Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Aku, Kamu Dan Dia

Status
Please reply by conversation.
Lanjut lagi bro
Siap.
Mantull... G dpt anal Devi dpt ma pratiwi 🍑🍑🍑
Semoga berkenan.
suwun updetnya
suwun apdetnya @alif99
Matur nuwun updatenya...
Mangstab apdetnya lanjoooot
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣•
Trima kasih ya.
Pasang patok dulu
Silahkan.
terimakasih update nya suhu
Siap.
Casp, udah sembuh?
Vitamin D jgn dilepas..
Masih pemulihan kak.
Ceritannya mantap sekali hu, lanjutkan karyanya huu🔥
Trima kasih ya hu.
Mantap suhu...lanjooot.
Suwun Alif99
Sat set sat set page 20
Ditunggu updatenya.
Bener devi si jordy selingkuh wkwk lancrotkan suhu
Siap.
Gas yeruZ Gak SiII bAru SamPe pg 4
Aduh Casper ga ngerti tulisannya.
jos, cerita baru kudu dipantau🔥
Siap.
 
Sebelumnya
Page 19


Hari itu, Devi amat senang, tidak melihat Jordy di kampus. Karena ada sedikit kegiatan, Devi pun mengerjakan tugas di rumah Hesti.

“Loe ngga apa-apa pulang sore? Tugasnya masih banyak nih.” Tanya Hesti.

“Aman. Gue kan udah dewasa juga, bolehlah sesekali pulang sore. Toh gue juga ada dirumah loe.” Balas Devi.

“Hai... hai.. buat para bidadari yang sedang mengerjakan tugas. Ada special buat kalian. Pisang goreng keju kesukaan Hesti. Di makan ya, Devi.” Kejutan dari Ibu Rasya, ibunda dari Hesti.

“Wah. Terima kasih loh Tante. Ngerepotin bikin pisang goreng keju segala.” Ucap Devi yang girang dengan cemilan yang di bawa Ibu Rasya.

“Sama-sama. Selamat belajar ya. Tante tinggal dulu.” Pamit Ibu Rasya yang meninggalkan Devi dan Hesti.

“Baik bener nyokap loe, Hes. Tiap hari gue kesini, kenyang sudah.” Sambung Devi.

Sembari Devi mengambil cemilan, Devi melihat sesuatu benda yang sangat asing untuk dirinya. Devi pun segera mengambil apa yang diliatnya.

“Hes, ini alat apaan?” Tunjuk Devi dengan alat yang sudah ada di tangannya.

Hesti terkejut dengan apa yang di pegang Devi.

“Itu.. itu... sucker.” Jawab Hesti sedikit terbata-bata.

“Sucker? Buat?” Penasaran Devi.

“Itu.. itu buat.. mmm.. buat disitu..” Bingung Hesti menjelaskan pada Devi.

Sambil memeriksa alat tersebut dan dinyalakan oleh Devi.

“Kok kayak menghisap ya?” Devi masih mengamati alat tersebut.

“Devi, jangan bilang nyokap ya. Kalo gue sebenernya sudah ngga perawan. Alat itu namanya penghisap klitoris. Gue sering pakai karena gue suka kangen Galih.” Curhat Hesti.

“Galih siapa?” Tanya Devi.

Devi antusias mendengarkan cerita Hesti yang sudah tidak perawan itu.



Setahun sudah, Galih dan Hesti berpacaran sejak mereka duduk di bangku kelas 3 SMA. Mereka begitu saling menyayangi, Galih yang sempat menjadi wakil dari anggota OSIS yang mulai menyukai Hesti saat Hesti menjadi anggota Paskibra.

“Bentar lagi kita lulus sekolah. Aku belum tahu mau lanjut kemana. Kalau kamu?” tanya Hesti.

“Aku juga belum tahu. Tapi ayahku minta aku kuliah di Surabaya. Aku maunya kuliah di sini.” Balas Galih.

“Kalau kamu beneran ke Surabaya, kita jadi LDR dong. Aku sanggup ga ya?” sambung Hesti.

“Dari awal aku pernah bilang sama kamu. Aku cuma pengen pacaran sekali seumur hidup aku. Aku ngga mau kayak cowok-cowok lain yang bisa melabuhkan hatinya dari satu cewek ke cewek lain. Aku cuma mau setia sama satu wanita. Kalau kamu ngga keberatan tunggu aku ya.” Jujur Galih.

“Asal kita tetap komunikasi ya Say.” Pinta Hesti.

“Kamu lagi ngga masa suburkan? Aku dan dia ingin komunikasi sama kamu. Kita cari penginapan ya. Besok siang kita pulang.” Galih pun segera menyalakan motornya dan meninggalkan tempat tongkrongannya bersama Hesti.

“Sayang. Aku kangen jilatin meki kamu. Boleh ya, aku jilatin yang lama.” Pinta Galih yang langsung mencium Hesti di penginapan.

“Say. Asalkan kamu setia sama aku, aku rela, tubuhku untuk kamu seorang.” Jawab Hesti di telinga Galih.

“You were mine, Babe.” Sambung Galih yang langsung melepaskan celana Hesti berikut dengan celana dalamnya.

Galih begitu semangat setelah melihat vagina Hesti yang di tumbuhi bulu-bulu halus. Sedikit ia sibakan hingga Galih bisa melihat klitoris Hesti yang imut-imut. Lidah Galih pun mulai menyapu klitoris Hesti yang masih kering. Pelan-pelan Galih menjilati setiap detail vagina Hesti.

“Say, bagaimana kalau aku kangen sama jilatan kamu, nanti? Aku suka jilatan kamu.” tanya Hesti.

“Nanti aku beliin Sucker ya. Kamu bisa pakai. Anggap itu lidah aku yang menari di meki kamu.” Jawab Galih yang kembali meneruskan kegiatannya di vagina Hesti.

“Ahhh.... Say.. jangan pergi ya.... aku bakalan kangen. Oohhh...” Hesti mulai mendesah kecil.

“Slluurrpphh... mmhhh.. enaknya meki kamu Beb.” Galih benar-benar memanjakan vagina Hesti hingga Hesti meliuk-liukan tubuhnya.

Galih memang sangat mencintai Hesti. Saat Hesti mengantarkan Galih ke Bandara menuju Surabaya, Galih memberikan kado kecil untuk Hesti. Kado itu adalah alat penghisap klitoris.




“Jadi sebenernya loe sudah pacar. Pantesan loe ngga lirik anak-anak cowok di kampus.” Ucap Devi.

“Gue berusaha untuk tetap setia sama Galih. Walau 2 tahun dia belum balik.” Ujar Hesti.

“Jadi loe tiap hari main ginian?” Tanya Devi.

“Ya enggak lah Dev, kalo gue kangen aja. Keseringan main itu, kebas itil loe. oppss!” Sambung Hesti.

Devi hanya tertawa dengan keceplosan Hesti setelah Hesti bercerita mengenai Galih yang kuliah di Surabaya.


Setiba dirumah. Devi kepikiran dengan mainan yang Hesti miliki. Ia segera mencari di toko online.

“Devi, sudah makan belum?” Tanya Ibu Nadine dari luar kamar.

“Kalau sore belum ma. Nanti saja tunggu papa sama Kak Rey.” Teriak Devi dari kamar.

Devi masih sibuk dengan pencariannya di smartphone.

“Ih.. lucu.. bebek.. bebeknya bisa nyedot itil. Pesen ahh..” ucap Devi melihat sucker dengan bentuk bebek.

Suara pintu dari kamar seberang Devi pun terdengar, pertanda Rey sudah kembali dari kantor. Devi langsung beranjak dari kasurnya dan meninggalkan kamarnya.

“Kak. Loe sudah pulang?” Tanya Devi dari luar kamar Rey.

“Sudah Vi.” Balas Rey.

Devi pun memasuki kamar Rey dan dilihatnya Rey sedang berusaha melepaskan dasinya.

“Bagaimana hari pertama Kak?” tanya Devi yang langsung duduk diatas kasur Rey.

“Buruk.” Balas Rey sangat cepat.

“Kenapa loe Kak? Maaf kalo gue tanya. Gue keluar saja deh.” Devi pun segera beranjak dari kasur Rey.

Namun tangan Rey segera menarik tangan Devi dan memeluk Devi erat, membuat Devi kebingungan.

“Kak, kenapa loe?” Bingung Devi.

“Ijinin gue peluk loe Vi. Sebentar saja. Setiap gue peluk loe gue berasa nyaman Vi.” Balas Rey.

“Kan memang loe demen pelukin gue dari gue masih kecil.” Jawab Devi.

Rey pun melepaskan pelukannya lalu duduk di ujung ranjang dan menarik Devi kembali memeluknya dengan posisi Devi berdiri di depan Rey.

“Kak. Cerita dong. Ada apa?” paksa Devi.

“Nanti gue ceritain ya, gue janji. Gue mau mandi dulu.” Sambung Rey yang langsung beranjak menuju kamar mandi.

Devi pun meninggalkan kamar Rey dengan penuh pertanyaan di benaknya. Devi berjalan menuju ruang makan, disana ada Mama Nadine sedang mempersiapkan makanan.

“Vi. Kamu kenapa? Kayak orang linglung gitu.” Tanya Ibu Nadine.

Devi langsung duduk di kursi makan dengan tatapan orang sedang berpikir keras.

“Ma. Kesini bentar dong.” Teriak Pak Ricky dari dalam kamar.

Ibu Nadine pun meninggalkan Devi yang masih mematung dan berpikir.

“Sepertinya ada sesuatu sama Kak Rey. Tapi apa ya? Asli gue jadi kepikiran banget. ngga biasanya Kak Rey sampe meluk gue kayak gitu. Apa ya? Apa sesuatu terjadi di kantor papa? Masa iya sih. Padahal baru pertama kerja. Ih.. sumpah gue penasaran abis.” Ucap Devi dalam benaknya.

“Vi.. Devi... hei.. Devi...!” Panggil Ibu Nadine menyadarkan lamunan Devi.

“Kamu kenapa Vi? Dari tadi di panggil-panggil.” Tanya Pak Ricky.

Devi pun langsung melihat disekitarnya, sudah ada Papa Mama dan Rey di ruang makan.

“Kapan kalian duduk disini?” Tanya Devi kebingungan.

“Kita sudah 5 menit disini. Kamu kenapa nak? Kamu ngga sakitkan?” Tanya Ibu Nadine sambil menyendoki nasi untuk Pak Ricky.

“Dari tadi di panggil-panggil. Makan dulu.” Sambung Rey sambil mengacak-acak rambut Devi.

Rey pun mengambil nasi dengan ayam goreng, sementara Devi masih memperhatikan sekitarnya.



•~ Bersambung ~•

Page 21
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd