Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aftermoon (3rd Majestic)

Status
Please reply by conversation.
Cara buat thread di forum gmn si? Mesti ada batasa posting kah? Mau coba posting cerita juga hehe
 
Part. 2
Rewrite

D9lWPqnUYAE5p-o



Yona bersimpuh di hadapanku. Kedua tangannya telah bergerilya di sekitar area depan celana pendek yang ku kenakan, resleting itu yang dia cari, yang dia temukan? tonjolan penisku.

"Excited?" tanya Yona menggoda.

Aku enggan menjawab.
Perlahan tangan mungil Yona mulai mengusap bentuk tonjolan penisku, mengurutnya dari atas hingga ke ujungnya.
Sebelah tangannya lagi akhirnya menjangkau resleting celanaku, menariknya turun kemudian menjentik kancing celanaku, sedetik kemudian celanaku telah gugur di lantai yang dingin.
Tonjolan itu semakin jelas terlihat meski di ruang yang remang. Lagi, Yona mengusap penisku yang belum sepenuhnya bebas. Mengelus lembut seakan benda di tangannya itu akan jadi miliknya seorang, atau memang hanya miliknya seorang?
Sesaat sebelum akhirnya Yona melepas satu satunya kain pengekang kelaminku, dia mengedipkan kedua matanya, sebuah isyarat.
"Rileks"

Lagian aku juga tak berbuat apa apa selain mengamati setiap gerakan yang dia lakukan.
Kini tangan kirinya menggenggam batang penisku, tangan kecil lembut itu mengusapnya naik dan turun dengan tempo lambat, demi apapun aliran rangsangan secepat kilat mencapai otak ku membuat ku sedikit salah tingkah.

Yona mendongak, menatap wajahku sambil tersenyum mesum. Satu persatu kancing kemeja putih yang kupinjamkan kini ia tanggalkan.
Pemandangan indah itu sengaja ia suguhkan untuk semakin merangsang nafsuku, berhasil tentu, penisku kini tegang setegang-tegangnya.
Tangan mungilnya semakin kontras terlihat dibanding dengan apa yang kini ia genggam.
Genggamannya tak begitu erat, pas saja, dia mengocok penisku dengan tempo yang stabil, enak atau lebih tepatnya sangat enak.
Tiba tiba aku merasakan hembusan angin yang hangat, saat ku intip ke bawah wajah Yona tinggal beberapa senti saja dari kepala penisku, tak lama kemudian kepala penisku telah lenyap dari pandangan.

Yona mengulum penisku tanpa menghentikan kocokan tangannya. Kepalanya maju mundur begitu pula dengan gerak genggaman tangan mungil Yona.
Aku mendesah tertahan, keenakan.

"Tolonglah, Lu makin hari makin jago ajah"

Entah dia dengar atau tidak, Yona tetap sibuk mengoral batang penisku yang ku rasa sedikit lagi akan meledak.
Dan Yona pun berhenti. Mendadak. Begitu saja.

"Ehhh..." Melongo aku di buatnya.

Yona bangkit dari jongkoknya, masih dengan senyum mesum dia kini merangkul leherku, menarik wajahku mendekat agar dengan mudahnya ia mendaratkan bibir lembabnya di bibirku.
"Jangan keluar sekarang" bisiknya disela ciuman ciuman yang ia lancarkan.

Aku mengangguk sambil mengimbangi ciuman Yona.
Yona menghisap lidahku membawanya masuk kedalam mulutnya serta membelitnya dengan lidahnya.
Sambil berciuman Yona melepas rok nya kemudian ia duduk di pangkuanku.
Penisku bersandar pada perut Yona, aku yakin dia merasakan panas dari penisku.

Satu tangannya kemudian menggenggam batang penisku, ia sedikit mengangkat pinggulnya lalu mengarahkan kepala penisku untuk mencium bibir vaginanya.
"Tempat yang seharusnya..."
"Enghh..."

Penisku melesak masuk membelah liang nikmat milik Yona, saat berat tubuhnya ia pindahkan ke bawah kini dari sudut pandangku penis ku telah tenggelam seutuhnya.
Yona menyandarkan kedua tangannya di bahuku dan pinggulnya mulai bergerak naik dan turun.
"Ahh... Yona, enak"

Yona menyunggingkan senyuman di ujung bibirnya.
"Aku mulai ya.."

Dari posisinya Yona menggenjot penisku, memilin batang penisku dan memberikan kenikmatan yang tak terkira lewat syaraf syaraf perasa di bawah sana.
Di ruang sempit ini suara peraduan kelamin kami dan suara decit kursi bersimfoni melenakan telinga.
Beberapa kali desahan Yona terdengar menggema, membuatku sedikit khawatir.
"Hei, suara lo..."

Yona menggeleng, kemudian melumat bibirku dengan rakusnya. Aku mencoba mengimbanginya saat lidah Yona menyelusup masuk mencari lidahku yang basah.
Cara ia membungkam mulutnya yang tak terkontrol akibat kenikmatan yang dideranya.

Tanganku bergerilya ke balik punggungnya mencari pengait yang mengekang payudara indah Yona, begitu kutemukan dengan satu jentikan jari saja benda itu telah gugur dan jatuh di celah tubuh kami, dengan sigap Yona menyingkirkannya ke lantai.
Payudara Yona yang membulat indah kini bergantung bebas meski dengan kemeja putihnya yang masih setia bertengger di kedua bahunya.
Yona melepas ciumannya ketika merasakan remasan kedua tanganku di payudaranya, matanya menatap nanar, seksi.

"Kamu demen banget toketku"

"Who doesn't?" tanyaku

Yona tak menjawab, melainkan menarik wajahku mendekat di antara lembah gunung kembarnya, membuat hidungku mencium aroma khas yang membuatku semakin tergugah. Desahan kecil kudengar saat aku mulai mengecupi setiap senti pori pori di area dada Yona. Yona menekan dalam dalam saat kecupanku mendarat di puting kirinya.
Yona tetap aktif menggenjot penisku meski terkadang kesulitan karena derasnya rangsangan yang ku daratkan di kedua payudaranya hingga beberapa detik kemudian tubuhnya mengejang hebat.
"Rehann.... Ahhhhnnn"

Aku tahu dia sedang mencapai orgasme pertamanya, tapi aku juga hampir sampai jadi...

Kedua tanganku berpindah ke pinggulnya dan dengan cepat kugenjot vagina Yona dari bawah.
"Rehan tunggu aku belum kelar... Hngghh ahhhh... Rehaan"

Protes Yona tak berhasil menghentikanku justru aku semakin mempercepat genjotanku karena rasa gatal di penisku semakin tak tertahankan.
Yona semakin blingsatan, tubuhnya berguncang hebat akibat tusukan demi tusukan yang ku lancarkan. Erangannya kian menghipnotis diriku yang merasa tak dapat lagi menahan diri.
"Yonaaa..."
Aku meneriakkan namanya saat tusukan terakhir kuhujamkan dalam dalam di lubang vagina Yona yang menyempit, dinding dinding vaginanya bereaksi dengan memilin batang penisku yang mulai menyemprotkan cairan putih kental dengan derasnya.
Yona ambruk ke pelukanku saat vaginanya berkedut kedut menandakan badai orgasme keduanya yang datang bersamaan dengan semprotan ketiga dari ujung penisku, Yona melenguh getaran tubuhnya begitu terasa di pelukkanku.

Berdua kami mengawang, terlena dengan kenikmatan seksual yang baru saja terjadi. Nafas berat memburu saling bersahutan, tak ada yang berbicara.
Yona merenggangkan pelukkannya, wajahnya yang sedikit lembab oleh peluh tetap terlihat cantik.
"Ini tempat pertama kita melakukannya waktu itu"
Tangan mungilnya menyeka rambut depanku yang basah karena keringat, aku melakukan hal yang sama pada rambutnya.

"Dan kita melakukannya lagi" ujarku

"Ya" Yona bangkit dari pangkuanku. Suara plop yang berasal dari berpisahnya kemaluan kami pun terdengar.
Ia kemudian kembali bersimpuh di hadapan penis kesayangannya dengan serta merta ia genggam.
"Tapi kali ini sedikit berbeda"
Tangannya mengarahkan penisku masuk kedalam mulut kecilnya, ia menjilati penisku yang masih setengah tegang, dengan lidahnya yang basah ia bersihkan sisa sisa pertempuran beberapa menit yang lalu.

Aku membelai kepala Yona yang tengah sibuk dengan benda di mulutnya.
"Ah.. Gue ngerti maksudnya"
Yona menanggapi dengan kedipan sebelah matanya, setelah puas mengulum penisku dia kembali duduk di pangkuanku.

Senyuman lebar terlukis di wajah cantiknya, bola matanya yang bulat berpendarkan kilatan cahaya.
"Sangat bagus ketika aku tak harus menjelaskan sesuatu, hehe"
Yona memelukku, dengan segala kehangatan yang ia punya.
Dan lagi, berdua kami mengawang. Mengingat saat pertama dulu di tempat ini.
Kejadian itu tertulis kembali dengan tokoh yang sama tapi dengan peran yang berbeda.
Di tempat ini masih Yona dengan keliarannya, masih Rehan dengan keberuntungannya. Tapi bukan sebagai idola dengan fans-nya, melainkan sebagai pasangan kekasih.
Dan Rehan tahu betul, meski status mereka kini berubah, sifat alami Yona tak akan berubah dan tugas Rehan pun akan tetap sama.

oOo​
Seseorang dengan nafas terengah engah bersender di sebuah pintu. Kaki kakinya lemas berselonjor di lantai, sementara sebelah telinganya fokus mendengarkan suara suara dari balik pintu yang kini mulai sunyi.
Kedua tangannya bertengger di dua area sensitif pada tubuhnya, payudara dan vagina dari balik pakaian yang ia kenakan, tadinya ia gunakan tangan itu untuk merangsang area tersebut.
"Padahal sedikit lagi..." ungkapnya kesal.

Gadis itu terlalu berkonsentrasi dengan suara suara yang ada di balik pintu, hingga ia tak menyadari tepat di lorong seberang tempat ia berada kini seseorang tengah berjalan mendekat.
Dan semakin dekat.
Hingga akhirnya...

"Kak Nat ?"

 
RSG show terakhir kesepuluh td malem lucu. Masa iya, Yona yg dah 25 tahun dia ngomong ambigu tp ga sadar kayak cwe² yg beneran masih polos.
Tema mc: "Jd gimana kesannya ngebawain RSG selama ini"
Yona: "Setlist RSG ini berakhir kayak separuh jiwaku pergi karena RSG ini serasa kegadisanku kembali lagi"
Dhuaaaar, penonton heboh dong. Krn Yona kayak ngakuin dah ga gadis. Tp dia ga sadar kalimatnya bisa diartiin gitu.
Padahal member yg dah 20an ya ngerti omongan Yona bisa jd kayak pengakuan gitu jatohnya.
 
Terakhir diubah:
Terima Kasih sekali sudah update, cerita kalo ttg ini objek gua ga akan bosen sih wkwk.

Semoga besok besok lebih panjang ya hehe
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd