Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
Kebayang Selama 3 hari Aki Encok tidak boleh dimandikan sementara Vita harus tetap cantik.... Terus Vita dipaksa merekam sendiri persetubuhan mereka, bwahaha
 
No Exit

POV Vita


Setelah pintu dikunci, kini aku terjebak dengan Aki Encok selama 3 hari tanpa satu pun busana. Aku belum benar-benar memulihkan tenagaku dan kini aku harus melayani orang dengan gangguan jiwa yang bernafsu sangat besar. Hingga saat ini, aku sudah 2 kali kewanitaan ku dinikmati Aki Encok. Aku hanya bisa melamun membayangkan apa yang akan terjadi. Sementara Aki Encok, kini sudah asik menyusu di payudaraku. Di tengah asiknya Aki Encok menyusu, telfonku berdering. Mas Sandi menelfon hpku karena khawatir pesannya tidak satu pun kubalas.

"Kamu kemana aja sih? Kok aku telfon ga jawab-jawab, pesan aku juga ga dilihat satu pun." Ujar Sandi

"Maaf mas, kemarin hpku error, lemot banget mas" Balasku.

"Yauda, kamu gapapa kan sayang?"

"Iya, aku baik-baik saja mas, mas Sandi? " Jawabku. Andai ia tahu, istrinya telah bercinta dengan ODGJ, satpam komplek, ojek online, sekelompok anak jalanan, bahkan orang tidak dikenal. Aku yakin, mas Sandi pasti tidak baik-baik saja.

"Iya mas baik kok" Jawab mas Sandi. Mas Sandi kemudian menceritakan banyak hal kepadaku. Di tengah aku mendengarkan ceritanya, Aki Encok, membuka selangkanganku. Aki Encok kemudian memasukkan paksa penisnya ke dalam vaginaku yang masih kering. Aku pun meringis kesakitan. "Aw sakit" Ujarku.

"Kamu kenapa dek?" Ujar Mas Sandi.

"Engga mas, ini kaki... Ah... Aku.... Ssshhh kepentok meja massshhhh... " Ujarku yang sedang digenjot aki Encok sambil telfonan.

"Makanya hati hati sayang, kakinya gapapa kan yang?" Ujarnya.

"Iyaa... Ssshh... Massshhh..."

"Oh iya yang, jadi gini, kayanya aku masih lama pulangnya, aku diextend untuk dinas selama 3 bulan, jadi aku pulang 2 bulan lagi ya." Ujar mas Sandi.

"Yaahhh... Kok.... Ssshhhh... Jadi.... Lama.... Ssshhaahh... Gituhhh... Masshhh.... "

"Kamu kok mendesah gitu suaranya? Lagi ngewe sama siapa kamu?" Ujar mas Sandi.

"Bukann masshhh... Ini aku... Masihhhh... Kesakitan kepentok.... Tadi... Ahhh..."

Mas Sandi terus bercerita soal harinya sementara aku tidak bisa berkonsentrasi karena sedang menikmati sodokan Aki Encok di vaginaku. Telfonan dengan suami sambil bercinta dengan orang lain memberika sensasi yang baru bagiku. Sangat sulit rasanya menahan desahan dan nikmat bercinta agar suamiku tidak mengetahui bahwa istrinya sedang bercinta dengan orang lain. Hal ini terus berlanjut hingga vaginaku sekarang sudah sangat becek sekali.

Kemudian, Aki Encok membalik tubuhku dan menunggingkan diriku di sofa. Ia mengarahkan penisnya ke lubang pantatku. Ia juga memainkan payudaraku dengan meremasnya dari belakang. Nikmat yang Aki Encok berikan sungguh luar biasa. Aku sudah tidak tahan ingin sekali orgasme tapi aku harus menahannya agar suamiku tidak tahu apa yang aku lakukan. Aku takut ia akan menceraikan diriku jika mengetahui semua ini. Aku juga terus mendesah setiap membalas perkataan mas Sandi.

"Yang, kamu gapapa? Mendesah terus gitu dari tadi, sakit banget apa gimana?" Ujar mas Sandi.

"Eengghhh... Gaaa... Mashhh.... Ini aku mules banget masshhh... "

"Oh yauda, buang air aja gih sana, mas juga mau balik kerja lagi, bye sayang, I love you"

"Love... You... Too... Masshhh... " Ujarku.

"Aaahhhh...." Cairan menyembur banyak dari vaginaku tanpa sempat aku mematikan telfon karena sudah sangat tidak bisa menahan orgasmeku. Kulihat telfon sudah mati, semoga saja mas Sandi tidak mendengarnya. Cairan yang kukeluarkan bagaikan air mancur dan membasahi sofa dan lantai rumahku. Aki Encok, masih terus menggenjot tubuhku dengan penuh semangat. Setelah itu, Aki Encok mencabut penisnya dari anusku. Ia kemudian duduk di sofa. Kemudian ia mengarahkan diriku ke pangkuannya. Setelah itu, ia pun mengarahkan penisnya ke vaginaku.

Kini aku sedang WOT dengan ODGJ di ruang tamu rumahku. Ia juga berusaha mencium bibirku. Aku yang masih dikuasai nafsu yang membara membalas ciumannya. Kami berciuman dengan hangat sambil aku menggoyang kan pinggulku. Ia juga tidak lupa memainkan payudaraku dengan kedua tangannya. Sungguh aku mulai berpikir bahwa Aki Encok bukanlah orang dengan gangguan jiwa. Permainan seksnya sangatlah bergairah dan hebat. Kini aku sudah kembali akan orgasme sementara Aki Encok masih kuat mempertahankan orgasmenya. Ketika aku sedang menikmati orgasmeku, Aki Encok terus menggoyangkan pinggulku. Sungguh kuat sekali Aki Encok.

Setelah itu, Aki Encok kembali membaringkan tubuhku di lantai. Kini ia menggenjotku dengan posisi telentang. Kakiku diangkat olehnya ke atas pundaknya. Aku sendiri sudah tidak berdaya dan hanya bisa pasrah dan menikmati permainan Aki Encok. Rumahku terus di penuhi suara desahanku akibat sodokan dan permainan aki Encok di tubuhku. Tidak berapa lama kemudian, Aki Encok meningkatkan pompaan penisnya di vaginaku. Aki Encok akhirnya orgasme. Crot crot crot... Sperma hangat kurasakan memenuhi vaginaku. Selain suamiku, hanya Aki Encok yang kuingat sudah mengisi vaginaku dengan spermanya. Aki Encok kemudian merebahkan tubuhnya di sofa sementara aku ia biarkan telentang di lantai. Meskipun sedang beristirahat, ia tidak berhenti memainkan tubuhku. Ia mengarahkan jempol kakinya ke vaginaku dan mengobok vaginaku dengan jari kakinya. Dirangsang terus menerus membuat pertahananku jebol juga. Crrtt crrtt crrtt aku pun squirting. Setelah itu, aku pun mengatur nafasku.

Kukira saat itu permainan ini sudah berakhir, namun ternyata tidak, penis Aki Encok sudah mengeras kembali. Ia kembali bergerak ke arahku. Ia mengarahkan penisnya ke mulutku. Aku pun mengerti dan men service penisnya dengan mulutku. Kujilati dan kuhisap penisnya dengan penuh cinta. Ya, tanpa kusadari, perlahan perasaanku mulai tumbuh kepada Aki Encok. Permainannya yang dahsyat membuatku mulai menyukai dirinya. Aku akan menganggap dirinya suamiku untuk beberapa hari ke depan. Aku sendiri sebenarnya sudah tidak memiliki perasaan ke mas Sandi. Aku bertahan hanya karena tidak siap menjanda. Aku juga sudah tidak menikmati berhubungab seks dengan suamiku itu sejak kejadian di toko plastik.

Puas dengan mulutku, Aki Encok kembali mengarahkan penisnya ke vaginaku. Kini ia kembali menyodok vaginaku dengan penisnya. Aku pun tanpa sadar berkata "Puasin suamiku, nikmati tubuh istrimu ini, aku sangat mencintaimu suamiku, Aki Encok"
Kami terus bercinta seharian. Bahkan ketika aku sedang memasak, ketika kami sedang mandi, dan ketika kami mandi, aku tidak dibiarkannya beristirahat. Ia terus menikmati tubuhku tanpa henti. Hingga malam menjelang, aku sudah tidak mampu menggerakkan tubuhku sementara Aki Encok masih terus saja menggenjot tubuhku meskipun sudah beberapa kali menembakkan spermanya di dalam vaginaku. Aku sudah tidak tahu ini ronde ke berapa. Aki Encok sangatlah perkasa. Aku bahkan kehilangan kesadaran akibat tidak hentinya digenjot "suami" baruku.

Keesokan harinya, aku terbangun dengan kepala yang sangat berat sekali. Ini adalah efek yang kuderita karena pingsan. Aku terbangun dengan Aki Encok yang tertidur di sampingku. Aku berusaha untuk melepaskan diri dan meminum obat sakit kepala. Aku kemudian membuat sarapan untukku dan Aki Encok. Setelah itu, aku merapihkan rumahku dan membersihkan diri. Setelah mandi, Aki Encok rupanya sudah bangun dan mencariku. Ia kembali berusaha menerkamku. Namun aku menahannya. Aku menyuruhnya untuk mandi dahulu. Kemudian kubersihkan jenggot dan kumisnya dan ternyata ia tidak setua itu. Ia terlihat lebih muda 10 tahun setelah kubersihkan. Setelah itu kami sarapan bersama. Meskipun begitu, dengan nafsunya yang sangat besar, terpaksa aku sarapan di atas pangkuannya dengan penis menancap di vaginaku. Hari masih pagi tapi ia sudah berusaha menggarap tubuhku lagi. Tidak ada habisnya stamina Aki Encok. Aku benar-benar menjadi boneka seksnya. Kembali hari itu kulewati dengan mengangkang dan vagina yang terus terisi penis aki Encok dengan entah sudah berapa banyak sel sperma yang ia tembakkan. Hingga malam hari, aku tidak bisa menghitung sudah berapa kali kami orgasme, namun kami tetap bercinta dengan panas layaknya pasangan suami istri baru.

Keesokan harinya, jika pak Farhan menepati janjinya, ini adalah hari terakhirku bersama aki Encok. Aku sejujurnya sudah tidak sanggup melayani nafsunya yang sangat besar. Namun, aku terus bertahan. Aku bahkan sudah semakin mencintai aki Encok. Aku tidak ingin lepas darinya. Aku sangat suka bercinta dengannya namun dengan intensitas yang lebih rendah. Hari ini aku kembali berusaha memuaskan birahi aki Encok. Kami bahkan bercinta di seluruh bagian rumah. Kami bercinta dari matahari terbit hingga terbenam. Aku sudah tidak khawatir dengan perlakuan aki Encok yang terus menembakkan spermanya di vaginaku. Masa suburku sebenarnya sudah lewat 1 minggu lebih jadi aku merasa aman. Malam ini, aku berhasil menaklukkan aki Encok. Malam ini, ia tertidur terlebih dahulu dibandingkan diriku. Aku yang juga sudah kelelahan, akhirnya tertidur sambil memeluk Aki Encok.

Tepat pukul 12 malam, tanpa sepengetahuan dariku, pak Farhan datang. Kemudian ia membangun kan diriku. Ia menarik diriku ke ruang tamu dan mengunci pintu kamar dari luar.

"Wah wah wah ada yang ketagihan ngewe sama orang gila nih." Ujar pak Farhan.
"Engga pak" Jawabku.
"Udah ga usah bohong. Sekarang kamu layani saya sampai pagi."
"Ampun pak, saya sudah tidak sanggup, saya lemas sekali."

Pak Farhan pun kesal. Ia kemudian menarikku keluar. "Anjing lu ya lonte. Gue mau bikin lu viral tapi sayang. Mending lu digilir rame rame dulu kali ya." Ujar pak Farhan. Setelah itu, ia membawaku di motornya dalam keadaan telanjang bulat. Kemudian, ia membawaku ke area rumah kosong, tempat aku pernah diperkosa pak Dodi dan 2 orang yang tak kukenal. Ketika aku dan pak Farhan masuk ke sana, rupanya sudah ada 2 orang lagi di sana. Dari suaranya, aku mengenal bahwa kedua orang itu adalah orang yang memperkosaku tempo hari. Rupanya kedua orang itu adalah satpam lain di komplekku, yaitu pak Gagah dan pak Hadi.

"Nih gue bawa Vita, lonte gue, kita gilir aja sampe pagi. Kemarin 3 hari dia ngewe sama si Aki Encok, orang gila yang suka ada di taman hahaha". Ujar pak Farhan.
"Oh, lah ini sih mirip yang waktu itu kita perkosa pas neduh ya gah. Jangan-jangan dia orangnya hahahaha" Ujar pak Hadi
"Iya ini pasti lonte waktu itu, nih bodynya mirip banget sama yg di video" Ujar pak Gagah.

Kini aku terdiam telanjang bulat di hadapan 3 satpam komplekku. Pak Farhan kemudian menyuruhku untuk membuka pakaian mereka semua. Ketika ketiganya hanya menyisakan celana dalam saja, aku ditampar.

"Eh lonte, siapa bilang lu boleh buka sempak kita gitu aja. Lu harus izin sama kita sambil buka sempak kita pake mulut lu" Ujar pak Hadi.

Aku pun menuruti perintah pak Hadi. "Tuan, izinkan saya membuka celana dalam tuan sekalian dengan mulut saya" Balasku.

Mendengar hal tersebut, mereka tertawa. Kemudian, terpampang lah 3 penis raksasa di hadapanku. Ketiganya sangatlah jumbo bahkan melebihi Aki Encok. Kemudian mereka bertiga mengarahkan penisnya ke mulutku. Kukulum satu per satu penis tersebut. Mereka juga tidak tinggal diam, ketika aku mengulum 1 penis, yg lain menggesekkan jarinya di vaginaku dan menyusu di payudaraku. Aku awalnya ketakutan, namun rangsangan yang mereka berikan membuat gairahku bangkit. Aku semakin semangat mengulum penis mereka. Mereka pun kulihat tersenyum melihat kelakuanku. Mereka juga semakin menjadi dalam merangsangku. Kini bahkan sudah ada jari yang masuk dan mengobok vaginaku. Jari tersebut terus keluar masuk di dalam vaginaku. Nikmat sekali rasanya jari yang kasar menggesek vaginaku. Puas dengan kulumanku, pak Hadi memberdirikanku dan mencium bibirku. Pak Gagah sibuk menyusu dan pak Farhan memainkan jarinya. Ketiganya silih berganti melakukan hal tersebut hingga akhirnya aku akan orgasme. Namun, mengetahui aku akan orgasme, ketiganya menghentikan rangsangan tersebut. Aku pun mengerti.

"Tuan, izinkan saya orgasme, saya mohon tuan" Ujarku.
"Hahahaha lonte pinter, oke kita lanjutin" Ujar pak Gagah.
Aku pun akhirnya orgasme. Setelah membiarkan diriku menikmati orgasmeku, pak Hadi memposisikan penisnya ke arah vaginaku. Setelah penisnya masuk, ia tidak langsung menggerakkannya. Aku yang sudah bernafsu kemudian berusaha memijit-mijit penisnya dengan vaginaku. Pak Hadi pun merasa keenakan.

"Wah mantep bener ini memek, ngegigit gitu, mantap emang ini lonte. Plak" Ujar pak Hadi sembari menampar pantatku. Pak Hadi kemudian mulai menggoyangkan pinggulnya kepadaku yang sedang menungging. Sodokannya sangatlah nikmat dan vaginaku terasa penuh sekali. Pak Gagah yang sudah bernafsu kemudian mengarahkan penisnya ke mulutku. Sedangkan pak Farhan, ia sibuk mendokumentasikan aksi kami. Aku benar-benar merasa seperti bintang porno.
Beberapa saat kemudian, pak Hadi pun tiduran telentang. Ia memintaku untuk naik dan mengganti posisi WOT. Setelah kembali memasukkan penis pak Hadi ke vaginaku, aku pun bergoyang naik turun. Tidak lama berselang, pak Gagah memintaku menunduk. Ia memasukkan penis ke lubang anusku. Kini aku sedang menerima double penetration. Ketika penis pak Hadi keluar di vaginaku, penis pak Gagah menusuk dalam di lubang anusku, begitu pun sebaliknya. Sementara pak Farhan kini mulai memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Kini ketiga lubangku telah penuh terisi. Nikmat sekali rasanya. Aku benar-benar sangat bernafsu dengan ketiga penis pujaanku ini. Mereka terus menggilirku. Aku sudah berkali-kali orgasme namun tidak satu pun dari mereka sudah mengeluarkan spermanya. Aku benar-benar digempur habis-habisan oleh ketiganya. Ketika mereka mencapai klimaksnya, mereka mengocok penis mereka dan membuang penis mereka di wajahku. Setelah itu, mereka memfotoku yang berlumuran sperma di wajah.
Setelah beristirahat, mereka pun mengenakan pakaian mereka. Aku sendiri yang kelelahan setelah berkali-kali orgasme mereka biarkan tergeletak di lantai rumah kosong. Setelah mereka berpakaian, mereka pergi meninggalkan diriku seorang diri. Aku panik. Hari sudah mulai pagi. Jarak ke rumahku cukup jauh dan jalanan pun akan segera ramai. Aku tidak tahu bagaimana aku akan pulang. Akhirnya, aku pun nekat berjalan pulang dengan sperma bercucuran di wajahku.

Namun, di tengah jalan aku teringat, kunci rumahku dibawa oleh pak Farhan. Sedangkan aku saat ini tidak membawa apa pun. Aku bingung, aku harus bagaimana. Aku harus segera pulang, namun pulang pun aku tidak akan bisa masuk ke rumah. Di tengah kebingunganku, aku nekat terus berjalan pulang ke rumah. Aku merasa sepanjang jalan masih sangat sepi sehingga aku mempercepat langkahku. Mendekati taman, aku merasa ada orang yang mengikutiki. Namun, setiap aku menengok ke belakang, tidak kutemukan siapa pun. Aku semakin takut akibat ini. Awalnya aku merasa seksi sekali berjalan telanjang, namun kini aku merasa ketakutan karena ada yang mengikutiku. Hingga akhirnya aku mencapai depan taman, aku khawatir akan dicegat oleh para anak jalanan. Aku berusaha berjalan sembunyi-sembunyi. Tubuhku bergesekan dengan rumput dan ranting tanaman. Beberapa kali pentil ku bergesekan dengan tanaman dan memancing birahiku. Setelah kulihat lagi, ternyata mereka tidak ada di taman. Jadi percuma saja aku merangkak bersembunyi dari mereka.

Aku terus berjalan hingga akhirnya mencapai pos keamanan. Di sana tidak ada orang. Akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke solokan agar mudah bersembunyi. Aku yakin bisa saja aku berpapasan dengan satpam saat aku berjalan ke rumah karena satpam yang berjaga sedang keliling. Aku pun berjalan jongkok di solokan. Untung saja airnya cukup kering, jadi tidak akan mengenai vaginaku. Akhirnya, aku berhasil mencapai rumahku. Setelah perjuangan melawan banyak ketakutanku, aku tiba di depan rumahku. Kini sperma pak Farhan, pak Gagah, dan pak Hadi yang ada di wajahku telah mengalir di tubuhku dan mengering. Aku kemudian berusaha mencari kunci yang sebelumnya juga pernah ku sembunyikan. Di tengah usahaku mencari kunci, aku mendengar suara kendaraan. Sepertinya itu satpam di komplekku. Aku pun terpaksa melompat ke semak-semak. Aku bersembunyi di sana. Aku sendiri merasa gatal. Hal ini karena ranting dan daun sperma menempel di tubuhku. Bahkan tiupan angin membuat daun bergerak di puting dan bibir vaginaku. Satpam tersebut berjalan cukup lambat sehingga aku harus berada di posisi ini cukup lama. Aku sendiri karena sudah nafsu akhirnya berniat menantang diri. Aku mulai memainkan jariku di vaginaku. Oh nikmat sekali rasanya. Sensasi bugil bersembunyi di semak belukar dengan rasa takut akan ketahuan membuat nafsuku sangat tinggi. Tidak butuh lama aku pun orgasme. Aku menutup mulutku erat-erat agar tidak menimbulkan suara. Aku tidak ingin semakin banyak orang yang menikmati tubuhku.

Setelah itu, aku kembali berusaha mencari kunci cadangan rumahku di pot tanaman. Tiba-tiba aku terpikir untuk mencoba membuka pintu rumahku. Ternyata, pintu rumahku bisa terbuka. Setelah kunyalakan lampu ruang tamu, aku terkejut. Pak Farhan, pak Gagah, dan pak Hadi ternyata sudah di dalam rumahku. Mereka merekam ke arahku. Mereka juga mengikat aki Encok dengan kalung di leher bagaikan seekor anjing.

"Wah cepet juga sampenya. Nah pak Hadi dan pak Gagah, mari kita mulai hiburannya" Ujar pak Farhan sambil melepas tali yang menahan aki Encok.

Aku benar-benar dilecehkan oleh mereka. Aku dijadikan bahan tontonan mereka. Aki Encok sendiri langsung menangkapku dan menghisap payudaraku. Mereka tidak berhenti merekam aksiku dan aki Encok.

"Wah kalo gini mah jijik gue make dia setelah ini" Ujar pak Hadi.
"Sama gue juga, pasti itu memek udah banyak bakteri, ah sial" Ujar pak Gagah.
"Yauda, mulai sekarang gini aja, kita jadiin bahan aja ini aki Encok sama Vita buat cari duit" Ujar pak Farhan
"Gimana caranya han?" Ujar pak Hadi.
"Kita pasangin topeng aja si Vita, terus kita tayangin live mereka ngewe, lumayan dapet gift kan, paling ga 2 bulan sampe suaminya pulang kita ada penghasilan tambahan" Ujar pak Farhan.

Aku tidak mendengar perbincangan mereka. Aki Encok kini sudah memasukkan penisnya ke vaginaku yang masih basah akibat orgasme tadi. Kami terus direkam sambil bercinta hingga pagi. Kuhitung sudah 2 kali aki Encok menembakkan spermanya di vaginaku. Setelah pagi menjelang, kami akhirnya ditinggalkan lagi terkunci di rumahku.

2 bulan berlalu, setiap hari aku menjadi bahan tontonan banyak orang. Aksi live sexku dengan aki Encok selalu mereka tayangkan dan aku tidak mendapatkan apa pun. Akhir-akhir ini, aku sering mual di pagi hari. Aku takut kalau kini aku hamil. Sudah 2 bulan juga aku tidak halangan. Hari ini aku sudah mereka bebaskan. Aki Encok juga sudah tidak di rumah ini. Mereka membawa Aki Encok pergi entah kemana. Kini aku sendirian di rumah ini. Aku pun iseng ke minimarket membeli testpack. Setelah itu, aku pulang ke rumah.

Ketika di rumah, aku ragu untuk memakai testpack tersebut. Siklus halanganku memang berantakan. Aku pernah telat hingga 2 bulan lebih. Jadi aku masih berusaha positif bahwa aku tidak hamil. Seharian aku hanya berdiam diri merenungi semua yang terjadi. Aku menyesal mengikuti keinginan suamiku. Aku teringat hari bahagia kami. Tidak terpikirkan olehku bahwa rumah tangga kami mungkin akan hancur akibat fantasy suamiku. Jika saja ia tidak meninggalkan aku di pasar, jika saya dia tidak membuatku menjadi seorang eksibisionis, pasti saat ini aku masih menjadi istri yang baik. Kulewati malam dengan penyesalan dan tangisan.

Keesokan paginya, aku kembali mual. Akhirnya kuberanikan diri mengencek urinku. Benar saja, strip 2. Aku hamil. Aku hamil anak dari aki Encok. Aku tahu karena hanya dia yang membuang spermanya di vaginaku. Aku menangis sejadi-jadinya. Tiba-tiba kudengar pintu rumahku terbuka. Mas Sandi sudah pulang.

POV Sandi

Akhirnya aku tiba di rumah. Aku rindu sekali dengan Vita, istriku. Aku masuk ke rumah dan tidak kulihat istriku. Aku mendengar suara di kamar mandi. Suara tangisan. Kucoba membuka kamar mandi, ternyata ia di sana. Aku melihat Vita menangis di kamar mandi. Aku juga melihat testpack dan hasilnya ia hamil. Aku yang awalnya sedih melihat ia menangis, kini bingung dan marah. Siapa yang menghamili istriku. Aku pun menanyakan kepada Vita. Aku memintanya menceritakan semuanya. Vita pun menceritakan semua kejadian 3 bulan ke belakang. Mulai dari pak Dodi, Aki Encok, pak Farhan, pak Gagah, dan pak Hadi. Aku sangat emosi mendengar semuanya. Ingin ku panggil ketiga satpam itu. Namun Vita melarangnya. Ia mengakui semua ini adalah kesalahannya. Ia juga menyalahkan aku karena fantasyku.

Aku memutuskan untuk menceraikan Vita hari itu juga. Tanpa Vita ketahui, semua yang ia ceritakan kurekam. Aku sengaja untuk menjadikannya bahan pertimbangan ku. Namun kini akan kugunakan untuk menjadi bahan bukti pada perceraian kami. Sebenarnya, aku sendiri sudah punya wanita simpanan yang ingin kunikahi. Aku menikahi Vita karena nafsu semata. Namun, aku tidak mencintai dia sepenuhnya. Setelah perceraian selesai, kuusir dia dari rumahku. Selama proses perceraian, ia menjadi pendiam. Sepertinya mentalnya sudah terganggu. Di malam hari, ku antar Vita ke hutan belantara. Kuturunkan dia di sana. Ku telanjangi dirinya dan kemudian kubawa semua barangnya. Biarkan saja dia di sana, menjadi santapan penyamun, aku sudah tidak peduli dengannya.

POV Vita

Aku tidak tahu aku dimana. Kini aku seorang diri telanjang bulat dengan perut membesar akibat hamil 3 bulan. Aku berjalan menyusuri hutan. Aku tidak menemukan siapa pun ataupun tempat untuk beristirahat. Kemudian aku terus berjalan hingga mendekat ke arah sungai. Di sana, aku melihat ada gubuk kecil. Aku pun ke sana. Aku diam diri di sana. Aku masih syok dengan semua ini.

Tiba-tiba, muncul seorang pria di sana. Dia adalah Aki Encok. Melihat dirinya, traumaku bangkit. Aku gemetar karena takut. Ia adalah penyebab rumah tanggaku hancur. Ternyata para satpam membuang dirinya ke hutan ini. Ia kemudian menghampiri diriku. Ia memberikan aku makanan yang ia temukan. Ia juga memeluk diriku yang menangis. Setelah itu, aku yang kelelahan terlelap di pelukannya.

Keesokan paginya, aku terbangun dengan Aki Encok yang masih memeluk diriku. Ia sudah bangun, namun tidak melepaskan pelukannya padaku. Rasa traumaku, kini memulih. Rasa cintaku padanya, kembali bangkit. Aku pun mencium bibirnya. Ia pun membalas ciumanku. Kini kami bagaikan suami istri yang sesungguhnya dengan janin darinya yang kini ada di kandungan ku. Aku akan terus hidup dengannya. Kami akan terus hidup sebagai keluarga yang telanjang di tengah hutan ini. Kami akan terus bercinta, tidak peduli apa pun yang terjadi karena aku sangat mencintai aki Encok. Aku akan terus hidup bersama aki Encok.

The End
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd