Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Apa yang kita cari? (Perjalanan mencari jati diriku)

izin parkir hu, ada sesuatu kah yang dimiliki mas alam ? udah 2 cewe aja yang tiba tiba ditidurin mas alam
jadi penasaran, ditunggu kelanjutannya
 
Untuk suhu suhu sekalian yang sudah menanti Mas alam. Dipastikan nanti malam mas alam akan muncul. Kemarin saya tidak apdet dikarenakan sedang menjalani pelatihan selama sehari kemarin. Jadi tidak sempat menulis. Hehehe
 
The other side of my world.
(Sisi lain duniaku)


Aku turun dengan kepuasan yang tak terhingga. Semua itu berkat saran Dea. Sepertinya setelah ini aku akan berterimakasih dengannya.

Didepan panggung. Band lokal masih melanjutkan beberapa musik yang menghibur semua orang. Aku mencari kerumunan teman temanku. Setelah menyibak dan menerobos lautan manusia ini. Akhirnya aku berhasil menemukan Harun karena tinggi Harun diatas rata rata. Aku terpaut sekitar 5 centi lebih tinggian Harun. Andri memiliki tinggi jauh dibawah kami. Sekitar 168cm Beda 12 centi denganku.


"Dea, makasih sarannya tadi". Ucapku berterima kasih kepada Dea.

Dea Ananda Mikola
"Hah? Perasaan gue ga nyaranin apa apa deh". Dea kebingungan dengan apa yang aku katakan. "Itu, yang kamu bilang menambah sesuatu yang biasa dengan sesuatu yang tidak biasa itu". Kataku mencoba mengingatkan Dea. "Ohh yang itu. Gue ga ngerasa ngasih apa apa ke elu za". Jawab Dea.

"Gila lu za. Sampe punya pemikiran kayak gitu". Respon Harun terhadap penampilanku tadi.
"Kita kita ngiranya lu ga tampil". Tambah Vira

Elvira Sagita Mawarni

"terimakasih sama gue lu. Gue yang buat Lo jadi pusat perhatian" celetuk Andri. Padahal dia murni berniat iseng saja. Tidak ada niatan seperti yang dia ucapkan barusan. "Yeee. Ngapain Reza terimakasih sama elu. Ga guna". Canda Harun. Akupun hanya bisa diam. No comment.

Tepat pukul 10:30 malam acara malam keakraban selesai. Semua peserta dipersilahkan untuk pulang. Akan tetapi tiba tiba perutku terasa mules. Akupun menuju ke toilet setelah menyuruh teman temanku pulang terlebih dahulu.


Didalam toilet aku langsung duduk di WC dan menyalakan 1 batang rokok. Rasanya nikmat sekali BAB sambil ngerokok. Itu adalah salah satu kebiasaan ku.


Hufft, lega rasanya. Perut sudah tidak rewel lagi. Akupun memutuskan berjalan jalan dulu mengelilingi kampus untuk lebih mengenal setiap sudut dari kampus.

Kegiatan berkeliling ku berakhir di kantin. "Sudah malam masih ada yang buka ya?". Tanya ku pada diri sendiri. Akupun memesan kopi disana dan kemudian ngopi di kantin untuk melepas penat sejenak.


Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Sebentar lagi hari berganti. Akupun segera membayar kopi dan menuju parkiran untuk pulang. Berjarak sekitar 3 meter dari gerbang kampus terlihat seorang perempuan berdiri. Akupun mencoba menawarinya tumpangan.


Setelah dekat dengan Perempuan itu aku mencoba menawarkan tumpangan. "Mbak, mau pulang?".

"Eh, kak Nara. Kok sendirian. Kak Anto kemana?". Aku melanjutkan kalimatku setelah menyadari bahwa perempuan tadi adalah kak Nara.

Nara Trisha Krishnan

"Eh Reza. Gatau Anto tadi kemana. Sehabis dia ngajak turun tadi dia pergi. Sampe sekarang nggak keliatan batang hidungnya". Jawab kak Nara enteng.
"Kakak mau kemana? Aku antar mau?".
"Kamu kok baru pulang za? Habis dari mana saja?". Tanya kak Nara sambil naik keatas jok belakang siblack.
"Habis keliling kampus tadi. Adaptasi sama suasananya". Jawabku sambil melajukan motor pelan. " Ini kearah mana kak?".

"Kamu lurus aja nanti pertigaan yang ada rumah tingkat tiga di sisi kanan kamu belok kiri. Sekitar 200 meter setelah belok Sampek". Dengan detail kak Nara menunjukkan arah. "Rumah pagar hijau didepan stop ya". Kak Nara memberitahuku untuk berhenti.

Akupun menghentikan laju siblack tepat didepan rumah berpagar hijau ini. "Masuk dulu za". "Gausah kak udah malem gaenak sama orang tua kakak". Aku menolak secara halus tawaran kak Nara.
"Orang tua ku gak tinggal disini za, aku ngontrak disini. Orang tua ku dikampung. Lagian ada beberapa hal yang mau aku omongin ke kamu". Paksa kak Nara.
"Yaudah deh kak". "Nah, gitu dong. Motornya masukin aja". Akupun memasukkan motorku.

"Duduk za, mau dibuatin minum apa?". Segera setelah membuka pintu kak Nara mempersilahkan aku duduk. "Emmm, kopi deh kak kalo ada". pintaku
"yaudah tunggu dulu ya, sekalian mau mandi sama ganti baju". Akupun menunggu kak Nara sambil duduk diruangan ini. Kepalaku tak henti hentinya bergerak. Memandangi setiap detail langit langit, tembok dan lantai ruangan ini. Tak ada yang spesial. Hanya beberapa gambar lukisan tergantung disana. Tidak ada foto milik kak Nara.

Tak lama kak Nara kembali dengan memakai kaos putih lengan pendek dengan celana training. Kedua tangannya memegangi nampan berisi dua gelas kopi, satu mangkuk kosong dan tisu.

"Nih kopinya diminum. Kalo mau ngerokok. Abu sama puntungnya dibuang di mangkok ini ya". Perkataan itu lah yang membuat aku paham kenapa kak Nara membawa mangkok kosong. Untuk tisu nya aku masih belum mengerti untuk apa.

"Iya kak. Terimakasih. Saya izin merokok dulu ya". Ucapku sambil mengeluarkan rokok milikku.

"Eh, za korek milik kamu kok unik gitu. Beli dimana?". Mata kak Nara berbinar binar melihat korek api milikku. Kemudian ia merebutnya dariku segera setelah rokokku menyala.

"Ini korek pemberian kakek kak. Kakek buat sendiri". Mendengar jawabanku kak Nara hanya mengangguk angguk sambil membentuk mulutnya seperti huruf O.

Setelah beberapa hisapan rokok dan mencicipi kopi. Dengan malu malu Kak Nara memulai angkat bicara "za, kamu gak penasaran gitu apa yang aku rasain Sampek aku berani seperti tadi?". "Yang mana kak? Yang di lantai tiga tadi?". Aku mencoba menyebutkan kejadiannya secara terperinci. Kak Nara hanya mengangguk kecil.

"Memangnya apa yang sebenarnya terjadi?". Tanyaku agar kak Nara tidak kecewa. Karena sepertinya sejak awal memang kak Nara memancingku untuk bertanya demikian.

"Sebenarnya aku memiliki kelainan nafsu. Yaitu aku akan merasa horny atau turn on ketika melihat seseorang yang sedang serius. Akan tetapi hal itu tidak terjadi kepada sembarang orang. Ini terjadi hanya kepada mantanku, Anto, dan kamu za yang terakhir ini. Makannya tadi aku sampai lepas kontrol. Karena aku udah gatahan".

Mendengar jawaban kak Nara. Akupun merasa terheran heran. "Benarkah ada hal yang seperti itu kak?". Tanyaku lagi.
"Ini, buktinya ada, dan tidak terjadi satu atau dua kali. Ini terjadi setiap Anto serius. Menurut ilmu medis pun ada, ada beberapa yang turn on hanya dengan melihat orang melakukan hubungan seks contohnya". Ucap kak Nara meyakinkan aku.

Sampai sampai aku tenggelam dalam pikiranku.
'hah? Seriusan beneran ada ya itu? Sepertinya aku saja yang terlalu polos di dunia ini. Masih banyak rahasia yang tersimpan di dunia ini. Semoga saja akan terbuka suatu hari nanti. Sehingga aku tak kebingungan bahkan merasa kaget dan heran seperti sekarang ini'. Ucapku dalam hati.

"Ihhh, rezaaaa. Kamu kok serius gini sihhh. Kan aku jadi turn on lagi". Kak Nara bersuara dengan manja sambil bergelendotan di bahuku.
Aku yang sedang berbicara dengan diri sendiri pun tersadar. Kedua nenen kak Nara menempel dibahuku. Seakan akan bahuku tepat berada ditengah tengah bukit kembar itu. Menjadi pemisah antara yang kiri dan kanan.
'Bangsatt, baru gini aja empuk banget. Apakah ini kedua kalinya aku akan menyentuh tampungan ASI wanita? HItung hitung untuk pengganti tadi seks di kampus tidak sempat memegang. Bagaimana sempat. Orang kak Nara tadi yang menguasai permainan' batinku.
Segera aku menepis pemikiran yang kotor ini dan mematikan rokok di dalam mangkuk. "Reezaaaaa". Panggil kak Nara dengan nada manja yang dinaik turunkan.
Mendapat panggilan seperti itu. Menjelang dini hari ini. Membuat Dede bangun dari tidur panjangnya. Eh, belum panjang sih. Baru 6 jam tadi Dede tidur. Celana yang kupakai mencetak jelas bentuk Dede.
Kulirik kak Nara, ia juga sedang melirik punyaku. Segera kak Nara mengelus elus Dede dari luar celana dengan tangan kanannya.
Aku mendesis mendapat perlakuan seperti itu.

Tak lama kemudian tangan kiri kak Nara menarik wajahku untuk menoleh kearahnya. Setelah berhasil ia segera menciumi seluruh wajahku. Bibirku pun tak luput dari ciumannya.
Namun ketika ia mencium bibirku. Aku dengan senang hati membalas ciuman kak Nara. Kami bergantian saling menyedot ketika salah satu bibir kami masuk kedalam mulut pasangan. Tak segan segan kami bertukar air liur.
Ini benar benar pengalaman baruku dalam bercinta.

Tidak puas dengan berciuman dan mengelus Dede ku dari luar. Kak Nara mendorong tubuhku hingga terlentang di sofa. Ia tarik keatas kaosku.

Kemudian ia mulai menciumi kembali seluruh wajah. Kemudian turun dileher. Ketika sampai dibagian leher. Kak Nara menjilati setiap permukaan leherku. Sensasi geli geli bergairah kurasakan. Aku mencoba untuk membalasnya. Namun tubuh kak Nara menahan ku untuk tetap diam.

Kak Nara melanjutkan perjalanan lidahnya kearah dadaku. Tak luput puting kanan dan kiri ku ia hisap kuat kuat, kemudian kak Nara turun kebawah perut dan melorotkan celana sekaligus celana dalamku.

Setelah terlepas berdirilah Dede ku dengan tegak mengacung keatas layaknya tiang bendera upacara. Kak Nara pun segera mengemut dede-ku ini. "Hihihi, kepada tiang bendera upacara. Hormaattt grakk". Canda kak Nara disela sela emutannya yang membuatku selalu merasa tak ingin sesi ini cepat berlalu.

Sekuat tenaga aku menahan agar aku tidak cepat keluar. Ditambah lagi malam ini kak Nara lagi lagi ingin menguasai permainan. Metode yang sama ia lakukan persis seperti yang dilakukan kak Nara di kampus tadi. Mengemut, menyedot, berhenti beberapa saat untuk tidak menggerakkan kepala ketika Dede ku masuk mentok di tenggorokan kak Nara, dan dengan tetap mengocok bagian bongkah Dede ku.


"Udah yah zaaa, langsung ke menu utamanya aja. Aku udah ngga tahan". Pinta kak Nara segera setelah ia melepas Dede ku dari mulutnya.

Kak Nara membuka semua bajunya sendiri, tanpa bantuanku. Kak Nara melepas semua banjunya dengan melenggak lenggokkan tubuhnya.

Setelah semuanya terlepas. Kak Nara langsung mengangkangi tubuhku. Ia masukkan Dede ku kedalam memeknya.

(Kalian pasti heran kenapa aku bisa ngomong kasar sekarang. Itu semua kudapatkan dari kata kata kak Nara. Menggunakan kata kata itu ketika having sex justru malah menambah gairah seksual ku. So, don't judge me okay?)

Pelan tapi pasti kak Nara memasukkan Dede ku. Kupandangi wajah kak Nara. Sedikit terlihat seringai akibat rasa sakit penetrasi Dede.

Namun itu tak menghentikan nafsu kak Nara yang semakin memuncak. "Akhuuu selaluh suka zaahh, setiap mpfhh, kontol kamu masuk kesinih". Sempat sempatnya kak Nara berbicara ketika situasi yang selalu membuat mendesah ini.

Aku hanya diam tak menjawab. Aku sedang memejamkan mata setelah Dede berhasil menyibak memek kak Nara. Setelah beberapa detik saling menikmati posisi ini. Kak Nara mulai menggerakkan tubuhnya naik turun. Buah dada miliknya naik turun tak karuan. Aku yang ingin meremas nenen kak Nara tertahan oleh kedua tangannya.

Ia menyuruh ku hanya diam dan menurut. "Ahhhhhh, zaahhh ihhhh, fuuuckkk, ahhh". Desah kak Nara liar. Kotor juga mulut kak Nara ini. Tapi hal ini justru membuat kak Nara semakin bersemangat menggenjot tubuhnya.

Setelah sekitar 20 menit kak Nara semakin beringas. Tanda ia akan orgasme pun terlihat.
Aku yang memang sejak foreplay mendapat Blow job dan deep throat seperti itu membuat pertahanan ku juga ingin jebol. Akupun hanya berusaha menahannya sambil menunggu kak Nara orgasme nya terlebih dahulu. "Uaahhhhhhh, Rehhhhh..... Zaaghhhh. Aakhhh". Kak Nara memekik suaranya akibat orgasme yang ia dapat.
Ia menjerit sambil merebahkan tubuhnya bersebrangan denganku. Membuat Dede tercabut. Akupun segera bangkit dan mengocok dedeku sendiri. Setelah 5 kocokan Dede pun mengeluarkan spermanya. Aku menumpahkan semua sperma milikku ke sekujur badan kak Nara.
Kak Nara hanya terbaring pasrah. Akupun segera beralih ke sofa yang hanya muat satu orang di samping kak Nara. Aku mengatur nafasku sambil menikmati sisa sisa orgasme. Nampaknya kak Nara juga begitu. Apalagi sedari tadi kak Nara lebih aktif ketimbang aku yang hanya rebah dan menikmati nya.
"Nih kak tisu". Aku mengambil beberapa tisu yang ada di atas meja.

Separuh kesadaranku hilang. Aku terlelap di kursi ini. Namun di setengah sadar ini kulihat kak Nara membawa botol minuman dingin.

Dengan masih telanjang kak Nara duduk dipahaku. Hal itu membuat kesadaranku kembali seutuhnya.

Ia meminum setengah botol air itu dihadapan ku. Sensual sekali bukan? Hal itu membuat aku juga ingin minum.
Aku menelan ludah melihat kearah botol dingin itu.
Kak Nara hanya melirikku sebentar. Kemudian ia fokus lagi meminum air itu.

Anehnya, air itu tidak berkurang sama sekali semenjak kak Nara melirikku. Ternyata kak Nara sama sekali tidak meminum airnya. Kak Nara hanya pura pura meminumnya. Sial, ia mengerjaiku.

Menyadari hal itu aku langsung mengarahkan mulutku ke salah satu buah dadanya. Iseng saja aku ingin membalas kejahilannya.

Kak Nara yang kaget reflek berdiri dan menjauh dari ku. Kami tertawa dengan riangnya.
"Minta airnya dong kak". "Ambil sendiri tuh didapur. Manja bener" tunjuk kak Nara ke arah dapur.

akupun segera menuju dapur dan mengambil 1 botol yang tertata rapi dipintu kulkas. Setelah menenggak 1 botol penuh.

Akupun kembali ke ruang tamu. Hempasan tubuh ku di sofa mengundang kak Nara untuk duduk di pahaku. Persis seperti tadi. Ku dekati lagi nenen kak Nara.

"Ihh, udah minum juga. Masih aja haus". Mendengar kalimat itu aku menghentikan kegiatan nenenku.

"Bukan haus kak. Penasaran sama bentuknya ini loh".

"Yasudah kamu nginep sini aja. Nanti tak kasih minum ini semalaman". Goda kak Nara sambil menunjuk buah dadanya.

Tanpa menjawab aku langsung membopong kak Nara. Seakan tau maksudku kak Nara menunjuk sebuah pintu "Sebelah situ kamarnya". Tanpa basa basi aku membopong kak Nara menuju kamarnya. Untuk mantap mantap semalaman. Adegan kali ini tak akan kuceritakan kepada kalian. Biar jadi rahasiaku dan kak Nara. Hahahahaha
 
Akhirnya setelah berkutat dengan laptop saya mulai dari jam 7 malam tadi. Selesailah sudah tulisan saya. Sebenarnya jam 9 tadi sudah siap untuk di apdet. Tapi baru sempat sekarang. Jadi maafnya sudah membuat suhu suhu sekalian menunggu. Hehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd