Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Antara Aku, Kamu, dan Para Pengejarmu

Bimabet
Awal2 ceritanya bagus hu.. Tapi makin kesini makin gak ada emosi nya lagi.. Dikarenakan ada karakter baru, seakan akan si elsa murahan bgt...
Seharusnya lebih fokus tentang (romansa) cara Rudi mendapatkan hati elsa dgn seizin suaminya...
terimakasih atensinya, suhu
...sarannya sangat berharga buat ane...
bakal jadi masukan buat cerita ane
 
Terakhir diubah:
Pov yg pindah pindah bikin agak ruwet si buat gue. Sekedar saran mendjng langsung pov orang ketiga aja.
 
Gak terlalu vulgar kalau dibandingkan dg cerita lain yang ada di sini.
Bahasa kayak gitu udah biasa.
Makasih update-nya
 
Bab 12
Tak Terlampiaskan
(dari sudut Elsa)


Di tengah rasa nikmat itu tiba-tiba ada yang mengguncang-guncang tubuhku. Lumayan mengganggu guncangan itu, padahal tubuhku masih tersentak-sentak seirama hentakan di pinggulku. Aku merasa ada tangan yang memegang bahuku. Jantungku berdegup kencang, aku sulit sekali membuka mata yang masih tertutup. Tubuh ini masih menikmati sisa-sisa pelepasan hasratku, dan aku enggan untuk mengakhirinya.

“Elsa, elsa….hei…bangun sayang, kamu kenapa?” terdengar samar suara berat ditelingaku dan lambat laun suara itu menjadi sangat jelas. Mataku masih berat untuk membuka. Namun guncangan dan suara panggilan itu semakin memaksa aku bangun dari tidurku.

“Mas…mas Luki..”.

Aku berhasil membuka kedua mata ini. Kutenangkan diriku, lalu segera merubah posisi tidurku menjad duduk. Di depanku seraut wajah suamiku menampakan kepanikan. Apalagi ketika mataku berkeliling ke arah ruangan tidurku, merasa aneh dengan perubahan yang seketika. Aku di kamar tidurku sendiri, dan di sini ada hanya ada Mas Luki. Kenapa aku disini, dan bukan di ruang apartement? Dan ke mana kedua lelaki itu?

Masih dengan nafas tersengal, aku bertanya pada suamiku, “dimana mereka?”

“Siapa? kamu mimpi?

Seakan tak percaya aku masih menengok sekelililingku, dan memang benar, kini aku berada di kamar tidurku. Bukan di sebuah apartment. Dan dihadapkan kini bukan Rudi dan Rian, melainkan suamiku yang masih bingung akan apa yang terjadi terhadap diriku. Sekilas kulirik jam dinding, waktu menunjukkan pukul dua malam.

Getaran sisa pelepasan hasratku belum hilang seluruhnya. Masih tersisa sedikit. Sekujur tubuhku basah oleh keringat, entah keringat gerah di ruangan kamar, atau keringat akibat mimpi tadi. Ada yang lain di area seputaran milliku, rupanya di area sana lah suatu rasa yang mendominasi di tubuhku. Oh..aku merasakan seperti baru mengeluarkan cairan air kencingku. Tanpa diraba oleh tanganpun terasa basah area selangkangku.

“Sayang, kamu mimpi apa?”, pertanyaan itu kembali keluar dari mulut mas Luki. Aku bingung menjawabnya karena seketika fikiranku berkata, aku tak boleh jujur. Aku harus berbohong tentang mimpi itu, mimpi aku yang sedang menikmati tubuhku dijamah oleh dua lelaki. Rudi dan sahabatnya Rian yang sedang menggerayangiku, mengoralku, dan parahnya aku pun mengoral salah satu dari mereka. Rasa taku melanda dan segera kupeluk Mas Luki. Dan entah kenapa aku menangis.

“buruk mas…aku takut…”, kencang aku memeluknya. Dan terasa ada yang membelai rambutku.

“hmmm…sudahlah…untung hanya mimpi..”.

“iya, mas….hiks…”. ujarku.

Mas Luki akhirnyapun memelukku. Terasa tangannya membelai belakang rambutku, menenangkan aku yang dilanda rasa tak menentu. Aku ingat-ingat mimpi yang seperti nyata itu, dan sebersit perasaan malu hinggap pada diriku. Di mimpi itu aku seperti menikmatinya, walau ada alasan yang menurutku hanya sebagai pembenaran diri atas sikap penerimaanku.

Mimpi itu seperti nyata. Aku melakukannya dengan kepasrahan total akan disetubuhi oleh dua lelaki. Tubuhku pasrah terbaring di sebuah sofa apartement. Tubuhku digerayangi. Adegan percumbuan aku dan kedua lelaki itu masih tergambar nyata dibenakku. Apalagi adegan dimana aku mengoral milik Rian dan Rudi mengoral miliku secara bersamaan, membuat jantungku semakin berdegup ditengah peluakan aku dan Mas Luki. Hmmmm…

“sudahlah…cuci muka dulu sana, biar agak segar”.

Mas Luki melepas pelukannya dan sedikit mendorong tubuhku. Segera aku beranjak dari tempat tidurku. Baru saja aku berdiri hendak meninggalkan tempat tidur, tangan suamilu meraba area pantatku, “Sayang….kamu ngompol??”

Aku berhenti. Kepalaku menengok ke belakang dan kebawah. Kulihat baju tidurku di bagian belakang basah. Aku meraba kain baju tidurku, dan memang basah. Reflek kuendus tanganku, hmm….tercium aroma khan cairan pelumasku. Bukan aroma pesing air kencing.

“I..iiya mas, aku tadi mimpi buruk sekali. Hingga aku takut, dan terkencing-kencing begini”. Aku berbohong bukan maksud tak mau jujur. Aku memang enggan untuk ku ceritakan mimpiku barusan. Aku harus menjaga perasaan suamiku. Dan segera aku berlalu meninggalkanya.

Di kamar mandi, segera aku lepas celana dalamku. Aku raba area milikku, dan benar adanya. Area itu lengket terasa. Berarti aku tadi mengeluarkan cairan itu. Ini baru aku alami. Dan ini sangatlah aneh. Aku mengalami Squirt, justru ketika aku mimpi. Tubuhku bergidik sejenak, dan otakku kembali tergambar adegan di mimpi tadi. Astaga…masih ingat dibenakku, benda bulat panjang milik mereka, dan milik mereka itu hampir sama ukurannya. Hanya bentuknya mungkin yang berbeda. Dengan membayangkan saja, sudah cukup memantik hasratku. Aku jadi ingin melakukannya. Ya…aku ingin bercinta.

Kembali ke kamar tidurku, aku melihat Mas Luki merebah tubuh di kasur, sambil bermain HPnya. Segera aku buka baju tidurku yang sudah tidak memakai celana dalam dan bra. Baju tidurku ku masukan ke dalam wadah pakaian kotor, dan segera kubuka lemari untuk mengambil baju tidur yang lain. Sebersit keisenganku muncul di kepala. Untuk menggoda suamiku. Dengan menunggingkan pantatku dihadapannya. Sengaja aku lama-lamakan mencari baju tidurku. Menunggu tindakan dari Mas Luki nanti. Namun harapannku tak kunjung datang, dan sialnya terpaksa kuambil Baju tidur itu, dan segera memakainya. Tanpa mengenakan celana dalam dan bra.

Aku membalikan tubuhku, dan aku melihat suamiku masih asik dengan HP nya. Ada kecewa dihatiku, kenapa mas Luki seolah acuh saja. Tidakkah dia berkeinginan yang sama denganku. Sehingga apa yang selama ini aku khawatirkan semakin nyata. Aku khawatir jangan-jangan mas Luki sudah tak ada rasa, semenjak dia menyaksikan secara langsung adegan aku dan Bossnya bercinta, sebulan yang lalu. Namun kembali segera aku tepis kekhawatiran itu. Toh itu semua keinginannya. Toh mas Luki sendiri yang menyetujui kesepakatan itu. Lantas kenapa pula aku merasa khawatir.

Segera aku mendekatkan tubuhku ke tubuhnya, memeluknya sambil melihat benda pipih yang ada ditangannya. Kepalaku kudarakan di dadanya. “Mas..lagi apa?”, tanyaku manja.

“Kamu mandi?”.

“iya…heheh, bau pesing tadi”, kembali aku berbohong.

Mas Luki mematikan Hpnya dan segera memeluk tubuhku.

“ayo tidur lagi”. Katanya.

“Mass…..”.

“iya, aku tau…kamu ingin khan?, tapi aku ngantuk, sayang. Aku baru pulang tadi jam satuan. Kamu sudah tidur. Lagian aneh akh, masa baru mimpi buruk, kamu malah horni?”. terasa kepalaku dengusan nafas mas Luki menahan tawanya.

“hhmm…tidak apa-apa mas,” ucapku dengan sedikit kecewa. Dan kembali pikiranku berkecamuk. Rasa khawatir itu kembali mengganggu. Apakah mas Luki marah? apakah mas Luki cemburu? Atau jangan-jangan mas Luki sedang memikirkan sesuatu? Entahlah…lebih baik aku mengikuti sarannya untuk tidur kembali, walau dengan hasrat yang tak terlampiaskan.

bersambung..

(terimakasih untuk para suhu yang memberikan atensi dan saran-sarannya)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd