Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Amnesia

Enigmatic

Semprot Kecil
Daftar
26 Jun 2012
Post
62
Like diterima
5
Lokasi
The Amour Ship
Bimabet
Hello warga semproters yang tercinta! Entah nubi ngimpi apa kok balik kesini lagi setelah kabur dari kewajiban menyelesaikan cerbung 'Lucky Bounty' yang nubi post beberapa tahun lalu hehehe

Jadi ane tiba-tiba dapat inspirasi buat menulis cerbung kembali disini, dan untungnya sex scene-nya pas banget kalau dibumbuin di cerita ini ketimbang di cerbung ane yang dulu. Semoga subfor cerbung ini masih serame dulu, jadi biar banyak yang mengkritik dan memberi saran.

Tenang, ini bukan cerita sex horor. Game Amnesia : The Dark Descent emang bagus, tapi kaga ada hubungannya dengan cerbung ini.

Sekian dulu dari nubi yang hina ini, mohon maaf jika ternyata suatu saat nanti ane gagal menyelesaikan cerita ini entah dengan alasan apa (semoga tidak), karena kuliah memang sangat menyita waktu. Enjoy :D

-Enigmatic

Daftar isi :

Part 1 - di halaman ini
Part 2
Part 3
 
Terakhir diubah:
"Selamat pagi, Bapak guru dan teman-teman...", ujar seorang gadis berseragam SMP yang sedang berdiri di depan kelasku. Aku berusaha mengalihkan perhatianku dari sesi perkenalan yang membosankan ini dengan melihat sekelilingku, mengamati teman-teman baruku di kelas 1 SMP ini. Tidak ada yang menarik perhatianku.

Aku mengembalikan pandanganku ke depan kelas, sementara cewek itu melanjutkan perkenalannya.

"Nama saya Kayla, asal saya dari Makassar."

From Makassar to Jawa? Mungkin itulah mengapa dia berbicara dengan logat yang aneh. Kusadari beberapa teman sekelasku tertawa kecil mendengar logat yang asing di telinga mereka. Aku memerhatikan Kayla dari ujung rambut sampai kakinya. Tubuhnya mungil, chubby tapi masih belum taraf obesitas, rambut panjang yang tidak disisir, dan kacamata bundar yang semakin menunjukkan nuansa 'nerd'nya. Dan fakta bahwa dia orang luar... maaf, bocah, aku punya firasat waktumu disini akan penuh masalah.

"Baik anak-anak, ada yang ingin mengajukan pertanyaam?"

Hampir semua murid mengajukan pertanyaan, yang hanya berani mereka tanyakan di pikiran mereka masing-masing. Beberapa anak kudengar sedang membisikkan pertanyaan aneh yang terpikir oleh otak mereka, berharap temannya menganggap itu lucu. Namun setelah beberapa saat, tidak ada yang nekat mengangkat tangan dan merealisasikan imajinasinya.

"Senang bertemu kalian!!" Kayla menyelesaikan perkenalannya dengan riang gembira.


*#*#*#*#*

Hening. Pensil menari-nari diatas kertas yang diberikan kepada setiap siswa di kelasku. Kupandang lembaran soal milikku sendiri. 5 menit telah berlalu, namun tidak ada satupun jawaban yang dapat terpikir olehku. Ampas kuda... Tidak ada lagi yang dapat kulakukan selain mengutuk keputusanku untuk bermain MOBA seharian dengan temanku sehari sebelum ulangan.

Pandanganku menyapu seisi ruangan kelasku, berusaha mencari apapun itu yang dapat membantuku mengerjakan soal, siapa tahu ada jawaban di jidat temanku yang tertidur diatas lembar jawaban. Kayla, bocah mungil kutu buku yang duduk di depanku itu sedang fokus mengerjakan ulangannya. Sebuah ide terlintas di benakku. Kualihkan pandanganku pada guru yang mengawasi jalannya ulangan ini, berusaha mencari celah untuk melakukan aksiku. Bagus, dia sedang asyik dengan HPnya.

Kutendang pelan kursi Kayla di depanku. Tidak ada reaksi. Kupikir tendanganku kurang terasa, maka kulayangkan kembali tendangan ke kursinya, sedikit lebih keras. Masih tidak ada reaksi. Ini sih bangsat namanya.

Dukk!!

Kayla terkejut dan menoleh belakang. "Kenapa?" Dengan polosnya dia bertanya. Kulihat lagi kearah guru pengawas, memastikan suasana masih aman terkendali setelah tendanganku tadi yang cukup keras.

"Jawaban. Cepat!!" Ku berbisik namun dengan nada mengintimidasi. Namun tiba-tiba instingku merasakan sesuatu, sehingga dengan cepat aku berpura2 mengerjakan soal.

"Jawaban ap..."

"Kayla!!" Bentak guruku memotong pertanyaan bocah mungil itu. "Sekali lagi kamu berusaha mencontek, kertas itu saya buang!!"

"Tapi pak..."

Sementara Kayla berusaha membela diri, aku melirik jawaban dia melalui bawah lengan kanannya. A D B C C D...

Beruntung tidak ada soal essay di ulangan kali ini.


*#*#*#*#*

"Aku... suka sama kamu!!"

What the fuck? Aku masih ingin menikmati waktu istirahatku di sekolah dengan menghabiskan spaghettiku, dan tiba-tiba si bocah biadab ini muncul dan berkata seperti itu?

"Terima aja lah, siapa tau langgeng!!"

"Woy kalo kawinan undang aku ya, jangan lupa kursi VIP!!"

Dan suara tertawa pun membahana di lorong depan kelasku. Kupandangi sekali lagi siswi di depanku ini, mungkin saja wajah dia berubah jadi mirip Chelsea Olivia. Nope, tidak ada perubahan. Bayanganku tentang Kayla yang menjadi pacarku berhasil membuatku kehilangan selera makan.

"Hey tengil, asal lu tau, dia udah punya pacar! Lu berani nandingin Ivana?" Ujar temanku yang berasal dari Jakarta. Yep, Ivana adalah pacar yang baru saja kutembak sebulan yang lalu. Udah cantik, tajir, anak pejabat menn. Bandingkan dengan si Kayla yang mirip boboho betina. Plus rambut acak-acakan. Ew.

Kayla yang mendengar perkataan temanku terlihat sedih, sepertinya dia berharap terlalu tinggi. Kata sebuah pepatah, semakin tinggi kau berharap, semakin sakit jatuhnya. Mungkin dia perlu merasakan sakitnya jatuh itu seperti apa agar tahu diri.

"Woy, kamu serius?" Tanyaku pada siswi asal Makassar itu.

"I...iya..." dia menjawab dengan malu-malu.

"Kalau begitu, cium sepatuku dahulu."

Semua siswa yang menonton pun terkejut mendengar permintaan itu, begitu juga dengan Kayla. Matanya menatap wajahku lekat-lekat, berusaha mencari tanda-tanda bahwa aku hanya bercanda, dan melihat kearah sepatuku begitu dia tahu aku serius. Dia seperti memikirkan sesuatu untuk beberapa saat, sebelum mulai mendekatkan kepalanya ke arah sepatuku. Wow, aku tidak menyangka dia akan melakukannya. Terlihat sekilas piring plastik berisi spaghetti yang tinggal seperempatnya yang kupegang selama ini. Blegh, napsu makanku sudah hilang. Dan ide lain untuk mengerjai Kayla pun datang.

"Awas, spaghetti lo jatuh!!"

Plek!!

"Ups, jatuh deh." Spagheti beserta piringnya terjatuh di kepala Kayla secara terbalik, dan bocah malang itu hanya diam saja merasakan spaghetti dan saosnya mengalir di kepalanya. Aku segera berdiri dan berjalan meninggalkan TKP, lututku sempat mengenai pipi bocah itu agar dia memberiku jalan.

"Ga ada cowok waras yang mau jadi pacarmu. Ngerti?"


*#*#*#*#*

Malam perpisahan. Kami semua akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan akan terpencar ke berbagai SMA. Menyadari bahwa masa itu tidak akan sama dengan sekarang, kami pun berangkulan dengan akrab, berusaha menghabiskan momen terakhir kami dengan baik. Tak lupa aku berpamitan dengan teman-teman dekatku, memeluk erat Ivana yang akan menuju ke SMA yang berbeda denganku, dan berterima kasih dengan guru-guruku atas jasanya yang telah mereka berikan.

"Lu tau, gua bakal kangen masa ini." Celoteh Reno, temanku yang lahir di Jakarta itu. "Gua kaga yakin sekolah di Jakarta akan sama dengan di sini."

"Santai bro, seenggaknya di sana tidak sepanas Surabaya tercinta ini." Jawabku.

Kami masih duduk di auditorium sekolah tempat perpisahan diadakan. Walaupun sudah pukul 7 malam, namun hawa disini masih terasa panas. Kupandang keadaan di sekitarku. Masih banyak anak-anak cowok berjas atau cewem yang mengenakan blazer yang belum pulang, bercakap-cakap dengan temannya, seperti yang kulakukan dengan Reno saat ini. Pandanganku berhenti pada anak mungil chubby yang mengenakan blazer kebesaran, bagian belakangnya sampai menutupi separuh pahanya. Aku bersyukur tidak satu sekolah dengan anak aneh itu lagi, karena dia juga pindah ke luar kota. Sama seperti Reno.

"No, jangan-jangan si Kayla bakal satu SMA denganmu ya?"

"Dia pindah ke Bandung, ******."


*#*#*#*#*

Suara AC. Bunyi seseorang yang sedang memasak. Bau nasi goreng yang entah darimana terasa familiar memaksaku kembali ke alam sadar. Pelan-pelan kubuka mataku.

Dimana ini?

Tanpa sadar, kakiku melangkah membawaku menuju ke kamar mandi yang ada di kamar tempatku tidur tadi. Kulihat wajahku di cermin, dan kudapati ada perban yang mengitari bagian atas kepalaku. Sejak kapan ada perban di kepalaku? Lalu kusadari aku sama sekali tidak ingat apapun.

Amnesia? Hmm... sepertinya begitu, namun sesuatu dalam kepalaku mengatakan kalau bukan itu istilahnya. Yang betul yaitu...

Recurring Dissociative Amnesia.

Aku tidak tahu apa maksud dari istilah itu, namun sepertinya hal itu yang dapat menjelaskan keadaanku saat ini. Entah darimana aku mendengarnya...

Setelah mencuci muka, aku berjalan kembali menuju kamarku. Ya, pelan-pelan ingatanku mengatakan padaku kalau akulah pemilik kamar ini. Aku merasa telah beberapa kali berada di ruangan ini, mungkin ratusan kali. Sekilas terlihat jam dinding yang kutahu berada di dinding seberang kasurku. Jam 9 pagi. Secara refleks tanganku menggapai telepon genggam yang berada di sebuah meja kayu yang juga terdapat laptop diatasnya.

Hanya terlihat sebuah notes di halaman utama Samsung Galaxy S6-ku. Aku hendak membukanya saat tiba-tiba kudengar pintu kamarku bergeser dan menampakkan seorang wanita dibaliknya.

"Oh, sudah bangun?"

Wanita ini membawa sepiring nasi goreng ke kamarku, dan meletakannya diatas meja. Kuperhatikan sekilas wanita ini, kuterka umurnya masih 20 tahun, dengan tubuh yang pendek namun... Entah apa kata yang tepat... Proporsional? Kurus dengan payudara yang cukup menonjol dan tubuh langsing, dilapisi dengan kaos ketat berwarna hijau dan kaki jenjang berbalut hot pants putih. Apalagi saat dia sedikit membungkuk membelakangiku untuk meletakkan piring nasi goreng itu diatas meja. Ugh... Otak'ku berusaha membagi tugas antara mengingat siapa dia dan menahan keinginanku untuk memeluk tubuh rampingnya.

"Hey, kok bengong? Tuh aku buatin nasi goreng favoritmu, dihabiskan yaaa!!" Kata wanita itu mendapatiku sedang memerhatikan tubuhnya. Cantik sekali cewek ini... Ups, sepertinya saat ini bukan saat yang tepat untuk memikirkan itu. Bagaimana aku harus menjawabnya?

"Eh... em, iya..."

Shit, terdengar konyol... Namun tanpa kuduga dia menjadi terkejut mendengar jawabanku itu.

"Jangan bilang... kamu hilang ingatan lagi?"

Lagi? Apakah hal ini pernah terjadi sebelumnya? Aku harus berusaha mencari tahu apa yang terjadi padaku yang menyebabkan amnesia ini, dan mungkin dia tahu penyebabnya.

"Iya, sepertinya..." Jawabku.

Mendengar jawabanku, dia pun memegang jidatnya dan menghembuskan nafas.

"Aduhhh, kamu semalam ngapain aja sih... Ingat, tetap tenang dan rilex, jangan sampai stres lagi. Ok?"

Dia berkata layaknya hilang ingatan ini sudah lumrah terjadi. Setidaknya kini aku mengetahui kalau amnesia ini dapat terjadi saat aku stres. Aku pun menganggukkan kepalaku tanda mengerti.

"Jadi, apa yang tidak kau ingat kali ini?" Kata wanita itu sembari meletakkan pantatnya di kasur. Dia memberi gestur padaku untuk duduk di sebelahnya, dan langsung kulakukan. Bau wangi tubuhnya membuatku sedikit lupa keadaan, namun tidak berlangsung lama.

"Semuanya. Siapa namaku, aku dimana sekarang, dan kenapa ada perban di kepalaku?"

Aku menduga dia akan mengeluh lagi, namun dia hanya tersenyum lalu mulai menjawab pertanyaanku.

"Namamu Jason Samudra. Panggilanmu Jay."

Aku mengingat pernah membaca nama itu di akta kelahiranku.

"Ini rumahku yang aku sewa selama tinggal di Bandung."

Bandung. Hal itu cukup menjelaskan dinginnya udara di pagi ini.

"Yang kutahu, suatu hari tiba-tiba kamu datang di rumahku dengan perban yang sudah terpasang di kepalamu itu. Entah apa yang membawamu kesini, namun sejak saat itu kau tinggal di rumahku."

Tiba-tiba ribuan gambar yang bersatu menjadi sebuah rekaman kejadian memaksa masuk di ingatanku.

*#*#*#*#*

Enigmatic presents :

~Amnesia~
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
*1 bulan yang lalu*

Hal pertama yang kurasakan saat terbangun adalah rasa sakit yang menusuk kepalaku, memaksaku untuk membuka mata. Bau alkohol mendominasi indra penciumanku. Sesaat kuperhatikan korden hijau di sekelilingku, sebelum seorang pria berbaju putih dengan stetoskop dan map di genggamannya masuk melalui korden itu.

"Oh, sudah sadar rupanya. Anda ingat apa yang terjadi?" Tanya pria yang kutahu disebut dokter itu.

Sama sekali tak ada yang muncul di otakku, sehingga aku pun menggelengkan kepalaku.

"Hmmm... ini lebih parah dari yang kuduga." Kata sang dokter, sambil mencatat sesuatu pada kertas diatas map miliknya.

"Kalau boleh tahu... memang apa yang terjadi padaku?" Tanyaku memberanikan diri. Firasatku berkata apapun jawabannya pasti berita buruk.

"Kecelakaan. Entah apa yang kau lakukan di dalam mobil sampai kau tidak melihat pembatas jalan dan terombang-ambing menuruni sawah sejauh 200m. Beruntung mobil milik anda masih memiliki sistem pengaman yang bagus, namun sayangnya selain tulang yang retak dan cedera ringan, ada serpihan kaca yang masuk menembus otak anda."

Oke, itu terdengar buruk.

"Kami berhasil mengangkat serpihan dari otak anda saat anda masih belum sadarkan diri, dan luka anda pun juga sudah pulih. Namun untuk masalah amnesia... sayangnya itu diluar kemampuan kami."

Keesokan harinya, dokter itu menyarankanku untuk pergi ke seorang terapis yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah hilang ingatan ini. Dokter Hartanto namanya.

"Kasus anda ini cukup langka. Jika anda terlalu membebani otak anda, maka akan terjadi blackout dan anda pun akan kembali hilang ingatan."

Dokter Hartanto juga menyarankanku untuk membuat sebuah pengingat agar membantuku, seperti namanya, mengingat hal yang aku lupakan. Namun yang menjadi masalah, aku sama sekali tidak ingat apa yang terjadi sebelum aku terbangun di rumah sakit. Bahkan dompetku yang seharusnya berisi KTP-ku pun tidak ditemukan di TKP. Aku pun tidak tahu kemana aku harus pulang sekarang, setelah seminggu aku terpaksa menumpang di tempat praktek sang dokter.

Setelah memberitahu masalahku, dokter itu mengeluarkan sebuah foto, dan diberikannya padaku. Terlihat sebuah notes yang didalamnya tertera sebuah alamat, menempel di dasbor ringsek sebuah mobil.

"Foto itu didapat di dalam mobil yang anda kendarai saat kecelakaan itu terjadi. Mungkin itu tujuanmu saat itu, siapa tahu pemilik alamat rumah itu tahu sesuatu tentang kehidupanmu. Yang penting, cari tahu dulu nama anda siapa. Atau mungkin anda mau membuat nama baru? Pleki, mungkin?"

Setelah menolak pemberian nama yang cukup absurd itu, Dokter Hartanto pun dengan baik hati memanggilkan taksi dan memberiku 100rb sebagai ongkos perjalanan menuju alamat di foto itu. Setelah mengambil kembalian dari supir taksi, aku pun dengan penuh harap mengetuk pintu sebuah rumah kecil.

Tidak lama kemudian, pintu dibuka dan terlihat seorang wanita yang tingginya kira-kira 160cm, tubuhnya langsing dengan payudara yang cukup menonjol dibalik kaos hijaunya. Wajahnya terkesan seperti anak kecil namun masih terlihat cantik, dengan kacamata bundar yang seakan menambah kecantikannya. Rambut hitam lurusnya terlihat mengkilap disinari matahari.

"Sia... Jason?? Ada perlu apa disini?" Kata wanita itu, gaya bicaranya terdengar asing.

Wow, sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak padaku. Wanita itu segera mempersilahkanku masuk ke rumah, menawarkan tempat duduk juga membuatkan minuman, dan aku segera menceritakan kejadian yang menimpaku serta tujuanku datang ke rumah ini. Dia terlihat cukup terkejut mendengarnya dan menawarkanku untuk tinggal di rumahnya.

"Kau yakin? Maksudku, aku kan cowok? Dan kamu juga tinggal sendirian di sini." Tanyaku, namun di sisi lain aku juga berharap dapat tinggal dengan wanita secantik dan se seksi dia. Ahh apa yang kupikirkan, tidak seharusnya aku seperti itu.

"Ahh tidak apa-apa kok, bosan juga kalau aku sendirian terus."

Sepertinya hari ini memang hari keberuntunganku.

"Oh iya, aku belum tahu namamu, padahal sepertinya kamu sangat kenal dengan aku yang dulu. Boleh tahu namamu?"

"Boleh dong." Jawab dia sambil tersenyum dan menawarkan untuk berjabat tangan. Kusambut tawarannya, dan merasakan halus tangannya yang terasa sedikit kecil dalam genggamanku.

"Namaku Kayla. Kayla Anastasia."

*#*#*#*#*
 
Maaf untuk delay part pertamanya, InkPad ane gratisan dan udah ke sync 10 kali, jadi rada bingung mindahin dari HP ke lappie :berbusa:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mejeng dulu ahhh di page oneee
Para suhu udah pada turun gunung nih...

Alamat cerita2 baru bakalan muncull... Updatenya jangan lama2 ya huuuuu
 
Keren ide ceritanya, entah ada konflik apa di dalam cerita ini, yg pasti bakal menarik untuk di ikuti..
Monggo di lanjut suhu..
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd