Dia tidak tahu rumah asliku." Sahut Ann yang sebenarnya merasa kurang setuju kalau Nita akan bersembunyi di rumahnya.
Namun pada akhirnya mereka semua akhirnya pergi ke rumah Ann dengan mengendarai mobilnya.
"Bagaimana keadaan Vicky Ann? Aku Sudah lama tidak bertemu dengannya." Tanya Rita.
"Putriku baik-baik saja. Dan kuharap kalian tidak mengajarinya hal yang aneh-aneh. Dia masih polos, tidak seperti kalian. Dan aku ingin Vicky bisa hidup normal." Sahut Ann.
"Hmm.., anggota keluarga 'Dinasti' tidak mungkin bisa hidup dengan normal Ann. Itu adalah kutukan dan juga anugerah." Jawab Rita. Ann tidak menjawabnya, dirinya menggigit bibirnya sambil terus mengendarai mobilnya.
Sementara itu Alex dan timnya telah tiba di rumah Rita dan mendapati bahwa rumah itu ternyata telah kosong melompong. Rasa kecewa dan marah kini bercampur aduk di dalam hatinya.
"Mereka sudah pergi. Rita dan Nita benar-benar licin seperti seekor belut dan sepertinya berita tentang penangkapannya telah bocor terlebih dahulu." Sahut Alex kepada timnya.
"Iya Pak. Sepertinya mereka memang telah mengetahui kalau kita akan menangkap Nita. Tetapi siapa?" Sahut salah seorang anggota tim sergapnya.
"Entahlah. Aku juga tidak tahu." Jawab Alex sambil duduk lesu di depan rumah Rita.
"Bagaimana kalau kita kembali ke kampus saja Pak? Barangkali dia ada disana." Tanya salah seorang anggota tim sergap Alex.
"Tidak mungkin. Lihat ini? Ini adalah foto barusan." Sahut Alex sambil menunjukkan foto yang dikirimkan Tommy kepadanya.
"Jadi, mereka berdua tidak akan mungkin pergi ke kampus lagi. Mereka berdua pasti sudah menyiapkan sebuah rencana pelarian Nita." Sahut Alex kembali.
"Hmm.., Tetapi..? Bukankah kita dapat menangkap Rita Pak? Soalnya foto ini jelas-jelas memperlihatkan Nita yang berada di rumahnya." Sahut salah seorang anggota tim sergapnya.
"Tidak bisa. Foto itu kurang jelas. Kamu hanya bisa melihat bagian punggung Nita saja. Sedangkan Rita sama sekali tidak terlihat. Selain itu, Rita dapat berkilah dengan mudah, bisa saja dia mengaku bahwa foto itu adalah foto salah seorang mahasiswinya yang sedang belajar dengannya." Sahut Alex.
Seluruh tim serbu Alex memahami akan hal itu. Ternyata, kali ini mereka mendapatkan buronan yang sangat licin dan pintar. Maklum saja, lawannya kali ini adalah seorang dosen di Universitas Redstone yang sangat bergengsi di kota Orchid.
Setelah itu Alex langsung pulang ke rumahnya untuk menyegarkan pikirannya. Dirinya harus bisa menjernihkan pikirannya untuk melawan penjahat yang memiliki otak yang sangat cerdas.
"Dimana Ann Lin?" Tanya Alex ketika Alex sudah berada di rumahnya.
Saat itu Linda sedang asyik tidur-tiduran dengan memakai gaun rumah yang seksi.
"Dia keluar Kak. Katanya dia belum memberikan laporan kepada atasannya." Sahut Linda sambil melepaskan ikatan rambutnya.
Tiba-tiba saja saat itu Alex tersadar akan sesuatu, "aneh? Bukankah dia sudah laporan kepada atasannya tadi? Hmm.., Apakah Ann mempunyai sangkut paut dengan kasus ini? Apakah dia yang telah membocorkan rahasia bahwa aku sedang meluncur ke rumah Rita?"
Alex mulai berpikir tentang asal muasal kekasihnya itu yang sama sekali tidak diketahuinya. "Terlalu banyak yang tidak aku ketahui tentangnya, apakah dia memang mempunyai hubungan dengan kasus Veratrum ini? Hmm.., lebih baik aku pergi ke kantor sekarang untuk menemuinya." Pikir Alex.
"Bagaimana tadi penangkapannya Kak?" Sahut Linda.
"Gagal total Lin. Ternyata, Nita sudah kabur duluan." Sahut Alex. Saat itu Alex memandangi wajah adiknya yang sepertinya semakin bertambah cantik saja.
Namun saat ini dirinya harus menemui Ann. Dia harus mendapatkan kepastian tentang kecurigaannya.
"Lho? Kakak mau kemana?" Tanya Linda.
"Aku..? Aku mau ke kantor dulu Lin. Ada hal yang mau kutanyakan kepada Ann." Sahut Alex dan saat itu Alex langsung mengecup bibir adiknya karena tidak tahan akan kecantikannya.
Namun saat itu Linda malah membalasnya. Linda malah melumat bibir kakaknya dengan sangat bernafsu.
"Apa Kakak tidak ingin tinggal sebentar dan bermain dulu denganku?" Sahut Linda sambil mendorong kakaknya ke tepi sofa dan mengangkat kaki kanannya.
"Eh? Bagaimana ya? Sebenarnya sih aku ingin Lin, tetapi..?" - "tetapi apa? Emmhh..? Kakak memilih aku atau Kak Ann? Emmhh..!!" Sahut Linda sambil menciumi bibir kakaknya dengan sangat bernafsu.
Padahal saat itu otak Alex telah berontak. Ini adalah sesuatu yang sangat salah. Tidak seharusnya dirinya melakukan hal seperti ini dengan adiknya. Namun nafsu birahi rupanya telah mengambil alih kendali tubuhnya dan dirinya kini mulai ikut terhanyut ke dalam ciuman yang liar bersama dengan adiknya.
Linda kini berdiri dan melepaskan pakaiannya. Teteknya yang bulat membusung itu kini terlihat jelas oleh mata kakaknya yang mulai kelaparan.
Tangan Linda langsung meraba batang kontol Alex yang mulai mengeras. Linda tersenyum singkat lalu membuka celana kakaknya.
"Kontolmu sudah sangat keras Kak, hehehe.., apakah saat ini kamu sudah sangat terangsang?" Sahut Linda sambil mengocok-ngocok batang kontolnya.
Alex tersenyum senang, "Ini karenamu Linda sayang.., soalnya kamu sangat cantik..," jawab Alex.
Alex langsung melepaskan pakaiannya dan mulai menciumi adiknya sambil meremas-remas tetek mungilnya dengan nafsu yang mulai memanas.
Linda pun tidak henti-hentinya mengocok batang kontol kakaknya yang semakin mengeras sambil membalas lumatan mulut kakaknya dengan nafsu yang membara.
Kemudian Alex berlutut di hadapan adiknya dan mulai melepaskan seluruh pakaiannya. Linda pun tersenyum senang. Linda memang menjadi ketagihan semenjak merasakan nikmatnya berhubungan seks dengan kakaknya.
Kini Linda berbaring telentang dan membuka kedua belah kakinya. Linda sudah pasrah dan menyerahkan tubuhnya kepada kakaknya.
Alex menundukkan kepalanya dan langsung menjulurkan lidahnya ke liang memek adiknya.
"OWWHH..!!"
Linda mendesah tertahan ketika merasakan sebuah sentuhan nikmat dari lidah kakaknya yang menyusuri liang persenggamaannya. Birahi Linda kini benar-benar mendidih dengan sangat cepat akibat perbuatan kakaknya tersebut.
Namun kemudian Linda menghentikan perbuatan kakaknya dan kini dirinya berjongkok di hadapan kontolnya.
Linda langsung menggenggam dan mengocok batang kontol kakaknya kemudian mulai menghisapnya dengan gemas.
Alex pun sampai tergetar oleh kenikmatan yang sangat dahsyat.
"Oggghh..!! Linda..?! Kamu benar-benar hebat sayang..!!"
Kini kontol Alex sudah sangat keras dan berdenyut-denyut akibat perbuatan adiknya. Alex akhirnya sudah tidak tahan lagi ingin segera mengentot adiknya.
Alex mencabut batang kontolnya yang sangat keras itu dari dalam mulut adiknya dan menyuruhnya untuk berbaring terlentang.
Alex menggenggam batang kontolnya dan mulai menusuk liang memek adiknya.
"Sreettt..!!" - "OWWWHH..!!" - "Sressseeett..!!!" - "OWWWHHH..!!" - Sleesseeeb...!!"
Keduanya langsung merasakan sebuah getaran nikmat yang sangat hebat dari bersatunya kedua alat kelamin mereka.
Alex tidak menunggu lama lagi dan langsung menggenjot liang memek adiknya. Mereka berdua langsung merasakan kenikmatan yang semakin memuncak dengan cepat.
Sambil mengentot, mereka berdua berciuman dan melakukan sebuah tarian lidah yang dipengaruhi oleh nafsu birahi yang amat hebat, membuat mereka berdua seakan-akan melayang ke alam surga dunia.
Namun posisi itu hanya berlangsung beberapa menit saja. Alex langsung menggendong adiknya dan membawanya ke sofa. Rupanya Alex ingin merasakan goyangan adiknya yang berada di atas tubuhnya.
Namun Linda bukanlah seorang newbie dalam soal seks. Dirinya benar-benar telah mengerti akan maksud kakaknya. Oleh karena itu Linda pun langsung menggoyangkan pantatnya naik-turun untuk mengocok batang kontol kakaknya.
Dan akibatnya sangatlah hebat. Kenikmatan yang mereka berdua rasakan kini menjadi semakin meningkat dengan sangat cepat.
Tubuh Linda tiba-tiba saja seperti dialiri oleh kenikmatan yang amat dahsyat. Dirinya sudah tidak tahan lagi akan gelombang kenikmatan yang telah menerpa tubuhnya. Kenikmatan yang dirasakan olehnya kini sudah kian memuncak.
"OWWHH..?! KAAKK..!! OWWWHH..!! Creett..!! Creett..!! OWWWHHH..!! Creett..!! Creett..!! Creett..!!"
Tubuh Linda langsung menjadi lemas tidak bertenaga. Dirinya benar-benar terpukau oleh puncak orgasmenya yang sangat hebat dan nikmat.
Linda langsung menciumi dan melumat bibir kakaknya dengan rasa puas yang tiada taranya, sambil bergerak pelan mengocok batang kontol kakaknya yang masih berada di dalam liang memeknya.
Namun tiba-tiba saja Linda merasa gerakan batang kontol kakaknya mengocok-ngocok semakin cepat di dalam liang memeknya. Linda pun mendesah-desah keenakan kembali akibat gerakan tersebut.
Ternyata Alex telah menggerakkan batang kontolnya dengan cepat dan kuat. Alex sudah tinggal sedikit lagi mencapai puncaknya.
Sementara itu Linda ternyata kembali lagi merasakan datangnya puncak orgasmenya untuk yang kedua kalinya dengan sangat cepat.
Ternyata berhubungan seks dengan kakaknya itu memang sangat luar biasa. Linda menjadi sangat ingin untuk memilikinya.
Kemudian gelombang dahsyat puncak kenikmatan itu akhirnya tiba. Mereka berdua sama-sama mendesah dengan kuat.
"OGHH..!! Croott..!! Croott..!! Croott..!! Croott..!!" - "OWWWHH..!! Creett..!! Creett..!! OWWWHH..!! creett..!! Creett..!! Creett..!!"
Akhirnya hubungan terlarang antara kedua kakak beradik itu semakin bersemi. Linda menjadi semakin menginginkan kakaknya untuk menjadi kekasihnya sementara Alex juga menjadi semakin mencintai adiknya, melebihi rasa cintanya kepada kekasihnya Ann. Apalagi ditambah oleh rasa curiga Alex kepada Ann yang dituduhnya telah membantu pelarian Rita.
Sepertinya hal ini akan membuat keadaan menjadi semakin rumit saja.
*****