Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Akhirnya.....

Ayo Suhu...Update lagi dong.Seru nih ceritanya....mau kentang atau apaan gpp suhu...yang penting kan alur cerita asyik di baca suhu
Hehehehehe...soalnya setiap baca ini sambil berkhayal suhu.
 
cerita yg bagus suhu .. , sampai tegang banget baca nya , walaupun belum ada ekse nya .. , penasaran menunggu dik ayu nya suhu .. , di tunggu ap det nya ya ..
 
episode 13

Kimono mandi, ada pula yang menyebutnya dengan kimono handuk, adalah jubah yang terbuat dari kain handuk, kain yang menyerap air. Di kenakan saat akan mandi dan sesudah mandi,. Fungsi utamanya ya mirip dengan handuk, menyerap sisa air yang membasahi tubuh kita setelah mandi. Jadi kalau kimono mandi itu terendam air maka akan menyerap air dengan maksimal, sampai semua pori-pori benang yang dirajut menjadi kain handuk tersebut berisi air. Tak usah dibayangkan betapa beratnya memakai kimono mandi yang total terendam air. Dan tidaklah usah iseng mencoba, Kecuali, jika memakainya bersamaan dengan membopong seorang gadis yang berwajah manis, berbibir imut, berkulit bersih, dengan kaos yang agak kedodoran tanpa daleman...... ehhhhh.... dijamin semua menjadi enteeng....teng....teng...theng.

Dalam keseharian, mengangkat galon air mineral bagiku sudahlah berat, namun kini membopong Putri yang bobotnya berlipat dari galon air mineral.... plusssss.... kimono mandi yang setara dengan 3 – 4 ember besar berisi air, tak sedikitpun aku rasakan beban. Justru yang menjadi terasa berat adalah beban birahi yang harus aku tanggung.

Payudara Putri sangatlah jelas...jelas di mata, hanya terhalang kain tipis, yang justru mempertegas bentuknya. Areola yang coklat muda, puting yang kecil menonjol..... ehmmmmmm..... pusiiing.....pusiiing....

Tak perlu aku ceritakan bagaimana berjalananku membopong Putri sampai di dalam kamar....ku. Yang pasti sudah aku temukan trik untuk membuat kasurku tidak basah. Dengan cara: sebelum Putri aku rebahkan di ranjang, aku dudukkan dulu di meja kamar, lantas aku ambil matras yang aku beli dulu waktu kuliah dan masih tersimpan rapi di dasar almari bajuku. Aku gelar di atas kasur, Putri aku angkat aku dan aku rebahkan di sana..... taaaa..daaaa.... ! dan berhasiiiillllll..... Kasurku tetap basah.... karena tetesan air dari kimono mandiku..... ahhh biarlah....

Setelah Putri bisa tiduran dengan nyaman, aku bergegas mencari minyak kayu putih untuk pijet dan oles kaki putri. Setelah aku dapatkan, dengan jongkok di samping rangjang mulai aku pijat dan urut kaki Putri yang kram.

Lhoooo.... tanpa sengaja posisi kami seolah rekonstruksi dengan posisi kami saat “moment” cek sperma kemarin ya... hanya sekarang berbeda peran.... Putri kini yang tidur di ranjang, sedangkan aku yang duduk di samping....emhhhhhh duh.... batangku kian tegang.

Dengan pelan aku urut betis Putri, mata terpejam wajah meringis Putri manahan sakit. Aku teruskan pijitan dan urutanku... berulang... ulang... ulang... tanpa sepatah katapun yang aku ucapkan. Mengusap betis Putri yang keras karena ototnya menegang. Mulutku terkunci.... menikmati halusnya kulit betis Putri dan payudaranya yang sekal nampak samar. Upayaku mengendorkan otot kaki Putri yang tegang nampaknya membuahkan hasil. Kehalusan kulit betis Putri kian terasa, karena betisnya sudah melunak tak sekeras tadi. Wajah Putri pun tampak tenang, tak tampak lagi wajahnya yang meringis menahan sakit. Justru yang kini tegang dan kaku adalah otot-otot kemaluanku.... dan wajahku yang meringis menahan nafsu.........uuhhhh.....

“Bagaimana Put.....? Masih sakitkah?” kata pertama yang aku ucapkan setelah sekian menit kami hanya diam.

Putri membuka mata dan menjawab, “Emm... Sudah reda kak sakitnya... sudah tidak kaku lagi.....” sembarimencoba menggerak-gerakkan telapak kakinya.

“Syukur lah..... kalau begitu....,” ujarku ikut senang, dan menghentikan pijitan di kakinya.

“Eeeemmmm... Kak, kalau kakak nggak keberatan mijitnya di terusin.... masih ada sedikit kaku..,” Pinta Putri.

“Emmm... mijitin kaki kamu, kamu minta sehari semalam pun aku siap Put.... jangankan kaki sekujur tubuhmu pun aku rela......” Kata-kata itu hanya terucap dalam hatiku, sedang yang terucap dimulut, “Oke... nggak papa... tapi kamu ganti baju dulu ya... biar tidak masuk angin. Sebentar Kakak ambilkan baju ganti di kamar Wulan...ya...?!”

Putri menggangguk dan aku melangkah keluar meninggalkan Putri sendirian di kamarku. Namun sesampai di kamar Wulan aku dapati almari baju Wulan dalam kondisi di kunci. Aku coba cari kuncinya di meja belajar, di atas almari, di gantungan baju... nihil. Terpaksa aku balik ke kamarku dengan tangan kosong.

“Put... baju gantiiinya........,” Kata-kata terpenggal... dan langkahku masuk ke dalam kamarku terhenti...

“Ehhh iy...yaa... Kak,” Jawab Putri dengan ekpresi nampak sedikit terkejut saat menoleh ke arahku.

“Eehhhmmmm.... aku menarik nafas dalam, menata hati agar bisa menemukan kata yang tepat untuk melanjutkan kata-kataku. Posisi dan aktivitas yang dilakukannya Putri lah yang menyebabkan sedikit gangguan konsentrasi.

Putri duduk di tepi ranjang, dengan berselimut selimut.... emmm... ehhhmm membungkus tubuhnya ehmmmm dengan selimut.... selimut. Kaos yang tadi dia pakai kini teronggok di lantai. Tubuhnya membungkuk dengan tangan pada posisi menarik celana panjangnya. Walau dengan susah payah...

“Emm... kamu kok sudah duduk sih.... rebahan saja dulu...,” Akhirnya sebuah kalimat mampu aku ucapkan.

Dengan nekat kuberanikan diri bersimpuh di depan Putri dan membantunya menarik celana panjang yang di kenakan.

Sreeeet.... sreet.... kutarik lepas. Batangku menjadi keras berair... menyadari tubuh Putri yang bugil kini hanya ber”kemben” selimut. Wajah Putri bersemu merah dengan apa yang aku lakukan barusan.

Kemudian dengan lirih bibirnya berucap, “Sese...sebenarnya Putri tad di ingin mel meepas baju di Kamar mandi sam..bil menunggu Kakak membawakan ganti, tapi ternyata saat...saat untuk menjejak lantai kaki Putri te..rasa sakit lagi kak.... Jad di.....”

“Sudah... kamu rebahan lagi.... nggak sembuh-sembuh kalau kamu pakai gerak terus...,” Ku coba tenangkan Putri.... Walau sebenarnya gejolak birahikupun butuh di tenangkan.

“Baj ju... gantinya man...manna Kak..?” Tanya Putri.

“Ternyata almari baju Wulan dikunci.... jadi kakak nggak bisa ambil ganti buat Putri.” Jawabku. Dan tanpa banyak protes Putri menuruti anjuranku untuk rebahan kembali. Hanya sekarang, mungkin karena malu, berganti posisi dengan tengkurap. No problemo.....! Aku masih bisa menikmati bongkahan pantatnya yang..ehhhhmmmmmm...

Bak pemijat ulung aku kembali melakukan terapiku dengan posisi berdiri (berdiri kaki dan berdiri.........) . Memijit dan mengurut betis Putri. Aku menikmati sensansi yang lebih, meskipun yang aku pijit masih pada tempat yang sama. Karena dengan terbalut selimut maka untuk memijit betis Putri tanganku harus merogoh masuk ke dalam sela selimut. Ingin sekali aku intip celah yang terbentuk di sela renggangan kaki Putri.... untuk melihat bentuk nyata dari pusat daerah pribadi Putri. Namun.... mana berani aku.... cukup mengelus dan memijit betisnya sudah membuat jantungku berdetak lebih cepat. Apalagi melihat disetiap urutanku menimbulkan tarikan otot tegang pada pantat Putri. Dan pantat Putri makin lama makin tercetak jelas, entah apa sebab, ke dua kaki Putri kian lama kian merenggang dan merenggang. Akupun jadi susah untuk menggerakkan tanganku.

“Put.... selimutnya agak dilonggarkan ya.... biar Kakak mijitnya nggak susah...” Pintaku pada Putri. Tanpa menjawab, tangan Putri mengendorkan lilitan selimut di tubuhnya.

Dengan longgarnya selimut yang melilit, kini bukan hanya aku yang leluasa memiijit, namun kaki Putripun menjadi semakin leluasa untuk merenggang, berimbas pada tertarik kain selimut untuk sedikit naik ke atas. Betis Putri yang putih bersihpun tersibak. Pemandangan itu membuat aku lebih semangat dalam mengelus....ehhh memijat. Saking semangatnya sampai lupa kaki Putri yang kiri atau yang kanan yang sakit..... Peduli amat.....

“Kaaak.... ???!” Dengan suara serak lirih Putri memanggilku..

“Emmm.... gimana Put....?!” Ku jawab dengan lirih pula. Tapi sekian detik aku aku tunggu, tak ada sahutan dari Putri... meski menimbulkan tanya di benakku namun tak ku hiraukan... aktivitas terapiku berlanjut.....

Astagaa!

Tanpa kusadari.... entah energi mana yang menggerakkan... pijitan tanganku merambat ke atas. Karena kini entah bagaimana.... posisi elusan tanganku sudah bukan di betis yang letaknya di bawah lutut .... karena yang sekarang ku elus... eehhh pijit berposisi di atas lutut, kapan berpindahnya tak ku tahu.

Aduuuuuh..... paha yang bersih milik gadis manis yang bernama Putri yang kini aku eluss.... ehhhh pijit. Akupun baru menyadari nafas Putri kini mulai memburu, gerakan punggungnyalah yang mengisyaratkan itu. Kain selimut yang melilit longgar leluasa menyingkap dan membebaskan kedua paha itu untuk aku nikmati. Gerakan otot pantat Putripun nampak kian tegas.

Ooooohhhhh no.............. Not Again....!

Batangku mengacung tegak... dengan ujungnya kian sering meneteskan cairan pelumas. Membuat keberanianku sedikit bertambah. Elusan tanganku merambat lebih dalam, lebih tinggi memasuki wilayah perbatasan, perbatasan antara paha dan pantat...

“Ouuuuuuchhhhsssss........ Khaaahhhkk!” Jeritan lirih Putri menggetarkan gendang telingaku. dan langsung menaikan tensi birahiku pada level atas.. Pantat Putri kini sedikit terangkat, dengan kaki mengangkang lebar.

“OOOOHHHH.... my ghost.....!”

Pantat Putri telah meloloskan diri dari jeratan selimut. Dua gundukan daging yang begitu bulat dan utuh membuatku naluri birahi yang menguasa seluruh tubuhku.

Dan dengan keberanian yang sungguh super, aku naik ke tas ranjang, dan ku loloskan kimono mandi . Batang kemaluanku bersorak riang menghirup udara kebebasan. Dengan posisi duduk selonjor, aku angkat ke dua kaki Putri, aku taruh dipangkuanku...... tak ada protes yang ku dapat dari Putri...

Dengan segara tangan ku meremas ganas pantat Putri dengan leluasa....,

“Emhhhh.....ushhhhh......ushhhh...... Putri mendesah pasrah....

Dengan posisi sedikit nungging, karena terganjal kakiku, mataku kini melalap vulva Putri dengan jelas. Celah daging di sela paha yang berhias rambut hitam nampak sembab. Ada lelehan cairan yang keluar dari sana. Vagina Putri yang masih merawan hanya nampak seperti gundukan daging tembem yang terpisah oleh garis lurus...

Dengan mata nanar dan tangan bergetar.... empat jari tanganku aku kompak mengelus dengan lembut.

“OOOOHHHH..... AAAACHHHHH........!”

Putri melenguh keras dengan kepalanya terangkat..... membuatku lebih bersemangat untuk mengelus, mengelus dan mengelus..... dan pantat Putri kini bergoyang seirama.... berimbas pada jari tengahku yang pelan...pelan mulai terjepit pada celah vagina rapat Putri....

“Uuuchhhhhsss......!”

Aku mendengus keras... karena tiba-tiba tangan Putri meraih batang kemaluanku.... dan menariknya. Genganggan tangan halus seorang gadis remaja membuat seluruh tubuhku bergetar.

“Ahhhhhhhhh................!”

Komunikasi dengan bahasa sentuhan rupanya terpahami saat tubuh dilanda birahi. Genggaman tangan Putri adalah kode agar batangku untuk segera menggesek dan masuk ke liang senggamanya. Maka ke hentikan elusan tangaku pada vaginanya. Kini dengan penuh ke yakinan dan keberanian... batangku aku tuntun untuk bersentuhan langsung dengan vagina Putri....

“Aushhhhhhhhh...... Eshhhhh....... Achhhhhh.....!”

Bersamaan batangku menggesek bibir kemaluan Putri yang sudah basah membanjir..... kami berdua koor.... melantunkan
tembang kenikmatan.....

Pantat Putri bergoyang liar... memberikan rasa nikmat yang membalur sekujur batang kemaluanku... aku rasakan kadang di antara jepit dan kedutan-kedutan bibir luar kemaluan Putri... ujung kemaluan aku sedikit masuk ke liang yang hangat dan bergetar. Namun gerakan liar pantat Putri yang kian tak beraturan membuatnya lepas dan keluar dari liang tersebut....berulang kali.... berkali-kali.... membuat aku kian megap-megap...

Suara desahan dan rintihan Putri ditingkah lenguhanku berselang-seling mengiringi gerakan senggama semu kami.... sampai aku rasakan bibir kemaluan yang lembut kian kuat menjepit batang kemaluanku..... kontraksi pada otot labiya moyara menggetarkan ujung penisku.... membuat aku tidak kuasa lagi membendung semprotan spermaku..... bersamaan dengan lenguhan panjang Putri pertanda telah tiba saatnya dia di akhir pendakiannya menuju puncak birahi... dan aku menyambutnya dengan semburan cairan kenikmatan yang bertubi-tubi.....

“Aaaaaaachhhhhhhh Khaaaaaaaaakh Phutrhi.... ochhhh......!”

“Phutttriii.... Akhu...... Aaaaachh.....!”

“Chroooot...........chroooot....... chrot......!

Bersama tubuh kami menegang.... bersama pula kini tubuh kami lunglai tersengal.....

Akhirnya tuntas hutang birahiku...... dengan telanjang kedekap tubuh putri.... aku kecup keningnya....... aaaahhhh terbesit rasa bersalahku kepada kekasihku..... Dk Ayu....

sambung ber
 
Maaf agan-agan semua............ kesibukan yang tidak karuan sekedar untuk memburu biaya kopi dan rokok agar ide mengalir lancar..... membuat delay berkepanjangan.....
Selamat menikmati episode anyar ini.... semoga berkenan...


:ampun::ampun::ampun::ampun:
 
Akhirnya ada update, gak sia-sia nungguin sampai tengah malam
Makasih suhu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd