Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
Sensasional..... sekian lama di nanti akhirnya rilis juga kisahnya, enak banget cowo yg didepannya ya..ada pemandangan indah :konak:
 
P.O.V. Astrid

Dipaksa menulis sama Ko Henry dan temen-temen, semoga tulisan ini cocok di mata suhu sekalian. Aku melihat banyak banget yang komplain tentang tulisan kita, apa yang kita lakuin, yang bilang cuman kayalan dan sebagainya. Ya sudahlah, intinya kalo ngaceng karena membaca cerita kita, ngaceng karena bayangin kita, ya berarti sebenernya anda enjoy, ga perlu lah untuk mencemooh tulisan itu.

Well, story tentang gimana aku jadi seorang eksibisionis mungkin beda dengan temen-temen yang lain, lebih tepatnya aku dipaksa belajar jadi seorang eksibisionis oleh temenku Silvia dan semua itu sudah terungkap di cerita temen-temen sebelumnya, jadi aku tidak perlu kembali bercerita panjang lebar tentang hal ini. Apakah aku enjoy menjadi seorang eksibisionis, ya terkadang enjoy, terkadang masih takut, namun rasa horny tentu saja mengalahkan rasa takut, apalagi salah satu “reward”-nya adalah menikmati titit Ko Henry yang boleh dibilang “wow”, besar, panjang, keras, dan lama banget mainnya. Dalam kehidupanku, aku pernah merasakan 2 titit yaitu mantanku dan Ko Henry yang jauh banget dari mantanku.

Aku, Silvia, dan Sheryn terkadang melakukan aksi sendiri di beberapa lokasi kota tempat tinggal kita, memang kita bertiga tidak tinggal sekota dengan temen-temen lain tapi masih saling berkunjung, nah kali ini sedikit berbeda, Ko Henry membagi kita berdua-dua dengan benar-benar melepas kita mau lakuin apa untuk eksib, dimana dan kapanpun kita mau, partnerku adalah Silvia, temen yang menjadi seniorku dalam dunia eksibisionis.

Di pagi-pagi ini, Silvia mengatakan ke aku “yuk, more eksib di kampus sebagai salah satu challenge Ko Henry”. Aku bingung dengan statement ini, mau menolak tapi gimana gitu, kok rasanya juga pengen. Akhirnya aku mengiyakan dan menanyakan ide Silvia ini mau kek gimana. Ternyata Silvia juga ga ada ide, dia hanya bilang “spontanitas”. Next kita berdua memilih outfit yang cocok untuk aksi “spontanitas” ini. Agak sulit mengingat kita mau ke kampus dimana outfit yang terbuka atau minimalis tentu saja dilarang. Nah kali ini kita action sendiri tanpa Ko Henry, karena memang situasi dan kondisinya tidak bisa dipantau oleh Ko henry. Sheryn turut memberi ide dari pakaian-pakaian yang ada disini, dan akhirnya aku pake terusan hem tanpa lengan warna biru dengan motif garis-garis dipadukan bolero dan legging yang rencana-nya nanti di kelas mau dilepas. Sedangkan Silvia memakai terusan sabrina warna putih bermotifkan bunga-bunga yang lumayan rendah dan cukup mengembang dipadukan bolero warna biru. Aku membuka 2 kancing atas sehingga belahan susuku lumayan terlihat dan dari samping bisa saja susuku terlihat secara utuh. Silvia dengan outfitnya tentu saja orang yang berada di dekatnya, dengan posisi lebih tinggi dari dia dapat melihat susunya secara utuh. Memang sih agak ribet melepas legging di kelas, tetapi nggak ada salahnya dicoba. Ketika memasuki areal kampus dan berjalan ke kelas, kita mengancingkan bolero yang kita pakai agar tidak terlalu mencolok karena pasti bertemu dengan security, petugas administrasi kampus dan sebagainya.

Sesampainya di kelas, Silvia melepas boleronya, lalu memintaku untuk melakukan hal yang sama sekaligus melepas legging. Kita sengaja datang agak pagi supaya bisa memilih tempat duduk yang strategis. Kelas yang kita ikuti pagi ini adalah kelas untuk mata kuliah MKDU yang diselenggarakan lintas jurusan sehingga pesertanya cukup banyak, meskipun cuman 2 SKS saja, kalau nggak lulus mata kuliah ini juga berabe sih. Model kelasnya semi teater dengan bangku dan meja yang panjang, digunakan untuk 3 orang per meja kursi yang ada. Aku dan Silvia duduk di belakang pojok sebelah kanan, cukup jauh dari meja dosen. Kebetulan sekali dosen yang mengajar ini tipikal dosen yang nggak wira-wiri, jadi mengajarnya dari meja saja. Beberapa teman-teman mulai berdatangan, sekedar mampir ke meja kita buat ngobrol lalu pergi, aku melihat pandangan mereka ndak jauh-jauh ke susuku dan terutama susu Silvia yang duduk di sebelah dalam. Kebetulan pula, meja kursi di bagian belakang ini hanya terisi di bagian pojok kiri dan pojok kanan, beberapa baris di bagian tengah itu kosong, entah kenapa settingnya begitu. Di pojok kiri belakang terisi 3 cowok yang ketiganya sudah nggletak tidur, di depan kita masih kosong dan di depannya lagi baru terisi sampai depan.

Tiba-tiba cowok dari jurusan sebelah pamit duduk di sebelah Silvia, dia mepet tembok, alasannya pengen tidur, oleh Silvia ya dipersilahkan. Ketika dosen masuk dan mulai mengajar, cowok di sebelah Silvia merapat ke tembok dan tidur namun tidak lama kemudian dia bangun dan merubah posenya dengan meletakkan tangan dan kepalanya di meja serta menghadap ke kita. Dia terlihat memperhatikan susuku yang nongol dari samping, kemudian memperhatikan Silvia yang duduknya rada membungkuk, kemudian dia kembali duduk sambil melihat ke arah kita lalu berbisik seperti ini :

X : eh, kalian pada nggak make bh ya ?
Silvia : emang kenapa ?

X : keliatan tuh susumu dan susu temenmu itu
Silvia : iya emang kita ndak suka make bh, keliatan banget ya

X : iya keliatan, bagus susunya, hehehe…
Silvia : ah masak, susu kita nggak gede, cowok mah mana suka

X : suka lah meski ga gede, pentilnya juga bagus, liat donk
Silvia : bukannya udah keliatan ?

X : pengen lebih, bole ya ? jangan digampar lho
Silvia : lihat aja ya ?

X : iya, suer
Silvia : awas pegang, tak gampar beneran

Lalu Silvia sedikit bersandar ke bawah, lalu menurunkan kedua tali sabrinanya seperti topless, hal ini dilakukan di tengah-tengah perkuliahan. Sabrina yang dipakai Silvia sudah turun sampai perut sementara aku menutupi Silvia dari samping.

X : bole liat punya temenmu juga ndak ?
Silvia : kutanyakan ya

Lalu Silvia memintaku untuk miring menghadap ke dia, lalu perlahan-lahan melepas semua kancing hem-ku sampai bawah kemudian menyingkapkan bagian hem-ku kesamping sehingga susuku terlihat dengan jelas, lalu cowok tersebut juga bisa melihat kalo aku nggak make CD tetapi dia nggak bisa lihat vaginaku karena terbentur posisi yang tidak memungkinkan.

X : wah ga make CD juga
Silvia : iya

X : kamu juga ?
Silvia : iya

X : mana coba ?

Lalu Silvia menarik keatas bagian bawah outfitnya sampai vaginanya terlihat, kemudian cowok itu megangin tititnya yang ngaceng.

X : ngaceng nih
Silvia : hehehe, trus gimana donk

X : pengen coli
Silvia : ya coli aja, takut ya, sini aku coli in, tapi awas ember ya, aku potong tititmu

X : eh iya… iya

Lalu cowok itu perlahan-lahan mengeluarkan tititnya dari celana jeansnya, terlihat sudah ngaceng sih, kemudian Silvia memegang titit itu lalu mulai mengocoknya, terlihat keenakan dicoliin cewek sambil liat tubuh kita yang almost bugil. Jangan tanya ukuran ya, jauh banget sama punya Ko Henry, nggak sampai 5 menit, udah muncratlah spermanya, kena di celana jeans-nya dan belepotan. Baunya lumayan tercium, entah yang lain juga merasa apa ndak, kita kurang tau sih. Tangan Silvia yang kena sperma cowok itu juga dilapkan di jeansnya bagian paha, lalu aku dan Silvia merapikan kembali outfit kita. Sewaktu kelas berakhir, kita berencana keluar paling akhir karena aku mau memakai leggingku kembali, eh ternyata si cowok juga nggak beranjak keluar, agak takut karena celana di bagian tititnya basah terkena sperma. Setelah seluruh mahasiswa keluar kelas, sewaktu aku mau memakai leggingku dan Silvia sudah memakai bolero, cowok tersebut berkata :

X : nanggung nih, boleh liat vagina kalian ndak, bentaran aja, plis
Silvia : hhmm… wah minta lebih nih

X : pengen banget, plis dah, nggak akan bilang sapa-sapa deh
Silvia : oke, kalo kamu sampek bilang-bilang, aku juga akan sebarin ukuran tititmu

X : yah kok gitu, tapi fair deh, gpp, ayo buruan

Apakah kita cuman ngangkang aja, enggak donk. Silvia kembali melepas boleronya lalu melepas terusan sabrinanya menjadi full bugil, kemudian mengangkat kakinya ke kursi sambil ngangkang, terlihatlah vagina Silvia yang sudah basah, lalu bergantian dengan aku, Silvia memakai terusannya lagi beserta boleronya, lalu aku duduk di meja dengan mengangkang, memperlihatkan vaginaku yang juga basah banget, melepas satu per satu kancing hem-ku ini dan melepasnya. Cowok ini kembali mengeluarkan tititnya kemudian mengocoknya sendiri sambil melihat ke arahku dan tidak lama muncratlah spermanya kembali tetapi cuman sedikit. Aku memakai kembali hemku sementara si cowok memasukkan tititnya ke dalam celana. Bersamaan dengan ini, ada satu mas-mas cleaning service masuk, sampai pintu trus berkata “eh masih ada orangnya” lalu langsung keluar. Wah syukurlah, untunglah nggak masuk pas aku bugil tadi, hehehe… makin basahlah vagina ini.

Kita ketemuan sama Sheryn di kantin lalu pulang bersama-sama ke rumah Silvia yang selama ini menjadi homebase kita, lalu bersama-sama masturb karena horny yang amat sangat tinggi sudahan.

Sekian story dari kita, semoga para suhu bisa menikmatinya. Kalo tititnya ngaceng, segeralah coli atau disarungkan ke vagina pilihan masing-masing. Cheers…
 
ngikut excitednya @silviarosa

malam ini aku dan Mitha bareng Ko Henry akan jalan² di salah satu mall kota ini mulai Pk. 18.30-20.30.

Siapa yang mau mencoba menemukan kita di mall, bisa nongkrong bareng dan request 1 action masing² untuk aku dan Mitha.

Yang minat bisa DM, boleh milih juga outfit yang kita pakai apa, dan pasti kita kasih tau outfit dan warna nya sekalian.

Terms & Condition dibahas di DM ya.

Hehehe...
 
P.O.V. Monica

Siang ini di kala weekend yang super panas dan gobyos, kita semua tentu saja saling berbugil ria dimana tiba-tiba, Diana yang menjadi pasanganku dalam tim nyeletuk ke aku dan Ko Henry mengajak merealisasikan challenge kemarin. Aku sih manut saja, tentu saja dengan rasa tertantang untuk mewujudkan challenge eksib with smaller team.

Sekitar jam 3 sore kita berangkat dengan outfit kaos basket yang lumayan kedodoran sehingga membuat belahan dada menjadi rendah, potongan kaos di bawah ketiak juga lebar dan panjangnya sepantat warna ungu untuk Diana. Sedangkan aku memakai outfit yang nyaris senada, yaitu terusan tank top warna biru muda, backless sampai hampir belahan pantat dan potongan belahan dada lumayan rendah, panjangnya, sama dengan Diana, nyaris sepantat.

Kita berangkat bertiga dengan Ko Henry, aku yang bawa mobil, di depan ada Diana dan ditengah duduklah Ko Henry disitu. Tujuan pertama kita adalah sebuah tenant Car Wash yang dimodel Drive Thru tapi tanpa menggunakan mesin cuci Drive Thru, alias yang mengerjakan adalah manusia sendiri. Ketika duduk di dalam mobil, posisiku dan Diana nyaris sama, paha full exposed bahkan nyaris memek kita terlihat, susu terlihat dari samping, apalagi susu Diana yang lumayan gede, kemudian kaos basket dan tali terusan tank top sering melorot.

Ketika kita memasuki areal cuci, mobil kita disemprot air, kemudian disemprot busa sabun sambil digosok, terakhir disemprot kembali dengan air. Sesudahnya kita maju ke bagian pengelapan mobil. Nah karena kaca film mobil ini cukup gelap, kita seyakinnya mereka ndak dapat melihat kita. Pada proses pengelapan mobil, pintu samping dan belakang akan di buka untuk mengelap tetesan air di bagian dalam dan kaca bagian dalam.

Ketika mas-mas yang mengelap membuka pintu sebelah Diana, dia cukup terkejut melihat pakaian Diana, terus mencuri-curi pandang ke arah paha dan susunya, sampai pada akhirnya menjelang selesai, kaos basketnya melorot serta memperlihatkan 100 % susunya sebelah kiri. Beda denganku, karena memang susuku tak sebesar susu Diana, hehehe… aku memilih nungging ketika pintuku dibuka oleh mas-mas yang berbeda dengan mas-mas yang mengelap bagiannya Diana. Aku bertumpu dengan lututku, menghadap ke belakang seolah-olah mencari sesuatu, dimana pas mas-mas itu membuka pintu, yang dilihat pertama pastilah pantatku, dan ketika aku agak menungging, memek-ku jelas terlihat dengan sempurna. Tidak hanya itu, ketika aku kembali duduk, outfitku tidak dapat menutupi dengan sempurna memekku, sehingga terlihat samar-samar diantara pahaku. Ko Henry dari belakang menarik tali outfitku jatuh ke lengan yang membuat susuku terlihat dengan sempurna, hal ini dilakukan pas mas-mas itu mulai mengelap bagian mobil dekat safety belt. Memek-ku dan memek Diana begitu basah sekali, putting kita juga mengeras, horny-nya ndak ketulungan.

Akhirnya kita maju ke tempat pembayaran, pintu aku buka, dan ada mas-mas siap nerima uang kita. Ketika pintu terbuka, aku mengeluarkan kaki sebelah kanan jadi keliatan ngangkang, memek basahku keliatan jelas, sembari mencari uang di dompet, Diana maju ke arahku dengan lutut bertumpu di kursi mobil, yang mana otomatis tubuhnya membungkuk ke depan memperlihatkan belahan susunya secara jelas, mas-mas itu mencuri pandang melihat ke arah memek dan susu Diana. Setelah selesai, kita meninggalkan tempat pencucian tersebut sambil tertawa atas kegilaan kita hari ini.

Dari situ kita ke public swimming pool, Ko Henry masuk dulu, kemudian nyebur ke kolam renang, aku dan Diana menyusul sementara Ko Henry mengawasi dari kejauhan. Kondisi kolam renang tidak terlalu penuh tapi aku bilang sih lumayan ramai. Diana memakai outfit kemben warna hijau muda yang panjangnya sepusar, di outfit ini susu dan putingnya Diana terlihat jelas, sementara bagian bawahnya memakai celana bikini yang minim sekali dan bertali di bagian kiri, aku menyuruh Diana bagian pantatnya diselipin di lubang anus sehingga pantat semok Diana terlihat seluruhnya. Aku memakai tank top warna putih yang bagian samping kiri dan kanan berbentuk oval ke dalam sehingga tonjolan susuku agak terlihat sementara bagian bawah memakai aku memakai celana bikini mirip seperti milik Diana warna krem dan bertali di kiri dan kanan. Putting kita jadi lebih terlihat ketika masuk ke dalam kolam, dengan kondisi basah membuat susu kita nyeplak, putting lebih terlihat.

Kita berenang seperti biasa, cuek dengan pandangan orang yang tentu saja cowok-cowok banyak melihat ke arah kita. Ketika berenang, beberapa kali kemben Diana melorot bahkan sampai memperlihatkan kedua susunya, dibenerin, gitu lagi, dibenerin gitu lagi. Hehehe dan kita juga baru menyadari bahwa memek kita juga tercetak jelas melalui celana bikini yang kita pakai ini. Setelah beberapa saat berenang, kita lihat kolam jacuzzi kosong, kita naik ke atas, berjalan ke kolam jacuzzi dan berendam. Ketika berjalan, terlihat putting Diana nyaris terlihat, hehehe…

Di kolam ini, tiba-tiba ada cowok join dengan kita, awalnya berendam, lalu ngajak ngobrol, bercanda jayus dan akhirnya ngomong ke kita kalo susu kita keliatan. Kita merespon dengan santai bahwa kita memang jarang memakai bra, padahal ndak pernah make bra. Eh ternyata dia bilang kalo mau lihat susu kita berdua dan kalo berani, dia mau traktir kita di café yang ada di kolam renang ini. Karena niatnya eksib, ya kita iyain aja, nggak apa-apa, juga kita lihat kondisi kolam mulai sepi karena menjelang sore ke malam dan posisi jacuzzi di pojok belakang. Diana menurunkan kembennya, aku menurunkan kedua tali tank top dan menurunkan sampai perut. Kedua susu kita terlihat jelas, dan cowok itu kaget melihat aksi kita berdua, lalu kembali request liat memek kita, dengan sukarela kita lepas tali celana bikini, dan memperlihatkan memek kita. Cowok itu menyelam sembari memakai kaca mata renang, melihat memek kita, ketika mau memegang, kita tepis tangannya.

Kita kembali mengikat tali celana bikini kita, Diana menaikkan kembennya, aku juga menaikkan tank topku tapi aku biarkan talinya sehingga keliatan seperti kemben. Kita naik dari kolam dan bilas lalu janjian ngafe dengan cowok itu tadi. Ko Henry juga sudah standby di café tersebut, sementara cowok itu sudah menunggu juga di bagian pojok café, outdoor dengan kursi sofa setengah lingkaran dan 1 kursi kayu.

Masih dengan outfit yang sama, kita ke arah cowok itu dan duduk di bagian sofa. Dia terlihat kaget dengan outfit kita dan geleng-geleng, katanya baru pertama ini melihat cewek seberani kita. Bahkan dia bertanya apakah beneran kita ndak make daleman, bra dan cd, kita jawab apa adanya. Ketika tali tank topku melorot atau tali kaos basket Diana melorot, dia dapat melihat susu kita dengan jelas juga. Suasana remang-remang dengan bohlam kuning di beberapa spot membuat sikon semakin mendukung, dia nanya ke kita, apa nggak malu, apa nggak takut, kita sih jawab bahwa kita enjoy aja.

Selesai makan, dia bertanya, berani nggak sih lepas outfit kita disini, melihat sikon yang cukup baik, kita langsung menyanggupi tapi tidak dalam durasi yang lama. Diana melepas kaos basketnya, kemudian berdiri sebentar, lalu duduk kembali, cowok itu nunduk melihat memek Diana yang memang lagi ngangkang, sedangkan tubuh atas agak tertutupi dengan meja makan. Kemudian aku menyusul dengan melepas tank topku, menaikkan kedua kakiku ke atas kursi sambil ngangkang, cowok itu bergeser ke arah depanku sementara Diana memakai kembali kaos basketnya. Ketika cowok itu melihat ke arah memekku, aku membuka kedua bibir memekku lebar-lebar lalu memasukkan jariku ke dalam memekku lalu mengeluarkan lagi, duduk agak tegak kemudian memakai tank topku lagi.

Setelah itu kita langsung pamit, cowok itu minta nomor hp kita, tidak kita beri lalu mengajak kita check in ke hotel, kita juga nggak mau, terakhir ajak ke mobil buat coli juga kita ndak mau. Kita tinggal dia dalam kondisi kentang. Hehehe… dimana sebenernya kita juga horny banget. Di dalam mobil kita, liat parkiran yang sepi, akhirnya kita ke kursi belakang, melorotin celana pendek Ko Henry, lalu kita lepas outfit kita bugil, mengulum kontol Ko Henry berbarengan dengan Diana sambil Ko Henry meraba-raba tubuh kita, aku minta Ko Henry memainkan memekku sampai orgasme, begitu pula dengan Diana. Kita ngocokin kontol Ko Henry sampai muncrat dan menjilati spermanya bersama-sama dengan Diana, kemudian lanjut pulang ke rumah Fenty.

Sekian update dari Tim Monica dan Diana. Moga-moga cocok ye… Salam crut…
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd