Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Apa yang kita cari? (Perjalanan mencari jati diriku)

Thanks lanjutan updatenya @Gladiator66
Sama sama om. Barangkali ada kritik dan saran monggo. Hehe
Makasih updatenya om...

Update itu penting suhu, tp RL jauh lebih penting...
Sehat terus om @Gladiator66 biar kuat di RL n jadi rajin update... :Peace::jempol:
Waduh. Terima kasih suhu. Kata kata suhu akan selalu saya ingat. Tapi saya jadi berpikir. Ternyata ada yang lebih penting dari semua itu. Tidak lain dan tidak bukan. Yaitu Cinta ku pada Dia. Hehehehe:Peace::Peace:
 
AM I CRAZY?
(apakah aku gila?)

Roda siblack membelah aspal pusat kota ini. Kiri kanan ku tampak berjubel kendaraan baik sepeda, mobil pribadi, maupun kendaraan umum seperti bus.

Memang sore hari menjelang malam adalah waktu "rush hour" atau jam sibuknya kota ini. Banyak dari pekerja kantoran atau buruh pabrik pulang dari tempat mereka kerja.

Dea Ananda Mikola

Aku yang sedang membonceng Dea. Melajukan siblack dengan pelan. Sambil masih tenggelam dalam angan anganku bersama Keisha. Sengaja aku mengantarnya pulang setelah dari cafe tadi karena ternyata arah rumahnya satu jalur dengan arah kos ku. (Bagi yang sudah baca part 1 pasti paham).
"Ini langsung pulang atau bagaimana de?". Tanyaku kepada Dea.
"Serah lu deh, gua juga nyantai. Gak buru buru pulang". Jawab Dea sambil masih mengutak atik smartphone di tangannya.
"Emm, keknya enak deh kalo sore sore gini ke pantai. Menikmati senja. Sambil minum es kelapa". Saranku.
Memang, jam jam sore seperti ini aku terbiasa melakukan hal itu ketika aku dikampung. Karena jujur saja, hal yang kusukai adalah senja, Hujan, dan pantai.
Pada masa masa seperti itulah aku menikmati hidup dan selalu bersyukur kepada Tuhan karena masih memberiku kehidupan, yah walaupun dengan keadaan keluarga ku yang tak begitu nyaman bagi sebagian orang.
"Boleh juga tuh saran lu, lama juga gue nggak ke pantai". Ucap Dea mengamini saranku.
Mendengar persetujuan dari Dea, aku segera membelokkan arah siblack ke Utara menuju pantai. Di kota ini ternyata masih tersisa satu area pantai yang mempertahankan tata letak dan suasana pantai layaknya desa ku.
Butiran pasir yang masih bersih, tanaman bakau di sana sini, kelapa yang tumbuh menjulang di antara bebatuan karang, dan kepiting yang berjalan menyamping sering kita jumpai disana.
Bagaimana dengan pantai yang lainnya? Jawabnya adalah tercemar! Limbah rumah tangga menumpuk dengan bau busuk, tembok beton berdiri untuk (yang katanya) "mencegah abrasi", reklamasi demi perluasan daratan menjadi jadi, dan tak luput pula limbah pabrik dari sungai yang bermuara ke laut Utara. Miris sekali bukan?
-============================-​
Kedua tanganku sibuk memegangi es kelapa muda langsung dari buahnya. Tanpa bungkus plastik atau gelas. Begitu juga dengan Dea.
"Slruuuppp, ahhhh". Suara itu spontan keluar dari mulutku setelah meminum es kelapa ini.
"Biasa aja kali minumnya. Udah kayak orang belum minum berhari hari aja lu". Begitulah reaksi Dea mendengar suara spontan ku.
Sambil mengeluarkan rokok Gudang gula milikku dan menyulutnya. Aku menanggapi kalimat Dea "lah kan memang aku belum minum. Berbulan bulan malahan". Jawabku sekenanya.
"Lah lu tadi di cafe juga minum kan?". Tanya Dea. Kedua matanya menatap lurus menikmati senja yang akan tenggelam ini. Rambut sebahu miliknya terurai memanjang ke belakang akibat tertiup angin.
"Kan, minum kopi. Bukan minum kelapa. Kalau minum kelapa mah udah berbulan bulan aku belum". Jawabku mengelak.
"Sa ae lu Bambang". Ledek Dea. Kemudian kami berdua pun diam. Aku dengan rokok disela jari dan Dea dengan es kelapa ditangannya.
Suasana hening ini membuatku semakin tenggelam dalam lamunan. Sesekali aku hisap rokok ku kuat kuat. Kemudian membuang asapnya keudara.
Kurang kerjaan sekali ya orang merokok itu. Sampai Sampai mereka telaten dengan kerjaannya yang cuma menghisap kemudian dibuang lagi. Hisap buang lagi. Hisap buang lagi. Gitu terus. Hahahaha

"Menurut lu sikap ikhlas dan pasrah itu gimana sih za?". Tanya Dea memecah keheningan di antara kami.
Mendengar pertanyaan itu. Aku menoleh kearahnya, sebentar ku tatap matanya lekat lekat. 'kenapa tiba tiba Dea tanya gitu ya?' batinku.
Aku tidak berani bertanya langsung. Takut jika pertanyaan ku nanti menyinggung perasaan Dea.
"Hei za, jawab dong. Malah liatin gua doang sih". Desak Dea menunggu jawabanku.
Kuarahkan pandanganku kedepan, kubuang rokok yang tinggal filternya itu. Kemudian aku mengambil satu batang rokok lagi. Kusulut rokok tersebut dengan memejamkan mata sambil memikirkan jawaban yang pas untuk menjawab pertanyaan Dea.
Setelah rokokku menyala dan satu hembusan nafas penuh asap. Aku pun menjawab pertanyaan Dea tersebut. "Menurutku ikhlas dan pasrah memiliki hubungan satu sama lain. Ikhlas adalah sebuah sikap kerelaan dan kemurnian jiwa dalam melepaskan atau menerima sesuatu. Begitu juga dengan pasrah, sikap pasrah menurutku adalah sikap yang sama sekali tidak mengharapkan hasil dalam melakukan usaha. Didalam sikap pasrah sendiri terdapat unsur keikhlasan. Kerelaan dalam menerima hasil apapun entah itu berakhir baik atau buruk atas usaha kita mungkin dalam teorinya terdengar sangat mudah. Akan tetapi dalam penerapannya sering kali kita gagal. Karena sekali saja kamu berkata 'aku ikhlas' bisa jadi terdapat ketidak ikhlasan dalam dirimu. Sekali saja kamu mengharapkan sebuah hasil. Dan marah dengan hasil yang tidak sesuai dengan harapan mu. Itu sama saja dengan tidak pasrah". Jawabku panjang lebar.
Aih, ngomong apa aku tadi ya? Ah, apapun itu semoga tidak menyesatkan hahaha.

Dea masih terdiam mencerna kalimat dari ku. Sedangkan aku juga terdiam memikirkan ucapanku. Tidak jelas sekali bukan? Aku yang berbicara tetapi aku sendiri yang bingung. Hadehhhh.
Detik demi detik berlalu. Menit demi menit berjalan. Ku biarkan saja Dea tenggelam dalam pikirannya. Sedangkan aku masih santai menikmati rokok gudang gula milikku.
Sejurus kemudian Dea berkata, "pulang yuk, udah malem nih". Memang ini sudah malam. Beberapa menit yang lalu matahari sudah menyerahkan tugasnya kepada bulan untuk menggantikan posisinya dalam menemani manusia.
Akupun berdiri tanpa sepatah kata pun. Kami segera menuju parkiran motorku. Kubayar ongkos parkir ke abang abang penjaga parkir. Kemudian pulang menuju rumah Dea.
-==============================-
"Gak mampir dulu nih?" Tawar Dea kepada ku setelah turun dari siblack.
"Enggak deh, udah malem nih de. Sungkan sama tetangga". Jawabku menolak.
"Yakin? Gamau kenalan sama bokap nyokap gua za?". Pancing Dea agar aku mampir.
"Gausah deh de. Lain kesempatan aja ya?". Jawabku menenangkan Dea agar dia tidak kecewa.
"Yaudah deh, hati hati lu di jalan. Kalo jatuh dari motor berdiri sendiri. Jangan manja". Balas Dea dengan cengegesan.
"Iya iya. Awas aja kamu nanti kalau jatuh ga bakalan aku bantu". Balasku juga dengan nada bercanda.
"Emang tega gak nolongin gue?". Goda Dea.
"Udah ah. Gajadi pulang aku malahan". Ucapku menyudahi obrolan ini.
Kemudian ku double starter motorku dan menjalankannya. "Hati hati za". Teriak Dea sambil melambaikan kedua tangannya.
Akupun hanya membalasnya dengan senyuman.
-============================-​

Aroma kopi menguar masuk kedalam hidungku. Suara tumbukan antara sendok dan gelas kopi menambah ke syahduan malam ini.

Sesampainya di kos tadi. Aku langsung mandi dan makan nasi pecel yang aku beli di perjalanan pulangku dari rumah Dea.

dan disinilah aku. Di dapur kos ku menyeduh kopi untuk menemani sisa malam ini.
Setelah kurasa campuran gula dan bubuk kopiku pas. Akupun melangkahkan kaki ke halaman belakang kos.
Tidak ada orang sama sekali akupun memutuskan untuk duduk di bangku yang terbuat dari kayu dengan cat warna coklat mengkilap tersebut. Bangku yang muat 4 orang tersebut kududuki sendiri. Alhasil, ditambah dengan kecapekanku karena aktivitas seharian tadi, aku pun merebahkan tubuh di bangku ini.
Tak lupa pula kuseruput kopi ku kemudian menyulut rokok milikku.
Setelah beberapa saat. Aku teringat dengan Keisha. 'daripada aku kepikiran gak pasti gini. Lebih baik aku chat saja dia' begitulah batinku.
Akupun mencari cari nama Keisha di kontak tersimpan smartphone ku. Aku scroll dengan teliti untuk mencari nama Keisha.
Tetapi, ketika sampai di kelompok kontak berawalan huruf "K", tidak kutemukan nama Keisha. Akupun kecewa sejadi jadinya. 'apakah Keisha nggak benar benar mencatat nomornya?'.
Berbagai pikiran negatif ber-seliwer-an sambil tetap ku scroll kebawah dengan harapan kutemukan nama Keisha di dalam nya.
Namun nihil, sampai huruf "Z" pun tidak ada nama Keisha, atau Lavina, ataupun Zaida.
Aku yang kecewa kemudian men scroll keatas lagi. 'Wait, wait. Ini nomor siapa ya? Perasaan aku tidak pernah menyimpan nomor dengan nama aneh seperti ini'. Pikirku dalam hati.
Sejurus kemudian tersungging senyuman di bibir ku. Ternyata Keisha menyimpan nomornya dengan nama "ciee, nyariin nomorku ya?". Oh shit, what the f*Ck? Seaneh itu nama yang diberi Keisha? Kalian tidak percaya? Iya. Persis seperti itu nama yang diberi nya.

Setelah selesai dengan acara tertawa ku. Akupun mengirim pesan kepada Keisha.

To : Ciee, nyariin nomorku ya?
From : Reza
"Lain kali kalo ngasih nama yang lebih aneh lagi ya?"

Setelah mengirim pesan tersebut akupun menatap langit yang bertabur bintang malam ini. *Ting* tak beberapa lama smartphone ku berbunyi tanda notifikasi chat.
Dengan senang hati aku membuka smartphone ku. Tapi lagi lagi kecewa menyelimuti diriku. Yang kudapat adalah chat dari Dea.


To : Reza
From : .Dea
Besok siang setelah mata kuliah kita ke sanggar teater. Lu kalo berangkat ke kampus jemput gue ya!

Begitulah pesan dari Dea. 'Nih, bocah udah ngebuat gua kecewa. Nyuruh nyuruh gue pula'. Gumamku sebal.
'eh tapi ini gak salahnya Dea juga sih. Aku juga yang salah. Terlalu berharap dapet balesan dari Keisha'. Ucapku dalam hati menyadari bahwa Dea tidak salah sama sekali.
Ku iyakan saja permintaan Dea itu.
Kemudian kuletakkan lagi smartphone ku. Berbatang batang rokok sudah aku habiskan. Sesekali aku mengecek smartphone barangkali Keisha membalas pesanku. Hufft, segininya ya jatuh cinta itu? Ngopi nggak enak. Rokok gak mantap. Harap harap cemas menunggu balasan.
Daripada bosan begini lebih baik aku memutar lagu. Akupun memutar lagu di smartphone. Entah kebetulan atau tidak lagu yang berbunyi dari smartphone ku adalah lagu John legend yang berjudul all of me.
Bibirku pun ikut bergerak menirukan suara dari John legend. "What's going on in that beautiful mind. I'm on your magical mystery ride. And I'm so dizzy, don't know what hit me, but I'll be alright. My head's under water. But I'm breathing fine. You're crazy and I'm out of my mind. Cause all of me. Loves all of you. Love your curves and all your edges. All your perfect imperfections. Give your all to me. I'll give my all to you. You're my end and my beginning. Even when I lose I'm winning. ‘Cause I give you all, all of me. And you give me all of you". Acara berdendang ku terpotong akibat dering telepon masuk di smartphone.
Tertulis nama 'ciee, nyariin nomorku ya?' di layar smartphone ku. Tanpa ba bi bu, kuangkat telepon tersebut.
"Halo, dengan siapa dimana?". Candaku kepada Keisha. Kali ini rasa gugupku sepenuhnya hilang.
Entah kenapa. Mungkin saja karena nama yang disimpan di smartphone ku tersebut. Tidak nyambung ya? Yah, begitulah ketika jatuh cinta. Semua menjadi tidak jelas. Hahahaha


Keisha Lavina zaida

"Dengan Keisha disini". Ucap Keisha.
"L*Wak black coffee, password-nya?". Canda ku menirukan acara kuis yang sering kulihat di televisi.
Kemudian dengan tawa cekikikannya Keisha menjawab "Kopi nyaman doang. Jadian kagak". Kamipun tertawa bersama sama.

"Eh, ngomong ngomong apa kabar?". Tanyaku melanjutkan obrolan.
"Baru juga ketemu tadi. Udah nanya kabar aja". Jawab Keisha.
Akupun menepuk jidat. "Emm, gimana ya? Walaupun baru ketemu tadi sore rasanya sudah 10 tahun saja kita nggak ketemu". Ucapku ngawur.
Sedangkan Keisha hanya tertawa kecil. Akupun menepuk jidat lagi. Tambah ngelantur gini sih omonganku. Pasti karena pengaruh Harun nih. Mulutku jadi ikut ikutan ngawur kayak dia.
"Gimana? Keren nggak namaku di kontak teleponmu?". Tanya Keisha.
"Nggak keren sih. Lebih ke nge gemesin. Pengen tak cubit aja ginjalmu". Candaku lagi lagi kepada Keisha.
"Lah, mana bisa nyubit ginjal?". Dengan heran Keisha bertanya demikian.
Akupun mencoba membuat kelucuan. " Bisa lah. Orang membuka pintu hatimu dan tinggal di sana saja aku bisa. Apalagi hanya mencubit ginjalmu".
Mendengar jawaban ku yang seperti itu Keisha kembali tertawa.
"Za, malem Minggu besok lu gaada kesibukan apa apa kan?". Tanya Keisha kepadaku.
'Eh, busettt. Belum juga apa apa dia udah ngajak aku jalan aja'. Batinku.
"Nggak ada kok". Dengan penuh semangat perjuangan (iyalah perjuangan. Perjuangan untuk mendapatkan hatinya). aku menjawab pertanyaan Keisha.

"Yaudah malem Minggu besok kamu jemput aku dirumah ya?". Minta Keisha.
Akupun bingung. "Kan aku gatau letak rumahmu kei". Protesku.
"Gampang besok kalau mau kesini aku share location. Udahan dulu ya. Aku ngantuk pengen tidur". Tutup Keisha karena ingin mengakhiri obrolan kami.
"Ya udah iya. See you. Good nite juga. Have a nice dream kei". Ucapku.
"See you too". Keisha pun menjawab Dengan singkat. Setelah telepon ditutup. Aku pun meloncat loncat kegirangan.
Setelah agak capek dengan acara loncat loncat. Kuputuskan untuk menuju kamar tidurku.
Rasanya sudah ngantuk sekali. Kubawa gelas sisa kopi ku tadi.
Sambil berjalan menuju kamar aku kembali menyanyikan lagu John legend lagi. "Cause all of me. Loves all of you". Lantang sekali aku bernyanyi. Tak ku hiraukan sekitarku.
Hingga akhirnya aku membuka sedikit mataku dan ternyata Bu kirana bediri agak jauh dari ku.
Ibu kosku tersebut berdehem untuk menyadarkan aku.
"Ehem, bahagia betul kamu nak Reza". Tegur Bu kirana.
"Eh, Bu. Iya Bu". Jawabku gugup sambil menggaruk-garuk kepala.
"Pasti sedang kasmaran ini". Tebak Bu kirana.
"Ah ibu, enggak Bu. Eh iya Bu".
"Halah, ibu juga pernah seumuran kamu kali za". Tambah Bu kirana.
Kalimat tersebut semakin membuat aku seperti maling yang tertangkap basah. Basah kuyup lagi. Aku hanya diam tak berkutik.
"Yasudah daripada membuat kamu malu. Lebih baik ibu pamit dulu". Pamit Bu kirana kepadaku.
"Eh i, i, iya Bu hati hati dijalan Bu". Pesanku kepada Bu kirana.
"Kamu tuh yang hati hati. Masih muda kok udah nyanyi gajelas kayak orang gila. Besok kamu periksa ke dokter. Siapa tau kamu punya gangguan mental". Panjang kali lebar Bu kirana meledekku sambil berlalu dari halaman kos ku.
"Siap Bu, besok saya akan ke dokter hewan". Jawabku sekenanya. 'ah, Bu kirana ini ada ada aja. Orang jatuh cinta kok dibilangnya gangguan mental'. Batinku. Akupun melanjutkan langkahku kearah kamar kos ku. 'Keisha. Tunggu aku, akan kubawa kan bintang bintang yang bertaburan dilangit malam ini padamu'. Batinku kemudian kulanjutkan berdendang lagu all of me ciptaan John legend.

bersambung
 
Selamat malam agan agan semua. Mumpung RL saya agak senggang. terpaksa saya mengapdet cerita ini lagi.
jadi misalkan kalau saya tidak apdet atau telat apdetnya. Dapat dipastikan RL saya sedang sibuk. Kira kira begitulah. Sekian dari saya. Salam semprott!
 
Barang siapa yang sedang sibuk2nya di dunia nyata tapi sempat kemari bahkan update berarti dia lagi gak sibuk...
Hadis riwayat gus heading
Sehat terus om @Gladiator66 :jempol:
Sepertinya hadits ini dapat dijadikan pedoman hidup om.

Sehat terus juga buat om @DontToMilk

Baik....kakak !!!
:pedang:
Trims update_nyahh...mantabb pisan
Terima kasih kembali om.

Jangan lupa bernafas. Hehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd