Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Di Atas Persahabatan (Full Mulustrasi)

Hehehehe.. ancur donk motornya
 
#3 – Pertempuran Epik, Guru VS Murid

Suasana kelas Manajemen Bisnis sangat ramai. Ada seorang gadis yang sedang mengepang rambut temannya dari belakang, menggunakan kaki. Ada yang main lempar-lemparan sepatu, terkadang buku, botol, sampai meja. Ada juga gadis yang sibuk berfoto selfi ria, sambil memegang sendok dan garpu, rupanya dia sedang ikut kelas memasak, cuma bedanya yang ada di depannya hanyalah burger yang tadi dikasih gratis oleh Linda.

Linda sendiri sama sekali tidak terlihat. Entah kemana dia. Sepertinya Linda masih masih kesal kepada Tommy karena ketahuan selingkuh dibelakangnya, untuk yang kelima kalinya..!!

Sementara itu, di tengah-tengah ruangan seperti tempat duduk stadion lapangan bola, duduk tiga orang. Jenny, gadis manis nan imut tengah duduk di apit oleh Eddy dan Tommy.

Jenny sedang sibuk menulis sesuatu di bukunya, Jenny memang orang yang suka sibuk. Sementara itu, Eddy masih tampak sedih. Tatapan matanya kosong. Rupanya dia masih teringat akan nasib motornya yang mungkin sekarang sudah menjadi kaleng kerupuk, tertimpa bangunan tua yang ada di depan kampus.

Sementara itu Tommy masih sibuk dengan handphonenya. Rupanya dia mendapatkan sebuah ide untuk mengerjai sang mahasiswa baru, yaitu Eddy.

Dirinya sedang berusaha menelpon Nita, salah satu mahasiswa dari jurusan kedokteran hewan. Seorang gadis yang cantik, juga pernah menjadi pacar Tommy.

Namun sialnya, nomor handphone Nita sudah diganti. Jadi, Tommy harus menghubungi teman-teman dekatnya untuk mengetahui nomor barunya.

Dan setelah tujuh kali salah sambung, salah satunya nyambung ke kios daging potong, akhirnya Tommy mendengar suara Nita yang merdu. Tommy memang ingat betul dengan suara Nita, karena ingatannya setajam silet.

"Hallo selamat siang Mbak. Bisa bicara dengan Nita?" Dengan gaya yang sopan. "Iya, saya sendiri." Jawab Nita.

"Wah? Saya juga sendiri Mbak. Jangan-jangan kita berjodoh." Celetuk Tommy.

"Sialan..!! Ini kamu ya Tommy..!!" Semprot Nita yang langsung mengenali salah satu model rayuannya.

"Iya Nit. Kamu tau aja deh." - "Mau apa kamu?" Sahut Nita dengan sewot.

"Ah, jangan begitu dong Nit. Kamu masih punya perasaan nggak sama aku?" - "Hmm.., perasaan? Oh iya. Kamu kan masih punya hutang 140 dollar. Apa kamu mau membayarnya sekarang?" Sahut Nita.

"Oh shitt..!! Aku lupa. Hehehehe.., nanti saja kubayar hutangku Nit. Aku sekarang sedang kesulitan uang. Baru saja uangku habis untuk membayar burger senilai 478 dollar." Sahut Tommy.

"Eh? Burger apa seharga 400 dollar? Kamu mau mencoba membohongiku ya?" - "Aku tidak bohong Nit. Burgernya sih murah, tapi aku belinya bukan cuma satu, tapi orang sekampung aku belikan semua. Aku kan orangnya dermawan." Sahut Tommy.

"Ah, itu cuma alasan saja untuk menghindar dari hutangmu." - "Nggak kok. Aku jujur Nit. Oh iya? Apa sapi-sapi mu masih ada Nit?" Tanya Tommy.

Nita mengerutkan keningnya, "Masih ada. Memangnya kenapa? Kamu mau membelinya?" - "Nggak kok. Maksudku sapi-sapi itu masih hidup? Tidak mati karena sudah menjadi bahan praktekmu?" - sahut Tommy.

"Tentu saja masih hidup. Hanya tinggal satu saja, ada di kandang belakang kelas biologi hewan." Sahut Nita.

"Kalau begitu bagus deh." Sahut Tommy sambil cepat-cepat menutup teleponnya. Wajahnya tampak riang gembira.

Pelajaran akuntansi umum di kelas Manajemen Bisnis selesai pukul tiga siang. Saat itu, Jenny dan Eddy sedang berjalan bersamaan. Sementara Tommy pergi entah kemana, tetapi dia telah memberitahu Eddy bahwa kegiatan ospek kecilnya akan berlangsung sore ini.

"Jadi, Bu Rita itu Bibimu ya Ed?" Tanya Jenny.

"Iya Jen. Dulu aku kuliah di universitas Dale. Dan karena ayahku pindah ke kota Orchid, jadinya aku disuruh masuk ke sini. Hal itu juga atas dasar keinginan Tanteku." Sahut Eddy.

"Oh jadi begitu. Hmm.., enak ya? Punya Bibi Bu Rita. Jadi kamu bisa masuk kesini. Dulu saja, aku dan Tommy harus ikut berbagai macam tes supaya bisa masuk disini." Sahut Jenny.

"Eh? Emm? Apakah aku boleh tanya sesuatu kepadamu Jen?" Tanya Eddy tiba-tiba.

"Kenapa Ed?" - "Emm? Apakah kamu dan Tommy berpacaran?" Tanya Eddy ingin tahu.

"Tidak Ed, hehehehe.., kami hanya sekedar teman saja. Kami berdua memang sudah menjadi sahabat sejak kecil. Jadi, aku tahu siapa dia." Sahut Jenny sambil tertawa.

"Oh? Jadi..?? Siapa Tommy?" Sahut Eddy dengan lega.

"Tommy? Hmm.., dia adalah laki-laki playboy kelas teri, punya banyak kekasih, dan otaknya mesum. Hanya ada seks saja di otaknya." Sahut Jenny.

"Heh? Benarkah itu? Lalu? Kok bisa dia diterima disini?" Tanya Eddy yang terkejut mendengarnya.

"Oh? Itu karena dia memang pintar Ed. Bahkan dia lebih pintar daripada aku. Cuma saja, kelakuannya itu yang aku tidak suka. Dia suka mempermainkan hati wanita, dan satu lagi, dia itu pelit." Sahut Jenny.

Kemudian langkah kaki Eddy terhenti di depan reruntuhan bangunan. Sebuah setang motor bengkok terlihat di bawah reruntuhan. Eddy menarik nafasnya dengan sedih.

"Itu motormu ya Ed?" Tanya Jenny. Eddy mengangguk sedih. Jenny juga ikut merasa kasihan kepadanya. "Sabar ya Ed. Mungkin motor itu belum rejekimu." Sahut Jenny.

Sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan mereka, "Diinnn..!! Diiinn..!!"
"Hei Ed? Kamu mau pulang bersamaku?"
Sahut Rita sambil menurunkan kaca mobilnya.

Rita mengerutkan keningnya sekaligus heran karena tampang Eddy yang tampak sedih. "Kamu kenapa Ed?" - "Motorku hancur Tante." Jawabnya dengan lemas.

Rita melihat sisa stang motor Eddy yang berada di bawah tumpukan reruntuhan dan ikut sedih juga.

"Sudahlah Ed. Kamu nggak salah. Yang salah itu petugas kebersihan. Dia seharusnya memasang tanda bahwa gedung itu akan dihancurkan. Ayo, pulang saja denganku. Nanti aku yang menjelaskan kepada Papamu supaya kamu tidak kena semprot." Sahut Rita.

Eddy langsung naik ke mobil Rita dan Jenny herannya tampak terkejut.

"Eh? Oh? Ed..??!!" Sahut Jenny dengan gagap. Tetapi mobil Rita telah jalan meninggalkannya. Padahal hari itu masih ada pelajaran, yaitu kelas Manajemen Risiko pada pukul tujuh malam.

Saat itu, Tommy baru saja datang menghampiri Jenny dengan nafas yang terengah-engah. "Dimana anak baru itu Jen?" - "Dia dijemput pulang oleh Bu Rita." Jawab Jenny.

"Sial. Padahal aku sudah menyiapkan kegiatan ospek kecil untuknya." Sahut Tommy. Jenny memandangi Tommy dengan curiga, di tangannya ada sebuah bungkus kecil yang berisikan obat-obatan.

"Mau apa kamu Tom? Jangan lakukan yang aneh-aneh ya." - "Ah, nggak kok Jen. Sebenarnya tugasnya cukup mudah. Hanya memeras susu, hehehehe..," sahut Tommy dengan santai.

"Heh? Susu? Susunya siapa? Apa kamu mau ajarkan Eddy untuk menjadi cabul sepertimu?" Sahut Jenny khawatir.

"Ah, nggak kok. Aku mau pergi dulu." Jawab Tommy singkat.

"Hei..?! Tunggu dulu.., kamu mau kemana? Nanti ada kelas Tom..!!" - "Aku tahu. Kelas Manajemen Risiko kan? Sekarang aku mau menyusul Eddy ke rumah Bu Rita..," sahut Tommy yang sudah semakin jauh.

Sementara itu Rita dan Eddy telah sampai di rumah Rita.

"Dimana Om Ronald Tante?" Tanya Eddy sambil melihat sekeliling rumahnya yang besar.

"Ronald sedang ada bisnis di luar kota Ed. Minggu depan dia baru akan pulang." Sahut Rita sambil duduk manis di depan sofa.

"Hmm.., sudah berapa lama kita tidak bertemu Ed? Kamu jadi makin ganteng aja deh." Sahut Rita sambil tersenyum genit.

"Bukankah kita baru kemarin bertemu Tante? Di bandara." - "Iya sih. Tapi kan saat itu ada Papa dan Mamamu disana. Maksudku itu, sudah lama kita tidak bertemu sendirian seperti saat ini." Sahut Rita.

"Oh? Itu..," jawab Eddy dengan gugup.

"Emmm? Mungkin baru tiga atau empat bulan yang lalu Tante. Menurutku itu tidak lama kok." Sahut Eddy kembali.

"Tapi..? Menurutku itu waktu yang lama sayang. Apalagi aku selalu terbayang-bayang dirimu di waktu tidurku..!! Hmm.., soalnya.., kamu sangat tampan Ed..!!" Sahut Rita sambil berdiri dan menarik tangan Eddy.

Jantung Eddy pun berdetak kencang. Dirinya tahu kemana hal ini akan membawanya. Eddy tidak bisa ataupun sanggup menolak godaan tantenya meskipun Eddy tahu kalau hal ini adalah perbuatan yang sangat salah.

"Aku masih punya pil biru Ed. Kamu mau?" Sahut Rita dengan wajah yang menggoda.

Wajah Eddy menjadi tegang. Dirinya tahu kalau pil itu adalah sebuah pil yang akan membuatnya menjadi ganas di atas ranjang. Tantenya memang sering mencekokinya dengan pil berwarna biru tersebut.

"Tidak usah Tante." Jawab Eddy dengan gugup.
"Heh? Apa kamu yakin? Hehehehe..., Apa kamu sekarang sudah menjadi semakin hebat ya sayang?" Tanya Rita dengan wajah yang gembira.

"Eh? I..iya.., Tante..," jawab Eddy semakin gugup.

Perlahan-lahan Rita menarik tangan Eddy hingga ke kamarnya. Seperti sebuah kekuatan yang sangat besar, Eddy tidak mampu untuk menolak Tantenya.

Rita menyudutkan keponakannya itu di dinding kamarnya. Tangannya membelai wajahnya yang tampan.

"Aku sangat kangen kepadamu sayang..!! Soalnya kamu benar-benar tampan dan perkasa..!! Emmhh..!!" Sahut Rita sambil menciuminya dengan birahi yang semakin hebat.

Eddy pun tak kuasa untuk menolak ciuman dan lumatan bibir tantenya yang buas. Eddy membalasnya dengan tidak kalah panasnya..!!

Bahkan Eddy mengajak tantenya untuk pergi ke ranjang dan duduk sambil memagut lidah dengan nafsu yang menggelora.

Birahi mereka berdua memanas. Rita duduk di atas pangkuan Eddy dengan mulut yang kelaparan, melumat habis mulut Eddy sehingga mereka berdua menjadi kesulitan untuk bernafas.

bcbc-2.jpg


Rita menurunkan pakaiannya. Teteknya yang bulat dan padat itu langsung menyembul keluar.

Untuk sesaat Eddy memandangi tetek Tantenya itu dengan nafsu yang semakin menggelora. Kemudian tatapan mata mereka bersatu, seakan-akan mereka berdua tengah bersiap-siap melakukan perang birahi yang maha dahsyat.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0002-1.jpg


Rita lah yang pertama kali memulainya. Mulutnya langsung memagut bibir Eddy dan memainkan lidahnya dengan sangat bernafsu. Eddy pun tidak mau kalah, tangannya menyingkap baju tantenya dan mulai meremas-remas pantatnya. Gelora birahi mereka berduapun perlahan-lahan mulai meningkat.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0011d.jpg


Rita mendorong keponakannya agak kebelakang dan tangannya mulai menggerayangi selangkangan Eddy.

Jantung Eddy berdetak semakin cepat tatkala Tantenya mulai mengeluarkan batang kontolnya yang sudah mulai keras dengan lincahnya.

Rita mulai mengocok-ngocok batang kontolnya. Eddy pun mendesah tertahan seiring dengan batang kontolnya yang mulai semakin mengeras karena sentuhan lembut tangan Tantenya.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0018-1.jpg


Lagi-lagi Rita menyerang mulut keponakannya. Eddy menjadi semakin melayang di alam surga dunia karena perbuatan Tantenya yang benar-benar nikmat.

Tante Rita benar-benar seorang wanita yang sangat luar biasa kalau soal seks. Dirinya benar-benar tahu bagaimana caranya membuat seorang pria merasakan kenikmatan yang tiada taranya.

Tangannya yang halus itu menggenggam dan mengocok batang kontol Eddy dengan perlahan-lahan, sementara mulutnya terus melumat bibir dan mulut keponakannya itu dengan penuh gairah. Benar-benar sangat memanjakan Eddy.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0019-2.jpg


Tiba-tiba saja Rita berhenti saat jantung Eddy berdebar-debar semakin kencang. Untuk sesaat Eddy nampak kecewa, namun wajahnya kembali lagi ceria.

Ternyata Tantenya bergerak turun dan mulai fokus terhadap batang kontolnya yang sudah berdiri tegak layaknya paku bumi.

Rita mengecup kepala kontolnya dan mulai menjilati batangnya mulai dari pangkal hingga ke ujung. Rasa geli sekaligus nikmat mulai dirasakan Eddy.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0025.jpg


Rasa nikmat itu masih berlanjut, bahkan menjadi semakin hebat tatkala Eddy merasakan kehangatan pada batang kontolnya.

Ternyata Tantenya telah mulai memasukkan batang kontolnya yang keras itu kedalam mulutnya dan mengenyotnya dengan kuat.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0027.jpg


Eddy mendesah dengan suara yang agak kuat. Rita merasa semakin senang karena perbuatannya itu mampu membuat keponakannya itu semakin tenggelam ke dalam arus birahi yang memabukkan.

Untuk sesaat Rita memandangi wajah keponakannya yang sedang keenakan, kemudian tiba-tiba saja dirinya melakukan hal yang lebih gila lagi. Yaitu melahap seluruh batang kontol keponakannya sehingga menyentuh ujung tenggorokannya.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0027f-4.jpg


Mata Eddy langsung terbelalak karena kenikmatan yang tiada taranya akibat perbuatan Tantenya tersebut.

Kontolnya menjadi berdenyut-denyut semakin kuat, dan Eddy sudah benar-benar melayang ke alam surga dunia. Air pejunya pun sudah sangat siap untuk menyemprot keluar karena kenikmatan yang tiada taranya.

"OOGGH..!! hentikan Tante..!! Aku..!! Aku sudah tidak sanggup lagi..!!" Teriak Eddy dengan sekujur tubuh yang sudah menegang hebat.

Untung saja saat Tantenya menghentikan perbuatannya dan kini mengecup kembali batang kontolnya dan mengocok-ngocoknya dengan wajah yang sangat puas.

"Apakah kamu sudah mau mengentot sayang?" Tanya Rita sambil mengocok-ngocok batang kontol Eddy yang terus berdenyut-denyut nikmat. "Iya Tante. Ayo kita lakukan sekarang." Jawab Eddy dengan penuh semangat.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0032-1.jpg


Rita tersenyum senang. Dirinya langsung menanggalkan seluruh pakaiannya di depan keponakannya tanpa malu-malu sementara Eddy pun juga tampak sangat senang sekaligus bergairah sambil memandangi tubuh indah Tantenya yang sangat menggairahkan.

Rita menarik lepas celana keponakannya dan merayap naik ke atas tubuhnya sambil menggenggam batang kontolnya.

"Eh? Tante? Aku tidak bawa kondom?" - sahut Eddy dengan wajah yang tampak khawatir.

"Ah? Itu tidak masalah kan? Lagipula lebih nikmat kalau mengentot langsung tanpa pengaman." Jawab Rita dengan nafsu yang sudah mendidih.

"Tapi? Bagaimana kalau nanti..?" - "kamu tidak usah khawatir. Aku tidak akan hamil. Aku sedang memakai pil KB kok. Jadi, kamu bebas mengeluarkan spermamu di dalam, kapanpun kamu mau." Sahut Rita.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0044-3.jpg


Eddy menganggukkan kepalanya dengan patuh.
Rita telah memulai kegiatan utama mereka dengan tanpa ragu-ragu lagi.

Tangannya mulai mengarahkan batang kontol Eddy ke dalam liang memeknya.

"Sreett..!! OWHHHH..!! Sresseett...!! OOWWHH...!!"

Rita mendesah dengan kuat tatkala merasakan sodokan batang kontol keponakannya yang besar di dalam liang persenggamaannya.

Rasanya sungguh nikmat, bahkan liang memeknya pun sampai berdenyut-denyut ketika mulai melahap batang kontol keponakannya.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0046-2.jpg


Eddy pun juga merasakan sebuah sensasi kenikmatan yang benar-hebat. Liang memek Tantenya itu benar-benar erat dan rapat. Mencengkeram batang kontolnya dengan sangat kuat, seperti memek seorang perawan saja. Padahal Tantenya itu sudah tidak lagi muda.

Kemudian Rita mulai menggerakkan pantatnya naik-turun di atas tubuh keponakannya sambil mendesah-desah keenakan.

Eddy pun merasakan kenikmatan yang semakin hebat. Gerakan Tantenya itu benar-benar telah menimbulkan sensasi nikmat yang tiada taranya. Batang kontolnya terasa hangat dan semakin berdenyut-denyut karena gerakan cepat liang memek Tantenya yang naik turun di atas tubuhnya mengocok batang kontolnya dengan cengkeraman yang sangat kuat.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0048-2.jpg


Birahi Rita dan Eddy semakin berkobar. Rita mempercepat genjotan pantatnya sambil mendesah-desah semakin liar.

"OWWHH..!! EDD..!! OH MY GOD..!! ini benar-benar nikmat sayang..!! Sudah lama sekali kita tidak seperti ini Ed.., ternyata kontolmu semakin nikmat saja..!! OOWWHH..!!"

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0049.jpg


Rita merasakan sesuatu yang benar-benar dahsyat merayap ke seluruh tubuhnya. Rita semakin mempercepat genjotannya sambil mendesah semakin liar.

Tetapi saat itu Eddy lah yang sudah sangat tegang. Rasa-rasanya dirinya sudah tidak lagi mampu menahan gempuran Tantenya yang begitu liar dan brutal.

Kenikmatan yang dirasakannya sudah memuncak dan batang kontolnya sudah tidak sanggup lagi menahannya.

"OGHH..!! Croott..!! Croott..!! Croott..!!"

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0057.jpg


Rita merasakan semprotan air peju hangat keponakannya di dalam liang memeknya. Rita berhenti sejenak dan menatap Eddy dengan sedikit sewot.

"Kamu sudah keluar ya Ed?" - "Iya Tante. Maaf, soalnya tadi enak banget sih..," jawab Eddy dengan wajah yang bersalah.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0066-1.jpg


"Terus bagaimana dong? Aku kan masih tanggung..??" Sahut Rita dengan jengkel.

Keringat mulai mengalir di dahi Eddy. Dirinya tahu kalau dia sudah kalah telak dengan Tantenya yang memang sangat buas di atas ranjang. Apalagi batang kontolnya telah menciut dan tidak mau mengeras kembali.

Menyuruh Tantenya untuk menghisapnya kembali jelas sama saja dengan bunuh diri. Soalnya, Tante Rita sama sekali tidak suka dengan air peju. Dia akan merasa jijik untuk menghisap kontol yang sudah berlumur sperma, berbeda kalau kontolnya masih bersih, Tantenya akan dengan senang hati menghisapnya.

Kemudian tiba-tiba saja Eddy teringat akan sesuatu, "Oh iya? Tadi Tante kan bilang kalau Tante masih punya pil biru?"

Wajah Rita kembali sumringah. "Iya sayang, hehehehe.., Tante ambilkan dulu ya. Kamu cuci dulu kontolmu sayang." Sahut Rita.

"Sialan. Tante Rita benar-benar maniak kalau soal seks." Pikir Eddy sambil membasuh seluruh tubuhnya dengan air di kamar mandi dalam, di dalam kamar Tantenya.

"Tetapi, aku juga tidak sanggup untuk menolaknya. Tante Rita benar-benar memiliki tubuh yang hot dan wajahnya juga sangat cantik. Hmm.., apakah Om Ronald sudah tidak mampu lagi untuk memuaskannya sehingga Tante Rita mencari pelampiasannya denganku? Ah.., nggak usah dipikirkan deh. Lagipula, Tante Rita memang wanita yang sangat buas, aku saja terpaksa harus minum pil biru kalau sedang menghadapinya." Pikir Eddy.

Setelah selesai mandi, Eddy langsung meminum pil biru pemberian Tantenya. Namun belum juga sampai lima menit, Rita langsung mengajak Eddy untuk bersenggama kembali, padahal batang kontolnya belum benar-benar keras karena reaksi dari pil biru sangatlah lambat.

Rita langsung naik kembali ke atas tubuh Eddy dan mulai menggenjot batang kontol keponakannya. Meskipun kontol Eddy belum mengeras dengan sempurna, namun kontolnya sudah bisa untuk di ajak bersenggama.

Rita bergerak naik turun di atas tubuh keponakannya seperti cacing kepanasan. Mulutnya terus mendesah-desah keenakan karena batang kontol Eddy yang semakin besar dan keras di dalam liang memeknya.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0069.jpg


"OWHHH..!! seharusnya sejak tadi kamu meminum pil birunya sayang..!! Jadi..!! OWWHH..!! Aku tidak sampai terputus seperti tadi...!! EMMPHH..!!" sahut Rita sambil mendesah-desah keenakan dan juga melumat mulut keponakannya dengan sangat bernafsu.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0072-4.jpg


Kontol Eddy kini sudah kembali keras seperti semula akibat genjotan Tantenya yang cepat dan kuat. Rita pun juga menjadi semakin liar dan ganas karena birahinya yang sudah mendidih.

Liang memeknya kini berdenyut-denyut dengan cepat, birahinya sudah memuncak.

"OOWWHH..!! EDDD..!!! OH MY..!! Creeett..!! OWWWHH..!! Creett..!! Creett..!! Creett..!!"

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0076.jpg


Rita akhirnya terjerembab di atas tubuh keponakannya. Wajahnya tampak luar biasa puas karena telah berhasil mencapai puncak orgasmenya yang sangat nikmat.

Namun saat itu birahi Eddy baru memanas. Eddy memiringkan tubuhnya dan melanjutkan permainan mereka. Kini Eddy lah yang mengentot Tantenya dengan posisi miring.

Birahi Rita kembali lagi dengan sangat cepat. Rita memang seorang wanita yang haus akan seks,

"OWWHH..!! ENAK SAYANG..!! OH MY GOD..?!! TERUSKAN SAYANG..!! OWWHH..!! OWWWWHH..!!"

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0081.jpg


"OH YEAH..!! INI BARU NAMANYA MENGENTOT SAYANG..!! SODOK TERUS ED..!! OOWWHH..!! LEBIH DALAM LAGI..!! OWWHH..!!"

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0081bbf.jpg


Eddy bangun dan kini mengentot Tantenya dengan posisi misionaris, salah satu posisi favoritnya, meskipun sebenarnya Eddy juga menyukai semua posisi seks yang pernah dilakukannya bersama dengan Tantenya.

Sementara itu Rita menjadi semakin melambung ke alam surga dunia. Sodokan batang kontol keponakannya itu sudah terlampau nikmat untuknya.

"OOWWHH..!! EDDDYY...!! OWWHH..!! Creett..!! Creett..!! OWWHH..!! Creett..!! Creett..!! Creett..!!"

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0090.jpg


Rita baru saja mendapatkan multi orgasme yang memberinya kenikmatan yang tiada taranya. Seluruh tubuhnya bergetar dengan hebat seiring dengan nafasnya yang memburu.

Namun Rita juga bisa dibilang seorang pendekar kalau diatas ranjang. Nafsunya dan juga birahinya seakan-akan tidak pernah padam. Bahkan Rita bisa dibilang sebagai seorang master seks dan Eddy adalah muridnya, sebab Rita lah yang pertama kali mengajarkan Eddy tentang seks.

Sambil tertawa Rita berguling ke atas tubuh Eddy, dengan batang kontol Eddy yang masih menancap di dalam liang memeknya.

"Nah, begini baru namanya mengentot sayang, hehehehe.., kamu mau lanjut lagi kan? Hehehehe.., aku tahu kamu masih sanggup Ed..," sahut Rita dengan wajah yang nampak gembira.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0097.jpg


Rita kembali memegang kendali permainan. Dirinya menggenjotkan pantatnya kembali naik turun di atas tubuh keponakannya sambil berpegangan tangan.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0100.jpg


Liang memeknya bergerak cepat naik turun, terkadang menggoyang batang kontol keponakannya dengan jurus bor pasak bumi, sehingga membuat Eddy menjadi cukup kewalahan menghadapinya karena goyangan Tantenya itu benar-benar telah menggetarkan seluruh tubuhnya akibat kenikmatan yang sudah semakin hebat.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0109-5.jpg


Eddy pun tidak mau kalah, apalagi sekarang dirinya sudah mendapatkan asupan doping pil biru. Sekarang Eddy lah yang menggerakkan batang kontolnya, lebih cepat lagi dari genjotan Tantenya sehingga Rita terpaksa harus mencondongkan tubuhnya ke depan karena sodokan kontol keponakannya yang sangat cepat terhadap liang memeknya.
2

Pertempuran mereka berdua sangatlah dahsyat sehingga membuat ranjang ikut bergetar. Mereka berdua pun sudah mencapai puncak dari segala kenikmatan birahi yang begitu panas dan liar.

"OWWHH..!! EDDD..!! AKUU..!! OOWWHH..!! Creett..!! Creett..!! Creett..!! Creett..!!" - "OGGHH..!! AKU JUGA TANTE..!! Croott..!! Croott..!! Croott..!! Croott..!!"

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0112b.jpg


Rita menciumi dan melumat mulut keponakannya dengan perasaan yang luar biasa puas. Dirinya tidak henti-hentinya mendesah karena puncak orgasmenya masih berlanjut, padahal mereka sudah berhenti mengentot.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0113b.jpg


Kontol Eddy melejit keluar dengan sendirinya dari dalam liang memek Tantenya karena liang itu sudah menjadi sangat licin karena air peju dan air pelumas keduanya.

Air peju yang berwarna putih susu itu pun meleleh keluar dari dalam liang memek Rita, pertanda bahwa pertempuran seks yang dahsyat telah berakhir dengan kedudukan imbang.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0118.jpg


Senyum puas telah terukir di wajah mereka berdua. Padahal yang mereka lakukan itu sangatlah tabu dan terlarang, tetapi mereka seperti sudah biasa melakukannya. Itu lah guru dan murid, yang benar-benar telah terpengaruh akan nafsu birahi yang sulit untuk dikendalikan.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0120.jpg



Sementara itu Tommy memacu motornya tanpa GPS. Dia sudah hafal betul letak rumah Ibu Rita karena Tommy pernah (sering sebenarnya) mengikuti Bu Rita sampai ke rumahnya, meskipun Bu Rita sama sekali tidak mengetahuinya.

Bu Rita adalah salah satu fantasi seks Tommy yang belum kesampaian. Oleh karena itu dia rajin membuntutinya, sambil membayangkan betapa nikmatnya kalau bisa mengentot dengannya.

"Kalau bocah baru itu pergi bersama dengan Bu Rita, pasti akan dibawanya ke rumahnya. Bukan ke rumah Bu Rita. Tetapi kenapa aku malah ke rumah Bu Rita ya? Aneh." Pikir Tommy yang terus memacu motornya pergi ke rumah Bu Rita seakan-akan GPS di dalam otaknya telah menentukan tujuan yang sebenarnya.

Sementara itu Eddy dan Tantenya sudah selesai menuntaskan permainan birahinya,

"Nanti malam, kamu menginap disini ya Ed?" Sahut Rita.

"Eh? Emm, sepertinya nggak bisa Tante. Aku.., aku harus..?? Eh.., aku punya banyak tugas." Sahut Eddy mencoba untuk berbohong.

Sebab kalau Eddy menginap di rumah Tantenya, pasti dia akan dipaksa untuk berhubungan seks lagi dengannya lagi. Walaupun mengentot bersamanya sangatlah nikmat dan menyenangkan, tetapi kalau dalam satu hari sampai beberapa ronde, dia tidak akan kuat, apalagi dia baru masuk kuliah di Redstone, setidaknya dia membutuhkan staminanya untuk hal yang lebih penting daripada sekedar seks.

"Tugas apa? Kamu kan baru masuk hari ini?" Sahut Rita yang langsung mengetahui kebohongan Eddy.

Eddy benar-benar bodoh memberinya alasan seperti itu, padahal Rita sekarang juga adalah dosennya.

"Eh? Emm.., maaf Tante.., nanti malam aku mau tidur sendiri, soalnya aku..," - "Iya.., aku tahu maksudmu sayang.., Ya sudah tidak apa-apa. Tapi besok kamu mau kan menginap disini?" Sahut Rita penuh pengertian.

"Iya Tante." Jawab Eddy. Rita pun mengecup bibir Eddy dengan mesra lalu Eddy berbalik menuruni tangga, dan keluar dari rumah besar Rita yang memiliki dua lantai.

Setelah berada di luar, Eddy kembali lagi dipanggil oleh Rita melalui jendela kamarnya,
"Ed..?! Eddy...!!" Sahut Rita dengan sedikit berteriak.

"Iya Tante..? Kenapa?" Tanya Eddy sambil melihat Tantenya dari bawah.

Sex-Art-Girl-In-The-Window-Lee-Anne-Ryan-Ryder-high-0120bc-2.jpg


"Nanti malam aku ke rumahmu." Sahut Rita. "Eh? Kenapa Tante?" Tanya Eddy bingung.

"Kamu lupa ya? Nanti aku akan membantumu berbicara dengan Papamu soal motormu yang hancur kejatuhan gedung." Sahutnya.

"Oh iya. Aku lupa." Sahut Eddy yang benar-benar lupa. Rupanya seks tadi dengan Tantenya sangatlah nikmat sehingga mampu membuat dirinya lupa akan tragedi menyedihkan mengenai motornya.

Pada saat itu sebuah motor mendekat dan berhenti di depannya. Tommy melepaskan helmnya dan menyapa Eddy.

"Hai Ed. Aku tahu kalau aku bisa menemukanmu disini." Sahut Tommy tersenyum senang lalu menatap Bu Rita yang berada di kamarnya dengan otak mesum yang semakin menjadi-jadi.

Namun reaksi Bu Rita sama sekali tidak menyenangkan, "Ngapain kamu kesini Tom?" Sahut Rita dari atas kamarnya dengan perasaan yang sedikit terganggu.

"Masih ada kelas Bu Rita..!! Aku kesini mau menjemput Eddy." Teriak Tommy.

"Ya sudah. Tetapi.., awas ya kalau kamu macam-macam dengannya..!! Ingat, jangan lakukan hal yang aneh-aneh." Sahut Rita kemudian.

Rita telah kenal betul akan tabiat Tommy yang nakal dan selalu aneh-aneh. Meskipun begitu, Rita sebenarnya juga menyukainya, karena Tommy juga tidak kalah tampannya dengan Eddy. Selain itu, hanya Tommy lah satu-satunya mahasiswanya yang berani merayu dan menggodanya terang-terangan meskipun Rita tidak pernah menanggapinya dengan serius.

"Siiip. Siap Bu Rita cantik..!! Hehehehe..," sahut Tommy sambil tertawa cengengesan dan langsung membawa Eddy pergi.

"Jadi..? Kamu tinggal dengan Bu Rita Ed?" Tanya Tommy sambil mengendarai motornya.

"Eh? Enggak kok Mas Tommy." - "Jangan panggil aku Mas. Panggil namaku saja. Sudah berkali-kali aku katakan itu kepadamu." Jawab Tommy.

"Iya maaf Tom." - "Terus? Tadi kamu ngapain di rumah Bu Rita?" Tanya Tommy kembali.

Eddy mendadak gugup dan keringat kecil mulai mengalir di dahinya. "Aku disuruh Tante untuk mengambil surat-surat kepindahanku ke Redstone." Jawabnya kikuk.

Untung saja Tommy sama sekali tidak mencurigai Eddy. "Oh iya? Bagaimana dengan motormu? Apakah rusak parah? Barangkali aku bisa membetulkannya. Karena aku juga kenal dengan langganan bengkel yang hebat." Sahut Tommy.

"Entahlah Tom, sepertinya rusak berat. Aku tidak tahu bagaimana bisa membetulkannya." Sahut Eddy.

Kemudian tiba-tiba saja Eddy teringat sesuatu. Tas dan buku-bukunya tertinggal di rumah Tantenya, padahal kata Tommy tadi ada lagi pelajaran hari ini. Seks dengan Tantenya tadi itu benar-benar sangat luar biasa, sehingga mampu membuatnya mabuk dan melupakan urusan duniawi.

"Tadi katamu ada kelas lagi hari ini Tom? Makanya kamu menjemput aku?" Tanya Eddy.

"Iya benar. Hari ini ada kelas Manajemen Risiko. Tetapi, sebelum itu, kamu harus mengikuti kegiatan ospek kecil kelas Manajemen dulu." Sahut Tommy sambil tersenyum girang.

"Kalau aku nggak ikut bagaimana Tom?" - "Ya, kamu harus siap dikejar-kejar ama satu kampus karena mereka semua siap untuk mengeroyok kamu..!!" Sahut Tommy dengan kejam.

Eddy terdiam. Dirinya merasa seperti akan mendapatkan sebuah nasib yang buruk. Padahal tadi dia baru saja mendapatkan nasib yang sangat baik. Roda kehidupan benar-benar cepat cepat berputar.

Jam lima sore keduanya tiba di kampus. Tommy langsung berjalan ke arah gedung fakultas kedokteran hewan dengan diikuti Eddy. Tommy berjalan dengan sangat cepat, setengah berlari.

"Tunggu Tom, eh? Kita nggak masuk ke sini?" Tanya Eddy yang heran karena Tommy malah melewati gedung fakultas kedokteran dan terus berjalan menuju hutan yang ada di belakang kampus.

"Sudah dekat kok Ed. Ada disini. Ayo." Sahut Tommy yang kini berlari-lari kecil penuh semangat.

Sementara itu Jenny tengah berada di taman ketika dirinya melihat Tommy dan Eddy yang berjalan ke arah belakang gedung fakultas kedokteran hewan.

"Eh? Mereka mau ngapain?" Pikir Jenny dengan curiga.

Jenny pun akhirnya mengikuti keduanya dengan berlarian. Dirinya takut kalau Eddy akan dikerjai habis-habisan oleh Tommy yang memang liar dan nakal.

*****
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd