Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA A High Class First Love Story (BUCIN)

Next update kapan? ><


  • Total voters
    72
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Part XII: A Command.



Sekarang waktu menunjukkan pukul 8 pagi di hari senin, tentunya aku masuk kerja seperti biasanya. Yah palingan aku akan izin setengah hari, karena aku akan menjemput Viny. Sebenarnya bukan hanya untuk menjemput Viny saja sih, tapi karena aku ingin berbicara padanya soal kejadian yang menimpaku kemarin. Aku tak yakin jam istirahat makan siang cukup untuk berdialog dengan Viny, makanya aku rencanakan untuk izin setengah hari.



Two hours later.



Seperti biasa, semuanya berjalan baik-baik saja. Kerjaan sudah beres, para pekerja pun dengan tanggap menyelesaikan tugas seperti biasanya. Tak ada yang perlu aku tangani. Yah salah satu nikmat dari pekerjaanku ini, always gabut.



Sekarang aku sedang berada di ruangan tempat para karyawan bekerja, berkeliling mengawasi para karyawan bekerja seperti biasanya. Aku tengok jam yang menempel di dinding, sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Saatnya aku mengurus izin ke bagian administrasi kantor. Jatah izinku masih banyak ini.



Saat aku mulai berjalan menuju ruangan administrasi, tiba-tiba aku dihampiri oleh seorang karyawan bagian front desk. Ada apa lagi ini? Hadeeehhhhh....



"Permisi mas..." Memang aku memaksa seluruh karyawan di kantorku untuk memanggilku dengan sebutan 'mas'.

"Iya ada apa?"

"Ini mas, mas disuruh menghadap pak presiden sekarang juga."



DEG!!!



"Waduh, ada apa ini?" Gue mulai sedikit panik.

"Ga tau mas. Saya juga tidak diberi tahu. Katanya rahasia."

"Oke. Pak presiden sekarang di mana?"

"Di istana. Oh iya masnya dijemput sama paspampres, sudah ditunggu di lobi."

"Bilang kepada mereka kalau saya akan mengendarai mobil saya sendiri. Kawal saya saja."

"Baik pak." Karyawan itu pun pergi menuju ke lobi.



Waduh! Ada apa ini?! Gawat ini! Aku langsung bergegas menuju ke DB11 milikku yang terparkir di parkiran belakang khusus pejabat negara dan melaju menuju istana negara.



Pikiranku kini kacau balau, karena aku teringat akan proyek peluncuran roket kedua yang roketnya kini sudah hampir jadi itu. Proyek ini bertujuan untuk meluncurkan roket ke bulan yang membawa manusia untuk dilakukan penelitian di bulan. Cukup sering aku memantau proyek ini, walaupun hanya sebulan sekali. Selama ini, belum diputuskan siapa yang akan dikirim ke bulan dalam misi ini. Tentunya, aku berfikir, jangan-jangan sekaranglah penentuannya, dan itu adalah diriku...



Sesampainya di lobi istana, aku langsung keluar dari mobilku dan memberikannya kepada petugas. Aku masuk ke dalam istana, dan bertemu pak presiden yang sekarang sedang makan siang di ruang jamuan.



"Permisi pak..."

"Oh ya nak, sini. Kami sudah siapkan makan siangmu." Ucap pak presiden yang telapak tangannya menunjuk sisi meja yang berada di depannya.



Aku menempati meja yang terletak di depan pak presiden. Aku dapat melihat di hadapanku sudah tersedia seporsi nasi beserta gulai ayam berserta air minum ini. Setelah duduk, aku langsung menyantap makanan itu, tentunya dengan table manner.



"Ada apa ya pak?" Ucapku setelah selesai mengunyah suapan pertamaku.

"Jadi gini. Kita tahu bahwa proyek peluncuran roket kedua kini sudah hampir rampung..."

"Iya pak..."

"Namun belum kami belum memutuskan siapa yang akan dikirim."

"Iya pak..."

"Jadi kami baru saja memutuskan, kamulah yang akan kami kirim ke bulan."



DEG!!!



Aku yang sedang mengunyah itu sontak terhenti.



"M... M... Maksudnya pak?..."

"Iya. Kamu yang akan kami kirim ke bulan dengan roket itu."



Oh shit..!!!



"Tapi... Mengapa saya pak?"

"Singkat saja. Kamu adalah pionir dari proyek roket ini. Tentunya dengan kontribusimu yang amat luar biasa dan kepintaranmu itu, kamu sangat layak dapat menjadi orang yang menginjakkan kakimu ke bulan."

"Tapi pak..."

"Saya harap kamu menerimanya, nak."



Aku menarik nafas panjang. Tentunya aku harus menerimanya. Aku memandang tak jelas arah, pikiranku berkecamuk.



"Sudahlah nak, jangan bersedih. Kamu mendapat kesempatan yang amat langka, seharusnya kamu bangga dengan dirimu ini." Ucap pak presiden yang tangan kanannya meraih pundak kiriku ini.

"I.. Iya pak..." Ucap gue yang senyum menatap pak presiden, walaupun dalam pikiranku kini masih saja berkecamuk.

"Nah gitu dong. Ayo habiskan makanannya. Oh ya, sehabis ini kita ke fasilitas peluncuran ya. Kita urus dokumen dan mulai persiapkan fisik dan mentalmu, dan tentunya untuk konferensi pers."



Ucapan pak presiden itu hanya aku balas dengan senyumanku. Kami melanjutkan makan siang kami yang sempat tertunda itu. Namun tetap saja pikiranku sekarang sangat berkecamuk, banyak sekali hal yang aku pikirkan. Salah satu yang aku pikirkan sekarang adalah soal Viny, yang akan aku tinggalkan selama hampir setahun ini.



Setelah makan siang kami habis, kami berjalan ke lobi istana di mana kami akan pergi menuju fasilitas peluncuran roket yang berada di daerah sebelah selatan Jakarta. Nampak rombongan mobil sudah siap di depan istana, di mana mobilku berada di belakang persis mobil yang pak presiden tempati. Kami lalu berangkat dengan kawalan paspampres yang cukup ketat. Tentunya, selama perjalanan pikiranku masih saja tak berubah sejak makan siang tadi, padahal diriku sekarang sedang mengendarai mobil dengan kecepatan yang cukup tinggi.



Sesampainya di fasilitas peluncuran, aku langsung menuju ke ruangan briefing. Tentunya aku harus mengetahui apa saja yang akan aku lakukan nanti dan bagaimana cara melakukannya.



"Peralatan untuk membangun fasilitas di bulan sudah siap. Ini adalah titipan dari negara-negara sahabat, karena ini adalah misi umat manusia."

"Hmm... Oke. Namun mengapa mereka tidak mengirimkan saja teman untukku? Sehingga aku tak sendirian di luar angkasa."

"Ini adalah misi yang teramat mahal. Tentunya kami telah mempersiapkan semuanya. Negara lain akan mengirimkan awaknya setelahmu. Jadi kamu adalah pionir."

"Baiklah..."

"Baik. Jadi roket akan meluncur pada awal bulan Agusus besok, langsung menuju ke bulan. Kamu akan berada di sana selama 4 bulan sebelum kamu akan berangkat ke ISS selama dua bulan untuk melanjutkan penelitian yang ada di sana. Jadi, kamu akan kembali ke bumi pada bulan Februari."

"Ok."

"Oh ya, mulai minggu depan kamu akan kami karantina. Hari ini adalah absensi terakhir di kantormu. Gunakan satu minggu bebasmu itu untuk mempersiapkan segalanya."



Aku menarik nafas panjang. Ternyata masih ada waktu untukku sebelum berpisah.



"Oh ya, jangan lupa untuk membawa sampel batuan bulan. Batu tersebut akan digunakan dalam penelitian-pemelitian di berbagai universitas."



Tiba-tiba, terlintas sebuah pikiran di dalam kepalaku.



"Hmm... Pak..."

"Iya?"

"Apakah saya juga boleh membawa batuan bulan untuk saya milikki sendiri?..."

"Hmm..."

"Sedikit saja pak..."

"Ya boleh boleh saja. Namun jangan sampai masyarakat luas tahu."

"Baik pak, terimakasih ya pak."



Setelah briefing dan pengurusan dokumen, diriku kini beranjak untuk melakukan tes fisik dan mental. Aku menjalani serangkaian tes pertama yang akan dilanjutkan nanti setelah aku sudah dikarantina. Cukup lama proses tesnya, mungkin ada 5 jam.



Segala persiapan awal diriku ini sudah selesai. Kini aku yang ditemani oleh pak presiden dan rombongan menuju ke ruangan konferensi pers. Banyak wartawan yang sudah menunggu kami di sana, dengan kilauan lampu flash kamera yang menyilaukan itu. Kami memberikan pernyataan pres sampai jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, dan kemudian berangkat menuju ibukota untuk pulang.



===//===

Narrator POV, and so on. You will know why.



Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Terlihat sebuah gedung kementerian yang sudah cukup sepi, hanya terlihat seorang penjaga yang berjaga di tempatnya. Jalanan yang berada di depan gedung tersebut nampak sepi tak seperti biasanya. Hujan deras yang menerpa sejak sore hari membuat listrik di area tersebut menjadi padam. Namun, nampak sebuah mobil mewah dua pintu yang masuk ke dalam gedung itu, dan berhenti di lahan parkir yang terletak tak jauh dari lobi. Beberapa saat kemudian, seseorang laki-laki keluar dari mobil tersebut dan berlari masuk ke dalam gedung yang berada di depannya.



"Haduh hujan-hujan ga bawa payung. Mana mati lampu lagi."



Setelah menyalakan lampu senter pada ponsel pintarnya, kini pria tersebut masuk ke dalam gedung itu lalu menuju ke tempat di mana mesin absensi berada.



"Shit! Gelap banget! Siapa sih yang nyuruh naruh mesin absensi di sini?! Mana ga ada sinyal lagi. Dah ah besok-besok aja rapihinnya." Ucap pria tersebut setelah melakukan absensi. Beruntung mesin absesnsi itu memiliki sistem daya cadangan.



Kini pria itu berjalan keluar dari gedung tersebut. Sesampainya di lobi, pria itu berlari menuju ke arah mobilnya sedang terparkir itu. Namun baru setengah perjalanan, dia menyadari di depan mobilnya itu terdapat seorang wanita yang mengenakan dress berwarna putih sedang meringkuk sambil menangis di tengah guyuran hujan. Pria yang nampak kaget itu kini berjalan perlahan mendekati wanita itu dari belakang.


Dscuk-h-VYAUF31-X.jpg


"Vin..." Ucap pria itu dengan lembut sambil badannya yang sedikit merendah.



Mendengar ucapan itu, wanita tersebut langsung bangkit dari ringkukannya itu. Namun, wanita itu langsung menampar sang lelaki yang berada di hadapannya itu sesaat setelah bangkit. Nampak wajah wanita itu yang mukanya teramat merah dengan ekspresi marah dan matanya teramat sembab itu, sementra wajah sang pria kini nampak tak percaya. Tubuh mereka kini sudah basah kuyup akibat hujan yang mengguyur mereka berdua.



"AKU TAU SEMUANYA...!!!"

"Kamu kenapa Vin?!"

"KAMU PERKOSA KAK YONA!!! AKU SUDAH DENGAR SEMUANYA!!!"

"Vin..."

"Jadi, selama ini, kamu hanya manfaatin aku?!!!"

"Vin..."

"Kamu hanya mengincar kelaminku?!!!"

"Vin..."

"Kamu berdua sengaja jebak aku sama Shani biar bisa kalian perkosa?!!!"

"Viny..."

"Terus apa?!!! Kamu mau pergi ninggalin aku begitu aja?!!! Kamu ga bilang-bilang sama aku!!! Kamu ga jujur sama aku!!!"

"Viny... Aku bisa jelaskan..."



Pria itu kini mencoba meraih kedua pergelangan tangan wanita tersebut, namun sang wanita itu langsung melepaskannya.



"Ga usah pegang-pegang!!! Aku ga mau denger penjelasannu!!! Aku ga mau ketemu kamu lagi!!! Dasar penjahat kelamin!!!"



Wanita itu kini berlari pergi di bawah derasnya hujan meninggalkan pria itu sambil terus menangis. Sementara itu, sang pria kini tersungkur jatuh dengan wajah yang amat syok itu. Tubuh sang pria sangat lemah, mentalnya teramat jatuh. Pria itu kini terdiam, di bawah guyuran hujan pada malam hari yang teramat dingin ini.



Hujan pun reda 4 jam kemudian pada pukul 11 malam. Selama itu pula, pria itu tak bergerak dari posisinya tadi. Kini pria itu coba bangkit dan masuk ke dalam mobilnya itu, dan memacu mobilnya itu menuju rumahnya. Pria itu memacu kendaraannya dengan sangat ugal-ugalan, sepertinya pria itu memacu kendaraannya dengan penuh emosi.



Sesampainya di depan rumahnya, dia keluar dari mobilnya itu dan langsung masuk ke dalam rumahnya tanpa memasukkan kendarannya itu. Sekarang dia berjalan menuju ke arah kamar mandi dengan wajahnya yang teramat lesu itu. Setelah dia membuka seluruh pakaiannya yang teramat basah itu, dia membuka kran air panas untuk memenuhi bathtub. Sambil menunggu, kini dia terduduk di atas kloset duduk, sambil bengong menatap ke arah lantai. Namun tanpa sengaja dia menekan tombol pada ponselnya itu, yang memicu asisten digital pada ponselnya.



"What I can help you with?"

"Play a music for me."

"Okay. Lets hear one of your favorite songs."



Tiba-tiba, ponsel pria tersebut memutar sebuah lagu yang memenuhi seluruh ruangan itu.



Don't leave me in all this pain

Don't leave me out in the rain

Come back and bring back my smile

Come and take these tears away

I need your arms to hold me now

The nights are so unkind

Bring back those nights when I held you beside




Lagu tersebut sangat pas sekali dengan keadaannya itu. Kini pria itu menutup wajahnya.



Unbreak my heart

Say you'll love me again

Undo this hurt you caused

When you walked out the door

And walked outta my life

Uncry these tears

I cried so many nights

Unbreak my heart

My heart




Kini terdengar dengan jelas suara tangisan di dalam ruangan itu. Pria tersebut menangis dengan cukup keras, dengan wajahnya yang tertutupi telapak tangannya itu. Terlihat dia masih amat terpukul dengan apa yang terjadi beberapa jam yang lalu.



Two days later.



Di dalam sebuah rumah mewah di daerah pusat ibukota kini terdapat seorang pria yang sedang terbaring di atas tempat tidurnya dengan pakaian seadanya. Pria tersebut sudah tidak beranjak dari tempat tidurnya sejak sehari yang lalu, yang sebelumnya pria tersebut berada di kamar mandinya selama berjam-jam. Semenjak itu pula pria tersebut tidak makan, hanya sedikit air putih yang berasal dari gelas yang berada di atas meja samping tempat tidurnya. Wajah pria itu merah, dan matanya amat sembab. Sudah sejak kemarin pula dia menangis.



"Viny..."



Hanya kata itu saja yang terucap dari mulutnya, dengan suara yang teramat parau.



Tiba-tiba ponsel yang sudah dua hari dia abaikan itu kini berdering tanda panggilan telepon masuk. Namun, untuk kali ini dia mengangkat panggilan itu setelah melihat nama dari orang yang meneleponnya.



"Bos..."

"Ga usah telepon saya sebelum kamu mendapatkan apa yang saya inginkan!"

"Tapi bos, kita sudah dapat..."

"Oke. Cepat jelaskan!"

"Oke bos. Hasil penelusuran kami, seorang warga negara Jepang bernama Akito memerintahkan Yona pada saat konferensi itu untuk merayumu agar dia mendapat informasi darimu tentang..."

"Cukup! Ada lagi?"

"Tidak ada bos."

"Baik. Saya naikkan bayaranmu, lalu kamu bunuh orang Jepang itu. Ingat, hanya orang Jepang itu, tak ada yang lain."

"Siap bos."



Pembicaraan itu langsung berakhir. Kini pria itu membuka galeri foto pada ponselnya itu, dan menatap foto-foto yang nampak pada layar ponselnya itu. Tepatnya, kini pria itu sedang menatap foto-fotonya yang bersama sang wanita.



She's gone

Out of my life

I was wrong

I'm to blame

I was so untrue

I can't live without her love



In my life

There's just an empty space

All my dreams are lost

I'm wasting away

Forgive me, girl



Lady, won't you save me?

My heart belongs to you

Lady, can you forgive me?

For all I've done to you

Lady, oh, lady




Ya, lagu itu mengiringi sang pria dalam melihat foto-foto pada ponselnya itu. Lagu yang juga cocok dengan kondisinya sekarang. Namun, pandangannya kini terhenti pada sebuah foto pada saat pertama kali pria itu bertemu dengan sang wanita, yang menyebabkan air mata pria itu kini mulai mengalir teringat masa lalunya yang amat indah itu.



Pada esok harinya, ditemukan seorang pria paruh baya yang terjatuh dari jendela kamar hotelnya di lantai yang teramat tinggi. Tubuhnya hancur, organ tubuhnya berserakan. Nampak luka tusuk pada tubuhnya yang sudah tak berangka itu. Kamarnya juga sangat berantakkan, terdapat noda darah yang cukup banyak pada lantai kamar. Jelas ini adalah tindakkan kriminal. Namun, tak ada siapapun yang tahu siapa yang pembunuh pria itu. Sang pembunuh tak meninggalkan jejak apapun. CCTV hotel pun sedang dalam perbaikkan saat kejadian berlangsung. Sepertinya sang pembunuh sudah sangat lihai dalam hal ini.
 
Terakhir diubah:
Jadi pengen update sekarang
Update mungkin rada terhambat, RL sudah mulai normal kembali

Anjis vio diperkosa , angga kena karma :sendirian:

Kebalik hu :( BTW Angga atau Rehan hu?


Terlalu mainstream, dan bagi owe dia B aja sih, jadi bayanginnya juga no effect :bata:

Waduh sudah kecanduan Initial D jadi seperti ini :bata:
Masa hanya gara-gara itu saja jadi ga baca cerita nubi hu :(
Tapi... Ya udah deh. Kalau ditambah Gre juga jadinya rada maksa :D
 
Terakhir diubah:
Sepertiny ts meninggalkan sebuah typo yg disengaja, btw nice hu
Keren nih mau pergi ke.bulan bakal drama nangis2 viny, mc nya juga seram juga bunuh2 org kwkwkwkkw
 
Wah keren cowoknya Viny berangkat ke bulan wkwkw.. oiya, akhirnya saya udah tau siapa kampret nya di cerita ini.
 
Makasih up'y om..
Moga sllu sehat & lancar RL'y......

Terimakasih ya hu. Amin, sehat juga untuk suhu ><


Sepertiny ts meninggalkan sebuah typo yg disengaja, btw nice hu
Keren nih mau pergi ke.bulan bakal drama nangis2 viny, mc nya juga seram juga bunuh2 org kwkwkwkkw
toket jenis apa yang diluncurkan sampai ke bulan,TS??:bingung:

Waduh ternyata typo :bata:
Mata kalian mengapa jeli sekali :hammer:



Wah keren cowoknya Viny berangkat ke bulan wkwkw.. oiya, akhirnya saya udah tau siapa kampret nya di cerita ini.

Siapa tu hu? :bingung:


Bangsat emang Dodo kerjanya perkosa perkosa anak orang

Dodo ga perkosa anak orang hu ><

BTW, itu saya update cerita hu ><


Jangan mati woy cerita belom beres
Makan sana jangan tiduran mulu wkwkkwkwkwk

Pada jahat banget sih VINY cakep gitu, gila malah di khianatin mulu :stress:

Siapa yang khianatin Vinyluv? :(


wah tukang perkaos dibunuh(?)

Kok suhu gagal paham ya? ><

BTW cie donat ><
 
Waduh sudah kecanduan Initial D jadi seperti ini :bata:
Masa hanya gara-gara itu saja jadi ga baca cerita nubi hu :(
Tapi... Ya udah deh. Kalau ditambah Gre juga jadinya rada maksa
SSnya auto skip, mungkin seperti itu.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd