#4 - Rencana Rita
Satu jam sebelumnya di sebuah kandang sapi yang berada di belakang gedung fakultas kedokteran hewan, Tommy sedang berjongkok di depan bak makanan sapi. Dirinya sedang asyik menaburkan serbuk putih ke dalam bak tersebut. Itu adalah obat perangsang yang sudah dihaluskan dalam jumlah yang banyak.
Untuk satu orang manusia saja, satu butir 500 gram sudah cukup membuat nafsu birahinya naik, sedangkan Tommy telah menghaluskan lima butir obat perangsang yang berarti total 2500 gram untuk sapi jantan yang berada di kandang. Bisa dibayangkan bagaimana nasib sapi tersebut.
Sambil tertawa cekikikan, Tommy mencampur serbuk obat perangsang tersebut ke dalam rumput-rumput kering kemudian memberikannya kepada sapi jantan yang berukuran cukup besar tersebut.
"Hehehehe..., Ayo makan yang banyak Bro..!! Biar sehat dan kuat. Sebentar lagi akan datang pasanganmu, hehehehe..!!" Pikir Tommy sambil terkikik geli.
Kemudian tiba-tiba saja Tommy mendengar suara langkah kaki. Tommy langsung mencari tempat persembunyian yang aman di belakang kandang sapi tersebut.
Ternyata yang datang adalah Nita, seorang mahasiswi kelas kedokteran hewan. Nita adalah seorang gadis cantik, berambut hitam lurus sebahu, perawakannya cukup tinggi dan tubuh yang sangat seksi. Dulu Nita adalah mantan kekasih Tommy.
Saat itu Nita terlihat sangat menggairahkan. Dia hanya mengenakan sepotong singlet putih dan celana hotpants berwarna merah. Mata Tommy pun menjadi semakin melotot dibuatnya. Memang dulu Nita adalah seorang gadis yang sangat seksi, dan sekarang malah bertambah seksi saja, membuat Tommy ingin merasakan kembali betapa nikmatnya mengentot dengan mantan kekasihnya itu.
Saat itu Tommy hendak keluar dari persembunyiannya namun tiba-tiba saja dirinya mengurungkannya. Satu lagi langkah kaki terdengar mendekat ke arah kandang sapi.
"Hari ini banyak sekali orang yang ke kandang sapi? Sialan." Pikir Tommy sambil mengumpat-umpat tidak jelas.
Beberapa detik kemudian Bu Rita muncul di sana. Tommy mengerutkan keningnya. Kini ada dua orang wanita yang sangat cantik dan seksi berada di kandang sapi, entah apa yang mereka lakukan disana.
Tommy pun berusaha mendekat, menguping pembicaraan mereka.
"Sudah mekar bunga veratrumnya Nit?" Tanya Rita.
"Sepertinya sih sudah Bi. Sekarang sudah hampir tiga bulan, apalagi saat ini musim semi. Pohon veratrum akan tumbuh sempurna pada musim seperti ini." Jawab Nita.
Tommy mendengar suara percakapan mereka dengan jelas dan dahinya berkerut-merut mendengarnya.
Veratrum termasuk salah satu tanaman yang beracun. Tommy pernah membacanya dulu sewaktu masih sekolah, bahkan tanaman tersebut pernah ditemukannya di belakang sekolah.
Bijinya lah yang paling beracun, dapat mengakibatkan kematian seketika karena sesak nafas dan kejang-kejang. Biasanya tumbuhan Veratrum mulai berbunga pada musim semi, dan bunga itu akan menghasilkan biji-biji yang sangat beracun tersebut.
Entah kenapa dosen Ilmu Komunikasi, Bu Rita berbicara tentang tanaman tersebut, padahal itu bukanlah bidangnya. Sementara Nita juga sama mengherankannya, Nita adalah mahasiswa kedokteran hewan, kenapa dia menanam tumbuhan yang berbahaya tersebut? Apakah untuk obat hewan? Sepertinya tidak mungkin, pikir Tommy.
"Kita lihat yuk sekarang." Ajak Bu Rita.
Nita menganggukkan kepalanya dan mereka berdua melangkahkan kakinya pergi menuju sebuah hutan yang ada di belakang kampus.
Tommy ikut bergerak pula. Dirinya mulai mengikuti keduanya dari jarak yang cukup jauh. Tommy harus memastikan supaya dirinya tidak ketahuan oleh mereka. Instingnya mengatakan bahwa ada sesuatu rahasia diantara mereka berdua, dan Tommy menjadi penasaran.
Dua puluh menit kemudian, Rita dan Nita tiba di sebuah lapangan luas, penuh dengan bunga Veratrum. Tommy yang mengikutinya sangat terkejut.
Setidaknya ada satu hektar tanaman Veratrum yang sudah berbunga. Dan letaknya itu berada di tengah-tengah hutan. "Mereka berdua pasti memiliki rencana yang tidak baik tentang ini." Pikir Tommy dengan jantung yang berdebar-debar kencang.
Sementara itu Rita tampak sangat bahagia. Dirinya mengambil beberapa buah biji Veratrum yang terjatuh di tanah.
"Sepertinya ini sudah cukup untuk sekarang." Sahut Rita sambil tersenyum penuh kemenangan.
Nita juga ikut tersenyum senang, "Yah, rencana kita pasti berhasil Bi." Jawab Nita.
"Eh? Apa aku tidak salah dengar? Nita memanggil Bu Rita dengan sebutan Bi? Apa Bu Rita itu Bibinya?" Pikir Tommy sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Terlalu banyak misteri disini. Apa sebenarnya yang mereka berdua lakukan?" Pikir Tommy kembali dengan heran.
"Tenang saja Nit. Kamu pasti akan mendapatkan bagianmu. By the way, good job telah menanam Veratrum sebanyak ini. Walaupun kita hanya membutuhkannya sedikit saja karena keluarga Thompson hanya terdiri dari tiga orang saja." Sahut Rita.
Setelah itu, Rita pergi sendirian, meninggalkan Nita yang masih berada disana. Nita sedang tersenyum-senyum sendiri dan wajahnya nampak sangat puas akan hasil perbuatannya menanam Veratrum dalam jumlah besar.
Nita meraih bunga Veratrum yang berwarna ungu tersebut dan menghirup aromanya yang sangat melegakan.
Aroma bunga Veratrum memang sangat unik, aromanya tidak berbahaya. Selain itu aromanya juga cukup wangi dan mampu membuat rileks dan tenang, meskipun sebenarnya tanaman tersebut termasuk ke dalam jenis tanaman yang sangat beracun, yaitu bijinya yang keluar dari kelopak bunganya.
Setelah itu Nita pun beranjak pergi dari ladang bunga tersebut. Sementara Tommy telah berjalan mengikutinya kembali.
Tommy berjalan dengan sangat hati-hati di dalam hutan lebat tersebut. Namun kali ini dia tidak beruntung. Kaki Tommy terjerat oleh akar liar dan dirinya langsung terjatuh kedepan, dengan muka yang mendarat di atas dedaunan kering.
"Kedebukkk...!!"
Saat itu Nita menoleh karena mendengar suara benda jatuh yang cukup keras. Nita mengerutkan keningnya lalu berjalan ke arah sumber suara.
Nita menjadi semakin heran ketika melihat tubuh Tommy yang menungging dengan kepala berada di atas tanah.
"Tommy? Sedang apa kamu disini?" Tanya Nita dengan curiga.
"Eh? Tadi aku melihatmu berjalan ke arah hutan. Aku mengikutimu tetapi aku tersasar." Jawab Tommy santai sambil berjalan ke arah sungai kecil dan membasuh wajahnya yang penuh dengan dedaunan kering.
"Kenapa kamu mengikutiku?" Tanya Nita semakin curiga.
"Kenapa? Tentu saja karena sapi. Tadi kan aku sudah bilang kepadamu kalau aku membutuhkan seekor sapi." Jawab Tommy.
Rasa curiga di benak Nita mulai berkurang.
"Kenapa kamu membutuhkan sapi itu Tom? Kamu punya rencana jahil ya?" Tanya Nita.
Tommy tertawa kecil, "ah, enggak kok Nit. Kamu tenang saja, sapimu itu aman kok, nggak bakal aku usik. Aku cuma ingin meminjamnya sebentar." Jawab Tommy.
Saat itu Nita memandangi wajah Tommy yang sudah bersih dari dedaunan dengan senyum bergairah.
Ternyata mantan kekasihnya ini semakin bertambah ganteng saja, meskipun Nita sebenarnya tidak suka akan sifatnya yang pelit dan cuek tersebut.
"Dimana sapimu Nit?" Tanya Tommy tiba-tiba.
"Bukankah sudah kubilang, sapinya ada di kandang belakang gedung fakultas kedokteran hewan." Jawab Nita.
"Oh iya. Aku lupa Nit. Kalau begitu ayo kesana." Sahut Tommy kembali.
"Tunggu sebentar Tom." Sahut Nita sambil bergerak mendekat ke arah Tommy dengan senyuman yang penuh birahi.
Tommy memandanginya dengan heran, Tommy mengenal tatapan itu, itu adalah tatapan nafsu. Dan tiba-tiba saja Tommy tersenyum senang.
Nita tiba-tiba saja meraba dada Tommy yang bidang, "Hmm.., siapa pacarmu sekarang Tom?" Tanya Nita.
"Tidak ada. Aku masih memikirkanmu dan mengharapkanmu. Seperti anak burung yang merindukan Ibunya." Sahut Tommy sambil tersenyum senang.
Nita pun tertawa sesaat, aku tahu kamu berbohong Tom. Ngomongin soal burung, pasti burungmu ini sudah sering masuk sarang yang lain ya?" Sahut Nita dengan nada menggoda dan mengajak Tommy untuk duduk di bangku kecil di samping sungai.
"Tidak kok Nit. Sumpah deh. Biar di samber geledek deh." Sahut Tommy. Dan tiba-tiba saja suara petir terdengar di kejauhan.
"Sudahlah, jangan memperbanyak dosa Tom. Aku tahu kamu sekarang sedang berpacaran dengan Linda kan? Hati-hati dengannya Tom. Kudengar kakaknya seorang polisi. Kamu bisa ditangkap nanti kalau selingkuh." Sahut Nita sambil naik ke atas pangkuan Tommy dengan manja.
"Aku tidak takut. Karena Linda kan hanya sahabatku saja, sedangkan cintaku ya hanya untukmu. Dan juga, aku mempunyai prioritas, yaitu cinta di atas persahabatan. Jadi jelas aku lebih memilih dirimu." Jawab Tommy.
Lagi-lagi Nita tertawa mendengar omong kosong Tommy. Namun Nita sudah sangat bergairah.
"Hmm.., hentikanlah omong kosong mu itu Tom. Sarangku sudah lama tidak di datangi burungmu, hehehehe.., kamu mau mendatanginya?" Sahut Nita menggoda.
"Maauu..Nit..!!" Jawaban Tommy langsung terputus karena Nita langsung melumat bibir Tommy dengan birahi yang meluap-luap.
Lidah Nita langsung menjelajah ke dalam mulut Tommy dan menjepit bibir Tommy dengan sedotan yang kuat dari mulutnya.
Tommy sudah sangat kenal akan tabiat Nita yang memang sangat menyukai seks. Dulu, Tommy dan Nita merupakan pasangan yang serasi, karena mereka berdua adalah orang-orang yang gemar melakukan hubungan seks. Mereka melakukan seks kapan saja dan dimana saja, bahkan dalam sehari mereka pernah melakukan seks hingga lima kali di tempat yang berbeda.
Tommy tidak mau kalah. Kini dirinya mulai menciumi dada Nita. Bahkan Tommy melepas pakaiannya dan mengemut teteknya yang sangat montok itu sambil meremas-remasnya.
Birahi Nita pun semakin terpancing. Remasan tangan dan kenyotan mulut Tommy terhadap teteknya benar-benar telah membuatnya melambung ke alam penuh dengan kenikmatan.
Kemudian tiba-tiba saja Tommy berhenti. Dirinya menyuruh Nita untuk berdiri dan membalikkan tubuhnya.
Untuk sejenak mata Tommy tampak terkagum-kagum akan keindahan tubuh Nita. Namun Tommy sudah tidak sabar lagi. Kedua tangannya langsung menarik celana pendek Nita dan menurunkannya.
Mata Tommy semakin melotot ketika melihat pantat Nita yang sangat mulus. Ternyata, Nita menjadi semakin cantik dan menggairahkan saja. Pantatnya juga menjadi semakin montok dan seksi. Tangan Tommy pun tak kuasa lagi untuk meremas-remasnya dengan gemas.
Namun Nita membalikkan tubuhnya dan kini berjongkok di hadapan Tommy. Tommy menjadi semakin senang karena dia tahu apa yang akan dilakukan oleh Nita.
Nita akan melakukan sesuatu yang sangat disukai oleh Tommy, yaitu menghisap batang kontolnya.
Nita mulai membuka celana Tommy. Yang pertama ditujunya adalah biji kontol Tommy. Dirinya mulai mencium, mengemut dan menghisap batang kontol Tommy.
Tommy mendesah tertahan, perbuatan Nita terhadapnya benar-benar telah menimbulkan sebuah kenikmatan yang unik. Geli namun nikmat. Tommy benar-benar menyukainya dan batang kontolnya pun langsung mengeras dengan cepat.
Beberapa menit kemudian, Nita mengubah permainannya. Kali ini Nita mulai menghisap batang kontol Tommy, kepalanya maju mundur sehingga batang kontol Tommy bergerak keluar masuk mulutnya.
Tommy bagaikan berada di surga. Kenikmatan ini benar-benar tidak ada bandingannya. Nita benar-benar seorang gadis yang patut di kagumi. Karena selain cantik, skill blowjobnya juga sangat luar biasa.
Kini Tommy berdiri, dirinya sudah tidak sabar lagi ingin segera mengentot dengan Nita karena kontolnya saat ini sudah benar-benar keras. Sementara itu Nita rupanya masih tidak mau untuk melepaskan batang kontol Tommy dari mulutnya. Hisapannya bahkan menjadi semakin kuat sambil terus mengocok-ngocok batang kontolnya.
Namun Tommy sudah benar-benar tidak sabar. Dirinya mengangkat tubuh Nita dan membalikkannya, "Nungging Nit..!! Aku sudah nggak sabar lagi nih pengen nusuk memekmu..!!".
Nita mematuhi perintah Tommy. Dirinya juga sudah tidak sabar lagi ingin segera merasakan batang kontol mantan kekasihnya itu di dalam liang memeknya. Rasanya sudah sangat lama sekali mereka tidak berhubungan intim lagi semenjak mereka berdua putus.
Tommy mengarahkan batang kontolnya yang sangat keras itu ke dalam liang memek Nita yang kini menungging sambil mendesah-desah keenakan.
Tommy mulai menekan dan mendorong batang kontolnya menembus sela-sela sempit liang memek Nita yang terasa hangat.
"Sreekk...!!" - "Uuhh..!!" Nita mendesah tertahan.
Mereka berdua mendapatkan sensasi kenikmatan yang tiada taranya. Apalagi ketika Tommy mendorong batang kontolnya dengan sekuat tenaga hingga amblas seluruhnya ke dalam liang memek Nita. Rasanya benar-benar tidak dapat dibayangkan.
"Sleeeeebbbb...!!" - "AAAAHH..!!"
Kini Tommy menggerakkan batang kontolnya keluar masuk liang memek Nita dengan perlahan-lahan. Kenikmatan yang mereka berdua rasakan menjadi semakin hebat.
"Uufftt..!! AAAHH..!! Oh My..?!! Enak Tom..!! OH SHITT..!!"
Nita pun mulai mengimbangi gerakan Tommy. Dirinya mulai ikut bergerak naik turun, seiring dengan genjotan Tommy yang semakin kuat.
Kemudian sebuah getaran yang teramat hebat mulai terasa di dalam diri Nita. Nita pun mendesah semakin kuat tatkala puncak orgasmenya datang dengan waktu yang sangat cepat.
"OOWWHH..?! TOMMY..!! Creett..!! OOWWWHH..!! creett..!! Creett..!! Creett..!!"
Tommy melepaskan batang kontolnya dan mengusap-usap liang memek Nita yang sudah sangat basah.
Sementara itu tubuh Nita seakan-akan kehilangan tenaganya akibat datangnya puncak orgasmenya yang begitu cepat.
Memang Nita belum berhubungan seks lagi dalam waktu yang lama, jadi puncak orgasmenya yang tadi rasanya sangat hebat, bagaikan orang yang kehausan di padang gurun dan langsung mendapatkan air dingin yang sejuk.
Sementara Nita sedang asyik menikmati sisa puncak orgasmenya, Tommy malah menusukkan kembali batang kontolnya dari belakang.
"Sresseett..!! OOWWHH..!! TOOMM..!! Sleeebb..!! OH MY GODDD..!!"
Tommy mulai mengentot Nita kembali dengan gaya Doggy Style. Batang kontolnya mulai berdenyut-denyut nikmat akibat dari sentuhan gesekan antara batang kontolnya dengan dinding liang memek Nita yang seret.
"OOWWHH..!! pelan-pelan Tom..!! Jangan keras-keras, OWWHH..!! Aku sudah lama tidak mengentot Tom..!! OWWHH..!!"
Kemudian Tommy mulai merasakan sesuatu yang sangat nikmat ingin mendesak keluar. Rupanya air pejunya sudah tidak sabar lagi ingin segera menyemprot keluar karena liang memek Nita yang sangat nikmat.
"OGH SHITT..??!! Nit..?? Apa kamu minum pil?" - "Kenapa Tom? OWH..!!" Tanya Nita sambil terus mendesah-desah keenakan.
Namun rupanya sudah terlambat, Tommy sudah tidak lagi mampu menahan kenikmatan yang semakin memuncak..,
"Croott..!! Croott..!! Croott..!! Croott...!!"
Nita merasakan semburan hangat air peju Tommy di dalam liang memeknya hingga sampai ke perutnya. Rasanya hangat dan menyenangkan.
Meskipun begitu, Nita tampak tidak begitu perduli. Padahal saat ini dirinya sedang tidak memakai pil anti hamil karena kejadian ini tidak direncanakan olehnya.
Sementara itu dengkul Tommy pun ikut bergetar akibat mengeluarkan air peju yang lumayan banyak. Tommy berbaring di atas bangku kecil, menggeser Nita sambil mengocok-ngocok batang kontolnya yang terasa ngilu.
Sementara itu pula, Nita berjalan ke arah sungai kecil dan mencuci liang memeknya yang penuh dengan air peju Tommy.
"Air pejumu sepertinya tadi masuk ke rahimku Tom. Bagaimana kalau aku hamil nanti?" Sahut Nita.
"Hmm.., bagaimana ya? Sepertinya aku akan keluar uang lebih banyak lagi deh." Jawab Tommy dengan santai.
Nita tersenyum sinis, dirinya sangsi kalau Tommy akan mau bertanggung jawab, hutangnya saja belum sempat dibayar. "Ya itu memang sudah kewajibanmu Tom. Kan, kamu sendiri yang menyemprotkan spermamu ke dalam rahimku." Sahut Nita.
"Memang sih. Tetapi aku juga mempunyai hak dong. Hak dan kewajiban kan memang beriringan." Sahut Tommy.
"Maksud kamu apa Tom?" Tanya Nita tidak mengerti.
"Begini ya, setiap orang itu harus mendapatkan hak dan kewajiban. Itu perlu dalam kehidupan. Seperti sekarang, kewajibanku adalah menanggung biaya melahirkan dan menikahimu, itupun kalau kamu mau." Sahut Tommy sambil cengengesan sementara Nita ikut tertawa sinis, menurutnya Tommy sudah seperti guru PPKN saja.
"Selain kewajiban, aku juga berhak mendapatkan hak-hakku. Jadi, aku mau anaknya nanti wanita. Itu tuntutanku." Sahut Tommy.
"Lalu? Kalau yang lahir nanti anaknya laki-laki bagaimana?" Sanggah Nita.
"Ya, kalau yang keluar laki-laki, berarti perjanjian kita batal. Atau, kalau bisa sih, kamu masukin aja lagi ke dalam perutmu, dan tunggu 9 bulan lagi, hehehehe..," sahut Tommy asal saja.
Nita pun ikut tertawa terbahak-bahak setelah mendengar lelucon Tommy yang agak ngawur. Namun saat itu pula, gairahnya juga kembali lagi mendidih setelah melihat kembali batang kontol Tommy yang masih saja berdiri.
Nita langsung mendekati Tommy yang tengah berbaring sambil mengocok-ngocok batang kontolnya yang masih agak ngilu.
Nita beranjak naik ke atas tubuh Tommy,
"Eh? Nit? Kamu ngapain? OGHH..!!" Tommy mendesah keenakan tatkala Nita mulai menindih dan menelan batang kontolnya dengan liang memeknya.
"Sreeett..!! Sresseett..!! OWWWHH..!! Sleeeesseebb..!!"
Nita mulai bergerak naik turun dan mengocok batang kontol Tommy dengan gerakan yang cepat. Birahi Nita pun semakin meningkat karena kenikmatan yang benar-benar hebat. Nita pun mendesah semakin tidak terkendali lagi.
"OOWWHH..!! TOMM..!! Kontolmu ini memang selalu bisa membuatku melayang Tomm..!! OWWHH..!!"
Tidak butuh waktu lama bagi Nita untuk mendapatkan puncak kenikmatannya kembali. Liang memeknya sudah sangat nikmat dan mulai berdenyut-denyut dengan sangat kuat.
Nita pun menambah tensi ransangannya dengan memainkan jari-jarinya di pangkal memeknya.
Tubuh Nita kembali bergetar dengan hebat seiring datangnya gelombang dahsyat puncak orgasme yang sangat luar biasa.
"OWWWHH..!! OWWWWHH...!! Creett..!! Creett..!! Creett..!!"
Nita benar-benar merasakan puncak orgasme yang berkali-kali lipat nikmatnya. Seakan-akan seluruh kenikmatan yang ada di dunia ini berkumpul menjadi satu di liang memeknya yang masih berdenyut-denyut.
Namun lagi-lagi Tommy lah yang belum selesai menuntaskan nafsu birahinya. Tommy memang selalu terlambat.
Dirinya kini membaringkan tubuh Nita terlentang di atas kursi lalu menancapkan batang kontolnya kembali ke dalam liang memek Nita yang masih megap-megap karena masih dalam pengaruh puncak orgasmenya.
Tidak butuh lama bagi Tommy untuk segera mendapatkan puncak orgasmenya. Memek Nita memang nikmat sekali karena masih sangat rapat seperti memek seorang perawan saja.
Tubuh Tommy menegang dan kenikmatan itu sudah tidak mungkin tertahankannya lagi.
"OGHH..!! Crooott..!! Croott..!! Croott..!! Croott..!!"
Tommy akhirnya kembali lagi menyemprotkan air pejunya di dalam liang memek Nita. Mereka berdua sepertinya tidak memperdulikan akibat dari perbuatannya.
*****
Sementara itu di ruangan kantornya, Rita telah menghancurkan beberapa buah biji bunga Veratrum. Kemudian Rita mengeluarkan sebuah pil berwarna biru. Pil itu adalah obat perangsang nafsu birahi.
Rita membuka pil tersebut dan mengeluarkan isinya yang berupa bubuk hingga setengahnya.
Kemudian Rita menambahkan serbuk biji bunga Veratrum ke dalam pil biru dan merekatkan kembali pil tersebut dengan wajah yang penuh dengan kemenangan.
Rita mengambil kunci mobilnya dan pergi keluar dari kantornya, dengan rencana busuk yang telah berada di dalam kepalanya selama satu tahun terakhir ini.
"Akhirnya tibalah saatnya. Tunggu saja, aku pasti akan memiliki semuanya." Pikir Rita dengan tersenyum sadis.
Sementara itu Tommy telah kembali dari hutan. Dirinya berpisah dengan Nita di belakang gedung fakultas kedokteran hewan. Nita ingin pergi tidur di asramanya yang berada di samping fakultas. Nita merasa sangat lelah setelah berhubungan seks dengan Tommy.
Sementara Tommy masih saja tampak segar, dan berjalan dengan riang. Rupanya hatinya sangat bahagia karena telah berhasil melepaskan nafsu birahinya kepadanya mantan kekasihnya yang sangat cantik dan seksi tersebut.
Tommy teringat kembali rencana ospek kecilnya. Kemudian dirinya berlari ke kelasnya untuk mencari Eddy, mahasiswa baru, objek ospeknya.
Namun Tommy tidak menemukan Eddy disana. Kemudian Tommy melihat Jenny yang berada di bawah dan langsung berlari kepadanya.
"Dimana anak baru itu Jen?" Tanya Tommy dengan nafas yang terengah-engah.
"Dia dijemput pulang oleh Bu Rita." Jawab Jenny.
"Sial. Padahal aku sudah menyiapkan kegiatan ospek kecil untuknya." Sahut Tommy. Jenny memandangi Tommy dengan curiga, di tangannya ada sebuah bungkus kecil yang berisikan obat-obatan.
"Mau apa kamu Tom? Jangan lakukan yang aneh-aneh ya." - "Ah, nggak kok Jen. Sebenarnya tugasnya cukup mudah. Hanya memeras susu, hehehehe..," sahut Tommy dengan santai.
"Heh? Susu? Susunya siapa? Apa kamu mau ajarkan Eddy untuk menjadi cabul sepertimu?" Sahut Jenny khawatir.
"Ah, nggak kok. Aku mau pergi dulu." Jawab Tommy singkat.
"Hei..?! Tunggu dulu.., kamu mau kemana? Nanti ada kelas Tom..!!" - "Aku tahu. Kelas Manajemen Risiko kan? Sekarang aku mau menyusul Eddy ke rumah Bu Rita..," sahut Tommy yang sudah semakin jauh.
*****