Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA A High Class First Love Story (BUCIN)

Next update kapan? ><


  • Total voters
    72
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Untuk update mungkin sedikit membutuhkan waktu, sudah mulai sibuk di RL

BTW, jadi bingung mending Yona atau Gracia
 
Milih shani aja... Shani tetap dihati :adek:;)

Kalau Shani nanti rusak alurnya wkwk


Gracia juga sabi
Gracia dong lebih fresh dan menggoda hehe

Ehehe Grasiya ehehe :)


Gak! Yona, harus Yona.
Lebih pas kalo buat rencana kemarin~

Ehehe Mmh Yon ehehe :)

Alias kek kamu tahu saja apa rencana saya selanjutnya :pantat:


Gak! Nadila, harus Nadila.
Lebih pas kalo buat rencana kemarin.

Oke next update Nadila :haha:
 
Update paling cepat hari selasa ya hu

Sekarang nubi yang far abadi ini sedang butuh asupan halu di Saka Agari hari ini supaya cerita ecek-ecek ini bisa update :kangen:
 
permisi....
Ijin nongol dimari om....

tetap sehat & lancar jaya RL'y om
 
Kali aja masuk :D

4-B84-D908-7384-46-C2-A1-B1-345-C6-EAF11-EC.jpg
 
Part XI: (T)rap(p)ed.

Hari ini adalah hari Jumat, hampir dua minggu setelah acara menginap di villa milik kami yang terdengar seperti modus pemerkosaan itu. Di hari ini juga kami semua sudah masuk kerja dong, Viny dan Shani baru saja berangkat ke Bangkok dan baru pulang pada hari senin besok karena mereka akan perform di sana, sedangkan Bimo sudah seminggu berada di provinsi Papua sana yang sedang heboh wabah polio dan baru akan pulang hari minggu dini hari besok. Sementara aku? Sekarang aku sedang dalam perjalanan menuju ke sebuah hotel bintang lima di Jakarta, karena kementerianku akan mengadakan pertemuan kepada para investor baik dalam maupun luar negeri dengan harapan investasi pendidikan di negara ini dapat ditingkatkan lagi. Tentunya aku harus datang dong, lah aku juga ikut memberikan pidato kok.

Jam tangan pintarku yang jarang kupakai ini sudah menunjukkan pukul setengah 8 pagi, dan aku baru saja sampai di hotel tempat berlangsungnya acara. Setelah memberikan kunci mobil kepada petugas valet, aku memasuki lobi hotel dan langsung memasuki aula tempat acara akan dilaksanakan. Cukup besar juga aulanya, pasti yang datang kelas kakap semua ini. Aku harus memberikan kesan yang baik di hadapan mereka, supaya mereka mau berinvestasi di Indonesia.

Three hours later.

Acara pertemuan sudah selesai dan berjalan lancar, dan aku sudah berhasil berpidato di depan ratusan investor di dalam aula tersebut. Acara ini berhasil menarik para investor untuk berinvestasi di Indonesia dalam hal pendidikan. Bahkan belasan dari mereka sudah ada yang langsung menyatakan kesiapannya untuk berinvestasi. Pidatoku juga mendapat respon positif dari banyak pihak. Bahkan, bapak menteri di kementerianku memuji gaya berpidatoku yang sangat formal tanpa keraguan namun tak tampak membosankan. Salah satu tamu investor juga memberikan pujian kepadaku tentang pidatoku saat aku sedang berkeliling memangsa makan siang yang telah disiapkan. Yah memang pekerjaan pejabat tinggi negara, makanya aku sendiri sering melatih diri untuk berpidato di depan umum supaya tidak grogi.

Setelah selesai makan siang, aku berjalan ke lobi utama karena aku harus masuk kerja lagi. Jam tanganku sudah menunjukkan pukul setengah 12 siang, sementara aku diharuskan sudah absen masuk pukul satu siang. Setelah sampai di lobi, aku meminta petugas valet untuk mengambil mobilku lalu berdiri menunggu mobilku datang. Namun, aku melihat seorang wanita yang juga berdiri di depan lobi ini, yang sepertinya aku mengenalinya. Dia mengenakan kaus hitam dan rok lipit selututnya itu yang juga berwarna hitam.


Aku mendekati wanita tersebut, dan memulai obrolan.

"Permisi..."
"Hah? Iya? Ada apa?"
"Tidak-tidak. Sepertinya saya pernah melihatmu sebelumnya, namun saya lupa di mana."
"Hmm...."

Dia kini bergumam sambil menunjukkan wajahnya yang aneh menatapku. Namun tatapan anehnya itu berhenti ketika melihat tanda mengenal yang masih aku kenakan ini.

"Hmm.... Kamu ini yang dulu jadi ketua pelaksana peluncuran roket nasional ya?"
"Iya."
"Berarti kamu pacarnya Viny?"
"Kamu tahu?!" Kok dia bisa tahu ya? Padahal aku hanya memberi tahu hal ini kepada orang-orang dekatku saja.
"Iyalah, Viny cerita ke aku tentang kamu, aku kaptennya dia sekarang." Wajahnya kini senyum ceria menatapku.
"Tunggu tunggu. Berarti kamu anggota JKT48 juga?"
"Iya kak."
"Si Viny dan Shani sekarang lagi di luar negeri, kamu ga ikut?"
"Engga kak, walau aku, Viny, dan Shani sama-sama senbatsu, namun yang berangkat ke sana hanya yang posisi satu sampai sepuluh aja. Aku posisi keduabelas, Viny posisi kesembilan, dan Shani posisi kedua."
"Oh jadi gitu ya? BTW ga usah panggil 'kak' dong, biasa aja kali."
"Ga mau ah, biasanya kan aku manggil laki-laki yang wajahnya khas wt sih gitu."
"Emang wajahku seperti wt ya?"
"Kalau gini sih enggak. Tapi kalau kamu pakai baju bebas kayak wt, hehe. Ngomong-ngomong kakak baru dua kali ya nonton teater?"
"Yah elah kamu ini. Iya baru dua kali."
"Ih jahat amat sih baru nonton pacarnya dua kali."
"Yaa Viny ga masalah kok. Lagian aku ga mau lagi sumpek-sumpekan bareng wt yang bau itu. Ucapanmu tadi sudah menghina saya loh."
"Yaudah aku minta maaf deh kak."
"Ga mau ah. Nanti aku laporin Viny loh udah godain aku. Eh nama kamu siapa?"
"Hmm... Siapa ya... Nanti kalau dikasih tahu malah dilaporin lagi ke Viny..."
"Kamu ngasih tau atau nggak aku juga bakal ngelaporin kok."
"Iya deh, nama aku..."

Tiba-tiba bahu wanita tersebut ditepuk-tepuk oleh seseorang pria. Pria tersebut nampak sudah cukup berumur, dan sepertinya dia adalah orang Jepang.

"Yona-chan..." Ucap pria tersebut kepada sang wanita, dengan wajah mesum.
"Haik... Senpai..." Balas Yona dengan wajah yang nampak menunjukkan rasa ketakutan.

Yona? Entah lah. Namun yang pasti kini pria tersebut menarik tangan kanan Yona menuju ke dalam hotel. Sementara itu tangan kirinya sempat melambaikan tangan kepadaku yang diiringi dengan senyumannya yang cukup cantik namun dewasa itu.


Tunggu sebentar, dia bilang kalau dia juga anggota JKT48 sama seperti Viny dan Shani. Namun dia baru saja diajak pergi oleh seseorang laki-laki Jepang yang sudah berumur. Apa jangan-jangan wanita tersebut adalah wanita pemuas? Namun sepertinya tidak deh, Viny yang katanya satu kerjaan dengannya aku jamin bukan seorang pemuas hasrat lelaki kok, aku yang membuka segelnya sendiri. Akan tetapi dari gaya dan perilaku, sepertinya iya. Jadi bingung sendiri gue.

Ah sudahlah, tidak penting. Aku tak mau ambil pusing dengan hal yang bukan menjadi urusanku. Aston Martin-ku juga sudah tiba. Jadi aku pergi saja dari tempat ini. Aku masih harus bekerja kok.

At the next day.

Hari sabtu ini berjalan seperti biasanya. Aku berangkat ke kantor untuk bekerja setengah hari dan sampai kantor entah apa yang aku kerjakan, paling hanya keliling-keliling mengawasi karyawan dan menerima tamu jika ada yang datang. Yah ga jelas gitu, tapi tetap saja aku harus melakukannya. Padahal pak menteri dan pejabat eselon lainnya tidak perlu masuk kerja di hari sabtu. Kementerian lainnya yang jabatannya sama sepertiku juga tak mengharuskan untuk masuk di hari sabtu. Menyebalkan memang, hadeeehhhh.....

Kini jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, dan tak ada tamu yang datang pada hari ini. Para karyawan pun juga terlihat bekerja dengan baik. Yah ini berarti aku bisa pulang sebentar lagi. Baiklah, aku bisa menyimpan tenagaku untuk berlatih menembak dengan AUG A3 dan HK45 milikku, supaya peforma dan akurasi tembakanku tidak menurun.

Aku langkahkan kakiku menuju ke arah ruanganku. Setelah membuka kunci pintu, aku masuk ke dalam ruanganku lalu duduk di belakang mejaku sambil meminum air putih yang belum habis dari tadi pagi itu. Ya, memang kebiasaanku untuk istirahat sejenak memejamkan mata di atas kursi mejaku sebelum pulang.

Lima menit merebahkan diri sudah cukup untukku beristirahat, saatnya pulang. Namun tubuhku sekarang tiba-tiba terasa amat lemas sekali! Hanya kepala dan jari tanganku saja yang bisa digerakkan dengan normal, selain itu tidak bisa. Penisku juga nulai terasa tegang sekarang. Kenapa ini?! Rasa-rasanya seperti terkena obat perangsang, namun siapa yang memberikan?! Viny dan Shani sedang berada di beda daratan, gak mungkin mereka balas dendam atas perlakuanku dan Bimo kepadanya kemarin. Bimo juga aku yakin tak mungkin, ga akan dia melakukan itu kepadaku. Masa sih kena azab?!

Tiba-tiba pintu yang berada di depanku ini terbuka.


"Eh kak Dodo!" Yona yang memakai blazer mantel berwarna krem cerah tersebut tiba-tiba masuk ke dalam ruanganku, dengan senyuman yang cukup menggodanya itu.
"Yona?! Ada apa? Kok kamu bisa berada di sini?!"
"Enggak kenapa-napa. Cuman mau ketemu kakak aja." Yona menutup pintu ruangan, dan sesaat setelah pintu tertutup terdengar suara pintu dikunci dong.
"Ada apa?! Kok kamu bisa ngunci pintunya?!"

Yona tak membalas ucapanku barusan. Kini dia berjalan ke arahku sambil menatapku dengan tatapan nakalnya itu. Bahaya ini.

"Yona! Apa maksudmu ini?!"

Yona tetap tak membalasnya. Kini dia menarik kursiku dan meletakannya di depan mejaku, sehingga posisiku kini membelakangi meja kantorku ini.

"Mau apa kamu?! Siapa yang mengirim kamu?!"

Di hadapanku kini nampak Yona yang masih saja menatapku dengan tatapan mesumnya iti. Jarak dari tubuhku dengannya sudah sangat dekat sekali. Dengan gerakan cepat, tiba-tiba Yona membungkuk dan mulai melepaskan celana bahan dan celana dalamku yang aku sedang kenakan ini. Dalam sekejap, celana bahan celana dalamku sudah turun setengah pahaku, sudah cukup untuk membebaskan penisku yang sudah amat tegang ini.

"YON..!!!"

Yona mulai menjilat-jilat ujung kepala penisku ini.

"Yona..!!! Ahh..."


Mulutku mengeluarkan desahan kenikmatan ketika kepala penisku bersentuhan dengan lidahnya itu. Yona mulai menghisap penisku ini, membuat mataku terpejam tak kuasa menahan rasa nikmat. Kini seluruh batang penisku sudah berada di dalam mulut Yona, membuat penisku dapat merasakan kuluman mulut Yona yang sebenarnya tak aku inginkan ini.

"Ssshhhh.... Yon...!!!"

Yona mulai menaik-turunkan kepalanya itu. Terasa amat nikmat sekali kuluman dari mulut Yona ini. Tak ada giginya yang mengenai batang penisku ketika dia menaik-turunkan kepalanya itu, sangat profesional sekali. Hisapan dari mulutnya itu mampu membuatku melayang nikmat. Namun, aku sadar pasti ada niat terselubung darinya sehingga otakku memerintahkan untuk menolak tiap rangsangannya itu. Akan tetap tubuhku berkata lain, tubuhku menginginkanku untuk terus mendapatkan rangsangan nikmat tersebut terus menerus. Apalagi tubuhku sekarang yang tak dapat berbuat apa-apa ini. Aarrrggghhhh....

"Hhhh... Yon...!!!"

Lima menit Yona mengulum penisku, kini dia bangkit berdiri di hadapanku. Kini dia menatapku dengan tatapan nakalnya sambil membuka kaitan blazernya yang sedari tadi masih dia kenakan. Dengan gerakan menggodanya, kini terpampang tubuh putih nan mulus milik Yona yang tak memakai sehelai apapun di balik blazer kremnya itu. Tubuhnya sangat sexy namun juga berisi sama seperti tubuh milik Viny dan Shani, perutnya juga sangat rata, memang satu kerjaan. Terlihat juga kedua payudaranya itu terlihat cukup besar namun masih sangat kencang itu. Putingnya juga masih berwarna merah muda, walaupun sudah mulai mencoklat. Sungguh sangat menggoda. Tidak! Aku tak boleh lengah dari godaan ini!

"Yon!!!"
"Let we start it, sir..." Ucapnya itu di telinga kananku, yang membuatku bergidik ngeri.


Kini dia berdiri mengangkang di atas tubuhku, sehingga penisku yang sudah berdiri sangat keras ini berada persis di bawah tubuhnya itu. Kini aku dapat melihat vagina milik Yona yang tertutupi jembut rang lumayan tebal namun tetap rapih itu, sungguh menggoda sekali walapun aku tahu ada niat terselubung di belakangnya.

"Yon...!!! Jangan Yon..!!!"

Yona hanya membalasnya dengan senyuman nakalnya itu, sama seperti sebelumnya. Tangan kanannya memegang penisku dan tangan kirinya bersandar pada paha kananku. Sementara itu, aku hanya pasrah menunggu takdir yang akan datang, tubuhku tak kuasa untuk melakukan perlawanan.

"Yon...!!! Ahh....!!!"

Tanpa permisi, Yona langsung menurunkan tubuhnya. Kini seluruh batang penisku sudah berada di dalam liang vaginanya. Yona tertunduk, mungkin dia menahan rasa nyeri akibat vaginanya yang kurasakan masih belum terlalu basah ini.

"Yon... Ssshhh..."
"Mmmhhhh...."

Tak seperti jepitan vagina milik Viny dan Shani, terasa cukup longgar jepitan vagina milik Yona. Namun, jepitan ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan jepitan-jepitan para wanita penghibur yang dulu sering aku sewa. Yona kini menatapku, wajah menahan sakitnya itu tiba-tiba dia ubah menjadi wajah yang menggoda, walaupun aku tahu dia masih merasakan rasa sakit pada vaginanya.

"Ahh... Yon..."

Dengan pelan namun pasti, Yona mulai menggerakkan tubuhnya naik dan turun. Gerakkan itu membuat kami sama-sama menahan rasa nikmat.

"Nngghhh.... Kak..."

Aku merem-melek akibat rangsangan yang diberikan Yona kepadaku. Seketika pertahananku runtuh. Kini dalam kepalaku hanya dipenuhi rasa nikmat ingin merasakan tubuhnya itu.

"Kak... Mmhhh..."

Gerakan tubuh Yona sudah mulai cepat. Walaupun tak terlalu menjepit penisku seperti vagina milik Viny dan Shani, namun rasanya tetap amat nikmat! Lapisan dinding vagina Yona terasa sekali memijat penisku ini. Rasa lembab vagina Yona juga memberikan rasanya tersendiri pada penisku. Keringat kami pun sudah mulai bercucuran, membuat tubuh kami terasa makin panas di ruangan ber-AC ini.


Ten minutes later.

Sudah sepuluh menit aku menggenjot vaginanya itu, dan kini aku sudah mulai merasakan gatal di ujung penisku. Tubuh kami sudah sangat basah akibat keringat kami yang membaasahi tubuh kami. Yona juga kini sudah menggerakkan tubuhnya naik dan turun secara cepat. Terdengar suara tabrakan kulit area selangkangan kami yang saling beradu. Namun aku belum merasakan tanda-tanda spermaku akan keluar. Memang tak salah lagi, ini efek dari obat seks.

Namun tiba-tiba…

“KAAKKK… MMHHHH…!!!”

Yona memberhentikan genjotannya itu, dan tubuhnya kini melenting. Yona sudah mendapatkan orgasme pertamanya itu. Sementara aku tetap tak merasakan bahwa diriku akan merasakan orgasme. Kini Yona menyenderkan tubuhnya pada tubuhku, dengan kepala yang dia senderkan pada bahu kananku.

Namun, aku dapat merasakan tubuhku yang mulai bertenaga ini. Aku juga mulai sadar kembali bahwa aku tak boleh terlena dengan rangsangan yang dia berikan kepadaku. Setelah dirasa sudah cukup, aku mulai membalas apa yang telah Yona berikan kepadaku. Aku tak akan membiarkan wanita itu menginjak harga diriku ini, walau bukan di depan umum.

“Hhhh… Yon… Jangan berpikir aku akan terlena denganmu Yon… Hhh…”

Tanganku kini merangkulnya, lalu menjatuhkan tubuh kami ke lantai dalam posisi penisku masih tertancap di vaginanya.

BRUKKK…!!!

Ya, aku meletakkan tubuh Yona sedikit di banting. Aku sudah emosi dengan apa yang dia berikan kepadaku. Terlihat ekspresi Yona yang kaget menatapku sekaligus menahan rasa sakitnya itu. Sementara itu, aku langsung menggenjotnya dengan sekuat tenaga.


“NGGHHHH… KAK…!!!” Ucapnya dengan suara seperti memelas itu.
“DIEM LO PEREK!” Gue tampar pipinya itu, entah mengapa rasanya aku emosi sekali.

Tamparanku membuat Yona syok. Kini air mata mulai mengalir dari sisi matanya, Yona mulai menangis sambil mulutnya mengeluarkan desahan nikmatnya itu. Sementara aku masih menggenjot Yona dengan kecepatan yang tinggi. Ya, sekarang akulah yang mengatur tempo permainan. Dengan posisi ini juga, aku dapat melihat kedua payudara Yona yang bergerak naik dan turun dengan indahnya itu, membuatku makin bersemangat untuk menggenjot vaginanya itu.

"Mmmhhhh... Kak...."

Lima menit aku menggenjot tubuh Yona yang kecil itu, masih saja tak terasa tanda-tanda akan orgasme. Namun aku teringat sesuatu. Kuberhentikan genjotanku pada Yona.

“Kak… Hhh…”
“Diem…!!!”

Setelah meloloskan celana bahan dan celana dalam yang aku pakai, aku langsung mengambil pecut rotan yang biasa digunakan dalam pertunjukkan Peresean. Pecut ini merupakan oleh-oleh dari teman kerjaku yang hari kamis kemarin baru saja pulang dari kampung halamannya di Lombok, aku memesan darinya. Awalnya aku hanya ingin menjadikan benda ini sebagai pajangan saja. Namun karena lupa belum aku bawa pulang dan keadaan memungkinkan, tak ada salahnya aku mencobanya kepada Yona. Tidak mungkin dong aku mencobanyak kepada Viny.

“Kak… Jangan kak…!!!” Ucap Yona yang melihatku memegang pecut, tampak wajahnya yang amat ketakutan itu.
“GA USAH BANYAK OMONG LO LONTE! NUNGGING!!”

Aku langsung menarik tangan Yona dan menunggingkan badannya pada meja kerjaku ini. Kusibakkan blazer yang sedari tadi tak dia tanggalkan itu dari tubuhnya, dan kini terpampang bongkahan pantat Yona yang amat bulat dan sekal itu.


“Kak…”

Ucap Yona dengan wajah yang amat merah itu. Sementara itu, tanganku kini sudah siap untuk mencambuk pantat Yona yang terlihat amat mengkilap akibat keringatnya itu.

CTAR...!!!

"AAAAAAAAWWWWW….!!!!"

Kini aku dapat mendengar suara tangisan Yona yang amat jelas ditelingaku.

CTAR...!!!
CTAR...!!!
CTAR...!!!

"AAAAAAAAAAWWWWWW...!!!! Hiks... Hiks..."

Pantat Yona yang berwarna putih mulus itu kini sudah mulai terlihat berwarna merah. Sementara itu, aku mulai memasukkan setengah batang penisku ke dalam vaginanya itu.

"Cepetan gerak..!!!"

Perintahku kepada Yona yang terlihat sangat lemas itu. Kini Yona mulai menggerakkan badannya maju-mundur, menggenjot penisku ini yang sedari tadi masih saja tegang.

"Mmmhhhh... Hiks..."

Ah tapi dia menggerakan tubuhnya dalam tempo yang lambat. Mana terasa kalau seperti ini.

"Yang cepet genjotnya!!! Dasar pecun!!!"

CTAR...!!!

"AAAAAAAAWWWWWW....!!!! Iya kak... Hiks..."

Pecutanku pada badannya yang masih tertutupi blazernya itu sepertinya berhasil. Kini Yona mulai menggerakkan badannya jauh lebih cepat daripada tadi.

"Ssshhhhhhh......!!!! Hiks... Hiks..."

Walaupun dia sudah menggerakkan tubuhnya dengan sekuat tenaga, namun tetap saja masih terasa lambat dan nanggung bagiku. Aku sudah tak tahan lagi, aku gerakkan pinggangku sehingga selangkangan kami saling bertabrakan hebat.

"MMMMHHHHHHHH.......!!!!!"

Yona terlihat amat kaget dengan perlakuanku padanya. Sementara aku langsung menggenjot vagina milik Yona itu dengan sekuat tenagaku.


Sudah sepuluh menit aku menggenjot vagina Yona. Selama itu pula ruangan ini dipenuhi oleh suara tabrakan antara paha atasku dengan bongkahan pantat Yona yang sangat kenyal itu. Namun, aku merasakan perut Yona kini mulai bergetar. Ya, dia kini telah mendapatkan orgasme keduanya.

"NGGGAAAAHHHHH.... KAAKKK...!!!!"

Aku merasakan cairan hangat yang menyembur dari dalam vaginanya itu dan membasahi penisku. Namun, aku tak menurunkan tempo genjotanku pada vaginanya. Aku terus menggenjot vaginanya itu, walau pastinya akan terasa amat sakit bagi Yona tetapi aku tak peduli.

"Kak... Tolong... Mmmhh... Hiks..."
"Diem lo lacur...!!! Hhh..." Perintahku sambil menampar pantat Yona yang sangat menggoda itu.
"Sakit.... Huhuuuu..."

Aku terus menggenjot vagina Yona dengan sekuat tenaga. Sampai dua menit kemudian, aku merasakan penisku sudah sampai tahap di mana akan mengeluarkan muatannya. Aku makin menpercepat genjotaku itu.

"Hmmm..... Mmmhhh.....!!!!"

Aku sudah tak tahan lagi! Ini sudah di ujung. Kulepas penisku dari vagina Yona dan kutarik tubuh Yona secara paksa dan tiba-tiba sehingga tubuh Yona terbanting dan terbaring di lantai. Sementara itu, aku memposisikan penisku di depan wajah cantiknya itu.

CROT...
CROT...
CROT...
CROT...

Empat tembakan spermaku yang cukup banyak itu mengenai wajah Yona yang amat merah itu. Matanya amat sembab dan hidungnya lumer. Sementara itu, aku memposisikan diriku duduk di atas kursiku sambil memejamkan mata. Diriku sekarang amat lelah sekali.

Sekitar lima menit aku memejamkan mata, tiba-tiba pipiku terasa ditampar. Sudah pasti itu Yona. Kubuka mataku, dan benar saja. Kini dia berdiri di hadapanku dengan blazernya yang sudah dia kancingkan lagi. Nampak wajahnya yang mengekspresikan ekspresi marah, kecewa, dan tak terimanya itu. Sebelum aku berucap, Yona kini berbalik badan dan berjalan menuju pintu keluar.


"Yon..."

Yona tak membalas ucapanku barusan. Kini dia keluar dari ruangan ini dengan membanting pintu. Tampak sekejap wajah sampingnya yang menahan tangisannya itu. Sementara aku, kini terdiam seribu kata. Ya, aku memikirkan tentang apa yang baru saja telah kuperbuat pada Yona, tentang bagaimana efek obat yang baru saja kutenggak dan bagaimana jika Yona terinfeksi penyakit menular seksual, dan yang terpenting adalah bagaimana dengan Viny jika mengetahui hal ini. Viny, Shani, dan Yona satu kerjaan, aku sudah memeriksanya kemarin. Pasti mereka sangat dekat. Bisa saja Yona memuntir ceritanya, dan ini akan berakibat pada hubunganku dengan Viny. Tidak tidak, ini tak boleh terjadi. Aku harus bertemu dengan Viny dan membicarakan hal ini sebelum Yona membicarakannya kepada Viny.

At the next day, again.

"Hadeeehhhh ada-ada aja lo. Gue baru dari pesawat dah lo suruh ke rumah sakit ae."
"Ya gimana lagi."

Ya, kini aku berada di ruang kerja Bimo di rumah sakit tempatnya bekerja.

"Oh ini hasil tesnya sudah masuk." Ucap Bimo yang sekarang menatap layar laptopnya.
"Udeh cepetan anjing gimana hasilnya."
"Nyawa lo tinggal..."
"Yang bener nyet."
"Halah lo ga kenapa-napa su. Itu obat cuman versi lain dari obat yang kemaren gue pake. Efeknya sama seperti yg kemaren kita pake, hanya beda durasi efekny ae."
"Terus?"
"Lo negatif HIV gonore sifilis dll pokoknya lo ga kenapa-napa su dah gue bilangin."
"Yaudah si."
"Padahal gue pen lo langsung mati gitu."
"Asu. Dah gue balik. Makasih banyak Bim."
"Viny masih di Bangkok woi ngapain cepet-cepet."
"Bacot."

Gue meninggalkan ruangan kerja Bimo dan berjalan menuju ke lobi utama. Memang sudah biasa kami seperti itu. Langkahku aku hentikan ketika aku melihat sebuah bangku yang kosong di depan loket pendaftaran, dan kuputuskan untuk duduk di situ. Aku membuka HP-ku, ternyata ada pesan yang masuk dari Viny.

"Halo jelek."
"Paan?"
"Besok jemput ya."
"Gamao."
"Ih pesawatnya landing pas jam istirahat jg.
"Iya iya. Dmn?"
"Bandara, terminal 3. Nanti aku kirim nomor penerbangannya."
"Iya. Tapi aku ga janji."
"Ish."

Aku bangkit dari dudukku dan melanjutkan langkahku ke arah Honda S660 milikku. Yah sekarang aku bisa kembali hidup tenang, lega rasanya. Kini aku tinggal menunggu informasi dari orang-orang yang telah aku perintahkan saja, yang menentukan langkah yang harus aku ambil selanjutnya.
 
Terakhir diubah:
Akhirnya update juga ><
Tapi entahlah untuk update selanjutnya, sudah mulai sibuk, mungkin dua minggu sekali ><
Namun saya akan mengusahakan utk update secepatnya ko ><

Nb.: Gre nanti masuk kok, tunggu saja update selanjutnya yang entah kapan ini. Nubi pilih Mmh karena Gre sudah laku di forum ini ><
 
Terakhir diubah:
Waw update gils hahaha

Semoga masih bisa update kayak biasanye biar tau maksud dan tujuan dari si kapten.

Hmm apa yaa
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd