Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA A High Class First Love Story (BUCIN)

Next update kapan? ><


  • Total voters
    72
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Part X: Glory Morning [Nikmatnya Liburan ( Viny & Shani JKT48 ) Fanmade Edition]

Tut Tut Tut Tut Tutut Tutut.

Aku mendengar sebuah suara yang amat keras.

Tut Tut Tut Tut Tutut Tutut.

Ah mengganggu saja.

Tut Tut Tut Tut Tutut Tutut.

Aku tak tahan lagi dengar suara itu. Kubuka mataku, dan mencari tahu dari mana asal suara itu.

Tut Tut Tut Tut Tutut Tutut.

Ternyata dari HP-nya Viny yang terletak di samping kepala kita berdua. Ah mengganggu tidurku yang tanpa target ini saja.

Tut Tut Tut Tut Tutut Tutut.

Kumatikan alarm itu. Aku melihat jam yang terdapat pada layar HP viny, ternyata sudah pukul 7 pagi. Pantas saja sudah cahaya matahari yang melewati jendela kamar sudah mulai terik.

Aku melihat kondisi sekitarku sekarang. Sekarang posisiku berada di sisi paling kanan kasur, dengan Viny, Shani, dan Bimo yang berada di sebelah kiri gue secara berurutan. Posisiku dan Bimo terlentang, sementara posisi Viny dan Shani tengkurap pada pacarnya masing-masing. Dengan posisi tidur itu, aku dapat melihat muka cantik Viny yang sedang tertidur di atas lenganku, sebuah pemandangan yang amat indah. Kami semua tidak ada yang memakai baju. Juga sekarang badanku terasa sangat pegal. Ah sisa pergulatan kami semalam. Namun seingatku tadi malam tubuhku dan Viny tidak tertutup selimut, namun sekarang tubuh kami berempat tertutup oleh selimut bawaan kasur ini. Pasti Bimo yang memakaikan ini.

Baru saja aku memejamkan mata kembali...

Tut Tut Tut Tut Tutut Tutut.

Aarrggggghhhhhh.....!!!

Gue bangun dari tidur gue lalu mengambil posisi duduk mencari dari mana bunyi itu berasal. Ternyata dari HP-nya Shani. Baru saja mau gue ambil HP-nya Shani, si Bimo bangun dan mematikan alarm di HP pacarnya itu.

"Bim."
"Jan ganggu tidur gue kampang."
"Gue juga mau tidur lagi bangsat."
"Yaudah tidur lo sono, ga usah bangun sekalian."
"Ye anjing. Gue pen nanya. Lo yang makein selimut kan ke badan gue ama Viny?"
"Ya iya lah gblk. Mang siapa lagi dah."
"Tunben lo."
"Itu selimut gue pakein buat Viny. Ga tega gue liat cewe manapun yang kedinginan. Kalo lo sih gue bodo amat."
"Ye si bangsat."

Yaudah lah ya. Gue dah ngantuk bat pen lanjutin tidur. Gue pejamkan mata, dan...

"EMMMMMMMMMMMMMMMMHHHH................. Hah hah..." Viny meregangkan tubuhnya sekuat tenaga.

Gue rasakan muka gue kini seperti ditonjok dari bawah. Sontak gue bangun dong. Sebenarnya sih ga kenceng, tapi kaget bat gue.

13573456-721738601262364-1372695150-n.jpg

"ADOHHH..."
"Mmmhhh pagi sayang."
"Sakit tau..."
"Eh aduh tadi kena muka kamu ya yang? Aduuhhh maaf deh yang." Tangannya mengelus-elus dagu gue yang terkena tangannya itu.
"Maaf apaan orang lagi pengen tidur malah diganggu."
"Iiihhhh masa tidur lagi sih?! Hari terakhir bukannya jalan-jalan."
"Bodo ah, bukannya minta maaf malah sewot."
"Iiihhhhh kamu mah. Yauda aku minta maaf deh yang."
"Maafin ga ya..."
"Iiihhhh kamu ini tadi malam kamu sama kak Bimo perkosa aku tapi tetep aku maafin. Hih..!" Viny pasang wajah kesalnya itu.
"Iya iya aku maafin. Siapa juga yang perkosa kamu tadi malam."
"Hih dasar laki-laki. Nanti jalan-jalan dulu berdua sebelum pulang."
"Ga ah. Kamu jalan-jalan sendiri aja. Aku mau tidur aja."
"Iiihhhhh masa tidur sih?! Hari terakhir kan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya!"
"Shani aja masih tidur. Kamu malah pengen jalan-jalan." Ya, aku dapat melihat Shani yang kini sedang tidur terlentang seperti Bimo yang berada di samping kirinya.
"Biarin aja si! Kan kita belum jalan-jalan berdua dari kemarin!" Buset galak bat.
"Lagian kamu sih enak nanti di mobil tidur. Lah aku jadi supir. Dah ah caw bobo." Gue pun memejamkan mata.

Tiba-tiba hidung gue dipencet kenceng dong sama Viny. Memang bar-bar sekali.

"Apaan sik?! Ganggu orang tidur aja."
"Kamu ini yak! Bukannya turutin pacarnya malah tidur!" Mulai ngamuk nih betina, bahaya.
"Iya-iya. Tapi aku lagi butuh semangat nih.
"Terus ngapain?"
"Ini..." Tangan kananku mengelus vaginanya dari dalam selimut.
"Ih!" Tangannya dengan cepat menyingkirkan tanganku dari vaginanya.
"Ehe sayang..." Gue pasang muka bego seperti emoticon ini: :)
"Iiiihhhhh masa gituan sih?!"
"Mau jalan-jalan ga?"

Viny bangun dari tidurnya dengan tatapannya yang menatapku dengan jengkel. Sekarang selimut ini sudah tersibak setengahnya, hanya menyelimuti tubuh Shani dan Bimo saja.

"Hehe jilatin dulu dong sayang biar bangun. :)"
"Hih!"

Viny kini berpindah dari tempatnya sekarang, mengambil posisi di atas kakiku sehingga kini terpampang jelas penisku di hadapannya. Dipeganglah penisku ini dengan tangan kanannya yang lembut itu dengan malu-malu.

"Iyak.... Terus sayang..."

Kini tangan kanan Viny mulai bergerak naik turun, alias sekarang Viny mulai mengocok penisku ini.

"Ahh... Iya Vin... Terusin..."

Semenit dia mengocok penisku, kini Viny mulai menjilat penisku seperti dia sedang menjilat es krim.

"Ssshhhh.... Viny..."

Penisku terasa mulai tegak. Dua menit Viny menjilat penisku, dia mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya.

"Mmmhhhh... Iya Sayang... Terusin...."

Mataku terpejam akibat rangsangan yang Viny berikan pada penisku ini.

"Hhh Viny..."

Walau terkadang masih mengenai giginya, namun ini jauh lebih baik daripada sepongannya pertamanya padaku. Sepongannya sekarang sudah dapat aku nikmati sebagai sebuah sepongan.

"Ssshhh.... Iyak... Enak Vin..."

Kubuka mataku, dan dan terlihat wajah Viny yang cantik itu sedang melakukan tugasnya pada penisku. Ah nikmat sekali rasanya.

Namun aku melihat Shani yang setengah badannya tak tertutupi selimut akibat tersibak saat Viny bangun dari tidurnya. Terlihat tubuh bagian kirinya yang putih nan mulusnya itu, ditambah payudara kirinya dengan terlihat berbentuk persis setengah lingkaran itu dengan puting merah muda yang nampak dari pandanganku. Tambah sange dong gua, walaupun Viny juga punya itu semua. Yaudah gue nekat aja, tangan kiri gue kini beraksi meremas payudara kiri Shani secara perlahan. Biar Viny ga curiga, gue pegang kepala Viny pakai tangan kanan gue dan gue keraskan suara desahan gue, pula sekarang penis gue dah masuk seluruhnya ke dalam mulutnya itu.


Kurasakan tangan kiri gue yang sedang meremas payudara milik Shani. Rasanya amat kenyal sekali. Puting merah muda yang berdiri tegak itu mampu membuat penisku kini dalam keadaan tegangan tinggi, selain karena memang penisku ini sedang disepong oleh Viny. Sepongan Viny memang teramat nikmat, tak ada duanya. Kini kepala penisku terasa sudah mengenai pangkal tenggorokannya itu.

"Mmmmhhhhh... Ayo Vin... Hhh... Enak..."

Tiba-tiba Shani mendesah.

"Mmmhhh... Emash..."

Bodo amat lah ya, gue dah kadung nikmat. Gue elus-elus aja kepala belakang Viny pakai tangan kanan gue, biar ga curiga.

"Ah... Viny...."

Tiba-tiba Shani bangun.

"IIIIIIIIIIIIIIIIIIHHHHHHHHHHHH KAK DODO..!!!!!!!!!!!!"

Gue ditampar dong sama Shani. Cukup kenceng lagi tamparan Shani. Kini Shani menangis meringkuk di dada Bimo, yang terbangun akibat teriakan Shani tadi.

"Kamu kenapa nduk?"
"Huhuhuuu dada aku dipegang-pegang sama kak Dodo... :("
"Yee si ****** emang. Udah-udah kamu ga usah nangis lagi."

Sementara itu, teriakan Shani juga membuat Viny memberhentikan sepongannya terhadap penisku. Kini viny berada di atas dengan badannya yang sedikit menungging. Wajahnya kini terlihat amat marah.


PLOK!!
"KAMU TADI NGAPAIN?!"
PLOK!!
"KAMU PEGANG-PEGANG PUNYANYA SHANI?!"
PLOK!!
"KAMU GODAIN SHANI?!"
PLOK!!
"KAMU GA PUAS SAMA AKU?!"
PLOK!!
"KAMU TEGA YA SAMA AKU?!"
PLOK!!
"KAMU GA SAYANG SAMA AKU?!"
PLOK!!
"DASAR MATA KERANJANG!"
PLOK!!
"DASAR HIDUNG BELANG!"
PLOK!!
"DASAR PENJAHAT KELAMIN!"
PLOK!!

Sumpah pengen nangis gue rasanya, kepala gue dipukul sama Viny bertubi-tubi. SAKIT ANJIR... :(

"Jhaaa mampus lo bangsat. Bego sih lo jadi orang. Udah ya gue ga usah ngehukun lo, biar cewe lo aja yang ngehukum lo. BTW, Terimakasih Ya Viny, Hehe."

Tangan Bimo grepe-grepe pantat Viny dong, sambil pasang muka lagi bego kek gini: :)

"IIIIIIIIIIIIHHHHHHHH INI JUGA..!! DASAR KALIAN PENJAHAT KELAMIN....!!!!!"

Bimo ditampar dong sama Viny, yang juga diikuti oleh tamparan bertubi-tubi dari Shani.

"HAHA makan tuh bangsat."

Viny nampaknya sudah puas mukulin kepala gue. Rasanya pusing bat kepala gue. Apalagi gue dipukulin dalam keadaan konak maksimal, langsung lemes dong. Sekarang Viny mengambil posisi berbaring di samping kiri gue, sama seperi kemarin. Gue dekatin aja tubuh gue ke Viny.

"Sayang, kok ga dilanjutin sih?"
"Bodo amat."
"Iya iya aku minta maaf deh."
"Gamauk! Dari kemaren minta maaf mulu. Hhh!"

Gue balikkan badannya, dan gue peluk tubuh Viny dengan erat sambil mencium bibirnya itu yang disambut oleh Viny. Seperti biasa, rasa bibirnya amat lembut dan nikmat sekali. Namun aku tak bermain birahi di sini, aku hanya ingin memagut bibirnya itu dengan mesra. Kami berciuman dengan tempo yang amat pelan, terasa sekali pegulatan lidah kami yang dibumbui rasa cinta ini. Air liur kami saling bertukar, rasa manis khas air liur Viny terasa di mulutku ini. Walaupun tak bermain birahi, namun penisku tetap saja tegang kembali.

Kami berciuman selama lima menit sebelum aku melepaskan ciumanku itu. Kini nampak wajahnya yang memancarkan senyum cantik khas Viny.

Sementara itu...

"MMHHH....!!"

Gue rasakan kini kasur ini mulai bergoyang.

"Ssshhhh... Emash.... Mmmhhhh...."

Ternyata si Bimo dan Shani lagi bersetubuh pakai posisi WOT.

"Tuh Vin, jangan mau kalah."
"Hih dasar otak selangkangan!"

Viny bangkit dari posisinya sekarang, dan mulai mengambil posisi jongkok di atas penisku ini. Dengan perlahan, dia turunkan badannya sehingga penisku masuk ke dalam vaginanya itu.

"EMMMMMMHHHHHHHH...!!!"

Dengan sekali waktu, kini penisku langsung tenggelam seluruhnya di dalam vagina milik Viny. Vagina Viny memang sudah cukup basah, namun tetap saja terasa peret sekali menjepit penisku ini. Perlu waktu agar kegiatan maksiat ini supaya terasa nikmat.

"Yeh si bangsat malah ikut-ikutan."
"Apa-apaan. Gue duluan anjir."
"Ye lo segala pakai drama sih."
"Errr....."


Tak perlu waktu yang lama agar vagina milik Viny dapat beradaptasi dengan penisku ini, Viny mulai menaik-turunkan tubuhnya yang sangat proporsional itu di atas tubuhku. Viny menaik-turunkan tubuhnya itu dengan perlahan namun pasti, terasa sekali jepitan vaginanya itu di penisku. Lapisan jaringan epitel dinding vaginanya itu selalu memberikan rasa kedutan yang amat khas di penisku ini, yang membuat libidoku langsung memuncak. Asli, sekarang gue ngerasa lemas saking hebatnya jepitan yang Viny berikan pada penisku ini.

"Ssssshhh..... Sayang..... Ehmmm...."
"Aahhh.... Viny... Iya Vin..."

Kami berdua meracau menikmati kegiatan pagi hari kami ini. Rasa lembab vagina Viny yang terasa di penisku ini tak pernah berubah sejak pertama kali aku berhubungan badan dengannya, memang juara! Namun, racauan kami berdua yang amat nikmat ini sedikit terganggu dengan racauan nikmat yang berasal dari Shani dan Bimo.

"Hhh... Do..."
"Apaan?... Ahh..."
"Lo ama Viny... Sshh... ngadu ama gue ama Shani... Ahh.."
"Hhh...?"
"Iya... Hhh... Siapa yang paling kenceng desahan ama genjotannya... Ahhh... Sama yang paling tahan lama... Mmhhh..."
"Ayo lah... Sshhh... Gue sama Viny pasti yang menang... Hhh..."
"Hhh... Bacot..."

Kami berdua langsung bangkit duduk lalu memeluk pacar kami yang sedang asyik menaik-turunkan badannya itu. Viny nampak kaget dengan pelukanku itu.

"Vin..." Tangan kananku sambil mengusap rambut kepala belakangnya itu.
"Hah... Kamu ngapain?!"
"Nanti kamu tahan ya, kita mau lomba sama mereka."
"Hah?!"

Aku langsung memutar badan kami berdua dalam keadaan penisku masih berada di dalam vagina milik Viny, sehingga kini posisi Viny berada di bawah tubuhku. Hal yang sama juga dilakukan Bimo terhadap Shani. Sekarang, posisi badan kami saling berdekatan. Badan Viny menempel erat dengan badan Shani, sementara hanya paha kananku yang menempel pada paha kiri Bimo.

"ADOOOHHHHH....!!!!" Sigoblog Bimo segala pakai dibanting si Shani.
"KALIAN MAU NGAPAIN SIK?!" Tanya Viny tegas.
"Lomba kejantanan dong. Tenang kok ga akan kek kemarin lagi." Bimo menjawabnya
"Udah Vin kamu tahan aja ya, biar menang." Ya permainan team tidak dapat dimenangkan oleh satu orang saja.


Kami langsung menggenjot pacar kami ini dengan semangat 45. Gue gak ingin dong harga diri gue dipermalukan di depan dua betina ini, titit gue kan lebih panjang dibandingkan tititnya Bimo, masa lebih perkasa dia sih. Tanganku aku letakkan untuk bertumpu pada paha milik Viny, karena aku ingin melihat payudaranya itu yang walaupun kecil namun sangat menggoda sekali itu bergoyang-goyang dihadapanku.

"MMMMHHHH....!!!! Ah... Ahh... Sayangh... Hhh... Emash.... Ssshhh..... Ehhmm..."

Racauan Viny dan Shani terdengar kurang jelas ditelingaku. Otakku sekarang hanya dipenuhi oleh jepitan vagina Viny yang seakan-akan selalu haus spermaku ini. Ah nikmatnya.

"HHMMMM......!! MMMMHHHH.....!! MMMMMHHHH....!!"

Sekitar lima menit menggenjot, tiba-tiba Viny dan Shani saling berpelukan lalu memuntir badan mereka. Sehinga kini tubuh bagian depan atas Viny dan Shani saling menempel. Payudara mereka saling menempel, puting merah muda mereka saling beradu. Mereka juga saling berciuman, ciuman yang amat panas sekali! Dengan posisiku sekarang, aku dapat melihat lebih jelas bagaimana mereka melakukannya. Membuatku tak tahan lagi! Namun tetap saja aku harus menahannya, harga diriku sedang dipertaruhkan sekarang.

"MMMHHH...!!!! HHHH...!!! HHHH....!!!!

Sudah total lima belas menit aku menggenjot Viny dengan kekuatan penuh, Bimo masih tidak menyerah juga. Padahal tubuh kami semua sudah sangat basah akibat keringat yang mendinginkan tubuh kami. Kegiatan kami membuat udara di sekitar kami tak mampu mendinginkan tubuh kami, padahal udara di ruangan ini sebenarnya sudah cukup dingin. Aku juga sudah mulai merasa capek sedari tadi menggenjot Viny dengan tanpa jeda ini, padahal sehabis ini aku dan Viny akan berjalan-jalan lalu di sore hari aku akan menjadi supir untuk pulang. Mana udah diujung lagi. Hadeehhh jadi pusing kepala gue nahan pengen crot.


Tiba-tiba, Viny dan Shani melepaskan ciuman panasnya itu, dan langsung berteriak histeris. Kini wajah mereka berdua makin merah dan rambut mereka kini juga makin tak beraturan itu.

"MMMHHHH...!!!! EMASS.....!!! NGGHHH...!!!"
"NNGGGGAAAAHHHH...!!! SAYANGG...!!! AHHH...."

Mereka berdua mengalami orgasme secara bersamaan. Kami berdua sontak memberhentikan genjotan kami. Terasa cairan vagina Viny yang menyemprot kepala penisku ini, membuat pertahananku seketika runtuh. Aku tak kuasa lagi menahannya! Penisku memuntahkan dua kali semprotan yang amat panjang itu di dalam vagina milik Viny.

Terlihat tubuh Bimo yang ambruk di atas tubuh Shani, berarti sudah aman. Aku ambrukkan badanku di atas tubuh Viny dalam keadaan penisku masih menancap di vaginanya. Supaya Viny tak tersiksa akibat berat badanku, kupeluk tubuhnya dan kubalikkan posisi kami berdua, sehingga posisi Viny berada di atas tubuhku. Bimo juga mengikuti langkahku, sehingga kini Shani berada di atas tubuh Bimo. Aku dan Bimo saling mendekatkan tubuh kami. Namun, sepertinya aku merasakan rasa nyeri di penisku ini. Kami terdiam selama sepuluh menit.

"Hhh... Do... Bodo lah sama lombanya..."
"Hhh... Iya lah... Gue ama Viny yang menang... Hhh..."
"Hhh... Menang beberapa milidetik aja bangsat..."
"Tetepan aja menang nyet... Hhh..."
"Gara-gara kamu sih... Hhh..." Bimo mencibut hidung Shani dengan pelan, lucunya.
"Iiihhhh..." Shani cemberut dan langsung membenamkan wajahnya di dada Bimo.
"Haha bercanda kok nduk. Udah ga usah cemberut gitu dong. Hhh..."
"Hh... Vin... Kita menang Vin..." Ucapku sambil mencium keningnya itu.
"Hah... Hah... Menang apaan... Pedih tau ga?! Dari kemarin disiksa terus sama kalian..." Ucap Viny dongkol.
"Hhh... Iya... Punyaku juga jadi lecet... Sakit tau...!" Saut Shani yang masih saja membenamkan kepalanya di dada Bimo.
"Iyah... Aku juga Vin... Maafin aku lagi ya Vin, dah bikin punyamu jadi lecet."
"Kamu udah minta maaf berapa kali?!" Viny ngegas.

Kueratkan pelukanku dengan Viny dan mencium keningnya itu dengan mesra. Aku melakukannya selama dua menit sebelum kulepaskan lagi.

"Katanya mau jalan-jalan berdua?"
"Iya sih..."
"Udah kamu sekarang bangkit terus beres-beres koper ambil baju yang ingin kamu pakai. Nanti kita mandi bareng di kamar mandi kamarku."
"Iiihhh kok mandi bareng sih?! Lecet tau ga?!"
"Yee siap juga yang ingin main lagi di kamar mandi. Emangnya aku juga ga lecet?"
"Iya iya. Tapi janji ya!"
"Iya, udah bangun sana."

Viny mulai bangkit dari atas tubuhku. Terasa amat sakit saat dia sedang mengangkat tubuhnya dari penisku, padahal dia melakukannya secara perlahan. Dan benar saja, penisku dan vagina Viny sudah berwarna merah sekali. Sepertinya sudah sangat ekstrem sekali kami berhubungan badan.


Viny merapihkan seluruh barang bawaannya, sementara aku memejamkan mata membaringkan diri di ranjang, paling Viny butuh waktu yang lama dalam menata barang bawaannya. Lumayan, badan gue capek sekali.

"Ayo yang bangun. Sudah jam 9. Nih yang pakaian kamu semalam udah aku lipetin." Perutku terasa seperti kejatuhan sepasang pakaian, sekitar dua puluh menit setelah aku memejamkan mata.
"Eh iya. Makasih ya sayang."
"Kan katanya udah kewajiban."
"Hehe iya ya."

Bimo sepertinya menyadari kegiatan kami.

"Viny, mau ke mana."
"Eh kak Bimo. Aku mau jalan-jalan dulu sama si Dodo sebelum pulang. Itu baju kakak sama bajunya Shani juga udah aku lipetin di atas meja."
"Wah Terimakasih ya Viny, hehe."
"Iyaa kak. Ngomong-ngomong kakak sama Shani nanti mau pergi ke mana sebelum pulang?"
"Ah Shani sekarang lagi tidur kecapekan. Paling nanti kita ke balkon aja lihat-lihat pemandangan."
"Lo berdua di balkon telanjang aja, biar ada pertunjukkan gratis."
"Bacot. Udah lo berdua cepetan pergi ga usah balik lagi."
"Ini punya gue anjir."

Yaudah lah ya. Sekarang badan gue dan bangkit dari ranjang dan mulai berjalan menuju ke kamarku dengan Viny yang berada di depanku. Dengan posisi ini, aku dapat melihat pantatnya yang cukup berisi itu bergoyang ke kanan dan ke kiri. Alhasil penisku jadi tegang lagi dong, tapi seketika lemas lagi gara-gara pedih. :(

Setelah sampai di kamarku dan mengambil pakaianku, aku dan Viny langsung menuju kamar mandi yang berada di kamar ini. Kami membersihkan area kemaluan kami walaupun rasanya amat pedih, biar bersih dong, butuh perjuangan ekstra menahan rasa sakit. Kami saling menyabuni tubuh kami, menggosoknya secara bergantian supaya badan kami bersih. Tentunya sesekali aku menggodanya dong, yang berakhir dengan pukulannya di kepala gue disertai omelannya :(. Kami melakukannya dengan cepat saja, sekitar sepuluh menit kami sudah selesai.

Setelah mengeringkan badan, kami memakai pakaian kami. Tentunya aku selesai jauh lebih cepat dong daripada Viny. Padahal kulihat Viny hanya memakai dress tanpa lengan bermotif kotak-titik hitam putih yang motifnya seperti gambar tes blind spot itu. Yah namanya juga betina. Namun tak apa-aku bisa membereskan koperku sekarang.

jelee.gif


Koperku sudah beres, dan Viny sudah siap. Kami langsung menuju ke dapur dan menghangatkan kembali sop tulang sapi yang semalam kami buat untuk sarapan. Memang sangat banyak sekali kami buat, sehingga masih banyak sisanya. Setelah nasi siap, kami langsung menyantapnya dengan nikmat. Yah walaupun sudah cukup telat sih untuk dibilang sarapan.

Setelah selesai sarapan, kami berkeliling di area villa milikku ini dengan Mazda MX-5 milikku ini.

You brighten up my life
Ahh you're the key girl to my world
Let me tell you

There is no greater love
What you have shown me girl
Drives me wild

And I know
I'll give you all my love
All that I've built up deep inside
I've been waiting

For someone just like you
Someone who's warm
And sweet and kind and have these qualities you to me

Why don't you love me, It's no mystery
Love me, your love holds the key
Love me, to be the best in me
Love me over and over and over again


Ya, lagu tersebut menemani perjalanan kami mengitari kompleks villa milikku yang dilanjutkan dengan mengelilingi lahan perkebunan milik Bimo, kebetulan sudah tak seramai kemarin. Viny yang dari tadi menikmati pemandangan alam di sekitar kini malah menyender dilengan kiriku seperti perjalanan berangkat kami ke sini. Yah ga apa-apa sih, lebih baik dia melakukan itu di sini daripada di jalan raya, namun tetap saja tidak baik. Ah tapi tak apa-apa lah, namanya juga bucin.


Kami memberhentikan kendaraan kami lalu mendaki sebuah bukit yang lebih tinggi daripada lahan perkebunan yang ada di sekitarnya. Singkatnya, ini adalah tempat tertinggi yang berada di daerah tempat wisata ini. Tak terlalu susah memang untuk mendakinya, karena tidak terlalu curam. Yah kami berdua di sini sekedar berduaan aja, layaknya pacaran anak-anak yang ga punya modal.

Kami berdua duduk di bawah pohon apel yang terdapat di atas bukit ini. Memandangi pemandangan kota yang terlihat cukup jelas dari sini. Di waktu menuju tengah hari ini panas sinar matahari tak terlalu terasa di kulitku, memang udara di sini cukup tinggi dan berkabut sehingga mampu menyerap panas sinar matahari. Viny menyenderkan badannya ke badan kananku, sementara badanku aku senderkan pada batang pohon.

“Yang...”
“Apa?”
“Kalau gini, aku jadi keinget deh..”
“Keinget apaan?”
“Itu...”
“Itu apaan?"
“Iiiihhhhh kok kamu ga peka-peka sih?! Kan kita dulu pas di kamp militer selalu lihat pemandangan kota dari atas bukit.” Sewot kan.
“Yee itu sih malem-malem, suasananya beda, jelas lah aku ga nyambung.” Ucapku yang mencoba keberuntunganku dalam beralasan.
“Iiihhh...” Mukanya jengkel.

Kami terdiam cukup lama, entah berapa lama. Kini dia tambah menyenderkan badannya lagi padaku. Tambah berat aja beban hidup. Namun kini aku memeluknya dengan tangan kananku. Kepala kami saling menempel. Memang bucin akut.

“Yang...”
“Apa?”
“Di hari pertama aku pergi ke bukit itu, aku sebenarnya ingin nangis. Aku ngerasa kesepian di saat itu. Temen-temenku yang lain udah punya pacar semuanya, aku sendiri yang belum punya. Sekalinya punya gebetan, enam bulan sebelum kenal kamu, malah dia pamer di sosial media. Kan jadinya ketahuan fans. Aku dihukum dipindah ke trainee bareng anak-anak yang baru masuk. Fans aku juga banyak yang oshihen. Eh dia malah cuci tangan, dia block semua kontak aku. Sakit hati banget kan aku digituin…”

Ucap Viny dengan suara yang mulai lembut dan pelan. Gue kini mendengarkan dan menatapnya dengan baik.

“Seminggu sebelum acara di kamp militer, aku masuk tim lamaku. Aku disuruh managemen buat ikutan acara shooting buat narik fans lagi. Pas perjalanan di bis, aku sempat buka explore Instagram dia pamer cewe baru, caption-nya seakan-akan ngejek aku. Aku jadi tambah kesel sama dia. Apalagi pas baru sampai di kamp, aku kaget banget sama suasananya. Aku ga mau lagi disiksa di kamp militer. Malam harinya aku pergi ke bukit, pengen nangis ngeluapin segalanya. Tapi kamu datang dengan ucapanmu itu yang lembut. Kamu duduk di sebelahku, entah kenapa aku langsung merasa nyaman di sampingmu itu. Kamu dengan sabarnya nungguin aku sampai kamu nyuruh aku balik ke barak dengan suaramu yang hangat itu. Semenjak itu, tujuanku pergibke bukit adalah untuk berduaan sama kamu.”

Gue usap-usap lengan kanannya itu dan aku dekatkan lagi kepalanya di leherku.

“Semenjak itu juga aku suka sama kamu. Kamu itu orangnya nyebelin, tapi kamu juga pekerja keras, bijak, dewasa, perhatian, juga baik banget ke semua orang. Aku jadi jatuh cinta sama kamu, semenjak makan malam pertama kita itu.”

Gue jadi terharu mendengar ucapan itu dari Viny.

“Iya kok sayang. Kamu ga usah khawatir lagi. Kamu sudah menjadi belahan jiwaku sekarang. Aku ga akan ke mana-mana kok."

Kini tubuh Viny bangkit dari senderannya dan mulai menatap diriku ini. Tubuh kami saling mendekat, bibir kami mulai bersentuhan. Ya, kami melakukan french kiss. Kami berciuman dengan tempo yang amat pelan. Tak ada rasa birahi ketika aku memagut mulutnya itu, yang ada hanya rasa cinta yang amat luar biasa ini. Kami saling beradu lidah, saling bertukar air ludah, dan saling menggigit kecil bibir kami satu dengan yang lain.


Ciuman itu merupakan ciuman terlama kami. Kami berciuman selama 10 menit tanpa berhenti. Setelah melepaskan ciumannya itu, kami saling bertatapan. Kupandang wajahnya yang amat cantik itu, yang tidak berubah semenjak pertama kali aku bertemu dengannya. Dia tersenyum padaku. Teramat manis senyumannya itu, yang membuatku jatuh cinta kepadanya.

Tangan kiriku merasakan sesuatu. Kualihkan pandanganku ke arah tangan kiriku, dan mendapati dua buah apel yang baru saja jatuh dari tangkainya. Beruntung tak menjatuhi kami berdua.

"Kenapa yang?"
"Ini ada apel jatuh. Ada dua buah. Mau?" Aku menyodorkan apel itu kepada Viny, dan langsung Viny ambil dengan wajahnya yang tersenyum.

Kami memakan kedua apel itu sambil melanjutkan memandangi daerah perkotaan, dan posisi tubuh Viny kini menyender kepadaku seperti tadi. Ah rasanya aku ingin memberhentikan waktu, agar aku dapat terus menerus menikmati kemesraan ini.

Entah berapa lama kami berduaan di sini, menikmati indahnya pemandangan dengan posisi kami yang tidak banyak berubah ini. Namun, aku sudah merasakan perutku yang lapar. Aku cek ponselku, sudah hampir jam 1 siang. Yasudahlah aku ajak Viny pergi dari sini pergi menuju restoran.

Sesampainya kami di restoran dan menempati tempat duduk yang telah kupesan sebelumnya, kami memesan makanan kami. Yah cukup lah dua porsi nasi ayam bakar beserta air mineralnya. Tak lama kemudian, makananpun datang, dan kami menyantapnya.

"Iiihhh makannya belepotan gitu." Viny yang tertawa caraku makan dengan tangan. Memang aku kalau makan pakai tangan sering nasibya berceceran.
"Bodo amat. Enak soalnya." Memang cukup enak sih ayamnya.


Kami menghabiskan makanan kami tanpa sisa. Selesai membayar, jam menunjukkan sudah hampir jam 3, waktunya kita kembali ke villa untuk berkemas. Sampai di villa, terlihat Bimo dan Shani yang sudah berpakain lengkap dan siap untuk pergi.

"Coy, dah puas belom kalian nge-exhib?"
"Apaan anjir. Lo dah puas belum nge-BDSM Shani?"
"Bangsat. Dah lo sana beresin barang-barang lo."
"Sori cuk barang-barang gue ama Viny dah beres semua, tinggal dibawa."

Aku dan Viny mengambil koper kami yang berada di kamarku. Setelah memasukkannya ke dalam Aston Martin-ku, kami memeriksa villa sebelum benar-benar kami tinggalkan. Setelah yakin, kami mulai berangkat meninggalkan tempat ini. Ah liburan ini telah berakhir.

Perjalanan cukup lancar. Pada jam 6 sore kami sudah sampai di Jakarta. Kami berpisah dengan Bimo dan Shani di jalan, karena dia akan menuju ke rumahnya Shani, dan aku akan mengantarkan Viny ke rumahnya. Liburan yang amat berkesan bagiku.
 
Udah balik ke Jakarta, siapa lagi nih member yang diajak bobo?
Yona asik sih

Tuh tau :D


bagian ini diulang ulang emang buat nyindir thread sebelah apa gimana.

Ya resiko judul judul yang seperti sebuah kalimat percakapan sih
Tapi ya memang cerita itu sudah lama sekali tidak update :fiuh:


gw nagih rencana page sebelumnya sih wkwk

Jhaaa pak belum juga ditulis
Lagi mikir supaya nyatu dengan konsep yang sudah dibuat
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd