Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Akhirnya.....

Bimabet
Sial...

Bagi gue ini jga siksaan yah...
Maw :bacol: nggak puas

Mana gk ada pelampiasan jga...

Akhirnya.....Menemukan saodara setanah air yang senasib.... dan sepenangungan ya Gan.....
 
Episode 11


Pukul 02.00 kami baru sampai rumah. Karena dalam perjalanan pulang Wulan minta traktir STMJ dan roti bakar. Senang – senang saja menurutinya. Ditemani 2 gadis perawan yang tidak memakai daleman ternyata sungguh membahagiakan..... bagi aku laki-laki dewasa yang sungguh masih awam dalam urusan birahi hehehehe..... Dalam benakku masih menyimpan keheranan dan takjub dengan semua pengalaman yang aku alami. Aku heran bagaimana ternyata wanita mampu mencapai orgame hanya dengan sentuhan pada payudara, tanpa ada penetrasi pada liang senggama, hal yang Dik Ayu alami. Aku juga heran bagaimana akupun baru saja ejakulasi hanya karena menonton tayang live CCTV, tanpa aku melakukan sentuhan pada batang kemaluanku. Dan terlebih takjub dengan rasa nikmat yang ditimbulkan oleh sentuhan tangan wanita pada penis. Setahuku sex itu hubungan badan. Orgasme itu adalah onani atau senggama. Bener-bener masih cetek ilmuku dalam dunia perbirahian.....

Di kedai STMJ Bang Jon, langgananku, malam itu, kami bertiga, khususnya aku dan Putri menjadi semakin akrab. Akupun menjadi lebih santai, rileks, sehingga obrolan kami lebih lancar, juga kelakar-kelakarku mengalir spontan. Imbasnya, selain aku bisa menikmati tawa lepas Putri, beberapa kali aku merasakan cubitan gemesnya. Bahkan Putri tidak segan bercerita tentang kehidupannya, tentang orang tuanya, keluarganya.... dan aku, bak seorang motivator handal, memberinya saran, masukan, dan kongklusi bijak. Aahhhhh... tiba-tiba aku jadi kangen dengan Dik Ayu......

Rasa bahagia, capek, puas, nikmat, lelah, kantuk, malam itu menjadi komposisi yang pas mengantarku ke alami mimpi dengan senyuman........

Dan pagi ini..... ouaaaaaakh.... dengan masih terbaring malas ditemani rasa kantuk yang sangat... aku menguap panjang... menggeliat merenggangkan otot-otot. Musik dari audio yang aku set sebagai alarm pagilah yang setia membangunkan ku dari tidur. Sepepertinya Pagi ini. Semalam Maroon 5 yang mendapat kehormatan aku tugaskan membangunkan kupagi ini. Meski sukses membangun kan dari tidur, namun gagal membangkitkan semangatku. Aku mejamkan mataku meresapi betapa rasa pegal menyelimuti sekujur tubuh dan sendi-sendiku. Padahal semalam moment ejakulasiku hanyalah karena senggama mata.... bagaimana capek dan pegalnya jika senggama beneran ya....??? hehehe.... aku hanya bisa tersenyum membayangkannya.

Tampaknya pagi ini hanya penisku semangat menyambut hari.... karena dari posisikuberbaring nampak celana boxerku menonjol membentuk tenda pramuka. Morning erection.... tapi peduli majikannya sedang letoy geboy, tetap saja berdiri tegak dengan sikap sempurna. Iseng-iseng aku perosotkan celanaku sampai ujung kaki, dengan gaya bak Leonel Messi aku sontek, melayanglah celanaku dan jatuh entah di mana.

Traaala..... Batang kemaluanku kini berdiri bebas menatap langit-langit kamar. Sabar ya.... bisikku hati, entah kapan kamu pasti akan rasakan berjumpa dengan jodohmu.... xixixi... merasakan nikmatnya menyelam dalam liang seorang wanita.... xixixi. Lantas gerakkan otot-ototku di panggul yang otomatis membuat penisku mengangguk-angguk seolah faham dengan apa yang aku bisikan dalam hati tadi. Hehehe.... Mungkin ini adalah komunikasi kami yang bertama. Karena aku memang jarang-jarang memperhatikan batang kemaluanku. Padahal sedari dalam kandungan benda itu sudah menempel di selakanganku. Kini aku menatapnya dengan bangga. Meski ukurannya tidak sebesar penis-penis milik pemain bokep barat... namun bukan berarti berukuran mini seperti anak SD, namun untuk skala kekakuan dan kekerasan aku yakin jauh di atas kwalitas pemain bokep import. Belum lagi energi dorongnya ketika mendapat rangsangan saat terbungkus celana, seakan batangku memiliki kekuatan mendobrak menembus keluar. Apalagi kalau Cuma mendapat tugas menembus selaput dara pera....... yaah.. otakku ke sana lagi mikirnya. Gawat bisa basah lagi.... musti segera mandi nih biar tubuh seger dan nggak kena sindrom libido tinggi seharian.

Meski masih dengan kantuk aku bangkit dari ranjang, ku lepas kaosku yang pakai dan wuuut... aku lempar begitu saja di lantai kamar. Mengikuti irama lagu Maroon 5 dengan tubuh telanjang bak penari stiptis aku melangkah menuju kamar mandi. Greeekkkk...... dengan goyangan pinggul ku buka pintu kamar mandi penuh gaya. Dan.... Cuuuuuur... air seniku mengucur deras dari lobang kencingku. Kondisi ereksi membuat penisku mampu mandiri melakukannya tanpa perlu aku pegangi. Dengan berkacak pinggang pelan kuputar tubuhku menyiram rata lantai kamar mandi.

"Wad.....duuuuuuuh...!"

"Deggg... Gleeek.... Degg...degg. degg.."

Jantungku serasa mau copot, badanku langsung mengejang kaku, nggak bisa bergerak, sementara mataku melotot terkejut memandang penampakan sosok yang bertahta di singgasana closet duduk dalam posisi yang sungguh sangat syuuuur..... erotisss.......

"Wuuullllaaaaan........"

"Ooohhhhh No.........Not againnnnnnn!"

Otak dan tubuhku seakan beku, saat aku melihat Wulan dengan tubuh telanjangnya..... duduk di dudukan kloset, dengan wajah yang sangat terkejut, sambil memandang ke arahku, yang juga sedang telanjang bulat.

Wulan diam mematung, terpaku dengan kehadiranku yang sekonyong-konyong tak terduga, pun juga aku terperangah menemukan pemandangan yang sungaguh amat erotis di dalam kamar mandiku. Wulan yang tak terbalut sehelai benang duduk mengangkang. Tangan kirinya menyibak dan menarik kulit labiya mayora, sedang tangan kanannya memegang penyukur rambut berwarna pink. Oooohhhh....Sepertinya dia hendak merapikan rambut kemaluannya.

Entah berapa detik waktu seakan berhenti berjalan. Frezzz... beku... kami berdua diam tak mampu bergerak.....
Akhirnya Wulan yang lebih dulu menemukan kesadaranya...

"Aaaaaa......Kakaaaaakkkk!" Wulan berteriak sambil berusaha dengan maksimal menutupi bagian intim tubuhnya, meski hasilnya minimal.

Akupun tersadar, langsung balik badan melangkah bergegas keluar dari kamar mandi, namun apeeesss.....

"Krieeett..... pintu kamarku terbuka, nampak langkah kaki ibuku memasuki kamar. Ya....aammmpun... mau tak mau aku kembali balik badan masuk kamar mandi dan menutup pintu dengan cepat dan keclek....... pintu aku kunci....

Wulan yang sedang berusaha meraih handuk digantungan baju, terkaget melihat aku kemabli masuk ke dalam kamar mandi masih dengan kondisi yang sama, telanjang bulat dengan kemaluan yang tegang berurat. Dibatalkan upayanya meraih handuk, tanganya kini beralih untuk menutupi organ vitalnya. Dengan mata melotot Wulan membuka mulutnya untuk menyuarakan teriakan protes....

" Kaak... emmmmm......ammaummhh"

Segera saja aku bekap mulutnya, Wulan mencoba berontak, maka ku kuraih tubuhnya mendekat ke tubuhku agar aku bisa membisikkan alasanku kembali masuk kamar mandi. Namun Wulan malah lebih keras lagi berontak melepaskan diri dari pelukankanku, membuat tubuh kini membelakangiku. Hal ini justru menguntungkan posisi aku.., segera ku lingkarkan tanganku dipinggangnya, mengunci gerakannya, dan usahaku membekap mulutnya menjadi lebih lebih lebih bertenaga.

Namun usaha Wulan belum berakhir, kini dengan kakinya dia jejakan kakinya di lantai kuat-kuat mencoba membuat dorongan kebelakang, akibatnya kehilangan keseimbangku membuatku jatuh terduduk di dudukan kloset...

"Bruuuuuk.....!"

Menyeret Wulan ikut jatuh terduduk dipangkuanku.... bersamaan dengan itu alunan musik Marooon 5 berhenti berganti dengan suara teriakan omelan ibuku dari luar kamar mandi.....

"Kaaaakkakkkk...... Sudah gedhe, Sudah mau nikah kelakuan kok kelakuan tidak pernah berubah sih.... masih saja kayak anak-anak. Ibu kan sudah bilang kalo pagi jangan puter musik kenceng-kenceng..... bikin migrain ibu kambuh... dan ini... lihattt..... aduuuuhhhh.... duh.. ya ammmpunnn kamar berantakan kaya kapal pecah.... mana jam segini baru mandi.... Kakak itu mesti harus bisa jadi contoh buat adiknya bukannya malah... bla...bla...bla..bla...

Mendengar itu semua Wulanpun mengerti dengan situasi yang terjadi, kini dia diam tak berontak, ku kendorkan bekapanku di mulutnya. Sementara suara omelan ibu masih terdengar. Jika ada lomba mengomel ibuku pasti juara, karena stok omelannya amatlah banyak. Selama aku menjadi anaknya, omelan selama 15 menit adalah durasi paling pendek. Dan untuk pagi ini jelas akan lebih panjang durasinya karena selain mengomel, kegiatan merapikan kamarku jelas akan menambah semangatnya mencerahi anaknya.

Kami berdua menerima nasib. Terjebak di kamar mandi berdua telanjang, menunggu ibu meninggalkan kamar. Wulan kini juga sudah menjadi sedikit santai...

"Ngapain sih kamu kelayapan mandi kamar mandiku....??? Kan di kamarmu juga ada kamar mandinya???" dengan berbisik aku bertanya.

"Kamar mandiku dipakai Putri... Kak..."

"Halahhh kan bisa gantian mandinya.... gag perlu sampai numpang di sini....!"

"Kita tadi bangunnya kesiang... padahal kita musti pagi-pagi ke kampus..."

"Ah.. kamu itu pinter kalo alasannnn...!

"Kak......!"

"Emmm....."

"Eeehmm... tangan... Kakak.... ehmm... jangan....." kata Wulan menggantung...

Deg...... astaga naga...!

Aku kembali tersadar dengan situasi, kondisi dan posisi kami berdua....

Tangan kananku yang tadi aku gunakan membekap mulut Wulan kini melorot ke bawah, berhenti tepat pada payudara kanan Wulan.... Oohhh my ghost.. dan kini dengan pulihnya kesadaran itu, turut pula mengembalikan kemampuan sensor-sensor panca indraku. Indra perabaku pada telapak tangan kananku kini merasakan betapa halus dan hangat kulit payudara Wulan, dan gerak reflek pada ujung-ujung jari mendeteksi aaahhhhh.... alangkah kenyal dan padatnya gundukan daging dada Wulan..... Oohhhh.... sela-sela jarikupun menangkap tonjolan kecil mengeras... rupanya puting payudara terperangkap di sana. Sedangkan telapak tangan kiriku meresapi kehalusan kulit perut yang rata dan mendeteksi denyutan yang kian cepat. Sedangkan jari tengah menelusur cengkungan belahan pusar .

Indra penciumanku... mencium aroma harum tubuh segar gadis perawan yang baru saja membersihkan diri. Bau harum yang seakan menjadi aroma terapi birahi. Aroma khas yang tidak dijual di outlet parfum manapun.

Indra pendengaranku..... indra pendengarankuu... hanya menangkap suara nafas kami. Terutama nafas Wulan yang terdengar memburu dan sedikit terkesan berat... seperti ada beban berat yang menindihnya....

Indra penglihatanku, dejavu.... kembali menatap repliksi posisi tubuh kami di kaca yang menempel di dinding kamar mandi. Posisi yang.... ahhhh.... sungguh.... sungguh erotis.... Wulan duduk dipangkuanku dengan kedua paha terbuka diantara pahaku. Walau tak nampak jelas... rambut kemaluan yang hitam membayang pada pantuan cermin. Dan.... aooookh... batang kemaluanku nyaman bersembunyi di rimbunnya pubic Wulan, terjepit pada titik pertemuan pahanya.... oooochhhhhh... betapa hangatnya. Hangat dan berlendir. Hangat, berlendir, dan berkedut. Lendir yang kian membanjir membasahi batang kemaluanku membuatnya licin, dan dengan kedutan-kedutan itu membuatnya pelan...pelan...pelan menelusup di sela belahan vagina Wulan...

"Ehhmmmm.... kakk.... milik kakak.... emhhh kak...." Kata-kata Wulan yang lirih tak jelas aku tangkap.......

Ahhhhh..... jantungku berdegub kencang, bekerja keras memompakan aliran darah bercampur oksigen ke seluruh tubuhku yang terbakar dorongan birahi yang sangat tinggi. Batang kemaluanku menyeruak tegak keras merasakan untuk pertama kalinya gesekan belahan vagina seorang wanita. Meskipun hanya terjepit diantaranya dan bukan masuk ke dalam liang seggama, namun nikmat sungguh tak terkira......

"Kaaaak......,...Emhhhhhhhhh......." Suara Wulan lirih, lebih berupa desahan dari pada bisikan, aku rasa begitu dekat seiring kepalanya yang tadi tegak kini lunglai bersandar di antara kepala dan bahuku.....

Meresapi dan menyelami semua yang dirasakan oleh keempat indraku, membuatku terlena dan tidak berusaha merubah posisi yang ada. Justru kini Wulan pelan dan samar menggoyangkan pantat. Tangannya membimbing tanganku untuk menjamah payudaranya, dan memberi tekanan pada telapak tanganku untuk meremas saat kedua tanganku telah menelangkupi kedua gunung kembarnya.....

Dan seketika, naluriku sebagai pria normal bekerja. Tanganku bekerja otomatis. Meremas payudara Wulan kenyal, padat, bulat. Sesekali memilin puting yang kini keras mencuat. Indra Pengecapku yang sedari tadi hanya menjadi penonton, kini turut mengambil peran. Lidahku menjulur menjilat cuping telinga Wulan, mengelitik lobangnya, saat bibirku mengulumnya. Ingin ku lumat bibirnya yang sedikit terbuka mengluarkan desisan layaknya orang kepedasan... namun posisi kepalanya terkulai miring hanya telinga yang mampu ku jangkau....

"Eesh.... ishhhhh..... emhhh... aoch.... iiiishhhhaaahhh..." suara yang keluar dari mulut Wulan berselang-seling antara desahan, lenguhan dan desisan tak beraturan.

"Oooh Kak.... akhhuuu... thhaak mhamphuuu menahhhannn khakk....Akhhh...emmmhhh...."

Tangan kirinya mengepal keras, sedang tangan kanannya yang tadi membimbingku mengeksplorasi payudaranya kini beralih mengocek dan mengucek klitorisnya. Kepala kemaluanku yang juga mengeluarkan cairan bening kental, rupanya tak mampu melakukan penetrasi pada kelentitnya. Posisi kami hanya memungkinkan batang kemaluanku untuk menggesek dinding dalam labiya mayoranya. Dan itu itu sudah cukup membuat Wulan menggelinjang nikmat.

Seiring tangannya melakukan rangsangan pada klitoris, pantat Wulan kian liar bergoyang. Kian liar dan kian cepat... puncaknya goyangan itu terhenti mendadak berubah menjadi tekanan yang kuat. Menindih dan menjepit batang kemaluanku dengan kuat. Saking kuatnya membuat buah zakarku seakan pecah tertimpa pantat Wulan. Membuat batang kemaluan menjadi sangat ngilu dan perutku menegang menahan rasa sakit. Namun begitu batang kemaluanku masih mampu mendekteksi kedutan yang sangattt cepat dan bagaimana bibir luar vagina Wulan mengucup. Seiringi tubuh Wulan yang menegang... kaku... matanya memejam rapat, mulutnya terbuka lebar tanpa ada suara yang keluar........ tak lama berselang, tubuh Wulan lunglai bagai tak bertulang..... tinggal nafasnya yang masih memburu, tersenggal bagai habis bermain kejar-kejaran....

Akhirnya Wulan sampai pada puncak kenikmatan birahinya, senyum tipisnya sebagai pernanda. Tinggal aku kembali sendiri, dengan batang kemaluan yang tegang ereksi......... Ahhh... nasib-nasib.....

sambung ber
 
yeee :kentang: :haha:
lanjutkan om :jempol:
cerita nya ringan enak untuk d ikuti :klove:
 
Ahhhhh setiap baca update selalu ikutan crooooooottttt.....

wah jadi ikut merasa bersalah....... jadi penyebab stock sampo cepat habis dong.....
 
Udh 11 episode msh belum ada exe nya,kapankah panen :kentang: berakhir :D
 
Ayo update lg suhu

Waaahhhh...... sudah page 9 ya..... sudah masuk halaman baru lagi.... makasih Gan sudah diingatkan.... musti segera Update lagi nih.... tapi sabar dulu ya... ni masih ada kerjaan yang belum kelar... Maklum gan Beta karyawan partikelir.... weekend adalah saatnya panen kerjaan..... hehehe....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd